bab ii tinjauan pustaka a. pertolongan pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/desti triyanasari...

26
12 Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1. Pengertian Pertolongan pertama Pertolongan pertama adalah tindakan memberi bantuan untuk penderita atau orang yang mengalami cedera hingga pertolongan yang lebih profesional datang, tidak hanya difokuskan pada cedera fisik atau sakit saja, tetapi juga perawatan awal sebelum dibawa ke pelayanan kesehatan, termasuk dukungan psikososial untuk seseorang yang menyaksikan atau mengalami kecelakaan (first aid guidlines, 2016). Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan bersifat sementara yang diberikan untuk korban kecelakaan sebelum korban mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Artinya pertolongan yang diberikan tersebut hanya penanganan sementara dan bukan sebagai pengobatan yang sempurna, yang mana hanya merupakan pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K orang awam yang pertama kali melihat korban mengalami cedera (Suharni, 2011) Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa pertolongan pertama pada kecelakaan adalah suatu bentuk pertolongan sementara terhadap korban yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum mendapatkan pertolongan dari dokter agar kondisi korban tidak menjadi lebih parah.

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

12

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertolongan Pertama

1. Pengertian Pertolongan pertama

Pertolongan pertama adalah tindakan memberi bantuan untuk

penderita atau orang yang mengalami cedera hingga pertolongan yang

lebih profesional datang, tidak hanya difokuskan pada cedera fisik atau

sakit saja, tetapi juga perawatan awal sebelum dibawa ke pelayanan

kesehatan, termasuk dukungan psikososial untuk seseorang yang

menyaksikan atau mengalami kecelakaan (first aid guidlines, 2016).

Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

bersifat sementara yang diberikan untuk korban kecelakaan sebelum

korban mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau

paramedik. Artinya pertolongan yang diberikan tersebut hanya

penanganan sementara dan bukan sebagai pengobatan yang sempurna,

yang mana hanya merupakan pertolongan sementara yang dilakukan

oleh petugas P3K orang awam yang pertama kali melihat korban

mengalami cedera (Suharni, 2011)

Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa pertolongan pertama pada

kecelakaan adalah suatu bentuk pertolongan sementara terhadap korban

yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum mendapatkan

pertolongan dari dokter agar kondisi korban tidak menjadi lebih parah.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

13

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2. Prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan

Pemberian pertolongan pertama didasarkan pada prinsip

pertolongan pertama pada kecelakaan yang mana harus dipatuhi baik

oleh penolong maupun korban. Menurut Andryawan (2013) prinsip

pertolongan pertama pada kecelakaan antara lain :

a. Bersikaplah tenang, jangan pernah panik. Sebagai penolong harus

tetap fokus dan berencana dengan baik apa yang akan dilakukan

sehingga dapat menolong korban tanpa menyakiti atau

memperparah kondisi korban.

b. Perhatikan dengan seksama kondisi korban, kuatkan untuk

menolong korban saat melihat kondisi korban dan saat melakukan

tindakan yang membuat korban menjerit tetapi bertujuan demi

keselamatan korban. Lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat

tanpa menambah kerusakan. (“Eagle eyes – Lion heart – Ladies

hand”)

c. Perhatikan keadaan lingkungan sekitar tempat kejadian kecelakaan

serta cara terjadinya kecelakaan, cuaca dan sebagainya.

d. Periksa keadaan korban apakah pingsan, ada perdarahan dan luka,

patah tulang, merasa sangat kesakitan

e. Periksa pernafasan korban. Jika korban tidak bernafas, periksa dan

bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B =

Airway, Breathing management)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

14

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

f. Periksa nadi/ denyut jantung korban. Jika jantung berhenti, lakukan

pijat jantung luar. Jika terjadi perdarahan massif segera hentikan (C

= Circulatory management)

g. Periksa apakah korban mengalami shock, jika iya cari dan atasi

penyebab shock.

h. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau

penyerta. Jika terdapat fraktur (patah tulang lakukan pembidaian

pada tulang yang patah). Jangan terburu-buru memindahkan atau

membawa korban ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang

patah dibidai.

i. Sementara memberikan pertolongan, saat yang bersamaan

menghubungi petugas medis atau rumah sakit rujukan.

3. Peralatan Pertolongan Pertama

Peralatan yang dapat dipersiapkan untuk pertolongan pertama

diantaranya alat pelindung diri seperti sarung tangan, penutup luka

seperti kasa steril, kapas bantalan kassa pembalut gulung, pembalut

segitiga, antiseptik, cairan pencuci mata, alat stabilisasi seperti bidai,

papan spinal, gunting, pinset, senter, selimut, tandu ( Hartanto, 2009).

4. Definisi dan Cara Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

a) Cara memindahkan korban / evakuasi korban

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

15

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan pemindahan

korban berdasarkan Kemenkes RI Nomor 882 tahun 2009 :

a. Pemindahan dilakukan jika benar-benar harus dilakukan dan

tidak membahayakan penolong.

b. Beritahu apa yang akan dilakukan sehingga korban kooperatif.

c. Libatkan penolong lain dengan memastikan mereka mengerti

yang akan dilakukan bersama.

d. Harus dengan satu komando agar dapat dilakukan bersama.

e. Penggunaan teknik yang benar agar tidak membuat cedera

punggung penolong dan korban.

b) Cara memindahkan korban oleh 3 orang penolong

Berdasarkan Panduan Pertolongan Pertama (2008) pemindahan

korban dilakukan dengan cara :

a. Dua orang penolong berada di samping kiri korban, satu orang

penolong di samping kanan korban

b. Penolong duduk dengan posisi lutut dekat dengan kaki korban

dengan satu kaki penolong ditekuk dan posisi lutut yang dekat

dengan kepala korban tegak.

c. Letakan kedua tangan secara berurutan menahan lehar,

punggung, bokong sampai kaki dibawah korban.

d. Ketiga penolong bergerak secara serempak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

16

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c) Teknik Log Roll

Dalam kondisi khusus, pasien dengan dugaan patah tulang

leher dilakukan teknik Log Roll, menurut Kemenkes RI Nomor

882 tahun 2009 tentang Pedoman Penanganan Evakuasi Medik,

teknik stabilisasi dan transportasi pada kondisi khusus dilakukan

dengan cara :

1. Lakukan stabilisasi terhadap korban dengan 2 orang

penolong, penolong 1 menjaga posisi korban dalam posisi in-

line atau datar dengan lantai dengan kedua tangan

menyangga dari arah pundak sampai leher sedikit angkat,

penolong 2 memasangkan neck chollar untuk imobilisasi

leher korban. Usahakan agar leher pasien tidak bergeser dari

posisi in-line.

2. Teknik Log Roll dilakukan oleh 4 orang penolong, penolong

1 berada di atas pasien dengan kedua tangan menyangga dari

arah pundak sampai leher, penolong 2, 3 dan 4 berada di

samping kiri korban posisi kedua tangan bersiap meraih

tubuh samping kanan korban ke arah penolong.

3. Komando dipimpin satu orang pada hitungan yang terakhir

penolong 1 memiringkan bagian kepala dengan tetap menjaga

sabilisasi leher korban ke arah kiri, penolong 2, 3 dan 4

menggulingkan tubuh korban ke arah kiri secara bersamaan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

17

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Dekatkan long spine board ke arah korban, kemudian

kembalikan posisi korban ke posisi semula dengan komando

satu hitungan secara perlahan.

5. Fiksasi posisi korban di atas long spine board, kemudian

berikan selimut.

Gambar 2.1 teknik log roll

d) Cara pertolongan pertama untuk pendarahan

Pertolongan pertama pada korban yang mengalami pendarahan

harus tepat, sehingga perlu memperhatikan letak pandarahan yang

terjadi, apakah perdarahan tertutup atau perdarahan terbuka. Untuk

perdarahan terbuka perlu dilakukan pemeriksaan Airway, Breathing

dan Circulation (ABC) serta perlu memperhatikan keselamatan dan

perlindungan terhadap resiko infeksi bagi seorang penolong

(Hartono, 2011).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

18

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pada kasus perdarahan luar perawatan dapat diatasi dengan

empat cara diantaranya penekanan secara langsung, elevasi,

penekanan pada titik tekan serta menghentikan perdarahan.

Penekanan secara langsung dilakukan tepat di atas luka. Tempat

perdarahan diberi penutup luka yang tebal, apabila perdarahan

belum dapat berhenti, maka dapat ditambahkan penutup luka yang

lain tanpa membuka penutup luka sebelumnya. Setelah penekanan

perdarahan pada bagian alat gerak, pemeriksaan nadi distal perlu

dilakukan agar dapat mengetahui apakah aliran darah terganggu

atau tidak. Setelah penekanan pada luka perdarahan selesai

dilakukan, kemudian lakukan peninggian anggota tubuh agar

posisinya lebih tinggi dari jantung. Namun peninggian tidak

diperbolehkan untuk korban yang mengalami curiga cedera otot

rangka dan terdapat benda yang tertancap. Kemudian lanjutkan

dengan tekanan titik tekan. Menekan pembuluh darah nadi diatas

daerah yang mengalami perdarahan. Cara lain yang dapat

dilakukan adalah dengan menghentikan perdarahan menggunakan

imobilisasi dengan atau tanpa bidai, kompresan dingin dan

tornikuet sebagai pilihan terakhir (PMI, 2009). Perosedur Tindakan

pertolongan pertama perdarahan arteri menurut Andryawan (2013)

dilakukan dengan 3 macam cara penanganan sebagai berikut :

a) Pembalut Tekan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

19

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

1) Pembalut kain kassa steril atau kain bersih diatas luka

2) Tekan tempat luka sampai perdarahan berhenti

3) Apabila kassa sudah sangat basah dapat diganti dengan kain

yang baru atau menambahkan kain diatas kain yang lama.

4) Lakukan balutan yang ketat diatas kassa tadi untuk

selanjutnya dibawa ke pelayanan kesehatan

b) Tekanan Langsung Pada Tempat Tertentu

Lakukan tekanan pada tempat dimana pangkal arteri berada

(antara luka dengan jantung) diatas tulang atau bagian tubuh

yang keras)

c) Tekanan Dengan Torniquet

Torniquet adalah balutan dengan menjepit, sehingga aliran

darah dibawahnya berhenti sama-sekali. Pemakaian tourniquet

harus hati-hati sekali karena bisa merusak jaringan diujung

luka.

Cara pemasangan dan penggunaan Torniquet:

1) Alasi tempat yang akan dipasang tourniquet dengan kasa

agar kulit tidak lecet.

2) Pasang tourniquet antara luka dengan jantung, dengan

cara menyimpul mati kain pengikat diatas luka.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

20

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3) Kencangkan balutan dengan tongkat pemutar sampai

perdarahan berhenti.

4) Setiap 10 – 15 menit tourniquet harus dilonggarkan

dengan cara memutar tongkat kearah berlawanan.

5) Tunggu ½ - 1 menit. Jika dalam waktu satu menit darah

tidak mengalir lagi, biarkan tourniquet dalam keadaan

longgar. Jika perdarahan tetap terjadi, segera tourniquet

dikencangkan kembali.

Hal yang perlu diingat dan dikerjakan dalam penggunakan

tourniquet yaitu perlu dicatat jam pemasangan tourniquet. Mulut

luka tidak ditutupi dengan kain/ selimut. Catatan waktu

pemasangan dan pelonggaran dilaporkan kepada petugas

kesehatan.

e) Cara Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pembalutan

Penanganan luka pendarahan perlu diutamakan untuk

menghindari adanya shock. Shock adalah suatu keadaan yang

timbul yang disebabkan oleh kehilangan darah, perasaan sakit yang

hebat, kadang-kadang psikis terganggu (Mashoed dan Djonet

Sutatmo,1979:103). Perdarahan perlu dilakukan tindakan

pertolongan pembalutan dan pembidaian. Membalut adalah

tindakan medis untuk menyangga atau menahan bagin tubuh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

21

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

tertentu agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang

dikehendaki ( Ali Maghfuri, 2014).

Prinsip – prinsip dalam melakukan pembalutan antara lain ;

balutan harus rapat rapi jangan terlalu erat karena dapat

mengganggu sirkulasi, jangan terlalu kendor sehingga mudah

bergeser atau lepas, ujung-ujung jari dibiarkan terbuka untuk

mengetahui adanya gangguan sirkulasi, bila ada keluhan balutan

terlalu erat hendaknya sedikit dilonggarkan tapi tetap rapat,

kemudian evaluasi keadaan soirkulasi.

Syarat – syarat dalam melakukan pembalutan adalah

mengetahui tujuan yang akan dikerjakan, mengetahui seberapa

batas fungsi bagian tubuh tersebut dikehendaki dengan balutan,

tersedia bahan-bahan memadai sesuai dengan tujuan pembalutan,

bentuk dan besarnya bagian tubuh yang akan dibalut (Kamal

Amirudin, 2010).

Terdapat beberapa macam jenis pembalut (Andryawan, 2012)

antara lain :

1) Pembalut Cepat, digunakan secara cepat terdiri dari pembalut

gulung dan pembalut kassa steril.

Gambar 2.2.1 pembalut cepat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

22

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Pembalut Mitella / kain segitiga, merpakan kain putih berbahan

katun, berbentuk segitiga sama kaki dengan alas 125cm dan

sisi miring 90cm.

Gambar 2.2.2 pembalut mitella

3) Pembalut Dasi, merupakan pembalut Mitella yang dilipat-lipat

dari satu kali lipatan hingga tiga kali lipatan.

Gambar 2.2.3 pembalut lipat

4) Pembalut Gulung terdapat beberapa ukuran yang

penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.2.4 pembalut gulung

5) Pembalut Plester (Elastic Perban) digunakan untuk pembalut

tekan.

Gambar 2.2.5 pembalut plester

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

23

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

f) Cara Pertolongan Pertama Pada Patah Tulang

Tanda dan gejala patah tulang (Kamal Amiruddin 2010) ;

1. Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga

terjadi patah tulang ; pembengkakan, memar, nyeri.

2. Nyeri sumbu ; apabila diberi tekanan yang sejajar dengan tulang

yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.

3. Deformitas apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang

cedera tidak terlihat sama bentuk dan panjangnya.

4. Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik

atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.

Tindakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan patah

tulang dilakukan dengan cara (Andryawan, 2013) :

a. Umum

1. Harus hati-hati, karena bila penanganannya tidak benar

malah memperberat patah tulangnya.

2. Jangan sekali-kali menggerakkan atau mengangkut korban

sebelum bidai terpasang

3. Perhatikan kalau korban shock, atau perdarahan atasi dulu

4. Cegah terjadinya infeksi dengan menaburkan antiseptic

5. Tutup dengan kain kasa steril bila patah tulang terbuka

6. Pasang bidai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

24

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

g) Cara Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pembidaian

Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan

kedudukan atau letak tulang yang patah. Alat penunjang berupa

sepotong tongkat, bilah papan, tidak mudah bengkok ataupun

patah, bila dipergunakan akan berfungsi untuk mempertahankan,

menjamin tidak mudah bergerak sehingga kondisi patah tulang

tidak makin parah (Kamal Amiruddin, 2010). Bidai atau spalk

adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat

tapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar

bagian tulang yang patah tidak bergeser dan mengurangi rasa sakit

(Ali Maghfuri, 2014).

Syarat – syarat pembidaian diantaranya panjang bidai

diusahakan melampaui dua sendi yang membatasi bagian yang

mengalami patah tulang, usahakan bidai dengan lapisan empuk

agar tidak membuat sakit, bidai harus dapat mempertahankan

kedudukan dua sendi tulang yang patah, bidai tidak boleh terlalu

kencang atau terlalu longgar. Sebelum melakukan pembidaian

bebaskan dulu area yang cedera dari pakaian yang menutupinya,

kemudian lakukan pemeriksaan GSS atau PSM (pulse, sensori dan

motorik) nadi pada bagian dorsal pedis atau punggung kaki, sensori

pada telapak kaki dengan sentuhan halus, motorik meminta korban

menggerakan jari-jari. Pemeriksaan dilakukan kembali setelah

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

25

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

pembidaian selesai dilakukan serta tanyakan riwayat penderita dan

keluhan lain yang dirasakan korban (PMI, 2009).

Perlu diingat pembidaian harus melewati 2 atau lebih

persendian. Langkah-langkah pembidaian berdasarkan letak cedera

adalah sebagai berikut Andryawan (2013):

a. Fraktur tungkai bawah

1. Pasang bidai yang sudah dibungkus selimut dari tumit

sampai paha bagian bawah

2. Berikan bantalan dibawah lutut dan pergelangan kaki

Gambar 2.3.1 bidai fraktur tungkai bawah

b. Fraktur pergelangan kaki dan telapak kaki

1. Pasang pembalut tekan

2. Pasang bidai dibawah telapak kaki

3. Berikan bantalan dibawah tumit

Gambar 2.3.2 bidai fraktur pergelangan kaki dan telapak

kaki

c. Fraktur lengan atas

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

26

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

1. Pasang bidai luar dari bawah siku hingga melewati bahu dan

bidai dalam sampai ketiak.

2. Ikat dengan 2 pembalut dasi lipatan 3

3. Lipat siku yang sudah dibidai ke dada dan gantungkan ke

leher dengan pembalut segitiga

Gambar 2.3.3 bidai fraktur lengan atas

d. Fraktur lengan bawah

1. Pasang bidai luar dan dalam sepanjang lengan bawah

2. Ikat dengan pembalut dasi

3. Siku dilipat ke dada dan gantungkan ke leher dengan

pembalut segitiga

Gambar 2.3.4 bidai fraktur lengan bawah

e. Fraktur pergelangan tangan dan telapak tangan

1. Pasang bidai dari ujung lengan bawah sampai telapak

tangan

2. Jari-jari tangan agak melengkung

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

27

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3. Siku dilipat dan digantungkan ke leher

Gambar 2.3.5 bidai fraktur pergelangan tangan dan telapak

tangan

h) Cara pertolongan pertama untuk Helmet removal

Pasien harus dalam posisi terlentang dengan C-spine dalam

keadaan netral penjajaran. Bantalan bahu harus disiapkan untuk

akses ke dada sebelum melepas helm. Namun pemindahan bahu

pad mungkin tidak diperlukan dalam semua kasus, karena

beberapa situasi mungkin tidak menjamin dada paparan untuk

kompresi dada. (USLacrosse. 2017)

Langkah - langkah yang dilakukan adalah :

1. Penolong 1 mempertahankan stabilisasi in-line yang lebih

unggul daripada kepala pasien.

2. Penolong 2 menggunakan gunting Paramedis, memotong kaos

dari leher ke pinggang dan lengan ke lengan.

3. Penolong 2 menggunakan gunting Paramedis, memotong tali

pengikat bahu

4. Penolong 2 menggunakan gunting Paramedis, memotong garis

tengah bantalan bahu

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

28

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5. Penolong 2, menggunakan gunting Paramedis, memotong tali

dagu empat titik

6. Penolong 2 mengambil kendali stabilisasi in-line dari depan,

baik melalui kerah metode atau cupping mastoid bilateral saat

berlutut di sebelah pasien, atau berdiri atas pasien

7. Penolong 1 merilis stabilisasi in-line

8. Penolong 1 mencapai di belakang helm untuk melepaskan

mekanisme pemasangan di bagian bawah tengkuk (jika

diperlukan di helm Cascade)

9. Penolong 1 melepaskan helm dengan sedikit miring ke depan /

rotasi

10. Penolong 1 melanjutkan stabilisasi in-line yang lebih unggul

daripada kepala pasien, mempertahankan perataan tulang

belakang netral

11. Perangkat Pengendali Gerak Spinal (yaitu, kerah serviks)

diterapkan

12. Handuk dapat ditempatkan di bawah kepala posterior untuk

mempromosikan keselarasan serviks netral stabilisasi.

Pertimbangan: Dalam situasi yang ideal, helm akan pas dan

semua perangkat keras akan mudah dihapus. Ini mungkin bukan

kasusnya dan kesesuaian helm harus dipertimbangkan baik di

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

29

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

primer penilaian atau setelah atlet dalam posisi terlentang di mana

pas bisa lebih baik divisualisasikan. Satu teknik untuk menilai

kecocokan adalah untuk melihat apakah tangan penyelamat dapat

dengan mudah masuk ke dalam helm melewati telinga tanpa

pembatasan. Dalam skenario ini, pertimbangan dapat dilakukan

untuk menghapus helm tanpa penghapusan sungkup muka.

B. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu melalui pancaindera

manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan

peraba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indera

penglihatan dan pendengaran ( Notoamodjo 2007).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2007: 139) pengetahuan terdiri dari :

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

2) Tahu (know)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

30

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

3) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

4) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

5) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih

didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain

6) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

7) Evaluasi (evaluation)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

31

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

C. Pendidikan kesehatan

1. Pengertian pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang

berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan

ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan

bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah

diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meningkatkan dan

memelihara kesehatan. Dalam keperawatan, pendidikan kesehatan

merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk

membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam

mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang

didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik (

Notoatmodjo. S, 2003: 20)

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Menurut Benyamin Bloom (1908) tujuan pendidikan adalah

mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu kognitif

(cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor

(psychomotor domain). Untuk Domain pembelajaran kognitif meliputi

seluruh perilaku intelektual dan memutuhkan pemikiran (Bastable,

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

32

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2003). Domain pembelajaran afekif menurut Krathwohl, et.al. (1964)

meliputi hal berikut :

a) Menerima : bersedia menerima perkataan orang lain.

b) Merespons : partisipasi aktif dalam kegiatan mendengarkan dan

bereaksi secara verbal dan nonverbal.

c) Memberi nilai : menetukan nilai pada suatu objek atau perilaku

yang diperlihatkan oleh pelajar.

d) Mengorganisasi : membangun sistem nilai dengan

mengidentifikasi dan mengorganisasi nilai dan memecahkan

konflik.

e) Karakterisasi : bereaksi dan merespon dengan sistem nilai yang

konsisten.

Untuk domain psikomotor melibatkan perolehan keterampilan

yang membutuhkan integrasi aktivitas mental dan otot, seperti

kemampuan berjalan atau menggunakan alat makan (Redman, 2007).

Pembelajaran psikomotor meliputi hal berikut:

a) Persepsi : menyadari adanya objek atau kualitas melalui

penggunaan indra.

b) Penetapan : kesiapan untuk mengambil aksi tertentu. Terdapat 3

penetapan yaitu mental, fisik dan emosional.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

33

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c) Respon yang dibimbing : pelaksanaan suatu pernyataan dibawah

bimbingan instruktur yang melibatkan peniruan aksi yang

didemonstrasikan

d) Mekanisme : perilaku dengan tingkat yang lebih tinggi dimana

individu memperoleh kepercayaan diri dan keterampilan dalam

perilaku yang lebih kompleks atau melibatkan beberapa langkah

yang lebih banyak.

e) Respons terbuka yang kompleks : melakukan keterampilan

motorik yang membutuhkan pola gerakan kompleks dengan

lancar dan akurat.

f) Adaptasi : kemampuan merubah respon motorik saat terjadi

masalah yang tidak terduga

g) Originasi : menggunakan keterampilan dan kemampuan

psikomotor untuk melakukan aksi motorik kompleks yang

melibatkan penciptaan pola gerakan baru.

3. Faktor yang mempengaruhi pendidikan kesehatan

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pendidikan kesehatan (Saragih, 2010 dan McQuail, 2000) yaitu :

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam memandang hal yang baru. Dapat dikatakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

34

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

bahwa seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

akan mudah menerima informasi yang baru didapatnya.

b. Tingkat sosial dan ekonomi

Semakin tingkat sosial dan ekonomi seseorang tinggi maka

mudah pula dalam menerima hal yang baru

c. Kepercayaan masyarakat

Lebih mudah diterima jika seseorang yang menyampaikan

informasi adalah orang yang sangat dihargai dan orang yang

sangat mereka kenal.

d. Adat istiadat

Masyarakat masih banyak yang menghargai dan menganggap adat

dan istiadat sebagai suatu hal yang perlu untuk tidak diabaikan.

e. Ketersediaan waktu dimasyarakat

Dalam penyampaian informasi perlu memperhatikan waktu dan

ketersediaan masyarakat untuk mempertahankan jumlah

kehadiran masyarakat saat pelatihan.

f. Usia

Umur yang makin cukup, maka tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih baik dalam hal berfikir dan bekerja.

g. Media masa

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

35

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Dalam kehidupan seharai-hari, media massa merupakan hal yang

memiliki pengaruh besar dalam pendidikan kesehatan. Dapat

memberikan kemudahan sebagai forum dalam mempresentasikan

berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga

memungkinkan terjadi tanggapan dan umpan balik.

h. Jenis kelamin

Jenis kelamin menjadi pengaruh dalam pendidikan kesehatan .

nilai dan sifat yang berbeda dimiliki antara pria dan wanita yang

mana akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

36

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

D. Kerangka teori

Gambar 3.1 Kerangka Teori Sumber : firt aid guidlines, 2016),

Notoatmodjo ( 2003: 20), Notoadmodjo (2007 ; 139), Notoadmodjo

(2007), Saragih (2010)

Edukasi Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor yang mempengaruhi : -tingkat pendidikan -usia -pengalaman

Tingkat Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi : -tingkat pendidikan tingkat sosial dan ekonomi kepercayaan masyarakat adat istiadat usia media massa jenis kelamin

Pendidikan kesehatan

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pertolongan Pertama 1 ...repository.ump.ac.id/9461/3/Desti Triyanasari BAB II.pdf · Pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan sebuah perawatan

37

Edukasi Pertolongan Pertama..., Desti Triyanasari, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

E. Kerangka konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.2 : kerangka konsep

F. Hipotesis

Ha : Terdapat perbedaan yang bermakna edukasi pertolongan pertama

pada kecelakaan lalu lintas terhadap pengetahuan pengendara Go-Jek di

wilayah Purwokerto.

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna edukasi pertolongan

pertama pada kecelakaan lalu lintas terhadap pengetahuan pengendara Go-

Jek di wilayah Purwokerto.

Pengetahuan pertolongsn

pertama pada kecelakaan lalu

lintas kelompok

eksperimen

Pengetahuan pertolongsn

pertama pada kecelakaan lalu

lintas kelompok kontrol

Edukasi Pertolongan

Pertama Pada

Kecelakaan Lalu Lintas

Perbedaan setelah edukasi

Perbedaan sebelum edukasi