bab ii tinjauan pustaka a. konsep keluaragarepository.ump.ac.id/4891/2/catur lina w bab ii.pdf ·...

35
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluaraga 1. Definisi keluarga Definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagi berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal di dalam satu rumah yang sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam hal penerapannya maupun inkluvitasnya ( U. S. Bureau of the Census dalam Friedman, 2010). Keluarga adalah unit terkecil dalam masyrakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (BKKBN, 1992 dalam murwani, 2007) Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. (Spredley & Allender, 1996 dalam Murwani, 2007) Jadi dari beberapa pendapat diatas dapatvdisimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari satu atau lebih individu yang tinggal dalam satu rumah. Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Keluaraga

    1. Definisi keluarga

    Definisi keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagi

    berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh

    ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal di dalam satu rumah

    yang sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam

    hal penerapannya maupun inkluvitasnya ( U. S. Bureau of the Census

    dalam Friedman, 2010).

    Keluarga adalah unit terkecil dalam masyrakat yang terdiri dari

    suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau

    ibu dan anaknya. (BKKBN, 1992 dalam murwani, 2007)

    Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,

    sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam

    interelasi sosial, peran dan tugas. (Spredley & Allender, 1996 dalam

    Murwani, 2007)

    Jadi dari beberapa pendapat diatas dapatvdisimpulkan bahwa

    keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari satu

    atau lebih individu yang tinggal dalam satu rumah.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 9

    2. Fungsi keluarga

    Menurut Setyowati & Murwani (2007) fungsi keluarga yang

    berhubungan dengan struktur, yaitu:

    a. Struktur legalisasi :Masing – masing keluarga mempunyai hak

    yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)

    b. Struktur yang hangat, menerima, dan toleransi

    c. Struktur yang terbuka dan anggota keluarga yang terbuka :

    mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty dan authenicity)

    d. Struktur : suka melawan dan tergantung pada peraturan

    e. Struktur yang bebas : tidak ada peraturan yang memaksa

    (permissiveness)

    f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, sukar berteman)

    g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)

    h. disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

    Sedangkan menurut Friedman (2010) mengidentifikasikan lima

    fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:

    a. Fungsi afektif

    Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga,

    yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi keluarga berguna

    untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan

    melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan

    kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 10

    Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam

    melaksanakan fungsi afektif adalah:

    1. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,

    saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih

    sayang dan dukungan dari anggota keluarga lain.

    2. Saling menghargai : bila anggota keluarga saling menghargai

    dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga

    serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi

    afektif akan tercapai.

    3. Ikatan dan identifikasi, ikatan keluarga dimulai sejak pasangan

    sepakat memulai pasangan hidup.

    b. Fungsi sosialisasi

    Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan

    yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan

    belajar berperan dalam lingkungan sosial.

    c. Fungsi reproduksi

    Keluarga berfungsi untuk memeruskan keturunan dan

    menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu

    perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis

    pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah

    mempertahankan keturunan.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 11

    d. Fungsi ekonomi

    Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

    seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan

    makanan, pakaian, dan tempat tinggal.

    e. Fungsi perawatan kesehatan

    Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan

    praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya

    gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang

    sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan

    mempengaruhi status kesehatan keluarga. Adapun tugas kesehatn

    keluarga adalah sebagi berikut. (Friedmann. 2010)

    1. Mengenal masalah kesehatan

    2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

    3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

    4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

    5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

    kesehatan masyarakat.

    3. Tipe dan bentuk keluarga

    Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

    berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial

    maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat

    mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

    kesehtan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 12

    Berikut merupakan tipe keluarga menurut Setyowati & Murwani

    (2007) :

    a. Tipe keluarga tradisional

    1. Keluarga inti, yaitu satu rumah tangga yang terdiri dari suami,

    istri, dan anak (kandung atau angkat)

    2. Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

    lain yang mempuyai hubungan darah, misal : kakek, nenek,

    keponakan, paman, bibi.

    3. Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari

    suami dan istri tanpa anak

    4. “Single Parent”, yaitu suatu rumah tanggayang terdiri dari satu

    orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi

    ini dapt disebabkan oleh perceraian atau kematian.

    5. “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri

    seorang dewasa. Misal: seorang yang telah dewasa kemudian

    tinggal kost untuk bekerja atau kuliah.

    b. Tipe keluarga non tadisional

    1. The unmarried teenege mather

    Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan

    anak dari hubungan tanpa nikah.

    2. The stepparent family

    Keluarga dengan orang tua tiri.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 13

    3. Commune family

    Beberapa pasangan keluaga (dengan anaknya) yang tidak ada

    hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber

    dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi

    anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan

    anak bersama

    4. The non marital heterosexual cohibiting family

    Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan

    tanpa melalui pernikahan.

    5. Gay and lesbian family

    Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

    sebagai suami istri (marital partners)

    6. Cohibiting couple

    Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

    karena beberapa alasan tertentu

    7. Group-marriage family

    Beberapa orang dewasamenggunakan alat – alat rumah tangga

    bersama saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu

    termasuk sexual dan membesarkan anaknya.

    8. Group network family

    Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai – nilai, hidup

    bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 14

    menggunakan barang – barang rumah tangga bersama,

    pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya

    9. Foster family

    Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga

    atau saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua

    anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

    kembali keluarga yang lainnya.

    10. Homeless family

    Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

    yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

    dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

    11. Gang

    Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang

    muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

    mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan

    kriminal dalam kehidupannya.

    4. Tahap dan perkembangan keluarga

    Tahap keluarga adalah suatu interval waktu dengan struktur

    dan interaksi hubungan peran dalam keluarga yang berbeda secara

    kualitatif dan kuantitatif dari periode lain. Tahap keluarga memiliki

    rentan waktu yang cukup besar dan, meskipun transisi

    menghubungkan satu tahap ke tahap lain, terdapat pemutusan

    hubungan sehingga setiap tahap memiliki ciri berbeda. Adapun tahap –

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 15

    tahap perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duval and Miller

    dalam Friedman (2010) adalah :

    a. Tahap I : Pembentukan pasangan Baru

    Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu

    keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli

    sampai kehubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap

    pernikahan. Tugas perkembangan keluarga yaitu membentuk

    pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan

    secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan pada periode

    ini, perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis.

    b. Tahap II : Childbering family

    Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama dan

    berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Setelah hadirnya anak

    pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan penting.

    Suami, istri, dan anak harus mempelajari peran barunya, sementara

    unit keluarga inti mengalami perkembangan fungsi dan tanggung

    jawab. Tugas perkembangan keluarga yaitu membentuk keluarga

    muda sebagai suatu unit yang stabil (menggabungkan bayi yang

    baru lahir ke dalam keluarga), memperbaiki hubungan setelah

    konflik mengenai tugas perkembangan dan kebutuhan berbagai

    anggota keluarga, mempertahankan hubungan pernikahan yang

    memuaskan, dan memperluas hubungan dengan keluarga besar

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 16

    dengan menambahkan peran menjadi orang tua dan menjadi

    kakek/nenek.

    c. Tahap III : Keluarga dengan anak prasekolah

    Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak

    pertama berusia 2½ tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

    Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan

    posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki – laki, dan

    putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan

    berbeda. Tugas perkembangan keluarga yaitu memenuhi

    kebutuhan anggota keluarga akan rumah, ruang, privasi, dan

    keamanan yang memadai, mensosialisasikan anak,

    mengintregasikan anak kecil sebagai anggota keluarga baru

    sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lain, dan

    mempertahankan hubungan yang sehat di dalam keluarga.

    d. Tahap IV : Keluarga dengan anak sekolah

    Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah

    dalam waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika

    ia mencapai pubertas, sekitas usia 13 tahun. Keluarga biasanya

    mencapai jumlah anggota maksimal dan hubungan pada keluarga

    pada akhir tahap ini juga maksimal. Tugas perkembangan keluarga

    yaitu mensosialisasikan anak – anak mereka pada saat ini termasuk

    meningkatkan prestasi sekolah. Tugas keluarga yang penting

    lainnya adalah mempertahankan hubungan pernikahan yang

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 17

    memuaskan. Tugas perkembangan keluarga yaitu

    mensosialisasikan anak – anak, termasuk meningkatkan prestasi

    sekolah dan membantu hubungan anak – anak yang sehat dengan

    teman sebaya, mempertahankan hubungan pernikahan yang

    memuaskan, dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

    keluarga.

    e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja

    Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun.

    Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,

    walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga

    lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di rumah pada

    usia lebih dari 19-20 tahun. Anak lainnya yang tinggal dirumah

    biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga pada tahap

    anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk

    memberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih

    besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.

    Tugas perkembangan keluarga yaitu menyeimbangkan kebebasan

    dengan tanggung jawab pada saat anak remaja telah dewasa dan

    semakin otonomi, memfokuskan kembali hubungan pernikahan,

    dan berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak.

    f. Tahap VI : Keluarga melepaskan anak dewasa muda

    Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan

    perginya anak pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 18

    “kosongnya rumah”, ketika anak terakhir juga telah meninggalkan

    rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau cukup lama, bergantung

    pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum

    menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan

    SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga yaitu

    memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda,

    termasuk anggota keluarga baru yang berasal dari perikahan anak –

    anaknya, melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan

    kembali hubungan pernikahan, dan membantu orang tua suami dan

    istri yang sudah menua dan sakit.

    g. Tahap VII : Orang tua paru baya

    Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, merupakan

    tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika orang tua

    berusia sektar 45 sampai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya

    pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tugas

    perkembangan keluarga yaitu menyediakan lingkungan yang

    meningkatkan kesehatan, mempertahankan kepuasan dan

    hubungan yang bermakna antara orang tua yang telah menua dan

    anak mereka, dan memperkuat hubungan pernikahan.

    h. Tahap VIII : Keluarga lansia dan pensiunan

    Tahap ini dimulai dengan pensiun salah satu atau kedua

    pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dan

    berakhir dengan kematian pasangan yang lain. Tugas

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 19

    perkembangan keluarga yaitu mempertahankan penataan

    kehidupan yang memuaskan, menyesuaikan terhadap penghasilan

    yang berkurang, mempertahankan hubungan pernikahan,

    menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan

    ikatan keluarga antar generasi, dan melanjutkan untuk

    merasinalisasi kehilangan keberadaan anggota keluarga

    (peninjauan dan integrasi kehiduan).

    5. Struktur keluarga

    Menurut Setyowati & Murwani (2007) struktur keluarga terdiri atas :

    a. Pola dan proses komunikasi

    Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan

    jujur, (2) selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikir

    positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapatan

    sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

    1. Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan suatu

    pnedapat, apa yang disampaikan jelas, dan berkualitas,

    selalu meminta dan menerima umpan balik.

    2. Karakteristik penerima : sikap mendengarkan, memberikan

    umpan balik, melakukan validasi

    b. Struktur peran

    Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan

    sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud

    dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 20

    masyarakat misalnya sebagai istri, suami, anak, dan

    sebagainya.

    c. Struktur kekuatan

    Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan

    aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi

    untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. Ada

    beberapa macam tipe struktur kekuatan, sebagai berikut :

    1. Legitimati power

    2. Referent power

    3. Reward power

    4. Corective power

    5. Affective power

    d. Nilai – nilai keluarga

    Nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan kepercayaan

    yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga

    dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu

    pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma

    adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

    berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah

    kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi, dan

    ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 21

    6. Struktur peran keluarga

    Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku

    yang secara ralatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan

    dari seseorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran

    berdasarkan pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi

    apa saja yang harus dilakukan oleh individu di dalam situasi tertentu

    agar memenuhi harapan diri atau orang lain terhadap mereka. Posisi

    atau status didefinisikan sebagi letak seseorang dalam suatu sistem

    sosial.

    Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat

    diklasifikasikan menjadi dua yaitu :

    a. Peran Formal Keluarga

    Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung

    dalam struktur peran keluarga (ayah-suami,dll). Yang terkait

    dengan masing – masing posisi keluarga formal adalah peran

    terkait atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen.

    Keluarga membagi peran kepada anggota keluarganya dengan

    cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi perannya:

    berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran terhadap

    berfungsinya sistem tersebut. Beberapa peran membutuhkan

    ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang lain kurang

    kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kuarang

    terampil atau jumlah kekuasaanya paling sedikit.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 22

    b. Peran Informal Keluarga

    Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak

    tampak pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi

    kebutuhan emosional anggota keluarga dan/atau memelihara

    keseimbangan keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan

    untuk memenuhi kebutuhan integrasi dan adaptasi dari

    kelompok keluarga.

    7. Proses dan strategi koping keluarga

    Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagi proses

    atau mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa

    koping keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan

    perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena

    itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang

    mendasari yang menungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi keluarga

    yang diperlukan.

    8. Keluarga sebagai klien

    Pada penjabar konsep keperawatan keluarga, keseluruhan

    keuarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian

    dan perawatan. Dalam hal ini, keluarga merupakan bagian terdepan,

    sedangkan individu anggota keluarga berperan sebagai latar belakang

    atau konteks. Keluarga dipandang sebagi sebuah sistem yang saling

    mempengaruhi. Fokusnya adalah pada hubungan dan dinamika interna

    keluarga, fungsi, dan struktur keluarga, dan hubungan subsistem

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 23

    dengan keseluruhan serta hubungan keluarga dengan lingkungan

    luarnya. Pada tipe penjabaran keluarga yang terakhir inilah, kontribusi

    unit keperawatan keluarga terlihat jelas.

    Ketika teori sistem dan sibernatik menjadi cara utama

    memandang dan menganalisis keluarga, terutama konsep mengenai

    interaksi, sirkulasi, dan timbal balik. Pada keperawatan sistem

    keluarga, hubungan antar penyakit, anggota keluarga, dan keluarga

    dikaji dengan menggunakan perspektif interaksi ini dan dimasukan

    kedalam rencana terapi. Tipe praktik ini melibatkan penggunaan

    paradigma dan kerangka epistomologis yang berbeda untuk pengkajian

    dan perawatan, yang ditandai dengan holisme dan hubungan kausal

    yang sirkular. Keperawatan sistem keluarga menggunakan pengkajian

    klinis lanjut dan ketrampilan intervensi yang berdasarkan pada

    perpaduan keperawatan, terapi, dan teori sistem keluarga. Hal ini

    menunjukan praktik keperawatan tingkat lanjut, dan konsentrasinya

    yang simultan, yang ditunjukan tidak hanya pada keseluruhan keluarga

    sebagai unit perawatan, tetapi juga pada berbagai sistem, seperti

    individu, keluarga, dan sistem yang lebih besar.

    Untungnya masih banyak upaya yang dilakukan pada perawatn

    primer keluarga untuk memandang unit keluarga sebagai fokus utama

    keparawatan, tetapi dengan adanya uapaya pengetatan biaya dan

    kurangnya pembayaran untuk perawatan keluarga, upaya yang

    dilakukan ini tidak tersebar secara luas.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 24

    9. Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan

    keluarga

    Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam

    menyelesaikan masalah atau melakukan perawatan kesehatan keluarga,

    diantaranya sebagai berikut:

    a. Pendidik

    Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada

    keluarga dengan tujuan sebagi berikut : (1) keluarga dapt

    melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri,

    dan (2) bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan

    keluarga. Dengan diberikan pendidikan kesehapatan /

    penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengatasi dan

    bertanggung jawab terhadap masalah kesehtan.

    b. Koordinator

    Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar

    pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga

    sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi

    dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih

    dan pengulangan.

    c. Pelaksana

    Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga yang baik di

    rumah, klinik maupun rumah sakit bertanggung jawab dalam

    memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 25

    kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat

    dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan

    yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dan melakukan

    asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.

    d. Pengawas kesehatan

    Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home

    visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi

    atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

    Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi diharapkan

    ada tindak lanjut dari kunjungan ini.

    e. Konsultan

    Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi

    masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat pada

    perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus dibina

    dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat

    dipercaya. Maka dengan demikian, harus ada Bina Hubungan

    Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.

    f. Kolaborsi

    Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan

    pelayan rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan

    yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang

    optimal. Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai perawat di

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 26

    rumah sakit tetapi juga dikeluarga dan komunitaspun dapat

    dilakukan.

    g. Fasilitator

    Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga

    dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat

    kesehatan yang optimal. Kendala yang sering dialami keluarga

    adalah keraguan didalam menggunakan pelayanan kesehatan,

    masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan

    peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus

    mengetahui sistem pelayanan kesehatan, misalnya sistem

    rujukan dan dana sehat.

    h. Penemu kasus

    Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah

    mengidentifikasi kesehtan secara dini (case finding), sehingga

    tidak terjadi ledakan atau Kejadian Luar Biasa (KLB).

    i. Modifikasi lingkungan

    Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan,

    baik lingkungan rumah, linkungan masyarakat, dan lingkungan

    sekitarnya agar dapa tercipta lingkungan yang sehat.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 27

    B. Konsep Penyakit Hipertensi

    1. Definisi Hipertensi

    Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari

    140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi

    peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus – menerus pada

    beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau

    beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimanan mestinya

    dalam memepertahankan tekanan darah secara normal.(Saferi &

    Mariza, 2013)

    Hipertensi berkaitan dengan kenaikan darah sistolik atau

    tekanan diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat

    didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi peisten dimana tekanan

    sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90

    mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai

    tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.(Brunner

    & Suddarth, 2005)

    Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang

    memberi gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke

    (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah

    jantung) dan hipertrofi ventrikel kanan / left ventricle hypertrophy

    (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak yang berupa stroke,

    hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian

    yang tinggi. (Bustan, 2007)

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 28

    Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanda

    gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri

    menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal

    jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.(Utaminingsih, 2009)

    2. Anatomi Fisiologi

    a. Anatomi Jantung

    Gambar II.1 : Anatomi Jantung

    b. Fisologi Jantung

    Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut,

    berongga, basisnya diatas, dan puncaknya dibawah. Apeksnya

    (puncak) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira – kira 300 gram.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 29

    Ukuran jantung kira – kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa

    beratnya sntara 220 sampai 260 gram. Jantung terbagi oleh subuah

    septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap

    belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang teratas

    disebut atrium, dan yang bawah disebut ventrikel. Maka di kiri

    terdapat 1 atrium dan 1 ventrikel, dan di kanan juga terdapat 1

    atrium dan 1 ventrikel. Disetiap sisi ada hubungan antara atrium

    dan ventrikelmelalui lubang atrio-ventrikuler dan pada setiap

    lubang tersebut terdapat katup: yang kanan bernama katup

    (valvula) trikuspidalis dan yang kiri katup mitral atau katup

    bikuspidalis. (Evelyn, 2007)

    Jantung tersusun atas otot – otot yang bersifat khusus dan

    terbungkus sebuah membran yang disebut perikardium. Membran

    ini terdiri atas dua lapis : perikardium viseral adalah membran

    serus yang lekat sekali pada jantung, dan perikardium parietal

    adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis jantung dan

    membungkus jantung sebagai kantong longgar. Karena susunan

    ini, jantung berada didalam dua lapis kantong perikardium, dan

    diantara dua lapisan itu ada cairan serus. Karena sifat meminyaki

    dari cairan itu, jantung dapat bergerak bebas.

    Disebelah dalam jantung dilapisi endotelium. Lapisan ini

    disebut endokardium. Terdapat tiga lapisan jaringan jantung :

    1. Perikardium : lapisan luar.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 30

    2. Miokardium : lapisan tengah, terdiri dari dua otot berserat yang

    bertanggung jawab atau kontraksi jantung.

    3. Endokardium : lapisan dalam, yang melepasi sebelah dalam

    dari bilik – bilik dan katup – katup jantung.

    Sebelah dalam dinding ventrikel ditandai berkas – berkas

    otot yang tebal. Beberapa bentuk puting yaitu, otot – otot papilaris.

    Pada tepi bawah otot – otot ini terkait benang – benang tendon

    tipis, yaitu kordae tendinaee. Benang – benang ini mempunyai

    kaitan kedua yaitu pada tepi bawah katup atrio-ventrikuler. Kaitan

    ini menghindarkan kelopak katup terdorong masuk kedalam

    atrium, bila ventrikel berkontraksi. (Evelyn, 2009)

    c. Sirkulasi Darah

    1. Peredaraan darah besar

    Darah meninggalkan ventrikel kiri jantung melalui

    aorta, yaitu arteri terbesar dalam tubuh. Aorta ini bercabang

    menjadi arteri lebih kecil yang menghantarkan darah ke

    berbagai bagian tubuh. Arteri – arteri ini bercabang dan

    beranting lebih kecil lagi hingga samapi pada arteriola. Arteri –

    arteri ini mempunyai dinding yang sangat berotot yang

    menyempitkan salurannya dan menahan aliran darah.

    Fungsinya adalah mempertahankan tekanan darah arteri dan

    mengatur aliran darah dalam kapiler. Dinding kapiler sangat

    tipis sehingga dapat berlangsung pertukaran zat antar plasma

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 31

    dan jaringan interstisil. Kemudian kapiler – kapiler ini

    bergabung dan membentuk pembuluh lebih besar yang disebut

    venula, yang kemudian juga bersatu menjadi vena, untuk

    menghantarkan darah kembeli ke jantung. Semua vena bersatu

    dan bersatu lagi hingga terbentuk dua batang vena, yaitu vena

    cava inferior yang mengumpulkan darah dari badan dan

    anggota gerak bawah, dan vena cava superior yang

    mengumpulkan darah dari kepala dan anggota gerak atas.

    Kedua pembuluh darah ini menuangkan isinya ke dalam atrium

    kanan jantung.

    2. Peredaran darah kecil

    Darah dari vena kemudian masuk ke dalam ventrikel

    kanan yang berkontarksi dan memompanya ke dalam arteri

    pulmonalis. Arteri ini bercabang dua untuk menghantarkan

    darahnya ke paru – paru kanan dan kiri. Darah tidak sukar

    memasuki pembuluh – pembuluh darah yang menggali paru –

    paru. Di dalam paru – paru setiap arteri membelah menjadi

    arteruola dan akhirnya menjadi kapiler pulmonal yang

    mengitari alveoli di dalam jaringan paru – paru untuk

    memungut oksigen dan melepaskan karbondioksida.

    3. Etiologi

    Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume

    sekuncup dan Total Peripheral Resistence (TPR). Peningkatan

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 32

    kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal

    saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut

    jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan

    hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung

    biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup sehingga

    tidak menimbulkan hieprtensi.

    Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat

    terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang

    berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh

    ginjal atau konsumsi garam yang berlebih. Peningkatan pelepasan

    rennin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat

    mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume

    plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir

    sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.

    Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan

    sistolik.

    Peningkatan TPR yang berlangsung lama dapat terjadi pada

    peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau

    responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal.

    Kedua hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

    Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan

    dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk

    mendorong darah melintasi pembuluh darh yang menyempit. Hal ini

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 33

    disebabkan peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya

    berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan

    afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai

    mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi, kebutuhan

    ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus

    mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, sarat – sarat otot jantung juga

    mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya

    menyebabkan penurunan kontraktivitas dan volume sekuncup.

    Pada beberapa tahun belakangan, faktor lainnya telah

    dievaluasi, termasuk genetik, disfungsi endotel (yang tampak pada

    perubahan endotelin dan nitrat oksida)

    4. Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

    terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat

    vasomotor ini Patofisiologi

    Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut

    serta menyebabkan peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi,

    dan peran mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor –

    faktor yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam,

    obesitas, dan resistensi insulin, sistem rennin-angiotensin, dan sistem

    saraf simpatis. bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke

    korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia

    simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 34

    yang akan merangsang serabut saraf paksa ganglion ke pembuluh

    darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

    kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan

    ketakutan dapat memepengaruhi respon pembuluh darah terhadap

    rangsang vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive

    terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa

    hal tersebut bisa tejadi.

    Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

    pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

    terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasikontriksi. Medulla

    adrenal mengsekresi epineprin yang menyebabkan vasokontriksi.

    Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

    memperkuat respon vasokontriksi pembuluh darah. Vasokontriksi

    yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan

    pelepasan renin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang

    kemudian diubah menjadi angitensin II, suatu vasokontriktor kuat,

    yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks

    adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus

    ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

    tersebut cenderung pencetus keadaan hipertensi.

    Perubahan struktur dan fungsional pada sistem pembuluh darah

    perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi

    pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi arterosklerosis, hilangnya

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 35

    elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos

    pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan

    distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan

    arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume

    darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan

    penurunan curah jantung dan peningkatan tekanan perifer. (Brunner &

    Suddarth, 2005 dalam Murwani, 2007)

    5. Tanda dan Gejala

    Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan

    gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi

    bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi

    kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan

    kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,

    maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

    Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa

    timbul gejala berikut:

    a. Sakit kepala

    b. Kelelahan

    c. Mual

    d. Muntah

    e. Sesak nafas

    f. Gelisah

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 36

    g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya

    kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.

    Kadang penderiat hipertensi berat mengalami penurunan

    kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.

    Keadaan ini disebut ensifalopati hipertensif, yang memerlukan

    penanganan segera.

    6. Penatalaksanaan umum

    a. Penatalaksanaan non Farmakologik

    Tindakan pengobatan supportif sesuai anjuran Joint National

    Committee on Detenction, Evaluation and Treatment of High

    Blood Pressure :

    1. Turunkan BB pada obesitas

    2. Pembatasan konsumsi garam dapur

    3. Kurangi alkohol

    4. Menghentikan merokok

    5. Olahraga teratur

    6. Diet rendah lemak jenuh

    7. Pemberian kalium dalam bentuk makanan (sayur dan buah)

    b. Penatalaksanaan Farmakologik

    1. Diuretik thiazide, biasanya merupakan obat pertama yang

    diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu

    ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi

    volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 37

    tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran

    pembuluh darah. Diuretik menyebabkan hilangya kalium

    melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan

    kalium atau obat penahan kalium.

    2. Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang

    terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker

    labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.

    Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan

    segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara

    meningkatkan tekanan darah.

    3. Angiotensin converting inhibitor (ACE-inhibitor)

    menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara

    melebarkan arteri.

    4. Angiotenain-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan

    darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-

    inhibitor.

    5. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh

    darah dengan mekanisme yang benar – benar berbeda.

    6. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh

    darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan

    sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi lainnya.

    7. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)

    memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 38

    dengan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan

    darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara

    intravena (melalui pembuluh darah):

    Diazoxide

    Nitroprusside

    Nitroglycerin

    Labetalol

    Nifedipine ,merupakan kalsium antagonis dengan kerja

    yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan),

    tetapi obat ini bisa menyebakan hipotensi, sehingga

    pemberiannya harus diawasi secara tepat.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 39

    7. Pathway Hipertensi

    Sumber: NANDA 2014-2015

    Sumber : (long, (1996) dalam Friedmann (2010)

    Asupan Na ≥ Genetik, usia,

    jenis kelamin

    Stress

    Retensi Na

    Ginjal

    Perubahan

    membran sel Aktivitas

    simpatis

    Curah

    jantung ↑

    Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah ↑ Tahanan Perifer

    HIPERTENSI

    Upaya Perawatan:

    Pemberian obat

    tardisional (timun

    rebus)

    Periksa kemantri atau

    bidan terdekat

    Teknik relaksasi

    Ketidakefektifan

    Pemeliharaan

    Kesehatan

    Ketidakmampuan

    keluarga merawat

    anggota keluarga

    yang sakit

    Modifikasi gaya hidup dan

    lingkungan

    Teknik relaksasi

    ↓ suplai O2

    otak

    Resisten

    pembuluh darah

    otak

    Ketidakmampuan

    keluarga

    memodifikasi

    lingkungan

    Penanganan tidak

    tepat

    Ketidakefektifan

    manajemen regimen

    terapeutik

    Gangguan

    perfusi jaringan

    cerebral

    Nyeri Kronis

    Memanfaatkan fasilitas

    kesehatan

    Ketidakmampuan

    keluarga

    memanfaatkan

    fasilitas kesehatan

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 40

    7. Fokus Intervensi

    a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

    Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30

    menit diharapkan keluarga mampu menegnal masalah yang

    dialami oleh keluarga.

    Intervensi :

    1. Gali pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan

    2. Jelaskan tanda dan gejala umum penyakit

    3. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya

    4. Beri reinforcement atas kemampuan keluarga untuk

    mengidentifikasi masalah

    b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

    tindakan yang tepat

    Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selam 1x30 menit

    diharapkan keluarga dapat mengambil keputusan mengenai

    tindakan yang tepat.

    Intervensi :

    1. Diskusikan bersama keluarga dalam mengambil keputusan

    dan tindakan yang tepat.

    2. Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat.

    3. Beri reinforcement atas keputusan keluarga

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 41

    c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggot keluarga yang sakit

    Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit

    diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang

    sakit.

    Intervensi :

    1. Gali pengetahuan keluarga tentang perawatan pada anggota

    keluarga yang sakit hipertensi.

    2. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan pada anggota

    keluarga dengan hipertensi

    3. Beri kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya.

    d. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

    dengan anggota keluarga menderita hipertensi

    Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit

    diharapkan keluarga mampu memodifikasi linkungan yang

    sehat dengan anngota keluarga menderita hipertensi.

    Intervensi :

    1. Identifikasi lingkungan yang tepat untuk anggota keluarga

    yang mengalami hipertensi

    2. Motivasi keluarga untuk mengatur pola makan anggota

    keluarga yang mengalami hipertensi

    3. Jelaskan diit yang tepat untuk penderita hipertensi

    4. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

  • 42

    e. Ketidakmampuan keluarga memamfaatkan fasilitas kesehatan

    yang ada

    Tujuan : setelah dilakukan pertemuan selama 1x30 menit

    diharapkan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

    yang ada.

    Intervensi :

    1. Diskusikan dengan keluarga mengenai tempat – tempat

    pelayanan kesehatan yang ada

    2. Tanyakan fasilitas kesehatan yang dipilih keluaraga

    kaitannya dengan sakit yang diderita keluarga

    3. Beri reinfircement atas jawaban klien dan keluarga.

    Asuhan Keperawatan Keluarga..., Catur Lina W, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015