bab ii tinjauan pustaka 2.1 hematologi rutin ii gr rev...produksi trombosit berada dibawah kontrol...

33
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson : 2005). Spesimen darah sering digunakan untuk pemriksaan hematologi rutin. Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel-sel darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, RDW, leukosit, hitung jenis dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011). Pada pemeriksaan hematologi rutin (darah lengkap) selalu menggunakan sampel darah segar. Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk pemeriksaan darah lengkap karena secara fisik dan biologi identik dengan material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007). 2.2 Hitung Jenis Trombosit Pemeriksaan darah hematologi lengkap (biasanya dirujuk sebagai hitung darah lengkap), mencakup indeks sel darah merah, hitung leukosit dan jenis hitung trombosit, pemeriksaan apus darah, dan Laju Endap Darah (LED) (Niki Diagnostic center, 2013). Hasil normal lengkap pada pemeriksaan darah lengkap dan profil biokimia, menunjukkan tampaknya tidak ada penyakit infeksi atau peradangan. Adanya penyakit keganasan yang samar-samar, yang menyebabkan

Upload: tranngoc

Post on 29-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hematologi Rutin

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan kolid cair yang

mengandung elektrolit dan merupakan suatu medium pertukaran antar sel yang

terfikasi dalam tubuh dan lingkaran luar (Silvia A. Price & Lorraine M. Wilson :

2005). Spesimen darah sering digunakan untuk pemriksaan hematologi rutin.

Hematologi rutin adalah pemeriksaan rutin dan lengkap yang mencakup sel-sel

darah dan bagian-bagian lain dari darah, yang meliputi pemeriksaan haemoglobin,

jumlah eritrosit, hematokrit, MCV, MCH, MCHC, RDW, leukosit, hitung jenis

dan trombosit (Niki Diagnostic Center, 2011). Pada pemeriksaan hematologi rutin

(darah lengkap) selalu menggunakan sampel darah segar.

Darah segar ( fresh whole blood ) merupakan kontrol yang ideal untuk

pemeriksaan darah lengkap karena secara fisik dan biologi identik dengan

material yang akan diperiksa (Van Dun, 2007).

2.2 Hitung Jenis Trombosit

Pemeriksaan darah hematologi lengkap (biasanya dirujuk sebagai hitung darah

lengkap), mencakup indeks sel darah merah, hitung leukosit dan jenis hitung

trombosit, pemeriksaan apus darah, dan Laju Endap Darah (LED) (Niki

Diagnostic center, 2013). Hasil normal lengkap pada pemeriksaan darah lengkap

dan profil biokimia, menunjukkan tampaknya tidak ada penyakit infeksi atau

peradangan. Adanya penyakit keganasan yang samar-samar, yang menyebabkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

9

gejala sistemik, hampir selalu menghasilkan perubahan hematologi reaktif. Salah

satu parameter dari pemeriksaan hematologi rutin adalah hitung jenis trombosit.

2.2.1 Pengertian Trombosit

Trombosit adalah elemen terkecil dalam pembuluh darah. Trombosit diaktivasi

setelah kontak dengan permukaan dinding endotelia. Trombosit terbentuk dalam

sumsum tulang. Masa hidup trombosit sekitar 7,5 hari. Sebesar 2/3 dari seluruh

trombosit terdapat disirkulasi dan 1/3 nya terdapat di limfa. Produksi trombosit

mengikuti pembentukan mikrovesikulus dalam sitoplasma sel yang bersatu

(koalesensi) membentuk membrane batas pemisah (demarkasi) trombosit.

Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai

trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar 250 x 109/L (batas 150-

400 x 109/L). (KEMENKES, 2011).

Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2-4 µm, yang terdapat dalam

sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi cepat dan mudah,

jumlahnya selalu berubah antara 150.000 dan 450.000 per mm kubik darah,

tergantung jumlah yang dihasilkan, bagaimana digunakan, dan kecepatan

kerusakan. Dibentuk oleh fragmentasi sel raksasa sumsum tulang, yang disebut

megakariosit. Produksi trombosit diatur oleh trombopoetin (Brunner & Suddarth,

2002).

Secara ultrastruktur trombosit dapat dibagi atas zona perifer, zona sol gel dan zona

organella. Zona perifer terdiri atas glikokalik, suatu membran ekstra yang terletak di

bagian paling luar; di dalamnya terdapat membran plasma dan lebih dalam lagi

terdapat sistem kanal terbuka. Zona sol gel terdiri atas mikrotubulus, mikrofilamen,

sistem tubulus padat (berisi nukleotida adenin dan kalsium). Selain itu juga terdapat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

10

trombostenin, suatu protein penting untuk fungsi kontraktil. Zona organella terdiri

atas granula padat, mitokondria, granula α dan organella (lisosom dan retikulum

endoplasmik). Granula padat berisi dan melepaskan nukleotida adenin, serotonin,

katekolamin dan faktor trombosit. Sedangkan granula α berisi dan melepaskan

fibrinogen, PDGF (Platelet-Derived Growth Factor), enzim lisosom.

2.2.2 Fungsi Trombosit

Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila terjadi cedera

vaskuler, trombosit mengumpul pada tempat cedera tersebut. Fungsi utama

trombosit adalah pembentuk sumbatan mekanis selama respon haemostati normal

terhadap luka vascular. Darah yang sudah tersimpan lebih dari 24 jam tidak lagi

mengandung trombosit yang masih berfungsi atau faktor koagulan V dan VIII

dalam jumlah. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui

pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi

serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya. (Brunner &

Suddarth, 2002). Setelah terjadi adhesi trombosit, selanjutnya akan dilepas ADP.

Proses ini bersifat reversibel, yang terlihat sebagai gelombang pertama pada tes

agregasi trombosit. Bila konsentrasi ADP makin meningkat, terjadilah agregasi

trombosit. Selain ADP, juga dilepas serotonin, yang menyebabkan vasokonstriksi,

sehingga memberi kesempatan untuk menyiapkan pembentukan sumbat

hemostatik primer, yang terdiri atas trombosit dan fibrin. Pada kondisi dimana

kadar ADP mencapai titik kritis, terjadilah pengaktifan membran fosfolipid (PF3),

yang bersifat ireversibel dan tampak sebagai gelombang kedua dalam grafik tes

agregasi trombosit. Membran fosfolipid ini memfasilitasi pembentukan kompleks

protein koagulasi yang terjadi secara berurutan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

11

Gambar 2.1 Gambar 2.1. Fungsi Trombosit

AMP siklik merupakan modulator kunci fungsi trombosit. Peranan dari senyawa

ini adalah menggabungkan protein yang tergantung AMP siklik, untuk

membentuk aktivitas kinase. Kinase sendiri berfungsi untuk fosforilasi protein

reseptor, yang akhirnya mengikat kalsium. Apabila kalsium dalam sel trombosit

terikat, trombosit bersifat hipoagregrasi. Epinefrin, trombin, kolagen dan

serotonin menghambat enzim adenilat siklase, yang bertanggungjawab untuk

konversi ATP menjadi AMP siklik. Hambatan ini mengakibatkan penurunan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

12

konsentrasi kinase, penurunan fosforilase protein reseptor, peningkatan ion

kalsium, yang akhirnya berakibat hiperagregrasi trombosit.

Enzim yang bertanggung jawab mengubah AMP siklik menjadi bentuk inaktif

adalah fosfodiesterase. Enzim ini dapat dihambat oleh obat antitrombosit

dipiridamol sehingga AMP siklik, kinase dan protein reseptor yang telah

mengalami fosforilase meningkat dan akibatnya kalsium dalam trombosit akan

terikat sehingga trombosit menjadi hipoaktif

Gambar 2.2. Reaksi biokimiawi dalam sel trombosit

Pemajanan kolagen atau kerja trombin menyebabkan sekresi isi granula trombosit,

yang meliputi ADP, serotonin, fibrinogen, enzim lisosom, β-tromboglobulin, dan

faktor penetral heparin (faktor trombosit 4). Kolagen dan trombin mengaktifkan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

13

sintesis prostaglandin trombosit. Terjadi pelepasan diasilgliserol (yang

mengaktifkan fosforilasi protein melalui protein kinase C) dan inositol trifosfat

(yang menyebabkan pelepasan ion kalsium intrasel) dari membran, yang

menyebabkan pembentukan suatu senyawa yang labil yaitu tromboksan A2, yang

menurunkan kadar adenosin monofosfat siklik (cAMP) dalam trombosit serta

mencetuskan reaksi pelepasan. Tromboksan A2 tidak hanya memperkuat agregasi

trombosit, tetapi juga mempunyai aktivitas vasokonstriksi yang kuat. Reaksi

pelepasan dihambat oleh zat-zat yang meningkatkan kadar cAMP trombosit. Salah

satu zat yang berfungsi demikian adalah prostasiklin (PGI2) yang disintesis oleh

sel endotel vaskular. Prostasiklin merupakan inhibitor agregasi trombosit yang

kuat dan mencegah deposisi trombosit pada endotel vaskular normal.

ADP dan tromboksan A2 yang dilepaskan menyebabkan makin banyak trombosit

yang beragregasi pada tempat cedera vaskular. ADP menyebabkan trombosit

membengkak dan mendorong membran trombosit pada trombosit yang berdekatan

untuk melekat satu sama lain. Bersamaan dengan itu, terjadi reaksi pelepasan

lebih lanjut yang melepaskan lebih banyak ADP dan tromboksan A2 yang

menyebabkan agregasi trombosit sekunder. Proses umpan balik positif ini

menyebabkan terbentuknya massa trombosit yang cukup besar untuk menyumbat

daerah kerusakan endotel.

Setelah agregasi trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membran yang

terpajan (faktor trombosit, platelet faktor 3) tersedia untuk dua jenis reaksi dalam

kaskade koagulasi, yang bergantung pada ion kalsium. Reaksi pertama (tenase)

melibatkan faktor IXa, VIIIa, dan X dalam pembentukan faktor Xa. Reaksi kedua

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

14

(protrombinase) menghasilkan pembentukan trombin dari interaksi faktor Xa, Va,

dan protrombin (II). Permukaan fosfolipid membentuk cetakan yang ideal untuk

konsentrasi dan orientasi protein-protein tersebut yang penting. Konsentrasi ADP

yang tinggi, enzim yang dilepaskan selama reaksi pelepasan, dan protein

kontraktil trombosit menyebabkan fusi yang irreversibel pada trombosit-trombosit

yang beragregasi pada lokasi cedera. vaskular. Trombin juga mendorong

terjadinya fusi trombosit, dan pembentukan fibrin memperkuat stabilitas sumbat

trombosit yang terbentuk. Platelet Derived Growth Factor (PDGF) yang

ditemukan dalam granula spesifik merangsang sel-sel otot polos vaskular untuk

memperbanyak diri, dan ini dapat mempercepat penyembuhan vaskular setelah

cedera.

Plak aterotrombotik yang terjadi pada pembuluh darah dapat lisis akibat

mekanisme fibrinotik pada dinding arteri dan darah yang menyebabkan

terbentuknya emboli, yang akan menyumbat arteri yang lebih kecil, distal dari

pembuluh darah tersebut. Trombus dalam pembuluh darah juga dapat timbul

akibat kerusakan endotel, sehingga plak menjadi tidak stabil dan membetuk

emboli. Emboli tersebut mengandung endapan kolesterol, agregasi trombosit dan

fibrin. Emboli akan lisis, pecah atau tetap utuh dan menyumbat pembuluh darah

sebelah distal, tergantung pada ukuran, komposisi, konsistensi dan umur plak

tersebut, dan juga tergantung pada pola dan kecepatan aliran darah. Sumbatan

pembuluh darah tersebut bila timbul di pembuluh darah otak akan menyebabkan

stroke iskemik, dan bila timbul di jantung dapat menimbulkan sindroma koroner

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

15

akut, sedangkan bila timbul di daerah ekstermitas menimbulkan penyakit arteri

perifer.

2.2.3 Peran Trombosit pada perdarahan

Mekanisme yang menghentikan perdarahan terdiri atas tiga fase. Pada fase

pertama, fase vaskuler, pembuluh yang cedera segera berkonstitusi. Spasme

pembuluh darah ini sudah mencukupi pada perdarahan kapiler. Pada fase kedua,

atau fase trombosit, trombosit akan teragregasi disekitar tempat perdarahan. Sel

kecil ini dengan cepat tertarik ke endothelium yang cedera dan membentuk

sumbatan longgar. Sumbatan trombosit efektif menghentikan perdarahan dari

pembuluh darah kecil seperti venula, dan merupakan perlindungan sementara

pada cedera yang lebih besar. Fase ketiga atau fase koagulasi, dimulai melalui

jarak intrinsic maupun ekstrinsik. Reaksi berantai akan terjadi dimana protein

darah secara berurutan teraktivasi sampai faktor Xa terbentuk. Pada titik ini,

faktor Xa akan berinteraksi dengan faktor V, kalsim, dan substansi trombosit

untuk merubah protrombin menjadi thrombin.

Benang-benang fibrin akan terbentuk disela-sela sumbatan trombosit. Bekuan

fibrin kemudian distabilisasi lebih lanjut oleh pembentukkan ikatan antara

molekul-molekul, yang dikatalisasi oleh protein plasma lainnya, faktor VIII.

Kemudian pembuluh yang rusak akan tertambal dan aliran darah didaerah itu akan

melambat. Pada akhirnya sebagian besar bekuan fibrin akan mengalami lisis atau

dilarutkan oleh system protein plasma lain (sistemplasmin), yang mengakibatkan

fibrinolisis.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

16

2.2.4 Kelainan Fungsi Trombosit

Kelainan perdarahan dapat disebabkan oleh kekurangan trombosit ataupun faktor

pembekuan dalam sirkulasi darah. Fungsi trombosit dalam plasma darah dapat

terganggu akibat insufisiensi sumsum tulang, kerusakan limfa meningkat, atau

abnormalitas trombosit beredar (Brunner & Suddarth, 2002).

Kelainan fungsi trombosit dicurigai pada pasien yang memperlihatkan perdarahan

kulit dan mukosa serta pada orang dimana waktu perdarahan memanjang

walaupun hitung trombosit normal. Kelainan ini bisa oleh karena herediter atau

akuisita. Kelainan herediter jarang dapat menghasilkan cacat pada setiap fase

berbeda reaksi trombosit yang menyebabkan pembentukkan sumbat trombosit.

Kelainan herediter seperti: penyakit Pool simpanan trombosit, trombastenia

(penyakit Glanzmann), syndrome Bernard-Soulier, dan penyakit Von Willebrand.

Sedangkan untuk kelainan akuisita pada terapi aspirin, terapi sulfinpirazon,

hiperglobulinemia yang bersamaan dengan myeloma multiple atau penyakit

Weldenstorm, uremea pada penyakit hati dan kelainan mieloproliferatif. Pada

klien dengan tidak ada riwayat obat, jumlah megakariosit sumsum normal atau

berlebihan dan tak ada abnormalitas sumsum lainnya, ITP merupakan diagnosis

biasanya.

Ada beberapa faktor pengganggu dari hitung jenis trombosit, diantaranya yaitu :

jumlah trombosit umumnya meningkat pada dataran tinggi, setelah olahraga,

trauma atau dalam keadaan senang dan dalam musim dingin. Nilai trombosit

umumnya menurun sebelum menstruasi dan selama kehamilan. Yang harus

diwaspadai pada pemeriksaan Trombosit yaitu : pada 50% pasien yang mengalami

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

17

peningkatan trombosit ditemukan keganasan, pada pasien yang mengalami

peningkatan jumlah trombosit yang ekstrim (>100x103/mm3) akibat gangguan

myeloproliferatif, lakukan penilaian penyebab abnormalnya fungsi trombosit.

Nilai kritis trombosit, penurunan trombosit hingga < 20 x 103/mm3 terkait dengan

kecendrungan pendarahan spontan, perpanjangan waktu perdarahan, peteki dan

ekimosis. Dalam kesehatanan penurunan jumlah trombosit dikenal dengan

trombositopenia.

Trombositopenia didefinisikan sebagai kondisi terjadinya penurunan jumlah

trombosit dari rentang normal populasi sehat. Umumnya rentang trombosit normal

adalah sekitar 150.000-400.000/µL. Kriteria penggolongan berat ringannya

trombositopenia telah dikembangkan oleh National Cancer Institute (NCI).

Kriteria ini menggolongkan berat ringannya trombositopenia sebagai derajat satu

jika jumlah trombosit sekitar 75.000-150.000/µL, derajat dua jika jumlah

trombosit sekitar 50.000- <75.000/µL, derajat tiga jika jumlah trombosit sekitar

25.000- <50.000/µL, dan derajat empat jika jumlah trombosit < 25.000/µL

(Sysmex, 2013). Sedangkan jumlah trombosit > 50 x 103/mm3 tidak secara umum

terkait dengan perdarahan spontan.

Ketika ditemukan hasil trombositopenia pada pemeriksaan darah subyek tanpa

tanda dan gejala trombositopenia, maka sangat diperlukan pengetahuan seorang

pemeriksa dalam menentukan apakah subyek tersebut benar-benar menderita

trombositopenia atau hanya suatu kasus trombositopenia palsu

(pseudothrombocytopenia). Kasus trombositopenia palsu dipemeriksaan

laboratorium umumnya disebabkan karena trombosit yang diperiksa menggumpal

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

18

karena terpapar antikoagulan EDTA. Oleh sebab itu perlu dikonfirmasi dengan

pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan jika telah dipastikan maka perlu

pengambilan sampel darah kedua untuk pengulangan pemeriksaan namun dengan

antikoagulan sitrat. Mekanisme terjadinya trombositopenia umumnya bisa

disebabkan karena gangguan produksi trombosit di sumsum tulang ataupun bisa

juga disebabkan karena pemakaian trombosit yang berlebihan karena berbagai

sebab (Sysmex, 2013).

Pasien dengan trombositopenia, jika hasil trombosit menurun sampai dibawah

20.000/mm3 maka gejala klinis yang akan muncul seperti : petekia, perdarahan

hidung dan pendarahan setelah pembedahan atau pencabutan gigi. Jika trombosit

kurang dari 5000/ mm3, dapat terjadi perdarahan system saraf pusat dan

gastrointestinal yang fatal (Brunner & Suddarth, 2002).

Sedangkan pada pasien dengan peningkatan jumlah trombosit dari nilai normal

atau dikenal dengan istilah trombositosis, memiliki gejala klinis seperti : anemi

ringan, lekositosis, perdarahan (epistaksis, easy bruising, petekie, spenonegali

ringan pada 40% penderita, splenonegali moderate pada 20-50% penderita,

hepatomegali, limfadenopati, ulkus peptikum,varises gaster dan esofagus, Gout

(Brunner & Suddarth, 2002).

Trombopoietin, suatu ligan reseptor faktorpertumbuhan megakariosit (c-mpl

/murine myeloproliferative leukemia virus), saat ini dikenal sebagai regulator

humoral utama produksi megakariosit dan trombosit. Trombopoietin

mempengaruhi pertumbuhan megakariosit mulai dari sel induk sampai produksi

trombosit. Sitokin-sitokin lain (interlekin 1, interlekin 6, interlekin 11) juga

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

19

mempengaruhi produksi trombosit pada berbagai tingkat, kemungkinan bekerja

sinergi dengan trombopoietin.Trombosit matur berperan penting dalam regulasi

kadar trombopoietin plasma. Trombosit mempunyai reseptor terhadap

trombopoietin (c-mpl) dan memobilisasi trombopoietin dari plasma. Pada keadaan

trombositopeni, terjadi peningkatan kadar trombopoietin plasma karena

berkurangnya pengikatan trombopoietin oleh trombosit. Peningkatan kadar

trombopoietin plasma ini akan merangsang megakariopoiesis. Sebaliknya pada

keadaan tombositosis, deplesi plasma trombopoietin akan menurunkan

megakariopoiesis. Mekanisme regulasi ini mengatur produksi trombosit.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Laboratorium

Ada dua faktor yang mempengaruhi proses pemeriksaan laboratorium. Faktor-

faktor tersebut yaitu : variasi analitik dan non analitik. Yang termasuk dalam

variasi analitik adalah peralatan, metode, bahan pemeriksaan dan reagen. Yang

termasuk variasi non analitik terbagi menjadi tiga : preanalitik, analitik dan pasca

analitik.

Preanalitik merupakan tahap awal yang sangat menentukan kualitas sampel yang

didapat, kemudian akan sangat mempengaruhi proses berikutnya yaitu proses

analitik dan pasca analitik (Buletin Prodia, 2007). Dalam proses preanalitik sering

terjadi kesalahan. yang terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa untuk analit

oleh sebuah metode atau instrument tertentu. Kegiatan yang terkait dengan proses

preanalitik adalah ketatausahaan (clerical), persiapan pasien (patient preparation),

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

20

pengumpulan spesimen (spesimen collection) serta penanganan sampel (sampling

handling) (Sukorini, dkk, 2010).

Analitik adalah tahap pengerjaan sampel sampai diperolehnya hasil pemeriksaan

(Buletin Prodia, 2007). Sama halnya dengan preanalitik, pada tahap analitik juga

rentan terjadi kesalahan. Kesalahan- kesalahan analitik yang terjadi selama proses

pengukuran sering disebabkan oleh kesalahan sistematis. Kegiatan yang terkait

dengan proses analitik adalah reagen (reagent), peralatan (instrumens), control

dan bahan bakuan (control and standart), serta ahli teknologi (technologist)

(Sukorini dkk, 2010). Pasca analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang

dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-

benar valid (Buletin Prodia, 2007). Kesalahan pasca analitik terjadi setelah

pengambilan sampel, proses pengukuran dan mencakup kesalahan seperti

kesalahan penulisan (Sukorini, dkk, 2010). Secara ringkas penjelasan tersebut

dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

QUALITY CONTROL

.

Clerical Patient Sampling Specime Preparation Collection Handling Reagents Instruments Control Analytic Technologist &Standart Method

Calculation Method Clerical Information Evaluation Handling

Gambar 2.1 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pemeriksaan Laboratorium (Stamm,1982)

Non Analytical

Post Analytical

Pre Analytical

In Analytical

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

21

2.4 Preanalitik

2.4.1 Pengertian

Preanalitik yaitu tahap mulai mempersiapkan pasien, menerima spesimen,

memberi identitas spesimen, mengambil spesimen, mengirimkan spesimen,

menyimpan spesimen sampai dengan menguji kualitas air/reagen/antigen-

antisera/media (DepKes RI,1997 dalam Riswanto, 2010).

2.4.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Preanalitik

Ketelitian dalam memperhatikan hasil laboratorium sangat diperlukan. Jika hasil

pemeriksaan tidak sesuai dengan klinisi, ada kecendrungan untuk mengatakan

hasil pemeriksaan tersebut adalah kesalahan laboratorium tanpa memikirkan

kemungkinan-kemungkinan yang ada.

Ada beberapa keterangan - keterangan yang mungkin apabila tampaknya tidak ada

kesesuaian hasil laboratorium dengan yang diharapkan dan jika keputusan klinis

penting tergantung pada hasil laboratorium tersebut, maka pemeriksaan harus

diulang. (Gandasoebrata, 2006). Keterangan-keterangan tersebut adalah : Hasil

benar, tetapi signifikansinya hilang sehingga bisa menjadi bukti dari diagnose

yang dilupakan. Hasil benar, tetapi telah terpengaruh oleh variable-variabel dari

pasien, misalnya terapi, obat-obatan. Hasil benar, tetapi pasien termasuk salah

satu dari 5% orang normal yang diluar dua standard deviasi dari angka rata-rata.

Hasil benar, tetapi diberikan pada pasien yang salah. Kesalahan seperti ini dapat

dibuat pada beberapa titik sepanjang perjalanan penyakit. Berdasarkan

probabilitas-probabilitas ini, tampaknya bukan merupakan kesalahan lab tetapi

lebih pada kesalahan pengumpulan sampel atau kesalahan menempelkan label.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

22

Hasil salah, ini dapat disebabkan oleh: masalah pengumpulan atau transportasi,

kesalahan computer atau petugas lab, kesalahan teknis, masalah dengan sampel,

misalnya interferensi terhadap tes dari variable pasien yang mempengaruhi

metode yang digunakan.

a. Mempersiapkan Pasien

Banyak faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium sehingga

persiapan pasien perlu diperhatikan. Pengirim pasien mempunyai tugas

memberitahukan kepada pasien mengenai persiapan yang perlu dilakukan

sebelum datang ke laboratorium.

Faktor-faktor pada pasien yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan yaitu:

(1) Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium

pada beberapa jenis pemeriksaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Seperti pemeriksaan laju endap darah, dipengaruhi secara tidak langsung oleh

makanan dan minuman karena akan mempengaruhi reaksi dalam proses

pemeriksaan sehingga hasilnya menjadi tidak benar. Konsumsi alkohol juga dapat

menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar analit. Perubahan cepat

dapat terjadi dalam waktu 2 – 4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang

terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis

metabolik.

Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase

(gamma-GT), GOT, GPT, trigliserida, kortisol, dan MCV. Cafein menyebabkan

hampir seluruh pemeriksaan substrat dan enzim dalam darah akan meningkat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

23

karena terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan hemoglobin, hitung jenis

lekosit, hematokrit, elektrolit. Beberapa makanan yang memiliki kandungan zat

besi yang lebih banyak dari yang lain, seperti daging merah memiliki kadar zat

besi lebih tinggi daripada susu sapi (Estridge et al. 2000). Zat besi tersebut akan

digunakan untuk membentuk gugus heme dari haemoglobin oleh sel darah merah

dalam sumsum tulang belakang (Silverthorn, 2009).

Dari penjelasan diatas tidak disebutkan bahwa makanan dan minuman dapat

mempengaruhi nilai trombosit.

(2) Obat-Obatan

Yang diberikan baik secara oral, maupun cara lainnya akan menyebabkan

terjadinya respon tubuh terhadap obat tersebut. Ada beberapa contoh obat yang

mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Obat-obat yang dapat

menurunkan hasil hemoglobin diantaranya: antibiotika, aspirin, obat-obat

antineoplasma, doksapram (Dopram), Indometasin (Indocin),

sulfonamida,primaquin, rifampin, trimetadion (Tridione). Sedangkan obat-obat

yang dapat meningkatkan hasil haemoglobin diantaranya: metildopa (Aldomet),

gentamisin (Kee, 2012).

Obat-obatan yang dapat menurunkan nilai leukosit yaitu: Antibiotik (Penicillin,

sefalotin, kloramfenikol), asetaminofen (Tylenol), sulfonamid, propiltiourasil,

barbiturate, agen kemoterapi kanker, diazepam (valium), diuretic

(furosemide;Lasix, asam etakrinik; Edecrin, klordiazepoksid (Librium), agen

hipoglikemi oral, indometasin (Indocin), metildopa (Aldomet), rifampin,

fenotiazin. Untuk obat-obatan yang dapat meningkatkan nilai leukosit

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

24

diantaranya: Aspirin, antibiotic (Ampicillin, eritromisin, kanamisin, metisillin,

tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), komponen emas, prokainamid (Pronestil),

triamteren (Dyrenium), alopurinol, kalium yodin, hidantoin derivative, sulfonamid

9kerja lama), heparin, digitalis, epinefrin, litium (Kee, 2012).

Obat-obatan yang terbukti mempengaruhi fungsi trombosit seperti: Aspirin,

digunakan luas pada trombositosis di mana ini nyata efektif dalam mencegah

thrombosis. Pada orang yang telah menderita serangan iskhemik selintas

(transientischaemic attack), aspirin ditunjukkan mengurangi secara bermakna

insiden serangan selanjutnya, “major stroke”, dan kematian. Sulfin pirazon dapat

menurunkan frekuensi kematian mendadak pada pasien yang mrninggalkan rumah

sakit setelah infark miokard. Dipiridamol telah ditunjukkan mengurangi

komplikasi tromboemboli pada pasien dengan klep jantung buatan dan

memperbaiki hasil dalam mencakup operasi”by pass” (Kee, 2012). Selain itu obat

seperti heparin, kinin, antineoplatik, penisilin, asam valproat juga dapat

menyebabkan trombositopenia. Kontrasepsi oral menyebabkan sedikit

peningkatan (kementrian Kesehatan RI, 2011)

Untuk mengetahui konsumsi obat sebelum pemeriksaan laboratorium, petugas

menanyakan nama obat yang dikonsumsi oleh pasien. Jika minum obat, maka

peneliti mencatat pada lembar check list persiapan preanalitik yang telah

disediakan.

(3) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat menyebabkan perubahan kadar substrat dan enzim pada laju

endap darah, hemoglobin dan hitung sel darah. Aktifitas fisik dapat menyebabkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

25

shift volume antara kompartemen di dalam pembuluh darah dan interstitial,

kehilangan cairan karena berkeringat, dan perubahan kadar hormon. Akibatnya

akan terjadi perbedaan besar antara kadar glukosa darah di arteri dan vena, serta

terjadi perubahan konsentrasi gas darah, asam urat, kreatinin, creatin kinase, GOT,

LDH, hemoglobin, hitung sel darah dan produksi urine.

Olahraga berat dapat menguras energi yang menghasilkan persenyawaan,

adenosine Triphosphate (ATP) dari sel otot. Aktivitas fisik seperti berlari, naik

turun tangga dalam jangka waktu lama atau melakukan aktivitas berat (olahraga

gym atau marathon) pada malam hari sebelum pengambilan darah (Narayanan,

2000). Aktifitas fisik menurut Recommenden Dietary Allowances (RDA) dalam

Penelitian yang berjudul Aktifitas Fisik, Konsumsi Makanan Cepat Saji

(Fastfood), dan Keterpaparan Media Serta Faktor-Faktor Lain Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SD Islam Al-Azhar 1 jakarta Selatan oleh

Nuri Rahmawati tahun 2009, aktifitas fisik dibedakan dalam beberapa kategori

seperti :istirahat, sangat ringan, ringan, sedang dan berat.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dikelompokkan dalam kategori tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Istirahat : tidur, berbaring atau bersandar

b. Sangat ringan : duduk dan berdiri, melukis, menyetir mobil, pekerja

laboratorium, mengetik, menyapu, menyetrika, memasak, bermain kartu dan

bermain alat music

c. Ringan : berjalan dengan kecepatan 2,5-3 mph, bekerja di bengkel, pekerjaan

yang berhubungan dengan listrik, tukang kayu, pekerjaan yang berhubungan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

26

dengan restoran, membersihkan rumah, mengasuh anak, golf, memancing dan

tenis meja.

d. Sedang : berjalan dengan kecepatan 3,5-4 mph, mencabut rumput dan

mencangkul, menangis dengan keras, bersepeda, ski, tenis dan menari.

e. Berat : berjalan mendaki, menebang pohon, menggali tanah, basket, panjat

tebing dan sepak bola

Aktivitas fisik yang mempengaruhi hasil trombosit adalah aktifitas ringan-berat.

Sesuai dengan penjelasan kegiatan-kegiatan yang dikategorikan dalam aktivitas

fisik ringan-berat, merupakan kegiatan-kegiatan yang menghabiskan energy dan

bisa memicu lelah, berkeringat, perubahan tanda vital seperti nadi bahkan

mungkin tekanan darah.

Untuk mengetahui aktivitas fisik pasien, petugas menanyakan kepada pasien

aktivitas fisik yang dilakukan sebelum pengambilan darah.

(4) Trauma

Dalam hal ini trauma yang dimaksud adalah trauma yang menyebabkan

perdarahan. Luka perdarahan akan menyebabkan antara lain terjadinya

penurunan kadar substrat maupun aktivitas enzim yang akan diukur termasuk

kadar haemoglobin dan hematokrit. Hal ini disebabkan karena terjadi pemindahan

cairan tubuh ke dalam pembuluh darah sehingga mengakibatkan terjadinya

pengenceran darah. Konsentrasi Hemoglobin berfluktuasi pada pasien yang

mengalami perdarahan dan luka bakar. Sel darah merah dan leukosit juga akan

meningkat pada paien dengan trauma luka bakar.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

27

Trauma yang mengakibatkan perdarahan spontan dalam jangka waktu yang lama

akan mengakibatkan penurunan trombosit dibawah 20.000. Pasien dengan

peningkatan waktu perdarahan petekia/ekimosis akan dapat menurunkan

konsentrasi trombosit dalam darah (Kementrian Kesehatan, 2011). Keadaan tubuh

yang mengalami trauma (perdarahan), trombosit berperan mencegah tubuh

kehilangan darah akibat perdarahan dan melakukan fungsi utamanya didinding

pembuluh darah.

Berdasarkan perdarahan yang terjadi dapat diklasifikasikan perdarahan kelas I

sampai kelas IV. Perdarahan Kelas I, terjadi perdarahan sampai 15% dari volume

darah (kurang dari 750cc) sehingga tidak ada tanda-tanda perubahan pada tekanan

darah dan nadi. Perdarahan kelas II, perdarahan terjadi antara 15-30% dari volume

darah (perdarahan 750-1500cc pada dewasa) sehingga mulai terjadi penurunan

tekanan nadi dan takipnea. Perdarahan kelas III, perdarahan terjadi 30-40%

(perdarahan kira-kira 2000cc) sehingga terjadi takikardia, takipnea dan mulai

menimbulkan kelainan perfusi. Perdarahan kelas IV, terjadi perdarahan lebih dari

40% sihingga terjadi kehilangan kesadaran, nadi dan tekanan darah tidak dapat

ditentukan. Berdasarkan kelasnya, perdarahan kelas II-IV dapat mempengaruhi

nilai trombosit, karena dari gejala klinis yang muncul pada pasien dengan

perdarahan kelas II-IV mencerminkan terjadinya perubahan substrat dan analit

dalam darah (Tabrani Rab, 2000).

Seperti diketahui bahwa waktu perdarahan belum kelihatan memanjang jika

jumlah trombosit belum mencapai < 100.000/µL, namun pada jumlah trombosit <

20.000/µL maka mulai tampak manifestasi klinis sedangkan pada jumlah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

28

trombosit < 10.000/µL dapat terjadi perdarahan spontan, misalnya pendarahan

gusi, epistaksis, menoragia. Oleh sebab itu jumlah trombosit berperan penting

sebagai faktor prediksi risiko perdarahan (Sysmex, 2013).

Trauma perdarahan dapat kita ketahui dengan bertanya kepada pasien, apakah

pasien sempat mengalami trauma yang mengakibatkan perdarahan sebelum

pemeriksaan laboratorium.

(5) Variasi Harian

Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dalam tubuh dari

waktu ke waktu yang disebabkan oleh fluktuasi harian (variasi diurnal). Variasi

ini bisa berpengaruh pada eosinofil yang jumlahnya akan lebih rendah pada

malam sampai pagi hari dibandingkan pada siang hari (Direktorat Laboratorium

Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2004). Variasi diurnal yang terjadi antara

lain :

a) Besi serum. Besi serum yang diambil pada sore hari akan lebih tinggi

kadarnya daripada pagi hari.

b) Glukosa. Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga

apabila tes toleransi glukosa dilakukan pada siang hari, maka hasilnya akan

lebih tinggi daripada bila dilakukan pada pagi hari.

c) Enzim. Aktifitas enzim yang diukur akan berfluktuasi disebabkan oleh kadar

hormon yang berbeda dari waktu ke waktu.

d) Eosinofil. Jumlah eosinofil menunjukkan variasi diurnal, jumlahnya akan

lebih rendah pada malam hari sampai pagi hari daripada siang hari.

e) Kortisol, kadarnya akan lebih tinggi pada pagi hari daripada pada malam hari

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

29

f) Kalium, Kalium darah akan lebih tinggi pada pagi hari daripada siang hari.

Variasi diurnal dapat diketahui dengan melihat jam pengambilan darah. Karena

dari keterangan tersebut dapat diketahui bagaimana variasi diurnal pasien. Dari

penjelasan diatas, variasi diurnal tidak dijelaskan bahwa dapat mempengaruhi

trombosit.

(6) Stress

Ketika orang mengalami stress yang berat, akan memperlihatkan tanda-tanda

cepat lelah, sakit kepala, mudah lupa, bingung, gugup, kehilangan gairah seksual,

kelainan pencernaan, dan tekanan darah tinggi. Stress yang bersifat konstan dan

terus menerus akan mempengaruhi kerja kelenjar adrenal dan tiroid dalam

memproduksi hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama

stress akan naik jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan terhadap system

homeostasis. Kortisol atau biasa disebut dengan steroid hormon mempengaruhi

sebagian besar dari system pertahanan tubuh, termasuk sel darah putih dan

molekul-molekul lain yang bertanggung jawab terhadap system imunitas.

Perasaan cemas merupakan salah satu respon individu dalam menghadapi stress.

Klasifikasi stress menurut Stuart dan Sundeen (2001) mengklasifikasikan tingkat

stress menjadi tiga, yaitu : stress ringan yang sering terjadi pada kehidupan sehari-

hari dan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana

mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi. Stress sedang, pada tingkat ini

individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan mengesampingkan yang lain

sehingga mempersempit lahan persepsinya. Stress berat, pada tingkat ini lahan

persepsi individu sangat menurun dan cenderung memusatkan perhatian pada hal-

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

30

hal lain. Semua prilaku ditujukan untuk mengurangi stress dan keadaan ini

individu memerlukan banyak pengarahan.

Sebuah penelitian dengan subjek mahasiswi Fakultas Kedokteran di Pakistan pada

tahun 2002 menghasilkan perubahan yang kurang bermakna pada jumlah sel

darah merah, peningkatan trombosit dan netrofil serta terjadinya penurunan

jumlah eosinofil, limfosit dan monosit. Banyak stressor melibatkan aktivitas fisik,

namun pada manusia sebagian besar penyebabnya adalah aspek psikologis,

contohnya; frustasi, kebosanan, tekanan, trauma, konflik dan perubahan social.

Salah satu respon individu dalam menghadapi stress adalah perasaan cemas. Berat

ringannya cemas yang terjadi dapat diukur derajatnya dengan menggunakan

banyak cara, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

(Tim Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa FK UNDIP, 2006).

Pada penelitian ini, peneliti mengukur derajat kecemasan dengan menggunakan

Visual Analog Scale for Anxiety (VAS). Suatu garis lurus yang mewakili tingkatan

kecemasan dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Skala ini memberi

pasien kebebasan penuh untuk mengidentifikasi kategori cemas yang dirasakan.

VAS dapat merupakan pengukuran tingkat kecemasan yang cukup sensitif karena

pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian, dari pada dipaksa

memilih satu kata atau satu angka. Pengukuran dengan VAS pada nilai nol

dikatakan tidak ada kecemasan, nilai 10-30 dikatakan sebagai cemas ringan, nilai

antara 40-60 cemas sedang, diantara 70-90 cemas berat, dan 100 dianggap panik.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

31

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gambar 2.2 Skor Kecemasan VAS (the International Anesthesia Research Society, 2000)

Skor cemas yang mempengaruhi trombosit adalah 40-60 (cemas sedang), 70-90

(cemas berat) dan 100 (panik). Dikatakan mempengaruhi trombosit karena pada

tingkat cemas sedang-panik, banyak stressor yang mempengaruhi sehingga

melibatkan aktivitas fisik. Dengan banyaknya aktivitas fisik yang dilakukan oleh

pasien sebagai cara pengalihan stress (cemas) maka akan memperlihatkan tanda-

tanda cepat lelah, sakit kepala, mudah lupa, bingung, gugup, kehilangan gairah

seksual, kelainan pencernaan, dan tekanan darah tinggi. Seperti yang sudah

dijelaskan bahwa stress yang bersifat demikian akan mempengaruhi kerja kelenjar

adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon. Hormon utama stress akan naik

jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan terhadap system homeostasis.

b. Menerima Spesimen

Secara umum bagian penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara

spesimen yang diterima dengan permintaan formulir pemeriksaan dan mencatat

kondisi spesimen tersebut pada saat diterima. Hal-hal yang perlu dicatat yaitu

volume, warna, kekeruhan, bau, konsistensi.

Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.

Dalam keadaan spesimen yang diterima tidak dapat ditolak (karena diterima

melalui pos) maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir

hasil pemeriksaan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

32

c. Memberi Identitas Spesimen

Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal penting. Baik pada

saat pengisian surat pengantar atau formulir permintaan pemeriksaan, pendaftaran,

pengisisan label wadah spesimen maupun pada formulir hasil pemeriksaan.

Pada surat pengantar atau formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

sebaiknya memuat secara laengkap: tanggal permintaan, tanggal dan jam

pengambilan, identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat) atau identitas

spesimen, identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon), diagnosis atau

keterangan klinik, obat-obatan yang telah diberikan dan lama pemberian, jenis

spesimen, lokasi pengambilan spesimen, volume spesimen, pemeriksaan

laboratorium yang diminta, nama pengambil spesimen, transport media atau

pengawet yang digunakan.

Label wadah spesimen yang akan dikirim ke laboratorium harus memuat:

tanggal pengambilan spesimen, identitas pasien atau identitas spesimen serta jenis

spesimen. Sedangkan untuk label wadah spesimen yang diambil dilaboratorium

harus memuat: tanggal pengambilan spesimen, nomor atau kode spesimen.

Keterangan lain yang dianggap perlu, misal: penjelasan mengenai persiapan

pasien yang tidak mungkin dilaksanakan, penjelasan hasil pemeriksaan hanya

berlaku untuk spesimen tersebut. Pada waktu pemberian identitas ini dapat terjadi

kekeliruan, terutama pada laboratorium dengan jumlah pasien atau spesimen yang

banyak.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

33

d. Mengambil Spesimen

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan spesimen yaitu:

(1) Waktu Pengambilan

Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari terutama untuk

pemeriksaan kimia klinik, hematologic dan imunologi. Karena pada umumnya

nilai normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun ada beberapa pemeriksaan

yang waktu pengambilan spesimennya harus disesuaikan dengan perjalanan

penyakit dan fluktuasi harian.

(2) Volume Spesimen

Volume yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium

yang diminta atau dapat mewakili objek yang diminta atau dapat mewakili objek

yang diperiksa.

Pengisian tabung dengan benar adalah salah satu persyaratan untuk analisis

laboratorium yang benar. Tabung harus diisi sesuai dengan volume tabung yang

dipersyaratkan. Ketidakcukupan pengisian tabung akan bisa memicu hasil MCV

dan RBC yang tidak benar. Bagaimanapun semua itu akan menyebabkan

perubahan morphologi dalam WBC dan RBC. Pengisian tabung yang berlebih

akan mengakibatkan rendahnya konsentrasi EDTA. Keadaan ini memicu adanya

bekuan.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

34

Gambar 2.3 Sampel Darah EDTA dengan Volume Berbeda ( Sysmex, 2011) (3) Cara Pengambilan Spesimen

Pengambilan spesimen harus dilaksanakan oleh tenaga yang terampil dengan cara

yang benar, agar spesimen tersebut mewakili keadaan yang sebenarnya. Untuk

memindahkan spesimen darah dari syringe harus memperhatikan hal-hal seperti

berikut : Darah harus segera dimasukkan dalam tabung setelah sampling, lepaskan

jarum, alirkan darah lewat dinding tabung perlahan-lahan agar tidak terjadi

hemolisis, untuk pemeriksaan kultur kuman dan sensitivitas, pemindahan sampel

ke dalam media dilakukan dengan cara aseptik, pastikan jenis antikoagulan dan

volume darah yang ditambahkan tidak keliru, homogenisasi segera darah yang

menggunakan antikoagulan dengan lembut perlahan-lahan, jangan mengkocok

tabung keras-keras agar tidak hemolisis.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

35

(4) Lokasi Pengambilan

Sebelum pengambilan spesimen harus ditetapkan terlebih dahulu lokasi

pengambilan yang tepat sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Misalnya,

spesimen untuk pemeriksaan yang mengguanakan darah vena umumnya diambil

di vena cubiti daerah siku. Spesimen darah arteri umumnya diambil dari arteri

dipergelangan tangan atau femoralis daerah lipatan paha. Spesimen darah kapiler

diambil dari ujung jari tangan III atau IV bagian tepi atau pada daerah tumit 1/3

bagian tepi telapak kaki atau cuping pada bayi. Jangan mengambil spesimen darah

pada ekstremitas yang terpasang infuse karena hemoglobin, hematokrit, lekosit,

trombosit, eritrosit menurun pada semua jenis infuse.

(5) Peralatan Untuk Pengambilan Spesimen

Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat seperti:

bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia atau deterjen, terbuat dari bahan

yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen, mudah dicuci dari bekas

spesimen sebelumnya.

(6) Penghomogenan/Pencampuran

Penampungan sampel khususnya untuk tes hematologi memakai antikoagulan.

Antikoagulan yang lazim dipakai adalah garam Ethylen Diamine Tetra Acetate

(EDTA) seperti Na2 EDTE, K2EDTA dan K3EDTA. Yang lazim dipakai adalah

K3EDTA, yang dijual dalam bentuk tabung vakum. Darah dengan K3EDTA

menunjukkan stabilitas yang lebih baik karena pHnya mendekati pH darah.

Perbandingan jumlah darah dengan antikoagulan harus tepat karena bila darah

yang ditampung lebih banyak dari seharusnya akan didapatkan mikrotrombi

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

36

didalam penampung yang menyebabkan hitung trombosit menurun dan dapat

menyumbat alat. Bila darah yang ditampung lebih sedikit sehingga antokoagulan

yang ada berlebihan, akan mengakibatkan eritrosit mengerut sehingga nilai

hematokrit lebih rendah, Mean Corpuscular Volume (MCV) mengecil dan nilai

Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) akan meningkat

(Windarwati dkk, 2005).

Jika dasar-dasar pengambilan spesimen yang penghomogenannya tidak bagus

akan menghasilkan konsentrasi RBC yang tinggi dengan konsentrasi PLT yang

rendah. Yang kemudian muncul medis yang tidak masuk akal.

Kumpulan peraturan-peraturan dari SIS ( Sysmex Information System) Work Area

Manager for X-Class haematology systems mengevaluasi hasil tes secara otomatis

dalam berbagai kasus, yang mengungkapkan fakta-fakta dari kemungkinan

ketidakcukupan penghomogenan spesimen. Pada gambar 2.4 ditampilkan bahwa

pada hasil laboratorium sebelah kiri dengan penghomogenan sampel yang benar

sedangkan pada hasil laboratorium sebelah kanan dengan penghomongenan

sampel yang tidak benar. Kemudian hasil laboratoriumnya dibandingkan.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

37

Gambar 2.4 Blood count of a patient on the KX-21N (left) – comparison of the results after correct and after poor mixing

d.Mengirimkan Spesimen

Spesimen yang akan dikirim ke laboratorium lain, sebaiknya dikirim dalam

bentuk yang relative stabil. Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman

spesimen antara lain : kecepatan, tidak terkena sinar matahari langsung, kemasan

harus sesuai dengan keselamatan kerja, kemasan diberi label yang bertuliskan

“Bahan Pemeriksaan Infeksius” atau “Bahan Pemeriksaan Berbahaya”, suhu harus

diperhatikan yaitu jika spesimen memerlukan suhu dingin gunakan es dan jika

spesimen memerlukan beku dapat digunakan es kering.

e. Menyimpan Spesimen

Spesimen yang sudah diambil harus segera dikirim ke laboratorium untuk

diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah. Faktor-faktor yang

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

38

mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain : terjadinya kontaminasi oleh

kuman dan bahan kimia, terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup pada

spesimen, terjadinya penguapan, pengaruh suhu dan terkena paparan sinar

matahari. Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan

dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara

penyimpanan spesimen anatar lain : disimpan pada suhu kamar, disimpan dalam

lemari es dengan suhu 0ºC - 8ºC, penyimpanan spesimen lebih dari sehari harus

dalam lemari es dengan suhu -20ºC, dapat diberikan bahan pengawet dan untuk

penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat. Berikut

adalah syarat penyimpanan spesimen untuk pemeriksaan hematologi.

Tabel 2.1 Persyaratan Penyimpanan Sampel Hematologi

JENIS PEMERIKSAA

N

SPESIMEN ANTIKOAGULAN/

PENGAWET

WADAH MAKSIMUM BATAS

PENYIMPANAN JENIS JUMLAH

Hematokrit Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (6 jam)

Eritrosit Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (6 jam)

LED Westergren Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (2 jam)

LED Wintrobe Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (2 jam)

Lekosit Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (2 jam)

Haemoglobin Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Stabil

Sediaan apus darah

Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (1 jam)

Trombosit Darah 2 ml Na, EDTA 1-1,5 mg/ml darah

Tabung plastik

Suhu kamar (1 jam)

Sumber : (Departemen Kesehatan RI, 1997 : 76 ) Mendapatkan sampel darah yang sesuai dengan prosedur merupakan bagian yang

penting dalam proses preanalitik. Dalam kenyataannya, salah satu alat yang kita

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

39

temukan sebagai persyaratan yaitu waktu dan metode pada kegiatan pengumpulan

spesimen untuk mendapatkan spesimen test darah yang akan mempengaruhi hasil

laboratorium hematologi.

Transportasi dan penyimpanan spesimen jarang diperhatikan sebagai bagian

subordinat dalam proses preanalitik. Namun, dalam hematologi ada beberapa

parameter yang harus segera atau dalam waktu singkat ditindak lanjuti setelah

darah diambil. Dengan memperhatikan bagian tersebut akan diperoleh hasil

laboratorium yang tepat dan sahih.

Berbagai sumber menjelaskan cara penyimpanan dari spesimen hematologi dalam

suhu ruang. Waktu penyimpanan ini tercantum dalam tabel di bawah. Waktu ini

bisa berubah-ubah sesuai dengan metode test atau teknologi atau tergantung dari

reagen yang digunakan oleh system analisis.

Tabel 2.2 Guidelines for Storage times of EDTA blood samples

PARAMETER PENYIMPANAN PADA SUHU RUANG

PROSES PERANAN PENTING

Hematokrit 24 jam Meningkat Sel darah merah 12 jam Menurun Sel darah putih 24 jam Menurun Trombosit 12 jam Menurun Apusan Darah 3 jam WBC

Degenerasi

Sumber: (Sysmex, 2011: 1)

Oleh karena itu sangat penting untuk memperhatikan intruksi dari pabriknya.

Persyaratan dasar untuk laboratorium diagnostic yang tepat dan handal merupakan

kesempurnaan fungsi dari system analitik dan preanalitik yang benar.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hematologi Rutin II GR Rev...Produksi trombosit berada dibawah kontrol zat humoral yang dikenal sebagai trombopoietin. Hitung trombosit normal adalah sekitar

40

Tahap preanalitik selalu tidak diketahui kuantitasnya oleh laboratorium rutin

rumah sakit dan laboratorium pribadi. Karenanya kemudian muncul pertanyaan,

“Apakah kesalahan Preanalitik dapat teridentifikasi dalam hasil lab?” Dengan

menggunakan sampel percobaan akan ditunjukkan. Seperti contoh, abnormal

histograms/scattergrams dan atau kombinasi dari beberapa parameter bisa

mengindikasi kesalahan dalam preanalitik.