bab ii tinjauan pustaka 2.1. dana perimbangan 2.1.1...

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik (Widjaja, 2002). Menurut Elmi (2002), secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan transfer dana kepada pemerintah daerah adalah: 1. Sebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan pembagian "kue nasional", baik vertikal maupun horisontal. 2. Suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah dengan menyerahkan sebagian kewenangan dibidang pengelolaan keuangan negara dan agar manfaat yang dihasilkan dapat dinikmati oleh rakyat di daerah yang bersangkutan. Namun selama ini sumber dana pembangunan daerah di Indonesia mencerminkan ketergantungan terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah pusat (Sumiyarti dan Imamy, 2005). Sejalan dengan itu, Elmi (2002) juga menyatakan bahwa ketidakseimbangan fiskal (fiscal inbalance) yang terjadi antara pemerintah pusat dan daerah selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan Universitas Sumatera Utara

Upload: dinhcong

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dana Perimbangan

2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Dana Perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari

APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam

mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu terutama peningkatan

pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik (Widjaja, 2002).

Menurut Elmi (2002), secara umum tujuan pemerintah pusat melakukan

transfer dana kepada pemerintah daerah adalah:

1. Sebagai tindakan nyata untuk mengurangi ketimpangan pembagian

"kue nasional", baik vertikal maupun horisontal.

2. Suatu upaya untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran pemerintah

dengan menyerahkan sebagian kewenangan dibidang pengelolaan

keuangan negara dan agar manfaat yang dihasilkan dapat dinikmati

oleh rakyat di daerah yang bersangkutan.

Namun selama ini sumber dana pembangunan daerah di Indonesia

mencerminkan ketergantungan terhadap sumbangan dan bantuan dari pemerintah

pusat (Sumiyarti dan Imamy, 2005). Sejalan dengan itu, Elmi (2002) juga

menyatakan bahwa ketidakseimbangan fiskal (fiscal inbalance) yang terjadi antara

pemerintah pusat dan daerah selama ini telah menyebabkan ketergantungan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

pemerintah daerah kepada bantuan dari pemerintah pusat yang mencapai lebih dari 70

persen kecuali Propinsi DKI Jakarta.

Padahal sebenarnya bantuan dana dari pemerintah pusat tersebut hanyalah

untuk rangsangan bagi daerah agar lebih meningkatkan sumber penerimaan

pendapatan asli daerahnya, yang merupakan bagian penting dari sumber penerimaan

daerah, bukan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam penerimaan daerah.

2.1.2. Pembagian Dana Perimbangan

1. Bagian Daerah, yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA)

Sumber-sumber penerimaan perpajakan yang dibagihasilkan meliputi Pajak

Penghasilan (PPh) pasal 21 dan pasal 25/29 orang pribadi, Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB), serta Bagian Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sementara

itu, sumber-sumber penerimaan SDA yang dibagihasilkan adalah minyak bumi, gas

alam, pertambangan umum, kehutanan, dan perikanan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 115 Tahun 2000, bagian daerah

dari PPh, baik PPh pasal 21 maupun PPh pasal 25/29 orang pribadi, ditetapkan

masing-masing sebesar 20 persen dari penerimaannya. Dua puluh persen bagian

daerah tersebut terdiri dari 8 persen bagian Propinsi dan 12 persen bagian

Kabupaten/Kota. Pengalokasian bagian penerimaan pemerintah daerah kepada

masing-masing daerah Kabupaten/Kota diatur berdasarkan usulan gubernur dengan

mempertimbangkan faktor-faktor seperti jumlah penduduk, luas wilayah, serta faktor

lainnya yang relevan dalam rangka pemerataan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2000,

bagian daerah dari PBB ditetapkan 90 persen, sedangkan sisanya sebesar 10 persen

yang merupakan bagian pemerintah pusat, juga seluruhnya sudah dikembalikan

kepada daerah. Dari bagian daerah sebesar 90 persen tersebut, 10 persennya

merupakan upah pungut, yang sebagian merupakan bagian pemerintah pusat.

Sementara itu, bagian daerah dari penerimaan BPHTB berdasarkan UU No. 33 Tahun

2004 ditetapkan sebesar 80 persen, sedangkan sisanya 20 persen merupakan bagian

pemerintah pusat. Dalam UU tersebut juga diatur mengenai besarnya bagian daerah

dari penerimaan SDA minyak bumi dan gas alam (migas), yang masing-masing

ditetapkan 15 persen dan 30 persen. Sementara itu, penerimaan SDA pertambangan

umum, kehutanan, dan perikanan, ditetapkan masing-masing sebesar 80 persen.

2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Menurut UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

pemerintah pusat dan daerah, yang dimaksud dengan dana alokasi umum yaitu dana

yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

Pada Pasal 7 UU No. 33 Tahun 2004, besarnya DAU ditetapkan sekurang-

kurangnya 25 persen dari penerimaan dalam negeri yang ditetapkan dalam APBN.

DAU untuk daerah Propinsi dan untuk daerah kabupaten/kota ditetapkan masing-

masing 10 persen dan 90 persen dari DAU.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Pengertian dana alokasi khusus menurut UU No. 33 Tahun 2004 adalah dana

yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu

membiayai kebutuhan khusus, termasuklah yang berasal dari dana reboisasi.

Kebutuhan khusus yang dimaksud yaitu:

1. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus

alokasi umum, dan/atau

2. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.

Penerimaan negara yang berasal dari dana reboisasi sebesar 40 persen disediakan

kepada daerah penghasil sebagai DAK.

2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah adalah penerimaan daerah dari berbagai usaha

pemerintah daerah untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang

bersangkutan dalam membiayai kegiatan rutin maupun pembangunannya, yang terdiri

atas pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba usaha milik daerah, dan lain-lain

penerimaan asli daerah yang sah (NN, 2003). Pendapatan asli daerah diartikan

sebagai pendapatan daerah yang tergantung keadaan perekonomian pada umumnya

dan potensi dari sumber-sumber pendapatan asli daerah itu sendiri. Sutrisno (1984:

200).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Pendapatan asli daerah adalah suatu pendapatan yang menunjukkan

kemampuan suatu daerah untuk menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai

kegiatan daerah. Jadi pengertian pendapatan asli daerah dapat dikatakan sebagai

pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-

potensi sumber-sumber keuangan untuk membiayai tugas-tugas dan

tanggungjawabnya. Menurut pasal 6 Undang-undang No. 32 tahun 2004 pendapatan

asli daerah berasal dari :

1. Hasil pajak daerah

2. Hasil retribusi daerah

3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan

4. Penerimaan dari dinas dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Pasal 6 Undang-undang tahun 2004 tentang pendapatan asli daerah tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pajak Daerah

Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak oleh

pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk. Pada pokoknya

pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber penerimaan negara (fungsi

budget) dan sebagai alat untuk mengatur (fungsi regulator) (Suparmoko, 2002).

Mardiasmo (1997) mendefinisikan pajak daerah adalah pajak yang dipungut daerah

berdasarkan peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk kepentingan

pembiayaan rumah tangga daerah tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Menurut Undang-undang No. 34 tahun 2000 pajak daerah yang selanjutnya

disebut pajak yaitu iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala

daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Terdapat banyak batasan tentang pajak yang dikemukakan para ahli, tetapi

pada dasarnya isinya hampir sama yaitu pajak adalah pembayaran iuran oleh rakyat

kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa imbalan jasa yang secara

langsung dapat ditunjuk (Suparmoko, 1997). Dari batasan atau definisi diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah :

1. Iuran masyarakat kepada negara

2. Berdasarkan undang-undang

3. Tanpa balas jasa secara langsung

4. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah

Berdasarkan kewenangan memungutnya pajak digolongkan menjadi dua yaitu

pajak negara dan pajak daerah. Pengertian pajak daerah adalah sama dengan pajak

negara, perbedaannya terletak pada :

a. Pajak negara ditetapkan dan dikelola oleh pemerintah pusat (dalam hal ini

Direktorat Jendral Pajak)

b. Pajak daerah adalah pajak yang ditetapkan dengan peraturan daerah atau pajak

negara yang pengelolaan dan penggunaannya diserahkan kepada daerah

(Sutrisno, 1984).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak daerah adalah pajak

negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan

perundangan yang dipergunakan untuk membiayai pengeluaran daerah sebagai badan

hukum publik.

2. Retribusi Daerah

Retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

karena seseorang atau badan hukum menggunakan jasa dan barang pemerintah yang

langsung dapat ditunjuk (Sutrisno, 1984). Peraturan pemerintah No. 66 tahun 2002

tentang retribusi daerah pasal satu menyebutkan bahwa retribusi adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada

dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Menurut Undang-undang No. 34

tahun 2000 retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi yaitu pungutan daerah

sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan

atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Pada dasarnya retribusi adalah pajak, tetapi merupakan jenis pajak khusus,

karena ciri-ciri dan atau syarat-syarat tertentu masih dapat dipenuhi (Sutrisno, 1984).

Syarat-syarat tertentu tersebut antara lain : berdasarkan undang-undang atau peraturan

yang sederajat harus disetor ke kas negara atau daerah dan tidak dapat dipaksakan.

Batasan pengertian retribusi ini sendiri merupakan pungutan yang dilakukan

pemerintah karena seseorang dan atau badan hukum menggunakan barang dan jasa

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

pemerintah yang langsung dapat ditunjuk. Dari definisi di atas terlihat bahwa ciri-ciri

mendasar dari retribusi daerah adalah :

a. Retribusi dipungut oleh daerah

b. Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang

langsung dapat di tunjuk

c. Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan barang atau jasa

yang disediakan oleh daerah

Lapangan retribusi daerah adalah seluruh lapangan pungutan yang diadakan

untuk keperluan keuangan daerah sebagai pengganti jasa yang diberikan oleh daerah.

3. Bagian Laba Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah merupakan salah satu komponen yang diharapkan dalam

memberikan kontribusinya bagi pendapatan daerah, tapi sifat utama dari perusahaan

daerah bukanlah berorientasi pada keuntungan, akan tetapi justru dalam memberikan

jasa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum, atau dengan perkataan lain

perusahaan daerah menjalankan fungsi ganda yang harus terjamin keseimbangannya

yaitu fungsi ekonomi (Kaho, 1998). Pemerintah daerah mendirikan perusahaan

daerah atas dasar berbagai pertimbangan : menjalankan ideologi yang dianutnya

bahwa sarana produksi milik masyarakat; untuk melindungi konsumen dalam hal ada

monopoli alami, seperti angkutan umum atau telepon; dalam rangka mengambil alih

perusahaan asing; untuk menciptakan lapangan kerja atau mendorong pembangunan

ekonomi daerah; dianggap cara yang “efisien” unutk menyediakan layanan

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

masyarakat, dan/atau menebus biaya, serta untuk menghasilkan penerimaan untuk

pemerintah daerah (Devas, 1989).

Sumber pendapatan asli daerah yang ketiga yaitu adalah laba dari perusahaan

daerah. Karena berbentuk perusahaan maka prinsip pengelolaannya berdasarkan atas

asas-asas ekonomi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mencari

keuntungan dan selanjutnya sebagian dari keuntungan tersebut diserahkan ke kas

daerah. Fungsi pokok dari perusahaan daerah adalah :

1. Sebagai dinamisator perekonomian daerah, yang berarti perusahaan daerah

harus mampu memberikan rangsangan bagi berkembangnya perekonomian

daerah.

2. Sebagai penghasil pendapatan daerah yang berarti harus mampu memberikan

manfaat ekonomis sehingga terjadi keuntungan yang dapat diserahkan ke kas

daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka perusahaan daerah merupakan salah satu

komponen yang diharapkan mampu memberikan kontribusinya bagi pendapatan

daerah. Sifat utama perusahaan daerah berorientasi pada keuntungan, dapat

memberikan jasa dan menyelenggarakan kemanfaatan umum atau dengan kata lain

perusahaan daerah menjalankan fungsi ganda yang harus terjamin keseimbangannya

yaitu fungsi sosial dan fungsi ekonomi. Artinya pemenuhan fungsi sosial perusahaan

daerah dapat berjalan seiring dengan pemenuhan fungsi ekonomi sebagai badan

hukum yang bertujuan mendapatkan laba. Sedangkan lapangan hasil perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

daerah adalah sebagian dari perusahaan daerah yang bergerak di bidang produksi jasa

dan perdagangan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

4. Penerimaan Dinas-dinas dan Pendapatan Lain-lain yang disahkan

Penerimaan dinas-dinas merupakan penerimaan yang berasal dari usaha dinas-

dinas daerah yang bersangkutan yang bukan merupakan penerimaan pajak, retribusi

ataupun laba perusahaan daerah. Fungsi pokok dari penerimaan dinas-dinas daerah

(kecuali dinas pendapatan daerah) pada umumnya adalah bukan mencari pendapatan

daerah, tetapi melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah yang bersifat

pembinaan atau bimbingan kepada masyarakat. Penerimaan lain-lain, di lain pihak

adalah penerimaan pemerintah daerah di luar penerimaan-penerimaan dinas, pajak,

retribusi dan bagian laba perusahaan daerah. Penerimaan ini antara lain berasal dari

sewa rumah dinas milik daerah, hasil penjualan barang-barang (bekas) milik daerah,

penerimaan sewa kios milik daerah dan penerimaan uang langganan majalah daerah

(Hirawan, 1987).

Fungsi utama dari dinas-dinas daerah adalah memberikan pelayanan umum

kepada masyarakat tanpa terlalu memperhitungkan untung dan ruginya, tetapi dalam

batas-batas tertentu dapat didayagunakan untuk bertindak sebagai organisasi ekonomi

yang memberikan pelayanan dengan imbalan jasa.

Penerimaan lain-lain membuka kemungkinan bagi pemerintah daerah untuk

melakukan berbagai kegiatan yang menghasilkan baik yang berupa materi dalam hal

kegiatan bersifat bisnis, maupun non materi dalam hal kegiatan tersebut untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

menyediakan, melapangkan atau memantapkan suatu kebijakan pemerintah daerah

dalam suatu bidang tertentu.

Jadi di satu pihak dapat menghimpun dana sebagai salah satu sumber

penerimaan daerah dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, di lain pihak lebih mengarah kepada publik service dan

bersifat penyuluhan yaitu tidak mengambil keuntungan, melainkan hanya sekedar

untuk menutup resiko biaya administrasi yang dikeluarkan.

2.3. Jumlah Penduduk

Penduduk merupakan bagian penting dalam kegiatan ekonomi dan dalam

usaha untuk membangun suatu perekonomian. Karena penduduk sebagai Sumber

Daya Manusia dapat menyediakan tenaga kerja atau tenaga ahli dalam menciptakan

kegiatan perekonomian.

Salah satu masalah besar dalam pembangunan ekonomi di LDCs (Less

Development Countries) adalah gejala pertumbuhan penduduk yang tinggi (Hakim,

2004). Pertambahan penduduk yang sangat cepat nampaknya makin menambah

kerumitan dalam usaha-usaha pembangunan di negara-negara yang sedang

berkembang. Karena disatu pihak perkembangan penduduk yang cepat akan

menambah jumlah tenaga kerja yang sama cepatnya, dilain pihak negara-negara yang

sedang berkembang mempunyai kemampuan yang sangat terbatas untuk menciptakan

kesempatan kerja baru. Akibatnya timbul lah pengangguran yang sangat serius baik

di kota maupun di desa dan masalah urbanisasi (Suryana, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga memiliki

problematika yang sama, yaitu memiliki jumlah penduduk yang besar yang tersebar

disetiap daerahnya. Sedangkan lapangan usaha masih sangat terbatas yang

menimbulkan tingginya tingkat pengangguran. Selain itu, masalah pendidikan juga

belum teratasi. Tidak semua penduduk di masing-masing daerah di Indonesia

mendapatkan kesempatan pendidikan yang baik dikarenakan kurangnya biaya.

Sehingga masih banyak terdapat penduduk dengan kualitas yang rendah. Sebagai

akibatnya adalah dapat menghambat kegiatan pembangunan yang pada akhirnya

dapat menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Seperti studi yang dilakukan oleh Siregar (2007), bahwa kurangnya kualitas

pertumbuhan ekonomi di Indonesia diindikasikan oleh laju pengangguran yang masih

relatif tinggi dan sulit/lambat penurunannya (persistent), dan juga oleh angka

kemiskinan (terutama kemiskinan di kawasan pedesaan) yang juga relatif persistent.

2.4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan penjumlahan dari semua harga dan jasa akhir atau semua

nilai tambah yang dihasilkan oleh daerah dalam periode waktu tertentu (1 tahun).

Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan suatu perekonomian dalam

suatu tahun tertentu dapat digunakan 3 cara penghitungan. Ketiga cara tersebut adalah

:

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

1. Cara Pengeluaran.

Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlah pengeluaran

ke atas barang-barang dan jasa yang diproduksikan dalam negara tersebut.

Menurut cara ini pendapatan nasional adalah jumlah nilai pengeluaran rumah

tangga konsumsi, rumah tangga produksi dan pengeluaran pemerintah serta

pendapatan ekspor dikurangi dengan pengeluaran untuk barang-barang impor.

2. Cara Produksi atau cara produk netto.

Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai

produksi barang atau jasa yang diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan

usaha) dalam perekonomian. Dalam menghitung pendapatan nasional dengan

cara produksi yang dijumlahkan hanyalah nilai produksi tambahan atau value

added yang diciptakan.

3. Cara Pendapatan.

Dalam penghitungan ini pendapatan nasional diperoleh dengan cara

menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang

digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. (Sukirno, 1994).

Adapun manfaat penghitungan nilai PDRB adalah :

1. Mengetahui dan menelaah struktur atau susunan perekonomian. Dari

perhitungan PDRB dapat diketahui apakah suatu daerah termasuk daerah

industri, pertanian atau jasa dan berapakah besar sumbangan masing-masing

sektornya.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

2. Membandingkan perekonomian dari waktu ke waktu. Oleh karena nilai PDRB

dicatat tiap tahun, maka akan di dapat catatan angka dari tahun ke tahun.

Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh keterangan kenaikan atau

penurunan apaka ada perubahan atau pengurangan kemakmuran material atau

tidak.

2.5. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila

pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,

pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Dalam teori makro mengenai

perkembangan pemerintah dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan dapat

digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu :

1 Teori Rostow dan Musgrev

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap

pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah dan

tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase investasi

pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus

menyediakan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi

pemerintah tetap diperlukan untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat

tinggal landas. Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut,Rostow mengatakan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan

prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas social seperti halnya,

program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan

sebagainya.

Dalam model pembangunan tentang perkembangan pengeluaran pe-

merintah yang dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave bahwa pada tahap awal

perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi

sangat besar. Hal ini disebabkan oleh karena pada tahap ini pemerintah harus

menyediakan prasarana. Peranan pemerintah tetap besar pada tahap menengah

oleh karena peranan swasta yang semakin besar ini banyak menimbulkan

kegagalan pasar.

2. Teori Wagner

Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran

pemerintah yang semakin besar dalam pendapatan per kapita meningkat, secara

relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Dengan bertumbuhnya

perekonomian, peranan pemerintah menjadi semakin besar karena pemerintah

harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat. Wagner menerangkan

mengapa peran pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan

karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat,

hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori

organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap

pemrintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota

masyarakat lainnya. Formulasi hukum Wagner ialah sebagai berikut :

n

nkkk

PPKPPP

PPKPPP

PPKPPP

<<< ...2

2

1

1 ................................................................ (1)

Dimana :

Pk

PPK = Pendapatan per kapita, yaitu GDP atau jumlah penduduk

PP = Pengeluaran pemerintah per kapita

1, 2, ..., n = Jangka waktu (tahun)

3. Teori Peacock dan Wiseman

Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah

senantiasa berusaha memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka

membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah

yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman menyebutkan bahwa

perkembangan ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin

meningkat walaupun tarif pajak tidak berobah, dan meningkatnya penerimaan

pajak menyebabkan pengeluaran pemrintah semakin meningkat pula.

Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan

penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran

pemerintah menjadi semakin besar. Peacock dan Wiseman menjelaskan bahwa

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

perkembangan pengeluaran pemerintah tidak berbentuk garis tetapi berbentuk

seperti tangga seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

Pengeluaran

Pemerintah

Wagner, Solow, Musgrev

Peacook – Wiseman

0 Tahun

Gambar 2.1. Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Dari ketiga teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengeluaran

pemerintah akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pendapatn daerah

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

tersebut. Dengan kata lain, peningkatan pengeluaran pemerintah akan ikut

meningkatkan pendapatan asli daerah itu sendiri.

2.6. Penelitian Terdahulu

1. Jan Waner Saragih (2006), menganalisis pengaruh keuangan daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun. Dengan teknik analisis

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) mengemukakan bahwa

variabel PAD, DBH dan DAU berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten

Simalungun.

2. Hidayat dkk (2007), menganalisis penelitian yang berjudul Analysis Of Financial

Performance Of Newly Created Regencies/Cities In North Sumatera, yang

bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan Kabupaten/Kota di Sumatera

Utara hasil pemekaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar

Kabupaten/kota hasil pemekaran memiliki ketergantungan yang bersar terhadap

dana perimbangan khususnya DAU dan DAK.

3. Lia Nazliana Nasution (2008), menganalisis pengaruh dana perimbangan dan PAD

terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota Sumatera Utara di era otonomi

daerah. Dengan teknik analisis menggunakan metode data panel mengemukakan

bahwa variabel dana perimbangan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel PAD dan jumlah

penduduk berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi Kabupaten/Kota Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

4. Marjudin (2011), menganalisis kemampuan keuangan daerah terhadap

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simelue dalam rangka otonomi khusus Propinsi

Nanggroe Aceh Darussalam. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Simelue

masuk kategori sangat kurang, dimana penerapan otonomi khusus telah

meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk mendorong pertumbuhan

daerah Kabupaten Simelue.

2.7 Kerangka Konseptual

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan sumber

pembiayaan berbagai kegiatan Pemerintah Daerah untuk dapat tumbuh dan

berkembang. Dimana pembiayaan tersebut diperoleh dari berbagai penerimaan daerah

baik yang diperoleh dari daerah itu sendiri maupun bantuan dari pemerintah pusat.

Sedangkan berbagai sumber penerimaan tersebut akan digunakan untuk pembiayaan

berbagai kegiatan pemerintah daerah baik yang bersifat langsung maupun tidak

langsung.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dana Perimbangan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33072/4/Chapter II.pdf · 2.1. Dana Perimbangan . 2.1.1. Pengertian Dana Perimbangan

Berdasarkan uraian singkat diatas, dapat digambarkan kerangka konseptual

dari penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Analisis Pengaruh Pengeluaran dan Jumlah

Penduduk Terhadap PDRB Propinsi Aceh

2.8 Hipotesis Penelitian

3. Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak dan Sumber

Daya Alam serta Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap

Pengeluaran Daerah Propinsi Aceh, ceteris paribus.

4. Pengeluaran Daerah dan Jumlah Penduduk berpengaruh positif terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Aceh, ceteris paribus.

D A U

DBH Pajak

DBH SDA

PAD

Jumlah Penduduk

Pengeluaran Daerah

P D R B

Universitas Sumatera Utara