bab ii tinjauan dan landasan teori ii.1 …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01145-ar...

33
BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Perkembangan penduduk di kota-kota besar sangat bertolak belakang dengan ketersediannya lahan dan fungsi hunian di tengah kota. Sebagai ibukota, Jakarta sudah sepatutnya dapat memenuhi kebutuhan dan penunjang aktifitas masyarakatnya tetapi kenyataan yang ada dengan padatnya aktifitas di Ibukota membuat keadaan menjadi kurang nyaman dan tidak teratur sehingga banyak kalangan sosio menengah dan menengah keatas lebih memilih hunian yang berada di sub urban sehingga memberi pilihan mereka untuk menjalankan aktifitas utama mereka di tengah kota dengan moda transportasi pribadi, sehingga menciptakan kemacetan, kepadatan dan kebisingan. Perlunya hunian dengan fasilitas memadai yang dapat menunjang kebutuhan mereka di tengah kota dapat menjadi solusi bagi masyarakat urban. II.1.1 Definisi Apartemen Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Apartemen adalah bangunan bertingkat yang terdiri dari beberapa kamar yang diperuntukan untuk tempat tinggal dan biasanya mempunyai beberapa jenis semacam itu. Sedangkan menurut sumber buku Joseph De Chiara & John Hancock Callender Time Server Standart Mc Grow Hill, 1968, For Building Type NY Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal. Apartemen adalah ruang atau beberapa ruang yang dirancang sebagai tempat tinggal dimana satu atau beberapa ruangannya sama dalam satu gedung, definisi apartemen tersebut berdasarkan Dictionary of Architecture and Cunstruction, 1975. Jadi, apartemen adalah sebuah unit perumahan dengan kebutuhan ruang sama yang tersusun vertikal dalam satu bangunan tinggi. Gambar 2.1 Contoh Apartemen Gambar 2.2 Contoh Apartemen

Upload: phungdang

Post on 17-Sep-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

Perkembangan penduduk di kota-kota besar sangat bertolak belakang dengan

ketersediannya lahan dan fungsi hunian di tengah kota. Sebagai ibukota, Jakarta sudah

sepatutnya dapat memenuhi kebutuhan dan penunjang aktifitas masyarakatnya tetapi

kenyataan yang ada dengan padatnya aktifitas di Ibukota membuat keadaan menjadi kurang

nyaman dan tidak teratur sehingga banyak kalangan sosio menengah dan menengah keatas

lebih memilih hunian yang berada di sub urban sehingga memberi pilihan mereka untuk

menjalankan aktifitas utama mereka di tengah kota dengan moda transportasi pribadi,

sehingga menciptakan kemacetan, kepadatan dan kebisingan. Perlunya hunian dengan

fasilitas memadai yang dapat menunjang kebutuhan mereka di tengah kota dapat menjadi

solusi bagi masyarakat urban.

II.1.1 Definisi Apartemen

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Apartemen adalah bangunan bertingkat yang

terdiri dari beberapa kamar yang diperuntukan untuk tempat tinggal dan biasanya mempunyai

beberapa jenis semacam itu.

Sedangkan menurut sumber buku Joseph De Chiara & John Hancock Callender Time

Server Standart Mc Grow Hill, 1968, For Building Type NY Sebuah unit tempat tinggal yang

terdiri dari Kamar Tidur, Kamar Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada

satu lantai bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.

Apartemen adalah ruang atau beberapa ruang yang dirancang sebagai tempat tinggal

dimana satu atau beberapa ruangannya sama dalam satu gedung, definisi apartemen tersebut

berdasarkan Dictionary of Architecture and Cunstruction, 1975.

Jadi, apartemen adalah sebuah unit perumahan dengan kebutuhan ruang sama yang

tersusun vertikal dalam satu bangunan tinggi.

Gambar 2.1 Contoh Apartemen Gambar 2.2 Contoh Apartemen

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

(Sumber : Google Images)

II.1.2 Klasifikasi Apartemen

Apartemen memiliki klasifikasinya sendiri yang membedakan penghuni, fungsi, letak,

sasaran, kepemilikan itu sendiri, dan pengaplikasian apartemen adalah sebagai berikut :

II.1.2A Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Tipe Pengelolaan

Berdasarkan tipe pengelolaannya, terdapat tiga jenis apartemen (Akmal, 2007), yaitu :

• Serviced Apartemen

Apartemen yang dikelola secara menyeluruh oleh manajemen tertentu, biasanya

menyerupai cara pengelolaan sebuah hotel, yaitu penghuni mendapatkan pelayanan

ala hotel bintang lima, misalnya unit berperabotan lengkap, housekeeping, layanan

kamar, laundry, business centre.

• Apartemen Perseorangan (Condominium)

Apartemen ini biasanya apartemen yang mewah. Dimana apartemen tersebut

dapat dimiliki menjadi milik perseorangan. Dimana untuk biaya perawatan dan

pelayanan, mereka membayar kepada pengelola apartemen.

• Apartemen Milik Bersama (cooperatif)

Tipe apartemen ini biasanya dimiliki oleh semua penghuni yang ada di dalam

apartemen tersebut. Sehingga mulai dari perawatan, tanggung jawab dan pelayanan

semua menjadi tanggung jawab dari penghuni yang tinggal di dalam apartemen

tersebut.

II.1.2B Klasifikasi Apartemen Berdasarkan Lokasi

Apartemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

a. City Apartemen

Apartement yang berlokasi di daerah perkotaan

b. Airport Apartemen

Apartemen yang terletak di daerah Bandar udara

c. Sub Urban Apartemen

Apartemen yang berlokasi di daerah Sub Urban

d. Semi Residential Apartemen

Apartemen yang berlokasi di daerah pegunungan, pantai, tepi danau dan sebagainya.

Inipun terdiri dari beberapa variasi misalnya: Beach Apartemen, Mountain Apartemen.

II.1.2C Klasifikasi Apartemen berdasarkan Jenis dan Besar Bangunan

Jika berdasarkan jenis dan besarnya bangunan (Akmal, 2007), apartemen terdiri atas :

• Garden Apartemen

Bangunan apartemen dua sampai empat lantai. Apartemen memiliki halaman

dan taman disekitar bangunan. Apartemen ini sangat cocok untuk keluarga inti

yang memiliki anak kecil karena anak-anak dapat mudah mencapai taman.

Biasanya untuk golongan menengah keatas.

• Walked-Up Apartemen

Bangunan apartemen yang terdiri atas tiga sampai dengan enam lantai.

Apartemen ini kadang-kadang memiliki lift, tetapi bias juga tidak. Jenis apartemen

ini disukai oleh keluarga yang lebih besar (keluarga ini ditambah orang tua).

Gedung apartemen hanya terdiri atas dua atau tiga unit apartemen.

• Low Rise Apartment

Apartemen dengan Ketinggian bangunan kurang dari tujuh lantai dan

menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertical. Biasanya untuk golongan

menengah kebawah.

• Medium Rise Apartment

Bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai dengan sepuluh lantai.

Jenis apartemen ini lebih sering dibangun dikota satelit.

• High Rise Apartment

Bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh lantai. Dilengkapi

area parker bawah tanag, system keamanan dan servis penuh. Struktur apartemen

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

lebih kompleks sehingga desain unit apartemen cenderung standar. Jenis ini

banyak dibangun dipusat kota.

II.1.2D Klasifikasi Apartemen berdasarkan Tipe Unit

Klasifikasi pada apartemen berdasarkan tipe unitnya ada empat (Akmal,2007), yaitu :

• Studio

Unit apartmen yang hanya memiliki satu ruang. Ruang ini sifatnya

multifungsi sebagai ruang duduk, kamar tidur dan dapur yang semula terbuka

tanpa partisi. Satu-satunya ruang yang terpisah biasanya hanya kamar mandi.

Apartemen tipe studio relatif kecil. Tipe ini sesuai dihuni oleh satu orang atau

pasangan tanpa anak. Luas minimal 20-35 m2.

• Apartemen 1, 2, 3 Kamar / Apartemen Keluarga

Pembagian ruang apartemen ini mirip rumah biasa. Memiliki kamar tidur

terpisah serta ruang duduk, ruang makan, dapur yang bias terbuka dalam satu

ruang atau terpisah. Luas apartemen ini sangat beragam tergantung ruang yang

dimiliki serta jumlah kamarnya. Luas minimal untuk satu kamar tidur adalah 25

m2, 2 kamar tidur 30 m2, 3 kamar tidur 85 m2, dan 4 kamar tidur 140 m2.

• Loft

Loft adalah bangunan bekas gudang atau pabrik yang kemudian

dialihfungsikan sebagai apartemen. Caranya adalah dengan menyekat-nyekat

bangunan besar ini menjadi beberapa hunian. Keunikan apartemen adalah

biasanya memiliki ruang yang tinggi, mezzanine atau dua lantai dalam satu unit.

Bentuk bangunannya pun cenderung berpenampilan industrial. Tetapi, beberapa

pengembang kini menggunakan istilah loft untuk apartemen dengan mezzanine

atau dua lantai tetapi dalam bangunan yang baru. Sesungguhnya ini salah kaprah

karena kekhasan loft justru pada konsep bangunan bekas pabrik dan gudangnya.

• Penthouse

Unit hunian ini berada dilantai paling atas sebuah bangunan apartemen.

Luasnya lebih besar daripada unit-unit di bawahnya. Bahkan, kadang-kadang satu

lantai hanya ada satu atau dua unit saja. Selain lebih mewah, penthouse juga

sangat privat karena memiliki lifty khusus untuk penghuninya. Luas minimumnya

adalah 300 m2.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.1.2E Klasifikasi Apartemen berdasarkan Tujuan Pembangunan

Berdasarkan tuuan dari pembangunannya suatu apartemen terbagi menjadi tiga (Akmal,

2007), yaitu :

• Komersial

Apartemen yang hanya ditujukan untuk bisnis komersial yang mengejar

keuntungan atau profit.

• Umum

Apartemen yang ditujukan untuk semua lapisan masyarakat, akan tetapi

biasanya hanya dihuni oleh lapisan masyarakat kalangan menengah kebawah.

• Khusus

Apartemen yang hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja, dan biasanya

dimiliki suatu perusahaan atau instansi yang dipergunakan oleh para pegawai

maupun tamu yang berhubungan dengan pekerjaan.

II.1.2F Klasifikasi Apartemen berdasarkan Golongan Sosial

Berdasarkan golongan sosial (Savitri & Ignatius & Budiharjo & Anwar & Rahwidyasa,

2007) pada pembangunan apartemen, dibagi menjadi empat yaitu :

• Apartemen Sederhana

• Apartemen Menengah

• Apartemen Mewah

• Apartemen Super Mewah

Yang membedakan keempat tipe diatas adalah fasilitas yang terdapat dalam apartemen

tersebut. Semakin lengkap fasilitas dalam sebuah apartemen, maka semakin mewah

apartemen tersebut. Pemilihan bahan bangunan dan system apartemen juga berpengaruh.

Semakin baik kualitas material dan semakin banyak pelayannya, semakin mewah apartemen

tersebut.

II.1.2G Klasifikasi Apartemen berdasarkan Penghuni

Pengklasifikasian yang berdasarkan penghuni (Savitri & Ignatius & Budiharjo &

Anwar & Rahwidyasa, 2007), jenis apartemen dibagi menjadi empat, yaitu :

• Apartemen Keluarga

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Apartemen ini dihuni oleh keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya.

terdiri dari 2 hingga 4 kamar tidur, belum termasuk kamar tidur pembantu yang tidak

selalu ada. Biasanya dilengkapi dengan balkon untuk interaksi dengan dunia luar.

• Apartemen Lajang

Apartemen ini dihuni oleh pria atau wanita yang belum menikah dan biasanya

tinggal bersama teman. Mereka menggunakan apartemen sebagai tempat tinggal,

bekerja, dan beraktivitas lain diluar jam kerja.

• Apartemen Bisnis / Ekspatrial

Apartemen ini digunakan oleh para pengusaha untuk bekerja karena mereka

telah mempunyai hunian sendiri diluar apartemen ini. Biasanya terletak dekat dengan

tempat kerja sehingga member kemudahan bagi pengusaha untuk mengontrol

pekerjaannya.

• Apartemen Manula

Apartemen ini merupakan suatu hal yang baru di Indonesia, bahkan bisa

dibilang tidak ada meskipun sudah menjadi sebuah kebutuhan. Diluar negeri seperti

Amerika, Cina, Jepang dan lain-lain, telah banyak ditemui apartemen untuk hunian

manusia usia lanjut. Desain apartemen disesuaikan dengan kondisi fisik para manula

dan mengakomodasi manula dengan alat bantu jalan.

II.1.2H Klasifikasi Apartemen berdasarkan Kepemilikan

Pengklasifikasian jenis apartemen yang berdasarkan pada kepemilikan (Chiara, 1986)

yaitu :

• Apartemen Sewa

Pemilik membangun dan membiayai oprasi serta perawatan bangunan, penghuni

membayar uang sewa selama jangka waktu tertentu.

• Apartemen Kondominium

Penghuni dan pengelola unit yang menjadu haknya, tidak ada batasan bagi

penghuni intuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya. Penghuni biasanya

membayar uang pengelolaan ruang bersama yang dikelola oleh gedung.

• Apartemen Koprasi

Apartemen dimiliki oleh koprasi, penghuni memiliki saham disalamnya sesuai

dengan unit yang ditempatinya. Bila penghuni pindah, ia dapat menjual sahamnya

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

kepada koprasi atau salon penghuni baru dengan persetujuan koprasi. Biaya

operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh koprasi.

II.1.2I Klasifikasi Apartemen berdasarkan Pelayanannya

Pengklasifikasian apartemen yang berdasarkan pada pelayanannya (Chiara, 1986),

dibagi menjadi empat, yaitu:

• Apartemen Fully Service

Apartemen yang menyediakan layanan standar hotel bagi penghuninya, seperti

laundry, catering, kebersihan dan sebagainya.

• Apartemen Fully Furnished

Apartemen yang menyediakan furniture atau perabotan dalam unit apartemen.

• Apartemen Fully Furnished and Fully Service

Gabungan kedua diatas.

• Apartemen Building Only

Apartemen yang tidak menyediakan layanan ruang atau furniture.

II.1.2J Klasifikasi Apartemen berdasarkan Jumlah lantai per Unit

Pengklasifikasian apartemen yang berdasarkan jumlah lantai per unitnya (Chiara, 1986),

yaitu:

• Simpleks

Apartemen yang selurug ruangannya terdapat dalam satu lantai

• Dupleks

Apartemen yang ruangannya terdapat dalam dua lantai

• Tripleks

Apartemen yang ruangannya terdapat dalam tiga lantai.

II.1.2K Prospek Apartemen

Pusat studi properti Indonesia (PSPI) memperkirakan, dalam tahun terakhir permintaan

apartemen, cenderung bertumbuh luar biasa.

Permintaan atas apartemen ini disebabkan oleh :

a. Suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang cenderung turun, dan bunga

deposito yang tak lagi menaik, langsung berimbas ke penjualan properti, terutama untuk kelas

menengah atas. (Sumber: Suara Merdeka, 1 Maret 2008)

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

b. Trend bermukim di apartemen, kebanyakan para kalangan eksekutif mencari

tempat tinggal yang dekat dengan tempatnya bekerja. Apartemen yang berada pada pusat

bisnis akan menjadi pilihan mereka. (Sumber: Kosmopolitan On-Line 2008)

c. Gaya hidup modern, (young urban people profesional’s) yang lebih dikenal dengan

eksekutif muda atau professional muda akan lebih banyak memilih tinggal di apartemen

dengan alasan lebih praktis dan efisien dari segi hemat waktu, biaya dan faktor kedekatan

dengan tempat kerja mereka.

II.1.3 Definisi Ruang Komunal / Communal Space

Menurut (Shirvani, 1985), definisi dari ruang komunal adalah ruang tempat untuk

berkumpul, bersosialisasi antar penghuni, tempat bermain anak, dan tempat untuk melakukan

aktifitas-aktifitas publik lainnya.

Ruang terbuka menyangkut semua landscape, elemen keras (hardscape) yang meliputi

jalan, pedestrian, taman-taman dan ruang rekreasi di lingkungan perkotaan (Shirvani, 1985).

Sedangkan Prinz (1980) menyatakan ruang terbuka merupakan pembentuk struktur dasar

sketsa sebuah kota. Ruang terbuka dapat berupa tempat-tempat di tengah kota, jalan-jalan,

tempat-tempat belanja (mall) dan taman-taman kecil. Simpulan yang bisa ditarik dari

beberapa pengertian ruang terbuka (openspace) adalah ruang yang terbentuk, berupa

softscape dan hardscape, dengan kepemilikan privat maupun publik untuk melakukan

aktivitas bersama (komunal) dalam konteks perkotaan. Secara garis besar tipologi ruang

terbuka adalah park (taman), square (lapangan), water front (area yang berbatasan air),

street (jalan) dan lost space.

Sedangkan ruang publik merupakan suatu lokasi yang didesain (walau hanya minimal)

dimana siapa saja mempunyai hak untuk dapat mengaksesnya, interaksi diantara individu

didalamnya tidak terencana dan tanpa kecuali dan tingkah laku para pelaku didalamnya

merupakan subyek tidak lain dari norma sosial kemasyarakatan. Sebuah ruang publik/ruang

terbuka dapat dikatakan dapat berfungsi secara optimal ketika bisa memenuhi aspek/kaidah

seperti etika (kesusilaan), fungsional (kebenaran) dan estetika/keindahan (Jokomono, 2004)

Aspek etika mengandung pengertian tentang bagaimana sebuah ruang publik dapat

‘diterima’ keberadaannya dan citra positif seperti apa yang ingin dimunculkan yang

senantiasa melekat dengan keberadaan ruang publik tersebut. Aspek fungsional setidaknya

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

terdapat tiga faktor yang terkandung, yakni sosial, ekonomi dan lingkungan. Faktor sosial

merupakan syarat utama menghidupkan ruang publik, terdapat orang berkumpul dan terjadi

interaksi. Selain sosial juga terdapat faktor lingkungan dimana ligkungan yang nyaman

mampu menjadi daya tarik bagi orang untuk masuk didalamnya. Sedangkan aspek estetika

ruang publik terdapat tiga tingkatan, estetika formal, fenomenologi/ pengalaman dan estetika

ekologi. Estetika formal merupakan estetika dimana obyek keindahan memiliki jarak dengan

subyek. Estetika pengalaman dimana obyek dinikmati dengan partisipasi atau interaksi dan

estetika ekologi, obyek keindahan dinikmati melalui proses partisipasi dan adaptasi yang

memungkinkan kita berkreasi terhadap ruang tersebut.

Gambar 2.3 Communal Space Gambar 2.4 Communal Space

Gambar 2.5 Communal Space

(Sumber : Google Images)

II.1.3A Konsep Pembentukan Ruang Publik

Interaksi yang terjadi antara manusia dan lingkungannya melibatkan indera penglihatan,

pendengaran, penciuman dan peraba. Persepsi melibatkan dan mengumpulkan seluruh

informasi dari penginderaan ini serta meramunya menjadi pemahaman ruang. Berbeda

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

sengan sensing yang hanya melibatkan empat kemampuan panca indera, persepsi juga

melibatkan perasaan dan emosi serta interpretasi. Ittelson (1978) menggolongkan empat

dimensi dalam persepsi yaitu a) cognitive, pemikiran, organisasi dan pengumpulan

informasi; b) affective, perasaan; c) Interpretative, mengarahkan arti dan asosiasi ruang,

dalam menginterpretasikan informasi manusia biasanya bertolak dari memori dan

perbandingan pengalaman; d)evaluative, menilai dan menggolongkan baik dan buruk.

Konsep penting dalam persepsi lingkungan adalah sense of place (genius loci).

Konsep ini menyatakan bahwa pengalaman manusia bisa melebihi aspek fisik dan

penginderaan, tetapi juga bisa menciptakan keterikatan dengan semangat yang ditimbulkan

oleh lingkungan tersebut (spirit of place). Dalam konteks perkotaan, prinsip sense of place

merupakan salah satu kunci keberhasilan ruang publik.

Gambar 2.6 Bagan Konsep Communal Space

(sumber: Sense of Place John Montgomery, 1998)

Selanjutnya untuk menciptakan ‘sense of identity’, Von meiss (1990) menciptakan

strategi desain yang harus dilakukan diantaranya adalah a) menciptakan ruang dan

lingkungan yang responsif dan berdasarkan kepada pendalaman nilai serta perilaku orang

tertentu atau grup yang dituju, serta keunikan lingkungan yang turut membangun identitas

masyarakatnya; b) partisipasi dari calon pengguna dalam perancangan lingkungan, dapat

dicapai dengan menghilangkan pemisah antara perancang dan pengguna; c) menciptakan

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

lingkungan yang bisa dengan mudah diadaptasi oleh pengguna. Ruang publik berfungsi

sebagai penyangga dan fasilitas kegiatan publik. Nilai ruang publikyang dapat digunakan

sebagai penuntun arah pengembangan ruang terbuka menurut Carr yaitu meaningful,

demokratis dan responsif. Lebih detail ketiga nilai primer tersebut adalah:

1. Responsive, ruang dirancang dan diatur untuk melayani kebutuhan penggunanya.

Kebutuhan utama manusia terhadap lingkungannya adalah kenyamanan, relaksasi, pengikat

aktif dan pasif, dan petualangan. Relaksasi mengeluarkan manusia dari aktifitas sehari-hari.

Pengikat aktif dan pasif antar manusia dengan lingkungannya menciptakan rasa kebersamaan

dan memiliki.

2. Democratis, ruang yang demokratis akan melindungi hak dan kebebasan dari

setiap pengguna. Aksesibel untuk semua orang dan memberikan kebebasan untuk bertindak.

Ruang publik bisa menjadi tempat untuk berekspresi yang lebih bebas dibandingkan rumah

dan tempat bekerja.

3. Meaningful, memberikan setiap penggunanya koneksi antara ruang, kehidupan

persoalan dan lingkungan yang lebih luas, dalam konteks fisik ataupun sosial. Tipe koneksi

bisa berupa keterikatan emosi masa lalu dan masa depan, secara psikologis dan kultural.

Dari definisi nilai ini muncul lima fungsi dasar ruang publik yang dibutuhkan oleh

pengguna dan harus dipenuhi perancangnya antara lain :

1.Comfort, kenyamanan adalah kebuituhan standar. Kebutuhan makan, minum dan

tempat berteduh pada saat lelah membutuhkan beberapa tinggkat kenyamanan. Untuk daerah

tropis, tempat yang nyaman termasuk memberikan perlindungan dari sinar matahari dan suhu

dalam keadaan sedang. Fitur yang penting dipertimbangkan di ruang terbuka adalah tempat

duduk yang nyaman beserta orientasinya, jarak tempuh atau aksesibilitas, tempat untuk

makan, saling berinteraksi dan mudah diawasi bagi anak-anak.

2.Relaxation, walaupun kenyamanan psikologi menjadi syarat utama untuk relaks,

pernyataan relaksasi lebih kepada fisik dan pikiran. Dalam konteks perkotaan, elemen alami,

pohon dan airserta pemisahan antara aktifitas kendaraan dan manusia membantu manusia

untuk beristirahat dan rileks.

3.Passive engagement, bentuk paling populer dari keterikatan pasif antara manusia dan

lingkungannya adalah duduk-duduk dambil mengamati (nongkrong). Tempat duduk yang

lebih tinggi memungkinkan orang mengamati sekelilingnya tanpa kontak mata dengan orang

yang diamatimerupakan pilihan yang diminati. Atraksi lain yang menarik adalah kegiatan

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

formal dan pertunjukan insidental (event). Jadwal pertunjukan merupakan pendekatan

manajemen ruang terbuka yang cukup populer di berbagai urban plaza dan taman-taman.

4.Active engagement, atraksi yang dilakukan secara berkala dengan tema tertentu

banyak dilakukan untuk menghidupkan sebuah ruang publik. Salah satunya adalah berupa

ruang komersial.

5.Discovery, keinginan untuk melihat dan menemukan hal baru adalah alasan orang

untuk mendatangi ruang-ruang publik. Hal-hal menarik bisa berupa bentukan bangunan,

orang-orang baru, suasana festival lengkap dengan atraksinya dan sebagainya.

II.1.3B Jenis Ruang Komunal

Ruang komunal atau ruang public memiliki beragam jenis dan fungsi seperti contohnya

mall, restaurant dan foodcourt, lapangan olahraga, perpustakaan, amply theater, rumah

ibadah dan juga taman. Karena apartemen ini diperuntukan untuk kalangan menengah keatas,

maka ruang komunal yang terdapat pada bangunan ini dapat memiliki beragam fungsi, yakni

:

1. Olah raga

Terdapat sarana olah raga yaitu kolam renang, jogging track dan bike track.

2. Entertainment

Disediakan pula sarana entertainment atau hiburan berupa food hall yang terdiri dari

café dan restoran yang di desain outdoor, serta penampahan mini stage untuk sarana hiburan

music secara langsung.

3. Ruang terbuka

Terdapat ruang terbuka hijau yang terdiri dari plaza, play ground, area duduk sebagai

fasilitas outdoor yang menghibur dan memberi suasana bagi penghuni.

II.2 Tinjauan Khusus

II.2.1 Karakteristik Penghuni Apartemen

Berkaitan dengan sifat penghuninya, yaitu tingkat sosial, ekonomi yang akan

berpengaruh dalam segi perancangan bangunan dalam mewujudkan bangunan yang sesuai

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

dengan karakter, kebutuhan dan kebiasaan penghuni sehingga diperoleh suatu bentuk

kenyamanan.

Calon penghuni yang menjadi sasaran perencanaan dan perancangan ini merupakan

gambaran dari golongan masyrakat perkotaan dengan latar belakang pendidikan dan tingkat

sosio ekonomi tinggi di karenakan lokasi yang merupakan tempat hunian elite dengan

fasilitas elite yang telah tersedia disana. Sebagaimana sifat masyarakat perkotaan lainnya,

calon penghuni ini mempunyai sifat yang individualis. Hal tersebut akan berpengaruh pada

perancangan bangunan.

Tuntutan masyarakat dengan tingkat sosio ekonomi ini antara lain :

- Menjaga prestige

- Fasilitas sebanyak mungkin

- Tingkat kemanan dan privasi tinggi

- Ekslusivitas

II.2.2 Apartemen Menengah Atas

II.2.2a Pendekatan Perancangan

Perancangan apartemen ini diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan penghuni

dengan tingkat sosio ke atas yang dengan memiliki konsep green building dengan

pengefisienan energi listrik.

Dengan konsentrasi utamanya adalah pemenuhan kebutuhannya bukan dari nilai

ekonomisnya, sehingga biaya tidak terlalu menjadi masalah. Dan untuk kalangan atas, hal

penunjang mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka juga sangat bergantung akan

ketersediannya energi, karena itu guna memenuhi kebutuhan yang membutuhkan energi

banyak pada bangunan tetapi penting juga untuk peduli terhadap lingkungan, pendekatan

arsitektur berlanjutlah yang dipilih.

Dan karena bangunan ini merupakan hunian yang dimana kegiatan, perilaku dan

kebutuhan penghuninya lah yang menjadi konsentrasi utama dalam perancangannya,

sehingga diperlukannya pembagian fungsi ruang sesuai dengan perilaku dan kebutuhan

penghuni.

II.2.2b Unit Hunian Apartemen

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Unit hunian apartemen terdiri dari tiga tipe yaitu : satu kamar tidur, dua kamar tidur dan

tiga kamar tidur, dengan fasilitas yang disediakan meliputi :

- Foyer

- Ruang duduk

- Ruang makan

- Ruang tidur

- KM/ WC, ruang rias

- Pantry

- Ruang service

- Gudang

- Balkon

Fasilitas tersebut merupakan fasilitas yang disediakan dalam sebuah unit

apartemen. Perbedaan tiap unitnya didasarkan pada :

- Banyaknya ruang tidur

- Luas ruang tiap unit

- Ruang tambahan seperti ruang tidur pembantu, ruang belajar

- Jumlah lantai, 1 atau 2 lantai ( simlpeks atau dupleks)

Jenis unit apartemen dibedakan menjadi :

- Satu ruang tidur dengan luasan 70 m2

- Duang ruang tidur, terdiri dari dua lantai, dengan luas 150 m2

- Tiga ruang tidur, terdiri dari dua lantai, dengan luas 180 m2

Untuk unit apartemen dengan tioe dua dan tiga ruang tidur, dalam satu unit

terdiri dari dua lantai (dupleks).

II.2.2c Fasilitas Penunjang

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh penghuni apartemen ( privat) meliputi :

- Lobby, sitting lobby

- Fitness center, spa, kolam renang, bike track dan jogging track

- Ruang bermain, meliputi bilyar, tenis meja, catur

- Play ground dan tempat penitipan anak

- Parkir

Area apartemen ini tidak hanya digunakan sebagai area tertutup atau privat bagi

penghuninya, tetapi juga difungsikan sebagai area communal masyarakat sekitar yang berasal

pula dari kalangan menengah keatas. Seperti halnya apartemen yang ada di Eropa ataupun di

Amerika yang memiliki area communal sebagai space bagi masyarakat kota sebagai

pemenuhan wadah kreatifitas, hiburan dan rekreasi.

Fasilitas yang menjadi fasilitas publik dan penghuni terdiri dari :

- Food hall, dan tanent yang meliputi toko buku, ATM, toko obat, supermarket,

dan café

- parkir

II.2.2d Fasilitas Pengelola

Fasilitas ini digunakan oleh pengelola apartemen, yang meliputi :

- Kantor untuk pengelola

- Ruang makan

- Ruang rapat

- Gudang

II.2.2e Pola penataan massa bangunan

kriteria dasar pertimbangan terhadap pola massa bangunan apartemen yang

direncanakan adalah :

• Pertimbangan atas aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas

• Pertimbangan sirkulasi dari pengunjung kea rah horizontal dan vertikal

• Pertimbangan atas aktivitas yang saling berkaitan

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

• Pertimbangan atas pengaruh lingkungan

• Pertimbangan terhadap peraturan daerah setempat

II.2.3 Arsitektur Berkelanjutan

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang sangat khas dengan

berlimpahnya sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan

kelembaban udara tinggi dan angin yang pada umumnya berkecepatan rendah. Potensi alam

ini sangat baik jika dimanfaatkan dalam perancangan sebuah desain atau dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari, dengan memanfaatkan potensi alami, dengan begitu akan terciptanya

bangunan dengan prinsip green building. Menurut Tri Harso Karyono (2010), arsitektur hijau

merupakan suatu rancangan lingkungan binaan, kawasan, dan bangunan yang komprehensif.

Rancangan harus memenuhi kriteria hemat dalam menggunakan sumber daya alam, minim

menimbulkan dampak negative, serta mampu meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dengan pengaplikasian green building akan menghasilkan bangunan hemat energi

dimana pemakaian energi yang tidak berlebih dengan antisipasi penyelesaian dengan cara

arsitektural dan teknologi membuat bangunan ini ramah terhadap lingkungan, menciptakan

bangunan dengan konsep hemat energy masih menjadi tantangan bagi prasktisi arsitek dan

para peneliti teknologi, Perkembangan dalam dunia arstitektur pun semakin mengalami

kemajuan, terutama dalam perancangan aktif, dengan menghasilkan inovasi konsep baru

seperti zero-energy building, sustainable architecture, intelegent building, dan sebagainya

yang berlandaskan pada kepedulian lingkungan dan sesama.

Untuk kawasan tropis, penggunaan energi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik

umumnya lebih rendah dibandingkan dengan negara di kawasan sub- tropis yang dapat

mencapai 60 persen dari total konsumsi energi. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan pemanas

ruang di sebagian besar bangunan saat musim dingin. Sementara di kawasan tropis, pendingin

ruang (AC) hanya digunakan sejumlah kecil bangunan. Meskipun demikian, penghematan

energi di sektor bangunan di wilayah tropis semacam Indonesia tetap akan memberikan

kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional.

Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti

hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam

bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara

dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik

untuk lampu penerang.

Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan

penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik

lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang

tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik.

Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara nasional bangunan

dirancang dengan konsep hemat energi.

Pendekatan yang baik di Indonesia untuk menuju terealisasinya bangunan bangunan

dengan pendekatan efisiensi energy dan dapat menghasilkan bangunan yang hemat dalam

penggunaan listrik adalah dengan pendekatan pasif.

II.2.3a Rancangan pasif

Menurut Ken Yeang (1999). The Green Skyscraper. New York: Prestel. , Perancangan

pasif berbasis pada kondisi iklim setempat. Berikut ini adalah beberapa metode perancangan

pasif yang dapat digunakan dalam merancang green skyscraper dan bangunan sejenislainnya,

dengan menggabungkan sistem pasif dan aktif demi bentuk keberlanjutan ekologis dari

energi:

- Konfigurasi bentuk bangunan dan perencanaan tapak.

- Orientasi bentuk bangunan (dari fasad utama dan bukaan).

- Desain fasad (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail).

- Perangkat penahan radiasi matahari ( misalnya sun shading pada fasad dan jendela)

- Perangkat pasif siang hari.

- Warna dan bentuk selubung bangunan.

- Tanaman vertical.

- Angin dan ventilasi alami.

Menurut sebuah artikel di Alpensteel.com15

Dalam bukunya Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick (2007), perancangan

pasif merupakan cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif,

yaitu tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi listrik. Rancangan pasif lebih

mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana rancangan bangunan dengan sendirinya

mampu “mengantisipasi” permasalahan iklim luar. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan

perancangan pasif mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantasi fluktuasi iklim

luar melalui solusi arsitektural.

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.2.3b Efisiensi Energi di Indonesia

Menurut data dari ergyefficiencyindonesia, dengan pertumbuhan ekonomi yang luas

dan pertumbuhan penduduk, Indonesia memiliki kepentingan untuk mengelola dan

menggunakan energi secara efektif dan seefisien mungkin. Menurut Bank Dunia,

pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 5,7% pada 2005 menjadi 5,9% pada tahun

2010, dan diproyeksikan mencapai 6,2% pada 2011. Sementara penduduk Indonesia, yang

kini mencapai hingga 229 juta orang diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 230 juta

pada tahun 2011.

Semua pertumbuhan ini tentunya disertai dengan peningkatan permintaan energi akibat

meningkatnya jumlah rumah, pabrik, dan bangunan komersial dan industri. Jika kita

berasumsi bahwa kebutuhan listrik akan tumbuh rata-rata 7% per tahun selama 30 tahun

berikutnya, maka konsumsi listrik secara signifikan akan meningkat, misalnya di sektor

rumah tangga, konsumsi akan meningkat dari 21,52 GWh pada tahun 2000 menjadi sekitar

444,53 GWh pada tahun 2030.

Ada empat sektor utama pengguna energi, yakni rumah tangga, sektor komersial,

industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan

pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan 40,6%,

diikuti oleh sektor rumah tangga dengan 11,4% dan sektor komersial dengan 3,7%.

Gambar 2.7 Grafik Energy Demand and Supply

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.2.3c Konservasi Energi dan Efisiensi

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 70/2009 tentang Konservasi Energi, definisi

konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana dan terpadu guna melestarikan. Sumber

daya energi dalam negeri dan meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatannya.

Penerapan konservasi energi meliputi semua aspek manajemen energi, yaitu:

• Pasokan Energi

• Energi Eksploitasi

• Pemanfaatan Energi

• Konservasi Energi Sumber Daya

Efisiensi energi merupakan salah satu langkah dalam konservasi energi. Efisiensi energi

adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk

menghasilkan jumlah yang sama layanan atau output. Dalam masyarakat umum, terkadang

efisiensi energi didefinisikan sebagai penghematan energi.

Dan alasan mengapa kita harus efisien dalam menggunakan energy adalah dikarenakan

:

1. Terbatas Cadangan Energi Fosil

Efisiensi energi membantu mengurangi penggunaan energi fosil seperti batubara,

minyak dan gas, yang telah sangat dominan. Energi fosil, yang merupakan energi tidak

terbarukan, akhirnya akan habis jika terus dieksploitasi. Oleh energi fosil konservasi,

pemerintah dapat menyimpannya sebagai cadangan untuk menjaga keamanan energi

nasional.

2. Mengurangi Kerusakan Lingkungan

Efisiensi energi adalah solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan kerusakan

lingkungan. Saat ini, sebagian dari energi yang digunakan di Indonesia berasal dari

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

pembakaran bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi gas rumah kaca yang

mengakibatkan pemanasan global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

3. Kurangi Subsidi Pemerintah untuk Energi Fosil

Saat ini, subsidi pemerintah untuk energi fosil mencapai Rp 98960000000000 rupiah

(2009). Jika kita berhasil dalam menggunakan energi secara efisien, maka subsidi pemerintah

untuk energi fosil dapat dikurangi dan dialokasikan untuk upaya konservasi energi lainnya

seperti investasi dalam pengembangan sumber energi terbarukan dan pengembangan

teknologi hemat energi.

4. Memberikan Manfaat untuk Pengguna Energi

Menggunakan energi secara efisien memiliki dampak langsung pada pengurangan biaya

yang dikeluarkan oleh pengguna energi. Barang-barang industri dan jasa menjadi lebih

produktif dan kompetitif jika biaya konsumsi energi dapat dikurangi. Di sektor rumah tangga,

penghematan energi juga mengurangi biaya listrik. Dana ini dapat dialokasikan untuk

kebutuhan lain seperti biaya sehari-hari, iuran sekolah dan biaya kesehatan.

Gambar 2.8 Grafik National Energy Policy

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.2.3d Energy Efficiency

Menurut data dari ergyefficiencyindonesia, sejak 20 tahun terakhir, konsumsi energi di

Indonesia telah meningkat secara drastis dari 248 juta barel setara minyak (BOE) untuk

hampir 1 miliar pada 2010. Jika kita membiarkan situasi ini untuk berlanjutkan, Indonesia

benar-benar akan kehabisan cadangan minyak di 2034, dan itu jelas akan mempengaruhi

rutinitas sehari-hari. Harga minyak akan mengapung, listrik akan menjadi langka, dan bisnis

akan menghadapi masalah besar. Sekitar 15% dari permintaan ini berasal dari rumah tangga

dan sektor komersial. Mengubah kebiasaan sehari-hari kita dalam menggunakan energi

berarti berlatih efisiensi energi dari tingkat yang sangat dasar. Alasan dasar mengapa kita

perlu untuk menerapkan efisiensi energy sedini mungkin adalah :

• Bahan bakar fosil akan habis.

Energi fosil seperti batubara, minyak, dan gas telah menjadi sumber daya yang sangat

dominan menjadi konsumsi energi harian. Energy fosil merupakan energi yang tidak

terbarukan, bahan ini pada akhirnya akan habis jika terus dieksploitasi. Dengan demikian,

efisiensi energy sangat penting untuk membantu mengurangi penggunaan energi fosil dan

membiarkan pemerintah untuk menyimpannya sebagai cadangan untuk menjaga keamanan

energi nasional.

• Pembakaran bahan bakar fosil merusak lingkungan kita.

Saat ini, sebagian dari energi yang digunakan di Indonesia berasal dari pembakaran

bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi gas rumah kaca yang mempercepat pemanasan

global, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Penelitian telah menemukan bahwa

berhubungan dengan energi emisi karbon dioksida (yang dihasilkan dari bahan bakar fosil

digunakan) mewakili 56,6% dari total buatan manusia emisi gas rumah kaca, yang setara

dengan 16,9 miliar ton secara CO2 setara (2008). Untuk menyerap ini, kita perlu memiliki

176 miliar hektar kawasan hutan (atau 421000000000 lapangan sepak bola). Jadi, daripada

menyerah lapangan sepak bola kami untuk hutan, mengapa tidak menggunakan energi secara

efisien?

• Subsidi untuk energi adalah 3 kali lebih besar dari semua subsidi lainnya bila digabungkan.

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Sepanjang 2010, pemerintah telah menghabiskan sampai Rp143.9 triliun untuk subsidi

energi. Jumlah ini sekejap mata lebih besar dari subsidi lainnya dikeluarkan di sektor lain,

termasuk layanan sosial, pendidikan dan makanan. Jika kita berhasil dalam menggunakan

energi secara efisien, maka subsidi pemerintah untuk energi fosil dapat dikurangi dan

dialokasikan kembali untuk upaya konservasi energi lainnya seperti investasi dalam sumber-

sumber energi terbarukan dan pengembangan teknologi hemat energi.

• Menghemat energi menghemat uang.

Menggunakan energi secara efisien memiliki dampak langsung pada pengurangan biaya

yang dikeluarkan oleh pengguna energi. Mengganti lampu anda dengan CFL (lampu hemat

energi) atau pengaturan AC pada 25oC dapat mengurangi biaya bulanan Anda sampai dengan

Rp 399.000/month * (House pada Tegangan R2, dengan Rp 890/kWh). Dana ini dapat

dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti iuran sekolah dan biaya kesehatan. Barang-barang

industri dan jasa juga akan menjadi lebih produktif dan kompetitif jika biaya konsumsi energi

dapat dikurangi.

Efisiensi energi merupakan salah satu langkah dalam konservasi energi yang mengacu

pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah yang sama layanan atau

output. Dengan meningkatkan kesadaran kita dalam menggunakan energi, kita melestarikan

energi fosil kita, mengurangi kerusakan lingkungan, membiarkan pemerintah mengalokasikan

subsidi untuk sektor lain, dan yang paling penting, menyimpan Rupiah kita.

II.2.3e Efisiensi Energi di Rumah

Sektor rumah tangga mengkonsumsi sekitar 11% dari total energi di Indonesia.

Berdasarkan kenyataan yang terangkum dalam data energyefficiencyindonesia ini, upaya

efisiensi energi di sektor ini adalah penting, tidak hanya untuk menyimpan uang pada

konsumsi energi rumah tangga, tetapi juga untuk mengerem konsumsi energi secara

keseluruhan.

Sebagai langkah awal dari langkah efisiensi energi, rumah tangga harus mengetahui

jenis peralatan yang mengkonsumsi energi paling. Di Indonesia, peralatan seperti AC,

pemanas dan pompa air dan peralatan elektronik adalah sumber utama dari konsumsi listrik

di sektor rumah tangga. Sehingga banyak energi yang terpakai dari hanya satu buah rumah

Page 23: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

tinggal, dengan begitu sangatlah perlu untuk menghemat energi di rumah tinggal. Dan

langkah-langkah dalam upaya menghemat penggunaan energi adalah sebagai berikut :

• Pertama, dalam hal perencanaan kebutuhan listrik dan pemilihan peralatan

listrik, rumah tangga dapat menghemat oleh:

- Menghubungkan dan menggunakan listrik sesuai kebutuhan. Rumah tangga

kecil misalnya, harus memiliki kekuatan yang cukup dengan 450 VA atau 900

VA, sedangkan rumah tangga berukuran sedang dengan 900 VA sampai 1300

VA.

- Memilih peralatan listrik yang tepat sesuai dengan kebutuhan, yang juga

memenuhi standar efisiensi energi.

• Kedua, dalam hal perilaku, anggota rumah tangga dapat menjadi energi efisien

melalui perilaku seperti:

- Menghidupkan kekuatan peralatan hanya bila diperlukan.

- Secara teratur menjaga peralatan listrik.

• Ketiga, dari segi desain bangunan, rumah tangga juga dapat menyimpan

sejumlah besar energi.

Lokasi dan desain rumah memainkan peran penting dalam efisiensi energi, terutama

dalam hal pengaturan suhu dan pencahayaan. Misalnya, bukaan di sebuah bangunan seperti

pintu dan jendela harus dibangun menghadap Utara atau Selatan untuk menghindari sinar

matahari langsung. Ini akan mengurangi panas yang masuk ke dalam rumah terutama di siang

hari. Dengan menginstal lebih banyak jendela, cahaya alami dapat dimanfaatkan semaksimal

untuk menghemat penggunaan lampu buatan.

Tidak boleh ada kesenjangan atau Vacuums antara dinding, segel jendela atau pintu

untuk menghindari udara hangat dari memasuki rumah, ini juga akan membantu meringankan

beban pada sistem pendingin udara. Langit-langit yang lebih tinggi akan menyediakan sistem

ventilasi yang lebih efektif juga mengurangi beban pada AC.

II.2.3f Efisiensi Energi pada Bangunan

Gambar 2.9 Efisiensi Energi Pada Bangunan

Page 24: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Sumber: Google Images

Menurut data energyefficiencyindonesia ,meskipun permintaan energi di sektor

bangunan komersial dan hanya 4% dari total kebutuhan energi nasional, efisiensi energi di

sektor ini tetap menjadi prioritas. Jenis-jenis bangunan komersial yang menggunakan

sejumlah besar energi meliputi gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel dan rumah

sakit. Umumnya, energi yang digunakan oleh bangunan komersial adalah untuk AC dan

lampu. Perbaikan dalam efisiensi energi di gedung-gedung menjanjikan manfaat dari

penghematan energi.

Potensi penghematan yang dapat dicapai tergantung pada jumlah investasi yang

dilakukan.Langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi di sektor komersial dan

bangunan dapat dibagi menjadi:

1. Bangunan yang Ada

Untuk bangunan yang ada, peningkatan efisiensi energi dapat dicapai melalui kinerja

bangunan ditingkatkan. Untuk mengetahui langkah-langkah khusus, audit energi perlu

dilakukan yang mungkin mencakup identifikasi dan analisis masalah efisiensi energi secara

keseluruhan di gedung seperti membangun sistem operasional atau HVAC (Heating,

ventilasi, dan penyejuk udara), tingkat kenyamanan dan pemeliharaan gedung . Langkah-

langkah yang biasanya digunakan adalah perkuatan, upgrade dalam teknologi dan peralatan,

dan praktek perilaku hemat energi untuk penghuni bangunan.

2. Bangunan baru

Jika efisiensi energi dianggap sejak tahap awal merancang bangunan baru, maka

bangunan baru harus memiliki lebih banyak kesempatan untuk menghemat energi

dibandingkan dengan bangunan yang ada. Standar Nasional Indonesia yang berkaitan dengan

konservasi energi pada bangunan (sistem pencahayaan, sistem AC dan amplop bangunan)

harus diterapkan ketika merancang bangunan.

Bangunan dengan amplop kedap udara (dinding luar, jendela, atap dan lantai) yang

lebih hemat energi. Demikian pula, isolasi bangunan yang baik juga dapat membantu

Page 25: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

mengurangi konduksi panas melalui dinding luar. Meningkatkan efisiensi amplop bangunan

adalah proses yang murah tapi menjanjikan keuntungan tinggi melalui penghematan energi.

II.3 Studi Banding

Daftar berikut berisi situs yang menakjubkan yang terkenal karena keberhasilan mereka

dalam menggunakan energi yang sangat efisien. Beberapa dari mereka bahkan berhasil

menghabiskan hampir nol.

1. Masjid Istiqlal

Gambar 2.10 Masjid Istiqlal

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Fitur: langit-langit tinggi, sinar matahari dan ventilasi

Masjid ini dikenal sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, Luas bangunan Masjid

Istiqlal adalah 72.000 m2. Menggunakan perhitungan energi efisien pencahayaan, masjid ini

seharusnya membutuhkan 648 kwh atau Rp 388,800 per jam. Namun sebaliknya, masjid yang

dirancang oleh Frederich Silaban pada tahun 1961 memiliki tinggi langit-langit 60 meter

tinggi dengan demikian bangunan masjid ini tidak menggunakan pencahayaan buatan di

siang hari. Dan bentuk massa adalah berbentuk persegi panjang sebagai bangunan utamanya

dan ditutupi oleh kubah berdiameter 45 mpada pusat bola, didukung oleh dua belas kolom

bulat dan persegi panjang sebagai penopang atap dan empat tingkat balkon didalamnya.

Pengunjung setuju bahwa masjid ini memiliki suhu yang layak di siang hari karena

jendelanya membiarkan sirkulasi udara alami terjadi didalamnya.

2. Ubud Hanging Gardens Hotel

Page 26: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Gambar 2.11 Ubud Hanging Gardens Hotel

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Fitur: desain bangunan tropis, ventilasi alami dan efisiensi air

Ubud Hanging Gardens Hotel memenangkan Award 2008 Energi ASEAN sebagai

bangunan hemat energi dalam kategori tropis, bangunan ini adalah contoh yang baik dalam

bagaimana pengembang tidak perlu merusak lingkungan untuk mendirikan resor wisata.

Kurang dari setengah daerah resor ditutupi oleh bangunan yang memungkinkan penyerapan

air yang baik, dan villa ini diletakan di bibir tebing sehingga terdapat kolom dan pilar yang

menyangga bangunan ini. Hanya 29 persen bangunan menggunakan AC dan air sistem

pemanas hotel menggunakan gas, bukan listrik. Menurut operator hotel, pencahayaan buatan

pada semua resor ini dimulai pukul 11 malam, dan pencahayaan buatan ini hanya dinyalakan

hingga jam 5 pagi atau jika hari mendung sampai jam 6 pagi. Di hotel ini hanya

menggunakan 115,94 kWh listrik per hari, atau 42,318.1 kWh per tahun dibandingkan

dengan sebuah hotel konvensional yang menempati luas lahan yang sama.

3.Nol Energi Bangunan Singapura

Gambar 2.12 Bangunan Singapura, Braddle Road

Page 27: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Fitur: energi terbarukan (surya), kantor masa depan, aktif dan pasif desain

Biaya Gedung Nol Energi Singapura biaya hampir $ 10 juta untuk retrofit fasilitas yang

ada dan menggabungkan beberapa penemuan energi terbaru yang efisien. Melalui

penggunaan panel surya, bangunan ini mampu menghasilkan listrik sebanyak yang

dikonsumsinya. Selain itu, pasif-aktif strategi desain memungkinkan Zeb untuk mengurangi

konsumsi energi dengan memanfaatkan energi alam tanpa harus bergantung dari jaringan

listrik serta menjamin efisiensi energi maksimum ketika listrik diperlukan. Ini berhasil untuk

konsumsi energi bersih nol lebih dari satu tahun khas. BCA mengatakan bangunan 3.000

meter persegi-diharapkan untuk menjadi energi 60 persen lebih efisien daripada bangunan

konvensional. Berbeda dari yang lain nol-energi bangunan di seluruh dunia, yang dibangun di

BCA Academy adalah yang pertama di daerah yang akan dipasang dari bangunan yang sudah

ada pada tahun 1994. Dengan tabungan dari peningkatan efisiensi energi, bangunan

menghemat $ 48.000 per tahun dan $ 36.000 dari panel surya.

4.Rumah Botol Bandung Ridwan Kamil

Gambar 2.13 Rumah Botol

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Fitur: Daur Ulang botol sebagai dinding, sinar matahari yang optimal dan ventilasi

Ridwan Kamil, kepala Bandung Kota Kreatif Forum (BCCF), datang dengan ide yang

sangat unik untuk membangun "Rumah Botol" atau "Rumah Botol" sebagai tempat

tinggalnya. Rumah unik ini menerima gelar juara di Design Award Hijau 2009 yang

Page 28: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

diselenggarakan oleh BCI Asia (Konstruksi Bangunan Informasi Asia). Rumah ini

menggunakan hampir 30.000 botol minuman energi yang digunakan untuk membangun

rumah 373 m2 dan menang atas kontestan lain yang datang dari Malaysia, Singapura,

Thailand, Vietnam, Filipina, Hong Kong, serta Cina. Selain ramah lingkungan sifatnya,

jendelanya semua kaca buatan, yang memungkinkan sinar matahari yang masuk ruangan dan

memberikan pencahayaan alami siang hari.

5.EECCHI Kantor Rendah Energi

Gambar 2.14 Kantor Rendah Energi, Rasuna Said

Sumber :http://www.energyefficiencyindonesia.info

Fitur: Energi teknologi efisien, kualitas udara dalam ruangan, maksimalkan

pencahayaan alami

Diluncurkan pada Maret 2011, Efisiensi dan Konservasi Energi Kliring Indonesia

(EECCHI) Kantor energi rendah menjadi proyek percontohan dalam menyediakan teknologi

dan desain hemat energi di kantor yang dapat dengan mudah direplikasi di kantor khas dan

bangunan di Indonesia. Semua aspek dari desain, bahan, desain interior, sistem operasi dan

teknologi yang hemat energi. Kantor EECCHI menggunakan kecepatan AC sangat baik

variabel yang mempertahankan tingkat kenyamanan di 250C. Hampir tidak ada lampu buatan

digunakan pada siang hari karena sinar matahari maksimum yang datang dari jendela kaca

dan partisi. Kebisingan dan panas dari luar rumah juga diblokir karena untuk menggandakan

jendela panel yang efektif mengurangi udara dan infiltrasi kebisingan. Motion dan cahaya

sensor diaktifkan untuk meningkatkan efisiensi energi.

II.4 Tinjauan Terhadap Kondisi Tapak

II.4.1 Deskripsi Proyek

• Jenis Proyek : Non Fiktif

Page 29: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

• Pemilik Proyek : Pengelola PT. Pulomas Jaya.

Proyek ini ditujukan bagi masyarakat urban yang memiliki aktivitas harian ditengah

kota, sehingga memberikan kemudahan, efisien pada waktu karena ditinjau dari mobilitas

kota yang tinggi, kepraktisan dan kenyamanan untuk tinggal di tengah kota.

II.4.2 Lokasi Tapak

Gambar 2.15 Peta Jakarta Gambar 2.16 Long Range Kinematic (LRK) Tapak

Lokasi yang akan dibangun untuk apartement ini berada di hook tepat di depan gerbang

kawasan prestigius Kelapa Gading atau Goro, Jakarta Timur. Tapak berada pada perempatan

jalur utama Boulevard Kelapa gading, jalan Perintis Kemerdekaan dan Kayu Putih Raya.

II.4.3 Besaran Proyek

• Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur

• Luas Lahan : 18.751,5 m2

• KDB : 40 %

Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 40% x 18.751,5 m2 = 7500,6 m2

• KLB : 4,5

Luas total bangunan yang boleh dibangun : 4,5 x 18.751,5 m2 = 84.381,75 m2

• Ketinggian Maksimum : 32 lantai

II.4.4 Luas, Ukuran, dan Peraturan Tapak

Gambar 2.17 Peraturan Tapak

U U

Page 30: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

Dalam peta Rencana Tata Lingkungan Bangunan (RTLB), tertera notasi peruntukan,

KDB, KLB, dan ketinggian bangunan yang diizinkan sebagai berikut:

• KDB (Koefisien Dasar Bangunan) = 40%

• KLB (Koefisien Lantai Bangunan) = 4,5

• GSB (Garis Sempadan Bangunan) = Utara Tapak �14 meter

= TimurTapak � 10 meter

= Selatan, Barat Tapak � 6 meter

• Jumlah lantai yang diizinkan = maksimal 32 lantai

• Batas Area Lahan

Utara : Jl. Perintis Kemerdekaan

Timur : Perumahan dan pertokoan Pulomas

Barat : Lahan Kosong

Selatan : Lahan kosong

• Peruntukan Lahan : WSN, lahan diperuntukan untuk wisma susun

• Lokasi Lahan

Gambar 2.18 RUTRK Tapak

U

Page 31: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.4.5 Pencapaian ke Tapak

Tapak dapat dicapai dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum seperti mikrolet ,

bersepeda, atau dengan berjalan kaki.. Akses ke dalam tapak hanya bisa dari barat (dari arah

Cempaka Putih, Pulo Mas) dan utara (arah Cempaka Mas).

II.4.6 Batas-Batas Tapak

Tabel 2.1 Batas Tapak

Sisi Utara:

1. Jl. Perintis

Kemerdekaan

Sisi Timur: 1. Perumahan dan

pertokoan Pulomas

Sisi

Selatan:

1. Lahan Kosong

Sisi Barat: 1. Lahan Kosong

II.4.6 Fungsi Sekitar Tapak

Tapak ini dekat dengan daerah pengembangan summarecon dan hunian elit Kelapa

Gading dan dekat dengan berbagai macam fasilitas seperti pusat perbelanjaan seperti ITC

Cempaka Mas, Kelapa Gading dan Lotte Mart. Hal ini menunjang bangunan apartemen

karena penghuni dapat berrekreasi ke lokasi perbelanjaan tersebut. Untuk masalah akses tidak

begitu sulit karena lokasi dekat dengan jalan raya besar yang merupakan perepmapatn utama

Kelapa Gading. Lokasi tapak terletak pada daerah pembangunan yang nantinya gedung-

gedung yang terbangun dijadikan gedung-gedung serba guna. Selain itu, lokasi yang terletak

di persimapangan jalan memudahkan untuk diakses dari dalam dan luar tapak.

Page 32: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •

II.4.7 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan tanah adalah hak milik dari PT. Pulomas Jaya.

II.4.8 Kondisi Sosial

Tapak terletak pada lingkungan perumahan elit Kelapa Gading, dimana telah terdapat

beberapa restaurant dan fasilitas yang menunjang kebutuhan masyarakat lingkungan tersebut,

sehingga lingkungan sosial yang terbangun adalah lingkungan yang mengarah pada kalangan

social menengah keatas.

II.4.9 Potensi dan Kendala Tapak

Potensi Tapak

• Penghijauan yang cukup baik

• Dekat dengan berbagai fasilitas penunjang

• Tapak memanjang cenderung Utara-Selatan

• Dapat diakses melalui jalan besar dan jalan lingkungan

• Terdapat pada lingkungan elit yang tatanan lingkungannya telah teratur

• Tapak memang diperuntukan untuk pembangunan hunian susun vertikal

Kendala Tapak

• Bising karena berbatasan langsung dengan jalan besar.

• Padat karena dekat pusat perbelanjaan besar dan hunian.

• Tapak dikelilingi oleh jalan besar dan jalan lingkungan, sehingga akan

menimbulkan ketidaknyamanan dan kemacetan.

Page 33: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-01145-AR Bab2001.pdf · menengah kebawah. • Medium Rise Apartment ... dan 4 kamar tidur 140 m2. •