bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. pembelajaran ...repository.ump.ac.id/5379/3/suci nur...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal
Lie (2010:58) menyatakan bahwa berkirim salam dan soal adalah
sebuah tipe model pembelajaran kooperatif yang memberi siswa
kesempatan untuk membuat soal atau pertanyaan sendiri. Metode ini
dapat melatih pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa. Siswa
akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan atau
soal yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya.
Lie (2010:58) mengemukakan langkah-langkah metode
pembelajaran berkirim salam dan soal yaitu:
1) Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari empat
orang siswa. Tiap-tiap kelompok menuliskan beberapa pertanyaan
atau soal untuk dikirim ke kelompok lain. Guru bisa mengawasi
dan membantu memilih soal-soal yang cocok.
2) Masing-masing kelompok melalui satu orang perwakilan
menyampaikan salam dan soal kepada kelompok lain. Salam yang
diberikan bisa berupa yel-yel.
3) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4) Setelah selesai mengerjakan soal, jawaban masing-masing
kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang mengirim
soal.
6
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
8
Metode pembelajaran berkirim salam dan soal juga memiliki
keunggulan. Menurut Lie (2010:58) metode ini bisa digunakan pada
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa. Kegiatan
belajar dengan metode berkirim salam dan soal cocok untuk persiapan
menjelang tes dan ujian.
2. Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat
teacher center (Trianto, 2009:41). Arends (2008:295) menyatakan bahwa
model pengajaran langsung adalah sebuah model yang berpusat pada
guru, yang memiliki lima langkah yaitu: establishing set, penjelasan
dan/atau demonstrasi, guided practice, umpan balik, dan extended
practice. Model pembelajaran langsung juga ditujukan pula untuk
membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Lingkungan
belajar untuk pengajaran langsung menurut Arends (2008:295) terutama
difokuskan pada tugas-tugas akademis dan dimaksudkan untuk
mempertahankan keterlibatan siswa secara aktif.
Ciri-ciri model pengajaran langsung menurut Kardi & Nur (dalam
Trianto, 2009:41-42) adalah sebagai berikut:
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa
termasuk prosedur penilaian belajar
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
9
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan
berhasil
Pelaksanaan pengajaran langsung harus memenuhi persyaratan yaitu ada
alat yang akan didemonstrasikan dan harus mengikuti tingkah laku
mengajar (sintaks).
Pengajaran langsung menurut Kardi (dalam Trianto, 2009:43) dapat
berbentuk ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik. Pengajaran
langsung digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang
ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa. Pada model
pengajaran langsung terdapat lima fase/tahap yang sangat penting yang
dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2.1 Tabel Tahapan Model Pembelajaran Langsung
Fase Peran Guru
Fase 1
Mengklarifikasikan tujuan
dan establishing set
Guru menyiapkan siswa untuk belajar
dengan menjelaskan tujuan-tujuan
pelajaran, memberikan informasi latar
belakang, dan menjelaskan mengapa
pelajaran itu penting
Fase 2
Mendemonstrasikan
pengetahuan dan
keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar atau mempresentasikan
informasi langkah demi langkah
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
10
Fase 3
Memberikan praktik
dengan bimbingan
Guru menstrukturisasi praktik awal
Fase 4
Memeriksa pemahaman
siswa dan memberikan
umpan-balik
Guru memeriksa untuk melihat apakah
siswa dapat melakukan keterampilan
yang diajarkan dengan benar dan
memberikan umpan balik kepada siswa
Fase 5
Memberikan praktik dan
transfer yang diperluas
Guru menetapkan syarat-syarat untuk
extended practice dengan memerhatikan
transfer keterampilan ke situasi-situasi
yang lebih kompleks
Sumber: Arends (2008:304)
Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
pegajaran langsung harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama
melalui memerhatikan, mendengarkan dan resitasi (tanya jawab) yang
terencana. Walaupun terpusat pada guru, namun pembelajaran langsung
merupakan salah satu strategi mengajar yang paling efektif dalam
menghasilkan prestasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Hattie
(dalam jurnal ECF 2011) yaitu “direct instruction was found to be one of
the most effective teaching strategies”.
Model pembelajaran langsung merupakan model pembelajaran
yang terkesan dirahasiakan, padahal jika diketahui model pembelajaran
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
11
langsung tidak kalah kesuksesannya dengan model-model pembelajaran
inovatif lainnya. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan Lindsay
(2012:2) yaitu “Direct Instruction should be no secret at all, for it has
been proven in the largest educational study ever (discussed below) and
continues to bring remarkable success at low cost when it is implemented”.
Model pembelajaran langsung akan menghasilkan kesuksesan luar biasa
dengan biaya rendah ketika diimplementasikan.
Melihat pernyataan di atas, dapat ditekankan bahwa pembelajaran
langsung adalah model pembelajaran yang efektif. Keefektifan model
pembelajaran langsung juga pada dasarnya ditentukan oleh kemampuan
siswa itu sendiri. Seperti halnya dikemukakan oleh Peterson (1979:47)
bahwa “the effectiveness of direct instruction also seems to depend on
students’ ability”. Walaupun pada hakikatnya model pembelajaran
langsung adalah model berbasis teacher-centred, namun kemampuan
siswa juga ikut menentukan keefektifan model pembelajaran langsung.
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung pada
dasarnya mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Kardi dan Nur
(dalam Trianto, 2009:47-52) mengemukakan langkah-langkah pengajaran
langsung adalah sebagai berikut:
1) Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
Tujuan dari langkah awal ini adalah untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa. Siswa apabila tertarik dan telah
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
12
memusatkan perhatiannya pada apa yang dibawakan oleh guru, maka
mereka akan termotivasi untuk berperan serta dalam pelajaran itu.
2) Menyampaikan tujuan
Siswa perlu mengetahui untuk apa mereka berpartisipasi dalam
suatu pelajaran tertentu. Siswa juga perlu mengetahui apa yang harus
mampu mereka lakukan setelah ikut berperan serta dalam pelajaran itu.
Guru dalam menyampaikan tujuan kepada siswa dapat melalui
rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan
tulis atau menempelkan informasi tertulis pada papan bulletin.
Rangkuman rencana pembelajaran itu berisi tahap-tahap dan isinya,
serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.
3) Menyiapkan siswa
Guru perlu menyiapkan siswa untuk menarik perhatian mereka,
memusatkan perhatian mereka pada pokok pembicaraan, dan
mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya. Hal-
hal yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari
tentunya.
4) Presentasi dan demonstrasi
Fase kedua pengajaran langsung adalah melakukan presentasi
atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Guru harus
mempresentasikan informasi sejelas mungkin karena pada dasarnya
demonstrasi erat kaitannya dengan penjelasan verbal. Pernyataan
tersebut sesuai dengan pernyataan Jarolimeck (1981:124) yaitu:
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
13
“many demonstrations are extensions of exposition; the only difference
being that demonstrations stresses seeing in addition to hearing. Where
there is the expectations of a failure to understand a verbal
explanation, where there are frequent errors in learning, where the
possibility of misunderstanding is high, the demonstrations mode can
help overcome these difficulties”
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa kebanyakan demonstrasi
merupakan kelanjutan dari eksposisi, yang terdapat dugaan kegagalan
dalam memahami penjelasan secara lisan atau ketidakpahaman, terdapat
banyak frekuensi kesalahan dalam pembelajaran, dan kemungkinan
terjadi kesalahpahaman adalah tinggi sehingga cara demonstrasi dapat
mengatasi kesulitan-kesulitan ini.
5) Mencapai kejelasan
Kemampuan guru memberikan informasi dengan jelas dan
spesifik kepada siswa mempunyai dampak yang positif terhadap proses
belajar siswa. Informasi yang kurang jelas dan membingungkan bagi
siswa biasanya terjadi pada saat guru tidak menguasai sepenuhnya isi
pokok bahasan yang disampaikannya, dan tidak menguasai teknik
berkomunikasi dengan baik.
6) Melakukan demonstrasi
Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi, bahwa
sebagian besar hasil belajar adalah berasal dari mengamati orang lain.
Belajar dengan meniru tingkah laku orang lain dapat menghemat waktu,
menghindari siswa dari belajar melalui “trial and error.” Guru perlu
menguasai dengan baik konsep atau keterampilan yang akan
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
14
didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk
menguasai komponen-komponennya agar dapat berhasil dalam
mendemonstrasikan suatu konsep atau keterampilan.
7) Mencapai pemahaman dan penguasaan
Guru harus memperhatikan bahwa sesuatu yang akan
didemonstrasikan adalah benar dan harus memperhatikan aktivitas
siswa dalam setiap tahap demonstrasi. Hal ini disebabkan karena jika
guru menghendaki agar siswa-siswanya dapat melakukan sesuatu yang
benar, guru perlu berupaya agar segala sesuatu yang didemonstrasikan
juga benar. Banyak contoh yang menunjukkan, bahwa anak/siswa
bertingkah laku yang tidak benar karena mencontoh tingkah laku orang
lain yang tidak benar.
8) Berlatih
Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar
diperlukan latihan yang intensif, dan memerhatikan aspek-aspek
penting dari keterampilan atau konsep yang didemonstrasikan.
9) Memberikan latihan terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara
guru mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.”
Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan
retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan
memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi
yang baru.
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
15
10) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
Tahap ini kadang-kadang juga disebut tahap resitasi yaitu guru
memberikan beberapa pertanyaan lisan atau tertulis kepada siswa
kemudian guru memberikan respons terhadap jawaban siswa. Kegiatan
ini merupakan aspek penting dalam pengajaran langsung, karena tanpa
mengetahui hasilnya, latihan tidak banyak manfaatnya bagi siswa.
Umpan balik yang diberikan guru dapat berupa umpan balik secara
lisan, tes, dan komentar tertulis. Tanpa umpan balik spesifik, siswa tak
mungkin dapat memperbaiki kekurangannya, dan tidak dapat mencapai
tingkat penguasaan keterampilan yang mantap.
11) Memberikan kesempatan latihan mandiri
Pada tahap ini, guru memberikan tugas kepada siswa untuk
menerapkan keterampilan yang baru dia peroleh. Kegiatan ini dilakukan
secara pribadi yang dilakukan di rumah atau di luar jam pelajaran.
Berkaitan dengan tugas yang diberikan guru kepada siswa, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Kardi dan Nur (dalam
Trianto, 2009:52), yaitu:
- Tugas rumah yang diberikan adalah merupakan kelanjutan pelatihan
untuk pembelajaran berikutnya bukan merupakan kelanjutan dari
proses pembelajaran;
- Guru hendaknya menginformasikan kepada orang tua siswa agar
mereka terlibat dalam membimbing siswa di rumah.
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
16
- Guru perlu memberikan umpan balik tentang hasil tugas yang
diberikan kepada siswa di rumah.
3. Belajar
a. Pengertian belajar
Pengertian belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan
tingkah laku (Hamdani, 2011:138). Brunner (dalam Trianto, 2009:15)
mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif siswa
membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada
pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Slameto (2010:2) mengemukakan pengertian belajar sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Perubahan
tingkah laku tersebut sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut pengertian dari beberapa pakar di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi pada
individu sebagai dampak dari sebuah proses yang dialami oleh
individu tersebut. Perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar banyak
sekali sifat dan jenisnya sehingga tidak semua bentuk perubahan dapat
dikatakan sebagai hasil belajar.
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
17
b. Prestasi belajar
Menurut Hamdani (2011:137) prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun
kelompok. Selama seseorang tidak pernah melakukan kegiatan, maka
prestasi tidak akan pernah dihasilkan.
Sedangkan Harahap (dalam Hamdani, 2011:138) memberikan
batasan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan
bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang
terdapat dalam kurikulum.
Berdasarkan pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan atau proses belajar yang
telah dikerjakan secara individual maupun kelompok yang berupa nilai
pengetahuan. Hasil atau prestasi tersebut sebagai indikator keberhasilan
dari proses belajar yang telah dilalui oleh siswa. Untuk mengukur tinggi
rendahnya prestasi dilakukan dengan teknik tes. Tes prestasi menurut
Azwar (2011:8) mengacu pada tes prestasi belajar kawasan ukur kognitif
dalam bentuk tertulis. Dalam kegiatan formal di kelas, tes prestasi yang
diberikan dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes
sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
Untuk mengukur prestasi siswa, tes prestasi memiliki beberapa
prinsip dasar penggunaan menurut Gronlund dalam Azwar (2011:18-21).
Prinsip-prinsip dasar tersebut yaitu:
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
18
1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara
jelas sesuai dengan tujuan instruksional
2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil
belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau
pengajaran.
3) Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok
guna mengukur hasil belajar yang diinginkan
4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan
tujuan penggunaan hasilnya
5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil
ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati
6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para
anak didik
4. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Menurut Sapriya, Nurdin dan Susilawati (2007:2) IPS merupakan
singkatan dari Ilmu Pengetahuan Sosial, salah satu mata pelajaran yang
diberikan di tingkat pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi.
“Social studies” adalah istilah dari IPS yang diajarkan di jenjang
perguruan tinggi. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
19
b. Tujuan IPS
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menerangkan tujuan
mata pelajaran IPS yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
- Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya
- Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial
- Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
- Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Menurut Solihatin dan Raharjo (2009:15) pendidikan IPS pada
dasarnya bertujuan untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan
pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tentunya dibutuhkan suatu pola
pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut.
Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan
berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus
ditingkatkan agar pembelajaran IPS benar-benar mampu mengondisikan
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
20
upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk
menjadi manusia dan warga Negara yang baik (Kosasih dalam Solihatin,
2009:15). Menurut Aziz Wahab dalam Solihatin (2009:15) hal ini
dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi
tercapainya tujuan pendidikan.
Lingkungan belajar IPS mempunyai dua karakteristik yaitu tampak
dan tidak tampak. secara lengkap Jarolimeck (1977:25) menyatakan:
“There are visible and invisible characteristics of a social studies
learning environment. The visible qualities have to do with the physical
arrangement of the room: how the pupil stations are arranged, how
learning centers are organized and placed in the room, what books and
other learning resources are available, what displays and exhibits are
present, and so on. The invisible characteristics reflect the emotional and
social tone of the environment: the presence or absence of hostility,
stress, and aggression. The invisible dimensions of a classroom
environment are often referred to as the classroom climate or classroom
atmosphere.”
Karakteristik lingkungan yang tampak berkaitan dengan pengaturan
ruang kelas, bagaimana pengaturan posisi siswa dalam kelas diatur,
bagaimana pusat pembelajaran disusun dan ditempatkan dalam kelas,
bagaimana buku dan sumber belajar lainnya tersedia, dan bagaimana
penyampaiannya dilakukan. Karakteristik pembelajaran tak nampak
dicerminkan dengan emosi dan sosial sebuah keadaan seperti kehadiran
dan ketidakhadiran, permusuhan, tekanan dan ketidakpatuhan. Dimensi
pembelajaran tak nampak, tercermin dari sebuah keadaan kelas yang
biasanya disebut iklim kelas atau suasana kelas.
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
21
c. Materi pelajaran IPS
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi perjuangan para
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Materi tersebut
diajarkan di kelas V pada awal semester 2. Standar kompetensinya
menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi dasarnya
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang.
Materi perjuangan para pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang diantaranya berisi tentang sejarah masuknya bangsa asing yaitu
Belanda dan Jepang ke Indonesia. Kedatangan Belanda dan Jepang ke
Indonesia bertujuan untuk menjajah Bangsa Indonesia. Materi tersebut
menjelaskan bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan
Belanda dan Jepang oleh masing-masing daerah di Indonesia yang masih
berbentuk kerajaan.
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Shupe (2003:2) dalam thesisnya yang
berjudul “Cooperative Learning versus Direct Instruction: Which Type of
Instruction Produces Greater Understanding of Fractions with Fourth
Graders?”. Dalam penelitian tersebut ditunjukkan bahwa nilai rata-rata
materi pecahan pada siswa yang menggunakan model pembelajaran
langsung (direct instruction) mencapai 47,17 dan nilai rata-rata siswa yang
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
22
menggunakan model kooperatif (cooperative learning) mencapai 42,75,
sehingga nilai rata-rata siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran langsung lebih tinggi daripada siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).
Penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian studi komparasi yang dilaksanakan oleh Fatikha, mahasiswa
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Fatikha (2007) melakukan penelitian perbandingan prestasi
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sumbang antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
dengan model pembelajaran klasikal (ceramah). Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang
diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dengan model pembelajaran klasikal (ceramah)
dengan nilai rata-rata postes kelas eksperimen (model pembelajaran
STAD) = 75,48 dan nilai rata-rata postes kelas kontrol (model
pembelajaran klasikal) = 65,60. Nilai rata-rata siswa yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari siswa yang
diajar dengan model pembelajaran klasikal.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dapat dirumuskan berdasar landasan teori
yang telah dijabarkan adalah:
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
23
1) Prestasi belajar IPS siswa menggunakan metode berkirim salam dan
soal
Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan atau proses belajar
yang telah dikerjakan secara individual maupun kelompok yang berupa
nilai pengetahuan yang dapat diukur menggunakan tes. Prestasi belajar
sebagai indikator keberhasilan dari model atau metode pembelajaran
yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
penerapan metode pembelajaran berkirim salam dan soal maka dapat
diketahui prestasi belajar yang dihasilkan melalui metode pembelajaran
tersebut.
2) Prestasi belajar IPS siswa menggunakan model pembelajaran langsung
Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran langsung. Model
pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang berbasis
teacher-centred dan keefektifannya ditentukan juga oleh kemampuan
pribadi siswa. Melalui model pembelajaran langsung yang diterapkan
oleh guru, maka dapat dilihat prestasi belajar IPS siswa yang
dihasilkan.
3) Studi komparatif atau perbandingan prestasi belajar IPS siswa
menggunakan metode berkirim salam dan soal dengan model
pembelajaran langsung
Penerapan kedua model pembelajaran yang berbeda yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe berkirim salam dan soal dengan model
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013
24
pembelajaran langsung tentunya akan menghasilkan prestasi belajar IPS
siswa yang berbeda pula. Prestasi belajar IPS siswa yang menggunakan
model pembelajaran yang berbeda tersebut kemudian dibandingkan
untuk diketahui model pembelajaran mana yang lebih efektif dalam
menghasilkan prestasi belajar IPS siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan landasan teori, hasil penelitian yang
relevan, kerangka berpikir di atas maka hipotesis penelitian yang dapat
diambil yaitu terdapat perbedaan antara prestasi belajar IPS siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe berkirim
salam dan soal dan model pembelajaran langsung (direct instruction).
Studi Komparatif Prestasi..., Suci Nur Latifah, FKIP UMP, 2013