bab ii tinjauan pustaka a. radio sebagai media komunikasi ... · dan non verbal. komunikasi verbal...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Radio Sebagai Media Komunikasi Massa Komunikasi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik dengan maksud agar mengerti, maupun dapat berubah tingkah lakunya. lambang-lambang yang digunakan dalam komunikasi dapat berbentuk verbal dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mengandung lambang bahasa, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan lambang-lambang yang bukan bahasa,seperti isyarat menggunakan alat, gambar, dan lain sebagainya. Effendy (1990:7) Komunikasi massa ialah komunikasi yang menggunakan media massa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun media elektronik (televisi, radio) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan. Pesan pesannya yang bersufat umum, dan disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Mulyana (2005:75) Sama halnya dengan media massa lainnya, radio juga pada dasarnya mempunyai fungsi. Seperti yang diungkapakan oleh Effendy bahwa radio siaran mempunyai 4 fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi penerangan 2. Fungsi pendidikan

Upload: trinhtram

Post on 18-Aug-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Radio Sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi adalah proses penyampaian lambang-lambang yang

mengandung makna yang sama oleh seseorang kepada orang lain, baik

dengan maksud agar mengerti, maupun dapat berubah tingkah lakunya.

lambang-lambang yang digunakan dalam komunikasi dapat berbentuk verbal

dan non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang mengandung

lambang bahasa, baik lisan maupun tulisan. Komunikasi non verbal adalah

komunikasi yang menggunakan lambang-lambang yang bukan bahasa,seperti

isyarat menggunakan alat, gambar, dan lain sebagainya. Effendy (1990:7)

Komunikasi massa ialah komunikasi yang menggunakan media

massa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun media elektronik

(televisi, radio) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang

dilembagakan. Pesan pesannya yang bersufat umum, dan disampaikan secara

cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Mulyana (2005:75)

Sama halnya dengan media massa lainnya, radio juga pada dasarnya

mempunyai fungsi. Seperti yang diungkapakan oleh Effendy bahwa radio

siaran mempunyai 4 fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi penerangan

2. Fungsi pendidikan

3. Fungsi hiburan

4. Sarana propaganda

Sekalipun radio siaran bersifat auditif, yang hanya bisa

didengarkan,tapi bukan berarti radio siaran tidak bisa menjalankan fungsinya

sebagai media penerangan. Radio dianggap sebagai media yang mampu

menyiarkan informasi yang amat memuaskan walau hanya dilengkapi dengan

unsur audio. Radio siaran dapat menjalankannya dalam bentuk siaran berita,

wawancara, talkshow dan lain-lain.

Sebagai media pendidikan, radio siaran merupakan sarana yang

ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan khalayak secara meluas dan

serempak. Sebagian alokasi waktu siaran juga diisi oleh acara-acara hiburan

bisa berupa musik maupun drama radio. Radio siaran juga merupakan sarana

propaganda, bisa terlihat dengan banyaknya pemasang iklan yang memilih

radio siaran sebagai sarana pemasangan iklannya.

Penyampaian pesan melalui radio siaran, berbeda dengan

penyampaian pesan melalui media massa lainnya. Komunikator yang

menyampaikan pesan kepada komunikan melalui radio siaran harus dapat

mengkombinasikan unsur-unsur penting dalam meningkatkan efektivitas pada

siaran radio, yaitu sound effect, musik, dan kata-kata sehingga dapat diterima

dengan baik oleh komunikan yang bersifat heterogen aktif, dan selektif, agar

komunikasi yang dilakukan oleh komunikator berjalan efektif dan

efisien. Effendy (1993:137-138)

Radio juga memiliki karakteristik sebagai media massa, yaitu:

Riswandi (2009:2-3)

1. Publisitas artinya disebarluaskan kepada publik, khalayak atau

orang banyak. Siapa saja yang bisa mendengar radio, tidak ada

batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.

2. Universitalitas pesannya yang bersifat umum, tentang segala aspek

kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga

menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya

adalah orang banyak.

3. Periodisitas artinya siaran radio bersifat tetapatau berkala, misalnya

harian atau mingguan. Misalnya 19 jam sehari, mulai pukul 05.00

sampai pukul 24.00.

4. Kontinuitas artinya siaran radio berkesinambungan atau terus

menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.

5. Aktualitas artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru, seperti

informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya.

Aktualitas juga berarti adanya kecepatan penyampaian informasi

kepada publik.

Dibandingkan media massa yang lainnya, radio memiliki kelebihan dan

kelemahan, yaitu sebagai berikut :

1. Menjaga Mobilitas

Menjaga mobilitas pendengar agar tetap tinggi. Dapat didengar

tanpa harus menghentikan aktifitas. Seperti sambil mengemudi,

memasak, belajar, dan lain lain.

2. Sumber Informasi Tercepat

Menyebarkan informasi secara seketika, dibanding televisi dan

media cetak.

3. Bersifat Auditif

Bersifat auditif menjadikan proses dan biaya operasional lebih

murah. Di sisi lain, komunikasi dengan suara membangun

keintiman dengan pendengar.

4. Menciptakan “Theater Of Mind”.

Kekuatan imajinasi dari komunikasi suara mampu mengidentifikasi

suasana dan situasi materi siaran.

5. Komunikasi personal

Menciptakan keakraban dan keintiman antar media dan khalayak.

Menciptakan ikatan kebutuhan dan ketergantungan keduanya

semakin kuat.

6. Murah

Biaya penyelenggaran siaran murah, radio penerima juga murah,

dan khalayak tidak perlu membayar untuk mendengarkan radio.

7. Distributor Massa

Menjadi distributor informasi informasi, edukasi, dan hiburan yang

simultan. Bahkan bisa disimak oleh banyak pendengar sekaligus.

8. Format dan Segmentasi Tajam

Radio sekarang semakin mempertajam format siarannya. Dengan

ini, radio mudah membentuk citra diri, sehingga identitasnya

mudah ditengarai khalayak.

9. Daya Jangkau Luas

Teknologinya dimungkinkan mampu mengatasi hambatan-

hambatan geografis, cuaca, dan sistem distribusinya.

10. Menyentuh Kepentingan Lokal dan Regional.

Meski bisa menjangkau lintas benua dan samudera, namun

umumnya siaran radio bersifat lokal dan regional saja. Namun

justru dengan ini radio bisa mengidentifikasi kebutuhan khalayak

pendengar secara jelas dan pasti.

Adapun kekurangan radio sebagai berikut :

1. Selintas

Ini kelemahan utama radio. Seluruh materi siaran tidak terdokumentasi

oleh khalayak pendengar. Bandingkan dengan media cetak yang bisa

dibaca pada kesempatan apapun dan bisa ditunda pembacaannya.

Kelemahan ini menjadikan radio hanya bisa didengarkan pada saat

mengudara. Pendengar tidak bisa meminta materi siaran diulang.

2. Hanya Suara

Meski suara adalah keunggulan, tapi juga merupakan kelemahan, terutama

karena tidak bisa menjelaskan gambar, grafik data, atau hal yang lainnya.

3. Anti Detail.

Akibat sifatnya yang auditif dan selintas, radio tidak bisa menyajikan

secara detail. Bayangkan radio menyiarkan jejeran angka atau hal-hal

teknis yang lainnya. Tapi anti detail bukan berarti tidak bisa menyiarkan

sesuatu secara dalam, sebab radio dimungkinkan untuk menyajikan

sesuatu dari tinjauan analisis, prediksi atau ulasan latar belakang. Riswandi

(2009:3-5)

Pembagian Format Radio menurut Pringle dkk.,(1991:124)

Format

Radio

1. Adult Conemporary 7. Country

2. Album Oriented Rock 8. Jazz

3. Beautiful Music 9. Middle Of Road

4. Classical 10. Nostalgia

5. Contemporary Bit Radio 11. Oldies

6. Classic Rock 12. Urban

Contermporary

1. All News

2. All Talk

3. News talk / talk news

1. Etnik

2. Agama

3. Campuran

Khusus

Informasi

Musik

B. Focus Of Interest

Scriptwriter, sesuai artinya adalah orang yang bertugas menulis naskah

siaran untuk dibacakan sang penyiar. Secara umum, deskripsi kerjanya

adala membuat naskah siaran yang dibutuhkan selama program acara radio

berlangsung. Sebagai contoh unuk program acara resensi buku, sang

scriptwriter yang membuat garis besar isi buku, secara tertulis. Atau dalam

program acara musik, scriptwriter yang bertugas mencari dan menulis

informasi tentang profil artis atau musisi yang lagunya akan diputar,

informasi album terbaru artis atau musisi, atau gosip seputar artis atau

musisi tersebut. Untuk program acara teknologi misalnya, sang

scriptwriter juga yang membuat informasi tentang teknologi. Begitu pula

untuk program acara kesehatan, menulis informasi seputar kesehatan, dan

seterusnya. Pendeknya, scriptwriter bertugas menulis naskah yang

dibutuhkan sesuai program acara yang berlangsung. Ningrum (2007:48)

Dalam menulis naskah radio, harus kita sadari bahwa kita bukan akan

berceramah di depan orang banyak yang sedang berkumpul, melainkan

akan berbicara kepada orang-orang secara individual yang berada

dirumah-rumah.

Apapun yang kita buat untuk radio siaran, dalam imajinasi kita ialah

bahwa yang akan menikmatinya adalah orang atau keluarga yang terdiri

dari beberapa orang saja yang sedang duduk di rumahnya masing-masing.

Apakah suatu naskah sifatnya penerangan atau pendidikan, gaya

tulisannya jangan seolah-olah menggurui pendengar. Penyiar bukan

“berbicara kepada pendengar”, melainkan “berbicara dengan para

pendengar”. Kita tidak boleh lupa kalau pendengar terdiri dari orang-orang

yang berlainan dalam pendidikan dan kebudayaannya, dalam

kedudukannya, dalam keahliannya, dan lain sebagainya.

Karena itu gaya tulisannya, sekali lagi jangan bersifat menggurui,

melainkan dengan gaya obrolan dengan tema yang umum dengan kata-

kata dan istilah yang dikenal sehari-hari.

Segalanya harus jelas, sebab orang yang “diajak bicara” tidak akan bisa

bertanya, andai kata pendengar tidak memahami sesuatu istilah. Karena itu

harus dibuat organisasi karangan yang memungkinkan para pendengar

mengikutinya dengan setia dari permulaan sampai habis jika pendengar

kebingungan oleh kalimat yang satu dengan yang lainnya, maka ia akan

segan mendengarkan suatu uraian lebih lanjut. Effendy (1991:88-89)

Unsur-unsur radio siaran adalah kata-kata, musik dan efek suara.

Dalam dramatisasi acara siaran, unsur-unsur musik dan efek suara

memegang peran yang sangat penting dalam mendukung unsur kata-kata,

sehingga apabila ketiga unsur ini dipadukan secara tepat, dampaknya

kepada para pendengar sungguh luar biasa.

Dramatisasi sendiri adalah kegiatan menangani sebuah kisah atau

cerita menjadi dramatis dalam arti kata menampilkan reaksi orang. Cerita

ini bersifat pengutaraan peristiwa. Yang terpenting dalam dramatisasi

adalah keselarasan dan keindahan kalimat. Effendy (1991:90-91)

Di dalam pra produksi, peran penulis naskah juga bermanfaat untuk

penyiar, salah satunya mempermudah penyiar dalam menyampaikan

informasi kepada pendengar. Dalam membuat naskah tersebut,

scriptwriter harus bisa membuat naskah yang dapat dipahami oleh

pendengar, adapun beberapa prinsip menulis naskah radio, yaitu :

1. Untuk Bicara

Segala sesuatu yang diproduksi oleh radio, elemen utamanya adalah suara.

Jadi apapun sumber dan wujud materi siaran radio, muaranya selalu

berupa presentasi suara, bukan gambar. Karena itu karakter komunikasinya

hanya pada “Komunikasi Lisan” atau “Komunikasi Tutur”. Jadi, konsep

penulisannya pun harus bertolak dari naskah bercorak “Bicara” bukan

“Tulis”. Dianjurkan juga, untuk menggunakan kalimat dan kata yang

mudah dimengerti, yaitu yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.

2. Komunikasi Langsung

Alur penulisan di radio harus bersifat langsung. Pengertian langsung di

sini, segera menuju pokok permasalahan. Alur yang berbelit-belit sangat

tidak menguntungkan untuk radio. Khalayak pendengar akan merasa

gerakan komunikasi jadi lamban dan tidak menarik. Komunikasi yang baik

adalah komunikasi yang akrab, berupa suara. Karena itu kesegaran

menjadi kunci utama penulisan naskah radio.

3. Individu ke individu

Pola komunikasi radio siaran adalah hubungan antar individu, meskipun

pelaksanaan siaran radio ditunjukan kepada orang banyak secara serentak.

Tapi karena tampilan auditifnya membuat radio bercitra medium

komunikasi personal. Terasa komunikasi penyiar, reporter dengan

khalayak pendengar menjadi komunikasi langsung antar individu

komunikator dan komunikan. Untuk mencapai keakraban berkomunikasi :

i. Hindari tulisan seperti pidato tertulis

ii. Bunyi tulisan harus membangun suasana “informal”.

iii. Tulisan harus mengesan suasana yang bersahabat, karena

itu hindari penulisan yang “menggurui”

iv. Tulisan yang komunikatif secara personal bukan berarti

harus bertele tele. Tentukan ntuk tetap ringkas dan padat

harus dipenuhi.

4. Sekali ucap, langsung dimengerti.

Karena berkarakter selintas, maka apabila dalam menyampaikan pesan

tidak jelas ditangkap oleh khalayak pendengar dalam sekali ucap, maka

pesan tidak akan sampai. Untuk itu kunci yang harus dihayati oleh penulis

naskah di radio, “clarity has top priority”. Untuk mencapai tulisan yang

sekali ucap langsung dimengerti :

a. Rumusan kalimat dan pernyataan secara sederhana. Jika

menyampaikan ide dengan kalimat yang sulit dicerna, dikuatirkan

kalimat berikutnya sudah tidak bisa ditangkap oleh khalayak

karena sedang sibuk memikirkan kalimat yang tidak jelas tadi.

b. Kalaupun Inforasi harus dituliskan dalam kalimat yang panjang,

jangan paksakan diri untuk menjelaskannya dalam kalimat yang

panjang. Sebab informasi tersebut bisa dijabarkan dalam beberapa

kalimat.

c. Biasakan untuk tidak menjejalkan seluruh data di satu kalimat.

Jadikan satu ide satu kalimat.

5. Radio hanya suara

Elemen kata dan kalimat merupakan jembatan antara penulis naskah

dengan khalayak pendengar. Namun, karena produksi radio hanya suara,

maka gangguan-gangguan dalam proses penyerapan suara juga

besar.keleahan karakteristik suara dan gangguan dalam proses komunikasi

bisa diperkecil dengan :

a. Gunakan kata yang tepat dan mengandung arti konkrit.

b. Hindari hal-hal yang abstrak dan sulit dilukiskan dengan kata-kata.

c. Jangan menggunakan kata-kata yang bunyinya saling berbenturan.

Perkaya dengan kata-kata lain yang menjadi padanannya. Misalnya

pada kalimat bangunan itu dibangun oleh perusahaan bangunan

lokal, lebih baik jika menggunakan kalimat gedung itu dibangun

developer local.

d. Hati-hati dengan kata-kata yang bunyinya hampir sama tetapi beda

arti. Seperti ronde dalam pertandingan tinju dengan ronde dalam

arti jenis minuman.

Akibatnya, penulisan naskah radio harus juga mempertimbangkan pola

komunikasi individu ke individu ini. Tulisan yang tidak beratmosfir

komunikasi antar individu, pasti tidak cocok untuk radio. Karena tidak

tercipta “sambung rasa”nya. Maka untuk mencapai keakraban komunikasi

personal ini,

a. Hindari bentuk tulisan seperti pidato tertulis. Karena menulis di

radio memang bukan “Orasi Spektakuler”.

b. Bunyi tulisan harus seperti orang berbicara pada umumnya..

c. Tulisan harus mengesankan suasana yang bersahabat. Untuk itu

jangan ada kalimat-kalimat yang “menggurui”.

d. Tulisan yang komunikatif secara personal, bukan berarti harus

bertele-tele berputar atau menghamburkan kata dan kalimat.

Tuntutan untuk tetap ringkas dan padat harus dipenuhi

Patokan yang penting bagi sang scriptwriter dalam membuat

tulisan-tulisannya adalah menonjolkan image stasiun radionya. Sebagus

apapun tulisannya jika tidak sesuai dengan ciri stasiun radio, tulisan itu

tidak ada gunanya. Untuk radio anak muda misalnya, gaya bahasa yang

ditulis adalah bergaya “anak muda”, santai, boleh menyelipkan “bahasa

gaul” atau yang sudah biasa dikenal di kalangan anak muda. Informasi

yang dibuat seputar ‘dunia anak muda’, apa yang dibutuhkan, dipikirkan

dan dibicarakan ‘anak muda’ masa kini. Informasi tentang musik, film,

gosip artis, tema pergaulan, cinta, sekolah, dan gaya hidup adalah yang

perlu bagi radio anak muda.

Proses kerja untuk naskah siaran adalah bagaimana sebenarnya

proses kerja scriptwriter dalam membuat tulisan atau naskah siaran.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mencari baha tulisan dengan cara membaca koran, majalah,

buku, atau menonton TV maupun browsing internet.

b. Membaca, lalu memilih info yang dibutuhkan atau sesuai

dengan tema atau acara siaran.

c. Re-write atau tulis ulang

d. Edit dalam bahasa siaran

e. Info siap dibacakan penyiar.

Ningrum (2007: 54-55)

Ada beberapa tips menjadi scriptwriter yaitu :

a. Jangan duduk terlalu lama di depan komputer. Sempatkan

untuk berdiri dan jalan-jalan lima menit sekali setiap satu

jam.

b. Perbanyak minum air putih.

c. Banyak-banyak membaca majalah remaja bila segmen radio

yang dituju merupakan radio anak muda.

d. Hindari pemakaian kata yang bisa membuat kening

pendengar menjadi berkerut. Tulislah kalimat yang sopan

dan jelas.

Ningrum (2007:57)

Dalam menulis naskah, ada beberpa fungsi dan prinsip penulisan.

Prinsip penulisan naskah siaran adalah write the way you talk (tulislah

sebagaimana cara anda mengucapkan). Menulislah untuk berbicara kepada

orang yang tengah duduk dihadapan anda.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang teknik penulisan naskah

siaran, ada baiknya kita ketahui dulu fungsi script atau naskah radio

sebagai berikut :

a. Bahan siaran

Seorang penyiar radio membutuhkan script dalam siarannya sesuai

program acara yang dibawakannya. Saat membaca naskah siaran,

seorang penyiar radio seakan sedang ‘bercerita’ atau

‘menyampaikan sesuatu’ kepada seseorang, bukan membaca script

secara ‘kaku’

b. Pengendalian Siaran

Naskah siaran yang dibuat oleh scriptwriter sudah disesuaikan

dengan program acara, untuk kemudian dibacakan oleh sang

penyiar. Penyiar radio boleh menambahkan atau mengurangi

pembicaraannya saat bersiaran asalkan tidak melenceng jauh dari

tema acara dan script.

c. Penyeragaman tata bahasa bagi penyiar

Scriptwriter membuat naskah siaran dengan gaya bahasa yang telah

disesuaikan dan ditentukan untuk mempertahankan image sebuah

stasiun radio. Dengan demikian, siapa pun penyiarnya, script yang

dibaca gaya tulisannya sama, tidak ada perbedaan.

d. Pembentukan image atau citra radio

Dalam membuat naskah siaran, seorang scriptwriter tidak boleh

mengindahkan citra radio tempat dia bekerja. Misalkan bagi radio

‘bergaya anak muda’, tulisan yang dibuat harus bergaya ‘anak

muda’.

Ningrum (2007: 60)

Penulis di Radio Sonora melakukan pekerjaan sebagai

operator siaran, operator iklan (editor iklan), penulis naskah. Tetapi

penulis berkonsentrasi dalam penulisan naskah siaran. Dan penulis

menjadi penulis naskah di dalam program Teras Kota yang

mengudara setiap hari senin hingga sabtu mulai dari pukul 09.00

hingga 12.00. Jadi sebelum siaran, penulis mencari bahan atau

materi siaran untuk program Teras Kota hari itu. Setelah

mendapatkan materi, penulis menulis naskah yang akan dibawakan

oleh penyiar. Selesai membuat naskah, penulis memberikan naskah

tersebut kepada penyiar untuk dibaca kembali dan dikoreksi oleh

penyiar. Setelah selesai, maka penyiar langsung siaran.