bab ii tinjauan pustaka 2.1. komunikasi dan...

46
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwah Kegiatan dakwah dapat dikatakan juga sebagai kegiatan komunikasi, dimana seorang dai mengkomunikasikan sebuah pesan dakwah kepada mad’u baik secara perseorangan maupun kelompok dengan tujuan agar mengubah pemikiran, perasaan, hingga prilaku dari kondisi yang buruk kekondisi yang lebih baik. Secara sepesifik, dakwah diartikan sebagai aktivitas menyeru atau mengajak dan melakukan perubahan kepada manusia untuk melakukan kemakrufan dan mencegah dari kemungkaran. Secara teknis dakwah adalah komunikasi 6 . Maka segala hukum yang berlaku didalam hukum ilmu komunikasi akan berlaku sama dalam kajian dakwah. Berangkat dari sebuah paradigma komunikasi dan dakwah yaitu paradigma interaksional yang mempunyai karakteristik utama menonjolkan nilai individual di atas segala pengaruh yang lainnya, maka dalam penelitian ini menjadi penting adanya. Karena setiap manusia mempunyai esensi kebudayaan, saling berhubungan, bermasyarakat dan memiliki buah pikiran berbeda satu sama lain. Setiap bentuk interaksi sosial dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan diri manusia. Paradigma interaksional dalam komunikasi yang dapat diterapkan dalam dakwah, juga sering dikatakan sebagai komunikasi dialogis atau komunikasi yang dipandang sebagai dialog (aktifitas). Unsur fundamental dalam dialog adalah melihat yang lain atau mengalami pihak lain sehingga proses dasar dalam dialog 6 Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.24.

Upload: hoangnguyet

Post on 15-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Dan Dakwah

Kegiatan dakwah dapat dikatakan juga sebagai kegiatan komunikasi,

dimana seorang dai mengkomunikasikan sebuah pesan dakwah kepada mad’u baik

secara perseorangan maupun kelompok dengan tujuan agar mengubah pemikiran,

perasaan, hingga prilaku dari kondisi yang buruk kekondisi yang lebih baik. Secara

sepesifik, dakwah diartikan sebagai aktivitas menyeru atau mengajak dan

melakukan perubahan kepada manusia untuk melakukan kemakrufan dan

mencegah dari kemungkaran. Secara teknis dakwah adalah komunikasi

6. Maka segala hukum yang berlaku didalam hukum ilmu komunikasi akan berlaku

sama dalam kajian dakwah.

Berangkat dari sebuah paradigma komunikasi dan dakwah yaitu paradigma

interaksional yang mempunyai karakteristik utama menonjolkan nilai individual di

atas segala pengaruh yang lainnya, maka dalam penelitian ini menjadi penting

adanya. Karena setiap manusia mempunyai esensi kebudayaan, saling

berhubungan, bermasyarakat dan memiliki buah pikiran berbeda satu sama lain.

Setiap bentuk interaksi sosial dimulai dan berakhir dengan mempertimbangkan diri

manusia. Paradigma interaksional dalam komunikasi yang dapat diterapkan dalam

dakwah, juga sering dikatakan sebagai komunikasi dialogis atau komunikasi yang

dipandang sebagai dialog (aktifitas). Unsur fundamental dalam dialog adalah

melihat yang lain atau mengalami pihak lain sehingga proses dasar dalam dialog

6 Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.24.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

10

ialah konsep pengambilan peran, paradigma interaksional yang memberikan faktor

manusiawi, sangat relevan diterapkan dalam dakwah yang bertujuan

mengembalikan manusia kepada fitrah dan kehanifaannya7.

2.2. Komunikasi Dakwah

Komunikasi dakwah dapat didefinisikan sebagai kegiatan penyampaian dan

penerimaan informasi Islam untuk memengaruhi komunikan (objek dakwah,

mad’u) agar mengimani, mengilmui, mengamalkan, menyebarkan, dan membela

kebenaran ajaran Islam. Komunikasi dakwah juga dapat didefinisikan sebagai

komunikasi yang melibatkan pesan-pesan dakwah dan aktor-aktor dakwah, atau

berkaitan dengan ajaran Islam dan pengamalannya dalam berbagai aspek

kehidupan. Secara etimologis, menurut para ahli bahasa, dakwah berakar kata da’a-

yad’u-da’watan, artinya “mengajak” atau “menyeru”. Secara terminologis, dakwah

adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh kehidupan ini di jalan

Allah Swt. Setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang secara eksplisit

ataupun implisit mengajak orang kearah kebaikan, perbuatan baik, amal saleh, atau

menuju kebenaran dalam bingkai ajaran Islam8.

2.3. Unsur - Unsur Komunikasi Dakwah

Unsur-unsur dakwah merupakan komponen yang selalu ada dalam setiap

kegitan dakwah. Sama halnya dengan model komunikasi yang diperkenalkan oleh

Lasswell yaitu 5 unsur ; who , says what, in which, channel, to whom, with what

effect. Bila dalam kajian komunikasi dakwah unsur-unsur tersebut adalah

7 Anwar Arifin, Op.cit. Hlm 231. 8 Wahyu Ilaihi, Op.cit. Hlm. 24.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

11

komunikator dakwah (da’i), objek dakwah atau komunikan (mad’u), materi

dakwah (maddah), media dakwah (wasilah), metode dakwah (thariqah), dan yang

terpenting mengandung efek9.

2.3.1. Komunikator dakwah (da’i)

Komunikator dakwah bila dalam istilah komunikasi merupakan pelaku

komunikasi dalam kegiatan berdakwah baik secara formal maupun informal. Peran

seorang Komunikator dakwah bertindak sebagai pengirim pesan (sender) dalam

sebuah proses komunikasi. Dalam pengertian yang khusus dalam islam ialah da'i.

Da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain dengan kata-kata, perbuatan

atau tingkah laku kearah keabaikan atau menjadi lebih baik menurut syariat Alquran

dan sunnah10.

Dalam komunikasi dakwah, seorang da'i bisa dikatakan juga tiap individu

manusia karena setiap manusia wajib mengarahkan sesamanya pada kebaikan, akan

tetapi harus sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-masing. Menurut

Jasmes Mc Croskey, agar seorang kominikator dapat dipercaya oleh seseorang

maka ia harus memiliki11; competence yaitu kompetensi penguasaan terhadap pesan

yang disampaikan, attitude yaitu sokap tegas pada prinsip, intention yaitu tujuan

yang baik, personaliti yaitu kepribadian yang hangat dan bersahabat, dan dynamism

yaitu dinamika yang menunjukan cara penyajian yang menarik dan tidak

membosankan. Begitu juga pada seorang da’i.

9 Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.75. 10 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.68. 11 Anwar Arifin. Dakwah Kontemporer; Sebuah Study Komunikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2011. Hlm.236.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

12

2.3.1.1. Tugas Dan Fungsi seorang Da'i

Pada dasarnya tugas pokok seorang da'i adalah meneruskan tugas

Nabi muhammad SAW, yakni menyampaikan ajaran ajaran Allah seperti

yang termuat didalam Al-quran dan Sunnah Rasulullah. Seorang da'i

haruslah dapat merealisasikan ajaran-ajaran Allah SWT kepada masyarakat

sehingga dapat menjadi pedoman dan penuntun hidup bagi mereka12.

Keberadaan seorang da'i dalam masyarakat mempunyai fungsi yang

cukup menentukan. Fungsi da'i adalah sebagai berikut13 :

1. Meluruskan akidah.

2. Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar.

3. Menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.

4. Menolak kebudayaan yang destruktif.

2.3.1.2. Sifat dan sikap seorang Da'i

Prof. A. Hasymi dalam Dustur Dakwah menurut Al-quran

menyebutkan agar seorang da'i dapat mengkomunikasikan pesan-pesannya

dengan baik maka ia hendaknya memiliki sifat seperti berikut14 :

1. Da'i harus beriman dan bertaqwa kepada allah.

2. Da’i harus ikhlas dalam melaksanakan dakwah dan tidak

mengedepankan kepentingan pribadi.

3. Da'i harus ramah dan pengertian

4. Da'i harus tawadhu atau rendah hati.

5. Da'i harus sederhana dan jujur dalam tindakannya.

12 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.70. 13 Ibid. Hlm.73. 14 Ibid. Hlm.77.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

13

6. Da'i harus tidak memiliki sifat egoisme.

7. Da'i harus sabar dan tawakkal dalam melaksanakan tugas dakwah.

8. Da'i harus memiliki jiwa toleransi yang tinggi

9. Da'i harus Sifat terbuka atau demokratis

10. Da'i tidak memiliki penyakit hati atau dengki.

Sikap atau attitude adalah sebuah perasaan, pikiran, dan

kecendurangan pada diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan untuk

menuju atau menjauhi nilai-nilai sosial. Maka dalam hal ini pada kajian

komunikasi yang hubungannya melibatkan manusia sebagai sasarannya,

seorang da'i sebaiknya memiliki lima sikap yaitu15 :

1. Reseptif yaitu, kesedian seorang da'i dalam menerima gagasan dari

orang lain.

2. Selektif disini berarti saat seorang da'i melakukan proses dakwah ia

harus selektif dalam menyerap gagasan atau informasi dari orang

lain maupun secra langsung taupun melalui media tertentu.

3. Dijestif adalah kemampuan seorang da'i dalam mencernakan

gagasan dari orang lain sebagai bahan dari pesan yang akan ia

komunikasikan. Ia harus mampu memahami makna dari pesan lebih

luas dan lebih dalam dari yang tersurat.

4. Asimilatif yaitu kemampuan da'i dalam mengenaralisasi gagasan

yang ia terima secara sistematis dengan frame of reference yang ia

miliki.

15 Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.82.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

14

5. Transmisif yaitu kemampuan da’i dalam mentransmisikan konsep

yang telah ia formalisasikan secara kognitif, afektif, konatif kepada

orang lain.

Dalam proses berdakwah jika pesan dakwah disampaikan kepada

mad'u yang sifatnya untuk dipersuasifkan maka seorang da'i harus melihat

beberapa faktor ini, yaitu16 :

a. Faktor Situasi Dan Kondisi

Yang dimaksudkan dalam "situasi" disini adalah situasi

komunikasi dakwah disaat mad'u akan menerima pesan yang akan

disampaikan. Situasi yang akan menghambat komunikasi dapat

diprediksi sebelumnya oleh da'i.

Sedangkan yang dimaksud dengan "kondisi" disini adalah

state of personality seorang mad'u, yaitu keadaan fisik dan psikis

saat menerima pesan dakwah seperti sedih, marah, bingung, sakit,

dan sebagainya.

b. Empati

Empati berarti kemampuan seseorang untuk

memproyeksikan dirinya pada peranan diri orang lain. Seorang da'i

harus bisa berempati agar dapat mengerti apa yang dirasakan oleh

mad'unya. Kemampuan empatik dapat menolong da'i saat berada

dalam kondisi hitelophilous, artinya terdapat perbedaan seperti

nialai budaya, status sosial, pendidikan, dan sebagainya. Itulah

16 Ibid. Hlm. 94-95.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

15

dimana seorang da'i dituntut lebih tinggi daya empatinya dari pada

seorang mad'u.

c. Konotasi

Konotasi berhubungan dengan kata-kata sebagai senjata

dalam berkomunikasi. Memilih kata-kata dalam menyampaikan

suatu pesan dakwah perlu diperhatikan oleh seorang da'i, bahwa

maksud kata yang sama mungkin memiliki pengertian yang berbeda

oleh orang lain.

2.3.2. Materi Dakwah (Maddah)

Materi dakwah (maddah Ad-Da'wah) adalah pesan-pesan dakwah islam

atau segala sesuatu yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah, yang

meruapakan keseluruhan ajaran agama khususnya agama islam didalam penelitian

ini. Keseluruhan materi dakwah pada dasarnya bersumber pada dua pokok ajaran

islam yang pertama bersumber dari Alquran dan yang kedua bersumber dari

Hadis17.

Secara konseptual materi dakwah islam tergantung pada tujuan dakwah

yang hendak dicapai. Namun secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan

menjadi tiga pokok, yaitu18 :

1. Masalah Keimanan (Aqidah)

Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam agama islam. Aqidah

islam disebut tauhid dan meruapakan inti dari kepercayaan. Tauhid

adalah suatu kepercayaan kepada pencipta. Dalam islam, aqidah

17 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.88. 18 Ibid. Hlm.90-100.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

16

merupakan I'tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang

erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar

ditunjukan oleh sabda rasulullah :

Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-

rasulNya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk.

(HR. Muslim)

2. Masalah Keisaman (Syariat)

Syariat adalah seluruh hukum dan perundang-undangan yang

terdapat dalam islam, baik yang berhubungan dengan manusia dengan

tuhan, maupun antar sesama manusia sendiri. Pengertian syariat mempunyai

dua aspek hubungan manusia dengan tuhan (vertikal) yang disebut dengan

ibadah, dan hubungan antara manusia (horizontal) yang disebut dengan

muamalat. Hal tersebut mengisaratkan bahwa syariat berhubungan erat

dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati aturan atau hukum Allah.

Hal ini dijelaskan dalam sabda Rasulullah :

Islam adalah bahwasanya engkau menyembah kepada Allah, dan janganlah engkau

mempersekutukanNya dengan sesuatu pun, mengajarkan shalat, membayar zakat-zakat

yang wajib, berpuasa pada bulan ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah

(Baitullah). (HR. Al-Bukhari dan Muslim.

3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)

Akhlak sebagai sebuah materi dakwah merupakan pelengkap, yakni

untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Walaupun sebagai

pelengkap bukan berati fungsinya menjadi kurang penting, akan tetapi

akhlak merupakan penyempurna.

Ajaran akhlak atau budi pekerti termasuk materi yang penting untuk

disampaikan kepada masyarakat karena dalam islam sangatlah menjunjung

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

17

tinggi nilai-nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang

baik dan keyakinan agama yang kuat dapat membendung terjadinya

pengikisan moral manusia.

Sedangkan Ali yahfi menyebutkan materi dakwah terbagi menjadi lima

pokok yang meliputi19 :

1. Masalah kehidupan

Dakwah memperkenalkan dua jenis kehidupan yaitu kehidupan

duniawi dan kehidupan akhirat yang memiliki sifat kekal abadi.

2. Masalah Manusia

Materi dakwah mengenai masalah manusia adalah menempatkan

manusia pada posisi yang mulia yang harus dilindungi secara penuh. Dalam

hal ini manusia di tempatkan pada dua status yaitu :

Ma'sum, yaitu memiliki hak hidup, hak memiliki, hak berketurunan,

hak berfikir sehat dan hak untuk menganut sebuah keyakinan imani.

Mukhallaf, yaitu diberi kehormatan untuk menegaskan Allah SWT

yang mencakup :

a. Pengenalan yang benar dan pengabdian yang tulus kepada Allah

SWT.

b. Pemeliharaan dan pengembangan dirinya dalam perilaku dan

sikap yang luhur.

c. Memelihara hubungan yang baik, damai, dan rukun dengan

lingkungannya.

19 Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.69-103.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

18

3. Masalah Harta Benda

Materi dakwah dalam bentuk ini lebih pada pengunaan harta benda

untuk kehidupan manusia dan kemaslahatan umat. Ada hak tertentu yang

harus diberikan kepada orang yang berhak untuk menerimanya.

4. Masalah Ilmu Pengetahuan

Didalam dakwah islam sangat mengutamakan pentingnya

pengembangan ilmu pengetahuan. Materi atau pesan yang berupa ilmu

pengetahuan disampaikan melalui tiga jalur ilmu yaitu:

Mengenal tulisan dan membaca.

Penalaran dalam penelitian dan rahasia-rahasia alam.

Pengambaran di bumi seperti study tour atau ekspedisi ilmiah.

5. Masalah Akidah

Akidah adalah materi utama dalam dakwah yang memiliki ciri-ciri

yang membedakan dengan kepercayaan lain, yaitu :

a. Keterbukan melalui pengakuan (syahadat). Dengan demikian seorang

muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakui identitas

keagamaan orang lain.

b. Cakrawala yang luas dengan memperkenalkan bahwa Allah SWT

adalah tuhan alam, bukan tuhan kelompok atau tuhan bangsa tertentu.

c. Kejelasan dan kesederhanaan. Seluruh akidah baik soal ketuhanaan,

kenabian, ataupun alam gaib sangat mudah untuk dipahami.

d. Ketuhanan antara iman dan islam atau antara iman dan amal perbuatan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

19

2.3.3. Objek Dakwah (Mad'u)

Dalam proses kegiatan komunikasi dapat dipahami bahwa keberadaan

adalah akibat adanya sumber. Tidak ada penerima apabila tidak ada sumber dan

begitu pula sebaliknya. Dalam kajian komunikasi dakwah, objek dakwah sebagai

penerima pesan disebut mad'u. Mad'u dalam kajian komuniasi disebut sebagai

komunikan, khalayak, audience, ataupun reciever. Mad'u merupakan salah satu

komponen yang penting dalam proses terjadinya komunikasi. Ialah yang akan

menjadi objek sasaran pesan yang akan dikirim oleh da'i. Objek dakwah bisa terdiri

dari satu orang, kelompok, ataupun dalam bentuk massa20.

2.3.3.1. Bentuk-Bentuk dan Tipologi Mad'u

Mengenali tipologi manusia adalah salah satu faktor untuk

menunjang seorang pembuat pesan sukses dalam menjalankan kegiatan

dakwahnya. Muhammad abduh membagi mad'u menjadi tiga golongan

yaitu21 :

a. Golongan cerdik dan cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat

berfikir secara kritis juga tanggap dalam menanggapi persoalan.

b. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir

secara kritis dan mendalam, belum dapat memahami pengertian-

pengertian yang tinggi.

c. Golongan yang berbeda dengan golongan diatas yang diaman

mereka senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu,

tidak sanggup mendalam benar.

20 Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.87. 21 Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.92.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

20

Sedangkan adapula pengelompokkan mad'u berdasarkan tipologi

dan klasifikasi dalam masyarakat. Dibagi menjadi seperti berikut22 :

1. Tipe Inovator

Tipe ini merupakan masyarakat yang memiliki keinginan

keras pada setiap fenomena sosial yang sifatnya membangun,

bersifat agresif, dan tergolong antisipatif dalam setiap langkah.

2. Tipe Pengikut

Tipe ini merupakan masyarakat yang selektif dalam

menerima pembaruan dengan mempertimbangkan bahwa tidak

semua pembaruan dapat membawa perubahan positif. Untuk

menerima atau menolak ide pembaruan, mereka mencari pelopor

untuk mewakili dalam menanggapi pembaruan tersebut.

3. Tipe Pengikut Dini

Tipe ini merupakan masyarakat sederhana yang kadang-

kadang kurang siap dalam mengambil resiko dan umumnya lemah

mental. Kelompok masyarakat ini adalah kelompok kelas dua di

masyarakat dan mereka perlu pelopor dalam mengambiul tugasnya.

4. Tipe Pengikut Akhir

Tipe ini merupakan masyarakat yang ekstra hati-hati

sehingga berdampak pada masyarakat yang skeptis terhadap sikap

pembaruan. Karena faktor kehati-hatiannya yang berlebih setiap

gerakan pembaruan memerlukan waktu dan pendekatan yang sesuai

untuk bisa masuk.

22 Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.101.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

21

5. Tipe Kolot

Tipe ini merupakan masyarakat yang memiliki ciri-ciri tidak

mau menerima pembaruan sebelum mereka terdesak oleh

lingkungannya.

Sementara itu jika ditinjau berdasarkan keadaan atau rumpun mad'u

dapat dikelompokkan menjadi lima tinjauan yaitu23 :

1. Mad'u yang ditinjau dari penerimaan dan penolakan ajaran islam

yang terbagi menjadi dua : Muslim dan nonmuslim.

2. Mad'u yang ditinjau dari segi tingkat pengalaman ajaran agamanya

yang terbagi menjadi tiga kelompok : Zhalim Linafsih, Muqtashid,

dan Shabiqun Bil Akhirat.

3. Mad'u yang ditinjau dari tingkat pengetahuan agamanya, terbagi

menjadi tiga kelompok : Ulama, pembelajar, dan awam.

4. Mad'u yang ditinjau dari struktur sosialnya, terbagi menjadi tiga

kelompok: Pemerintah, masyarakat maju, dan masyarakat

terbelakang.

5. Mad'u yang ditinjau dari prioritas dakwah, dimulai dari diri sendiri,

keluarga, masyarakat, dan lain-lain.

2.3.3.2. Kondisi Dan Perilaku Mad'u

Dalam melakukan proses berkomunikasi sudah seharusnya seorang

pemberi pesan mengenali kondisi dan perilaku sasarannya yang akan dituju.

23 Ibid. Hlm.92.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

22

Khususnya dalam kajian komunikasi dakwah ini sangat penting karena

materi dari kajian dakwah berhubungan dengan kejiwaan dan juga

kehidupan spiritual seseorang. Maka seorang da'i harus dapat mengenal

siapa yang akan menjadi sasaran dakwahnya.

Ada faktor yang harus diperhatikan oleh seorang da'i dalam

mengenal siapa mad'unya yaitu faktor kerangka refrensi. Saat pesan dakwah

yang akan disampaikan kepada seorang mad'u harus disesuaikan oleh

kerangka referensinya. Kerangka referensi seseorang terbentuk pada dirinya

sebagai perpaduan dari pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup,

status sosial, ideologi, cita-cita, dan sebagainya24.

Lebih sulit bagi seorang da’i mengenal satu persatu kerangka

pemikiran seorang mad'u dalam bentuk kelompok. Seperti contoh didalam

kasus penelitian ini didalam sebuah ruang kelas seorang muslim dan non

muslim digabungkan menjadi satu. Melihat kondisi tersebut sudah

seharunya seorang da'i memperhitungkan apa yang akan dia sampaikan

didalam kegiatan dakwahnya mengingat kedua keyakinan tersebut memiliki

perbedaan.

Kemudian dalam melihat prilaku seorang mad'u ada cara terbaik

dalam memahami perilaku sasaran komunikasi ialah dengan melihatnya dari

sudut kerangka acuan internal individu mereka itu sendiri. Ada beberapa

pengukuran deskriptif umum dan faktor-faktor dalam menganalisa perilaku

seorang Mad'u yaitu25 :

24 Ibid. Hlm.93. 25 Ibid. Hlm.96.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

23

1. Usia

2. Jenis Kelamin

3. Tingkat Pendidikan

4. Pekerjaan

5. Keanggotaan Dalam Kelompok Primer

6. Minat Khusus

2.3.4. Metode Dakwah

Dalam proses terjadinya komunikasi dakwah seorang komunikator dakwah

atau da'i sangat memerlukan seperangkat pengetahuasn dan kecakapan dalam

memilih sebuah metode. Degan mengetahui sebuah metode maka sebuah pesan

akan lebih bisa diorganisir dengan baik guna mengena kesasaran dan dapat diterima

sesuai yang diinginkan oleh Da'i.

Secara etimologis metode berasal dari bahasa yunani metodos yang

memiliki arti cara atau jalan. Jadi metode dakwah bisa disebut jalan atau cara untuk

mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien26.

Dalam menentukan sebuah metode dibutuhkan pengetahuan dan kecakapan

dalam hal metodologi. Selain itu, pola berfikir dengan pendekatan sistem yang

dimana dakwah merupakan suatu sistem, dan metodologi merupakan salah satu

dimensinya, maka metodologi mempuyai peranan dan kedudukan yang sejajar

dengan unsur-unsur lainnya seperti tujuan dakwah, komunikan dakwah,

komunikator dakwah, maupun kelengkapan unsur dakwah yang lain27.

26 Samsul Munir Amin. Ilmu Dakwah. Jakarta. Amzah. 2009. Hlm.96. 27 Ibid. Hlm.95.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

24

2.3.4.1. Macam-Macam Metode Dakwah

ل إعدا عل ى ل ل لكلك رل ك عل ةمل ل ل عل ك رل ل ةل إةنل إعل ول لا للى بعل ى إ ى حل إنل نى ل نلةل أل نال نللل لأى به ول ل

دلعأل ى ل ى إعل حل نى ل نلةل لاح رل ةلأل ل (125)

Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Landasan umum mengenai metode dakwah adalah Alquran surah

An-Nahl ayat 125. Pada ayat tersebut disampaikan metode dakwah yang

akurat, yaitu28 :

1. Bi Al-Hikmah

Bila dilihat dari kata hikmah yang sering kali diterjemahkan

dalam pengertian bijaksana maka metode ini merupakan suatu

pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah mampu

melaksanakan apa yang didakwahkan atas kemauannya sendiri,

tidak merasa terpaksa, berkonflik, maupun merasa tertekan.

Hikmah merupakan suatu metode yang dilaksanakan dengan

persuasif. Karena dakwah bertumpu pada human oriented maka

konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan penghargaan pada

hak-hak yang bersifat demokratis.

2. Mau'izhah Hasanah

Yang dimaksud dengan Mau'izhah Hasanah adalah nasehat

yang baik, maksudnya memberikan nasihat kepada orang lain

dengan cara yang baik, dapat diterima, berkenan dihati, menyentuh

28 Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.134-138.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

25

perasaan, dapat diterima akal, menghindari sikap kasar, dan tidak

mencari kesalahan komunikan dakwah.

3. Mujadalah

Mujadalah adalah metode berdiskusi dengan cara baik-baik

dari segala cara yang ada (bertukar pikiran mencari jalan tengah).

Diantara manusia ada beberapa golongan yang tidak mudah

menerima panggilan hikmah, ilmiah, filsafat, juga tidak mudah

untuk dipanggil dengan seruan mau'idah hasanah. Golongan tersebut

harus didekati dengan mengunakan metode mujadalah. Cara berfikir

golongan mereka harus ditunjukan dengan argumen yang

meyakinkan dengan ilmu dan tentunya berdiskusi dengan cara yang

bijaksana.

Apabila paparan sebelum ini ialah merupakan metode dakwah yang

disampaikan didalam Alquran, maka dalam paragraf ini akan menjelaskan

beberapa macam metode dakwah ditinjau dari sudut pandang yang lain.

Metode ini juga lazim digunakan oleh para pelaku dakwah dimasyarakat,

yaitu29 :

1. Metode Ceramah

Metode ini dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan

keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu

kepada komunikan dakwah dengan mengunakan lisan. Metode ini

harus diimbangi dengan kepandaian khusus tentang retorika,

29 Samsul Munir Amin. Op.cit. Hlm.101-103.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

26

diskusi, dan faktor-faktor lain yang membuat pendengar merasa

simpatik dengan ceramahnya.

2. Metode Tanya Jawab

Metode ini dilakuakan dengan mengunakan tanya jawab

untuk mengetahui sampai mana ingatan atau pikiran seorang dalam

memahami pesan dakwah. Metode ini cukup efektif karena

mengajukan pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad'u akan terjadi

hubungan timbal balik antara subjek dan objek dakwah.

3. Metode Diskusi

Dakwah dengan mengunakan metode diskusi dapat

memberikan peluang objek dakwah untuk ikut memberikan

sumbangan pemikiran terhadap suatu materi dakwah. Melalui

metode diskusi seorang da'i dapat mengembangkan kualitas mental

dan pengetahuan agama seorang mad’u sekaligus bersamaan.

Mereka nantinya akan berpikiran logis (analisis), objektif, dan

kreatif.

4. Metode Keteladanan

Metode keteladanan juga bisa disebut metode yang

demokrasi, berarti mengunakan cara penyajian dakwah dengan

memberikan keteladanan secara langsung sehingga seorang mad’u

akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkan oleh

sijuru dakwah. Metode ini cukup efektif karena metode ini harus

melibatkan panca indra, perasaan, dan pikiran sekaligus yang artinya

sanggat menyentuh bidang psikologis seorang manusia.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

27

5. Metode Propaganda (Di'ayah)

Metode propaganda adalah suatu uapaya untuk

menyampaikan pesan Islam dengan cara mempengaruhi dan

membujuk secara otoritatif.

2.3.5. Media Dakwah (wasilah)

Kata media berasal dari bahasa latin Median (jamak : medium) berarti

perantara, yaitu alat atau sarana yang digunakan komunikator untuk menyampaikan

pesannya. Dalam definisi komunikasi yang disampaikan oleh Horold D Laswell,

media merupakan saluran (channel) untuk memudahkan penyampaian sebuah

pesan30. Media komunikasi terdiri dari lambang lambang, kata, gambar, tindakan

atau prilaku, dan berbagai teknik serta media yang digunakan dalam proses

berkomunikasi.

Adapun yang dimaksud dengan media (wasilah) dalam kajian dakwah yaitu

suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan meteri dakwah (ajaran Islam)

kepada komunikan dakwah (mad’u). Dengan banyaknya media yang ada, maka

seorang da’i harus memilih media yang efektif untuk mencapai tujuan dakwahnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memilih media adalah sebagai

berikut31:

1. Tidak ada satu media pun yang paling baik untuk keseluruhan masalah atau

tujuan dakwah. Sebab setiap media memiliki karakteristik (kelebihan,

kekurangan, keserasian) yang berbeda-beda.

30 Ibid. Hlm.113. 31 Ibid. Hlm.114.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

28

2. Media yang dipilih sesuai dengan tujuan dakwah yang hendak dicapai.

3. Media yang dipilih sesuai dengan kemampuan sasaran dakwahnya.

4. Media yang dipilih sesuai dengan materi dakwahnya.

5. Pemilihan media hendaknya dilakukan dengan cara objektif, artinya

pemilihan media bukan atas dasar kesukaan da’i.

6. Kesempatan dan ketersediaan media perlu mendapat perhatian.

7. Efektifitas dan efesiensi harus diperhatikan.

Pada dasarnya, dalam kajian komunikasi dakwah dapat menggunakan

berbagai media yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat

menimbulkan perhatian untuk dapat menerima dakwah. Berdasarkan banyaknya

komunikan yang menjadi sasaran dakwah, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

media massa dan media nonmassa32.

1. Media Massa

Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikan

berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya surat kabar, radio,

televisi, dan film bioskop yang beroperasi dalam bidang informasi dakwah.

Keuntungan dakwah dengan menggunakan media massa adalah

bahwa media massa menimbulkan keserempakan, artinya suatu pesan dapat

diterima oleh komunikan yang jumlahnya relatif amat banyak. Jadi untuk

menyebarkan informasi media masa sangat efektif dalam mengubah sikap,

perilaku, pendapat komunikan dalam jumlah yang banyak.

32 Wahyu Ilaihi. Komunikasi Dakwah. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2010. Hlm.105.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

29

2. Media Nonmassa

Media ini biasanya digunakan dalam komunikasi untuk orang

tertentu atau kelompok-kelompok tertentu seperti surat, telepon, SMS,

telegram, faks, papan pengumuman, CD, e-mail, dan lain-lain. Semua itu

dikategorikan karena tidak mengandung nilai keserempakan dan

komunikannya tidak bersifat massal.

Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media

massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunikasi yang

dilakukan manusia dalam berbagai hal. Termasuk dalam hal ini tak ketinggalan

adalah dalam komunikasi dakwah massa. Media yang terbaik untuk

mempopulerkan, mengajarkan, memantapkan, atau mengingatkan sesuatu dalam

dakwah. Secara terperinci, Hamzah Ya’qub membagi media dakwah itu menjadi

lima33:

a. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah

dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan,

penyuluhan, dan sebagainya.

b. Tulisan, buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms),

spanduk dan lain-lain.

c. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

d. Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indera pendengaran

atau penglihatan dan kedua-duanya. Bisa berbentuk televisi, slide, ohap,

internet, dan sebagainya.

33 Moh Ali Aziz. Ilmu Dakwah. Jakarta. Prenada Media. 2004. Hlm.120.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

30

e. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam

yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad’u.

Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi

tiga golongan yaitu:

1. The spoken words (berbentuk ucapan)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan

bunyi. Karena hanya dapat ditampak oleh telinga dan biasa disebut dengan

the audial media da dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti

telepon, radio dan lain-lain34.

2. The printed writing (yang berbentuk tulisan)

Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-

gambar tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosure,

pamphlet, dan sebagainya35.

3. The audio visual (berbentuk gambar hidup)

Yaitu merupakan penggabungan dari kedua golongan diatas, yang

termasuk dalam kategori ini adalah film, video, DVD, CD, dan sebagainya.

Disamping penggolongan wasilah diatas, wasilah dakwah dari segi sifatnya

juga dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu36:

1. Media tradisional, yaitu berbagai macam seni pertunjukan yang secara

tradisonal dipentaskan didepan umum terutama sebagai sarana hiburan yang

34 Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.107. 35 Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.121. 36 Wahyu Ilahi. Op.cit. Hlm.107.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

31

memiliki sifat komunikatif, seperti ludruk, wayang, drama, lenong dan

sebagainya.

2. Media modern, yang diistilahkan juga dengan “media elektronika” yaitu

media yang dilahirkan dari teknologi. Yang termasuk media modern ini

antara lain televise, radio, pers dan sebagainya.

2.3.6. Efek Dakwah

Efek adalah suatu pengaruh atau tindakan dan sikap setelah sasaran dakwah

menerima pesan tersebut. Dalam hal ini, efek dapat di bagi menjadi tiga yaitu37 :

1. Efek Kogntif

Setelah menerima pesan dakwah, objek dakwah akan menyerap isi

dakwah tersebut melalui proses berpikir. Efek kognitif ini bisa terjadi

apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dimengeti

oleh objek dakwah tentang isi pesan yang diterimanya.

2. Efek Afektif

Efek ini merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan sikap objek

dakwah setelah menerima pesan dakwah. Pada tahap atau aspek ini pula

penerima dakwah dan pengertian dan pemekirannya terhadap pesan dakwah

yang telah diterimanya akan membuat keputusan untuk menerima atau

menolak pesan dakwah yang telah tersampaikan.

3. Efek Behavioral

Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan

dengan polah tingkah laku objek dakwah dalam merealisasikan pesan

37 Moh Ali Aziz. Op.cit. Hlm.138-139.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

32

dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini muncul

setelah melalui proses kognitif, dan afektif. Dan dapat diambil pemahaman

bahwa seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu

mengerti dan memahami apa yang telah diketauinya itu, kemudian masuk

ke dalam perasaannya, kemudian timbullah keinginan untuk bertindak dan

bertingkah laku.

Jika dakwah telah menyentuh aspek behavioral, yaitu telah dapat

mendorong manusia melakukan secara nyata ajaran-ajaran Islam sesuai

pesan dakwah, maka dakwah dapat dikatakan berjalan dengan baik, dan

inilah merupakan tujuan akhir dari dakwah itu.

2.4. PERSEPSI

Kehidupan seseorang tidak pernah bisa lari dari lingkungannya, baik

lingkup fisik ataupun lingkup bersosialnya. Sejak dilahirkan kitra secara individu

langsung berinteraksi dengan dunia sekeliling kita. Mulai saat itu pula setiap orang

menerima stimulus dari luar dirinya. Hal inilah yang sangat berkaitan dengan

persepsi.

Persepsi merupakan akar pendapat yang dikemukakan oleh seseorang

setelah menerima stimulus dari sekitarnya. Setiap individu bisa saja berbeda satu

sama lainnya dalam memaknai suatu hal. Peranan alat indra manusia sebagai proses

pengindraanlah yang menjadi sangat penting dalam menangkap stimulus-stimulus

yang ada. Namun proses persepsi tidak berhenti disitu saja, proses sensoris yang

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

33

dilakukan oleh otak manusia akan mengatur dan mengartikan sebuah informasi agar

menjadi bermakna38.

Persepsi merupakan inti dari komunikasi, sedangkan proses memberikan

arti adalah inti dari persepsi. Hal ini sangat identik dengan penyandian-balik

(decoding) dalam proses komunikasi. Untuk berkomunikasi dengan efektif dan

akurat persepsi menjadi inti dari seseorang untuk komunikasi. Persepsilah yang

akan menentukan seseorang dalam memilih suatu informasi dan mengabaikan

informasi yang lain39.

Menurut Stephen P. Robbins indikator-indikator persepsi ada dua macam,

yaitu40 :

a. Penerimaan.

Proses penerimaan merupakan indikator terjadinya persepsi dalam tahap

fisiologis, yaitu berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.

b. Evaluasi

Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian

dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu

menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan. Tetapi

individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu

yang bagus dan menyenangkan.

Dalam konteks persepsi, posisi benar dan salah itu akan terasa

membingungkan, karena berkaitan dengan kemampuan masing-masing dalam

memandang dan menyimpulkan, sehingga sangat diperlukan cara bagi kita untuk

38 Stephen P Robbins. Organizational Behaviour. United State Of America. Prentice Hall. 2013. Hlm.166. 39 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.180. 40 Stephen P Robbins. Op.cit. Hlm. 166-167.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

34

memaksakan persepsi. Dari sinilah kemudian dapat dirasakan amat penting

pendidikan, pergaulan, dan pengkajian terhadap suatu bidang pemahaman.

Pemuka agama akan memaksakan persepsinya tentang agama yang

dianutnya bagi para penganutnya. Pendidikan akan memaksakan persepsi tentang

suatu pemahaman terhadap muridnya. Orang tua akan memaksakan persepsi

terhadap anaknya. Dan begitu seterusnya. Tentu saja “memaksakan” persepsi disini

dimaksudkan untuk menghindari perbedaan ekstrim (karena hakikatnya tidak bisa

disamakan sama) antar personal dalam satu lingkungan. Disini tampak sekali

pentingnya pemaksaan dalam persepsi, dan terlepas dari baik atau buruknya

persepsi yang ditanamkan.

2.4.1. Macam-Macam Persepsi

Dalam kajian persepsi manusia setidaknya dapat kita bagi menjadi dua

macam, yaitu41:

1. Persepsi terhadap objek (lingkungan fisik)

Persepsi terhadap objek adalah proses penafsiran terhadap objek

objek yang tidak bernyawa disekitar kita. Dalam mempersepsi lingkungan

fisik terkadang indra kita melakukan kekeliruan. Indra kita tidak jarang

menipu kita, sihingga kita juga ragu seberapa dekat persepsi kita dengan

realitas yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang mampu mempengaruhi

persepsi terhadap objek, yaitu : latar belakang pengalaman, latar belakan

budaya, suasana psikologis, pengharapan, dan kondisi faktual panca indra

41 Deddy Mulyana. Op.cit. Hlm. 184-190.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

35

2. Persepsi terhadap manusia (sosial)

Persepsi terhadap manusia adalah proses menangkap arti obek objek

sosial dan kejadian kejadian yang kita alami dalam lingkungan sekitar.

Setiap manusia memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas

disekelilingnya.

2.4.2. Prinsip-Prinsip Persepsi

Berikut ini adalah beberapa prinsip penting mengenai persepsi, seperti42 :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman.

Persepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian dan

reaksi mereka terhadap hal hal itu berdasarkan pengalaman dan

pembelajaran masa lalu yang berkaitan dengan seseorang, objek atau

kejadian serupa.

2. Persepsi bersifat selektif.

Atensi dipengaruhi oleh factor-faktor internal : faktor biologis (lapar

dan haus), faktor fisiologis (gemuk, kurus, tinggi, pendek, sehat, sakit),

faktor psikologis (kesedihan, kemarahan, kebahagiaan), dan faktor sosial

budaya (gender, agama, pekerajan,tingkat pendidikan, keturunan)

3. Persepsi bersifat dugaan

Proses persepsi yang bersifat dugaan itumemungkinkan kita

menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudat

pandang manapun. Dugaan diperlukan untuk membuat kesimpulan

berdasarkan informasiyang tidak lengkap lewat pengindraan itu.

42 Ibid. Hlm.191.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

36

4. Persepsi bersifat evaluative

Persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Seperti yang diungkapkan

Andrea L Rich “persepsi pada dasarnya mewakili keadaan fisik dan

psikologis individu yang alih alih yang menunjukan karakteristik dan

kualitas mutlak objek yang dipersepsi.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh

dalam persepsi, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat.

Konteks rangsangan sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan,

dan persepsi kita.

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Menetukan Persepsi

Ada dua faktor yang menentukan kerja persepsi seseorang yaitu sebagai

berikut43 :

1. Faktor fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu,

dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor

personal. Yang menetukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus tetapi

karakteristik orang yang memberikan respon pada stimulus itu.

Faktor-faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazimnya

disebut sebagai kerangka rujukan (Frame of reference). Dalam kegiatan

43 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.54-

60)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

37

komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi

makna pada pesan yang diterimannya.

2. Faktor struktural

Faktor struktural semata-mata berasal dari sifat stimulus fisik dan

efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Pada tahun

1959 para psikolog barat mencoba merumuskan prinsip-prinsip persepsi

yang bersifat struktural, kemudian prinsip itu terkenal sebagai nama teori

Gestalt. Teori itu menyatakan bila seseorang mempersepsikan sesuatu, ia

mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-

bagiannya, lalu menghimpunnya.

Dengan kata lain seperti yang dijabarkan oleh kohler, jika kita ingin

memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat meneliti fakta-fakta yang

terpisah, kita harus memandang dalam hubungan keseluruhan. Untuk

memahami seseorang, kita harus melihat pada konteksnya, dalam

lingkungannya, dan dalam masalah yang dihadapinya.

Sedangkan Menurut Stephen P.Robbins sejumlah faktor berperan dalam

membentuk dan kadang memutar balikan persepsi. Adapun tiga faktor yang

mempengaruhi persepsi yaitu44 :

1. Pelaku persepsi

Penafsiran seseorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan

sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap,

motif, kepentingan, atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan.

44 Stephen P Robbins. Organizational Behaviour. United State Of America. Prentice Hall. 2013. Hlm.167-

168.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

38

Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan mempunyai pengaruh

yang kuat terhadap persepsinya.

2. Target

Gerakan, bunyi, ukuran, dan latar belakang, kedekatan, kemiripan,

dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita dalam

memandangnya. Misalnya saja suatu objek dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang oleh orang yang berbeda. Hal lain pabila sebuah objek beredekatan

akan dipersepsikan secara bersama-sama pula.

3. Situasi

Sebuah situasi juga sangat berpengaruh terhadap persepsi seseorang.

Contohnya saja, jika seseorang wanita yang berparas cantik, mungkin tidak

akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada di

pasar, kemungkinannya sanggat besar para lelaki akan memandangnya.

2.4.4. Proses Terjadinya Persepsi

Seperti yang dinyatakan oleh Stephen P. Robbins dalam proses terjadinya

persepsi ada dua indikator utama yaitu proses penerimaan dan proses penilaian atau

memberikan makna pada sebuah objek. Sebuah objek akan selalu menimbulkan

stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor45.

Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau

proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris

ke otal. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah

proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang

45 Ibid. Hlm. 166.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

39

dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam

otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis.

2.4.4.1. Proses Penerimaan

Tahap paling awal dalam proses penerimaan sebuah rangsangan

dinamakan sensasi. Sensasi juga berarti alat pengindraan yang

menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi merupakan

pengalaman elementer yang spontan, yang tidak memerlukan penguraian

verbal, simbolis, ataupun konseptual dan ditangkap oleh pengindraan

manusia. Pengindraan terjadi ketika segala rangsangan yang diterima oleh

otak kemudian disimpan dan dipelajari. Semua indra turut andil dalam

berlangsungnya proses berkomunikasi manusia46.

Saat banyak bertebaran stimulus-stimulus yang terdapat disekitar

diri kita, tentunya ada proses pemilihan terhadap stimulus tertentu dari

sekian banyak stimulus yang akan ditangkap oleh indra manusia. Ketika

rangsangan-rangsangan bersaingan untuk mendapatkan perhatian, maka

seseorang hanya dapat fokus pada salah satu rangsangan saja dan

mengindahkan stimulus yang lain47. Hal ini yang dinamakan atensi atau

perhatian. Perhatian berarti sebelum sebelum manusia menafsirkan objek

atau kejadian atau rangsangan apapun, kita terlebih dahulu memperhatikan

kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi mengsyaratkan kehadiran

suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain ataupun diri sendiri48.

46 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.49. 47 Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. Jakarta. Kencana. 2015. Hlm.190. 48 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.181.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

40

Dalam banyak kasus rangsangan yang menarik perhatian cenderung

dianggap lebih penting dari pada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan

seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadian kejadian berikutnya, itulah

sebab orang yang paling kita perhatikan cenderung dianggap orang yang

paling berpengaruh. Terdapat dua faktor dalam yang mempengaruhi yang

menarik perhatian seseorang yaitu49 :

Faktor eksternal penarik perhatian

1. Gerakan, seperti organisme yang lain, manusia sangat tertarik pada

objek-objek yang bergerak.

2. Intensitas stimuli, kita akan lebih memperhatikan hal-hal yang lebih

menonjol dari stimuli yang lain.

3. Kebaruan, hal-hal baru, hal-hal yang luar biasa, hal-hal yang berbeda

akan lebih menarik perhatian kita.

4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali kali yang disertai dengan

sedikit variasi juga akan menarik perhatian lebih.

Faktor Internal penarik perhatian

1. Faktor Biologis (lapar, haus, dan sebagainya)

2. Faktor Fisiologis (Tinggi, pendek, kurus, sehat, sakit, lelah,

penglihatan yang kurang, tuli, cacat tubuh, dan sebaginya)

3. Faktor Sosial Budaya (Gender, agama, tingkat pendidikan, status

sosial, pengalaman masa lalu, dan sebaginya)

49 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007.

Hlm.52-54.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

41

4. Faktor Psikologis (ketertarikan, motivasi, kebiasaan, keinginan,

pengharapan, dan sebaginya)

Menurut Kenneth E Anderson perhatian adalah proses mental ketikja

stimulus atau rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaraan pada

saat stimulus yang lain melemah50.

1. Perhatian

Proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi

menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah.

Sedangkan atensi yang dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu

atribut atribut objek yang dipersepsi seperti gerakan, kontras

kebaruan, perulangan objek yang dipersepsikan.

Faktor yang mempengaruhi persepsi dan ingatan adalah

perhatian. Perhatian merupakan aktivitas yang menjaga sesuatu hal

tetap dalam pikiran yang membutuhkan konsentrasi. Terdapat lima

enis perhatian yaitu :

a. Perhatian selektif

Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana

seseorang memperhatikan beberapa sumber informasi

sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu

informasi yang paling penting dan mengabaikan informasi

yang lain. Faktor faktor yang mempengaruhi perhatian

selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai nilai. Penerima

50 Ibid. Hlm.51.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

42

informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu

menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih

pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling

memberikan efek atau terlihat dibandingkan yang lain, dan

memilih sumber informasi yang paling penting.

b. Perhatian terfokus

Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana

seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada

satu input saja selama waktu tertentu. Penerima informasi

berfokus pada sumber dan tidak terdistraksi oleh ganguan

ganguan lain. Faktor yang mempengaruhi terhadap perhatian

terfokus adalah jarak dan arah, serta ganguan dari

lingkungan sekitar. Penerima ionformasi akan lebih mudah

menerima informasi dari sumber yang berada langsung

dihadapan si penerima.

c. Perhatian terbagi

Perhatian terjadi ketika penerima informasi

diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber.

d. Perhatian yang terus menerus

Perhatian terus menerus dilakukan dilakukan

penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber

pada jangka waktu yang cukup lama. Dalam situasi ini

sangatlah penting bagi penerima informasi untuk mencegah

kehilangan sinyal.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

43

e. Kurang perhatian

Kurang perhatian merupakan situasi dimana

penerima informasi tidak dapat berkonsentrasi terhadap

informasi yang diberikan.

Kemudian dalam proses selanjutnya ialah mengorganisasikan

rangsangan-rangsangan yang ditangkap oleh alat indra agar dapat di maknai

secara utuh. Dalam seseorang mempersepsi sebuah informasi tidak

mungkin mengorganisasikan informasi yang telah diperhatikan secara asal-

asalan. Sebaliknya ia akan mengatur apa yang telah diporhatikan untuk

membuat berarti informasi tersebut bagi dirinya. Seeperti yang dinyatakan

oleh Julia T Wood dalam bukunya, Proses mengorganisasi merupakan

proses dimana seseorang mengatur apa yang telah diperhatikan kemudian

mengatur dan menafsirkan pengalaman dengan mengunakan struktur

kognitif (framework). Jadi seseorang melakukan pengorganisasian

informasi dibagi menjadi dua baigian yaitu berdasarkan51 :

a. Frame of reference, yaitu kerangka pengetahuan yang dimiliki serta

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, bacaan, ataupun penelitian.

b. Frame of experience, yaitu berdasarkan pengalaman yang telah

dilalui dan dialami serta tak lepas dari keadaan lingkungan

sekitarnya.

51 Julia T Wood. Komunikasi : Teori dan Praktik (Komunikasi Dalam Kehidupan Kita). Jakarta. Salemba

Humanika. 2013. Hlm.28.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

44

Para peneliti psikologi juga menyatakan bahwa seseorang memiliki

kecenderungan mengorganisasi stimulus dengan cara tertentu. Khususnya

para psikolog berarliran "Gestalt" mengemukakan bahwa seorang individu

selalu menerima informasi dalam bentuk potongan-potongan52. Ia akan

menginterpretasi potongan-potongan tersebut dengan mengkelompokkan

informasi kedalam satuan-satuan berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu ;

schema, proksimitas, similaritas, complementary, good continuation,

familiarity, common fate, dan good form.

1. Skema

Skema bertanggung jawab untuk membentuk apa yang

individu rasakan, bagaimana ia menyimpan informasi dan

bagaimana mengakses informasi untuk digunakan nanti. Skema

adalah cara seseorang untuk mengklarifikasi persepsi, yang

memungkinkan untuk mengkategorikan informasi. Fiske, Taylor,

dan Carpenter membagi beberapa jenis skema yang digunakan

seseorang dalam memberikan penilaian, yaitu53 :

a. Person based scheme, skema yang dibangun seseorang

terhadap orang lain yang berbasis pada karakteristik tertentu.

Skema ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

memetakan identitas dan motivasi personal dari orang lain.

b. Self scheme, merupakan skema yang dibangun sendiri oleh

individu tentang diri seseorang yang merujuk pada cara kita

52 Alo Liliweri. Komunikasi Antar Personal. Jakarta. Kencana. 2015. Hlm.217. 53 Ibid. Hlm.219.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

45

membangun kode-kode pesan kedalam memori untuk

menciptakan daya ingat kita terhadap sesuatu, terutama

berkaitan dengan informasi diri kita sendiri. Skema ini sangat

dipengaruhi oleh pengelaman dirinya terhadap sesuatu.

c. Role scheme, adalah skema yang kita bangun mengenai

harapan kita tentang prilaku seseorang sesuai dengan status,

peran, atau posisi sosial tertentu. Skema ini dapat kita

peroleh dari pewarisan dari orang tua atau dipelajari.

d. Program Scheme, merupakan skema yang individu lakukan

untuk mengambarkan situasi peristiwa tertentu. Skema ini

dapat dikatakan membantu memfasilitasi diri sendiri atau

orang lain untuk membangun pemahaman tentang suatu

program atau kegiatan, atau membangun ekspektasi tertentu.

e. Content free scheme, menjelaskan skema individu untuk

mengambarkan sesuatu berdasarkan hubungan antara dua

atau lebih dari beberapa skema

2. Similaritas

Similaritas merupakan salah satu prinsip pengelompokan

sebuah objek persepsi. Hal-hal yang memiliki karakteristik visual

seperti bentuk, ukuran, warna, tekstur, nilai, atau orientasi yang

mirip akan terlihat sebagai meilik bersama jika dikelompokkan

menjadi satu. Biasanya seseorang mengunakan jalan pintas dalam

mempersepsi, ia akan mengunakan beberapa aspek yang mirip

dengan dirinya, misalnya kemiripan hal dalam keyakinan, nilai-nilai,

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

46

sikap dan cara berpikir, cara memahami sesuatu, dan cara

mengambil keputusan54.

3. Proksimitas

Secara garis besar proksimitas merupakan kecenderungan

untuk merasakan rangsangan yang dekat satu sama lain sebagai

milik bersama. Prinsip proksimitas mempengaruhi persepsi kita

untuk menghubungan objek-objek tertentu yang mirip dekat satu

sama lain. Biasanya seseorang juga menghubungkan kedekatan

dirinya atau beberapa orang dipandang dari segi geografis,

sosiaologis, psikologis, atau alasan-alasan lain55.

4. Closure

Prinsip Closure secara harfian menerangkan cara kita

menarik atau menutup suatu percakapan dengan suatu kesimpulan

agar seluruh rangkaian percakapan dapat dimaknai. Prinsip Closure

juga menyatakan bahwa persepsi visual manusia selalu

mengusahakan untuk mengambil satu atau beberapa bagian

informasi dari fitur yang mirip atau dekat agar dapat membentuk

informasi secara keseluruhan. Pada saat ini biasanya seseorang me

recall memorinya untuk mengingat potongan-potongan informasi

mana yang hilang lalu dipasang kembali sehingga mendapatkan

suatu kesatuan informasi yang utuh56.

54 Ibid. Hlm.220. 55 Ibid. Hlm.221. 56 Ibid. Hlm.222.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

47

5. Kontinuitas

Prinsip kontinuitas menyatakan bahwa unsur-unsur

kontinuitas dari sebuah objek (benda ataupun manusia) cenderung

dikelompokkan bersama, dan karena itu diintegrasikan kedalam

keutuhan persepsi jika mereka berada dalam kondisis sama satu

sama lain57.

6. Familiaritas

Konsep familiaritas menjelaskan bahwa reseptor indra

manusia cenderung merespon objek yang lebih familiar dengan

dirinya. Familiaritas itu bersumber dari hal-hal kecil yang sering

diabaikan banyak orang seperti suara, gerak gerik tangan, gaya

bahasa, dan kata-kata yang sering digunakan58.

7. Good Form

Prinsip good form menjelaskan bahwa ada kecenderungan

persepsi individu dibentuk oleh karena resptor sensoriknya

menangkap stimulus dari objek yang mempunyai bentuk yang

bagus. Individu memiliki kecenderungan mengkelompokkan objek

dengan bentuk-bentuk yang sama kedalam satu kelompok

berdasarkan kualitas. Misalnya berdasarkan pola, warna, dan lain

lain59.

57 Ibid. Hlm.223. 58 Ibid. Hlm.224. 59 Ibid. Hlm.225.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

48

2.4.4.2. Proses Penilaian Atau Interpretasi

Proses selanjutnya dalam seseorang mempersepsikan sebuah objek

adalah proses memberikan makna atau penilaian, biasa juga disebut proses

Interpretasi. Interpretasi adalah inti dari proses berlangsungnya kegiatan

persepsi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang

amat penting. Proses ini tergantung pada cara belajar (learning), motivasi

dan kepribadian seseorang. Oleh karena itu interpretasi terhadap suatu

informasi yang sama akan berbeda dengan yang lainnya. Proses yang

mempengaruhi penafsiran seseorang terhadap stimuli berfikir. Dalam

berfikir kita melibatkan semua proses termasuk persepsi. Berpikir kita dapat

melakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan,

memecahkan masalah, menghasilkan hal yang baru. Proses sebelumnya

yaitu proses penyeleksian dan pengorganisasian pesan mengahasilkan

pembentukan makna dan juga pembentukan ekspresi terhadap stimulus

tersebut60.

Pembentukan makna muncul dari hubungan khusus antar kata

(sebagai simbol verbal) dan manusia, makna tidak dapat melekat pada kata-

kata, namun kata-kata membangkitkan makna dalam pikiran manusia. jadi,

tidak ada hubungan langsung antara suatu objek dan simbol yang digunakan

untuk mempersentasikan. Sedangkan pembentukan ekspresi merupakan

proses pengungkapan gagasan atau perasaan dari diri seseorang baik berupa

kata-kata, gambar, ataupun tindakan.

60 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2007. Hlm.182.

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

49

Interpretasi merupakan proses dimana penerima memberi arti

terhadap pesan pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan

konteksnya, dan mengisinya dengan penilaian yang konsisten dengan

rangkaian stimuli yang dipersepsi61.

Intepretasi sendiri merupakan suatu proses untuk

mengorganisasikan informasi, sehingga memiliki arti bagi individu.

Penafsiran dapat digolongkan dalam tiga dimensi yaitu :

a. Sistem nilai

Sistem nilai disini bisa diartikan sebagai penilaian individu

dalam mempersepsikan sebuah objek yang dipersepsi. Apakah

stimuli tersebut akan diterima atau ditolak. Apabila stimulus

tersebut menarik atau ada persesuaian maka akan dipersepsi positif

dan demikian sebaliknya akan dipersepsi negatif.

b. Pengalaman masa lalu

Pengalaman masa lalu disini dapat diartikan sebagai suatu

pengalaman langsung antara individu dengan objek yang dipersepsi

individu. Baik bersifat positif ataupun negatif.

c. Pengetahuan

Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang

diketahui, dipahami, atau dipersepsikan seseorang. Kognitif terjadi

pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi diri mereka.

Tingkat pengetahuan meliputi enam tingkatan pengetahuan yang

dicapai dalam domain kognitif, yaitu sebagai berikut62:

61 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung. PT Remaja Rosadakarya. 2007. Hlm.51. 62 Soekidjo Notoadmodjo. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta. Rineka cipta. 2003. Hlm.24-25.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

50

a. Tahu (know), tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang pernah diterima.

Oleh sebab itu ini merupakan tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehention), memahami diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Seseorang yang telah paham terhadap

objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipersepsi.

c. Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari

pada situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysys), analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan suatu materi atau suatu objek. Kemampuan

analisis dapat dilihat dari pengunaan kata kera dalam

menggambarkan, membedakan, dan mengelompokkan.

Analisis merupakan kemampuan untuk menidentifikasi,

memisahkan dan sebaginya.

e. Sintesa (syntesis), sintesa adalah suatu kemampuan untuk

meletakkan atau mengabungkan bagian-bagian didalam

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

51

suatu bentuk keseluruhan yang baru dan dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi

baru dari informasi informasi yang ada. Misalnya dapat

menyusun, dapat mengunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang ada.

f. Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian-

penilaiian terhadap suatu materi atau objek.

2.4.5. Syarat Terjadinya Persepsi

Syarat timbulnya persepsi yaitu adanya objek, adanya perhatian sebagai

langkah pertama untuk mengadakan persepsi, adanya alat indra sebagai reseptor

penerima strimulus yakni saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke

otak dan dari otak dibawa memalui syaraf motoris sebagai alat untuk menciptakan

respon.

Secara umum terdapat beberapa sifat persepsi , antara lain bahwa persepsi

timbul secara spontan terhadap manusia , yaitu ketika seseorang berhadapan dengan

dunia yang penuh dengan rangsangan63. Persepsi merupakan sifat paling asli yang

menjadikan titik tolak perubahan. Dalam mempersepsikan tidak selalu

dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin cukup hanya diingat. Persepsi tidak

berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks dan pengalaman.

63 Jalaluddin Rakhmat. Op.cit. Hlm.67.

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

52

2.4.6. Pengukuran Persepsi

Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi

yang diukur bersifat abstrak , tetapi secara ilmiah persepsi dan sikap dapt diukur,

dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode

pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary

Behavior.

Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat

menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila

individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat

mengetahui pendapat atau sikapnya.

Involuntary Behaviour dilakukan jika memang diinginkan atau dapat

dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap

dipengerahui kerelaan responden. Jika merujuk pada pernyataan diatas,

bahwa mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap, maka skala

sikap dapat digunakan atau dimodifikasi untuk menggungkap persepsi

sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang tersebut positif atau

negatif terhadap suatu hal atau objek.

2.5. Teori S-O-R

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR. Adapun teori

SOR adalah singkatan dari Stimulus, Organism, Response. Teori ini berasal dari

kajian psikologi yang digagas oleh Melvin DeFleur. Objek materi dari psikologi

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

53

dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen

komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi64.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

stimulus khusus karena komunikasi merupakan proses aksi reaksi. Artinya teori ini

mengasumsikan bahwa kata kata verbal, simbol simbol tertentu akan merangsasang

seseorang memberikan respon dengan cara tertentu dan dapat berlangsung secara

positif ataupun negatif. Pada initinya teori ini fokus pada proses seseorang dalam

menerima sebuah pesan dan pada perubahan sikap sebagai ukuran perubahan

prilaku seseorang65. Didalam teori ini terdapat tiga buah unsur yang meliputinya,

yaitu pesan sebagai stimulus, Komunikan sebagai organism, dan efek sebagai

respons.

Tabel 2.1

Kerangka berfikir dalam teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respons)

STIMULUS ORGANISM RESPONSE

perkuliahan keislaman

pada program AIK II.

Proses mahasiswa non

muslim Universitas

Muhammadiyah Malang

mempersepsikan

stimulus.

Persepsi Komunikasi.

64 Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di

Masyarakat. Jakarta. Kencana. 2006. Hlm.284. 65 Hamidi. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi : Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan

Penelitian. Malang. UMM Press. 2010. Hlm.70.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Dan Dakwaheprints.umm.ac.id/35406/3/jiptummpp-gdl-edwinmaula-49886-3-babii.pdfSecara etimologis, menurut para ahli bahasa, ... bila dalam istilah

54

Pada gambaran diatas menyatakan bahwa perubahan sikap tergantung pada

proses terjadinya yang dialami setiap individu. Sebuah stimulus atau pesan yang

diberikan mungkin bisa saja diterima ataupun ditolak. Komunikasi akan berjalan

apabila mendapatkan perhatian dari komunikan, kemudian seorang komunikan agar

dapat memahami maka ia akan mengolah pesan tersebut hingga pada proses

menerima stimulus tersebut didalam dirinya. Semua proses itu akan dialami setiap

orang dalam melakukan kegiatan berkomunikasi untuk mencapai kesedian dalam

mengubah sikap satu sama lain.

Untuk melihat bagaimana seorang mahasiswa non muslim mempersepsi

tentang perkuliahan keislaman pada program AIK II maka dalam penelitian ini

mengunakan teori S-O-R.