bab ii tinjauan pustaka 2.1 ilmu kimia dan kegiatan · pdf filebab ii tinjauan pustaka ......
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian atau kajian pustaka yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, diantara adalah ilmu kimia dan kegiatan praktikum,
pengertian alat peraga, tinjauan terhadap pengembangan alat peraga praktikum
kimia skala kecil, dan alat yang dijadikan model penelitian, serta tinjauan
komponen dan praktikum dalam KTSP Kimia SMA/MA.
2.1 Ilmu Kimia dan Kegiatan Praktikum
Ilmu kimia pada dasarnya adalah bersifat percobaan. Belajar bermakna akan
terjadi jika siswa mampu mengaitkan konsep yang bersifat logika abstrak dengan
pengalaman nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam skala
laboratorium.2
Konsep-konsep yang abstrak hanya dapat dipahami oleh siswa dengan baik jika
siswa sudah mencapai tingkat intelektual berpikir formal. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pencapaian tingkat intelektual berpikir formal adalah
bertambahnya pengalaman alamiah yang dihasilkan dari interaksi individu dengan
sesamanya atau dengan pengetahuan yang baru. Pelaksanaan praktikum atau
eksperimen yang benar yakni bertujuan menemukan konsep, dan melibatkan
siswa secara aktif akan mampu mengurangi tingkat keabstrakan konsep dan
kemungkinan terjadinya salah konsep.2 Melalui kegiatan praktikum siswa akan
mendapatkan konsep yang dipelajari melalui pengalaman langsung, mengamati,
menafsirkan, meramalkan serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama
kegiatan praktikum berlangsung.5
7
Tujuan praktikum diantaranya meliputi beberapa keluaran, yaitu : pemahaman
konsep, pemahaman isi, keterampilan penalaran saintifik, kognisi yang lebih
tinggi, keterampilan laboratorium, sikap terhadap sains, pemahaman sifat kerja
sains. 5
a. Pemahaman konsep
Melalui kegiatan praktikum diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep
kimia yang telah dipelajari. Apabila konsepnya dikuasai dengan baik, maka
tidak diragukan lagi pemahaman lebih lanjut tentang kimia, termasuk yang
aplikatif, akan jauh lebih mudah dan bermanfaat.
b. Pemahaman isi
Kegiatan praktikum diharapkan menimbulkan bahan diskusi dan membuahkan
pengetahuan baru atau pemahaman konsep yang lebih baik dari sebelumnya.
Disamping itu, seringkali terjadi selama melakukan percobaan di laboratorium
ditemukan beberapa hal baru yang tidak terduga.
c. Keterampilan penalaran saintifik
Melalui praktikum diharapkan dapat mengasah kemampuan praktikan untuk
mencari tahu sebab akibat dari suatu fenomena yang terjadi selama mereka
praktikum, dan kemampuan ini diharapkan akan terus bisa dimiliki oleh
praktikan untuk menjawab fenomena-fenomena baru yang mereka temukan di
masa mendatang dalam kehidupannya.
d. Kognisi yang lebih tinggi
Melalui praktikum diharapkan praktikan mampu secara bertahap memahami
fenomena kimia yang terjadi. Kemudian praktikan harus memberikan
pembahasan mengenai fenomena tersebut secara sistematis dari mulai
fenomena mendasar hingga yang lebih kompleks
e. Keterampilan laboratorium
Melalui praktikum diharapkan praktikan mendapat keterampilan laboratorium
yang baik dalam melakukan praktikum di laboratorium.
8
f. Sikap terhadap sains
Dengan praktikum diharapkan sikap terhadap sains, khususnya kimia, dapat
lebih baik dan mendapat apresiasi yang baik dari publik pada umumnya.
g. Pemahaman sifat kerja sains
Semua metode saintifik yang dilakukan dalam melakukan suatu percobaan
diterapkan secara terintegrasi dalam praktikum. Dengan demikian diharapkan
para praktikan terbiasa menggunakan metode saintifik ini dalam memecahkan
berbagai permasalahan di sekitarnya, bukan hanya kimia, melainkan
pengetahuan secara lebih luas lagi.
Dalam setiap pelaksanaan praktikum, tentu saja pada kenyataannya tidak semua
aspek keluaran di atas bisa dicapai, tetapi paling tidak, ada satu atau beberapa
tujuan tersebut yang bisa diwujudkan.
2.2 Pengertian Alat Peraga
Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat-alat yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut
digunakan untuk pembelajaran kimia, benda atau alat itu disebut sebagai alat
peraga kimia.8
Regional Education Centre of Science and Mathematic (RECSAM),
mengelompokkan alat peraga sebagai berikut : 9
a. Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep. Contoh alat praktek IPA: termometer.
Termometer dapat digunakan untuk menanamkan konsep suhu dan kalor. Alat
praktik IPA digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum dan eksperimen.
b. Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan
memahami suatu konsep secara tidak langsung. Termasuk ke dalam kelompok
ini antara lain: model, karta, dan poster.
c. Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya
percobaan/eksperimen atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Contoh alat
yang termasuk kelompok ini adalah pembakar spiritus, papan flanel, OHP, dan
sebagainya.
9
Berdasarkan pengelompokan alat peraga dari RECSAM, maka alat peraga yang
dibuat pada penelitian ini dikelompokkan sebagai alat praktik, karena alat yang
dibuat digunakan untuk melakukan praktikum kimia skala kecil.
2.3 Tinjauan terhadap Pengembangan Alat Peraga Praktikum Kimia Skala
Kecil
Kegiatan praktikum kimia di sekolah selama ini dilakukan di laboratorium dengan
peralatan kimia standar pabrik (tradisional) dan memakai bahan kimia yang
banyak. Sebagai konsekuensinya diperlukan biaya yang cukup besar untuk
kegiatan praktikum tersebut. Kegiatan praktikum sesungguhnya tidak selalu harus
berlangsung di laboratorium dan menggunakan alat yang mahal dan canggih.
Eksperimen dapat dilakukan di mana saja dengan bahan yang biasa dikenal oleh
siswa sehari-hari dan alat-alat yang murah. Sebagai contoh, penggunaan pelat
mikro plastik sebagai salah satu kit yang dijadikan sebagai alternatif penggunaan
gelas-gelas kimia berukuran besar yang mudah pecah, gelas ukur dapat digantikan
fungsinya dengan bejana plastik yang dikalibrasi sendiri volumenya.10 Demikian
pula untuk demonstrasi sel Galvani seperti yang dilakukan oleh Lise Kvittengen et
al, adalah mempergunakan tabung suntik.11 Sementara pada penentuan potensial
sel dapat dilakukan dengan menggunakan pipet plastik yang dipasang elektroda
dan jembatan garam.12
Di Indonesia, alat peraga yang khusus dibuat produsen untuk praktikum skala
kecil masih sukar ditemukan. Pada umumnya alat peraga praktikum kimia yang
diproduksi di Indonesia masih berupa peralatan standar. Sebagai contoh adalah kit
praktikum kimia yang diproduksi oleh Pudak Scientific masih menggunakan alat
standar dan menggunakan banyak bahan kimia, seperti pada Gambar 2.1
.
10
Gambar 2-1. Alat Peraga Kimia dari Pudak Scientific13
Sedangkan di luar negeri alat peraga praktikum kimia skala kecil sudah banyak di
produksi. Sebagai contoh alat elektrolisis dari Boreal North West, kit praktikum
kimia dari MRI Florida Division, microscale chemistry dari The Royal Society of
Chemistry, microscale chemistry dari micrecol, dan produk dari Sueward High
School Nebraska. Gambar 2.2 menunjukkan contoh alat peraga untuk praktikum
kimia skala kecil dari micrecol.
Gambar 2-2. Alat Peraga Praktikum Kimia Skala Kecil dari Micrecol14
Di pasaran, telah mulai ada buku praktikum atau demonstrasi kimia, seperti buku
Permainan Kimia. Namun masih menggunakan bahan-bahan kimia yang sukar
didapat, sehingga guru mengalami kesulitan melaksanakannya. Disamping itu
11
materi demonstrasi yang disajikan tidak mengacu kepada materi pada kelas
tertentu di SMA/MA. Demikian juga buku Petunjuk Praktikum Kimia dari
Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama masih menggunakan
peralatan standar. Sedangkan buku praktikum kimia skala kecil sejauh
pengetahuan penulis belum ditemukan di Indonesia. Gambar 2.3 memperlihatkan
salah satu buku demostrasi kimia yang berjudul Permainan Kimia.
Gambar 2-3. Buku Permainan Kimia13
2.4 Alat yang Dijadikan Model Penelitian
Melakukan praktikum kimia di sekolah bukanlah kegiatan yang mudah untuk
dilakukan. Untuk mempersiapkan alat dan bahan diperlukan waktu yang cukup
lama. Sedangkan waktu yang tersedia untuk kegiatan praktikum sangat singkat.
Keadaan ini diperparah lagi dengan jumlah siswa yang banyak sedangkan
peralatan praktikum tidak mencukupi. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya
pelaksanaan praktikum.
Dalam mempersiapkan bahan kimia, misalnya larutan yang dibuat dari zat padat
yang dilarutkan dalam pelarut, guru cukup direpotkan dengan proses pengadukan
atau pemanasan. Guru melakukan pengadukan/pemanasan secara manual tanpa
menggunakan alat otomatis seperti pengaduk magnetik. Hal ini tentu saja
mengakibatkan penggunaan waktu tidak efisien dan praktikum/demonstrasi yang
12
memerlukan pengadukan otomatis juga tidak bisa dilakukan. Sedangkan untuk
membeli alat pengaduk magnetik seperti pada Gambar 2.4 harganya cukup mahal,
selain itu alat ini sulit ditemukan di daerah.
Gambar 2-4. Pengaduk magnetik standar15
Untuk melakukan praktikum reaksi kimia yang menghasilkan gas diperlukan alat
generator gas. Dalam merangkai alat generator gas seperti pada Gambar 2.5 cukup
sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama . Disamping pada umumnya alat
seperti ini tidak dimiliki sekolah.
Gambar 2-5. Generator Gas16
13
Demikian pula untuk praktikum elektrokimia dan pengujian larutan elektrolit dan
non elektrolit diperlukan peralatan khusus yang terpisah-pisah, sehingga dianggap
tidak praktis. Gambar 2.6 memperlihatkan alat peraga untuk mengukur potensial
sel.
Gambar 2-6. Alat peraga pengukuran potensial sel17
Gambar 2.7 memperlihatkan alat peraga untuk melakukan proses elektrolisis.
Gambar 2-7. Alat peraga elektrolisis18
14
Gambar 2.8 memperlihatkan alat peraga untuk mengetahui larutan elektrolit dan
non elektrolit.
Gambar 2-8. Alat peraga untuk mengetahui larutan elektrolit dan non elektrolit19
Dengan ketidakpraktisan alat praktikum selama ini, maka bisa dipahami kalau
guru kimia tidak melakukan praktikum. Sedangkan dari Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), guru dituntut untuk melakukan kegiatan praktikum
tersebut.20
Oleh karena, itu perlu dicari alternatif untuk membuat alat peraga kimia yang bisa
digunakan secara lebih praktis, mudah, murah, dan menggunakan sedikit bahan
kimia, yang salah satunya adalah alat peraga praktikum kimia skala kecil yang
dibuat pada penelitian ini.
2.5 Tinjauan Komponen dan Praktikum dalam KTSP Kimia SMA/MA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA
15
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.20
Dalam pendidikan IPA dikenal istilah proses IPA. Hubungan antara produk IPA
dengan proses IPA adalah satu kesatuan karena jika kita hanya mengajarkan
produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, atau teori pada siswa tanpa
mengajarkan proses IPA maka yang diajarkan bukan IPA. Dengan demikian,
dalam pengajaran IPA penekanannya jangan terlalu berlebihan pada konsep tanpa
mempertimbangkan pada proses atau sebaliknya. Kegiatan pengamatan dan
percobaan IPA melalui pendekatan eksperimen diharapkan dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan yang muncul dari
pengalaman siswa, mengembangkan konsep dasar, belajar dan mempraktekkan
keterampilan dan memanipulasi, meningkatkan rasa ingin tahu melalui observasi
dan percobaan, mengembangkan keterampilan bahasa dan berkomunikasi,
merangsang minat dan kreativitas serta memperoleh rasa percaya diri dalam
mengendalikan situasi baru.
Kegiatan pembelajaran IPA yang dilaksanakan dengan aktif, tidak ceramah atau
verbalistik, serta tidak terlalu berorientasi pada penghafalan istilah atau konsep-
konsep IPA secara kaku diharapkan akan lebih menyenangkan dan dapat
meningkatkan keterampilan proses IPA siswa. Dengan demikian siswa bukan
hanya sekedar menghafal, tetapi juga berpikir sebab akibat dan cara
menyelesaikannya. Siswa perlu diberikan kesempatan luas untuk menggunakan
dan mengembangkan keterampilan visual dan alat indera sehingga siswa dapat
mengumpulkan informasi dengan cara yang sesuai dengan gaya pengetahuan
masing-masing.21
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek
ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang
pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori. Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan
16
sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran
kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran.
Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia
sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab
itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Salah satu tujuan pelajaran kimia SMA/MA adalah memperoleh pengalaman
dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana
peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan
melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data,
serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.20
Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa kegiatan praktikum di SMA/MA
adalah kegiatan yang sangat penting dan harus dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan pelajaran kimia.