bab ii tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/46659/3/bab ii.pdf · 4 bab ii tinjauan pustaka 2.1...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala
kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya
seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi
terjunan (head) dan jumlah debit air. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang
terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis,
mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin
dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki
perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi
potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi
potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik (Fajar Apriansyah,2016).
Pembangkit listrik mikrohidro dapat memanfaatkan ketinggian air yang
tidak terlalu besar, misal dengan memanfaatkan jatuhan air dengan ketinggian 2,5
meter dapat menghasilkan listrik 400 watt. Relatif kecilnya energi yang dihasilkan
pembangkit listrik mikrohidro dibandingkan pembangkit listrik tenaga air skala
besar, berimplikasi pada relatif sederhana dari segi peralatan serta luas tanah yang
diperlukan guna instalasi dan pengoperasian pembangkit listrik mikrohidro. Hal
tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, sehingga tidak terlalu
menimbulkan kerusakan lingkungan.
5
Lingkup dari tenaga air harus sepenuhnya dimengerti jika kita ingin benar-
benar memanfaatkannya. Pembangkit listrik mikrohidro mempunyai beberapa
keuntungan yang tidak dapat dipisah-pisahkan yang membuatnya makin menarik,
seperti berikut ini:
1. Air merupakan suatu sumber energi yang tidak ada habisnya atau berubah
menjadi apapun. Sehingga bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga mikro
hidro tidak akan habis.
2. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik mikrohidro sangat
rendah dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.
3. Pembangkit listrik mikrohidro cukup sederhana untuk dimengerti dan cukup
mudah untuk dioperasikan.
4. Pengembangan pembangkit listrik mikrohidro dengan memanfaatkan arus
sungai dapat menimbulkan juga manfaat lain seperti misalnya pariwisata,
perikanan dan lain-lain.
Prinsip dasar kerja pembangkit listrik mikrohidro adalah memanfaatkan
energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari
tempat instalasi pembangkit listrik.Sebuah skema mikrohidro memerlukan dua hal
yaitu debit air dan ketinggian jatuh untuk menghasilkan tenaga yang dapat
dimanfaatkan. Hal ini adalah sebuah sistem konversi energi dari bentuk ketinggian
dan aliran air (energi potensial) kedalam bentuk energi mekanik kemudian diubah
menjadi energi listrik.
Berdasarkan prinsip kerja pembangkit listrik mikro hidro maka didapatkan
beberapa persamaan dasar yang dapat diterapkan dalam perancangan pembangkit
listrik mikro hidro. Total daya yang dihasilkan dari suatu turbin air merupakan hasil
6
reaksi antara ketinggian air (head) dan debit air seperti di tunjukan pada persamaan
berikut:
P=Q x g x h x ηturbin x ηgenerator
Dengan: P = Daya (watt)
Q = Debit Air (m3/s)
g = Gaya gravitasi
h = Tinggi jatuh efektif (m)
η= Effisiensi (%)
2.2 Kompononen Rancang Bangun PLTMH
Dalam rancang bangun pembuatan prototype pembangkit listrik tenaga
mikro hidro (PLTMH) memiliki banyak komponen penunjang agar prototype
dapat bekerja dengan efektif dan effisien menyesuaikan dengan keadaan bentang
alam yang ada(aliran air dan ketinggian air). Pembangkit Listrik Tenaga mikrohidro
termasuk dalam pembangkit listrik tenaga air yang konvensional, karena dalam
implementasinya pembangkit listrik ini menggunakan kekuatan air secara wajar
yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai. Dengan demikian dapat juga disebut
sebagai pembangkit listrik tenaga air tradisional di India , dan semua proyek listrik
tenaga air, pembangkitnya mempunyai tipe ini (M.M. Dandekar, 1991).
Dalam sebuah sistem instalasi pembangkit listrik tenaga mikrohidro
memiliki komponen (bangunan) yang kompleks, meliputi :
1. Bendungan (Weir)
2. Saluran Pengambil (Intake)
3. Saluran Pengendap (Sedimen Trap)
4. Saluran Pembawa
7
5. Kolam Penenang (Forebay)
6. Pipa Pesat (Penstock)
2.2.1 Bendungan (Weir)
Bendungan (Weir) adalah Bendungan bangunan yang berada
melintang di sungai yang berfungsi untuk membelokan arah aliran air. Fungi dari
bendungan yaitu kolam penampung air yang mempunyai peran untuk
menyediakan air dan menaikkan ketinggian tekanan air yang merupakan potensi
dari air sungai. Pemilihan dari tempat unruk sebuah bendungan tergantung pada
fungsi dari bendungan itu. Pemilihan tempat untuk pembuatan bendungan
sejatinya lebih memperhatikan 2 faktor yaitu, ciri geologi tempat (sungai) dan
pendekatan secara ekonomi (biaya). Secara geologi pembangunan bendungan
yang sesuai ialah berada di leher sungai dan berada setelah pertemuan dua leher
sungai sehingga penyimpanan air akan lebih besar.
Gambar 2.1 Tata letak bendungan
Sumber : M.M. Dandekar, 1991.
8
2.2.2 Saluran Pengambil (Intake)
Saluran pengambil (Intake) adalah saluran yang berfungsi sebagai
pengambil sumber energi potensial utama (air) dari bendyngan menuju ke bak
penampungan dan pipa pesat. Permasalahan yang sering dihadapi oleh saluran
intake adalah debit air yang tidak stabil baik ketika debit air yang besar maupun
ketika debit air kecil adanya lumpur, pasir, dan kerikil seringkali mempengaruhi
unjuk kerja dari pembangkit listrik mikro hidro. Selain itu keadan alam disuatu
daerah juga mengakibatkan perubahan cepat pada debit air (aliran air) sehingga
sangat mempengaruhi operasional pembangkit listrik mikrohidro secara
signifikan.
Penentuan lokasi pembangunan saluran pengambil (Intake)
direncanaka dibangun disebelah kanan aliran sungai dan sejajar. Dalam
pembangunannya lokasi saluran pengambil (Intake) selalu pada posisi luar dari
lengkungan sungai sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.2 . Ini dilakukan
untuk memperkecil pengendapan sedimen (lumpur, pasir ,kerikil, dan lain-lain)
di saluran pembawa (Intake). Pada dasarnya pembangunan saluran pembawa
(Intake) dibuat pintu air supaya mempermudah proses pembilasan sedimen yang
ada (Pedoman Study Kelayakan Sipil Dirjen ESDM, 2009).
9
Gambar 2.2 Contoh free intake dengan bendungan sederhana.
Sumber : Dirjen ESDM 2009.
2.2.3 Saluran Pengendap (Sedimen Trap)
Saluran Pengendap (Sedimen trap) Merupakan komponen pada
pembankit listrik mikrohidro yang berfungsi sebagai pengendap dari sedimen-
sediman yang terbawa oleh aliran air dari saluran pembawa (Intake). Hal ini
merupakan salah satu cara untuk mencegah masuknya sedimen kedalam sistem
saluran pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Supaya aliran air yang
mengandung sedikit sedimen dapat dihasilkan pada sistem aliran air dan
operasional pembangkit listrik tenaga mikro hidro dapat maksimal.
Ukuran sedimen minimum yang diendapkan pada bak sangat bervariasi
seperti, pasir, tanah, dan partikel – partikel lainya, untuk ukuran ukuran sedimen
yang di endapkan pastinya memiliki ukuran dan yang berbeda beda. Untuk
10
keperluan pembilasan maka debit air yang masuk ke bak harus ditambah 20%
agar kebutuhan air di turbin tetap terjaga . Bak penampung direncanakan
berdasarkan kecepatan pembilasan dalam hal ini kecepatan pembilasan di
rencanakan. Kecepatan pembilasan yang efektif ialah tidak terlalu deras agar
aliran air tidak terlalu cepat.
2.2.4 Saluran Pembawa
Saluran pembawa berfungsi mengalirkan air dari saluran pengendap
(Sedimen Trap) dan pembilas ke bak penenang (forebay). Dalam perencanaanya
saluran pembawa mengunakan saluran terbuka , untuk dimensi saluran pembawa
dan pembuang di tentukan dengan kondisi topografi (keadaan bentang alam).
Untuk panjang saluran pada saluran pembawa ini dapat di rencanakan sesuai
dengan perencanaan dan kondisi tropografi. Penampang saluran pada saluran
pembawa direncanakan berupa saluran terbuka berbentuk trapesium.
Untuk menghindari tumbuhnya vegetasi dan derasnya aliran air
disekitar saluran pembawa dapat direncanakan pada saat di bak penenang
(forebay) aliran air dikondisikan pada kecepatan 0,3-2.0 m/s.
2.2.5 Kolam Penenang (Forebay)
Bak Penenang (forebay) memiliki fungsi untuk mengurangi arus
turbin sebelum aliran masuk kedalam pipa pesat (penstock). Kolam penenang
(forebay) juga berfungsi sebagai saringan akhir sebelum air masuk kedalam
penstock dan akhirnya masuk turbin. Kolam Penenang (forebay) juga
difungsikan sebagai pengatur ketersediaan air.
11
Bak penenang (forebay) dibuat pada bagian akhir saluran tenaga
dengan cara memperluas menjadi bentuk seperti sebuah cekungan kecil, yang
dapat menyimpan sejumlah air untuk kebutuhan yang tidak diduga dari turbin.
Bak penenang (forebay) dapat dibuat dengan membangun sebuah bendungan
kecil memotong saluran alami. Dengan membangun sebuah bendungan kecil,
kapasitas bak penenang (forebay) menjadi sangat besar. Apabila terjadi
pengumpulan air yang berlebihan, air tersebut dapat dialirkan secara aman
melalui sejumlah saluran keluaran atau pelimpah (M.M Dandekar, 1991).
2.2.6 Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat (Penstock) adalah pipa yang berfungsi untuk mengalirkan
air dari kolam penenang (forebay) menuju turbin dengan memanfaatkan
ketinngian (head). Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan material,
diameter pipa, dan tebal pipa. Pemilihan material didasarkan pada pertimbangan
operasional, akses, berat, dan biaya.
Diameter pipa pesat (Penstock) dipilih dengan pertimbangan
keamanan, kemudahan proses pembuatan, ketersediaan material dipasaran dan
friction losses (kerugian gesekan) sekecil mungkin. Ketebalan pipa dipilih untuk
menahan tekanan hidrolik dan surge pressure yang terjadi dalam pipa.
a. Diameter Pipa Pesat
Diameter pipa pesat (Penstock) sangat berpengaruh dalam perencanaan
pipa pesat dikarenakan jumlah (kapasitas) aliran air yang masuk akan
berpengaruh terhadap unjuk kerja turbin sehingga harus di tetapkan berapa
kapasitas dan aliran air yang sesuai dengan kebutuhan untuk operasional
12
turbin. Diameter pipa pesat ditentukan menurut sudut rata-rata pipa pesat dan
debit yang telah direncanakan dengan menggunakan persamaan ;
D = (1273 .𝑄
𝑉𝑜𝑝𝑡)0,5
Dimana : D = Diameter penstock (m)
Q = Debit rencana (m3/s)
Vopt = Kecepatan optimum air (m/s)
Sudut rata-rata penstock diperoleh dengan membagi beda tinggi antara
forebay dengan rumah turbin dengan panjang penstock, persamaannya :
Ap = 𝐻𝑝
𝐿𝑝
Dimana : Ap = Sudut rata-rata penstock
Hp = Beda ketinggian antara forebay dengan
powerhouse
Lp = Panjang pipa penstock
b. Tebal Pipa Pesat (Penstock)
Ketebalan pipa perlu ditambah dengan faktor korosi (fk). Ketebalan
korosi yang diizinkan untuk pipa pesat 1-3 mm, sehingga tebal pipa adalah ;
tmin= t + fk
Standar Tebal minimum pipa pesat adalah
Sampai dengan diameter 0.8 m, tebal minimum adalah 5 mm
Sampai dengan diameter 1.5 m, tebal minimum adalah 6 mm
Sampai dengan diameter 2.1 m, tebal minimum adalah 12 mm
Menurut standar ASME ketebalan minimum pipa dapat dihitung dengan
13
mengunakan hubungan 2.5 kali diameter pipa ditambah 1.2 mm dengan
persamaan :
tmin = 2,5 D + 1,2 mm
c. Rugi Aliran Pipa Pesat (Penstock Pipe Losses)
Kerugian energi (head losses) yang terjadi di dalam pipa dapat di
kelompokkan atas dua bagian :
1. Kerugian terjadi sebagai akibat dari gesekan air disepanjang pipa (Head
losses mayor), menurut Tabel Strickler kerugian ini dapat dihitung dengan
persamaan .
Hlf = 10,249 𝑄2
𝑘2 𝐿
𝐷5,33 (Suryono, 1991)
Dimana : Hlf = Head losses mayor (m)
Q = Debit air (m3/s)
k = Angka gesek Strickler
D = Diameter dalam pipa (m)
Tabel 2.1 Angka gesek Stricker
Macam bahan Angka Gesek, k
Pipa Pesat 70 80 90 100 110 120 130 140
Beton
Baja bersambungan keling
Besi tuang dilapisi tir
Baja bersambungan las
Asbes semen
Plastik
Sumber : Suryono, 1991
14
Secara empiris head losses mayor ini dapat dicari dengan persamaan nilai
koefisien kekasaran pipa Hazen – Williams :
Hlf = 10,666 . 𝑄1,85
𝐶1,85 . 𝑃4,85 L (Sularso, 1987)
Dimana : Q = Debit air (m3/s)
D = Diameter dalam pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
C = Koefisien kekasaran
Tabel 2.2 Angka koefisien (C) Hazen – Williams
No Bahan Pipa C
1 Beton (tidak terpengaruh oleh umur) 130 2 Besi Tuang
Baru 130
Umur 5 Tahun 120
Umur 20 Tahun 100
3 Baja Las, Baru, Papan Kayu (tidak terpengaruh oleh 120
4 umur) 110
5 Lempung, Baja Keling, baru 100
6 Gorong – gorong Beton 140
Semen asbes Sumber : Ray K. Linsley, 1985
2. Kerugian yang terjadi di pipa, belokan pipa, perubahan penampang, dan
lain – lain (Head losses minor). Kerugian ini dapat dinyatakan dengan
persamaan :
Hlm = ∑ 𝑓 𝑉2
2𝑔 (Suryono, 1991)
Dimana : Hlm = Head losses minor (m)
V = Kecepatan air dalam pipa (m/s)
∑ 𝑓 = Total koefisien kerugian
15
Gambar 2.3 Koefisien kerugian di ujung masuk pipa
Sumber : Sularso, 1987
(i) f = 0.5
(ii) f = 0.25
(iii) f = 0.06 (untuk r kecil) sampai 0.005 (untuk r besar)
(iv) f = 0.56
(v) f = 3.0 (untuk sudut tajam) sampai 1.3 (untuk sudut 450)
(vi) f = f1 + 0.3 cos θ+ 0.2 cos2 θ
2.3 Turbin Air
Turbin air adalah mesin konversi energi yang mengubah energi potensial
(air) menjadi energi mekanik. Kemudian dari energi mekanik yang dihasilkan akan
dimanfaatkan menjadi energi listrik oleh bantuan generator. Turbin air dalam sistem
operasional pembangkit listrik tenaga air merupakan peralatan utama, sama halnya
dengan generator. Fungsi utama dari turbin adalah mengubah energi potensial
menjadi energi mekanik. Gaya jatuh air (Head) mendorong untuk berputarnya
baling-baling (blade) pada turbin. Perputaran turbin kemudian dihubungkan
menuju generator.
16
Menurut sejarah, Turbin air yang sekarang berkembang berasal dari kincir
air pada zaman abad pertengahan yang dipakai untuk memecah batubara dan pabrik
gandum. Salah satu kincir air tersebut dapat dilihat di Aungrabad, India yang telah
berumur 400-an tahun. Tetapi disamping pemikiran dasar, ada perbedaan kecil
antara turbin-turbin saat ini dengan turbin-turbin di zaman dahulu. Turbin-turbin
modern merupakan perkembangan dari kemajuan teknologi dari cabang-cabang
bidang teknik seperti mekanika zat cair, ilmu logam, dan mekanika teknik (M.M.
Dandekar, 1991).
Turbin air kemudian dikembangkan pada abad ke-19 dan digunakan
secara luas untuk pembangkit listrik. Turbin air dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
menurut cara kerjanya, yaitu :
a. Turbin aksi (Impuls)
b. Turbin reaksi
2.3.1 Turbin Aksi (Impuls)
Turbin Aksi (impuls) adalah turbin air yang cara kerjanya dengan
merubah seluruh energi air (yang terdiri dari energi potensial-tekanan-kecepatan)
yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga
menghasilkan energi mekanik dalam bentuk putaran pada turbin. Dengan kata
lain, energi potensial air (head dan aliran air) diubah menjadi energi kinetik.
Contoh turbin aksi (impuls) adalah turbin Cross Flow dan turbin Pelton (Frans
Ade Putra Tampubolon, 2014).
Cara kerja turbin aksi (impuls) dengan mengubah dari fluida dengan
kecepatan tinggi. Impuls total akan memutar turbin. Turbin impuls merubah
aliran semburan air. Semburan turbinmembentuk sudut yang membuat aliran
17
turbin. Hasil perubahan momentum (impuls) disebabkan tekanan pada sudu
turbin. Sejak turbin berputar, gaya berputar melalui kerjadan mengalihkan aliran
air dengan mengurangi energi.
a. Turbin Cross Flow
Turbin cross flow digunakan pada aliran air dengan head
menengah. Secara umum, turbin jenis crosflow terdiri dari pengarah
aliran, shaft, dan sudu. Aliran air yang masuk pada turbin diatur
untuk mendapatkan debit air tertentu dan sudut serang. Kelebihan
turbin tipe ini adalah efisiensinya yang tinggi karena dalam proses
penyerapan energi air dilakukan dua kali. Air yang pertama kali
masik turbin akan diserap tenaganya oleh sudu bagian atas kemudian
melalui rongga dalam turbin. Pada saluran keluar, air sekali lagi
melewati sudu sehingga energi yang masih terkandung dalam air
diserap untuk kedua kalinya (Edy Suryono, 2017).
Penggunaan turbin cross flow sangat menghemat biaya karena
dalam pembuatannya tidak memerlukan biaya produksi yang besar
dibandingkan dengan jenis turbin air yang lain. Biaya produksi
turbin cross flow yang kecil dikarenakan ukuran turbin yang kecil
atau biasa disebut dengan kincir air. Dari segi daya yang dihasilkan
oleh turbin cross flow terbilang yang paling effisien. Hasil pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh pabrik turbin Ossberger Jerman
Barat yang menyimpulkan bahwa daya guna kincir air dari jenis
yang paling unggul sekalipun hanya mencapai 70% sedang effisiensi
turbin Cross-Flow mencapai 82% ( Haimerl, L.A., 1960 ).
18
b. Turbin Pelton
Turbin Pelton disebut juga turbin impuls atau turbin tekanan rata
atau turbin pancaran bebas karena tekanan air keluar nosel sama
dengan tekanan atmosfer. Dalam instalasi turbin ini semua energi
( geodetik dan tekanan) diubah menjadi kecepatan keluar nosel.
Turbin pelton dipakai untuk tinggi air (head) yang besar (Astu
Pudjanarsa, 2006).
Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh
pancaran air yang disemprotkan oleh nozzle. Turbin pelton adalah
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin pelton
adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu
turbin terdiri dari 2 bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah sudu dan pancaran air
tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping. Keuntungan turbin pelton :
1. Daya yang dihasilkan besar.
2. Konstruksi yang sederhana.
3. Mudah dalam perawatan.
4. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang
terisolir.
19
Gambar 2.4 Turbin Pelton
Sumber : M. Edy Sunarto, 1994.
Daya Turbin
Daya turbin air ditentukan oleh besarnya debit air dan tinggi
jatuh air (head) serta efisiensi dari turbin air tersebut. Daya turbin air
ditentukan menurut persamaan sebagai berikut :
𝑃 = 𝜌 × 𝑔 × 𝐻 × 𝑄 × 𝜂
1000
Di mana : P : daya turbin (watt)
ρ : massa jenis air (1000 kg/m³)
g : gravitasi (m/s²)
H : head (tinggi jatuh air) (m)
Q : debit (m³/s)
η : efisiensi turbin (%)
20
Efisiensi Turbin
Efisiensi turbin ditentukan oleh perbandingan daya hidraulik
dengan daya poros turbin. Dalam bentuk persamaan adalah sebagai
berikut : 𝜂 = 𝑃𝐻
𝑃𝑇× 100% atau 𝜂 =
𝑇 × 𝜔
𝜌×𝑔×𝐻×𝑄× 100%
Di mana : PT : daya poros (watt)
PH : daya hidraulik (watt)
T : torsi (Nm)
ω : kecepatan sudut (rad/s)
2.4 Generator Arus Searah
Motor dc atau yang bias disebut generator arus searah merupakan sebuah
perangkat mesin dinamis yang mengubahenergi mekanis menjadi energi listrik.
Generator DC menghasilkan arus searah (Direct Current). Generator DC dibuat
dengan menggunakan magnet permanent atau non permanent berupa gulungan
sebagai stator, regulator, tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi, penyearah, bearing, dan rumah generator atau casis, serta bagian rotor.
Generator DC terdiri dari dua bagian , yaitu stator (bagian mesin DC yang diam)
dan rotor (bagian mesin DC yang berputar.
Dalam membahas penerapan mesin dc tidak lepas dari peninjauan pada
sifat-sifat yang penting dari mesin tersebut, bersama-sama dengan penilaian dari
segi ekonomi dan teknik terhadap mesin jika dibandingkan dengan piranti
pengubah energi lainnya. Untuk mesin dc pada umumnya, keuntungan yang
menonjol terletak pada keluwesannya dan mudah pemakaiannya. Kerugiannya
yang utama adalah pada investasi awal yang perlu dipertimbangkan. Meskipun
21
demikian keuntungan dari motor dc masih menempati kedudukan yang kuat dalam
persaingan pemakaiannya dalam industri (A.E. Fitzgerald, 1990).
a. Konstruksi Generator
Generator arus searah memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian
yaitu bagian yang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( stator ). Yang
termasuk stator adalah rangka, komponen magnet dan komponen sikat.
Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan jangkar dan
komutator.
Stator mempunyai kutub tonjol dan diteral oleh satu atau lebih
kumparan medan. Pembagian fluks celah-udara yang dihasilkan oleh lilitan
medan secara simetris berada di sekitar garis tengah kutub medan. Sumbu ini
dinamakan sumbu medan atau sumbu langsung. Sikat-sikat ditempatkan
sedemikian sehingga komutasi terjadi pada saat sisi kumparan berada
didaerah netral, yaitu di tengah-tengah antara kutub-kutub medan magnet.
Dengan demikian sumbu dari gelombang agm-armatur terletak 90 derajat
listrik dari sumbu kutub medan, yaitu pada sumbu kuadratur. Sikat tampak
pada sumbu kuadratur karena di situlah kedudukan dari kumparan yang
dihubungkannya. Sehingga gelombang agm-armatur terletak sepanjang
sumbu sikat (A.E. Fitzgerald, 1990).
22
Gambar 2.5 Skema suatu mesin dc
Sumber : A.E. Fitzgerald, 1990. Mesin-Mesin Listrik edisi keempat
Komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik,yaitu untuk
mengumpulkan arus listrik induksi dari konduktor jangkar dan
mengkonversikannya menjadi arus searah melalui sikat yang disebut
komutasi. Agarmenghasilkan penyearahan yang lebih baik maka
komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.
Komutator terbuat dari batangan tembaga yang dikeraskan, yang diisolasi
dengan bahan sejenis mika.
Fungsi dari sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan
jangkar dengan beban. Disamping itu sikat memegang peranan penting
untuk terjadinya komutasi. Agar gesekan antara komutator-komutator dan
sikat tidak mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat lebih lunak
daripada komutator. Sikat terbuat dari karbon, grafit , logam grafit, atau
campuran karbon-grafit, yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak
sikat. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk
menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada diusahakan memiliki
23
konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi kerugian listrik, dan koefisien
gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan.
Gambar 2.6 Generator dibongkar menunjukkan berbagai bagiannya.
(Robbins & Mayers,Inc).
Sumber : McGraw-Hill, Inc 1984. Mesin dan Rangkaian Listrik Edisi Keenam.