bab ii tinjauan pustaka a. produktivitas ) dengan masukan ...repository.ump.ac.id/6900/3/bab...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Produktivitas
1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai
perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Menurut
Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana
baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya.
Misalnya saja, “produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu
perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukan sering
dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan
fisik bentuk dan nilai.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi
barang-barang atau jasa-jasa: “Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan
secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang.”
L. Greenberg dalam Sinungan (2005) mendefinisikan produktivitas sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas
masukan selama periode tersebut.
Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
5Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
6
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang
dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Doktrin pada konferensi Oslo (1984) dalam Sinungan (2005) tercantum
definisi umum produktivitas semesta, yaitu:
“Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan
untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia,
dengan menggunakan sumber-sumber riil yang makin sedikit.”
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan
tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang
produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap
menjaga adanya kualitas yang tinggi.
Menurut Dewan Produktivitas Nasional dalam Husien (2002) menjelaskan
bahwa produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).
Dengan kata lain bahwa produktivitas memliliki dua dimensi. Dimensi pertama
adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian target berkaitan dengan
kuaitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan
upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana
pekerjaan tersebut dilaksanakan.
Pendapat yang demikian itu menunjukkan bahwa produktivitas mencakup
sejumlah persoalan yang terkait dengan kegiatan manajemen dan teknis
operasional. Sedangkan konsep produktivitas dijelaskan oleh Ravianto (1989)
sebagai berikut:
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
7
1. Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan
semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan
menggunakan sedikit sumber daya.
2. Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif
merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif
dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap
menjaga kualitas.
3. Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi
manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan
yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.
4. Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi,
dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh negara yang bersangkutan dalam
jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan
dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.
5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan
tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat
untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.
Sinungan (2005) menjelaskan produktivitas dalam beberapa kelompok sebagai
berikut :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan produktivitas tidak lain adalah ratio
apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang
digunakan.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
8
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada
kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu serasi dari tiga faktor esensial,
yakni : Investasi termasuk pengetahuan dan tekhnologi serta riset, manajemen dan
tenaga kerja.
Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan,
produktivitas mengandung pengertian berkenaan denagan konsep ekonomis,
filosofis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup
manusia dan masyarakat pada umumnya.Sebagai konsep filosofis, produktivitas
mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini.Hal ini yang
memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep
sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada
kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas terbagi menjadi dua, yaitu
faktor fisik dan faktor sosial
a. Faktor Fisik
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
9
Faktor fisik yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah
adalah lahan. Lahan mempunyai nilai tersendiri yang dipengaruhi unsur- unsur
antara lain :
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah
adalah curah hujan, suhu, udara, kelembaban, dan penyinaran matahari
2. Air
Air merupakan syarat mutlak bagi kehidupan dan pertumbuhan tanaman.
Air bisa datang melalui hujan atau harus melalui pengairan yang diatur oleh
manusia, Air juga dibutuhkan tanaman dalam proses fotosintesis, tanpa air
tersebut pertumbuhan tanaman akan terhambat dan mati, sehingga air dianggap
pembentuk tubuh tanaman itu sendiri
3. Tanah
Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik
terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.
Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah
umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan
sebagainya (Sarwono et all., 2004) dalam Wahyunto (2009). Segala macam jenis
tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Disamping itu padi sawah juga
ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibanding dengan
jenis tanaman lain, dengan demikian sifat tanah sawah sangat beragam sesuai
dengan sifat tanah asalnya.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
10
Tanah merupakan faktor penting dalam pertanian, karena tanah sampai saat
ini merupakan media utama yang digunakan untuk media pertanian.Komponen
tanah yang dipertimbangkan terutama kesuburan tanah, tetapi kita harus ingat
bahwa kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyangkut sifat
kimia, fisik, dan biologi tanah.
4. Topografi lahan
Topografi lahan menggambarkan penggunaan lahan pertanian yang
didasarkan pada tinggi tempat.Untuk tanah di Indonesia, pembagian menurut
tinggi tempat sering dikategorikan sebagai lahan dataran rendah, dataran
tinggi.Pembagian klasifikasi menurut topografi itu juga menggambarkan macam
usaha pertanian yang diusahakan oleh penduduk yang bertempat tinggal di daerah
itu, misalnya didataran rendah jenis sawahnya lebih bervariasi dibandingkan
dengan sawah yang ada didataran tinggi.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial yang berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah antara lain
1. Manusia
Manusia sebagai tenaga pengelola lahan dibutuhkan dalam pertanian.Di
beberapa tempat yang tersedia tenaga kerja yang melimpah, maka pertanian
cenderung menggunakan tenaga manusia lebih banyak.Selain itu, keahlian yang
dimiliki oleh tenaga kerja juga berpengaruh terhadap hasil pertanian.
2. Teknologi
Tiedel (1981) dalam Djumali Mangunwidjaja et all (2013) member batasan
teknologi sebagai kumpulan berbagai kemungkinan produksi, teknik, metode dan
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
11
proses dengannya sumber-sumber daya secara nyata diubah oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Teknologi bisa membantu mengolah lahan menjadi lebih produktif.
Beberapa bentuk teknologi antara lain irigasi dan penggunaan mesin.
Menggunakan bantuan keduanya, hasil panen bisa meningkat.Selain itu, dengan
teknologi petani juga bisa mengatasi berbagai keterbatasan lahan.Kemajuan
teknologi mendorong penemuan yang terkait dengan dunia pertanian,
pengembangan pupuk, dan penanggulangan penyakit.
3. Modal
Ketersediaan modal memengaruhi beberapa bagian dalam sistem
pertanian.Pengaruhnya sering bisa dilihat dari hasil pertanian.Petani dengan
modal yang terbatas, mempunyai keterbatasan dalam pengelolaan lahan, seperti
penggunaan mesin, pemupukan dan lain sebagainya.Berbeda dengan petani yang
mempunyai modal cukup.Di negara berkembang, petani yang sering dijumpai
adalah petani yang diklasifikasikan sebagai petani yang tidak memiliki modal
yang cukup, karena itulah mereka memerlukan kredit usaha tani agar mampu
mengolah usaha taninya dengan baik.
4. Manajemen
Manajemen diperlukan untuk mengefisiensikan penggunaan
modal.Pengelolaan tersebut meliputi kemampuan untuk menentukan dan
menghasilkan produksi yang diharapkan.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
12
B. Lahan
1. Pengertian Lahan
Lahan menurut Brinkman et all (1973), dalam Juhadi (2007) merupakan
suatu wilayah dipermukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat
dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah wilayah
tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi, tumbuhan dan
hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia di masa lalu
dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh
manusia pada saat sekarang dan di masa yang akan datang.
Berdasarkan pengertian di atas, lahan dapat dipandang sebagai suatu sistem
yang tersusun atas berbagai komponen. Komponen-komponen ini dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu (1) komponen struktural yang sering disebut
karakteristik lahan; dan (2) komponen fungsional yang sering disebut kualitas
lahan. Kualitas lahan merupakan sekelompok unsur-unsur lahan yang menentukan
tingkat kemampuan dan kesesuaian lahan bagi macam pemanfaatan tertentu.
Lahan sebagai suatu sistem mempunyai komponen-komponen yang
terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran
tertentu.Komponen-komponen lahan ini dapat dipandang sebagai sumberdaya
dalam hubungannya dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya (Worosuprojo, 2007) dalam (Juhadi, 2007).Dengan demikian ada dua
kategori utama sumberdaya lahan, yaitu (1) sumberdaya lahan yang bersifat
alamiah dan (2) sumberdaya lahan yang merupakan hasil aktivitas manusia
(budidaya manusia).Berdasarkan atas konsepsi tersebut maka pengertian
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
13
sumberdaya lahan mencakup semua karakteristik lahan dan proses-proses yang
terjadi didalamnya, yang dengan cara-cara tertentu dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Lahan merupakan suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu
dalam hal ini dapat dilihat dari iklim, batuan, dan struktur litosfer, bentuk lahan
dan proses tanah, vegetasi, manusia.Lahan meliputi segala hubungan timbal balik
aspek-aspek/faktor-faktor biofisik di permukaan bumi yang dapat di pandang dari
segi ekologikal(Sutikno & SuRitohardoyo, 1996) dalam (Sarjanti & Suwarno,
2004).
2. Fungsi Lahan
Tanah atau lahan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam
kehidupan manusia karena setiap aktivitas manusia selalu terkait dengan tanah
atau lahan. Utomo (1992) dalam Afip udin (2013) menyatakan bahwa lahan
sebagai modal alami yang melandasi kegiatan kehidupan dan penghidupan
memiliki dua fungsi, yaitu:
a. Fungsi kegiatan budaya
Suatu kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan seperti
pemukiman, baik sebagai kawasan perkotaan maupun pedesaan, perkebunan
hutan dan lain-lain.
b. Fungsi lindung
Kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utamanya untuk melindungi
kelestarian hidup yang ada yang mencakup sumber daya alam, sumber daya
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
14
buatan, nilai sejarah serta budaya bangsa yang biasa menunjang pemanfaatn
buddidaya.
3. Bentuk Penggunaan Lahan
Bentuk-bentuk penggunaan lahan di Indonesia dari tempat satu ke tempat
lain beragam bentuknya, tergantung kondisi fisik/lingkungan setempat. Bentuk-
bentuk tersebut dapat didasarkan dari sistem klasifikasi penggunaan lahan yang
paling berpengaruh dalam pembuatan peta penggunaan lahan di Indonesiadalam
(Purwadhi dan Sanjoto (2008), yakni :
a) Klasifikasi penggunaan lahan menurut Darmoyuwono, (1964) menekankan
pada aspek penggunaan lahan berpedoman pada (Commision on World Land Use
Survey). Klasifikasinya memiliki hirarki atau penjenjangan yang mantap. Tetapi
klasifikasi menurut Darmoyuwono ini kurang digunakan di Indonesia karena
kurang disosialisasikan.
Bentuk Penggunaan Lahan menurut klasifikasi Darmoyuwono (1964)
1. Lahan permukiman dijabarkan menjadi permukiman dan lahan non-
pertanian, meliputi permukiman perkotaan, permukiman pedesaan,
permukiman pedesaan bercampur kebun dan tanaman keras, dan lahan non-
pertanian lain.
2. Kebun ditanami sayuran, buah-buahan kecil dan bunga. Kelas ini sangat
umum dan terdapat di beberapa pedesaan wilayah Indonesia, biasanya
sayuran, buah-buahan kecil seperti tomat, mentimun, dan lainnya
merupakan tanaman campuran (tumpang sari) seperti halnya di pertanian
lahan kering.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
15
3. Tanaman keras, antara lain tanaman kelapa, rambutan, tanaman pohon
lainnya.
4. Lahan untuk tanaman semusim, antara lain padi, jagung, ketela pohon,
tanaman perdagangan.
5. Lahan padang rumput yang dikelola, seperti lapangan olah raga.
6. Tanaman padang rumput yang tidak dikelola untuk penggembalaan.
7. Lahan hutan, dikelaskan hutan lebat, hutan terbuka, pohon jarang
merupakan sabana tropis, hutan belukar, hutan rawa, hutan sudah dibuka
atau dibakar, hutan industri, hutan ladang.
8. Bentuk-bentuk tubuh perairan, adalah rawa air tawar, rawa pasang surut,
kolam ikan, sungai, danau, laut.
9. Lahan tidak produktif, seperti lahan kosong, lahan berbatu, lahan berpasir,
lahan berbukit (perbukitan), gunung (pegunugan).
b) Klasifikasi penggunaan lahan menurut I Made Sandy(1977) mendasarkan
pada bentuk penggunaan lahan dan skala peta, membedakan daerah desa dan kota.
Klasifikasi ini digunakan secara formal di Indonesia oleh Badan Pertanahan
Nasional (BPN).
Bentuk Penggunaan Lahan menurut klasifikasi I Made Sandy (1977)
1. Berdasarkan pemetaan penggunaan lahan skala 1:250.000 dan skala
1:200.000, maka bentuk penggunaan lahan dibedakan menjadi 8 kategori, yaitu
perkampungan, sawah, tegalan dan kebun, ladang berpindah, hutan, alang-alang
dan semak belukar, rawa, lahan lain-lain.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
16
2. Berdasarkan pemetaan penggunaan lahan skala 1:100.000, skala 1:50.000,
dan skala 1:25.000, penggunaan lahan dibedakan dalam 10 kelas, dengan
beberapa sub-kategori :
a. Perkampungan berupa kampung, kuburan, emplesemen.
b. Tanah pertanian berupa sawah ditanami padi dua kali setahun, sawah padi
satu kali setahun, sawah ditanami setiap tahun bergantian, yaitu padi sekali
setahun, sekali setahun bukan padi, dan ladang berpindah.
c. Lahan perkebunan dengan jenis tanaman karet, kopi, jenis tanaman
perkebunan lainnya.
d. Kebun dapat berupa sawah ditanami sayuran dan tidak pernah ditanami
padi, kebun kering dengan berbagai tanaman, hutan dibedakan hutan lebat;
belukar; satu jenis tanaman.
e. Kolam ikan.
f. Tanah rawa / rawa-rawa.
g. Tanah tandus atau tanah yang tidak bernilai ekonomis.
h. Hutan penggembalaan.
i. Lain-lain (kalau ada sesuai kondisi daerahnya).
Secara umum sebagaimana tertuang dalam Peta Rupabumi Indonesia,
penggunaanlahan di Indonesia meliputi permukiman, sawah irigasi, sawah tadah
hujan, kebun/perkebunan, hutan, semak/belukar, tegalan/ladang, rumput/tanah
kosong, dan hutan rawa.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
17
4. Lahan Sawah
Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya
tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau
sebagian dari masa pertumbuhan padi. Yang membedakan lahan ini dari lahan
rawa adalah masa penggenangan airnya, pada lahan sawah penggenangan tidak
terjadi terus- menerus tetapi mengalami masa pengeringan (Musaet all, 2006).
Menurut Asep Sapei Lahan sawah merupakan suatu lahan pertanian dengan
permukaan yang datar dan dikelilingi oleh pematang agar dapat menahan dan
menyimpan air (berupa genangan), dilengkapi dengan pemasukan (inlet) untuk air
irigasi dan pintu pengeluaran (outlet) untuk drainase.
Berikut adalah klasifikasi jenis sawah
1. Sawah Irigasi Teknis
Sawah irigasi teknis adalah sawah yang memperoleh pengairan dimana
saluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar penyediaandan pembagian
air irgasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah.Jaringan irigasi
seperti ini biasanya terdiri dari saluran primer, sekunderdan tersier.Saluran induk,
sekunder dan bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara oleh pemerintah.
2. Sawah Irgasi ½ Teknis
Sawah irigasi setengah teknis adalah sawah berpengairan teknis akan tetapi
pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapatmengatur dan
mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan tidak
dikuasai pemerintah.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
18
3. Sawah Tadah Hujan
Sawah tadah hujan adalah sawah usaha tani yang sumber air utamanya
berasal dari air curah hujan.
Kondisi fisik lahan sawah di Indonesia pada umumnya relatif sama, yaitu:
bentuk dan ukuran yang tidak seragam, irigasi dari petak ke petak, fasilitas dan
jalan usahatani yang masih kurang serta kondisi lapisan olah dan lapisan kedap
tidak memadai. Oleh karena itu, dalam rangka ketahanan pangan nasional,
diperlukan usaha-usaha yang nyata dan terus-menerus untuk memperbaiki atau
meningkatkan infrastruktur lahan sawah.
C. Kesejahteraan
1. Keluarga Sejahtera
Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009).
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Keluarga
a. Faktor Nilai Hidup
Sesuatu yang dianggap paling penting dalam hidupnya.Nilai hidup
merupakan “Konsepsi”, artinya gambaran mental yang membedakan individual
atau kelompok dalam rangka mencapai sesuatu yang diinginkan.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
19
b. Faktor Tujuan Hidup
Sesuatu yang akan dicapai atau sesuatu yang diperjuangkan agar nilai yang
merupakan patokan dapat tercapai dengan demikian tujuan hidup tidak terlepas
dari nilai hidup.
c. Faktor Standar Hidup
Tingkatan hidup yang merupakan suatu patokan yang ingin dicapai dalam
memenuhi kebutuhan.
3. Fungsi Keluarga
Menurut BKKBN (2002) keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu
dan anaknya. Terdapat delapan fungsi keluarga, yaitu:
a. Fungsi Keagamaan
Untuk mendorong dan mengembangkan kehidupan keluarga sebagai
wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga seluruh
anggota keluarga dapat menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Fungsi Budaya
Untuk memberikan kesepakatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya
mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu
kesatuan.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
20
c. Fungsi Cinta Kasih
Untuk memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan
anak, serta hubungan antar generasi sehingga keluarga menjadi wadah
utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih dan batin.
d. Fungsi Melindungi
Untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan dalam keluarga.
e. Fungsi Produksi
Untuk melanjutkan keturunan sebagai mekanisme yang direncanakan
sehingga dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia yang penuh
iman dan taqwa di dunia.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Untuk memberikan peran kepada keluarga dalam mendidik keturunannya
agar bias melakukan penyesuaian dengan alam kehidupannya di masa
depan.
g. Fungsi Ekonomi
Untuk mendorong fungsi ekonomi keluarga sebagi unsur mendukung
kemandirian ketahanan keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Untuk memberikan kemampuan kepada setiap keluarga dalam
menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai daya dukung
alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis.
Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
21
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam) indikator
Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga” (basic
needs).
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)
Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi
tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau
indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs)keluarga.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I dan
8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima)
indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs)dari keluarga.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, 8
(delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak memenuhi
salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau
indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) keluarga.
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III, serta 2 (dua)
indikator tahapan KS III Plus.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
22
4. Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera
a. Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator
”kebutuhan dasar keluarga” (basic needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera
yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan kebiasaan
masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan nasi
sebagai makanan pokoknya (staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka
yang biasa makan sagu dan sebagainya.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
Pengertian pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian yang tidak
hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama
dalam kegiatan hidup yang berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah
(untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau
untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula
dengan pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan,
piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang
baik.
Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah
tinggal keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam kondisi yang layak
ditempati, baik dari segi perlindungan maupun dari segi kesehatan.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
23
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan modern, seperti
Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek,
Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya, yang memberikan obat obatan
yang diproduksi secara modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi
yang berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat
pelayanan KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai
Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan
sebagainya, yang memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern,
seperti IUD, MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada pasangan
usia subur yang membutuhkan.(Hanya untuk keluarga yang berstatus Pasangan
Usia Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-15 tahun dari
keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus mengikuti wajib
belajar 9 tahun. Bersekolah diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar
dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat SLTP/sederajat
SLTP.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
24
b. Delapanindikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator ”kebutuhan
psikologis” (psychological needs) keluarga, dari 21 indikator keluarga sejahtera
yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
Pengertian anggota keluarga melaksanakan ibadah adalah kegiatan keluarga
untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran agama/kepercayaan yang dianut
oleh masing masing keluarga/anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan
sendiri-sendiri atau bersama sama oleh keluarga di rumah, atau di tempat tempat
yang sesuai dengan ditentukan menurut ajaran masing masing
agama/kepercayaan.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan atau
telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk melengkapi keperluan gizi
protein.Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga vegetarian.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
dalam setahun.
Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru/bekas) yang
merupakan tambahan yang telah dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian
pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh masyarakat
setempat.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
25
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m² untuk setiap penghuni rumah.
Luas Lantai rumah paling kurang 8 m² adalah keseluruhan luas lantai
rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar
mandi, paviliun, garasi dan gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni
rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m².
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
Pengertian keadaan sehat adalah kondisi kesehatan seseorang dalam
keluarga yang berada dalam batas batas normal, sehingga yang bersangkutan tidak
harus dirawat di rumah sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak
terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama jangka waktu lebih dari 4 hari. Dengan
demikian anggota keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan kedudukan masing masing di dalam keluarga.
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan.
Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghasilan
adalah keluarga yang paling kurang salah seorang anggotanya yang sudah dewasa
memperoleh penghasilan berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang
dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan minimal
sehari hari secara terus menerus.
7. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin.
Pengertian anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin
adalah anggota keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga dapat
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
26
membaca tulisan huruf latin dan sekaligus memahami arti dari kalimat kalimat
dalam tulisan tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang tidak
mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat
kontrasepsi.
Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang masih berstatus Pasangan Usia Subur
dengan jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP dan
MOW.
c. Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs), dari 21 indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
Pengertian keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama adalah
upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahunan agama mereka masing
masing.Misalnya mendengarkan pengajian, mendatangkan guru mengaji atau guru
agama bagi anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang beragama Islam
atau sekolah minggu bagi anak anak yang beragama Kristen.
2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau barang.
Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau
barang adalah sebagian penghasilan keluarga yang disisihkan untuk ditabung baik
berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan ternak, sawah,
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
27
tanah, barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan berupa
barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-
3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali
dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
Pengertian kebiasaan keluarga makan bersama adalah kebiasaan seluruh
anggota keluarga untuk makan bersama sama, sehingga waktu sebelum atau
sesudah makan dapat digunakan untuk komunikasi membahas persoalan yang
dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar
seluruh anggota keluarga.
4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga dalam
kegiatan masyarakat di sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti
gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan
kesenian, olah raga dan sebagainya.
5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/ radio/tv/internet.
Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/
radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk
memperoleh akses informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun
internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau
media elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa tersebut tidak
perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan,
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
28
tetapi dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun
yang menjadi milik umum/milik bersama.
d. Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator
”aktualisasi diri” (self esteem) dari 21 indikator keluarga, yaitu:
1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan materiil
untuk kegiatan sosial.
Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah keluarga yang memiliki rasa
sosial yang besar dengan memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu
tertentu) dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi kepentingan
masyarakat (seperti untuk anak yatim piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan,
rumah jompo, untuk membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa
dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk sumbangan wajib.
2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat.
Pengertian ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan
sosial/yayasan/ institusi masyarakat adalah keluarga yang memiliki rasa sosial
yang besar dengan memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus
menerus untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan menjadi pengurus pada
berbagai organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat,
kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus
RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
29
D. Petani
1. Pengertian Petani
Petani adalah penduduk yang mempunyai penguasaan dalam bentuk tertentu
atas tanah pertanian, terlibat dalam hubungan penguasaan, pemilikan, dan
pemanfaatan (Iriani, 2008).
Menurut Shanin (1971) seperti yang dikutip oleh subali (2005), terdapat
empat karakteristik utama petani. Pertama, petani adalah pelaku ekonomi yang
berpusat pada usaha milik keluarga. Kedua, selaku petani mereka
menggantungkan hidup mereka pada lahan. Bagi petani, lahan petanian adalah
segalanya yakni sebagai sumber yang diandalkan untuk menghasilkan bahan
pangan keluarga, harta benda yang bernilai tinggi, dan ukuran terpenting bagi
status sosial. Ketiga, petani memiliki budaya yang spesifik yang menekankan
pemeliharaan tradisi dan konformitas serta solidaritas sosial mereka kental.
Keempat, cenderung sebagai pihak yang selalu kalah (tertindas) namun tidak
mudah ditaklukan oleh kekuatan ekonomi, budaya dan politik eksternal yang
mendominasi mereka.
Buruh tani memperoleh penghasilan dari upah bekerja pada tanah pertanian
milik orang lain atau petani penyewa tanah. Sebagian besar buruh tani bekerja
lepas dengan upah harian, hanya sebagian kecil yang bekerja untuk jangka satu
tahun atau lebih. Selain dari upah sebagai pekerja, buruh tani juga melakukan
kegiatan dagang kecil – kecilan. Ada juga diantaranya yang menanami lahan
hutan dengan perjanjian tertentu. Secara stratifikasi sosial buruh tani menempati
posisi paling bawah pada lapisan masyarakat. Kegiatan ekonomi buruh tani
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
30
berkisar pada pekerjaan pertanian yang mereka lakukan untuk tuan tanah besar
dengan upah harian. Selepas masa panen, buruh tani dibebaskan untuk menanami
tanah pertanian tersebut dengan sistem bagi hasil (maro). Sewaktu senggang
ketika dipekerjakan sebagi buruh, mereka melakukan usaha perdagangan kecil –
kecilan dengan keuntungan yang kecil.
Berdasarkan penguasaannya atas sebidang lahan, petani dibedakan menjadi
petani pemilik-penggarap, petani penyewa, petani penyekap dan buruh tani yang
tidak mempunyai kewenangn sedikit pun atas sebidang tanah. Berdasarkan luas
lahan yang dimiliki ada petani kaya pemilik lahan luas, petani menengah pemilik
lahan sedang, dan petani gurem pemilik lahan sempit (Hanafie, 2010) dalam
Mudakir (2011).
2. Lapisan Petani
Menurut Fadjar (2009), lapisan petani terdiri dari tujuh lapisan, yaitu :
a. Petani Pemilik
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan lahan tetap (petani
pemilik yang lahannya diusahakan sendiri atau diusahakan orang lain).
b. Petani pemilik dan penggarap
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan tetap dan pemilikan
sementara (mengusahakan lahan milik petani lain).
c. Petani pemilik dan buruh tani
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan tetap, selain itu
mereka juga menjadi buruh tani.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
31
d. Petani pemilik, penggarap dan buruh tani
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan tetap dan pemilikan
sementara serta menjadi buruh tani
e. Petani penggarap
Petani lapisan ini menguasai lahan hanya melalui pemilikan sementara.
Lapisan petani penggarap termasuk tunakisma tidak mutlak karena mereka
termasuk petani yang menguasi lahan (pemilikan sementara).
f. Petani penggarap dan buruh tani
Petani lapisan ini menguasai lahan melalui pemilikan sementara, selain itu
mereka juga menjadi buruh tani. Lapisan ini termasuk tunakisma tetapi tidak
mutlak.
g. Buruh tani
Petani lapisan ini benar – benar tidak menguasai lahan sehingga termasuk
tunakisma mutlak. Mereka hanya memperoleh manfaat dari lahan sebagai
buruh tani.
Kepemilikan tanah tidak selalu mencerminkan penguasaan tanah, karena
memang ada berbagai jalan untuk menguasai tanah, yaitu melalui sewa, gadai,
sekap, dan lain sebagainya.
3. Penggolongan petani
Berdasarkan hal ini maka Wiradi (1984) dalam Iriani (2008)
menggolongkan petani menjadi :
a. Pemilik dan penggarap murni, yaitu petani yang hanya menggarap tanah
miliknya sendiri.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
32
b. Penyewa dan penggarap murni, yaitu petani yang tidak memiliki tanah
tetapi menguasai lahan garapan melalui sewa atau bagi hasil.
c. Pemilik dan penyewa atau pemilik dan penyekap, yaitu petani yang
disamping menggarap tanahnya sendiri juga menggarap tanah milik orang
lain lewat persewaan atau bagi hasil.
d. Pemilik bukan penggarap, yakni petani yang tanah miliknya disewakan atau
disekapkan kepada orang lain (penyekap, penggarap, dan buruh tani).
e. Petani tunakisma dan buruh tani, yaitu petani yang benar – benar tidak
memilki lahan pertnaian dan bukan penggarap.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
33
E. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian Yang RelevanNama Afip Udin (2013) Rina Wahyuningsih (2013) Agit Farizal (2014)
JudulPenelitian
Kajian produktivitas lahan pertanian diKecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas
Analisis faktor yang mempengaruhi produktivitaslahan dan pendapatan usaha tani padi berdasarkankelembagaan lahan di Dukuh Sribit Lor Desa SribitKecamatan Delanggu Kabupaten Klaten
Kajian produktivitas lahan sawahterhadap kesejahteraan petani di DesaBulupayung Kecamatan PatimuanKabupaten Cilacap
TujuanPenelitian
1.Untuk mengetahui bentuk penggunaanlahan pertanian di Kecamatan KembaranKabupaten Banyumas2.Untuk mengetahui tingkat produktivitasbentuk lahan pertanian di KecamatanKembaran Kabupaten Banyumas
1. Mengetahui pendapatan usaha tani padi padapetani pemilik penggarap, penyewa dan penyakapdi Dukuh Sribit Lor2. Mengetahui pengaruh kelembagaan lahan danfactor lainnya terhadap produktivitas lahan diDukuh Sribit Lor3. Mengetahui pengaruh kelembagaan lahan danfactor lainnya terhadap pendapatan usaha tani padidi Dukuh Sribit Lor.
Untuk mengetahui tingkat produktivitaslahan sawah terhadap kesejahteraan petanidi Desa Bulupayung Kecamatan PatimuanKabupaten Cilacap
MetodePenelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisisdeskriptif yang berusaha menggambarkan,menginterpretasi objek sesuai dengan apaadanya
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian iniadalah (explanatory research) atau penelitianpenjelasan, yang bertujuan untuk mengidentifikasipengaruh variabel-variabel
Metode penelitian yang digunakan yaitusurvey dengan menggunakan analisis datakorelasi product moment
HasilPenelitian
Tingkat produktivitas lahan pertanian diKecamatan Kembaran Kabupaten Banyumasbervariasi, untuk sawah irigasi teknisproduktivitasnya tinggi dan sedang, sawahirigasi ½ teknis produktivitasnya sangattinggi dan tinggi, sedangkan produktivitasketela pohon dan ketela rambat sangatrendah
Tingkat pendapatan usaha tani padi untuk pemilikpenggarap dan penyekap berpengaruh positifterhadap produktivitas lahan yaitu luas lahan,jumlah benih, jumlah pupuk SP-36, jumlah tenagakerja, Sedangkan faktor yang tidak berpengaruhnyata terhadap produktivitas lahan yaitu jumlahpupuk urea, jumlah pupuk phonska, dan jumlahpestisida
Produktivitas lahan sawah irigasi teknis9,28 Ton/tahun( sangat tinggi), irigasi ½teknis 5,97 Ton/tahun(tinggi), sawahtadah hujan 3,55 Ton/tahun(sedang).Sedangkan tingkat kesejahteraan petani diDesa Bulupayung Kecamatan PatimuanKabupaten Cilacap adalah sejahtera II(61,36%), dan sejahtera III (38,64%).
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
34
F. Kerangka Pikir
Untuk mempermudah penelitian, peneliti menggunakan diagram alur
sebagai berikut :
Gambar 1.1 Diagram alur kerangka pikir
LahanPertanian
Sawah
Sawah IrigasiTeknis
Sawah TadahHujan
Sawah Irigasi ½Teknis
KesejahteraanPetani
ProduktivitasPadi
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015
35
G. Hipotesis
Menurut Arikunto (2010) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.
1. Tingkat produktivitas lahan sawah terhadap kesejahteraan petani di Desa
Bulupayung Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap rendah.
2. Hipotesis Altenatif (Ha): Terdapat hubungan positif antara produktivitas
lahan sawah terhadap kesejahteraan petani di Desa Bulupayung Kecamatan
Patimuan Kabupaten Cilacap.
3. Hipotesis nol (Ho): Terdapat hubungan negatif antara produktivitas lahan
sawah terhadap kesejahteraan petani di Desa Bulupayung Kecamatan
Patimuan Kabupaten Cilacap.
Kajian Produktivitas Lahan..., Agit Farizal, FKIP, UMP, 2015