bab ii tinjauan pustaka 2.1 radio sebagai media...

13
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan penerbitan pers jauh sebelumnya. Kelebihan dari radio pers, dia mempunyai sifat auditif yang dapat merangsang atau membangkitkan daya khayal. Radio sebagai salah satu media elektronik, adalah produk perkembangan dan dan kemajuan teknologi media informasi. Radio seakan akan telah memperpendek jarak dan mempersempit kesenjangan serta kehidupan masyarakat, serta memberikan peluang untuk memperkarya pengetahuan dan wawasan masyarakat. Sebagai audience untuk semakin terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini konsekuensi logis dari berlangsungnya gerakan kebudayaan. Radio saat ini tidak lagi sekedar sebagai alat komunikasi, tetapi bergerak jauh dan cepat sebagai salah satu alat kelengkapan hidup terhadap informasi, pendidikan dan hiburan (Ted Kawilarang,2007:2) Sebagai salah satu media massa, radio memiliki ciri khas yang membedakannya dari media massa yang lain. Radio menggunakan sisi audio (suara) sebagai sarana untuk berekspresi,oleh karena itu radio hanya membutuhkan kemampuan mendengar dari konsumennya tanpa menuntut pendengarnya untuk memiliki kemampuan membaca dan melihat. Radio juga merangsang sisi imajinasi pendengarnya. Ini terjadi karena tanpa melihat secara langsung,radio membuat pendengarnya memvisualisasikan sendiri apa yang didengarnya secara imajinatif. Selain itu,radio memiliki beberapa kelebihan menurut Effendy (2002) yaitu : a. Radio siaran bersifat langsung. Untuk mencapai sasaran pendengarnya, dapat dilakukan tanpa mengalami proses yang rumit. Radio tidak memerlukan waktu yang

Upload: truonganh

Post on 23-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radio Sebagai Media Massa

Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain

televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan

penerbitan pers jauh sebelumnya. Kelebihan dari radio pers, dia mempunyai

sifat auditif yang dapat merangsang atau membangkitkan daya khayal.

Radio sebagai salah satu media elektronik, adalah produk perkembangan

dan dan kemajuan teknologi media informasi. Radio seakan akan telah

memperpendek jarak dan mempersempit kesenjangan serta kehidupan

masyarakat, serta memberikan peluang untuk memperkarya pengetahuan

dan wawasan masyarakat. Sebagai audience untuk semakin terbuka terhadap

perubahan yang terjadi. Hal ini konsekuensi logis dari berlangsungnya

gerakan kebudayaan. Radio saat ini tidak lagi sekedar sebagai alat

komunikasi, tetapi bergerak jauh dan cepat sebagai salah satu alat

kelengkapan hidup terhadap informasi, pendidikan dan hiburan (Ted

Kawilarang,2007:2)

Sebagai salah satu media massa, radio memiliki ciri khas yang

membedakannya dari media massa yang lain. Radio menggunakan sisi

audio (suara) sebagai sarana untuk berekspresi,oleh karena itu radio hanya

membutuhkan kemampuan mendengar dari konsumennya tanpa menuntut

pendengarnya untuk memiliki kemampuan membaca dan melihat. Radio

juga merangsang sisi imajinasi pendengarnya. Ini terjadi karena tanpa

melihat secara langsung,radio membuat pendengarnya memvisualisasikan

sendiri apa yang didengarnya secara imajinatif.

Selain itu,radio memiliki beberapa kelebihan menurut Effendy (2002)

yaitu :

a. Radio siaran bersifat langsung.

Untuk mencapai sasaran pendengarnya, dapat dilakukan tanpa

mengalami proses yang rumit. Radio tidak memerlukan waktu yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

9

lama untuk penyebarannya. Selain itu, penyampaian pesan lewat

radio lebih efektif, efisien dan langsung dapat disampaikan. Setiap

pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.

Bandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur,

pamflet, atau media cetak lainnya yang, selain lama dalam

memprosesnya, juga tidak mudah menyebarkannya. Penyampain

pesan propaganda lebih efektif dan efisien melalui radio karena

langsung tertuju ke rumah – rumah, dan langsung pula dapat

disampikan oleh mikrofon.

b. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan.

Bagi radio tidak ada masalah dengan jarak dan waktu. Sebuah pesan

yang disampaikan oleh seorang penyiar, pada saat itu juga dapat

diterima oleh khalayak. Bagi radio juga tidak ada masalah dengan

jarak ruang. Radio mampu mencapai seberapa jauh sasaran yang

dituju. Bagi radio tidak ada jarak dan waktu, begitu suatu pesan

diucapkan oleh seorang penyiar,bagi radio tiada pula jarak dan

ruang, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dapat

mencapainya. Gunung,lembah, padang pasir, ataupun samudera

tidak menjadi rintangan.

c. Radio siaran memiliki daya tarik

Radio memiliki daya tarik pada kata-kata lisan (spoken words),

musik (music), serta efek suara (sound effect) yang menjadikan suatu

acara yang disajikan radio menjadi hidup. Dengan dihiasi musik dan

efek suara, seperti suara binatang, hujan atau badai, mobil atau pesawat

terbang, dan lain – lain, suatu cara yang disajikan radio menjadi hidup.

Bila media lain membutuhkan waktu khusus untuk bisa dinikmati,

mendengarkan radio dapat dinikmati sambil melakukan hal-hal lainnya.

Radio merupakan media yang sangat fleksibel di mana pendengar radio

tidak harus berada di depan pesawat radionya. Meskipun kemudian

muncul dirumah – rumah pesawat televisi yang, selain audial seperti

radio, juga visual, pesawat radio tetap tidak tergeser sebab, untuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

10

menikmati suatu acara dari pesawat televisi, khalayak tidak bisa

beranjak dari kursi di depan pesawat , sedangkan dari pesawat radio

dapat dinikmati sambil mandi dan bekerja, atau sambil mengemudikan

kendaran.( Onong U, 2004: 107 – 108 )

Radio Sasando 90,3 FM Yogyakarta yang menyajikan program acara “

Lintas Nusantara” mempunyai fungsi sebagai sarana hiburan karena

dalam setiap siaran radio Sasando menyajikan hiburan seperti musik –

musik daerah . Sedangkan sebagai sarana pedididkan, radio sasando

dalam program acara Linus ini memberikan informasi yang ringan tapi

bermanfaat untuk pendengarnya dapat mengerti apa yang disampaikan.

2.2 Karekteristik Radio

a. Auditori sond only, auditif. Radio adalah “suara”, untuk

didengar,dikonsumsi telinga atau pendengaran. Apapun yang

disampaikan melalui radio harus berbentuk suara dan hanya suara

saja.

b. Transisi : Proses penyebarluasan yang disampaikan kepada

pendengar melalui pemancar.

c. Theater Of Mind. Radio menciptakan gambar (makes picture) dalam

imajinasi pendengar, “memainkan” imajinasi pendengar, dengan

kekuatan kata dam suara. Jadi Radio mampu menggugah imajinasi

pendengarnya, dengan suara,musik, vocal atau bunyi – bunyi.

2.3 Kekuatan Radio

Kekuatan Radio sebagai media pesan layanan, Radio lebih awal

menyampaikannya kepada publik. Tiga keunggulan utama yang dimiliki

Radio adalah ketersegeraan, keluasan jangkauan pendengar, dan kedalaman

unsur imajinasi sehingga membuat iklan layanan masyarakat dan komersil

menjadi lebih hidup. (Masduki, 2001:68)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

11

2.4 Kelemahan Radio

Kelemahan radio hanya suara. Meski suara dalam’butir

keunggulan’punya kharisma besar, dalam beberapa hal kemampuan Radio

yang hanya mengeluarkan suara merupakan kelemahan. Suara tidak mampu

menjelaskan gambar, grafik data, atau hal – hal teknis tanpa menimbulkan

salah paham. Bandingkan dengan televisi dan media cetak, yang mudah

menjelaskan sesuatu dalam bantuan gambar, data atau petunjuk

instruksional. Dalam beberapa hal gambar lebih mampu

mengkomunikasikan sesuatu ketimbang rangkaian kata dalam kalimat

sebanyak apapun

2.5 Uses Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan)

Teori Uses and Gratification merupakan kritik dari teori jarum

hipodermik. Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz, yang

menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what

media do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khlayak terhadap media

(what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Model uses and

gratifications merupakan pengeseran fokus dan tujuan komunikator ketujuan

komunikasi. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam

melayani khalayak ( Uchjana, 1993: 290)

Menurut teori ini pemirsa televisi ternyata lebih aktif daripada yang

umumnya disangka. Terutama teori tersebut mau membantah anggapan,

televisi secara langsung dapat mengerahkan masyarakat dengan tujuan

tertentu. Sebaliknya, televisi itu dimanfaatkan oleh pemirsa. Dengan

menonton mereka memenuhi kebutuhan tertentu yang mereka rasakan

sendiri. Jadi, mereka sama sekali bukan semacam tabularasa yang dapat diisi

semau-maunya oleh para perancang program televisi.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G Blumer, dan Michael

Gureivitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara

psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

12

atau sumber – sumber lain, yang membawa terapan media yang berlainan (

keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan

dan akibat lain.

Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini :

a. Khalayak dianggap aktif ; artinya, sebagian penting dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk

memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah

bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana

kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung

kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang

diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti

untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan

perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi

dan sosial khayalak. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang akhir, yang

sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Menurut Wiryanto (2003 : 56) teori uses and gratifications merupakan

pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media

berdasarkan atas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini,

komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang

dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan

berbagai kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

13

menggunakan pesan yang sama untuk berbagai tujuan atau maksud yang

berbeda-beda. Jadi, media massa menunjukkan peranannya.

Seiring dengan perkembangan jaman, teori Uses & Gratifications

yang dikemukakan oleh Katz dkk juga mengalami pengayaan oleh beberapa

ilmuwan komunikasi lainnya. Pengayaan tersebut melahirkan 4 model yang

dikenal secara umum yaitu :

1. Model Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974)

Dalam model ini Katz dkk, menekankan pentingnya faktor-faktor

psikologi dan sosial sebagai penyebab timbulnya kebutuhan penggunaan

media oleh individu. Faktor sosial psikologis tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Situasi atau kondisi psikologis dan sosial menimbulkan ketegangan

dan pertentangan, karena itu individu mengkonsumsi media.

b. Situasi atau kondisi psikologis dan sosial menciptakan kesadaran akan

adanya masalah-masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi.

c. atau kondisi psikologi dan sosial menawarkan kesempatan-

kesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhan-

kebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi oleh media massa.

d. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial memberikan dukungan dan

penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui konnsumsi media yang

selaras.

e. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menyajikan sejumlah harapan

yang telah diketahui melalui materi-materi media tertentu.

2. Model Levy dan Windahl (1984)

Pendekatan ini menekankan pada khalayak aktif dalam melakukan

aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui penggunaan

media massa. Aktivitas-aktivitas tersebut teragi dalam 3 tahap :

a. Before exposure, receiver may actively select what they want to

consume to obtain gratifications. (Sebelum terpaan, khalayak dapat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

14

secara aktif memilih apa yang mereka butuhkan untuk digunakan

dalam mencapai kepuasan tertentu)

b. During exposure, audience members selectively perceive and interpret

communication content as well as identify with element of message.

(Saat terpaan, anggota khalayak secara aktif mengamati dan

menginterpretasikan isi komunikasi dengan mengidentifikasi unsure-

unsur pesannya)

c. After exposure, receivers selectively recall information from what

they received. (Setelah terpaan, khalayak secara aktif mengungkap

kembali informasi yang mereka terima)

3. Model Rosengreen, dkk (1985)

Model yang dikembangkan Rosengreen dkk ini memandang bahwa

kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam tingkatan yang rendah maupun

yang tinggi akan berinteraksi dengan berbagai karakteristik intra dan ekstra

individual serta struktur masyarakat sekitarnya, dimana termasuk struktur

media. Interaksi akan menghasilkan berbagai kombinasi masalah individu

baik yang terasa maupun tidak serta cara-cara penyelesaian yang dianggap

tepat untuk masalah itu. Kombinasi antara masalah dan penyelesaian ini

akan menghasilkan berbagai motif sebagai upaya pencarian kepuasan dan

menghasilkan berbagai pola konsumsi media dan berbagai perilaku lain.

Hasil-hasil ini akan memberikan berbagai pola kepuasan dan non kepuasan

yang mungkin akan mempengaruhi karakteristik intra dan ekstra individu

secara struktur media, sosial, politik, kebudayaan dalam masyarakat.

4. Model Palmgreen dkk (1985)

Palmgreen dkk berpendapat bahwa model-model terdahulu mengalami

kegagalan dalam mengukur perbedaan antara apa yang dicari khalayak

dengan apa yang yang mereka peroleh dari media. Mereka kemudian

membuat model untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara

kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dengan kepuasan yang

diperoleh (Gratification Obtained). Gratification Sought (GS) merupakan

kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang jika ia menggunakan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

15

media massa tertentu. Sedangkan, Gratification Obtained (GO) merupakan

kepuasan yang diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa

tersebut.

Dalam hal yang menyangkut GS, dianggap tidak ada perbedaan antara

bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih

banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan khalayak yang diabstraksikan dari

pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Dalam GO,

preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak

memiliki perbedaan individu satu dengan yang lain.

Model GS-GO Palmgreen ini didasarkan pada teori nilai dan harapan

(Expetacy and Value Theory). Menurut teori ini, orientasi seseorang

tergantung pola perilakunya sendiri. Sebuah perilaku terdiri dari

sekelompok keyakinan dan evaluasi, dan teori ini dalam kegunaan dan

kepuasan media hanyalah sebuah perluasan pemikiran dari pemikiran dasar.

Sikap dan perilaku seseorang terhadap beberapa bagian media ditentukan

oleh sikap dan perilaku terhadap media

a. Model GS-GO

Dalam penelitian ini, peneliti lebih tertarik untuk menggunakan model

uses and gratification yang dikemukakan oleh palmgreen. Teori tersebut

mengungkapkan konsep GS-GO. Gratification sought (GS) adalah kepuasan

yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media

tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought adalah motif yang

mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification

obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang

setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen dikutip

Kriyantono 2008). Konsep ini merupakan salah satu macam riset uses and

gratifications yang memfokuskan pada motif sebagai variabel independen

yang mempengaruhi penggunaan media dan juga Palmgreen kendati juga

menggunakan dasar yang menanyakan apakah motif-motif khalayak itu

telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas

setelah menggunakan media.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

16

Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep

gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui

kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) dengan melihat

perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought

dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu (Kriyantono

2008).

Philip Palmgreen dan J.D Rayburn II menggambarkan model expantacy

value dari GS dan GO sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model expentancy value GS - GO

Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat umpan balik

dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis kepercayaan dan

evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan evaluasi mempengaruhi

pencarian kepuasan (GS), dan setiap konsumsi media akan menghasilkan

suatu persepsi mengenai kepuasan tertentu yang diperoleh.

2.6 Motif Penggunaan Media

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi McQuail,

Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin

dan Tankard 2005):

1. Pengawasan atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal

yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang

melakukan atau menuntaskan sesuatu, meliputi :

Beliefs

Evaluation

Gratificatio

n Sought

Media

Consumptio

n

Perceived

Gratification

Obtained

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

17

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia.

b. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal

yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan

2. Identitas personal (personal identity), yaitu penguatan nilai atau

penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan

sebagainya. Kategori ini meliputi :

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media.

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Hubungan personal atau integrasi (personal relationship), yaitu manfaat

sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan

perkawanan. Kategori ini meliputi :

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Membantu menjalankan peran sosial.

e. Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga,

teman, dan masyarakat.

4. Hiburan (diversion), yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan

emosi. Kategori ini meliputi :

a. Melepaskan diri dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

18

BAB III

BAB III

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Program Acara Lintas Nusantara

Audience Mendengarkan

(audience aktif)

Mendengarkan Program Acara Lintas

Nusantara di Sasando FM

Uses and Gratification

1. Needs

2. Motif (gratification sought)

3. Gratifikasi (gratification obtained)

Kepuasan yang dicari atau Motif

(gratification sought)

1. Motif Informasi

2. Motif Identitas pribadi

3. Motif Interaksi social

4. Motif Hiburan

Kepuasan yang Diperoleh

(gratification obtained)

1. Kepuasan atas informasi

2. Kepuasan atas identitas pribadi

3. Kepuasan atas interaksi social

4. Kepuasan atas hiburan dan

pelepasan ketegangan

Kepuasan pendengar program

Lintas Nusantara di Sasando FM

Kesenjangan

Gratifikasi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

19

2.7 Kerangka Berpikir

Kota Yogyakarta dengan segala dinamika sosial, budaya, dan politik

yang dimilikinya dan di kenal dengan berbagai sebutan kota perjuangan,

kota budaya, kota pelajar, maupun kota pariwisata (Maryani,2001:74). Dan

terdapat keanekaragaman kebudayaan di kota ini, sehingga memberikan

kontribusi bagi radio Sasando dalam memberikan pelayanan terhadap

keperluan publik dalam mengangkat berbagai masalah yang sedang terjadi

dan menjadi sorotan masyarakat yang kesemuanya tadi diangkat dalam

format program siaran yang disampaikan untuk menciptakan kedekatan

antara radio Sasando dengan pendengarnya. Dengan program-program yang

dihadirkan, radio Sasando berusaha meraih pendengarnya. Salah satu

program yang menjadi unggulan dari radio Sasando adalah program Lintas

Nusantara. Program ini yang di segmentasikan bagi para mahasiswa yang

rindu akan kampung halamannya. Dengan memutarkan lagu – lagu pop

daerah dan memberikan informasi seputar etnis. Acara ini tepatnya di

segmentasikan bagi para mahasiswa yang ada di kota Yogyakarta.

Sebagai salah satu media massa, Sasando FM berusaha memberikan

kepuasan kepada pendengarnya melalui program-programnya. Secara

teoritis kepuasan yakni merupakan suatu perasaan senang dan kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi terhadap

pelaksanaan dengan harapannya (Kotler 2005). Jika kinerja di bawah

harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan,

pelanggan amat puas dan senang. Dalam konteks siaran radio, kepuasan dan

ketidakpuasan dapat diartikan sebagai bentuk penilaian pendengar terhadap

isi siaran radio terkait harapan-harapan dari khalayak dalam mendengarkan

siaran radio dengan pelaksanaan siaran radio. Ketika motif pendengar dapat

terpenuhi maka akan tercipta kepuasan terhadap isi siaran radio. Namun

ketika motif mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan yang

akan tercipta.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6967/2/T1_362008061_BAB II.pdf · Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920,

20

Pada penelitian ini, kepuasan pendengar program Lintas Nusantara akan

dianalisis menggunakan pendekatan GS-GO dari Palmgreen. Pendekatan ini

menggunakan variable gratification sought dan gratification obtained yang

memiliki komponen motif-motif surveillance (informasi) terkait dengan

informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau

akan membantu seseorang melakukan sesuatu; personal identity (identitas

pribadi) terkait dengan penguatan nilai atau penambah keyakinan dan

pemahaman diri; personal relationship (hubungan pribadi) terkait dengan

manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk

kepentingan perkawanan dan diversion (hiburan) terkait dengan pelarian

dari rutinitas dan masalah serta pelepasan emosi.

Melalui kedua variable tersebut akan dihitung berapa besar GS dan GO

yang didapat. Kemudian diantara besaran GS dan GO terdapat kesenjangan

kepuasan (gratification discrepancy) yang didapatkan dari penghitungan

selisih nilai mean komponen variabel gratification sought dan

gratification obtained. Hasil dari gratification sought dan gratification

obtained diperbandingkan dan kemudian didapat hasilnya mengenai

kepuasan pendengar.