bab ii tinjauan pustaka 2.1 karies gigi 2.1.1 definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/bab ii.pdf2.1.1...

30
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan sementum gigi, yang disebabkan oleh aktifitas kimiawi yaitu karbohidrat yang menjadi ragi. Ditandai dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya (Edwina & Joyston, 2012). Karies adalah kerusakan pada jaringan gigi yang dimulai dari email gigi hingga menjalar ke dentin (tulang gigi) (Kusumawardani Endah, 2011). Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan gigi berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang berasal dari plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email larut dalam asam yang mengakibatkan gigi berlubang. Makanan yang menyebabkan antara lain, makanan manis seperti coklat, permen dan ice cream; makanan yang lengket seperti dodol dan selai; makanan yang tidak merusak gigi antara lain: buah-buahan, sayur-sayuran dan kacang-kacangan (Fitriani, 2014) Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak berkapur berwarna coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum daerah permukaan gigi menjadi coklat dan membentuk lubang keadaan bias kembali ke asal (Reversibel), namun ketika daerah permukaan gigi sudah menjadi coklat dan membentuk lubang maka struktur gigi sudah rusak dan tidak dapat di regenerasi (Fitriani, 2014) .

Upload: vuthien

Post on 19-Jun-2019

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karies Gigi

2.1.1 Definisi Karies Gigi

Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan sementum gigi,

yang disebabkan oleh aktifitas kimiawi yaitu karbohidrat yang menjadi ragi. Ditandai

dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya (Edwina &

Joyston, 2012).

Karies adalah kerusakan pada jaringan gigi yang dimulai dari email gigi hingga

menjalar ke dentin (tulang gigi) (Kusumawardani Endah, 2011).

Karies gigi disebabkan oleh plak yang menyumbat sehingga menyebabkan gigi

berlubang diantaranya karena sisa makanan manis dan lengket, kuman yang berasal dari

plak tersebut menyebabkan suasana asam pada mulut sehingga email larut dalam asam

yang mengakibatkan gigi berlubang. Makanan yang menyebabkan antara lain, makanan

manis seperti coklat, permen dan ice cream; makanan yang lengket seperti dodol dan

selai; makanan yang tidak merusak gigi antara lain: buah-buahan, sayur-sayuran dan

kacang-kacangan (Fitriani, 2014)

Tanda awal karies gigi adalah daerah permukaan gigi yang nampak berkapur

berwarna coklat dan membentuk lubang. Jika keadaan sebelum daerah permukaan gigi

menjadi coklat dan membentuk lubang keadaan bias kembali ke asal (Reversibel),

namun ketika daerah permukaan gigi sudah menjadi coklat dan membentuk lubang

maka struktur gigi sudah rusak dan tidak dapat di regenerasi (Fitriani, 2014).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

11

2.1.2 Klasifikasi Karies Gigi

Terjadinya karies berdasarkan pola klinis terbagi menjadi 3 golongan, yaitu;

1. Morfologi

a. Karies pist dan flussure terbentuk dipermukaan oklusal molar dan

premolar, permukaan bukal lingual molar dan permukaan lingual

insisivus maksila. Pist flussure yang berdiding tinggi dan terjal serta

berdasar sempit paling rentan terhadap karies. Pist dan fissure kadang

dianggap kelainan perkembangan, terutama karena email tempat yang

dalam sangat tipis, bahkan terkadang tidak ada sehingga dentin terpapar.

Pist dan fissure pada proses awal karies tampak coklat dan hiam, terasa

agak lembut. Email yang berbatasang dengan pist dan fissure seperti

opak putih kebiruan karena proses yang terjadi di bawahnya. Proses ini

terjadi melalui penyebaran lateral karies pada batasan dentin dan email,

sehingga terbentuk lubang besar dibawah email.

b. Karies permukaan halus timbul pada permukaan proksimal gigi dan

sepertiga permukaan bukal dan lingual. Karies ini timbul tepat dibawah

titik kontak dan awal dari perbentukan plak kemudian tampak opaksitas

putih samar pada email tanpa diskuntinitas permukaan email. Tempat

putih kapur ini kemudian menjadi agak besar karena dekalsifikasi

superfisial. Dengan penetrasi karies ke email, email di sekitar lesi menjadi

putih kebiruan. Karies yang cepat menyebar pada umumnya mempunyai

tempat penetrasi kecil, sedangkan yang lambat biasanya membentuk

lubang terbuka yang dangkal.

c. Karies servikal terdapat pada permukaan bukal, lingual atau labial. Lesi

karies servikal berbentuk bulan sabit, bermula sebagai daerah putih agak

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

12

kasar yang kemudian berlubang. Karies ini hamper berupa lubang

terbuka dan tidak menunukkan titik penetrasi sempit seperti pada karies

pist dan fissure. Karies ini tidak memiliki predileksi pada gigi tertentu,

penting pada proses perkembangan karies di email adalah perembesan

asam ke dalam substansinya. Secara klinis tahapan tersebut terbagi

menjadi beberapa fase, yaitu lesi dini, remineralisasi dan kavitasi.

d. Lesi karies email lincar terbentuk kerucut dengan puncak dipermukaan

luar pada daerah pist dan fissure. Perubahan awal disebabkan karena

difusi asam ke dalam jaringan. Sekaligus email telah dipenetrasi oleh

bakteri, maka dentin akan terbuka bagi serangan secara langsung.

2. Berdasarkan Dinamika

a. Karies email insipient adalah timbulnya area dekalsifikasi dibawah plak

gigi yang mirip dengan permukaan kapur yang licin.

b. Karies rampan adalah kerusakan beberapa gigi secara cepat dan sering

melibatkan permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Dijumpai pada

gigi susu bayi yang selalu menghisap dot bergula, juga dijumpai pada

remaja yang sering makan udapan karsiogenik dan minuman manis serta

pada penyakit xerostamia.

c. Karies terhenti adalah suatu lesi yang tidak berkembang. Dapat dijumpai

jika suatu lingkungan oral berubah dari yang memungkinkan timbul

karies menjadi keadaan yang cenderung menghentikan karies.

3. Berdasarkan Keparahan

a. Karies ringan apabila terkena pada daerah yang sangat rentan misalnya

permukaan oklusal gigi molar permanen.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

13

b. Karies sedang apabila yang terkena pada permukaan oklusal dan

proksimal gigi posterior.

c. Karies berat apabila yang terkena gigi anterior, termasuk daerah yang

biasanya bebas karies gigi.

2.1.3 Penyebab Karies Gigi

Munculnya karies gigi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

1. Bakteri

a. Lactobacillus

Dipengaruhi oleh kebiasaan makan sehari-hari. Tempat yang paling

disukai adalah lesi dentin yang dalam. Jumlahnya banyak ditemukan pada

plak dan dentin berkaries, hanya saja lactobacillus sebagai faktor

pembantu proses karies.

b. Streptococcus

Bakteri kokum gram positif adalah penyebab utama karies dengan jumlah

terbanyak didalam mulut. Salah satu spesiesnya adalah streptococcus

mutans, jenis ini lebih asidurik dibandingkan yang lain dan menurut pH

medium sehingga 4,3. Streptococcus mutans terdapat pada popolasi yang

banyak mengkonsumsi sukrosa.

c. Aktinomises

Semua spesies aktinomises menfermentasisa glokosa, terutama

membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actinomyce

viscosus dan A.Naeslundi mampu membentuk karies akar, fissure, dan

merusak periodontonium.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

14

2. Kerentangan permukaan gigi (host)

a. Morfologi gigi

Gigi yang sudah terjadi plak sangat mukin terjadi karies. Daerah itu antara

lain: 1) Pist dan fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pist

bukan moral dan pist palatal invisivus. 2) Permukaan halus daerah

aproksimal sedikit dibawah titik kontak. 3) Tepi leher gigi sedikit diatas

tepi gingival. 4) Permukaan akar yang terbuka pada pasien resesi gingival

karena penyakit periodontium. 5) Tepi tumpahan/ tambalan, terutama

yang kurang. 6) permukaan gigi dekat gigi tiruan atau jembatan.

Gambaran morfologi yang sering dianggap penyebab karies adalah

fissure oklusal yang sempit dan dalam, lekukan pipi atau lidah. Fissure

tersebut cenderung menjadi perangkap untuk makanan dan bakteri,

terutama pada dasar fissure.

b. Lingkungan gigi

Secara normal gigi selalu dibasahi oleh saliva. Isi dan umlah saliva, derajat

keasaman, kekentalan dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies.

Saliva mempengaruhi Ph dan komposisi mikroorganisme dalam plak.

Jika terjadi perubahan jumlah dan susunan saliva (pada pasien radiasi,

aplasia kelenjar saliva dan xerostomia) maka kemungkinan terjadinya

karies meningkat. Kekentalan pada saliva diduga berpengaruh pada

terjadinya karies, karena bila saliva banyak dan encer karies lebih relative

arang terjadi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

15

c. Posisi gigi

Gigi malilingnet, posisi keluar, rotasi atau situasi tidak normal lainnya

menyebabkan kesulitan untuk pembersihan dan cenderung membuat

makan dan debris terakumulasi.

2.1.4 Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup yang

lebih baik dengan memperpanjang masa dan juga fungsi gigi didalam mulut untuk bisa

lebih maksimal. Menurut Sariningsih (2012) usaha pencegahan karies gigi umumnya

dapat digolongkan dalam 3 tingkatan, yaitu:

1. Pencegahan primer, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan agar kecelakaan

tidak terjadi. Suatu bentuk prosedur pencegahan yang dilakukan sebelum gejala

klinik dari suatu penyakit timbul dengan kata lain pencegahan sebelum terjadinya

penyakit. Tindakan pencegahan primer ini meluputi :

a. Modifikasi kebiasaan anak

Bertujuan untuk merubah kabiasaan anak yang salah mengenai kesehatan

gigi dan mulutnya sehingga dapat mendukung prosedur pemeliharaan dan

pencegahan karies.

Pendidikan kesehatan gigi mengenai kebersihan mulut, diet dan konsumsi

gula dan kunjungan berkala ke dokter gigi lebih ditekankan pada anak yang

beresiko karies tinggi.

Kebersihan Mulut dengan penyikatan gigi, flossing dan professional

propilaksis disadari sebagai komponen dasar dalam menjaga kebersihan mulut.

Keterampilan penyikatan gigi harus diajarkan dan ditekankan pada anak di segala

umur.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

16

Diet dan konsumsi gula merupakan tindakan pencegahan pada karies tinggi

lebih menekankan pada pengurangan konsumsi dan pengendalian frekuensi

asupan gula yang tinggi. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara nasehat diet dan

bahan pengganti gula. Cara untuk mengatasi diet sehat pada anak yaitu (Gultom,

2010) :

1) Tidak membiasakan memberikan makanan atau minuman yang

mengandung gula sebagai hadiah kepada anak.

2) Cemilan manis dapat diganti dengan memberikan cemilan berupa buah-

buahan atau sayuran.

3) Sehabis makan makanan manis anak dibiasakan berkumur dengan air

putih.

4) Tidak memberikan makanan atau minuman manis diluar jam makan,

biasakan untuk memberi air putih matang terutama saat anak hendak tidur.

Pemeriksaan rutin 3-6 bulan sekali sangat berguna terutama dalam

memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi dengan

didi kelainan gigi pada anak.

b. Perlindungan terhadap Gigi

Perlindungan terhadap gigi dapat dilakukan dengan cara penggunaan flour

dan khlorheksidin. Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegah karies.

Penggunaan flour dapat dilakukan dengan fluoridasi air minu, pasta gigi dan obat

kumur mengandung fluor, pemberian tablet fluor, topical varnish.

Klorheksidin merupakan anti mikroba yang digunakan sebagai obat kumur,

pasta gigi, permen karet, varnish dan dalam bentuk gel. Silen harus ditempatkan

secara selektif pada pasien yang beresiko karies tinggi. Prioritas tertinggi

diberikan pada molar pertama permanen diantara usia 6-8 tahun, molar kedua

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

17

permanen di antara usia 11-12 tahun, prioritas juga dapat diberikan pada gigi

premolar permanen dan molar susu.

2. Pencegahan sekunder, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencegah

atau mengurangi terjadinya kesakitan bila kecelakaan tersebut sudah tak dapat

dihindarkan lagi. Melakukan pencegahan dengan :

a. Penambalan gigi, kerusakan gigi biasanya dihentikan dengan membuang

bagian gigi yang rusak dan diganti dengan tambalan gigi. Jenis tambalan gigi

yang biasa digunakan tergantung pada lokasi dan fungsi gigi. Geraham

dengan tugas mengunyah memerlukan bahan yang lebih kuat dibandingkan

dengan gigi depan. Perak amalgam digunakan pada gigi belakang. Tambalan

pada gigi depan dibuat tidak terlihat, silikat sejenis semen porselen yang

mirip dengan email. Resin komposit adalah bahan yang sering digunakan

pada gigi depan dan belakang bila lubangnya kecil dan merupakan bahan

yang warnanya sama dengan warna gigi. Jika saraf gigi telah rusak dan tidak

dapat diperbaiki maka gigi perlu dicabut.

b. Dental sealant, perawatan untuk mencegah gigi berlubang dengan menutupi

permukaan gigi dengan suatu bahan. Dental sealant dilakukan pada

permukaan kunyah gigi premolar dan molar. Gigi dicuci dan dikeringkan

kemudian memberi pelapis pada gigi.

3. Pencegahan tersier, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan untuk

mengurangi efek jangka panjang yang merugikan dari kecelakaan yang sudah

terjadi. Pencegahan tersier dilakukan dengan cara perawatan pulpa (akar gigi)

atau melakukan pencabutan gigi (Ramayanti, 2013).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

18

2.1.5 Perawatan Karies Gigi

Penurunan kesehatan anak akan mengakibatkan penurunan system imunitas

yang dapat meningkatkan system perusakan oleh bakteri dan dapat meningkatkan

resiko terjadinya karies anak. Tanda awal berkembangnya resiko karies meliputi

bertambahnya plak pada gigi dengan jumlah yang sangat tinggi (Edwina, 2013).

Tindakan awal untuk perawatan karies gigi sebaiknya melakukan penambalan

lubang kecil pada gigi. Gigi yang tidak segera ditambal proses bertambah besarnya

lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang-lubang tidak dapat menutup sendiri

secara alamiah, tetapi perlu dilakukan penambalan oleh dokter gigi (Afrilina &

Gracinia, 2007).

Selain tindakan awal harus diterapkan juga cara pemeliharaan kesehatan gigi

dan mulut serta rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Beberapa teknik

yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak usia

sekolah adalah (Farida, 2010) :

a. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh anak.

Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur minimal 2 kali sehari yaitu pagi

hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Pemberian disclosing solution dapat

dilakukan agar anak dapat melihat bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun

teknik penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia sekolah ini adalah

teknik roll. Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak mendapatkan kesulitan

saat melakukan penyikatan pada posisi gigi yang sulit, missal bagian bukal rahang

atas dan rahang bawah. Pada keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu

anak. Setelah selesai menyikat gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan

kembali apakah sudah bersih.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

19

b. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat. Orang tua

perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak terjadi luka/ trauma pada

gusi.

c. Pemberian sediaan flour melalui aplikasi flour dan obat kumur sudah dapat

dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan menelan yang baik.

Sediaan flour sangat dianjurkan bagi anak-anak dengan maloklusi, dimana

kelompok tersebut memiliki resiko karies tinggi.

d. Memperkenalkan pemberian kemoterapeutik. Sediaan yang dapat diberikan

adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan resiko karies dan penyakit

periodontal tinggi. Anak-anak yang termasuk di dalam kelompok ini adalah

penderita penyakit sistemik dan dengan maloklusi (mikroorganisme penyebab

karies gigi) yang berat.

e. Prosedur atau langkah-langkah menggosok gigi yang salah pada dasarnya

mempengaruhi kebersihan gigi seseorang, terutama pada anak usia sekolah.

Harus diterapkan secara benar prosedur menggosok gigi, langkah-langkahnya

sebagai berikut :

1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat

di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi

2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan

setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan

dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat

dibersihkan.

3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.

4) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.

Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

20

tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat

membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.

5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi

tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.

6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.

7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat

membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan

struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri

dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi

telah terkikis.

8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering

sehingga dapat mongering setelah dipakai.

9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain karena sikat gigi

mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain

meski sikat sudah dibersihkan.

10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk anak-anak agar lebih mudah digunakan.

Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat

gigi manual, namun sebaliknya konsultasikan terlebih dulu soal

penggunaannya dengan dokter gigi.

2.1.6 Kejadian Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar

Hampir 90% anak-anak usia sekolah di seluruh dunia menderita karies gigi

(Menurut Bagramian dkk, 2009 dalam Gayatri, 2016). Karies merupakan penyakit yang

banyak menyerang anak-anak, sehingga periode pada anak-anak perlu mendapat

perhatian khusus, terutama umur 6 sampai 9 tahun dimana umur 6 tahun gigi molar

permanen sudah mulai tumbuh sehingga lebih rentan terlebih dahulu terkena karies.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

21

Umur 9 tahun merupakan periode gigi bercampur dimana jumlah gigi permanen dan

gigi sulung dalam rongga mulut hampir sama yaitu 14 gigi permanen dan 10 gigi sulung.

Gigi molar satu mandibular merupakan gigi tetap yang pertama erupsi pada

umur sekitar 6-7 tahun, sehingga menjadi gigi yang paling beresiko terkena karies, dapat

berakibat pencabutan, yang menimbulkan resiko baru seperti perubahan posisi gigi,

memengaruhi oklusi, sendi rahang, dan proses mastikasi yang berdampak pada

penyerapan nutrisi makanan. Ada baiknya kita meningkatkan pengetahuan masyarakat

khususnya anak-anak untuk lebih sadar memelihara kesehatan gigi dan mulutnya sejak

dini (Liwe, 2015).

Kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar yang juga dijelaskan dalam

penelitian Gayatri (2016) bahwa prevalensi karies gigi anak sekolah dasar Kauman 2

dan Percobaan 2 Malang adalah tinggi, hal ini dibuktikan dengan hasil nilai indeks

DMF-T menunjukkan nilai 5,75 yang mana menurut WHO (2003) dikatakan tinggi

sebab ada dalam rentang nilai 4,5 – 6,5. Penyakit ini merupakan penyakit kronis dengan

prevalensi yang cukup tinggi pada anak usia sekolah dasar (6-11 tahun).

Salah satu faktor resiko karies adalah tingkat kebersihan mulut yang buruk.

Buruknya kebersihan mulut salah satunya disebabkan karena perilaku menjaga

kebersihan mulutnya kurang. Anak usia antara 6-12 tahun atau anak usia sekolah masih

kurang mengetahui dan memelihara kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, anak-anak

umumnya senang makan makanan manis dan jarang membersihkannya, sehingga gigi

geliginya banyak yang mengalami karies. Sama halnya dengan anak sekolah dasar di

Kota Malang yang juga diperkirakan bahwa salah satu resiko tingginya angka DMF-T

karena kebersihan mulut yang kurang akibat perilaku menjaga kebersihan mulut yang

tidak sesuai (Gayatri, 2016).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

22

2.1.7 Indikator Penilaian Karies Gigi

Untuk mengukur derajat keparahan penyakit gigi dan mulut masyarakat

diperlukan indikator dan standart penilaian. Indeks DMF-T adalah indeks untuk

menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Sedangkan

untuk gigi sulung menggunakan indeks def-t.

Indeks def-t adalah jumlah gigi sulung yang mengalami karies dengan

menghitung :

a. d (decay) yaitu jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal

b. e (exfoliated) yaitu jumlah gigi susu yang telah/ harus (indikasi) dicabut karena karies

c. f (filling) yaitu jumlah gigi yang telah ditambal

Indeks def − t = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑓

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Perhitungan indeks DMF-T dilakukan dengan cara memberikan kode pada

masing-masing elemen gigi sesuai dengan hasil pemeriksaan. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan kode DMF-T yaitu :

a. Kode D (Decay) untuk gigi berlubang

b. Kode M (Missing) untuk gigi yang telah dicabut atau gigi tinggal sisa akar

c. Kode F (Filling) untuk gigi yang sudah diumpat atau ditambal

Indeks DMF − T = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐷𝑀𝐹

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kaca mulut dan sonde. Kaca

mulut digunakan untuk menarik sudut mulut agar pandangan ke dalam rongga mulut

lebih jelas, sedangkan sonde berfungsi untuk memastikan gigi yang terkena karies, gigi

dengan indikasi ekstraksi, dan gigi yang ditumpat. Pemeriksaan gigi dilakukan dari

region I (kanan atas), dan diteruskan ke region II (kiri atas) kemudia region III (kiri

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

23

bawah) dan region IV (kanan bawah). Setiap gigi yang memiliki kavitas, restorasi dan

hilang karena karies dicatat.

Penjumlahan dari komponen DMF merupakan nilai DMF-T (Alhamda,

2011). Tujuan dari indeks DMF-T adalah untuk menentukan jumlah total pengalaman

karies gigi pada masa lalu dan sekarang. Pantauli dan Hamada dalam Marwani (2017)

mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam indeks DMF-T, yaitu :

a. Semua gigi yang karies dimasukkan ke dalam kategori D

b. Karies sekunder pada gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan ke dalam

kategori D

c. Gigi dengan tumpatan sementara dimasukkan ke dalam kategori D

d. Semua gigi yang hilang atau dicabut karena karies dimasukkan ke dalam kategori

M

e. Gigi yang hilang akibat penyakit periodontal, dicabut untuk kebutuhan perawatan

ortodonti tidak dimasukkan ke dalam kategori M

f. Pencabutan normal selama masa pergantian gigi geligi tidak dimasukkan dalam

kategori M

g. Semua gigi dengan tumpatan permanen dimasukkan dalam kategori F

h. Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dimasukkan dalam kategori F

Dasar untuk penjumlahan DMF-T adalah 32 gigi yaitu seluruh gigi permanen

termasuk gigi molar ketiga (wisdom teeth). Fissure sealent, gigi tiruan cekat, jembatan,

mahkota atau veneer/implant tidak dimasukkan ke dalam penjumlahan indeks DMF-

T (World Health Organization, 2013). Kemudian World Health Organization (WHO)

membagi menjadi 5 kategori dalam perhitungan DMF-T dan def-t berupa derajat

interval yang digunakan untuk menunjukkan seberapa parah karies gigi, antara lain :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

24

Tabel 2.1. Kategori DMF-T dan def-t Menurut WHO

Tingkat Keparahan Nilai DMF-T

Sangat Rendah 0,0 – 1,0

Rendah 1,2 – 2,6

Sedang 2,7 – 4,4

Tinggi 4,5 – 6,5

Sangat Tinggi >6,6

Sumber: Pontonuwu, dkk. (2013)

2.2 Anak Usia Sekolah

2.2.1 Defini Anak Usia Sekolah

Usia sekolah adalah rentang usia 6 sampai dengan mendekati usia 12 tahun,

dimana bersamaan dengan dimulainya anak masuk ke lingkungan sekolah (Wilson,

2008 dalam Fitriani 2014). Menurut Christiana Hari Soetjiningsih (2014) anak usia

sekolah digolongkan dalam masa kanak-kanak akhir yang dimulai dari usia 6 tahun

sampai kira-kira usia 12 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara

seksual. Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi

perubahan fisik yang menonjol dan hal ini dapat mengakibatkan perubahan dalam

sikap, nilai-nilai dan perilaku. Menjelang berakhirnya periode ini anak mempersiapkan

diri secara fisik dan psikologis untuk memasuki masa remaja. Digolongkannya usia ini

sebagai anak usia sekolah karena anak sudah memasuki dunia sekolah yang lebih serius,

walaupun pembelajaran di sekolah tetap disesuaikan dengan dunia anak-anak yang

khas. Masa ini juga ditandai dengan perubahan dalam kemampuan dan perilaku, yang

membuat anak lebih mampu dan siap untuk belajar dibandingkan dengan sebelumnya.

2.2.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah

Perkembangan adalah perubahan bentuk yang dimulai saat konsepsi dan terus

berlanjut sepanjang satu masa kehidupan (Santrock 2007, dalam Potter & Perry, 2010).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

25

Perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional merupakan bentuk dari

perkembangan yang terjadi selama masa kehidupan individu. Perkembangan berkaitan

dengan perubahan kualitas yaitu terjadinya peningkatan kapasitas seseorang untuk

berfungsi yang dicapai melalui proses pertumbuhan, pematangan dan pembelajaran.

Kecepatan perkembangan dan pertumbuhan secara fisik pada anak usia

sekolah awal bersifat perlahan dan konsisten sebelum terjadinya lonjakan pertumbuhan

pada usia remaja. Anak usia sekolah tampak lebih langsing dibandingkan anak usia pra

sekolah karena perubahan distribusi dan ketebalan lemak. Banyak anak yang

mengalami peningkatan berat badan dua kali lipat dan sebagian besar anak perempuan

mendahului anak laki-laki dalam pertambahan tinggi dan berat badan pada akhir usia

sekolah (Hockenberry dan Wilson, 2007 dalam Potter & Perry, 2009).

Perkembangan secara kognitif berupa perubahan kognitif yang memberikan

kemampuan untuk berpikir secara logis tentang waktu dan lokasi dan untuk memahami

hubungan antara benda dan pikiran. Anak telah dapat membayangkan suatu peristiwa

tanpa harus mengalaminya terlebih dahulu. Pikiran anak tidak lagi didominasi oleh

persepsi sehingga kemampuan mereka untuk memahami dunia sangat meningkat

(Hockenberry dan Wilson, 2007 dalam Potter & Perry, 2009). Anak usia sekolah mulai

mengarahkan energy untuk meningkatkan pengetahuan dari kemampusn yang ada.

Anak mulai ingin bekerja untuk menghasilkan sesuatu dengan mengembangkan

kreativitas, keterampilan dan keterlibatan dalam pekerjaan yang berguna secara social

(Wong, 2009).

Perkembangan anak yang berkembang bersamaan dengan bertumbuhnya usia

tentunya memiliki resiko terhadap terjadinya masalah kesehatan pada anak. Sama

halnya dengan yang dialami anak usia sekolah, masalah kesehatan yang sering muncul

pada periode ini adalah masalah gigi (Wong, 2009 dalam Pambudi, 2015). Masalah lain

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

26

yang muncul adalah kecelakaan dan cedera berkaitan dengan aktivitas anak, masalah

nutrisi, seksualitas, hingga penggunaan rokok, alkohol dan obat (Potter & Perry, 2010).

2.2.3 Pertumbuhan Gigi Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan mencakup perubahan fisik yang terjadi sejak periode prenatal

sampai masa dewasa lanjut yang dapat berupa kemajuan dan kemunduran (Potter &

Perry, 2010). Sedangkan menurut Wong (2008) dalam Fitriani (2014) dijelaskan bahwa

pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah, ukuran sel dan menghasilkan

peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel. Anak yang berusia muda

mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibanding anak yang lebih tua.

Pertumbuhan fisik pada anak yang juga terjadi salah satunya adalah gigi.

Gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan, hal

tersebut terjadi ketika gigi tidak memperoleh perawatan semestinya (Wong,2009).

Kehilangan gigi desidua (bayi) merupakan tanda maturasi yang lebih dramatis, mulai

sekitar usia 6 tahun setelah tumbuhnya gigi-gigi molar pertama. Penggantian dengan

gigi dewasa terjadi pada kecepatan sekitar 4/tahun. Jaringan limfoid hipertrofi, sering

timbul tonsil dan adenoid yang mengesankan, yang kadang-kadang membutuhkan

penanganan pembedahan (Behrman, 2014).

Gigi susu (primer) terdiri dari 20 gigi dan gigi permanen terdiri dari 32 gigi.

Normalnya setiap gigi susu akan berganti dengan gigi tetap. Gigi seri berganti gigi seri,

gigi taring berganti gigi taring dan geraham susu berganti dengan geraham dewasa.

Geraham dewasa pertama biasanya akan muncul dibagian belakang geraham susu.

Pertumbuhan gigi pada anak usia sekolah ditandai dengan tanggalnya gigi susu

dan mulai tumbuhnya (erupsi) gigi tetap. Usia erupsi gigi tetap biasanya lebih bervariasi

dibandingkan dengan gigi susu. Faktor seks dan rasial biasanya lebih berpengaruh

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

27

misalnya pada anak wanita gigi erupsi lebih awal dibandingkan anak laki-laki; anak

caucasoid erupsinya lebih lambat disbanding rasial bangsa lain.

2.3 Perilaku Orangtua dan Faktor yang Mempengaruhinya dalam

Perawatan Karies Gigi Anak

Perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang

yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Menurut Skinner

(1938) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses yang dalam teori Skinner

disebut dengan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons). Perilaku seseorang sangat

kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Untuk kepentingan pendidikan

praktis ahli pendidikan oleh Bloom mengembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku,

yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo, 2010).

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari suatu proses pembelajaran seseorang terhadap

sesuatu baik itu yang didengar maupun yang dilihat (Fitriani, 2011). Menurut

Notoatmodjo 2010, pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya

dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

28

a. Tahu (know)

Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa buah tomat banyak

mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam

berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya. Untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-

pertanyaan, misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab sakit TBC,

bagaimana cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk), dan sebagainya.

Sedangkan menurut Fitriani 2011 tahu berarti seseorang tersebut dapat mengingat

kembali materi yang pernah dipelajari sebelumnya dengan cara menyebutkan,

menguraikan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami yaitu mampu untuk dapat menjelaskan sesuatu yang telah dipelajari

sebelumnya dengan jelas serta dapat membuat suatu kesimpulan dari suatu materi.

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar

dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara

benar tentang objek yang diketahui tersebut. Misalnya, orang yang memahami cara

pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M

(mengubur, menutup, dan menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus

menutup, menguras, dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi berarti seseorang mampu untuk dapat menerapkan materi yang telah

dipelajari ke dalam sebuah tindakan yang nyata. Aplikasi diartikan apabila orang yang

telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya, seseorang yang telah

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

29

paham tentang proses perencanaan, ia harus dapat membuat perencanaan program

kesehatan di tempat ia bekerja atau dimana saja. Orang yang telah paham metodologi

penelitian, ia akan mudah membuat proposal penelitian dimana saja, dan seterusnya.

d. Analisis (analysis)

Analisis merupakan tahap dimana seseorang telah dapat menjabarkan masing-

masing materi, tetapi masih memiliki kaitan satu sama lain. Dalam menganalisis,

seseorang bias membedakan atau mengelompokkan materi berdasarkan kriteria yang

sudah ditentukan. Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudia mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat

dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang

itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat

membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (flow chart)

siklus hidup cacing kremi dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan seseorang dalam membuat temuan ilmu yang baru

berdasarkan ilmu lama yang sudah dipelajari sebelumnya. Sintesis menunjukkan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang telah ada. Misalnya, dapat membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat

sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat kesimpulan

tentang artikel yang telah dibaca.

f. Evaluasi (evaluation)

Tingkatan pengetahuan yang paling tinggi adalah evaluasi. Dari hasil

pembelajaran yang sudah dilakukan, seseorang dapat mengevaluasi seberapa efektifnya

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

30

pembelajaran yang sudah ia lakukan. Dari hasil evaluasi inni dapat dinilai dan dijadikan

acuan untuk meningkatkan strategi pembelajaran baru yang lebih efektif lagi. Evaluasi

berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang

berlaku di masyarakat. Misalnya, seseorang ibu dapat menilai atau menentukan seorang

anak menderita malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga

berencana, dan sebagainya.

Faktor-faktor pengetahuan yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan

& Dewi (2011) dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal, antara lain :

a. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap pola hidup

mereka terutama dalam motivasi sikap. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka

semakin mudah untuk penerimaan informasi. Menurut Afiat (2017) tingkat pendidikan

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat. Seseorang

dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki pengetahuan dan perilaku

yang baik tentang kesehatan yang akan mempengaruhi perilakunya untuk hidup sehat.

Dalam penelitiannya juga dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang

tua maka semakin rendah indeks karies gigi anak.

2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan tantangan yang begitu banyak. Pekerjaan dilakukan untuk menunjang

kehidupan pribadi maupun keluarga. Bekerja dianggap kegiatan yang banyak menyita

waktu. Dalam penelitian Kusumaningrum (2014) orang tua terlalu sibuk dengan

pekerjaannya yang memungkinkan tidak begitu memperhatikan kesehatan anak, tidak

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

31

merawat anak secara maksimal dan juga tidak rutin mengontrolkan kesehatan gigi anak

ke klinik atau dokter gigi.

3. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir. Menurut Noreba (2015) rentang usia orang tua 20-

35 tahun termasuk usia yang matang dalam menjalankan perannya sebagai orang tua

dan sudah banyak menerima informasi yang diperoleh dari manapun. Semakin

bertambah usia seseorang maka semakin bertambah pula informasi (pengetahuan) yang

didapat.

4. Sosial Ekonomi

Menurut Afiati (2017) status ekonomi atau status social mempengaruhi

perilaku hidup sehat pada seseorang. Hal tersebut terjadi disebabkan karena kurangnya

pendapatan orang tua untuk menghidupi kehidupan sehari-hari, sehingga untuk hal

pemeliharaan kesehatan menjadi hal yang kurang diperhatikan. Pendapatan menpunyai

pengaruh langsung pada perawatan medis, jika pendapatan meningkat biaya untuk

perawatan kesehatan pun ikut meningkat. Orang dengan status ekonomi yang rendah

cenderung mengabaikan perilaku hidup sehat. Pendapatan yang menunjang maka akan

baik dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

seorang individu maupun kelompok. Jika lingkungan mendukung kea rah positif, maka

individu maupun kelompok akan berperilaku kurang baik.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

32

2) Social budaya

System social budaya yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi sikap

dalam penerimaan infromasi.

2.3.2 Sikap (Attitude)

Sikap adalah reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau

objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-

tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan sebagainya). Sikap belum

merupakan suatu tindakan yang nyata,tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan

seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus disekitarnya. Sikap dapat diukur secara

langsung dan tidak langsung, pengukuran tersebut merupakan pendapat yang

diungkapkan oleh responden terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).

Komponen pokok sikap menurut Notoatmodjo (2010) dibagi menjadi tiga

komponen pokok sikap, diantaranya :

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya,

bagaimana keyakinan dan pendapat/ pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap

orang terhadap penyakit kusta misalnya, yang berarti bagaimana pendapat atau

keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung dalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek

tertentu. Seperti contoh pada point satu, berarti bagaimana orang menilai

penyakit kusta tersebut, apakah penyakit yang biasa atau membahayakan.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah komponen

yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap merupakan ancang-

ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). Misalnya contoh

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

33

sikap terhadap penyakit kusta pada point sebelumnya, adalah apa yang dilakukan

seseorang bila ia menderita penyakit kusta.

Ketiga komponen tersebut secara bersamaan membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan,

dan emosi memegang peran yang sangat penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap

juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya, menurut Fitriani (2011) &

Notoatmodjo (2010) sebagai berikut :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima dan

memperhatikan rangsangan atau stimulus yang diberikan. Misalnya sikap seseorang

terhadap pemeriksaan kehamilan (ante natal care) dapat diketahui atau diukur dari setiap

kehadiran si ibu untuk mendengarkan penyuluhan tentang ante natal care

dilingkungannya.

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan

atau objek yang dihadapi, menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai tanda bahwa

seseorang tersebut menerima ide. Misalnya seorang ibu yang mengikuti penyuluhan

ante natal care di berikan pertanyaan atau diminta untuk memberikan tanggapan oleh

penyuluh kemudian ibu tersebut memberikan jawaban atau menanggapinya.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai berarti seseorang dapat menerima suatu ide dari orang lain yang

kemungkinan berbeda dengan idenya sendiri, kemudian dari dua ide tersebut

didiskusikan bersama antara kedua orang yang saling mengajukan ide. Dalam arti

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

34

membahas suatu ide atau masalah dengan orang lain dan bahkan mengajak atau

mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk merespon.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab adalah sikap yang paling tinggi tingkatannya, dalam arti

mampu bersikap konsisten terhadap sesuatu yang telah dipilih atau diyakininya.

Seseorang yang telah mengambil sikap berdasarkan keyakinannya, dia harus berani

mengambil resiko apabila ada orang lain mencemooh atau resiko lain yang juga akan

timbul. Sebagai contoh, ibu yang sudah mengikuti penyuluhan ante natal care harus

berani untuk mengorbankan waktunya atau mungkin kehilangan pekerjaannya, atau

bahkan dicemooh oleh keluarganya karena meninggalkan rumah.

Sikap memiliki beberapa fungsi, menurut Wawan & Dewi (2011) fungsi sikap

tersebut meliputi :

a. Fungsi Instrumental

Fungsi instrumental disebut juga fungsi manfaat atau fungsi penyesuaian. Hal ini

dikarenakan sikap dapat membantu seseorang mengetahui sejauh mana manfaat sikap

dalam pencapaian tujuan. Dengan sikap yang diambil oleh seseorang, orang dapat

menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar dengan baik. Sehingga sikap dapat

memiliki fungsi sebagai penyesuaian.

b. Fungsi Pertahanan Ego

Dalam bersikap, seseorang akan mengambil sikap tertentu ketika berada dengan

keadaan diri atau ego merasa terancam. Karena seseorang akan mengambil sikap

tertentu untuk mempertahankan egonya.

c. Fungsi Ekspresi Nilai

Pengambilan sikap tertentu terhadap penilaian tertentu pula akan menunjukkan

system nilai yang ada pada seorang individu tersebut yang bersangkutan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

35

d. Fungsi Pengetahuan

Apabila seseorang mempeunyai sikap tertentu terhadap suatu objek, hal tersebut

berarti menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai pengetahuan tersendiri

terhadap objek sikap yang bersangkutan.

Selain fungsi sikap, adapula faktor-faktor bersangkutan yang mempengaruhi

sikap seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan dan Dewi

(2011) adalah sebagai berikut :

a. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi seseorang harus meninggalkan kesan tersendiri yang kuat

agar dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan sikap seseorang yang baik. Sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi yang terjadi pada seseorang

melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seorang individu cenderung mempunyai sikap yang searah dengan orang lain

yang dianggapnya penting karena domotivasi oleh keinginan untuk menghindari

konflik dengan seseorang tersebut yang dianggapnya penting.

c. Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan memberikan corak pengalaman tersendiri bagi individu masyarakat,

sehingga kebudayaan yang dianut menjadi salah satu faktor yang menentukan

pembentukan sikap pada seseorang.

d. Media massa

Media massa yang seharusnya disampaikan secara objektif cenderung akan

dipengaruhi oleh sikap penulis sehingga media massa tersebut akan berpengaruh juga

terhadap sikap konsumennya.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

36

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran yang diperoleh dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan system kepercayaan seseorang, sehingga konsep tersebut

juga akan ikut memperngaruhi proses pembentukan sikap.

f. Faktor emosional

Sikap merupakan suatu pernyataan yang didasari oleh emosi sebagai bentuk

pertahanan ego seseorang tersebut.

2.3.3 Tindakan (Practice)

Tindakan atau praktik nyata dari adanya suatu respon. Sikap dapat terwujud

dalam suatu tindakan yang nyata apabila telah tersedia fasilitas atau sarana dan

prasarana. Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap seseorang tidak dapat terwujud dalam

tindakan yang nyata. Seorang ibu hamil sudah mengetahui bahwa memeriksakan

kehamilan itu penting untuk kesehatan diri dan janinnya, dan sudah ada niat (sikap)

untuk memeriksakan kehamilannya. Agar sikap tersebut meningkat menjadi suatu

tindakan, maka diperlukan adanya bidan, posyandu, atau puskesmas yang dekat dengan

rumahnya, atau fasilitas lainnya tersebut mudah dicapai. Apabila tidak, maka

kemungkinan besar ibu tersebut tidak akan memeriksakan kehamilannya. Praktik atau

tindakan seseorang dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya,

diantaranya adalah (Notoatmodjo, 2010) :

a. Praktik terpimpin (guided responses)

Praktik terpimpin merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan

urutan secara benar. Sesorang mampu melakukan suatu hal tindakan dengan sistematis

mulai dari awal hingga akhir. Apabila seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntutan atau mengharuskan untuk menggunakan panduan, maka hal

tersebut disebut juga dengan praktik terpimpin. Misalnya, seorang anak kecil yang

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

37

menggosok gigi namun masih saja selalu diingatkan oleh ibunya, hal tersebut masih

disebut praktik atau tindakan terpimpin.

b. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Praktik secara mekanisme adalah apabila seseorang telah melakukan atau

mempraktikan suatu hal secara otomatis, atau seseorang yang telah melakukan tindakan

secara benar urutannya maka akan menjadi suatu kebiasaan bagi seseorang untuk

melakukan tindakan atau praktik yang sama. Misalnya, seorang anak secara otomatis

menggosok gigi setelah makan tanpa disuruh oleh ibunya. Hal tersebut dilakukan oleh

anak karena sudah menjadi suatu kebiasaan bagi dirinya.

c. Adopsi (adoption)

Suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan

baik. Dalam arti hal apapun yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya sekedar rutinitas

atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku

yang berkualitas. Misalnya, seorang anak yang menggosok gigi bukan hanya sekedar

menggosok gigi saja, melainkan melakukannya dengan teknik-teknik yang benar.

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

atau praktik menurut beberapa ahli antara lain :

a. Menurut Teori Green, L. (1990) ada 3 faktor pembentuk perilaku atau praktik,

antara lain :

1) Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

38

2) Faktor-faktor Pendukung (Enabling Factors)

Lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas kesehatan

merupakan wujud dari beberapa faktor pendukung perilaku.

3) Faktor Pendorong (Renfrocing Factors)

Dalam hal ini sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.

b. Menurut Teori Snehandu, B.Kar (1983) ada lima faktor yang mempengaruhi

perilaku, yaitu niat orang terhadap obyek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan

dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan,

kebebasan dari individu mengambil keputusan untuk bertindak, dan situasi yang

memungkinkan untuk bertindak.

c. Menurut World Health Organization, ada empat faktor atau alasan pokok yang

mempengaruhi perilaku, antara lain pemikiran dan perasaan seseorang, orang

lain yang dijadikan referensi, sumber-sumber daya (resources) atau fasilitas-fasilitas

yang dapat mendukung perilaku, dan kebudayaan masyarakat.

2.3.4 Perilaku Orangtua Terhadap Anak Dengan Karies Gigi

Perilaku orang tua terhadap anak dalam hal mengasuh, mendidik, mendorong

dan mengawasi anak untuk merawat kebersihan gigi menjadi hal penting yang

bertujuan untuk mencegah terjadinya karies gigi. Perilaku orang tua terutama Ibu ketika

melakukan penerapan pemeliharaan kesehatan gigi anak memberi pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku anak. Hal ini disebabkan karena Ibu merupakan contoh

utama anak dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga peranan Ibu dalam merawat

kesehatan gigi dan mulut anak dapat mempengaruhi status karies anak (Eddy &

Mutiara, 2015).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karies Gigi 2.1.1 Definisi ...eprints.umm.ac.id/45705/3/BAB II.pdf2.1.1 Definisi Karies Gigi Karies merupakan penyakit yang terjadi pada email dentil dan

39

Pengetahuan orang tua terutama seorang ibu terhadap bagaimana menjaga

kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang

mendukung kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kesehatan gigi dan mulut anak

menjadi baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status

kesehatan gigi pada anak kelak. Seorang ibu memegang peranan penting dalam suatu

keluarga, baik sebagai seorang isteri maupun sebagai seorang ibu dari semua anak-

anaknya. Figur pertama yang dikenal anak begitu lahir adalah ibunya. Oleh karena itu

perilaku dan kebiasaan itu dapat dicontoh oleh si anak. Namun, pengetahuan saja tidak

cukup, perlu diikuti dengan sikap dan juga tindakan orang tua yang tepat (Gultom,

2009).