bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep pendengaran 2.1.1 ... ii - skripsi.pdf · secara kasar, gradasi...

29
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara (Sayfudin, 2013). 2.1.1 Anatomi Telinga Manusia Telinga manusia adalah sebagai penerima suara. Secara garis besar, struktur anatomi telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Gambar 2.1 Anatomi Telinga a. Telinga luar Panjang lubang telinga sekitar 3 cm. Telinga luar berfungsi sebagai pendeteksi suara dan menyetarakan tekanan. Telinga luar terdiri atas Aurikulata dan lubang telinga yang berakhir di membrane timpani.

Upload: doantuong

Post on 31-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendengaran

Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respon

terhadap getaran mekanik gelombang suara (Sayfudin, 2013).

2.1.1 Anatomi Telinga Manusia

Telinga manusia adalah sebagai penerima suara. Secara garis besar, struktur

anatomi telinga terdiri atas tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian

tengah, dan telinga bagian dalam.

Gambar 2.1 Anatomi Telinga

a. Telinga luar

Panjang lubang telinga sekitar 3 cm. Telinga luar berfungsi sebagai pendeteksi

suara dan menyetarakan tekanan. Telinga luar terdiri atas Aurikulata dan lubang

telinga yang berakhir di membrane timpani.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

8

1) Aurikulata (Pinna)

Seluruh permukaan diliputi kulit tipis dengan lapisan subkutis pada permukaan

anteriolateral, ditemukan rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

Berfungsi untuk mengumpulkan gelompang suara dan menyalurkan ke saluran

telinga berperan dalam lokalisasi suara.

2) Meatus Akustikus eksternal

Tabung berkelok- kelok yang terbentang antara aurikula dan membran timpani,

berfungsi menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membran timpani,

panjangnya kira-kira 2,5 cm. Mengandung rambut rambut penyaring dan

menyekresikan kotoran telinga untuk menangkap benda-benda asing (Syaifudin,

2013).

b. Telinga tengah (Kavum Timpani)

Telinga tengah adalah rongga kecil, agak memanjang didalam pars petrosa os

tempotal. Berisi udara dalam pars peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh

membran mucosa didalamnya, merupakan rumah bagi osikuil terdapat tulang-

tulang pendengar yang memisahkan kavum timpani dari meningen dan lobus

temporalis dalam fosa karnii media (Sayfudin, 2013). Telinga tengah terdiri atas:

1) Membran timpani (Gendang telinga)

Membran timpani adalah membran fibrosa.Membran tipis yang memisahkan

telinga luar dan telinga tengah, diameternya sekitar 1 cm. Berfungsi dengan

bergerak secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya,

menyebabkan tulang-tulang telinga tengah bergetar (Sayfudin, 2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

9

2) Osikuil Auditus

Suara dalam bentuk mekanik melewati telinga tengah yang terdiri atas tiga tulang

yang disebut malleus, incus, dan stapes secara berurutan. Malelleus melekat pada

membran timpani dan stapes melekat pada jendela oval. Rangkaian ketiga tulang

ini bergerak berjalan melewati telinga tengah. Stapes berfungsi sebagai piston

hidrolik yang mengubah gerak mekanik suara menjadi gerak fluida. Tiga tulang

kecil yang terdapat dalam stapes dan tulang oval akan bekerja sama dalam

menyetarakan tekanan dan merintangi udara di telinga luar dan fluida di telinga

dalam.

3) Tuba Eustachii

Tuba Eustachii adalah pipa panjang sekitar 35 mm dan lebarnya 1 mm

menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring. Normalnya, tuba eustachii

selalu tertutup, namum dapat terbuka akibat kontrasi otot palatum ketika

melakukan manuver valsalva atau menguap atau menelan. Tuba bertindak

sebagai saluran drainase untuk sekresi normal dan abnormal telinga tengah dan

menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer. (Bruner

& Sudarth, 2002)

c. Telinga dalam (Labirinitus)

Merupakan suatu sistem saluran dan rongga di dalam pars petrosum tulang

temolaris. Bagian yang paling penting di telinga tengah adalah koklea. Bentuk

koklea seperti tulang siput 2,5 lingkaran dan di tengahnya terdapat serabut saraf

yang berhubungan dengan otak. Sekitar setengah dari jalur spiral dalam koklea

yang merupakan bagian terpenting adalah organ korti. Organ korti terdiri dari

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

10

beribu-ribu sel rambut yang berfungsi menghantarkan rangsangan suara ke otak.

Organ Corti mempunyai sekitar 24.000 sel rambut yag terletak pada membrane

basilar. Sel rambut organ Corti adalah sel sensorik yang bertanggung jawab

dalam proses pendengaran. Jika sel rambut ini selalu menghantarkan suara dengan

frekuensi yang tinggi maka sel rambut akan kelelahan dan kemudian mati.

Kerusakan seperti ini adalah ireversibel.

2.1.2 Fisiologi Pendengaran

Gambar: 2.2 Fisologi Pendengaran

Bunyi memasuki telinga melalui kanalis auditorius eksternus dan menyebabkan

membran timpani bergetar. Getaran menghantarkan suara dan membentuk energi

mekanis, melalui gerakan pengungkit osikulus jendela oval. Energi mekanis ini

kemudian dihantarkan melalui cairan telinga dalam koklea, dimana akan

dikonversi menjadi energi elektrik. Gelombang bunyi yang dihantarkan oleh

membran timpani ke osikulus telinga tengah yang akan dipindahkan ke koklea,

organ pendengaran, yang terletak didalam labirin telinga dalam. Osikel yang

penting, stapes yang menggoyang dan memulai getaran (gelombang) dalam

cairan yang berada di telinga dalam. Gelombang cairan ini, pada gilirannya,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

11

mengakibatkan terjadinya gerakan membran basolalis yang akan merangsang sel-

sel rambut organ korti dalam koklea, bergerak seperti gelombang. Gerakan

membran akan menimbulkan arus listrik yang akan merangsang berbagai daerah

koklea. Nervus koklearis membawa informasi sensorik dari sel rambut organ corti

ke otak. Sel rambut akan memulai implus saraf yang telah dikode dan kemudian

dihantarkan ke korteks auditorius dalam otak, dimana kemudian dikodekan

menjadi pesan bunyi (Bruner & Sudarth, 2002).

Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20

Hz sampai 20.000 Hz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva

responsnya. Suara yang sangat keras menyebabkan kerusakan pada sel rambut,

karena sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh lagi maka bisa terjadi kerusakan

sel rambut progresif dan berkurangnya pendengaran.

2.1.3 Tes Fungsi Pendengaran

Ada 4 cara yang dapat kita lakukan untuk mengetes fungsi pendengaran penderita,

yaitu :

a. Tes bisik.

b. Tes bisik modifikasi.

c. Tes garputala.

d. Pemeriksaan audiometri.

2.2 Konsep Ambang Pendengaran

Ambang pendengaran adalah suara terendah yang masih dapat didengar. Makin

rendah tingkat suara yang terlepas yang dapat didengar berarti makin rendah nilai

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

12

ambang pendengaran (NAP). Hal ini berarti semakin baik pula telinganya.

Kebisingan dapat mempengaruhi ambang pendengaran, pengaruh ini bersifat

sementara ataupun bersifat menetap (Soertito, 2001).

2.2.1 Ganguguan Pendengaran

Gangguan pendengaran adalah perubahan pada tingkat pendengaran yang

berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal

memahami pembicaraan. Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena

bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter percakapan sehari-hari

sebagai berikut:

Gradasi Parameter:

a. Normal : Tidak mengalami kesulitan dalam percakapan biasa (6 m)

b. Sedang : Kesulitan dalam percakapan sehari-hari mulai jarak >1,5 m

c. Menengah : Kesulitan dalam percakapan keras sehari-hari mulai jarak

> 1,5 m

d. Berat : Kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada jarak >1,5 m

e. Sangat berat : Kesulitan dalam percakapan keras/berteriak pada jarak <1,5 m

f. Tuli total : Kehilangan kemampuan pendengaran dalam berkomunikas

(Buchari, 2007).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

13

Tabel. 2.1 Standar WHO Tentang Gangguan Pendengaran Tahun 2004

2.2.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Pendengaran

Daya dengar seseorang di dalam menangkap suara dipengaruhi oleh faktor

internal maupun eksterna (Tarwaka dkk, 2004). Faktor internal meliputi umur,

kondisi kesehatan, maupun riwayat penyakit yang pernah diderita. Faktor

eksternal meliputi tingkat intensitas suara disekitarnya, lama terpajan dengan

kebisingan, karakteristik kebisingan serta frekuensi suara yang ditimbulkan. Dari

berbagai faktor yang mempengaruhi ambang dengar tersebut, yang paling

menonjol adalah faktor umur dan lamanya pemajanan terhadap kebisingan.

Dengan bertambahnya umur, sebagian dari sel-sel rambut yang terdapat di telinga

bagian dalam ini akan mati karena. Daya dengar subjek pada kelompok umur

20-40 tahun lebih baik. Orang yang berusia lebih dari 40 tahun akan lebih mudah

tuli akibat bising (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1990). Lamannya

terpapar dengan bising 8 jam per hari dengan intensitas >85 desibel berisiko

terkena NIHL. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kehilangan pendengaran

berhubungan dengan terpaparnya kebisingan (Tarwaka dkk, 2004):

a. Intensitas kebisingan (tingkat tekanan suara)

b. Jenis kebisingan

c. Lamanya terpapar per hari

Rata-rata pengukuran (dB) Kategori

< 25 Normal

26-40 Gangguan ringan

41-60 Gangguan sedang

61-80 Gangguan berat

>81 Gangguan sanggat berat

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

14

d. Jumlahnya lamanya terpapar (dalam tahun)

e. Usia yang terpapar

f. Masalah pendengaran yang telah diterima sebelumnya.

g. Lingkungan yang bising

h. Jarak pendengar dengan sumber bising.

2.2.3 Tanda dan Gejala Gangguan Pendegaran

a. Kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya

berisik

b. Terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)

c. Tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang

normal

d. Kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar.

e. Pusing atau gangguan keseimbangan.

2.2.4 Pengukuran Ambang Dengar Mengunakan Audiometer

Audiometer adalah alat elektronik pembangkit bunyi dalam intensitas dan

frekuensi tertentu, yang dipergunakan untuk mengukur tingkat ambang

pendengaran seseorang. Ambang pendengaran ialah bunyi terlemah. Audiometer

merupakan suatu peralatan elektronik yang digunakan untuk menguji

pendengaran, dimana audiometer mampu menghasilkan suara yang memenuhi

syarat sebagai bahan pemeriksaan yaitu frekuensi (125-8000 Hz) dan intensitas

suara yang dapat diukur (-10 s/d 110 dB). Pemeriksaan audiometri memerlukan

audiometri ruang kedap suara, audiologis, dan pasien yang kooperatif. Prinsip

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

15

dasar pemeriksaan audiometri ini adalah pemeriksaan pada bermacam-macam

frekunsi dan intensitas suara. Pada audiometer sistem manual, proses pemeriksaan

dilakukan dengan cara memilih berbagai intensitas dan frekuensi melalui

penekanan tombol untuk diperdengarkan terhadap pasien menggunakan sepasang

earphone, kemudian pasien akan mengacungkan tangan sebagai tanggapan

mendengar bunyi. Ketika pasien mengacungkan tangan sebagai tanggapan

mendengar bunyi maka operator memberi tanda pemeriksaan pada sebuah kartu

hasil pemeriksaan yang disebut audiogram. Prosedur pengunaan audio meter pada

lampiran sembilan.

2.3 Konsep Kebisingan

2.3.1 Kebisingan

a. Definisi Bising

Bising menurut Kepemenaker (2011) adalah semua suara yang tidak dikehendaki

yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada

tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.

b. Kebisingan Pabrik atau Industri

Industri modern yang telah menggunakan peralatan-peralatan bermesin

merupakan sumber kebisingan diam yang sangat potensial. Kebisingan yang

dihasilkan oleh mesin-mesin di dalam pabrik juga dapat merambat ke luar

bangunan pabrik, sehingga selain dirasakan secara langsung oleh pekerja pabrik,

kebisingan itu juga dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik.

Mesin-mesin pabrik umumnya menghasilkan bunyi berfrekuensi rendah, sehingga

selain menghasilkan bunyi bising mesin-mesin tersebut juga menghasilkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

16

getaran. Oleh karena itu idealnya bangunan pabrik dirancang sebagai bangunan

yang mampu meredam getaran agar tidak merambat keluar, sehingga bangunan

disekitar pabrik cukup didesain untuk menahan kebisingan saja. Sementara itu,

para pekerja pabrik yang selalu berdekatan dengan mesin-mesin berbunyi keras,

sebaiknya menggunakan ear protection (ear plug dan ear muff) saat bekerja

(Rambe. A, 2003).

2.3.2 Kategori Kebisingan

Kategori kebisingan derdasarkan frekuensi tingkat tekanan bunyi, tingkat bunyi

dan tekanan bunyi maka bising dibagi dalam tiga yaitu audible noise,

occupational noise, dan impuls noise (Bahar, 2014 )

a. Audible noise (bising pendengaran), bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi

atau 31,5–8.000 Hz

b. Occupational noise (bising berhubungan dengan pekerjaan), bising yang

disebabkan oleh bunyi mesin ditempat kerja

c. Impuls Noise (bising impulsive), bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang

menyentak. Misalnya pukulan palu, ledakan, mriam, tambakan bedil dan lain–

lain.

2.3.3 Jenis-jenis Kebisingan

Jenis-jenis Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi

atas:

a. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas

Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 5 dB untuk periode 0,5 detik

berturut–turut. Misalnya mesin, kipas angin, dan dapur pijar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

17

b. Bising yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit

Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu

saja (Pada frekuensi 500 Hz, 1000 Hz, dan 4000 Hz). Misalnya gergaji serkuler,

katup gas, mesin,

c. Bising terputus–putus (Intermitten)

Bising ini tidak terjadi secara terus–menerus, melainkan ada periode relatif

tenang. Misalnya suara lalu lintas, kebisingan di lapangan terbang

d. Bising Impulsif

Jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat

cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, suara

ledakan mercon, dan meriam

e. Bising Impulsif Berulang

Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang–ulang.

Misalnya mesin tempa

Berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia, bising dapat dibagi atas:

a. Bising yang mengganggu (Irritating noise) yaitu bising dengan intensitas tidak

terlalu keras. Misalnya mendengkur

b. Bising yang menutupi (Masking Noise) yaitu bising yang menutupi

pendengarn yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan membahayakan

kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanda

bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

18

c. Bising yang merusak (Damaging/ injurious noise) yaitu bising yang

intensitasnya melampaui NAB. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan

fungsi pendengaran.

2.3.4 Sumber Kebisingan

Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu

pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya

sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan,

pembangunan, alat pembangkit tenaga,alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga

noise (Bahar dkk, 2014). Di industri, sumber kebisingan dapat diklasifikasikan

menjadi 3 macam, yaitu :

a. Mesin

Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin

b. Vibrasi

Kebisingan yang di timbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat

gesekan, benturan, atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada

roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain–lain

c. Pergerakan udara, gas dan cairan

Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam

kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa,

gas buang, jet Flare boom, dan lain–lain.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

19

2.3.5 Intensitas dan waktu paparan bising yang diperkenankan.

Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan di tempat kerja berdasarkan Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.13/MEN/X/2011 besarnya rata-

rata adalah 85 dB untuk waktu kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam/hari

atau 40 jam seminggu. Selanjutnya apabila tenaga kerja menerima pemaparan

kebisingan lebih dari ketetapan tersebut, maka harus dilakukan pengurangan

waktu pemaparan seperti pada tabel di bawah.

Tabel 2.2 Batas waktu pemaparan kebisingan per hari kerja berdasarkan

intensitas kebisingan yang diterima tenaga kerja menurut Permenaker

No.13/Men/X/2011

Waktu Pemaparan per hari Intensitas (dB A)

8

4

2

1

Jam

85

88

91

94

30

15

7,5

3,75

1,88

0,94

Menit

97

100

103

106

109

112

28,12

14,06

7,03

3,52

1,75

0,88

0,44

0,22

0,11

Detik

115

118

121

124

127

13

133

136

139

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

20

Faktor yang berhubungan dengan bahaya kebisingan yaitu:

a. Intensitas

Intensitas bunyi yang ditangkap oleh telinga berbanding langsung dengan

logaritma kuadrat tekanan akustik yang dihasilkan getaran dalam rentang yang

dapat didengar. Jadi, tingkat tekanan bunyi diukur dengan skala logaritma dalam

desibel (dB).

b. Frekuensi

Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia terletak antara 20 hingga

20.000 Hz. Frekuensi bicara terdapat dalam rentang 250–4.000 Hz. Bunyi

frekuensi tinggi adalah yang paling berbahaya.

c. Durasi

Efek bising yang merugikan sebanding dengan lamanya paparan, dan

kelihatannya berhubungan dengan jumlah total energi yang mencapai telinga

dalam. Jadi perlu untuk mengukur semua elemen lingkungan akustik. Untuk

tujuan ini digunakan pengukur bising yang dapat merekam dan memadukan

bunyi.

d. Sifat

Mengacu pada distribusi energi bunyi terhadap waktu (stabil, berfluktuasi,

intermiten). Bising impulsif (satu atau lebih lonjakan energi bunyi dengan durasi

kurang 1 detik) sangat berbahaya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

21

2.3.6 Efek Kebisingan Terhadap Manusia

a. Efek pada pendengaran

Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera

pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan

diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada pendengaran

adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area

bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di area bising maka

akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali, biasanya dimulai pada

frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas ke frekuensi sekitarnya dan

akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya digunakan untuk percakapan

(Soetirto, 2001). Efek kebisingan pada pendengaran manusia atas:

1) Tuli sementara atau Noise Induced Temporaryt Treshold Shift (NITTS)

Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan

mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu

pemaparan terlalu singkat. Seseorang yang pertama sekali terpapar suara bising

akan mengalami berbagai perubahan, yang mula-mula tampak adalah ambang

pendengaran bertambah tinggi pada frekuensi tinggi. Pada gambaran audiometri

tampak sebagai “ notch “ yang curam pada frekuensi 4000 Hz, yang disebut juga

acoustic notch. Pada tingkat awal terjadi pergeseran ambang pendengaran yang

bersifat sementara, yang disebut juga NITTS. Apabila beristirahat di luar

lingkungan bising biasanya pendengaran dapat kembali normal (Rambe. A, 2003).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

22

2) Tuli Menetap atau Noise Induced Permanent Treshold Shift (NIPTS)

Dikatakan bahwa untuk merubah NITTS menjadi NIPTS diperlukan waktu

bekerja di lingkungan bising selama 3,5-20 tahun, tetapi hal ini bergantung juga

kepada faktor-faktor sebagai berikut: tingginya level suara, lama paparan,

spektrum suara, temporal pattern, kebisingan kontinyu, dan pengaruh obat-

obatan. Beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh sinergistik) ketulian

apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara, misalnya: quinine, aspirin, dan

beberapa obat lainnya serta keadaan kesehatan.

NIPTS biasanya terjadi disekitar frekuensi 4000 Hz dan perlahan-lahan meningkat

dan menyebar ke frekwensi sekitarnya. NIPTS mula-mula tanpa keluhan, tetapi

apabila sudah menyebar sampai ke frekwensi yang lebih rendah (2000 Hz dan

3000 Hz) keluhan akan timbul. Pada mulanya seseorang akan mengalami

kesulitan untuk mengadakan pembicaraan di tempat yang ramai, tetapi bila sudah

menyebar ke frekwensi yang lebih rendah maka akan timbul kesulitan untuk

mendengar suara yang sangat lemah. Notch bermula pada frekwensi 3000–6000

Hz, dan setelah beberapa waktu gambaran audiogram menjadi datar pada

frekwensi yang lebih tinggi. Kehilangan pendengaran pada frekwensi 4000 Hz

akan terus bertambah dan menetap setelah 10 tahun dan kemudian

perkembangannya menjadi lebih lambat (Rambe. A, 2003).

b. Gangguan Fisiologis

Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu (bising yang terputus-

putus atau yang datangnya tiba-tiba) kondisi fisiologis. Gangguan dapat berupa

peningkatan tekanan darah (±10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

23

darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan

gangguan sensoris. Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan

pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor

vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan efek pusing/vertigo.

Perasaan mual, susah tidur dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising

terhadap sistem saraf, keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah,

sistem pencernaan dan keseimbangan elektrolit (Prabu, 2009).

c. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah

tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat

menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan

dan lain-lain.

d. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang menutupi

pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi

pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini menyebabkan

terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya kesalahan karena

tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan komunikasi ini secara tidak

langsung membahayakan keselamatan seseorang.

e. Gangguan Keseimbangan

Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa

atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala

pusing (vertigo) atau mual-mual.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

24

f. Trauma Akustik

Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat

pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa

pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau

suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan

gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.

g. Presbycusis

Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang

dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya

dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan

daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.

h. Tinitus

Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .

Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan

tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur

malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (Prabu, 2009).

2.3.7 Pengendalian Kebisingan

a. Pengendalian kebisingan secara teknik (Engineering Control)

Pengendalian suara pada sumber yaitu dengan menutup sumber (mengisolir

sumber kebisingan), mengubah desain peredam suara pada sumber, menurunkan

tingkat kebisingan pada sumber, pemilihan dan pemasangan mesin dengan tingkat

kebisingan rendah, pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin dengan teratur,

penggunaan bahan-bahan peredam suara, menyekat sumber bising, membuat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

25

perubahan pada peralatan yang sudah ada, mengganti proses sehingga peralatan

dengan suara yang lebih kecil dapat digunakan.

b. Pengendalian kebisingan secara administrasi (Administrative Control)

Dengan mengatur jam kerja, memberlakukan standar prosedur operasinal,

melakukan komonikasi hazard dengan memberikan pelatihan kepada pekerja

mengenai bising dan dampaknya bagi kesehatan, pengawasan pemakaian alat

pelindung telinga, mengatur jarak antara pekerja dan sumber bising, serta

pemasanagan peta bising diarea dengan tingkat kebisingan yang tinggi.

c. Pengendalian kebisingan dengan terhadap pekerja (Personal Control)

Antara lain dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menempatkan

pekerja dan melakukan surveilens kesehatan bagi pekerja beresiko terpajan bising,

mewajibkan pelaksanaan pekerjaan sesuai standar operasional prosedur serta

mewajibkan mengunakan alat pelindung telinga sesuai dengan tingkat bising

setempat (Kurniawidjaja, 2012), seperti:

1) Sumbat telinga (Ear Plug)

Ukuran dan bentuk saluran telinga tiap-tipa individu dan bahkan untuk kedua

telinga dari orang yang sama adalah berbeda. Untuk itu ear plug harus dipilih

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ukuran dan bentuk saluran telinga

pemakainya. Pada umumnya diameter saluran antara 5-11 mm dan liang telinga

pada umumnya berbentuk lonjong dan tidak lurus. Ear plug dapat terbuat dari

plastik, karet alami dan bahan sintetis. Untuk ear plug yang terbuat dari spon dan

malam (wax) hanya dapat digunakan untuk sekali pemakaian (disposable).

Sedangkan yang terbuat dari bahan karet dan plastik yang dicetak (molded

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

26

rubber/plastic) dapat digunakan berulang kali (non disposable). Alat ini dapat

mengurangi suara sampai 20 dB.

2) Tutup telinga (Ear Muff)

Alat pelindung telinga jenis ini terdiri dari 2 buah tutup telinga dan sebuah

headband. Isi dari tutup telinga dapat berupa cairan atau busa yang berfungsi

untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian untuk waktu yang cukup

lama, efektivitas ear muff dapat menurun karena bantalannya menjadi mengeras

dan mengerut sebagai akibat reaksi dari bantalan dengan minyak dan keringat

pada permukaan kulit. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara sampai 30 dB

dan juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras atau

percikan bahan kimia (Kurniawidjaja, 2012).

2.3.8 Mengukur Tingkat Kebisingan

Untuk mengetahui intensitas bising di lingkungan kerja, digunakan Sound level

meter. Sound Level Meter merupalan alat yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan antara 30-130 dBA dan

dari frekuensi 20 Hz.

2.4 Konsep Tekanan Darah

2.4.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan

luas dinding pembuluh. Tekanan darah dinyatakan dalam satuan milimeter air

raksa (mmHg) karena manometer air raksa. Bila seeorang mengatakan bahwa

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

27

tekanan dalam pembuluh darah adalah 50 mmHg, hal itu berarti bahwa ada daya

yang dihasilkan cukup untuk mendorong kolam air raksa untuk melawan gravitasi

samapi setinggi 50 mm (Gayton & Hall, 2007).

2.4.2 Jenis Tekanan darah

Siklus Jantung terdiri atas satu priode relaksasi yang di sebut diastolik, yaitu

priode pengisian jantung dengan darah, yang diikuti oleh priode kontraksi yang

disebut sistolik (Gayton & Hall, 2007).

a. Sistolik adalah menyatakan puncak tekanan yang dicapai selama jantung

menguncup. Tekanan yang terjadi bila otot jantung berdenyut memompa untuk

mendorong darah keluar melalui arteri,dimana tekanan ini berkisar antara 95-

140 mmHg.

b. Diastolik adalah tekanan yang terjadi ketika jantung rileks di antara tiap

denyutan.Tekanan diastolik menyatakan tekanan terendah selama jantung

mengembang. Dimana tekanan ini berkisar antara 60-95 mmHg.

2.4.3 Penyebab Peningkatan Tekanan Darah

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu:

a. Obesitas (Kegemukan)

Merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum diketahui secara pasti

hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti daya pompa jantung dan

sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada

penderita hipertensi dengan berat badan normal.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

28

b. Stress

Diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita

beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis mengakibatkan meningkatnya

tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).

c. Faktor Keturunan (Genetik)

Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orangtua, maka dugaan hipertensi

essensial akan sangat besar. Demikian pula pada kembar monozigot (satu sel

telur) apabila salah satunya adalah penderita hipertensi.

d. Jenis Kelamin (Gender)

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi daripada wanita.

Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis.

Pada wanita sering kali dipicu oleh perilaku tidak sehat seperti merokok,

kelebihan berat badan, depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada

pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan kurang nyaman

terhadap pekerjaan dan pengangguran.

e. Usia

Peningkatan tekanan darah pada usia lanjut yang semula dianggap normal sebagai

akibat perubahan fisiologi ternyata meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas

serebro kardiovaskuler.

f. Asupan Garam

Melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan sehingga kembali

pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi

essensial mekanisme inilah yang terganggu.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

29

g. Gaya hidup

Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi namun kebiasaan

seperti merokok, minum–minuman alkohol dan kurang berolahraga dapat pula

mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

h. Faktor Lingkungan

Adanya polusi udara, polusi suara, dan air lunak semuanya telah diindikasi

sebagai faktor penyebab tekanan darah tinggi. Melindungi masyarakat dari polusi

udara, polusi suara dan air lunak dapat mempengaruhi kesehatan, khususnya pada

hipertensi.

2.4.3 Klasifikasi Tekanan Darah

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah menurut Joint National Committe (JNC) Tahun 1997

No Kategori Sistolik Diastolik

1 Optimal < 120 <80

2 Normal <130 <85

3 Normal – tinggi 130-139 85-89

4 Hipertensi :

Derajat I 140-159 90-99

Derajat II 160-179 100-109

Derajat III ≥180 ≥110

2.4.4 Mekanisme Kebisingan Terhadap Tekanan Darah

Tekanan darah diatur oleh dua faktor yaitu aliran darah dan tahanan pembuluh

darah perifer. Aliran darah ditentukan oleh curah jantung yaitu tekanan kecepatan

irama jantung karena daya pompa jantung dan volume darah. Tahanan pembuluh

darah perifer dipengaruhi oleh diameter pembuluh darah dan kekenyalan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

30

pembuluh darah. Peningkatan tahanan perifer dapat terjadi bila ada penyempitan

arteriole yang merupakan ciri-ciri dari hipertensi. Dilatasi dan penyempitan

arteriole perifer dikontrol oleh beberapa mekanisme khususnya sistem saraf

simpatik dan sistem renin angiotensin. Pusat vasomotor di medula dapat

dirangsang oleh baroreceptor atau oleh stress psikogenik. Impuls diteruskan

melalui saraf simpatik yang mengakibatkan pelepasan katekolamin. Pelepasan

norephinephrin oleh serabut-serabut saraf postganglion menyebabkan

vasokonstriksi. Ephinephrin juga berefek meningkatkan kekuatan kontraksi

ventrikel sehingga cardiak output pun meningkat.

Hipertensi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor penyebab. Salah satu faktor

lingkungan yang menimbulkan terjadinya risiko penyakit hipertensi adalah

kebisingan. Tingkat kebisingan mencapai 60 dB dapat meningkatkan kadar

hormon stress, seperti ephinephrin, non-epinephrin dan kortisol tubuh yang

mengakibatkan terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah. Bising

yang terus–menerus sejak sesorang mulai terpapr dengan intensitas >85 dB

selama 8 jam akan menimbulkan gangguan proses fisiologis jaringan otot dalam

tubuh dan memicu emosi yang tidak stabil. Ketidakstabilan emosi tersebut dapat

memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh

dalam waktu yang lama tekanan darah akan naik sehingga menyebabkan

hipertensi (Tambunan, 2005). Lama pajanan bising > 15 menit cenderung

mengalami peningkatan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan yang memiliki

lama pajanan bising ≤ 15 menit. Lama pajanan yang dimaksud disini adalah lama

pajanan yang melebihi NAB (Sinaga, 2013).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

31

2.4.5 Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah, hasil curah jantung dan tahanan pembuluh perifer

mengunakan spigmomanometer. Tujuannya untuk mgkaji hemodinamik dan

keadaan umum pasien (Kusyanti, dkk. 2013). Prosedur pemeriksaan tekanan darah

terlampir pada halaman sembilan.

2.5. Perseroan Terbatas Sarana Agra Gemilang (PT. SAG) Kupang

PT. Semen Kupang merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri

processing antara lain industri semen. Di bangun pada tanggal 1 Maret 1982

dengan alamat di Jln. Yosudarso Teno Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pada tahun

1997 dilakukan ekspansi dengan pembangunan satu unit pabrik baru (Semen

Kupang II) dengan menggunakan teknologi system pembakaran Tungku Putar

(Rotary Klin) dengan kapasitas 300.000 ton semen per tahun, dengan memakai

teknologi dari RRC (China) dan Eropa (FLSmithd). Pada bulan Juni tahun 2008

PT. Semen Kupang berhenti beroperasi. Selanjutnya sejak 1 September 2009

melalui upaya Kementerian BUMN dan PT. Perusahaan Pengelola Aset

mengadakan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT. Sarana Agra Gemilang.

PT. SAG memiliki beberapa depertemen yang terdiri dari: Departemen Sefty

Security Health Environment (SSHE), Departemen Human Resource

Development (HRD), Departemen Mekanik, Departemen Elektro, Departemen

Produksi, Departemen Meaning dan Labolaterium. Pada Departemen Produksi

terdiri dari beberapa bagian seperti Crusher, Raw Will, Kiln, Cement Mill, dan

Peker yang mengatur tahap pengelolaan selama proses produksi semen.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

32

2.5.1 Mesin-Mesin Produksi Pada PT. SAG Kupang

a. Crusher

Crusher merupakan peralatan yang digunakan untuk menghancurkan material

menjadi ukuran yang lebih kecil. Di Industri Semen, Crusher berfungsi sebagai

pregrinding raw material sebelum masuk ke area produksi. Untuk Jenis Crusher

yang digunakan di Pabrik Semen PT. SAG Kupang ada dua macam yaitu Hammer

Crusher dan Double Roller Crusher. Hammer Crusher digunakan untuk

menggiling Limestone sedangkan Double Roller Crusher digunakan untuk

menggiling Clay.

.

Gambar 2.3 Mesin Hammer Crusher

Gambar 2.4 Mesin Double Roller Crusher

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

33

b. Raw Mill

Raw Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menghaluskan raw material

menjadi butiran halus hingga berukuran partikel (micron) yang disebut Raw Meal.

Selain untuk menghaluskan, Raw Mill juga berfungsi untuk mengeringkan

material sehingga proses pembakaran nanti di Kiln akan lebih baik. Dalam proses

penggilingan melalui Raw Mill, kualitas produk yang dihasilkan juga harus sesuai

dengan target kualitas yang di inginkan untuk proses produksi.

Raw Mill pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu Horizontal Mill (Tube Mill)

dan Vertical Raw Mill (VRM).

Gambar 2.5 Mesin Vertical Raw Mill (VRM)

c. Kiln

Kiln atau tanur merupakan peralatan yang digunakan untuk proses pembakaran

Raw Meal menjadi terak semen Portland (klinker). Namun sebelum material

masuk ke Kiln, Material terlebih dahulu mengalami pemanasan awal di Preheater

(Untuk Kiln jenis Rotary). Kiln di industri semen terdiri dari dua jenis yaitu Kiln

Berdiri dan Kiln Berputar (Rotary Kiln). Dan saat ini yang paling banyak

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendengaran 2.1.1 ... II - Skripsi.pdf · Secara kasar, gradasi gangguan pendengaran karena bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter

34

digunakan adalah jenis Rotary Kiln. Di Pabrik Semen PT. SAG Kupang sudah

menggunakan jenis Rotary Kiln.

d. Cement Mill

Cement Mill merupakan peralatan yang digunakan untuk menggiling Klinker

(Terak Semen Portland) bersama dengan material lainnya seperti Gypsum, Trash,

Ash, Pozzoland, Limestone dan sebagainya sehingga menjadi produk akhir dari

Semen yang bisa kita gunakan sehari-hari. Untuk jenisnya sama seperti Raw Mill,

ada jenis Horizontal Mill (Tube Mill) dan juga ada jenis Vertikal Roller Mill. Di

Pabrik Semen PT SAG Kupang digunakan jenis Tube Mill.

Gambar 2.6 Mesin Tube Mill

e. Packer

Packer adalah peralatan yang digunakan untuk packing produk semen sebelum

dilepas ke pasaran. Pada umumnya mesin packer melakukan packing dalam

bentuk Bag-bag semen yang dijual per Sak di pasaran. Pabrik Semen PT. SAG

Kupang mempunyai dua buah mesin packer dengan pabrikan yang berbeda yaitu

Mesin Packer Merk Haver dan Haver dan Ventomatic dari FLS.