bab ii tinjauan pustaka 2.1 jaringan komunikasi 2.1.1

31
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1 Pengertian Jaringan Komunikasi Jaringan atau network didefinisikan sebagai “social structures created by communication among individuals and groups” (struktur sosial yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain maka terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi dalam organisasi (Morissan, 2013:411). Menurut Arni (dalam Masmuh, 2013:57), pengertian jaringan di sini merupakan jalur yang digunakan sebagai penerus informasi dari individu ke individu lainnya. Terdapat dua perspektif dalam melihat jaringan ini yaitu pertama, jaringan komunikasi yang merupakan sistem komunikasi umum digunakan dalam menyampaikan informasi dari individu ke individu lainnya oleh sebuah kelompok. Maksud dari kelompok disini yakni kelompok kecil yang menyesuaikan dengan sumber daya yang dipunyai, dimana kelompok tersebut akan mengembangkan pola komunikasi dengan cara menggabungkan beberapa stuktur jaringan komunikasi. Selanjutnya yang kedua, jaringan komunikasi ini dapat dilihat sebagai struktur yang dibentuk secara formal oleh sebuah organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi tersebut.

Upload: others

Post on 16-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Jaringan Komunikasi

Jaringan atau network didefinisikan sebagai “social structures

created by communication among individuals and groups” (struktur

sosial yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu

dan kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain maka

terciptalah hubungan (link) yang merupakan garis-garis komunikasi

dalam organisasi (Morissan, 2013:411).

Menurut Arni (dalam Masmuh, 2013:57), pengertian jaringan di

sini merupakan jalur yang digunakan sebagai penerus informasi dari

individu ke individu lainnya. Terdapat dua perspektif dalam melihat

jaringan ini yaitu pertama, jaringan komunikasi yang merupakan sistem

komunikasi umum digunakan dalam menyampaikan informasi dari

individu ke individu lainnya oleh sebuah kelompok. Maksud dari

kelompok disini yakni kelompok kecil yang menyesuaikan dengan

sumber daya yang dipunyai, dimana kelompok tersebut akan

mengembangkan pola komunikasi dengan cara menggabungkan

beberapa stuktur jaringan komunikasi. Selanjutnya yang kedua,

jaringan komunikasi ini dapat dilihat sebagai struktur yang dibentuk

secara formal oleh sebuah organisasi sebagai sarana komunikasi

organisasi tersebut.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

10

Mata rantai tercipta ketika manusia melakukan komunikasi.

Mata rantai disini diartikan sebagai saluran komunikasi dalam

lingkungan sosial atau sebuah organisasi. Dalam suatu organisasi, mata

rantai ditentukan oleh aturan-aturan organisasi itu sendiri. Berbeda

dengan mata rantai yang ada pada lingkungan sosial yaitu ditentukan

oleh hubungan interaksi antar anggota lingkungan sosial tersebut.

Jaringan komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai saluran atau

jalan tertentu yang digunakan untuk pertukaran informasi antar individu

dan kelompok. Sebuah jaringan komunikasi identik dengan hubungan

antara dua aktor atau lebih. Studi mengenai jaringan komunikasi

memberi penekanan pada hubungan antara satu aktor dengan aktor yang

lain dalam struktur sosial tertentu. Dalam jaringan komunikasi terdiri

dari seperangkat aktor (node) yang dapat berupa individu, kelompok,

perusahaan, organisasi atau masyarakat dan hubungan (link) diantara

aktor mungkin terjadi diantara individu dengan individu atau terjadi

diantara individu dengan kelompok tertentu dan seterusnya.

Leavitt (1992) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah

aspek struktural dari sebuah kelompok, jaringan tersebut menjelaskan

kepada kita bagaimana kelompok tetap bersatu atau terikat satu sama

lain (dalam skripsi milik Cindoswari, 2016)

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan mengenai definisi

jaringan komunikasi yang terkait dengan penelitian ini adalah susunan

atau rangkaian hubungan diantara sejumlah individu yang muncul

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

11

dikarenakan adanya pertukaran pesan atau informasi diantara individu

tersebut sehingga terbentuklah jaringan komunikasi tertentu.

2.1.2 Karakteristik Jaringan Komunikasi

Menurut Marin and Wellman (dalam Eriyanto, 2014:10)

terdapat karakteriksik penting dari penelitian jaringan, sebagai berikut:

1. Relasi, bukan Atribut

Penelitian jaringan memusatkan perhatian pada relasi, bukan

atribut. Metode ini bisa digunakan untuk meneliti bentuk aktor

seperti individu, negara, lembaga, dan sebagainya. Namun yang

diteliti bukan atribut dari aktor.

2. Jaringan, bukan Kelompok

Penelitian jaringan ini berangkat dari asumsi bahwa aktor

adalah anggota dari suatu jaringan, bukan kelompok. Seorang aktor

bisa saja berupa anggota kelompok, tetapi mempunyai jaringan

yang lebih luas dari kelompok.

3. Relasi dalam konteks relational tertentu

Relasi antar aktor dalam penelitian jaringan dipahami dalam

konteks relational tertentu. Relasi antar aktor A dan aktor B,

misalnya dapat dipahami jika dikaitkan dengan relasi dengan aktor

C.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

12

2.1.3 Istilah dalam Jaringan Komunikasi

Dalam analisis jaringan komunikasi terdapat istilah-istilah dasar

yang dapat digunakan sebagai landasan peneliti untuk menganalisis

data yang diperoleh pada saat penelitian, yakni sebagai berikut :

1. Node

Node atau aktor bukan berarti harus berupa perorangan.

Aktor juga dapat berupa perusahaan, negara, suatu organisasi, dan

lain-lain. Sebagai contoh misalkan, ketika melakukan penelitian

tentang jaringan UKM Komunitas Teater di UMM, maka node

(aktor) bukan individu (orang) melainkan UKM Komunitas Teater.

2. Link (edge)

Link atau edge, merupakan hubungan diantara aktor (node).

Link (edge) dilambangkan dengan sebuah garis yang

menghubungkan antara aktor satu dengan aktor lainnya. Jika

terdapat garis diantara aktor, maka menandakan adanya hubungan.

Namun jika diantara aktor tidak terdapat garis, maka menunjukkan

tidak ada hubungan (Eriyanto, 2014:37).

2.1.4 Struktur Jaringan Komunikasi

B. Aubrey Fisher dalam bukunya Teori-teori Komunikasi

(1990:183), menjelaskan bahwa suatu jaringan secara jelas mempunyai

fokus pada saluran yang memungkinkan komunikasi mengalir di antara

individu. Karena itu, kombinasi tertentu dari penghubung saluran

diantara para komunikator merupakan struktur jaringan komunikasi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

13

Struktur jaringan komunikasi adalah susunan atau rangkaian

yang menunjukkan hubungan diantara individu dengan individu

lainnya didalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, struktur jaringan

komunikasi yakni menggambarkan dalam bentuk sosiogram mengenai

hubungan antar individu dalam mempertahankan seni tradisi Damar

Kurung di Desa Tlogopojok, Kabupaten Gresik. Contoh proses

bekerjanya sosiogram seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Sosiogram

Sumber: Koentjaraningrat (dalam Suparman, 1987:4.3).

Untuk membuat sosiogram tersebut, peneliti mengumpulkan

terlebih dahulu keterangan-keterangan dari masyarakat yang sudah

menjadi sasaran peneliti sebelumnya mengenai hubungan sosial mereka

satu sama lain. Hal ini merupakan sebuah metode yang dinamakan

sosiometri. Menurut Vredenbregt (dalam Suparman, 1987:1.16),

menjelaskan bahwa sosiometri merupakan suatu metode yang bertujuan

untuk meneliti interaksi-interaksi sosial dari anggota suatu kelompok.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

14

Dalam buku Suparman yang berjudul Pengantar Sosiometri

(1987:1.5), tahapan yang harus dilakukan dalam sosiometri adalah

sebagai berikut :

1. Penentuan permasalahan yang akan diukur khususnya dibidang

sosial

2. Menentukan unit statistik yang akan diukur apakah individu,

rumah tangga, organisasi, atau kelompok masyarakat, dan lainnya.

3. Memilih faktor-faktor atau komponen-komponen dari masalah

yang akan diukurnya.

4. Menentukan timbangan dari masing-masing faktor untuk membuat

indeks dari skala sosiometri tersebut.

2.1.5 Model Struktur Jaringan Komunikasi

Rogers dan Kincaid (1981) menyebutkan terdapat dua model

dari struktur jaringan komunikasi, diantaranya adalah jaringan personal

memusat (interlocking personal network) dan jaringan personal radial

(radial personal network). Dalam jaringan komunikasi memusat terdiri

dari individu yang homofili, namun kurang terbuka dengan

lingkungannya. Arus komunikasi dalam jaringan ini terjadi hanya pada

lingkup individu-individu dalam jaringan itu saja. Jaringan personal

memusat memiliki derajat integrasi yang tinggi dan memiliki kepadatan

yang kurang dari kepadatan yang dimiliki oleh jaringan personal radial.

Jaringan personal radial (radial personal network) memiliki

derajat integrasi yang rendah, namun memiliki sifat keterbukaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

15

dengan lingkungannya. Model jaringan komunikasi ini, mempunyai

kepadatan yang sedikit dan memungkinkan individu lebih terbuka

untuk bertukar informasi dengan lingkungan yang luas. Jaringan

personal radial terdiri dari individu-individu yang mempunyai kenalan

jarak jauh (ikatan lemah) yang berfungsi sebagai jalur untuk

mendapatkan suatu informasi. Maka ikatan yang lemah tersebut secara

otomatis akan mempunyai banyak jembatan (bridge) yang berguna

untuk menghubungkan dua atau lebih sebuah klik. Peran penting yang

dimiliki oleh ikatan lemah disini adalah untuk membawa informasi-

informasi yang terbaru.

Model jaringan personal radial sangat penting dalam difusi-

inovasi, sebab link-link yang ada mecapai segala sistem. Sedangkan

model jaringan personal memusat muncul secara alamiah, karena

jaringan ini sangat miskin untuk menerima informasi-informasi baru

dari suatu lingkungan (Rogers dalam skripsi milik Cindoswari, 2016).

2.2 Analisis Jaringan Komunikasi

Menurut Rogers dan Kincaid (dalam Kriyantono, 2009:317)

mengatakan bahwa analisis jaringan komunikasi adalah sebuah metode

penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam sebuah sistem,

dimana data yang berhubungan dengan arus komunikasi yang dianalisis

dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit

analisisnya. Tujuan penelitian komunikasi menggunakan analisis jaringan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

16

komunikasi adalah untuk memahami bagaimana pola arus informasi pada

individu-individu dalam suatu sistem.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam penelitian dengan

menggunakan analisis jaringan komunikasi :

1. Mengidentifikasi klik dalam suatu sistem,

2. Mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan

komunikasi, misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated

3. Mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi, seperti

keterhubungan klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan

sebagainya.

2.2.1 Klik dalam Jaringan Komunikasi

Menurut Rogers dan Kincaid (1981) menjelaskan bahwa klik

dalam jaringan komunikasi merupakan bagian dari suatu sistem

jaringan komunikasi, dimana anggotanya cenderung lebih sering

berinteraksi jika dibandingkan dengan anggota yang lain. Menurut

Rachmat Kriyantono didalam bukunya yang berjudul Teknik Praktis

Riset Komunikasi (2009:323), syarat klik diantaranya adalah :

1. Pada setiap klik minimal mempunyai tiga anggota,

2. Paling tidak mempunyai 50% hubungan pada setiap anggota klik,

3. Seluruh anggota klik harus berhubungan satu dengan yang lainnya,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini tidak

terpacu pada arah hubungan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

17

Scoot (2009) mengidentifikasi klik dengan membagikannya

kedalam 3 lapisan, yaitu :

a. Core atau inti, merupakan anggota yang paling sering terlibat

dalam suatu jaringan,

b. Lingkaran utama (primary circle), merupakan anggota yang

terlibat dengan anggota inti (core) pada beberapa kali kesempatan,

c. Lingkaran sekunder atau secondary circle, merupakan anggota

yang jarang atau bahkan hampir tidak pernah terlibat dalam suatu

jaringan.

2.2.2 Peranan Anggota dalam Jaringan Komunikasi

Dalam proses interaksi, jaringan komunikasi memiliki arti

penting karena jaringan-jaringan komunikasi terdiri dari pihak-pihak

yang saling berhubungan melalui pola-pola informasi. Analisis jaringan

komunikasi juga dapat memperlihatkan peranan-peranan anggota

dalam berinteraksi dengan sesamanya melalui jaringan komunikasi.

Adapun peranan-peranan anggota didalam jaringan komunikasi, antara

lain adalah :

1. Pemimpin pendapat atau Opinion Leader, yaitu orang tanpa

jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing

pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan

mereka.

2. Gate Keeper (penjaga gawang), adalah individu yang mengontrol

arus informasi diantara anggota kelompok. Peranan ini sangat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

18

penting dalam jaringan komunikasi karena ia mempunyai

kekuasaan atau wewenang dalam memutuskan apakah informasi

yang masuk penting atau tidak.

3. Cosmopolites atau pihak luar, yaitu individu yang berperan

sebagai penghubung antara kelompok dengan lingkungannya.

Peranan ini, bertugas untuk mengumpukan informasi dari

berbagai sumber yang ada didalam suatu kelompok kemudian

memberikan informasi tersebut kepada individu tertentu dalam

lingkungannya.

4. Bridge (jembatan), yaitu anggota kelompok yang

menghubungkan kelompoknya dengan kelompok yang lain.

5. Liaison (penghubung), yaitu orang yang menghubungkan dua

kelompok atau lebih dalam suatu sistem jaringan komunikasi,

namun ia sendiri bukan termasuk anggota dari salah satu

kelompok tersebut.

6. Isolate (penyendiri), yaitu orang yang tersisih dalam suatu

kelompok atau orang yang berada dalam satu lingkungan tetapi

tidak menjadi anggota kelompok.

2.3 Interaksi Sosial dalam Sosiologi Komunikasi

Dalam proses komunikasi tentu akan melibatkan satu individu dengan

individu lainnya, maka dari komunikasi kedua individu tersebut timbul suatu

keterhubungan yang disebut dengan interaksi, dan jika dilakukan didalam

kehidupan bermasyarakat maka disebut dengan interaksi sosial.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

19

Soeryono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar

(2002:62), menjelaskan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan sosial

yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar

kelompok-kelompok manusia, dan antara orang dengan kelompok-kelompok

masyarakat. Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu

dan pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikasi terjadi

diantara dua belah pihak. Adapun syarat terjadinya interaksi sosial adalah :

1. Kontak Sosial

Menurut Soekanto (2002:65), kontak sosial berasal dari bahasa

latin con dan cum yang artinya bersama-sama dan tango yang berarti

menyentuh, jadi jika diartikan secara harfiah adalah bersama-sama

menyentuh. Kontak sosial terjadi tidak hanya menyentuh orang, namun

orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya.

Secara konseptual kontak sosial dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu kontak sosial primer dan kontak sosial sekunder. Kontak sosial

primer adalah kontak sosial yang terjadi melalui tatap muka atau secara

langsung diantara orang satu dengan orang lainnya atau dengan

kelompok yang lain. Sedangkan kontak sosial sekunder yaitu kontak

sosial yang terjadi melalui perantara, baik yang bersifat manusiawi

maupun dengan teknologi seperti melalui telepon, radio, surat, televisi,

internet, dan lain sebagainya (Bungin, 2009:56-57).

2. Komunikasi

Dalam bidang sosiologi menyebutkan bahwa komunikasi

merupakan proses memaknai oleh seseorang terhadap sebuah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

20

informasi, perilaku orang lain, dan sikap yang berbentuk gerak-gerik,

pembicaraan, pengetahuan, dan perasaan-perasaan. Sehingga seseorang

itu kemudian membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, perilaku, dan

sikap tersebut sesuai dengan pengalaman yang pernah dialami

sebelumnya. Komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh media yang

digunakan, sehingga terkadang isi informasi seseorang dan penafsiran

orang lain ikut terpengaruh oleh media tersebut.

Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, akan tetapi interaksi sosial

terjadi karena ada proses didalamnya. Gillin dan Gillin (dalam Soekanto,

2002:71-104) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis dari proses sosial

sebagai akibat dari interaksi sosial, yakni sebagai berikut :

1. Proses Asosiatif

Merupakan proses sosial yang terjadi berupa saling memahami dan

kerja sama timbal balik diantara orang perorang atau kelompok satu

dengan kelompok lainnya, yang menghasilkan tercapainya tujuan-tujuan

bersama.

a. Ccoorperation atau kerja sama merupakan sebuah usaha yang

dilakukan secara bersamaan antar individu atau kelompok, yang

bertujuan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Kerja sama terjadi jika diantara individu atau kelompok tertentu

memiliki kepentingan dan ancaman yang sama.

b. Accomodation adalah proses sosial dengan dua makna yakni

pertama, proses sosial yang menunjukkan pada suatu keadaan yang

seimbang dalam interaksi sosial antara individu dan antarkelompok

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

21

didalam masyarakat terutama yang ada hubungannya dengan

norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat itu. Kedua, menuju

pada suatu proses yang sedang berlangsung dimana accomodation

menampakkan suatu proses untuk merendakan suatu pertentangan

yang terjadi di masyarakat baik diantara individu, kelompok dan

masyarakat, maupun dengan norma dan nilai yang berlaku dalam

masyarakat tersebut.

c. Asimilasi yaitu sebuah proses percampuran dua atau bahkan lebih

budaya yang berbeda, kemudian menghasilkan budaya baru yang

berbeda dengan budaya asalnya. Dalam kehidupan masyarakat

dimana anggotanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda,

maka proses asimilasi ini menjadi sangat penting karena proses ini

akan melahirkan budaya-budaya baru yang dapat diterima oleh

seluruh anggota masyarakat.

2. Proses Disasosiatif

Adalah proses sosial yang terjadi berupa perlawanan yang

dilakukan oleh beberapa individu atau kelompok. Bentuk-bentuk proses

disasosiatif meliputi persaingan, kompetisi, dan konflik.

2.4 Komunikasi Interpersonal

Arni Muhammad dalam bukunya Komunikasi Organisasi (2014:158),

mengemukakan bahwa Komunikasi Interpersonal adalah proses pertukaran

informasi diantara seseoarang dengan paling kurang seorang lainnya atau

biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

22

Komunikasi interpersonal dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang

terjadi antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat mengekspresikan ide,

perasaan, kesan, dan harapan terhadap sesama, serta memahami ide, kesan,

dan perasaan dari orang yang lain. Adanya komunikasi memungkinkan

terjadinya pembentukan kesepakatan penting, kerja sama sosial, dan lain-lain.

Burgon & Huffiner (2002), komunikasi interpersonal merupakan

komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan

balik, baik secara lagsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan

definisi ini maka dapat kelompok maya atau factual. Kesimpulannya bahwa

komunikasi interpersnal adalah proses penukaran informasi atau komunikasi

yang dilakukan oleh dua orang secara langsung sehingga komunikan dapat

melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan bicaranya secara

verbal maupun nonverbal.

Menurut Arni Muhammad, komunikasi interpersonal mempunyai

beberapa tujuan, sebagai berikut :

a. Menemukan diri sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan

personal atau pribadi. Komunikasi interpersonal memberikan

kesempatan kepada kita untuk bicara tentang apa yang kita sukai, atau

mengenai diri kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan

orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada

pikiran, perasaan, dan tingkah laku kita.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

23

b. Menemukan dunia luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat

memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang

berkomunikasi dengan kita. Banyak kounikasi yang kita ketahui

datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah

infromasi yang datang kepada kita dari media massa. Hal itu

seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui

interaksi interpersonal.

c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar dalam

menggunakan komunikasi interpersonal adala membentuk dan

memelihara hubungan sosial dengan orang lain

d. Berubah sikap dan tingkah laku

Banyak waktu yang digunakan untuk mengubah sikap dan

tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal, misalnya

dengan cara menonton film, membaca buku, dan lain-lain sehingga

akan mengarahkan atas apa yang akan atau telah dilakukan.

e. Untuk bermain dan kesenangan

Komunikasi interpersonal mencakup semua aktivitas yang

mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara

dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu liburan, berdiskusi

mengenai kuliah, menceritakan cerita lucu dan lain sebagainya

merupakan pembicaraan untuk mengahabiskan waktu. Dengan

melakukan komunikasi interpersonal semacam ini, dapat memberikan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

24

keseimbangan yang penting dalam pikiran dan timbulna rileksasi dari

suatu keseriusan atau ketegangan yang pernah dialami.

Menurut Devito (dalam Effendy, 2003:30), komunikasi interpersonal

merupakan penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh

orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk

memberikan umpan balik segera. Setiap pelaku komunikasi interpersonal

sangat diharapkan dapat berinteraksi secara efektif dan saling mengerti satu

dengan yang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi komunikasi

interpersonal diantaranya adalah :

1. Homofili

Homofili merupakan derajat persamaan dalam beberapa hal

tertentu seperti pendidikan, status sosial, keyakinan, dan lain

sebagainya diantara pasangan-pasangan individu yang saling

berhubungan. Hal ini mengakibatkan interaksi yang dilakukan oleh

seseorang menjadi lebih akrab dan komunikasi yang terjalin lebih

terbuka, serta memungkinkan terjadinya pencapaian presepsi dan

makna yang selaras pada sebuah peristiwa atau objek.

Scott L.Feld (dalam jurnal komunikasi indonesia, 2017)

menguraikan penjelasan yang berbeda mengenai terbentuknya

homofili. Feld memberi nama penjelasan homofili sebagai foci (fokus)

adalah suatu relasi dimana aktor saling berinteraksi dalam aktivitas

yang sama dan terorganisasi, bisa berupa tempat pekerja, organsasi,

keluarga, dan seterusnya. Foci atau fokus merujuk kepada relasi antara

aktor yang didasarkan pada aktivitas atau tujuan yang sama yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

25

terorganisasi. Relasi ini tidak harus serta dan timbal balik, tetapi

mempunyai tujuan dan aktivitas yang sama.

2. Heterofili

Rogers dan Kincaid menjelaskan bahwa heterofili merupakan

derajat perbedaan dalam beberapa hal tertentu antar individu yang

saling berhubungan atau berinteraksi. Heterofili sering kali terjadi

tidak efektif antara komunikator dengan komunikan. Terjadinya

heterofili disebabkan oleh adanya perubahan dan perkembangan

masyarakat yang mengakibatkan beberapa nilai-nilai berubah namun

ada beberapa yang tetap mempertahankan nilai-nilai lama. Dalam

perkembangannya, anggota masyarakat tidak diberikan kesempatan

yang merata dalam hal pendidikan maupun peningkatan penghasilan,

hanya bagi orang-orang yang memiliki potensi dan pandai

memanfaatkan kesempatan dan peluang saja yang dapat

memperolehnya.

3. Empati

Evert M. Rogers dan Dilip K. Bhowmik mendefinisikan empati

sebagai kemampuan seseorang untuk memperoyeksikan diri terhadap

kodisi dan perasaan orang lain. Empati sebagai salah satu usaha untuk

mengatasi persoalan perbedaan komunikasi dalam heterofili.

2.5 Komunikasi Kelompok

Bungin (2019), kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang

terdiri dari dua atau tiga orang bahkan lebih. Komunikasi kelompok sebagai

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

26

salah satu kegiatan yang kita tidak jarang kita lakukan didalam kehidupan

sehari-hari. Komunkasi kelompok merupakan kegiatan komunikasi yang

terjadi diantara kelompok. Maksudnya disini, setiap anggota kelompok yang

terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan kedudukan dan

perannya dalam kelompok tersebut. Pesan yang disampaikan juga bukan

bersifat pribadi, melainkan berkaitan dengan semua anggota kelompok.

Adler dan Rodman mennyebutkan bahwa ada empat elemen

kelompok diantaranya adalah ukuran, waktu, tujuan, dan interaksi. Pertama,

ukuran yaitu jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok tidak selalu

pasti. Kedua, komunikasi kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka

waktu yang panjang karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik

atau ciri yang tidak dimiliki oleh kumpulan yang bersifat sementara. Maka

jika ada sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang

singkat, tidak dapat digolongkan sebagai anggota kelompok. Ketiga, tujuan

yang dimaksud disini adalah keanggotaan dalam kelompok akan membantu

orang yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mencapai satu atau

bahkan lebih tujuannya. Keempat, interaksi sebagai faktor yang paling

penting dalam komunikasi kelompok, karena melalui interaksi inilah dapat

terlihat perbedaan antar kelompok dengan coact. Coact merupakan

sekelompok orang yang secara serentak terikat dalam kegiatan yang sama tapi

tidak ada komunikasi satu dengan yang lain (Bungin, 2009:272-273).

Komunikasi kelompok adalah kegiatan berkomunikasi yang

dilakukan oleh beberapa orang atau sekumpulan orang, guna memperoleh

maksud dan tujuan yang dikehendaki. Michael Burgoon (dalam Wiryanto,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

27

2005:52) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap

muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti

berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-

anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain

secara tepat. Kelompok ini misalnya adalah kelompok diskusi, kelompok

pemecah masalah, dan lain-lain. Komunikasi merupakan hal yang penting

bagi kegiatan kelompok, apakah itu suatu kegiatan perkuliahan, suatu

pembicaraan dalam rapat panitia, percakapan akrab antara dua orang teman,

atau pertemuan keluarga untuk merencanakan liburan akhir pekan.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut :

a. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

b. Kelompok memiliki sedikit pastisipan;

c. Kelompok bekerja dibawah arahan seorang pemimpin;

d. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

e. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

2.5.1 Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok

a. Komunikasi Kelompok kecil

Didalam sebuah organisai tidak jarang ditemui adanya

komunikasi dalam kelompok-kelompok kecil seperti dalam

konferensi, rapat, dan komunikasi dalam kelompok kerja. Shaw

(1976) menyebutkan ada beberapa cara untuk mengidentifikasi suatu

komunikasi kelompok kecil, diantaranya adalah terikat satu sama

lain, berkomunikasi melalui tatap muka, berkomunikasi untuk

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

28

beberapa tujuan, dapat memperngaruhi satu dengan yang lain, dan

memperoleh beberapa kepuasan satu sam lain. Jika salah satu dari

komponen tersebut hilang, individu yang terlibat tidaklah

berkomunikasi dalam kelompok kecil (Muhammad, 2014:182).

Arni (2014), tujuan komunikasi kelompok kecil mungkin

dapat digunakan untuk menyelesaikan bermacam-macam tugas atau

untuk memecahkan suatu masalah.

b. Komunikasi Kelompok besar

Merupakan komunikasi yang proses berlangsungnya secara

linear, yang ditujukan kepada perasaan (afeksi). Informasi yang

disampaikan oleh komunkator dalam suasan komunikan kelompok

besar ditujukan kepada perasaan komunikan, contohnya kongres

dari sebuah organisasi (sifatnya formal).

Komunikasi kelompok besar pada umumnya bersifat

heterogen yakni berupa individu-individu yang beraneka macam

dalam usia, pekerjaan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, agama, dan

lain-lain.

2.5.2 Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya

Para ilmuwan sosiologi melahirkan banyak klasifikasi kelompok.

Adapun tiga definisi menurut para ahli, diantaranya :

1. Kelompok primer dan Sekunder

Charles H. Cooley pada tahun 1909 (dalam Rakhmat,

2005:142) menjelaskan bahwa kelompok primer merupakan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

29

suatu kelompok yang anggotanya memiliki hubungan yang akrab,

personal, dan menyentuh hati dalam kerja saa dan asosiasi.

Sedangkan kelompok sekunder memiliki pengertian sebaliknya.

Berdasarkan karakteristik komunikasinya dapat dibedakan

sebagai berikut :

a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam

dan meluas. Sedangkan sifat komunikasi kelompok

sekunder dangkal dan terbatas.

b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal,

sedangkan komunikasi pada kelompok sekunder bersifat

nonpersonal.

c. Komunikasi kelompok primer bersifat informal, sedangkan

kelompok sekunder cenderung formal

d. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan pada

aspek isi. Sedangkan isi dianggap tidak penting bagi

kelompok sekunder.

e. Komunikasi kelompok primer bersifat eksprsif, sedangkan

kelompok sekunder cenderung instrumental.

2. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan

Theodore Newcomb (1930) menjelaskan mengenai

pengertian dari kelompok keanggotaan (membership group)

adalah kelompok yang masing-masing anggotanya secara

administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu, dan

kelompok rujukan (reference group) yakni kelompok yang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

30

digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau

membentuk sikap.

3. Kelompok deskriptif dan kelompok prespektif

Kelompok deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok

dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Maherni

Fajar dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek edisi

pertama (2009 : 69), menjelaskan bahwa berdasarkan tujuan,

ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan

menjadi tiga. Pertama, kelompok tugas bertujuan untuk

memecahkan masalah misalnya merancang kampanye politik.

Kedua, kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang

menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Ketiga, kelompok

penyadar mempunyai tugas utama yakni menciptakan identitas

sosial politik yang baru.

Kelompok prespektif, mengacu pada langkah-langkah yang

harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan

kelompok.

2.6 Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan (noise) yang

terjadi didalam proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari

individu kepada individu yang lain. Adanya hambatan komunkasi dapat

menghalangi terciptanya komunikasi yang efektif. Adapun 7 jenis gangguan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

31

komunikasi menurut Hafied Cangara dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, sebagai berikut :

1. Gangguan Teknis

Gangguan ini bisa terjadi apabila alat yang digunakan saat

berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga yang disampaikan

melalui alat tersebut menjadi tidak sempurna misalnya gangguan pada

televisi atau radio, gangguan pada jaringan telepon sehingga terjadi suara

bising dan semacamnya.

2. Gangguan Semantik

Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang dikarenakan

kesalahan pada bahasa yang digunakan baik oleh komunikator atau

komunikan. Gangguan ini sering terjadi karena beberapa hal, yakni :

a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa

asing sehingga sulit untuk dipahami oleh orang-orang tertentu,

b. Bahasa yang digunakan komunikator berbeda dengan bahasa yang

digunakan oleh komunikan,

c. Struktur bahasa yang digunakan tidak teratur sehingga komunikan

menjadi bingung,

d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah presepsi terhadap

simbol-simbol bahasa yang digunakan.

3. Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis terjadi dikarenakan adanya gangguan yang

disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu misalnya rasa

curiga komunikan kepada komunikator, situasi berduka atau karena

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

32

gangguan kejiwaan sehingga dalam penyampaian dan penerimaan

informasi tidak utuh.

4. Gangguan Fisik

Merupakan gangguan yang disebabkan oleh kondisi geografis, misalnya

jarak yang jauh antar individu sehingga perlu waktu untuk bertemu, tidak

adanya sarana kantor pos, tidak adanya jalur transportasi dan

semacamnya. Gangguan fisik juga bisa diartikan karena adanya

gangguan organik yaitu tidak berfungsinya salah satu panca indera pada

komunikan

5. Gangguan Status

Gangguang status adalah gangguan yang disebabkan karena jarak sosial

diantara komunikator dan komunikan, misalnya perbedaan status antara

atasan dengan bawahan.

6. Gangguan Kerangka Berpikir

Gangguan keranngka berpikir yaitu gangguan yang disebabkan adanya

perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan.

7. Gangguan Budaya

Gangguan ini terjadi karena adanya perbedaan norma, kebiasaan, nilai-

nilai yang dianut. Biasanya di negara-negara berkembang masyarakatnya

cederung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki

kesamaan dengan dirinya seperti bahasa, agama, dan kebiasan lainnya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

33

2.7 Damar Kurung

Gambar 2.2 Damar Kurung

Foto oleh : Gunarta

Damar Kurung merupakan produk budaya dari Gresik, salah satu

tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang yang berupa karya seni berbentuk

lampion. ‘Damar’ dalam pengertian segi bahasa diartikan sebagai lilin atau

pelita, sedangkan ‘kurung’ diartikan sebagai kurung atau tutup. Maka dari itu,

Damar Kurung mempunyai arti sebagai pelita atau lilin yang dikurung.

Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “Damar

Kurung” memiliki arti mendamari atau menerangi. Sedangkan dalam Kamus

Bahasa Jawa Kuna oleh Zoetmulder mengatakan Damar Kurung berarti

lampu yang digantung. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pengertian

Damar Kurung yaitu kesenian yang berupa lampion dengan bentuk khas yang

penggunaanya dengan cara digantung.

Kesenian ini, memiliki karakteristik yang unik yaitu dibentuk dalam

bangun persegi yang memiliki empat sisi. Pada ujung bagian atas berbentuk

segitiga keatas, memiliki peyangga pada bagian bawah lampion, dan setiap

sisi bangun persegi empat tersebut dilapisi kertas dan rangkanya terbuat dari

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

34

bambu. Namun seiring berubahnya zaman, saat ini ada yang mengembangkan

yakni disetiap sisinya dilapisi dengan menggunakan kaca. Tiap sisi kerangka

Damar Kurung terdapat lukisan gambar dua dimensi yang memiliki sebuah

cerita. Menurut Ika Ismoerdijahwati (2009:114), untuk menceritakan kisah-

kisah yang ada didalam lukisan gambar Damar Kurung tersebut, khusus

gambar yang dianggap sakral atau mengandung unsur religi maka cara

memutarnya dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri. Sedangkan untuk gambar-

gambar yang dianggap profan atau kehidupan sehari-hari, maka cara

berceritanya dengan memutar lampion dari kanan ke kiri agar cerita yang

disampaikan bisa berjalan. Hal inilah yang membuat Damar Kurung menjadi

karya seni yang unik dari yang lain

Cerita yang ada didalam Damar Kurung tersebut, diantaranya

teerdapat lukisan gambar yang dianggap sakral yaitu mengenai aktivitas

masyarakat khususnya yang bernuansa religi pada Bulan Ramadhan; dimulai

dari persiapan puasa, makan sahur, berbuka puasa, tarawih, tadarus, suasana

lebaran, dan lain sebagainya. Selain nuansa religi, juga terdapat lukisan

gambar profan yaitu mengenai aktivitas masyarakat sehari-hari seperti pasar

dengan keramainnya, kesibukan di pesisir, dan lain-lain. Warna yang

digunakan dalam melukis gambar pun biasanya cenderung cerah dan

mencolok seperti warna pelangi agar menarik perhatian.

Menurut penelitian yang berjudul “Islam dalam Seni Damar Kurung

Menurut Ika Ismoerdijahwati dan Dwi Indrawati di Kabupaten Gresik” milik

Susi Setyorini (2014), konon Damar Kurung ini digunakan sebagai penghibur

bagi anak-anak yang sedang menunggu waktu sholat tarawih pada bulan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

35

Ramadhan datang, sembari memeriahkan suasana bulan Ramadan itu sendiri.

Selain itu, Damar Kurung juga digunakan sebagai tempat mengurung lampu

rumah mereka atau penerang menjelang sholat maghrib saat matahari

terbenam dan langit mulai terlihat gelap. Fungsinya sebagai lampu

penerangan, karena dulu saat masa kemerdekaan penerangan lampu listrik

belum sebanyak sekarang. Namun seiring berjalannya waktu, Damar Kurung

saat ini digunakan sebagai tradisi bagi masyarakat Islam dalam penyambutan

malam lailatul qodar saat Ramadhan, dengan cara menggantungkannya di

depan rumah mereka masing-masing. Selain itu, Damar Kurung sudah

digunakan sebagai penerang jalan raya nasional, taman kota, dan penghias

ruangan-ruangan instansi pemerintah.

Salah satu seniman wanita yang melukis serta berhasil

mempopulerkan tradisi Damar Kurung sejak jaman dahulu yang hingga saat

ini Damar Kurung telah ditetapkan sebagai ikon daerah tersebut, bernama

Sriwati Masmundari (alm) atau biasa dipanggil Mbah Masmundari, yang

merupakan warga Desa Tlogopojok Kabupaten Gresik. Pada awalnya

memang hanya Mbah Masmundari dan keturunanya yang membuat Damar

Kurung, tapi sejak Damar Kurung sering mengikuti berbagai festival, maka

pembuat lampion ini pun makin banyak bermunculan. Namun seiring

berjalannya waktu Damar Kurung kian meredup setelah sepeninggal beliau,

selain itu kondisi semakin memprihatinkan manakala Damar Kurung hanya

sekedar menjadi hiasan dan barang langka yang sulit dicari keberadaanya.

Meskipun demikian, masyarakat Kota Gresik tetap melakukan

berbagai upaya untuk memantik dan merajut antusiasme masyarakat guna

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

36

melestarikan ataupun mempertahankan seni tradisi Damar Kurung, dengan

cara mengadakan festival-festival bertemakan Damar Kurung yang sudah

dimulai sejak tahun 2012 silam hingga sekarang, kegiatan tersebut dipelopori

oleh Novan Effendy. Festival ini selalu diadakan setiap tahun, dengan

dinyalakannya ribuan Damar Kurung khas Gresik dalam beberapa hari, serta

memberikan edukasi kepada generasi muda. Kegiatan ini bertujuan untuk

mengembalikan fungsi dari Damar Kurung yang sesungguhnya.

2.8 Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan untuk membatasi ruang lingkup sebuah

penelitian agar tidak melebar pembahasannya dan lebih terfokus pada apa

yang dimaksud peneliti, yaitu mengenai jaringan komunikasi yang terbentuk

pada masyarakat Desa Tlogopojok Kabupaten Gresik dalam

mempertahankan seni tradisi Damar Kurung. Jaringan komunikasi tersebut

meliputi struktur jaringan komunikasi, klik, dan peranan masing-masing

aktor didalamnya.

Struktur jaringan komunikasi dalam penelitian ini digambarkan dalam

bentuk sosiogram. Sosiogram yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian

yang menunjukkan hubungan antar individu di Desa Tlogopojok, Kabupaten

Gresik dalam mempertahankan seni tradisi Damar Kurung. Selanjutnya klik

dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai anggota-anggota didalam struktur

jaringan komunikasi yang cenderung lebih sering berinteraksi jika

dibandingkan dengan anggota yang lain. Dan peranan aktor yang dimaksud

disini adalah peranan dari anggota yang terlibat dalam struktur jaringan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

37

komunikasi dalam mempertahankan seni tradiri Damar Kurung. Peranan-

peranan tersebut yakni meliputi siapa yang menjadi opinion leader, gate

keeper, bridge, cosmopolites, liaison, dan isolate dalam mempertahankan

seni tradisi Damar Kurung di desa Tlogopojok, Kabupaten Gresik. Selain itu

peneliti juga ingin mengetahui mengenai hal-hal apa saja yang menjadi

hambatan komunikasi dalam jaringan tersebut.

2.9 Penelitian Terdahulu

Belum banyak studi yang mengangkat tentang jaringan komunikasi

sesuai dengan konteks yang dipilih seperti dalam penelitian ini. Meskipun

demikian ditemukan beberapa penelitian terdahulu yang dirasa memiliki

persamaan dengan apa yang diteliti oleh peneliti yakni topik mengenai

jaringan komunikasi. Untuk menghindari adanya persamaan dengan

penelitian terdahulu, maka peneliti mengkaji beberapa penelitian terdahulu

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti

(Tahun)

Ageng Rara Cindoswari

(2016)

Nita Wahyuningtyas

(2019)

Judul

Analisis Struktur Jaringan

Komunikasi dalam Adaptasi

Ekonomi, Sosial, dan Budaya

pada Paguyuban Babul Akhirat di

Kota Batam

Jaringan Komunikasi Sosial dalam

Melestarikan Tradisi Bersih Desa

(Studi pada masyarakat Dusun

Sumber Mlaten, Kelurahan Kalirejo,

Kecamatan Lawang, Kabupaten

Malang).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

38

Tujuan

Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui struktur

jaringan komunikasi dan peran-

peran individu didalam jaringan

komunikasi paguyuban babul

akhirat dalam adaptasi ekonomi,

sosial, dan budaya, serta untuk

mendeskripsikan sentralitas

jaringan komunikasi pada

paguyuban babul akhirat dalam

adaptasi ekonomi, sosial, dan

budaya.

4.

Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan struktur jaringan

komunikasi sosial yang ada di

masyarakat Dusun Sumber Mlaten

dalam melestarikan tradisi bersih

desa, dan juga untuk

mendeskripsikan siapa saja yang

berperan apa pada jaringan

komunikasi tersebut.

Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan

paradigma kuantitatif yang

bersifat deskriptif.

Deskriptif – kualitatif

Hasil

Penelitian

Penelitian ini menyimpulkan

bahwa jaringan komunikasi

ekonomi dan sosial memiliki

struktur radial network

sedangkan jaringan komunikasi

budaya memiliki struktur

interlocking network.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan

bahwa struktur jaringan komunikasi

dalam melestarikan tradisi bersih desa

bermodel struktur jaringan personel

memusat (interlocking personal

network). Anggota yang terlibat

dalam jaringan komunikasi memusat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Komunikasi 2.1.1

39

Peran individu pada jaringan

komunikasi didalamnya meliputi

Opinion Leader, Cosmopolite,

dan Bridge.

terdiri dari anggota yang homofili,

yaitu memiliki derajat kesamaan.

Terdapat satu Opinion Leader, tiga

Bridge, satu Comopolite, satu

Isolate, dan satu Gate Keepers.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ageng Rara Cindoswari (2016) sebelumnya terletak pada metode penelitian

yang digunakan, yakni pada penelitian sebelumnya menggunakan deskritif-

kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan tipe penelitian deskriptif.

Pada penelitian kedua yang dilakukan oleh Nita Wahyuningtyas

(2019) memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti pada tujuan penelitian yaitu untuk menjelaskan mengenai struktur

jaringan komunikasi. Perbedaanya terletak pada subjek penelitian yang

diambil.

Dari kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan pada teori yang

digunakan yaitu Analisis Jaringan Komunikasi. Selain itu kesamaan juga

terletak pada teknik analisis data menggunakan sosiometri yang nantinya

dapat disajikan dalam bentuk sosiogram, dimana sosiogram tersebut akan

menjadi data dalam penelitian ini untuk mejelaskan mengenai struktur

jaringan komunikasi. Kemudian untuk perbedaanya masing-masing terletak

pada subjek penelitian