bab ii tinjauan pustaka 2.1 orally disintegrating tablet...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet (ODT) 2.1.1 Pengertian Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman digunakan oleh pasien. Tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan obat solid (padat) yang paling banyak digunakan saat ini, termasuk di dalamnya tablet konvensional dan pelepasan terkontrol hingga kapsul gelatin keras dan lunak (hard and soft gelatin capsules) (Sharma, et al., 2011). Namun di antara penggunaan keduanya tablet merupakan bentuk sediaan yang paling disukai karena mudah diproduksi, mudah pengemasan begitu juga penggunaannya (Rao dan Gandhi., 2006). Bentuk sediaan padat banyak digunakan karena mudahnya pemberian, memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa sakit. Bentuk sedian padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk sediaan ini bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air untuk dapat menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa kesulitan dan tidak nyaman dalam menelan tablet konvensional (Parmar, et al., 2009). Adanya berbagai perubahan fungsi fisiologis terkait usia, termasuk kesulitan menelan tablet secara utuh, akan menurunkan tingkat kepatuhan. Kelompok pasien yang menjadi perhatian atas isu ini terutama adalah pediatri dan geriatri (Rao dan Gandhi., 2006). Banyak penelitian yang kemudian dikembangkan untuk mengatasi masalah ini dan tablet cepat hancur di mulut (Orally Universitas Sumatera Utara

Upload: hoangmien

Post on 06-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Orally Disintegrating Tablet (ODT)

2.1.1 Pengertian

Rute pemberian obat secara oral adalah rute paling umum dan nyaman

digunakan oleh pasien. Tablet dan kapsul merupakan bentuk sediaan obat solid

(padat) yang paling banyak digunakan saat ini, termasuk di dalamnya tablet

konvensional dan pelepasan terkontrol hingga kapsul gelatin keras dan lunak

(hard and soft gelatin capsules) (Sharma, et al., 2011). Namun di antara

penggunaan keduanya tablet merupakan bentuk sediaan yang paling disukai

karena mudah diproduksi, mudah pengemasan begitu juga penggunaannya

(Rao dan Gandhi., 2006).

Bentuk sediaan padat banyak digunakan karena mudahnya pemberian,

memiliki dosis yang akurat dan dapat digunakan sendiri tanpa adanya rasa

sakit. Bentuk sedian padat yang umum adalah tablet dan kapsul, bentuk sediaan

ini bagi beberapa pasien sulit untuk ditelan. Pasien harus minum air untuk

dapat menelan bentuk sediaan tersebut. Pasien sering sekali merasa kesulitan

dan tidak nyaman dalam menelan tablet konvensional (Parmar, et al., 2009).

Adanya berbagai perubahan fungsi fisiologis terkait usia, termasuk kesulitan

menelan tablet secara utuh, akan menurunkan tingkat kepatuhan. Kelompok

pasien yang menjadi perhatian atas isu ini terutama adalah pediatri dan geriatri

(Rao dan Gandhi., 2006). Banyak penelitian yang kemudian dikembangkan

untuk mengatasi masalah ini dan tablet cepat hancur di mulut (Orally

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

Disintegrating Tablet) telah ditemukan sebagai salah satu bentuk sediaan

paling bermanfaat (Koseki, et al., 2008)

Sediaan ODT ini mempunyai beberapa karakteristik yang

membedakannya dari bentuk sediaan yang lain. Penutupan rasa adalah hal yang

sangat penting dalam formulasi ODT yang bisa diterima. Umumnya formulasi

tablet tidak dipengaruhi oleh penutupan rasa, karena diasumsikan bahwa

sediaan tersebut tidak akan melarut sampai sediaan tersebut melewati rongga

mulut. Kebanyakan suspensi oral, sirup, dan tablet kunyah hanya mengandung

flavor dan pemanis lain untuk menyamarkan rasa pahit obat pada sediaan

(Kundu dan Sahoo, 2008).

ODT ini dimaksudkan untuk mengalami disintegrasi di mulut ketika

kontak dengan air ludah/saliva dalam waktu kurang dari 60 detik (Kundu dan

Sahoo, 2008). Untuk proses ini, jumlah saliva yang sedikit telah cukup untuk

memungkinkan terjadinya disintegrasi tablet. Oleh karena tidak diperlukan air

untuk menelan obat, pasien dapat memakan obat tanpa minum air (Koseki, et

al., 2008). Hal ini tentu akan mempermudah dan meningkatkan kepatuhan

pasien pediatrik, geriatri maupun pasien yang mengalami gangguan mental

yang mengalami kesulitan menelan tablet konvensiol. Selain itu, sejumlah

bagian obat juga mungkin diabsorpsi di daerah pra-gastrik seperti mulut, faring

dan esofagus ketika air ludah turun ke lambung sehingga ketersediaan hayati

obat akan meningkat dan dosis obat dapat dikurangi; peningkatan terapi

sebagai hasil pengurangan dari efek yang tidak diinginkan (Sharma, et al.,

2011).

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

2.1.2 Karakteristik ideal ODT

Oleh karena sediaan ODT berbeda dari tablet konvensional umumnya,

sediaan ODT hendaknya memiliki beberapa karakteristik yang ideal

diantaranya yaitu (Fu, et al., 2004):

a. Disintegrasi yang cepat. Secara umum, hal ini berarti bahwa disintegrasi

tablet ODT harus terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit. Namun

demikian, akan lebih disukai bila disintegrasi terjadi secepat mungkin di

dalam rongga mulut. ODT harus mengalami disintegrasi dengan sedikit atau

tanpa meminum air sama sekali dan dimaksudkan untuk melarut dengan air

ludah pasien sendiri.

b. Penutupan rasa (taste-masking) dari senyawa aktif. Hal ini dikarenakan obat

ODT akan melarut atau mengalami disintegrasi di dalam mulut. Setelah

melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu. Rasa

yang enak di mulut kemudian menjadi persoalan yang kritis. Teknologi

penutupan rasa yang ideal hendaknya mampu menghasilkan mouth-feel

yang baik dan tidak memberikan sensasi berpasir (grittiness) di mulut.

c. Kekerasan dan porositas tablet yang optimal. Oleh karena ODT dirancang

memiliki waktu disintegrasi/disolusi yang cepat, dibutuhkan zat tambahan

(excipients) dengan derajat keterbasahan (wettability) yang tinggi dan

struktur tablet dengan porositas yang tinggi guna memastikan absorpsi air

yang cepat ke dalam tablet. Kekerasan tablet berbanding terbalik dengan

porositasnya, maka adalah hal penting untuk mendapatkan porositas tablet

dengan absorpsi air yang cepat tanpa mengurangi kekerasan tablet sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

tidak mudah rusak selama pengemasan dan pendistribusian dalam blister

atau botol tablet konvensional.

d. Sensitifitas yang rendah terhadap kelembapan. ODT seringkali sensitif

terhadap kelembapan, hal ini dikarenakan zat tambahan dengan kelarutan

dalam air yang tinggi banyak digunakan dalam formulasi ODT. Untuk

mengatasi hal ini, diperlukan strategi pengemasan yang baik untuk

melindungi tablet dari berbagai pengaruh lingkungan.

2.1.3 Kelebihan dan kekurangan formulasi ODT

ODT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari

tablet ODT diantaranya adalah (Bhowmik, et al., 2009):

a. Diberikan tanpa air kapan pun dan dimana pun

b. Mudah diberikan kepada pasien yang sulit menelan seperti penderita stroke,

pasien geriatri dan pediatri.

c. Keuntungan pada beberapa kasus seperti pada saat serangan alergi tiba-tiba,

dan pada saat mabuk perjalanan, dimana onset obat yang sangat cepat

dibutuhkan.

d. Peningkatan bioavailabilitas pada obat-obat yang sukar larut dan hidrofobik,

karena disintegrasi dan disolusi yang cepat dari sediaan ini.

e. Rasa yang enak dimulut sehingga dapat mengurangi persepsi bahwa obat itu

pahit untuk anak-anak dan dengan rasa yang enak tersebut dapat pula

meningkatkan kepatuhan pasien.

f. Absorbsi pra-gastrik akan menghindari zat aktif dari metabolisme lintas

pertama di hati, sehingga dapat meningkatan bioavailabilitas obat dan dosis

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

obat dapat dikurangi; peningkatan terapi sebagai hasil pengurangan dari

efek yang tidak diinginkan.

Kekurangan dari tablet ODT diantaranya adalah:

a. Tablet biasanya tidak mempunyai kekuatan mekanik yang cukup. Oleh

karena itu penanganan yang hati-hati sangat dibutuhkan.

b. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak dimulut jika tidak

diformulasi dengan baik.

2.2 Metode Pembuatan Tablet

Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi

kering (mesin rol atau mesin slug) dan kempa langsung (Ditjen POM, 1995).

a. Granulasi basah

Zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu

dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak

menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C.

Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang

diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin pencetak

tablet (Anief, 1994).

b. Granulasi kering

Disebut juga slugging atau prekompresi. Metode ini digunakan pada obat

yang peka terhadap pemanasan, kelembaban, atau keduanya (Lachman, dkk,

1994).

Setelah penimbangan dan pencampuran bahan, serbuk di slagging atau

dikompresi menjadi tablet. Kempaan harus cukup keras agar ketika dipecahkan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

tidak menimbulkan banyak serbuk. Tablet kempaan ini dipecahkan dengan

tangan atau alat dan diayak dengan ayakan yang sesuai, lalu ditambahkan

pelicin kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989).

c. Kompresi Langsung

Cetak langsung adalah pencetakan bahan obat atau campuran bahan obat

bahan pembantu tanpa proses pengolahan awal. Cara ini hanya dilakukan untuk

bahan-bahan tertentu saja yang berbentuk kristal/butir-butir granul yang

mempunyai sifat-sifat yang diperlukan untuk membuat tablet yang baik dan

memungkinkan untuk dikompresi langsung (Voigt, 1994).

Metode kempa langsung memberikan beberapa keuntungan diantaranya

tahapan produksinya sangat singkat (hanya pencampuran dan pengempaan),

peralatan yang dibutuhkan tidak banyak, ruangan yang dibutuhkan kecil dan

tenaga yang dibutuhkan juga tidak banyak karena prosesnya singkat (Ansel,

1989).

2.3 Komposisi tablet

Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi,

bahan pengikat, bahan pengembang dan bahan pelicin. Kadang-kadang dapat

ditambahkan bahan pewangi (flavoring agent), bahan pewarna (coloring

agent) dan pemanis (Ansel, 1989).

a. Pengisi

Diperlukan dalam formulasi tablet agar tablet memiliki ukuran untuk

menambah massa tablet yang mengandung bahan aktif dengan jumlah kecil.

Sifatnya harus netral secara kimia, selain itu juga dapat dicernakan dengan baik

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

(Voigt, 1995). Pengisi dapat juga ditambahkan karena alasan kedua yaitu

memperbaiki daya alir sehingga dapat dikempa langsung. Contoh bahan-bahan

pengisi yaitu: laktosa, sukrosa, manitol, sorbitol, amilum, bolus alba, kalsium

sulfat, natrium sulfat, natrium klorida, magnesium karbonat (Soekemi, dkk.,

1987).

b. Pengikat

Ditambahkan untuk memberikan kekompakan dan daya tahan tablet,

juga untuk menjamin penyatuan beberapa partikel serbuk dalam butir granul

(Voigt, 1994). Pengikat yang umum digunakan yaitu: amilum, gelatin, glukosa,

gom arab, natrium alginat, cmc, polivinilpirolidon, dan veegum (Soekemi,

dkk., 1987).

c. Penghancur

Ditambahkan untuk memudahkan pecahnya tablet ketika berkontak

dengan cairan saluran pencernaan dan mempermudah absorpsi (Lachman, dkk.,

1994). Bahan yang digunakan sebagai pengembang yaitu: amilum, gom,

derivat selulosa, dan alginat (Soekemi, dkk., 1987).

d. Pelicin

Ditambahkan untuk meningkatkan daya alir granul-granul pada corong

pengisi, mencegah melekatnya massa pada punch dan die, mengurangi

pergesekan antara butir-butir granul, dan mempermudah pengeluaran tablet

dari die. Bahan pelicin yaitu : Mg-stearat, talk, asam stearat, senyawa lilin

dengan titik lebur tinggi, amilum maydis (Soekemi, dkk., 1987).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

2.4 Uji Preformulasi

Sebelum dicetak menjadi tablet, massa granul perlu diperiksa apakah

memenuhi syarat untuk dapat dicetak. Preformulasi ini menggambarkan sifat

massa sewaktu pencetakan tablet, meliputi waktu alir, sudut diam dan indeks

tap.

Pengujian waktu alir dilakukan dengan mengalirkan massa granul

melalui corong. Waktu yang diperlukan tidak lebih dari 10 detik untuk 100 g

granul, jika tidak maka akan dijumpai kesulitan dalam hal keseragaman bobot

tablet. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan bahan pelicin (Cartensen,

1977).

Pengukuran sudut diam dilakukan dengan menggunakan alat flowmeter.

Granul dibiarkan mengalir bebas dari corong. Serbuk akan membentuk

kerucut, kemudian sudut kemiringannya diukur. Semakin datar kerucut yang

dihasilkan, semakin kecil sudut diam, semakin baik aliran granul tersebut

(Voigt, 1994).

Indeks tap adalah uji yang mengamati penurunan volume sejumlah

serbuk atau granul akibat adanya gaya hentakan. Serbuk atau granul yang baik

mempunyai indeks tap kurang dari 20% (Cartensen, 1977).

2.5 Evaluasi tablet

a. Kekerasan tablet

Ketahanan tablet terhadap goncangan saat pengangkutan, pengemasan

dan peredaran bergantung pada kekerasan tablet. Kekerasan yang lebih tinggi

menghasilkan tablet yang bagus, tidak rapuh tetapi ini mengakibatkan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

berkurangnya porositas dari tablet sehingga sukar dimasuki cairan yang

mengakibatkan lamanya waktu hancur. Kekerasan dinyatakan dalam kg tenaga

yang dibutuhkan untuk memecahkan tablet. Kekerasan untuk tablet secara

umum yaitu 4-8 kg, tablet hisap 10-20 kg, tablet kunyah 3 kg (Soekemi, dkk.,

1987). Kekerasan tablet dipengaruhi oleh perbedaan massa granul yang

mengisi die pada saat pencetakan tablet dan tekanan kompressi. Selain itu,

berbedanya nilai kekerasan juga dapat diakibatkan oleh variasi jenis dan

jumlah bahan tambahan yang digunakan pada formulasi. Bahan pengikat

adalah contoh bahan tambahan yang bisa menyebabkan meningkatnya

kekerasan tablet bila digunakan terlalu pekat (Lachman, dkk., 1994).

b. Friabilitas

Tablet mengalami capping atau hancur akibat adanya goncangan dan

gesekan, selain itu juga dapat menimbulkan variasi pada berat dan

keseragaman isi tablet. Pengujian dilakukan pada kecepatan 25 rpm,

menjatuhkan tablet sejauh 6 inci pada setiap putaran, dijalankan sebanyak 100

putaran. Kehilangan berat yang dibenarkan yaitu lebih kecil dari 0,5 sampai

1% (Lachman, dkk., 1994).

c. Waktu hancur

Waktu hancur yaitu waktu yang dibutuhkan tablet pecah menjadi

partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorpsi. Menyatakan

waktu yang diperlukan untuk tablet dapat hancur di bawah kondisi yang

ditetapkan dan lewatnya seluruh partikel melalui saringan mesh-10 (Lachman,

dkk., 1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

d. Kadar zat berkhasiat

Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat dalam tablet

harus dipantau pada setiap tablet atau batch, begitu juga kemampuan tablet

untuk melepaskan zat atau obat yang dibutuhkan harus diketahui (Lachman,

dkk., 1994). Persyaratan kadar berbeda-beda, dan tertera pada masing-masing

monografi masing-masing bahan obat.

2.6 Uraian Tentang Bahan

2.6.1 Natrium diklofenak

Natrium diklofenak adalah derivat sederhana dari asam fenil asetat yang

menyerupai flurbiprofen dan meklofenamat. Potensinya lebih besar dari

indometasin atau dari naproksen. Obat ini memiliki sifat-sifat antiinflamasi,

analgesik dan antipiretik. Obat ini digunakan untuk efek-efek analgetik dan

antipiretik pada symptom artritis reumatoid. Struktur natrium diklofenak dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur natrium diklofenak

Nama kimia : Sodium [2-(2,6-dichloroanilino)phenyl] asetat

Rumus Molekul : C14H10Cl2NO2Na

Berat Molekul : 318,1

Pemerian : Serbuk kristalin, berwarna putih kekuningan dan

tidak berbau

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, sangat mudah larut

dalam metanol, larut dalam etanol, sedikit larut

dalam aseton, praktis tidak larut dalam eter,

kloroform dan asetat encer.

Natrium Diklofenak cepat diabsorpsi melalui saluran cerna setelah

pemberian oral, efek analgetik dimulai setelah 1 jam dan mempunyai waktu paruh

1-2 jam (Katzung, 2002). Obat ini mengalami metabolisme lintas pertama di hati

(first pass effect = FPE).. Efek samping yang terjadi pada kira-kira 20% penderita

meliputi pendarahan saluran cerna dan timbulnya tukak lambung (Tan dan

Rahardja, 2007). Pemakaian obat ini harus berhati–hati pada penderita tukak

lambung. Pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan (Ganiswarna, 1995).

2.6.2 Natrium pati glikolat

Natrium pati glikolat adalah serbuk putih, atau hampir seluruhnya

putih, tidak berbau, tidak berasa, dan sebuk mengalir bebas. Struktur Natrium

pati glikolat dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Struktur natrium pati glikolat

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

Natrium pati glikolat banyak digunakan dalam oral farmasetik sebagai

bahan penghancur dalam formulasi kapsul dan tablet dengan kempa langsung

atau granulasi basah. Konsentrasi yang sering digunakan dalam formulasi

adalah antara 2-8% dengan konsentrasi optimum adalah 4 % untuk tablet

konvensional dan lebih dari 10% untuk tablet fast disintegrating. Serbuk

sodium starch glycolat berwarna putih sampai putih kelabu, tidak berbau, tidak

berasa, serbuk mudah mengalir. Kelarutan mudah larut dalam etanol (95%),

praktis tidak larut air (Rowe, et al., 2009).

2.6.3 Krospovidon

Krospovidon mempunyai nama kimia 1-ethenyl-2-pyrolidinone. Serbuk

putih sampai putih kekuningan, mengalir bebas, praktis tidak berasa, tidak

berbau atau hampir tidak berbau, bersifat higroskopis, praktis tidak larut dalam

air dan dalam sebagian besar pelarut organik. Krospovidon memiliki aktivitas

kapiler yang tinggi dan cepat (Rowe, et al., 2009).

2.6.4 Selulosa mikrokristalin

Selulosa mikrokristal adalah selulosa yang dimurnikan secara parsial,

berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk kristal yang terdiri atas

partikel-partikel yang menyerap (Rowe, et al., 2009).

Selulosa mikrokristalin sering juga disebut dengan avicel, suatu zat

yang dapat dicetak langsung. Sifat mengalirnya baik, dan sifat pencetakan

langsungnya juga bagus sekali. Harganya cukup mahal bila digunakan sebagai

pengisi dengan kadar tinggi, karena itu sering dikombinasi dengan zat lain. Zat

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

ini merupakan bahan pengisi yang banyak digunakan (Lachman, dkk., 1994).

Struktur selulosa mikrokristalin dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Struktur selusosa mikrokristalin

Selulosa mikrokristal secara luas digunakan dalam farmasi, terutama

sebagai pengikat/pengisi dalam formulasi tablet dan kapsul yang dapat

digunakan dalam proses granulasi basah dan kempa langsung. Selain

digunakan sebagai pengikat/pengisi, selulosa mikrokristalin juga mempunyai

sifat lubrikan dan disintegran yang dapat berguna dalam pembuatan tablet

(Rowe, et al., 2009).

2.7 Superdisintegrants

Bahan penghancur atau superdisintegrants merupakan bahan utama

dalam formulasi ODT. Superdisintegrants ditambahkan untuk memudahkan

pecahnya atau hancurnya tablet saat kontak dengan air. Daya mengembang

superdisintegrants sangat tinggi dan cepat sehingga mampu mendesak kearah

luar secara cepat yang akan menyebabkan tablet cepat hancur. Beberapa aksi

superdisintegrants dalam mendistegrasikan tablet, antara lain (Bhowmik, et al.,

2009):

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

1) Aksi kapiler (Wicking)

Tablet yang merupakan hasil pengempaan dari granul, memiliki pori-

pori kapiler. Dan pada saat tablet bersinggungan dengan medium air, maka air

akan berpenetrasi masuk ke dalam pori-pori tablet. Akibatnya ikatan antar

partikel menjadi lemah dan pada akhirnya tablet akan pecah (Bhowmik, et al.,

2009).

2) Pengembangan (Swelling)

Beberapa bahan penghancur apabila terkena air maka akan

mengembang, akibatnya partikel penyusun tablet akan terdesak dan pecah.

Hancurnya tablet dengan mekanisme ini dipengaruhi oleh struktur pori-pori

tablet. Semakin kecil pori-pori granul yang ada di dalam tablet, maka semakin

besar tenaga untuk menghancurkan tablet (Bhowmik, et al., 2009). Gambar

mekanisme wicking dan swelling dapat dilihat pada Gambar 2.4.

WICKING SWELLING

Gambar 2.4 Mekanisme wicking dan swelling

Partikel mengembang dan

merapuhkan matrix tablet

secara bersamaan

Air ditarik oleh disintegran

dan dimanfaatkan untuk

mengurangi ikatan antar

partikel

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Orally Disintegrating Tablet ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39481/4/Chapter II.pdf · Kebanyakan suspensi oral, ... 2.2 Metode Pembuatan Tablet

3) Perubahan bentuk (Deformation)

Partikel yang mengalami penekanan pada proses pengempaan akan

berubah bentuknya. Apabila tablet terkena air maka partikel yang membentuk

tablet akan kembali ke bentuk asalnya, maka partikel tablet akan berdesakan

sehingga tablet dapat hancur (Bhowmik, et al., 2009).

4) Perenggangan (Repulsion)

Teori ini menerangkan bahwa partikel tidak mengembang tetapi dengan

adanya air yang masuk melalui jaringan kapiler yang tersusun di dalam tablet

maka partikel akan tolak menolak sehingga akan saling memisahkan diri

kemudian lepas dari susunannya di dalam tablet. Proses ini akan membantu

terjadinya disintegrasi (Bhowmik, et al., 2009). Gambar mekanisme

deformation dan repulsion dapat dilihat pada Gambar 2.5.

DEFORMATION REPULSION

Gambar 2.5 Mekanisme deformation dan repulsion

Partikel mengembang

menjadi ukuran fine dan

merapuhkan matrix tablet

Air diserap kedalam pori-

pori tablet dan partikel

menjauh satu dengan yang

lain.

Universitas Sumatera Utara