bab ii. tinjauan pustaka 2.1. babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana...

24
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali Di Bali, sebenarnya terdapat dua tipe babi bali yaitu babi bali yang berada di Timur Pulau Bali yang diperkirakan berasal dari Sus vitatus. Babi ini berwarna hitam dan bulunya agak kasar. Punggungnya sedikit melengkung ke bawah dan mulutnya relatif panjang. Tipe yang kedua terdapat di Utara, Tengah, Barat dan Selatan Pulau Bali. Babi ini punggungnya sangat melengkung ke bawah (lordosis), perutnya besar dan sering menyentuh tanah, apalagi dalam keadaan bunting. Warnanya hitam, kecuali di garis perut bagian bawah dan keempat kakinya. Kadang-kadang pada dahinya berwarna putih. Kepala pendek sekitar 24 -28 cm, telinga tegak dan pendek, yakni sekitar 10 -11 cm, babi inilah yang biasa disebut babi bali. Tinggi pundaknya sekitar 48 -54 cm, panjang tubuh sekitar 90 cm, lingkar dada 81-94 cm dan panjang ekor 20 22 cm. Induk babi bali memiliki puting susu induknya sekitar 12- 14. Rata-rata banyak anaknya adalah 12 ekor perkelahiran.(Sihombing, 1997). Informasi mengenai babi bali sangat terbatas dan sangat sedikit publikasi ilmiah yang bisa dipakai acuan. Berdasarkan pengamatan sekilas, babi bali lebih banyak dipelihara di daerah kering, di antaranya Bali Utara, Karangasem dan Nusa Penida. Kelebihan pemeliharaannya memerlukan air yang relatif sedikit dibandingkan babi ras. Secara genetik pertumbuhan babi bali sangat lambat dibandingkan dengan babi ras . Untuk mencapai berat badan 80 kg diperlukan umur sampai 12 bulan sedangkan babi ras hanya 5-6 bulan . kelebihan babi bali adalah tipe lemak sehingga sangat cocok untuk dijadikan babi guling karena ras

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Babi bali

Di Bali, sebenarnya terdapat dua tipe babi bali yaitu babi bali yang

berada di Timur Pulau Bali yang diperkirakan berasal dari Sus vitatus. Babi ini

berwarna hitam dan bulunya agak kasar. Punggungnya sedikit melengkung ke

bawah dan mulutnya relatif panjang. Tipe yang kedua terdapat di Utara, Tengah,

Barat dan Selatan Pulau Bali. Babi ini punggungnya sangat melengkung ke

bawah (lordosis), perutnya besar dan sering menyentuh tanah, apalagi dalam

keadaan bunting. Warnanya hitam, kecuali di garis perut bagian bawah dan

keempat kakinya. Kadang-kadang pada dahinya berwarna putih. Kepala pendek

sekitar 24 -28 cm, telinga tegak dan pendek, yakni sekitar 10 -11 cm, babi inilah

yang biasa disebut babi bali. Tinggi pundaknya sekitar 48 -54 cm, panjang tubuh

sekitar 90 cm, lingkar dada 81-94 cm dan panjang ekor 20 – 22 cm. Induk babi

bali memiliki puting susu induknya sekitar 12- 14. Rata-rata banyak anaknya

adalah 12 ekor perkelahiran.(Sihombing, 1997).

Informasi mengenai babi bali sangat terbatas dan sangat sedikit publikasi

ilmiah yang bisa dipakai acuan. Berdasarkan pengamatan sekilas, babi bali lebih

banyak dipelihara di daerah kering, di antaranya Bali Utara, Karangasem dan

Nusa Penida. Kelebihan pemeliharaannya memerlukan air yang relatif sedikit

dibandingkan babi ras. Secara genetik pertumbuhan babi bali sangat lambat

dibandingkan dengan babi ras . Untuk mencapai berat badan 80 kg diperlukan

umur sampai 12 bulan sedangkan babi ras hanya 5-6 bulan . kelebihan babi bali

adalah tipe lemak sehingga sangat cocok untuk dijadikan babi guling karena ras

Page 2: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

dan aroamnya yang gurih, kenyataannya, babi bali masih banyak digunakan

untuk bahan baku babi guling yang dijual di rumah makan (Budaarsa, 2002).

Gambar 2.1. Babi bali (Ariastawa Dokumentasi)

Babi bali tidak saja dipelihara sebagai usaha sambilan, tetapi juga

Memiliki status sosial yang sangat penting di Bali. Selain dapat untuk memenuhi

Kebutuhan untuk konsumsi pemeliharaan babi diperlukan sebagai sarana upacara

agama, Di Desa Tenganan, Sembiran, Taro (desa Bali Mula) penggunaan babi

bali dalam upacara keagamaan masih dipertahankan. Babi bali sangat cocok

dipelihara oleh para ibu rumah tangga, khususnya di pedesaan sebagai

tabungan.

Babi bali pada umumnya di beriakan ransum tradisional dengan kualitas

makanan yang kurang baik dengan kandungan protein dibawah 12% Hal lain juga

diaktakan (I.P Astawa , 2016), .dari hasil survai, di tiga Kabupaten : Klungkung

(Nusa Penida), Buleleng (Grokgak) dan Karangasem (Tianyar Barat). Babi bali

pada umumnya di pelihara dengan sistim tradisional dari segi manejemen.

Page 3: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Pemberian ransum tradisional pada umumnya di Bali 95% memberikan

ransumberupan batang pisang (Budaarsa, 2013). Batang pisang sangat dominan

digunakan baik di dataran rendah, maupun di dataran tinggi karena tanaman

pisang banyak tumbuh di ketiga daerah tersebut. Batang pisang yang digunakan

adalah batang pisang hasil limbah pisang yang sudah dipanen. Peternak tidak

memilih jenis pisang tertentu, yang penting pohon pisang tersebut sudah dipanen

buahnya, oleh karena itu sangat mudah didapat tanpa harus membeli. Hijauan lain

yang diberikanantara lain ketela rambat dan kangkung. Pemberian ransum

tradisional dengan kandungan protein rendah menyebabkan pertumbuhan babi

bali lebih lambat dibandingkan dengan babi ras yang ada. Disisi lain, saat ini babi

bali masih menjadi andalan petani, khususnya KK miskin di daerah kritis/lahan

kering yang secara ekonomi tidak menguntungkan . pemanfaatan limbah dapur

dan pertanian seperti : gedebong pisang daun talas dan lain lain, belum

mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak babi bali. Pemberian pakan

tradisional pada babi bali telah mampu memberikan pertambahan berat badan,

tetapi belum optimal dan memerlukan waktu yang lama untuk pertumbuhan.

2.2. Ransum

Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan pakan dengan

formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari dan tidak

mengganggu kesehatan ternak. Ransum dapat dinyatakan berkualitas baik jika

dapat memberikan kebutuhan nutrien secara tepat, baik jenis, jumlah, serta

imbangan nutrien bagi ternak. Siregar (1994), menambahkan bahwa ransum

merupakan campuran dari dua atau lebih bahan pakan yang diberikan untuk

seekor ternak selama sehari. Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien

Page 4: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

yang diperlukan ternak dalam berbagai fungsi, diantaranya meliputi : hidup

pokok, produksi dan reproduksi. Kualitas dan harga ransum sangat erat kaitannya

dengan kandungan protein dalam ransum tersebut. Semakin tinggi kandungan

protein dalam ransum maka harga ransum semakin mahal, begitu sebaliknya.

Pemberian ransum dengan kandungan protein yang terlalu rendah akan

menurunkan produksi ternak dan kelebihan protein akan diubah sebagai energi

sehingga tidak efisien. Menurut Kamal (1995), pemberian protein yang berlebihan

tidak ekonomis sebab protein yang berlebihan tidak dapat disimpan dalam tubuh,

tetapi akan dipecah dan nitrogennya dikeluarkan lewat ginjal.

Pada umumnya ransum yang diberikan oleh peternak biasanya dibuat

berdasar usaha coba-coba sehingga kurang efisien karena ada kemungkinan

kandungan nutriennya kurang mencukupi atau bisa kelebihan. Untuk

mendapatkan hasil yang optimal maka ransum untuk ternak harus sesuai dengan

kebutuhannya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Ransum seimbang

adalah ransum yang diberikan selama 24 jam mengandung semua zat nutrient,

dapat memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan pemeliharaan ternak

(Chuzaemi, 2002). Penyusunan ransum seimbang yang sesuai dengan kebutuhan

ternak, diharapakan akan dapat menghasilkan produksi yang optimal. Zat nutrien

adalah zat-zat gizi di dalam bahan pakan yang sangat diperlukan untuk hidup

ternak meliputi protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Tillman et

al., 1998). Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat nutrien

atau komposisi kimianya, serta tinggi rendahny zat antinutrisi yang

terkandung di dalamnya. Konsumsi ransum setiap minggu akan bertambah

sesuai dengan pertambahan bobot badan. Setiap minggunya babi mengonsumsi

Page 5: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

ransum lebih banyak dibandingkan dengan minggu sebelumnya (Fadilah, 2004).

Ransum merupakan faktor penentu terhadap pertumbuhan dan produktivitas, di

samping bibit dan tatalaksana pemeliharaan. Ransum menempati biaya produksi

terbesar yaitu 60-70% dalam suatu usaha peternakan. Ransum dapat dinyatakan

berkualitas baik apabila mampu memberikan seluruh kebutuhan nutrien secara

tepat, baik jenis, jumlah, serta imbangan nutrien tersebut bagi ternak. Ransum

yang berkualitas baik berpengaruh pada proses metabolisme tubuh ternak

sehingga ternak dapat menghasilkan daging yang sesuai dengan potensinya.

2.3. Sistem pencernaan babi

Sistim pencernaan babi terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung , usus

halus, usus buntu, usus besar dan anus. Mulut adalah tempat dimana pakan

pertamakali memasuki sistim pencernaan. Disini terjadi pencernaan secara

mekanis dimana makanan di pecah dan dikunyah menjadi partikel-partikel lebih

kecil oleh gigi di bantu dengan air ludah atau saliva yang di produksi oleh mulut.

Enzim amylase di dalam mulut berguna untuk memecah pati atau karbohidrat

dalam makanan, sedangkan lidah berfungsi untuk mendorong makanan

kekerongkongan menuju ke lambung. Didalam lambung terjadi pengeluaran asam

klorida (HCl) yang menyebabkan terjadinya ikantan kimia sehingga, terbentuk

partikel karbohidrat, lemak dan protein. Partikel ini kemudian menuju keusus

halus dan terjadi penyerapan nutrient oleh vili-vili usus halus. Sel-sel didalam

usus halus mengeluarkan enzim untuk membantu pencernaan dan penyerapan

hasil akhir makanan meliputu deudenum, jejenum dan ilium. Didalam deudenum

terjadi sekresi dari hati dan pankreas. Sekresi dari hati disimpan dalam empedu,

Page 6: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

sekresi inilah yang disebut dengan garam empedu yang fungsinya untuk

membantu pencernaan lemak dalam makanan (Lehninger, 1986)

Setelah terjadi penyerapan zat-zat makanan dalam usus halus selanjutnya

sisa pakan disalurkan melalui sekum (usus besar). Sekum merupakan usus yang

pada umumnya tidak begitu banyak berfungsi. Dalam sekum terjadi pencernaan

serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus

besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus. Sekum pada umumnya

berguna untuk penyerapan air dan penampungan pencernaan sebelum keluar lewat

anus. (Rawan et al ., 1997).

2.4. Additife

Additife adalah suatu bahan atau kombinasi bahan yang ditambahkan,

biasanya dalam kuantitas yang kecil, kedalam campuran makanan dasar untuk

memenuhi kebutuhan ternak, contohnya additive bahan konsentrat, additive bahan

suplemen, additife bahan premix, additive bahan makanan (Hartadi et. al., 1991).

Additive adalah susunan bahan atau kombinasi bahan tertentu yang sengaja

ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan

guna memenuhi kebutuhan. Murwani et al., (2002) menyatakan bahwa additive

adalah bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk

meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Sedangkan menurut

Murtidjo (1993), additife adalah imbuhan yang umum digunakan dalam meramu

pakan ternak. Penambahan bahan biasanya hanya dalam jumlah yang sediki

dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan atau merangsang produksi.

Macam-macam additife antara lain antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan, dan

transquilizer.

Page 7: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Additife merupakan bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai

sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika

(Anggorodi, 1985). Fungsi additife adalah untuk menambah vitamin-vitamin,

mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan

tubuh terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress, merangsang pertumbuhan

badan (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan,

meningkatkan produksi daging.

2.4.1. Macam-macam Additife

Macam ragam pakan additife antara lain additive pada bahan pakan

(contohnya agensia antioksidan, agensia cita rasa), additive untuk manipulasi

pencernaan dan absorpsi nutrien (contohnya buffer, enzim), additife untuk

kesehatan ternak (contohnya obat cacing), additife melalui hormonal (contohnya

hormon pertumbuhan, hormon reproduksi), additife untuk meningkatkan kualitas

produk (contohnya agensi pewarna, agensi antiradikal).

Biasanya feed additive diberikan dalam ransum ternak untuk

menghasilkan pertumbuhan yang diinginkan. Beberapa additfe yang diberikan

antara lain :

1. Flavoring agent, pemberi bau untuk meningkatkan palatabilitas pakan contoh

cairan sukrosa

2. Enzim untuk memperbaiki daya cerna

3. Vitamin, Sebagai sumber vitamin A dapat digunakan Vit. A palmitat, Vit. A

acetat dan minyak ikan. Sumber vitamin D2 digunakan Vit. D pada semua

tanaman yaitu hasil aktivasi sterol dalam tanaman oleh sinar ultraviolet. Sumber

vitamin D3 digunakan Vit. D pada hewan yang merupakan hasil aktivasi sterol

Page 8: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

pada hewan oleh sinar ultraviolet misalnya minyak ikan. Sumber vitamin E

digunakan senyawa vit. E aktif, diantaranya dl alpha tokoferil asetat. Sumber

vitamin K dapat menggunakan MCBC dan MPB.

4. Sumber mineral : Tepung tulang, Tepung kerang (CaCo3) , Garam (NaCl).

5. Antibiotik dalam dosis rendah diketahui efektif terhadap pengontrolan infeksi

subklinis dan merangsang pertumbuhan hewan bila ditambahkan dalam air minum

atau kedalam pakan.

6. Sumber-sumber karotenid ditambahkan kedalam ransum untuk memperbaiki

pigmentasi.

7. Hormon atau zat lain yang digunakan untuk memperbaiki proses metabolisme.

8. Asam amino adalah monomer dari protein. Sebagai bahan pakan tunggal asam

amino tidak tersedia di alam, namun tersedia secara buatan. Asam amino yang

biasanya kekurangan dalam pakan adalah asam amino metionin dan lisin. Oleh

karena itu, di pasaran asam amino yang tersedia adalah DL- metionin dan L-lisin

yang mempunyai kemurnian 99%.

Berbagai macam additife yang bersifat non nutritive menurut Wahyu

(1997) antara lain: (1) Makanan tambahan pelengkap untuk memperbaiki tekstur ;

(2) Flavoring agent yaitu zat pemberi bau enak yang dipergunakan untuk

meningkatkan palatabilitas pakan; (3) Enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna

di bawah kondisi tertentu; (4) Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans

dipergunakan pada tingkat rendah untuk melindungi pakan dari serangan

perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang

disebabkan oleh mikroflora dalam usus; (5) Antibiotika yang mempunyai

spektrum luas (broad spectrum) dan daya absorpsi yang baik ditambahkan ke

Page 9: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

dalam pakan untuk memerangi penyakit khusus; (6) Senyawa-senyawa kimia

tertentu dipergunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika

terhadap penyakit; (7) Obat-obat pencegah cacing dalam saluran pencernaan; (8)

Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-asam lemak yang tidak jenuh dan

vitamin-vitamin yang larut dalam lemak karena proses peroksidasi; (9) Sumber-

sumber karotenoid dan (10) Hormon-hormon yang digunakan untuk memperbaiki

metabolism.

2.4.2. Pemberian additife

Penggunaan makanan tambahan pelengkap dalam penyusunan ransum

terutama yang merupakan bahan tambahan bukan zat makanan dengan maksud

memperbaiki konsumsi, daya cerna, proteksi, absorbsi dan atau transportas zat-zat

makanan untuk memperbaiki nilai gizi ransum dan menurunkan biaya pakan

dan produksi.

Ransum disusun sedemikian rupa sehingga mengandung konsentrasi zat-

zat makanan maksimum yang dapat diperoleh dengan harga layak untuk

pertumbuhan, produksi dan efisiensi penggunaan ransum maksimum. Untuk

menjamin zat-zat makanan tersebut ditelan, dicerna, dilindungi dari kerusakan,

diserap dan diangkut dari sel-sel tubuh, maka pelengkap makanan tak bergizi

tertentu atau yang disebut additive dimasukkan ke dalam ransum sebagai

tambahan sampai terjadi suatu konsentrasi optimum dan keseimbangan zat-zat

makanan (Rasyaf, 1994).

2.5. Kunyit

Kunyit adalah salah satu tanaman rempah-rempah dan obat-obatan asli

wilayah asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran kedaerah

Page 10: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Berdasarkan uji seleksi dan uji

daya adaptasi di berbagai lingkungan tumbuh telah di peroleh kunyit varietas

Cudo 21 dan cudo 28. Varietas ini di peroleh dari 10 nomor harapan kunyit

dengan produksi tinggi hasilnya adalah Cudo 21 dengan produksi (18 sampai

dengan 25 ton/ha), sedangkan Cudo 38 (18 sampai dengan 25 ton/ha). Kadar

kurkumin yang dihasilkan oleh Cudo 21 (8,70%) sedangkan Cudo 38 (11%)

sehingga kedua varietas ini dilepas sebagai varietas unggul sejak tahun 2009

(Rahadrjo dan Rostiana). Tahun 2011 dilepas varietas kunyit baru yang lebih

unggul dari varietas Cudo yaitu varietas Curdonia 1. Varietas inimerupakan

varietas unggul kunyit toleran naungan. Varietas Cudo 1 memiliki keunggulan

kandungan bahan kurkumin minimal 7% dan kandungan minyak astiri lebih besar

dari 3% (Syahid, et al., 2011).

Dari berbagai jenis kunyit yang ada di Indonesia pada umumnya yang

sering dikonsumsi adalah jenis kunyit (Curcuma domestica Val). Hampir setiap

orang Indonesia umumnya pernah mengkonsumsi kunyit, baik sebagai pelengkap

bumbu, jamu atau untuk menjaga kesehatan. Kunyit tumbuh baik pada tanah jenis

latosol, aluvial dan regosol pada ketinggian temapat 240 samapi 1.200 diatas

permukaan laut dengan curah hujan 200 sampai dengan 4.000 ml/tahun. Kunyit

juga dapat tumbuh pada tegakan tanaman keras seperti sengon, jati yang masih

muda sekitar umur 3 sampai dengan 4 tahun, dengan tingkat naungan tidak lebih

dari 30% (Rahardjo dan Rostiana., 2010). Menurut (Mahendra, 2005). Kunyit

dapat mencapai ketinggian 100 cm. Batang kunyit merupakan batang semu,

tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau dan kekuningan. Kunyit

berdaun tunggal, berbentuk lanset memanjang, helai daun berjumlah 3-8 helai

Page 11: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata, pertulangan menyirip dan

berwarna hijau pucat. Keseluruhan rimpang membentuk rumpun rapat, berwarna

orange, dan tunas mudanya berwarna putih. Akar serabut berwarna cokelat muda.

Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpang atau akarnya. Rimpang kunyit

mengandung minyak atsiri dan mengandung kurkumin. Menurut Shankaracharya

dan Natarajam (1977)., Komponen dan kandungan kunyit dapat dilihat pada tabel

2.1 dibawah ini :

2.1. Komponen dan kandungan kunyit

Komponen Kunyit

Energi (kal)

Air (g)

Protein (g)

Lemak

Total karbohidrat

Serat kasar (g)

Abu (g)

Kalsium (g)

Fosfor (g)

Natrium (g)

Kalium (g)

Besi (g)

Thiamin (mg)

Ribobflavin (mg)

Niacin (mg)

Asam nikotinat (mg)

Asam askorbat/vitamin C

Vitamin A (IU)

Kurkuminoid (%)

Minyak Astiri (%)

349,00

13,10

6,30

5,10

69,40

2,60

0,15

0,28

0,03

3,30

18,60

0,03

-

-

2,30

-

50,00

-

1,8-5,4

2,5-7,2

Sumber : Shankaracharya dan Natarajam (1977)

Menurut Bursatriannyo, et al 2014., kunyit adalah salah satu tanaman

temu-temuan yang berpotensi untuk dikembangkan karena keberadaanya telah

digunakan selama lebih dari 2500 tahun dan kemungkinan pertama kali di

gunakan sebagai pewarna makanan dan obat-obatan. Kunyit sebagai pengobatan

memiliki kualitas antiseptik dan anti bakteri sedangkan zat pewarna diperkirakan

Page 12: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

sebagai additive makanan. Secara tradisional warna kuning kunyit untuk produk

pangan di peroleh dengan cara memarut kunyit hingga halus. Hasil parutan ini

kemudian di campur ke makanan sebagai additive.

Kandungan kimia yang terdapat dalam kunyit adalah zat warna

kurkuminoid, minyak astiri, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tannin, dammar

dan mineral. Zat mineral seperti magnesium besi, mangan, kalsium, natrium,

timbale, seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono,1996). Tiga senyawa

utama kelompok kurkuminoid yaitu kurkumin, demetoksikurkumin dan bis-

demoktoksikkurkumin. Senyawa ini sering dikenal sebagai kurkumin I, kurkumin

II dan Kurkumin II. Senyawa pemberi warna ini berada dalam bentuk

keseimbangan antara bentuk keto danenol. Diantara senyawa kurkumin yang ada

di kunyit , kurkumin (1,7-bis(4-hidrksi-3metoksifenil)-1,6-heptadien-3,5-dion)

merupakan pigmen dan prekursor utama (Shankaracharya dan Natarajam ., 1977)

Gambar 2.3. Kunyit (Jokowarina id)

Kunyit memiliki klasifikasi taksonomi sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyk

Kelas : Liliopsidae

Page 13: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica

Kandungan kunyit kuning yaitu : minyak atsiri (3-5%) terdiri dari

senyawa dialfapelandren 1%, disabeneli 0,6%, cineol 1%, borneol 0,5%,

zingiberen 25% tirmeron 58%, seskuiterpen alcohol 5,8%, alfatlanton dan gamma

atlanton, pati berkisar 40-50%, kurkumin 2,5-6%. Agustina dan Sri. Komposisi

kimia kunyit kadar Air 6,0%, protein 8,0 karbohidrat 57 serat kasar 7,0%, bahan

mineral 6,8% minyak volatile 3,0% kurkuma 3,2% bahan non volatil 9,0%.

(Agustina dan Sri, 2009). Menurut (Bintang dan Nataamijaya, 2005) kandungan

kimianya kunyit adalah tumeron, zingiberen yang berfungsi sebagai anti-bakteria,

anti-oksidan dan anti-inflamasi (anti-radang) serta minyak pati yang terdiri dari

turmerol, fellandren, kanfer, curcuma, selain itu rimpang kunyit yang matang

mengandung beberapa komponen antara lain minyak atsiri, campuran minyak

(lemak), zat pahit, resin, protein, selulosa, dan pati. Disebutkan pula komponen

utamanya kunyit adalah pati dengan jumlah berkisar antara 40-50% dari berat

kering. Kunyit mempunyai rasa pahit dan bau yang khas. Kunyit berwarna

kuning serta bersisik pada bagian luarnya dan mempunyai tekstur yang keras

tetapi rapuh (Yongki, 2009).

Fungsi dan kegunaan kunyit memberi aroma harum dan rasa. bersifat

bakterisidal terhadap bakteri golongan Bacillus cereuss, Bacillus subtitis, dan

Bacillus megaterium. Selain itu, dapat menghambat pertumbuhan sel vegetative

Coliform , E. Coli dan menghambat pertumbuhan spora. Warna kuning orange

Page 14: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

pada rimpang dan memberi karakter yang lembut, antibakteri, antiradang, anti-

inflamasi, memperlancar pengeluaran empedu (Agustina dan Sri, 2009). Fungsi

lain dari kunyit adalah meningkatkan produksi dan sekresi empedu ke dalam usus

halus sehingga pencernaan lemak, protein dan karbohidrat meningkat (Martini,

1998). Meningkatnya kecernaan lemak, protein dan karbohidrat diikuti pula

dengan penyerapan yang meningkat, sehingga menyebabkan meningkatnya

pertambhan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum yang lebih baik.

Salah satu manfaat dari kunyit adalah efek kholeretik yang ditimbulkan,

sehingga menyebabkan gerak pesristaltik saluran pencernaan semakin lambat,

akibatnya digesta berada lebih lama dalam usus. Kondisi fisilogis ini

mengakibatkan pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan dalam saluran

pencernaan meningkat (Ramaprasad dan Sirsi, 1985 dalam Martini 1998). Hal

lain yang terdapat dalam kunyit adalah bahwa bahan aktif biologis yang

bersepektrum luas yang salah satunya antihepatotoksik dapat mencegah kerusakan

hati akut, dimana agen hepatotoaksik antara lain asetaminofen dapat berfungsi

sebagai analgetik (Sujantno , 1997).

2.6. Penelitian pengaruh pemberian ekstrak kunyit dan tepung kunyit pada

ternak

Kunyit merupakan salah satu tanaman tropis asli Indonesia yang dapat

tumbuh hampir di seluruh daerah. Menurut Rukmana (1994) tanaman kunyit

dapat tumbuh sepanjang tahun di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai

dataran tinggi, dengan ketinggian 2000 m dari permukaan laut. Artinya kunyit

sangat berlimpah dan harganya sangat murah. Selama ini tanaman kunyit sebagian

besar digunakan sebagai bahan campuran bumbu, jamu dan obat-obatan

tradisional.

Page 15: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan kunyit

dalam ransum memberikan respons yang baik terhadap performa ternak.

Ramdhan (1998) melaporkan bahwa pemberian tepung kunyit 1-1,5% dalam

ransum ayam broiler tidak mengurangi persentase bobot karkas, namun mampu

mengurangi persentase lemak abdominal. Hal ini tentu memberi arti positif,

karena konsumen umumnya menginginkan daging broiler yang lemaknya rendah.

Aziz (1998) melaporkan bahwa pemberian tepung kunyit 2% dalam ransum

menghasilkan bobot badan ayam broiler lebih tinggi dibandingkan dengan yang

tanpa tepung kunyit. Demikian juga yang dilaporkan oleh Pratikno (2010),

bahwa pemberian tepung kunyit pada ayam broiler berpengaruh nyata terhadap

pertambahan bobot badan ayam broiler. Martini (1998) melaporkan bahwa

pemberian tepung kunyit 1 - 1,5% tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi

ransum, pertambahan bobot badan, tetapi memperbaiki efisiensi penggunaan

ransum pada ternak kelinci. Penelitian Pemberian ekstrak kunyit dengan taraf 0,

4, 8 dan 12 mg/kg bobot badan sebagai additive pada babi peranakan Landrace

berpengaruh nyata terhadap konversi ransum. Pemberian sebanyak 4 mg/kg

bobot badan memberikan pengaruh terbaik pada konversi ransum dan laju

pertumbuhan (Sinaga dan Martini. 2010).

2.7. Karkas babi

Karkas babi merupakan bagian dari tubuh ternak setelah dilakukan

pengeluaran darah, pemisahan bulu, kuku, kepala, isi rongga perut dan rongga

dada, sedangkan daging babi adalah bagian-bagian ternak babi yang disembelih

yang dapat dikonsumsi oleh manusia termasuk isi rongga perut dan dada.

Whittemore (1980) menyatakan, bahwa karkas babi mengandung tiga perempat

Page 16: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

bagian daging yang dapat dikonsumsi. Hasil pemotongan ternak selain karkas

adalah non karkas atau offal. Lawrie, (2003) mengatakan karkas merupakan

bagian tubuh ternak yang tertinggal setelah darah, kepala, kaki, kulit, saluran

pencernaan, intestin, kantong urin, jantung, trakea, paru-paru, ginjal, limpha, hati

dan jaringan lemak (yang melekat pada bagian tubuh tersebut) diambil. Karkas

Ternak babi 60 sampai 70% dari bobot hidup menjadi karkas, sedangkan sisanya

yang 30 sampai 40% dari bobot hidup adalah merupakan hasil sampingan dari

penyembelihan babi (Blakely dan Bade, 1998).

Karkas terdiri dari urat daging dan jaringan lemak, tulang dan residu yang

terdiri dari tendon dan jaringan pengikat lainnya, pembuluh darah besar, dan lain-

lain. Komponen non karkas dipengaruhi oleh pakan, bangsa, jenis kelamin dan

berat potong (Forrest et al., 1975). Offal (argan dalam) terdiri dari bagian yang

layak dimakan (edible-offal) yaitu lidah, jantung, hati, paru-paru, otak, saluran

pencernaan, ginjal dan limpa. Daging sebagai komponen utama karkas, tersusun

dari otot, jaringan ikat, ephitelial, jaringan-jaringan syaraf, pembuluh darah dan

lemak. Otot merupakan bagian terbesar dari karkas mengandung 75% air, 19%

protein, 2,5% lemak, 1,2% karbohidrat, 2,3% zat terlarut bukan protein dan

sisanya vitamin, sedangkan jaringan lemak mengandung 2% protein dan 8-12%

air (Seoparno, 1992). Daging babi memiliki protein yang berkualitas tinggi

dengan kandungan asam-asam amino esensial lengkap.

2.7.1. Jaringan Tulang, Daging (lean) dan Lemak

Selama pertumbuhan, tulang tumbuh secara terus menerus dengan laju

pertumbuhan yang relatif lambat, sedangkan pertumbuhan otot relatif lebih cepat

sehingga rasio otot dengan tulang meningkat (Whittmore, 1980). Selama

pertumbuhan post natal tulang tumbuh lebih awal dibanding dengan pertumbuhan

Page 17: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

otot dan lemak. Pada ternak yang masih muda, rasio tulang dan otot lebih besar

jika dibandingkan dengan jaringan lemak karena pada saat itu, pertumbuhan lebih

diarahkan kepada jaringan tulang dan otot/lean (Lawrence, 1980). Jaringan lean

(daging tanpa lemak) merupakan komponen terbesar dari otot termasuk lean

karkas dan non karkas (Whittemore, 1980). Perkembangan otot terhambat karena

terbatasnya ukuran serabut otot pada umur tertentu. Keterbatasan ini tidak dapat

diatasi meskipun ternak tersebut diberikan pakan berkualitas tinggi, karena per-

kembangan dan pertumbuhan otot tersebut diatur oleh ekspresi miogenin dalam

pembentukan sel-sel otot (Pass et al.,1999). Pertambahan berat otot terjadi oleh

karena terbentuknya lemak intra muscular (lemak marbling) setelah otot

mengalami pertumbuhan maksimal (Soeparno, 1992).

Ternak babi merupakan ternak yang paling cepat menimbun lemak dan

paling cepat diantara ternak lainnya (Miller et al., 1991). Lemak akan ditimbun

selama pertumbuhan dan perkembangan tubuh ternak. Karkas ternak dewasa

dapat mengandung lemak hingga 30-40% (Soeparno,1992). Devendra dan Fuller,

(1979) menyatakan, bahwa babi yang baru lahir sudah mengandung 1% lemak

dari total bobot badannya, kemudian meningkat menjadi 10% pada saat disapih.

Pertambahan umur dan bobot badan ternak babi akan menyebabkan persentase

lemak meningkat. Nilai heritabilitas tebal lemak punggung adalah 54% (Yulnasri,

1988), tetapi Aritonang (2011), menyatakan bahwa nilai heritabilitas penumpukan

lemak pada ternak babi adalah 30-70%. Lokasi penumpukan atau deposisi lemak

dalam karkas terdiri dari empat bagian yaitu di bawah kulit (subkutan), lemak

internal (lemak disekitar rongga perut dan ginjal), lemak intermuscular dan lemak

intramuscular ( lemak marbling). Fase pembentukan lemak pada ke empat lokasi

Page 18: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

ini berbeda satu sama lain, yang pertama berkembang adalah lemak disekitar

rongga perut dan ginjal, sedangkan yang terakhir adalah lemak marbling. Jaringan

lemak ternak babi paling banyak disimpan dibawah kulit.

2.7.2. Kualitas karkas babi

Pengklasifikasian dan penilaian karkas sebagai bagian dari kualitas perlu

dilakukan karena sangat mempengaruhi penerimaan konsumen. Penilaian

terhadap kualitas karkas yang dimiliki babi perlu dilakukan karena sangat

menentukan jumlah dan penyebaran daging dalam karkas. Metode pengukuran

sudah banyak dilakukan diberbagai negara untuk memprediksi karkas yang

beberapa telah ditemukan dan dapat dilakukan dengan praktis untuk

mengklasifikasikan karkas dengan metode grading. Departemen Pertanian

Amerika Serikat (USDA) telah menetapkan sebuah sistem penentuan kualitas

berdasarkan nilai perdagingan, kadar lemak dan jumlah daging yang dihasilkan

dari sebuah karkas. Standar pengklasifikasian karkas di Indonesia belum ada

hingga saat ini.

Dalam menentukan kualitas kualitas hasil karkas, yang dijadikan ukuran

adalah (1) tebal lemak punggung, (2) luas urat daging mata rusuk, (3) persentase

lemak pelvis, ginjal dan jantung, (4) bobot karkas (Forrest et al, 1975 ). Kualitas

karkas adalah nilai karkas yang dihasilkan oleh ternak relatif terhadap suatu

kondisi pemasaran. Nilai karkas dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, tipe

ternak, umur, kedewasaan ternak dan jumlah lemak intramuskular atau marbling.

Faktor nilai karkas dapat diukur secara objektif melalui berat karkas, daging serta

lemak. Holness (1991) menyatakan, bahwa kualitas karkas ditentukan berdasarkan

kualitas ransum, konformasi, derajat perlemakan, dan jumlah daging dalam

Page 19: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

karkas. Karkas babi jantan kastrasi dan betina dara, diklasifikasikan berdasarkan

kualitas dan hasil daging yang dihasilkan. Hasil daging diestimasi berdasarkan

kombinasi rata-rata tebal lemak punggung, panjang dan persentase karkas.

Tingkat perkembangan otot diestimasi secara subjektif, yaitu sangat tebal, tebal,

agak tebal, agak tipis dan sangat tipis (Suparno, 1992).

Krider dan Carol (1971) menyatakan bahwa pengukuran tebal lemak

punggung merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas karkas

karena dua per tiga bagian dari total lemak karkas merupakan lemak subkutan.

Tebal lemak punggung berkaitan erat dengan pengklasifikasian kualitas karkas

dan dapat memperkirakan persentase daging dari karkas.

2.7.3. Sistem pemberian pakan dan pemotongan babi

Pembatasan atau pengontrolan pemberian pakan pada babi grower dan

finisher sudah biasa dilakukan di Eropa. Alasan utama pembatasan ini adalah

harga karkas yang tergantung dari tebal lemak punggung yang berlebihan.

Keuntungan lain dari pembatasan ini adalah efisiensi penggunaan makanan dan

mengurangi banyaknya makanan yang terbuang. Hasil pemotongan ternak dapat

dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian karkas dan bagian bukan karkas. Bagian

karkas mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi, sesuai dengan tujuan

pemotongan ternak yaitu untuk mendapatkan daging. Ada beberapa persyaratan

untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik (Swatland, 1984), yaitu: (1)

Ternak harus tidak diperlakukan secara kasar, (2) ternak harus tidak mengalami

stress, (3) Penyembelihan dan pengeluaran darah harus secepat dan sesempurna

mungkin, (4) Kerusakan karkas harus minimal, dan cara pemotongan harus (5)

Page 20: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

Higienis, (6) Ekonomis, (7) Aman bagi pekerja abatoar (rumah tempat

pemotongan hewan.

2.7.4. Tebal lemak punggung dan luas penampang otot.

Pengukuran tebal lemak punggung pertama kali dilakukan tahun 1952 oleh

Hazel dan Kline. Ukuran tebal lemak punggung secara langsung menggambarkan

produksi lemak atau daging. Tebal lemak punggung babi yang tipis memberi

persentase hasil daging yang tinggi dan sebaliknya tebal lemak punggung yang

tinggi memberi hasil persentase hasil daging yang rendah. Sejak tahun 1968

lembaga USDA di Amerika Serikat telah menentukan suatu cara dalam penentuan

kelas karkas dari babi siap potong.

Disamping sifat perdagingan tersebut diatas seperti dilaporkan Aritonang

(2011), kualitas daging erat juga hubungan terhadap ukuran luas penampang otot

longisimus (longisimus muscle area) sering juga disebut Urat Daging Mata Rusuk

diukur diantara tulang rusuk ke 10 dan 11. Urat daging mata rusuk (Udamaru)

berhubungan erat dengan jumlah perototan karkas dan luasan penampang tersebut

mengandung lemak intramuskular (marbling) yang berpengaruh terhadap

keempukan daging. Miller, et.al (1991) mengatakan faktor genetik sangat

mempengaruhi urat daging mata rusuk dimana nilai heritabilitasnya pada ternak

babi adalah 40-60%, sedangkan menurut Whittemore (1980) berkisar antara 30-

50% dan tergolong tinggi. Sifat dengan heritabilitas tinggi, penting artinya dalam

menunjang produksi dan sebagai bibit. Sifat demikian juga sebagai petunjuk,

bahwa faktor genetis berperan sekali dalam menghasilkan babi siap potong

dengan luas penampang urat daging mata rusuk yang tinggi.

Page 21: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

2.7.5. Evaluasi Karkas Babi

Nilai karkas dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin atau tipe ternak

yang menghasilkan karkas, umur atau kedewasaan ternak, dan jumlah lemak

intramuskular atau marbling di dalam otot. Faktor nilai karkas dapat diukur secara

obyektif atau absolut, misalnya berat karkas dan daging, dan secara subyektif,

misalnya dengan pengujian organoleptik atau metode panel (Soeparno, 2009).

Dasar penilaian atau evaluasi karkas babi untuk seleksi adalah berat potong, berat

karkas segar, persentase karkas, panjang karkas, tebal lemak punggung (midline),

tebal lemak pada rusuk ke 10, dan luas urat daging mata rusuk (UDMR).

Untuk estimasi jumlah daging sebagai produksi karkas, dilakukan

penilaian terhadap peringkat hasil, dan biasanya produk daging untuk industri.

Ada empat cara untuk mengestimasi jumlah daging karkas (yield), yaitu (1)

Persentase lean cut (LC), (2) Persentase ham dan loin, (3) Persentase ham, dan (4)

Persentase daging karkas. Penilaian terhadap hasil dan peringkat hasil dari karkas

babi. Agronosa (1975) menyebutkan bahwa persentase lean cut (LC) terdiri atas

jumlah daging pada 4 (empat) potongan utama komersial ham, loin, boston butt,

dan picnic shoulder. Dipakainya penilaian pada 4 potongan komersial tersebut

adalah karena pada potongan-potongan karkas tersebut terdapat daging yang

jumlah dan nilai ekonominya relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan 3

potongan lainnya, sedangkan primal cut (PC) adalah LC + bacon belly. Persentase

LC, PC, dan ham + loin yang baik (very meaty hog).

Evaluasi terhadap karkas mencerminkan kualitas daging dengan tujuan

untuk mengidentifikasi, menerangkan, dan segmentasi karkas sesuai dengan

keinginan pasar. Di samping itu, evaluasi karkas bertujuan untuk pemberian

Page 22: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

peringkat karkas dan mengembangkan teknik-teknik yang diperlukan untuk

menaksir secara objektif hasil daging relatif dari karkas. Nilai akhir individu

karkas adalah hasil dari perbedaan observasi dua nilai yang menentukan

karakteristik yaitu : (a) karakteristik kualitas daging (lean ) sebagai suatu ukuran

palatabilitas yang diharapkan, dan (b) kombinasi hasil potongan komersial paha ,

loin, rusuk, picnic shoulder, dan boston

Panjang karkas rata-rata, ketebalan lemak punggung, dan luas urat daging

mata rusuk (UDMR) otot longissimus dorsi (LD) pada urutan antara rusuk ke 10

dan 11 adalah beberapa pengukuran yang biasa dilakukan untuk menjelaskan dan

menentukan karakteristik karkas babi. Potongan daging bagian paha (ham), loin,

(picnic shoulder), dan bagian boston butt mempunyai persentase yang lebih besar

dan nilai parameter lainnya yang lebih baik, bila dibandingkan dengan potongan

karkas lainnya. Prediksi atas jumlah daging dari karkas babi dan evaluasi karkas

babi didasarkan atas hasil yang diharapkan dari 4 (empat) potongan utama

(primal cut) karkas, yaitu paha (ham), loin, picnic shoulder, dan boston butt.

Faktor lain adalah yang berhubungan dengan kualitas daging (kepadatan lemak

dan daging, warna daging, marbling, dan tekstur daging). Hasil daging dari 4

potongan utama tersebut dinyatakan sebagai persentase dari berat karkas. Metode

evaluasi lain yang digunakan adalah persentase ham dan loin, dan indeks ham-

loin. Semua metode ini digunakan untuk memprediksi hasil daging dari karkas

babi. Nilai perkiraan terutama dipengaruhi oleh jumlah lemak yang dapat

dipisahkan dari karkas dan perototan (Soeparno, 1991).

Faktor tunggal terbesar yang menentukan nilai potongan karkas adalah

rasio daging terhadap lemak yang dapat dipisahkan (diiris). Satu cara yang banyak

Page 23: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

digunakan untuk mengukur tingkat perlemakan karkas adalah rata-rata dari tiga

pengukuran ketebalan lemak subkutan (punggung) yang diukur pada rusuk ke-1

(satu), rusuk terakhir, dan vertebra lumbalis terakhir. Variasi tingkat perlemakan

merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi hasil daging.

Ketebalan lemak punggung yang umumnya sekitar 1,0 inci (2,54 cm) dianggap

optimum untuk karkas dengan berat kira-kira 140 pound (kira-kira 65,3 kg).

Lemak sebaiknya padat dan tidak berminyak, terutama pada ujung loin atau ham

(Boggs dan Merkel, 1979).

Perkembangan perototan babi, terutama pada ham, loin, dan perut (belly)

mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesukaan konsumen. Ukuran luas

daging mata rusuk merupakan petunjuk yang berguna dalam menentukan jumlah

daging atau perototan. Di samping ukuran mata loin/UDMR, beberapa aspek

bentuk karkas perlu dipertimbangkan. Setelah perlemakan, ketebalan, kepenuhan,

dan kemontokan karkas yang berhubungan dengan perkembangan perototan perlu

dipertimbangkan. Ketebalan dan kemontokan ham, kepenuhan loin, ketebalan

bahu dan perut adalah beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam mengevaluasi

perototan. Ham yang baik adalah ham yang luas, dalam , panjangnya moderat, dan

berkembang penuh. Ham yang berkualitas tinggi seharusnya : (a) mempunyai

potongan permukaan dinding yang padat keras, (b) bertekstur halus, (c) warnanya

merah jambu keabu-abuan yang seragam, (d) dagingnya (lean) mempunyai

marbling yang uniform dan ekstensif dengan lemak putih padat, (e) lemak

subkutan (eksterior) yang menyelimutinya adalah padat, putih, dan kering, (f)

kulitnya halus dengan bagian dagingnya juga halus, dan (g) kaki bawah relatif

halus dan bersih. Sebaliknya, ham yang relatif kurang baik berwarna abu-abu

Page 24: BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Babi bali · 2017. 7. 28. · serat dalam jumlah kecil, dimana mikroba akan memecah enzim selulase. Usus besar pada umumnya lebih pendek dari usus halus

sampai merah gelap, otot yang berdekatan dengan tulang berwarna lebih gelap

daripada lainnya, dan bertekstur kasar dengan sedikit atau tanpa marbling. Ham

yang jelek berwarna pucat, sangat lunak, dan berair (Judge et al.,1989)