bab ii teori manajemen

Upload: ina-kanita-r

Post on 29-Oct-2015

108 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

105BAB IITINJAUAN PUSTAKAManajemen KeperawatanManajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan pengobatan, dan rasa aman kepada pasien, keluarga, dan masyarakat (Gillies, 1989). Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) aktivitas-aktivitas upaya keperawatan/divisi departemen keperawatan dan dari sub unit departemen (Fayol dalam Swansburg, 2000).PerencanaanPerencanaan adalah suatu proses berkelanjutan yang diawali dengan merumuskan tujuan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, menentukan personal, merancang proses dan hasilnya, memberikan umpan balik pada personal, dan memodifikasi rencana yang diperlukan (Swansburg, 2000). Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang penting, yang menolong mengurangi resiko kesalahan pembuatan keputusan, pemecahan masalah, dan perubahan efektif yang direncanakan (Fayol dalam Swansburg, 2000). Ractcliffe dan Longsdon dalam Swansburg (2000) menspesifikasikan enam tahap dalam proses perencanaan yaitu merancang, mendelegasikan, mendidik, perkembangan, implementasi, dan tinda lanjut (evaluasi penampilan dan umpan balik).PengorganisasianPengorganisasian adalah pengidentifikasian kebutuhan organisas dari pernyataan misi kerja yang dilakukan, dan menyesuaikan desain organisasi dan struktur untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini (Swansburg, 2000). Terdapat empat bentuk struktur organisasi yaitu unit, departemen, divisi atau eksekutif dari manajemen organisasi dan tingkat operasional.KetenagaanKetenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan untuk tercapainya tujuan individu, organisas dimana dia berkarya.PengarahanPengarahan merupakan proses penerapan, rencana manajemen, untuk mencapai tujuan perawatan. Hal tersebut merupakan proses dimana personel keperawatan mendapat inspirasi dan motivasi untuk penyelesaian pekerjaan. Pengarahan sering disebut sebagai fungsi memimpin dari manajemen keperawatan. Ini meliputi proses pendelegasian, pengawasan, koordinasi dan pengendalian implementasi rencana organisasi (Swansburg, 2000).PengendalianAktifitas pengendalian atau pengevaluasian adalah supervisi dalam keperawatan dan program kendali mutu. Proses ini dilakukan secara terus-menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan aktivitas. Melalui proses ini dapat dibuat standar yang kemudian digunakan sebagai umpan balik yang menimbulkan perbaikan.Pengendalian merupakan elemen akhir dan fungsi utama dari manajemen keperawatan yang mencakup koordinasi dari berbagai kegiatan, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan perencanaan dan aktivitas pengorganisasian dan informasi dari pengarahan serta evaluasi penampilan kinerja staf. Proses pengendalian merupakan proses menetapkan standar yang digunakan sebagai indikator dan kriteria hasil yang dapat diukur. Standar diaplikasikan dengan mengumpulkan data dan mengukur aktivitas dari manajemen keperawaan kemudian membandingkannya dengan standar pelayanan aktual.B. KONSEP DASAR PERUBAHANKeperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat , ini akan terus berubah seirama dengan perubahan masyarakat yang terus-menerus berkembang dan mengalami perubahan.Teori perubahanTeori Kurt Lewin (1951)Menurut Lewin, perubahan dapat dibedakan menjadi :Unfreezing (Pencairan) Motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang ada, merasa perlu untuk berubah, dan berupaya untuk berubah, menyaipkan diri dan siap untuk berubah.Moving (Bergerak)Bergerak untuk menuju keperubahan yang baru yang memiliki cukup informasi, sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapidan mengetahui langkah-langkah penyelesaian lalu melakukan langkah-lagkah nyata untuk perubahan.Refreezing (Pembekuan)Motivasi telah mencapai tingkat/tahap baru. Tingkat baru yang telah dicapai harus dijaga agar tidak mengalami kemunduran pada tingkat perkembangan semula.Teori Roger (1962)Roger mengembangkan teori Lewin tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan. Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan yaitu kesadaran (Awareness), keinginan (Interest), evaluasi (Evaluation), mencoba (Trial), dan penerimaan (Adoption). Perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.Teori Lipitts (1973)Lipitts mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakanterhadap status quo dalam individu, situasi atau proses, dan dalam perencanaan perubahan yang diharapakan. Dalam menghadapi perubahan adalah dengan cara mengidentifikasi 7 tahap, yaitu :Tahap I : menentukan masalahTahap ini setiap individu terlibat dalam perubahan harus membuka diri dan menghindari keputusan sebelum semua fakta dapat dikumpulkan. Individu yang terlibat harus mengetahui permasalhan apa yang ada dengan sebenarnya dan menghindari data-data yang dianggap tidak sesuai.Tahap 2 : Mengkaji motivasi dan kapasitas perubahanTahpa ini semua orang terlibat dan lingkungan yang tersedia harus dikaji tentang kemampuan, hambatan yang mungkin timbul, dan dukungan yan akan diberikan, struktur organisasi harus dikaji apakah peraturan ada, kebijakan, budaya organisasi, dan orang yang terlibat dalam membantu proses perubahan atau yang menghambat.Tahap 3 : Mengkaji motivasi change agent dan sarana yang tersediaTahap ini diperlukan suatu komitmen dan motivasi manajer dalam proses perubahan. Pandangan manajer mengenai perubahan harus dapat diterima oleh staf dan dapat dipercaya, mendenganrkan masukan-masukan dari staf dan selalu mencari solusi yang baik.Tahap 4 : Menyeleksi tujuan perubahanTahap ini perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional, terorganisir, berurutan, kepada siapa perubahan berdampak, dan kapan waktu yang tepat untuk dilaksanakan.Tahap 5 : Memilih peran yang sesuai dilaksanakan oleh agent pembaharuTaha ini pemilihan seorang peminpin atau manajer yang ahli dan sesuai bidangnya dalam melakakukan perubahan.Tahap 6 : Mempertahankan perubahan yang telah dimulaiTahap ini komitmen dalam perubahan yang sudah dilaksanakan harus dipertahanakan, komunikasi terbuka dan terus diinformasikan dalam upaya megambil solusi yang tebaik.Tahap 7 : Mengakhiri bantuanSelama proses mengakhiri perubahan, maka harus selalu diikuti oleh perencanaan yang berkelanjutan dari seorang manajer.Srategi membuat perubahanStrategi dalam pembuatan perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal. Yaitu :Memiliki visi yang jelasVisi merupakan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah dipahami, dan dapat dapat dilaksanakan oleh setiap orang.Menciptakan iklim atau budaya organisasi yang kondusifMenurut Potter&OGrady (1986), upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan iklim yang kondusif adalah kebebasan untuk berfungsi secara efektif, dukungan dari sejawat dan peminpin, kejelasan harapan tentang lingkungan kerja, sumber yang tepat untuk praktik secara efektif, dan iklim organisasi terbuka.System komunikasi yang jelas, singkat, dan berkesinambunganKominikasi merupakan unsure yang paling penting dalam perubahan. Semakin banyak seseorang mengetahui tentang keadaan makan akan semakin baik dan mampu dalam meberikan pandangan kedepan dan mengurangi kecemasan dan ketakutan terhadap perubahan.Keterlibatan orang yang tepatPerubahan perlu disusun oleh orang-orang yang kompeten. Begitu rencana sudah tersusun maka segera melibatkan orang lain pada setiap jabatan organisasi karena keterlibatan akan berdampak terhadap dukungan dan advokasi.Pedoman pelaksanaan perubahanUntuk melaksanakan suatu perubahan maka hal-hal dibawah ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan perubahanKeterlibatanMelibatkan pada semua pihak dalam perubahan sangat penting sehingaa pelaksaanan dapat tercapai dengan maksimal. MotivasiOrang yang terlibat aktif dalam pembaharuan jika mereka termotivasi. Motivasi tersebut akan timbul bila apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai.PerencanaanPerencanaan ini termasuk bila system tidak bias berjalan secara efektif dan perubahan apa yang harus dilaksanakan.LegitimasiSetiap perubahan harus memiliki aspek legal dan jelas, siapa yang melanggar dan dampak apa yang secara administrative harus diterima olehnya.PendidikanPerubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara beru agar tujuan dapat ter capai.ManajemenAgen pembaharu harus menjadi maenjadi model dalam perubahan dengan adanya keseibangan antara kepeminpinan terhadap orang dan tujuan yang dicapai.HarapanBerbagai harapan harus ditekankan oleh pembaharu, hasil yang berbeda dengan sebelumnya, terselesaikannya masalah, dan kepercayaan dan reaksi yang positif.AsuhBimbingan dan dukungan staf dalam perubahan termasuk konsiltasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.KepercayaanKunci itama dalam pelaksanaan perubahan adalan kepercayaan antar tim, semua yang terlibat harus percaya kepada agen pembaharu dan sebaliknya.Change Agent Menjadi change agent pembaharu akan menjadi hal yang menarik dan menyenagkan sebagai dari peran professional. Sebagai change agent sebaiknya merespon beberpa hal seperti :Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol prilaku dan bagaimana mengelola perubahan, berfikir positif, memiliki motivasi yang tinggi, mengawali proses perubahan dengan mengurangi/menghilangkan hambatan dan memulai setahap demi setahap.Untuk menjadi agen pembahru yang rfektif perlu menjadi bagian dari perubahan dan tidak menjadi orang yang rsisten terhadap perubahanMenyeleksi setiap fenomena yang terjadi dan memilih hal-hal yang akan diubah.Menghadapi setiap perubahan dengan senang dan penuh humor, yakinkan bahwa perubahan merupakan suatu yang menantang.Selalu berfikiran ke depan demi kemajuan dan kesuksesan serta berfikir suatu cara terbaru dan kesempatan untuk terlaksanya suatu perubahan.Proses KeperawatanPengkajianLangkah pertama dari proses keperawatan, yaitu pengkajian, dimulai perawat dengan menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data tentang klien. Pengkajian digunakan dalam peran kolaboratif perawat. Perawat membuat pengamatan klinis tentang klien, melaporkan situasi klien yang berhubungan dengan masalah medis, dan kemudian mengikuti aktivitas medis yang diharuskan yang didelegasikan oleh dokter.Dalam peran mandiri pemberi perawatan kesehatan, perawat mengkaji kebutuhan perawatan kesehatan, perawat mengkaji kebutuhan perawatan kesehatan klien dan melakukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan klien. Dalam lingkungan perawatan kesehatan yang kompleks sekarang ini, perawat harus mampu memecahkan masalah secara akurat, menyeluruh, dan cepat.Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verikasi, dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah: pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan), dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Bandman dan Bandman, 1995). Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktek kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk mengindividualisasikan rencana asuhan keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan keperawatan untuk klien.Pendekatan masalah untuk pengkajian dimulai dengan area problematis seperti nyeri dan menyebar ke arah yang lebih relevan dari kehidupan klien. Pengkajian nyeri yang komprehensif dimulai dengan menelaah sifat dari nyeri itu sendiri dan kemudian diperluas ke arah kategori seperti pengaruh nyeri pada gaya hidup, hubungan keluarga, dan kebiasaan berkerja. Bila telah dilengkapi, masalah tentang nyeri akan dianalisis secara seksama sehingga suatu pendekatan komprehensif dapat digunakan untuk memberikan peredaan terhadap nyeri.Sejalan dengan perawat melakukan pengkajian, terjadi banyak interaksi (verbal atau non verbal) antara perawat dan klien. Selain klien menunjukkan respon fisiologis seperti gerakan, pola pernapasan, dan gerakan tubuh yang menunjukkan informasi pada perawat. Perawat harus menggunakan semua indera untuk secara akurat mengkaji perilaku klien. Indera kita mengumpulkan pengalaman yang perlu diklasifikasi dan dinilai (Bandman dan Bandman, 1995).Perawat mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat, dan lengkap. Pengkajian tidak mencakup kesimpulan atau pernyataan interpretatif yang tidak didukung oleh data. Data deskriptif berasal dari persepsi klien tentang gejala, persepsi dan pengamatan keluarga, pengamatan perawat, atau laporan dari anggota tim perawatan kesehatan. Pengumpulan data lengkap yang dihasilkan dari mengumpulkan semua informasi yang relevan, dengan masalah kesehatan aktual dan potensial, selain dari reaksi klien terhadap perawat. Pengkajian harus mempertimbangkan apakah interaksi ini mempengaruhi tingkah klien. Untuk memastikan bahwa data yang lengkap sudah dikumpulkan, perawat mungkin menanyakan, Apakah saya telah mempunyai informasi untuk menjawab pertanyaan: Kapan, dimana, dan berapa lama durasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi?.Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai mengarah pada identifikasi kebutuhan perawatan klien yang tidak tepat dan akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak lengkap atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak berhasil untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik atau jika perawat tidak teratur atau tidak terampil dalam teknik pengkajian. Data menjadi tidak lengkap jika perawat lalai untuk mengumpulkan semua informasi tentang area spesifik, mengambil konklusi tentang masalah potensial, atau membuat asumsi tanpa validasi. Tipe DataSelama pengkajian, perawat mendapatkan dua tipe data, subjektif dan objektif. Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi seperti ini. Sebagai contoh, adanya nyeri merupakan temuan subjektif. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang frekuensi, durasi, lokasi, dan intensitas nyeri. Data subjektif biasanya mencakup perasaan ansietas, ketidaknyamanan fisik, atau stress mental.Data objektif adalah pengamatan atau pengukuran yamg dibuat oleh pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi ukuran ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati. Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima, seperti ukuran Fahrenheit atau Celsius pada termometer, atau sentimeter pada pita pengukur. Sumber- sumber DataKlienPada kebanyakan situasi klien adalah sumber informasi yang terbaik. Klien yang sadar (orientasi baik) dan menjawab pertanyaan secara tepat dapat memberikan informasi yang paling akurat tentang kebutuhan perawatan kesehatan, pola gaya hidup, penyakit saat ini dan masa lalu, persepsi tentang gejala, dan perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.Keluarga dan orang terdekatKeluarga dan orang terdekat dapat diwawancarai sebagai sumber primer informasi tentang bayi dan anak-anak dan klien yang sangat kritis, cacat mental, disorientasi, atau klien yang tidak sadar. Keluarga dan teman dekat juga merupakan sumber informasi sekunder yang penting. Penting artinya untuk melibatkan mereka dalam pengkajian bila memungkinkan.Anggota tim perawatan kesehatanTim perawatan kesehatan terdiri atas dokter, perawat, profesional kesehatan lain, dan petugas non profesional yang bekerja dalam lingkungan pelayanan kesehatan. Karena pengkajian merupakan proses yang berkelanjutan, maka perawat harus berkomunikasi dengan anggota tim perawatan kesehatan lain, termasuk ahli terapi fisik, pekerja sosial, petugas kesehatan komunitas, dan penasehat spiritual, kapan saja memungkinkan.Catatan medisCatatan medis klien saat ini dan masa lalu dapat menguatkan informasi tentang pola kesehatan dan pengobatan masa lalu atau memberikan informasi baru. Dengan menelaah catatan medis, perawat dapat mengidentifikasi pola penyakit, resrespon terhadap pengobatan sebelumnya, dan metode koping masa lalu.Catatan lainnyaCatatan lain seperti pendidikan, wajib militer, dan catatan pekerjaan dapat mengandung informasi perawatan kesehatan yang berkaitan.Tinjauan literaturMenelaah literatur keperawatan, medis, dan farmakologis tentang penyakit membantu perawat melengkapi data dasar.Pengalaman perawatBanner (1984) menuliskan bahwa keahlian perawat berkembang setelah pengujian dan pembaharuan proposisi, pertanyaan dan harapan berdasarkan prinsip. Sebagai contoh, setelah perawat merawat klien dengan nyeri abdomen, itulah pelajaran yang dipelajari. Perawat akan lebih cepat mengenali perilaku klien yang diperlihatkan saat myeri akut. Kemampuan perawat untuk melakukan pengkajian akan meningkat karena menggunakan pengalaman masa lalu, menerapkan pengetahuan yang relevan, dan memfokuskan pada pengumpulan data yang menghindari pertimbangan tidak berguna dari informasi yang tidak diperlukan. Metode Pengumpulan DataWawancaraLangkah pertama untuk menyusun data dasar adalah dengan mewawancarai klien. Wawancara adalah pola komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan isi yang spesifik. Dalam keperawatan, tujuan utama dari mewawancara adalah mendapatkan riwayat kesehatan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor resiko, serta menentukan perubahan spesifik dalam tingkat kesejahteraan dan pola kehidupan.Riwayat kesehatan keperawatanRiwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial-budaya, kesehatan spiritual, dan reaksi mental serta emosi terhadap penyakit. Riwayat keperawatan dikumpulkan selama wawancara, dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Sasarannya dalah untuk menetapkan pola dari sehat dan sakit, faktor resiko untuk masalah kesehatan fisik dan perilaku, penyimpangan dari normal, dan ketersediaan sumber untuk adaptasi.Data diagnostik dan laboratoriumSumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan diagnostik dan laboratorium. Penting artinya bagi perawat untuk menelaah hasil pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan keperawatan dan pemeriksaan fisik. Data laboratorium dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan aktual atau potensial yang sebelumnya tidak diketahui oleh klien atau pemeriksa. Dokumentasi DataDokumentasi data adalah bagian terakhir dari pengkajian yang lengkap. Kelengkapan dan keakuratan diperlukan ketika mencatatkan data. Jika suatu hal tidak dicatat, maka hal tersebut hilang dan tidak tersedia pada data dasar. Diagnosa KeperawatanSetelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada diagnosa keperawatan, yang merupakan penilaian klinis tentang respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan. Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensi klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (NANDA, 1990; Carpenito, 1993). Hasil dan intervensi dipilih dalam kaitannya dengan diagnosa keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek, 1992).Berpikir kritis dan proses diagnostik keperawatanAnalisis dan interpretasi dataSelama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai sumber, divalidasi, dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar secara kontinu direvisi sejalan dengan terjadinya perubahan dalam status fisik dan emosi klien. Hal ini juga mencakup hasil pemeriksaan labotarorium dan diagnostik. Identifikasi masalah klienUntuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut aktual atu potensial. Masalah kesehatan aktual adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh klien, seperti gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu masalah kesehatan yang berisiko, mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi pencegahan (Gordon, 1994). Pernyataan diagnosa keperawatanPerumusan diagnosa keperawatanPerumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnosa keperawatan yang sesuai. Etiologi atau penyebab diagnosa keperawatan harus terdapat dalam domain praktik keperawatan dan kondisi yang berespon terhadap intervensi keperawatan. Dalam lingkup yang sama, diagnosa medis dicatat sebagai etiologi dari diagnosa keperawatan. Intervensi keperawatan tidak dapat mengubah diagnosa medis. Data pengkajian dan pernyataan diagnostikData pengkajian keperawatan harus mendukung label diagnostik dan faktor yang berhubungan harus mendukung etiologi. Dengan mengumpulkan data yang tepat, mungkin akan membantu untuk identifikasi aktivitas pengkajian yang menghasilkan jenis data yang spesifik.Diagnosa keperawatan dan diagnosa medisDiagnosa keperawatan berfokus dan mendefinisikan kebutuhan keperawatan dari klien (Gordon, 1994). Diagnosa keperawatan mencerminkan tingkat kesehatan atau respon terhadap penyakit atau proses patologis, status emosional, fenomina sosiokultural, atau tahap perkembangan. Diagnosa medis secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus medis adalah pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit. Tujuan dan sasaran diagnosa keperawatan berbeda dari tujuan dan sasaran diagnosa medis. Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan untuk membantu klien dan keluarganya berdaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk menghilangkan masalah perawatan kesehatan. Tujuan diagnosa medis adalah untuk mengidentifikasi dan untuk merancang rencana pengobatan untuk menyembuhkan penyakit atau proses patologis. Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengembangkan suatu rencana asuhan yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya manpu mengatasi perubahan dan untuk menghadapi tantangan yang diakibatkan dari masalah kesehatan. Sasaran diagnosa medis adalah untuk meresepkan pengobatan. Sumber kesalahan diagnostikKesalahan dalam pengumpulan dataPraktik berikut penting selama pengkajian untuk menghindari kesalahan pengumpulan data. Pertama, sebelum pengkajian, perawat secara kritis menelaah tingkat kenyamanannya dan kompetensinya dengan keterampilan wawancara dan pengkajian fisik. Kedua, perawat harus menentukan keakuratan data yang dikumpulkan. Sebagai contoh, perawat yang mengauskultasi bunyi paru abnormal untuk pertama kali mungkin merasa tidak yakin tentang apa yang sudah didengarnya melalui stetoskop. Untuk meminimalkan risiko ketidakakuratan, perawat harus mempunyai sejawat yang lebih berpengalaman yang memvalidasi temuan atau menjelaskan mengapa data tidak tepat. Ketiga, ketika mengembangkan keterampilan pengkajian, perawat harus memeriksa kelengkapan data pengkajian. Yang terakhir, kesalahan dalam pengumpulan data dikurangi ketika pendekatan terorganisasi digunakan untuk pengkajian. Sebelum pengkajian perawat harus mempunyai format yang sesuai dan peralatan pemeriksaan yang tepat. Kesalahan dalam pengelompokan dataKesalahan dalam mengelompokkan data jika data dikelompokkan secara prematur, tidak tepat, atau tidak sama sekali (Gordon, 1994). Penghentian prematur pengelompokkan data terjadi ketika perawat membuat diagnosa sebelum semua data dikelompokkan. Pengelompokkan tidak tepat terjadi ketika perawat mencoba untuk membuat diagnosa keperawatan sesuai dengan tanda dan gejala uang didapat. Diagnosa keperawatan yang tidak tepat memperngaruhi kualitas asuhan. Diagnosa keperawatan: aplikasi pada perencanaan perawatanDiagnosa keperawatan yang dirumuskan memberi arahan untuk proses perencanaan dan pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Keuntungan dari diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan memfasilitasi komunikasi diantara perawat tentang tingkat kesejahtraan klien dan membantu dalam perencanaan pemulangan. Daftar awal diagnosa keperawatan adalah suatu rujukan yang mudah didapat untuk kebutuhan perawatan klien saat ini. Diagnosa keperawatan juga membantu memperiotaskan kebutuhan klien. Dengan perawat berkomunikasi dengan profesional lain, penggunaan diagnosa keperawatan mendorong komunikasi yang terorganisasi sesuai dengan tujuan dan priotas klien. Diagnosa keperawatan juga digunakan untuk pencatatan dalam catatan perkembangan, menuliskan rujukan, dan memberikan transisi perawatan yang efektif dari satu unit ke unit lainnya (Carpenito, 1995; Gordon, 1884). Diagnosa keperawatan adalah metoda mengidentifikasi fokus dari aktivitas keperawatan. Ketika berfokus pada diagnosa keperawatan, perawat dapat menentukan apakah asuhan keperawatan telah tepat dan dapat diberikan sesuai standar praktik. Keterbatasan diagnosa keperawatanDiagnosa keperawatan mempunyai keterbatasan, dan karena evolusi kontinu tentang istilah dan penggunaan diagnosa keperawatan, bahasa yang digunakan kadang bertele-tele dan mengandung istilah selingkung (jargon). Hal ini mungkin membatasi penggunaan diagnosa keperawatan hanya pada profesional keperawatan dan mengakibatkan kebingungan diantara anggota tim perawatan kesehatan yang lain (Seahill, 1991; Carpenito, 1995). Bahasa dari diagnosis yang tidak tepat dapat secara tidak tepat memberi label pada klien. Label diagnostik yang demikian adalah ketidakpatuhan. Istilah tersebut adalah muatan nilai dan tidak lengkap (Stantis & Ryan, 1982; Edel, 1985). PerencanaanPerencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Menetapkan prioritasMenetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnosa keperawatan dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. Sebaliknya prioritas pemilihan adalah metode yang dugunakan perawat dan klien untuk secara mutualisme membuat peringkat diagnosa dalam urutan kepentingan yang didasarkan pada keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan merupakan metode yang sangat berguna untuk merancang prioritas. Hirarki tentang kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat priorotas. Tingkat yang paling mendasar, atau pertama, mencakup kebutuhan seperti udara, air, dan makanan. Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan kemanan, yang mencakup keselamatan fisik dan psikologis. Tingkat ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan mencintai. Tingkat keempat mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri, yang mencakup rasa percaya diri, kebergunaan, pencapaian, dan nilai diri. Tingkat yang terakhir adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan dasar dan fisiologis biasanya merupakan prioritas pertama. Perawat mungkin menghadapi situasi dimana tidak tampak kebutuhan fisik atau keselamatan, tetapi dimana prioritas tertinggi harus diberikan pada kebutuhan psikologis, sosiokultural, perkembangan, atau spiritual klien. Menetapkan tujuan dan hasil yang diharapkanTujuan dan hasil yang diharapkan adalah pernyataan spesifik tentang perilaku atau respon klien yang perawat antisipasi dari asuhan keperawatan. Maksud dari penulisan tujuan dan hasil yang diharapkan ada dua. Pertama, tujuan dan hasil yang diharapkan memberi arahan untuk intervensi keperawatan yang individual. Kedua, tujuan dan hasil yang diharapkan digunakan untuk menentukan keefektifan intervensi. Tujuan perawatanDiagnosa keperawatan individual dan prioritas yang dibuat membantu menentukan tujuan dari perawatan. Buelchek & McCloskey (1985), mendefinisikan tujuan sebagai petunjuk untuk pemilihan intervensi keperawatan dan kriteria dalam evaluasi intervensi keperawatan. Penetapan tujuan yang bersifat mutual adalah suatu aktivitas yang melibatkan klien dan keluarganya untuk mempriotaskan tujuan perawatan, kemudian mengembangkan rencana tindakan untuk mencapai tujuan tersebut (McCloskey & Buelchek, 1994).Hasil yang diharapkanHasil yang diharapkan adalah sasaran spesifik, langkah demi langkah yang mengarah pada pencapaian tujuan dan penghilangan etiologi untuk diagnosa keperawatan. Suatu hasik adalah perubahan dalam status klien yang dapat diukur dalam berespon terhadap asuhan keperawatan (Gordon, 1994; Carpenito, 1995). Merancang intervensi keperawatanIntervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Perawat memilih intervensi untuk mencapai setiap hasil. Metode pemilihan intervensi adalah selalu sama, tetapi intervensinya adalah bersifat individual bagi klien. Tipe IntervensiIntervensi perawatIntervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan dan diagnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah suatu tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk keuntungan klien dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien.Intervensi dokterIntervensi dokter didasarkan pada respons dokter terhadap diagnosa medis, dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Buelchek & Mcclonsey, 1994).Intervensi kolaboratifIntervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan. Pemilihan intervensiKarakteristik diagnosa keperawatan Intervensi harus diarhakan pada pengubahan etiologi atau tanda dan gejala yang berkaitan dengan label diagnostik.Intervensi diarahkan pada pengubahan atau menghilangkan faktor-faktor risiko, yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan faktor risiko.Hasil yang diharapkanHasil dinyatakan dalam istilah yang dapat diukur dan digunakan untuk mengevaluasi keefektifan intervensi.Dasar risetTinjauan riset keperawatan klinis yang berhubungan dengan label diagnostik dan masalah klien.Tinjauan artikel yang menguraikan pemggunaan temuan riset dalam situasi dan lingkungan klinis yang serupa. Kemungkinan untuk dikerjakanInteraksi dari intervensi keperawatan dengan tindakan yang sedang diberikan oleh profesional kesehatan lainBiaya: Apakah intervensi mempunyai nilai yang efektif baik, secara klinis maupun biaya?Waktu: Apakah waktu dan sumber tenaga tertangani dengan baik?Keberterimaan klienRencana tindakan harus sejalan dengan tujuan klien dan nilai perawatan kesehatan klien.Tujuan keperawatan yang diputuskan secara mutual.Klien harus mampu melakukan perawatan diri atau mempunyai orang yang dapat membantu dalam perawatan kesehatan tersebut.Kompetensi dari perawatBerpengetahuan banyak tentang rasional ilmiah intervensiMemiliki keterampilan fisiologis dan psikomotor yang diperlukan untuk menyelesaikan intervensi.Kemampuan untuk berfungsi dalam lingkungan dan secara efektif dan efisien menggunakan sumber perawatan kesehatan.Perencanaan Asuhan KeperawatanTerdapat berbagai metode untuk mengkomunikasikan asuhan keperawatan klien. Salah satunya adalah rencana asuhan keperawatan, yang didasarkan pada data pengkajian dan mencakup diagnosa keperawatan, tujuan, hasil yang diaharapkan, dan aktivitas dan strategi keperawatan spesifik. Tujuan rencana keperawatanRencana asuhan keperawatan adalah pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan tertulis mendokumentasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien, yang ditentukan oleh pengkajian dan diagnosa keperawatan, tujuan, hasil yang diharapkan, yang dirumuskan selam perencanaan. Rencana asuhan keperawatan meningkatkan kontinuitas asuhan keperawatan dengan membuat daftar spesifik tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perawatan. Rencana asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan keperawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Rencana asuhan keperawatan yang lengkap adalah cetak biru untuk tindakan keperawatan. Rencana asuhan tersebut memberi arahan untuk penerapan rencana dan kerangka kerja untuk evaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan. Jalur kritisJalur kritis memungkinkan staf dari semua disiplin, seperti kedokteran, keperawatan, dan farmasi, untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang terintegrasi untuk lama perawatan klien yang telah ditetapkan dengan tipe kasus spesifik. Jalur ini secara jelas mengkomunikasikan standar perawatan klien. Sebagai contoh, jalur ini adalah untuk evaluasi transplan paru, yang merekomendasikan aktivitas klien sehari-hari, konsultasi, prosedur, rencana pemulangan, dan topik penyuluhan yang diharapakan untuk kemajuan klien melalui proses transplantasi. Menuliskan Rencana Asuhan KeperawatanSebagai langkah awal dalam perencanaan, perawat membuat prioritas pada setiap diagnosa keperawatan; prioritas dapat didasarkan pada hirarki kebutuhan menurut Maslow. Diagnoa keperawatan dengan prioritas tertinggi adalah titik awal untuk rencana asuhan keperawatan dan diikuti oleh diagnosa keperawatan lain sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan. Pada kolom pengkajian, perawat mencakupkan semua data yang relevan dengan diagnosa keperawatan yang berhubungan. Perawat mencantumkan tujuan yang telah dibuat sebelumnya, dalam kolom berikutnya. Perawat meuliskan rencana tindakan pada kolom implementasi dari rencana perawatan. Setiap tindakan keperawatan dituliskan untuk memasukkan informasi yang diperlukan untuk mengimplementasikan asuhan keperawatan. Selain itu, perawat harus memahami rasional untuk intervensi spesifik. ImplementasiImplementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staff, dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan berkelanjutan dari klien. Intervensi keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang diaharapkan (Gordon, 1994). Proses implemetasiMengkaji ulang klienFase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawatan yang disulkan masih sesuai.Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada. Sebelum memulai perawatan, perawat menelaah rencana asuhan keperawatan dan membandingkannya dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi klinis saat ini. Modifikasi rencana asuhan keperawatan yang telah ada mencakup beberapa langkah. Pertama, data dalam kolom pengkajian direvisi sehingga mencerminkan status kesehatan saat ini. Kedua, diagnosa keperawatan direvisi. Ketiga, implementasi spesifik direvisi untuk menghubungkan dengan diagnosa keperawatan yang baru dan tujuan klien yang baru. Akhirnya, perawat mengevaluasi respons klien terhadap tindakan keperawatan.Mengimplementasikan intervensi keperawatanKeterampilan kognitifKeterampilan kognitif mencakup pengetahuan keperawatan. Perawat harus mengetahui alasan untuk setiap intervensi terapeutik, memahami respon fisiologis dan psikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali promosi kesehatan klien dan kebutuhan pencegahan penyakit. Keterampilan interpersonalKeterampilan interpersonal penting untuk tindakan keperawatan yang efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, keluarganya, dan anggota tim perawatan kesehatan lain.Keterampilan psikomotorKeterampilan psikomotor mencakup kebutuhan langsung perawatan klien, seperti penggantian balutan, memberikan suntikan, atau melakukan pengisapan trakheostomi. Mengkomunikasikan intervensi keperawatanIntervensi keperawatan dituliskan atau dikomunikasikan secara verbal. Ketika dituliskan, intervensi keperawatan dipadukan ke dalam rencana asuhan keperawatan dan catatan medis klien. Setelah intervensi diterapkan, respons klien terhadap pengobatan dicatatkan pada lembar catatan yang sesuai. Informasi ini biasanya mencakup deskripsi singkat tentang pengkajian keperawatan, prosedur spesifik, dan respons klien.Metode implementasiMembantu dalam aktivitas kehidupan sehari-hariKondisi yang mengakibatkan kebutuhan untuk bantuan dalam AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer, permanen, atau rehabilitatif. KonselingPerawat memberikan konseling untuk membantu klien menerima perubahan aktual atau yang akan terjadi yang diakibatkan oleh stres. Konseling adalah dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis.PenyuluhanPenyuluhan berfokus pada pertumbuhan intelektual atau mendapatkan pengetahuan atau keterampilan psikomotor baru (Redman, 1993).Memberikan asuhan keperawatan langsungUntuk mencapai tujuan terapeutik bagi klien, perawat melakuakn intervensi untuk mengompensasi reaksi yang merugikan, dengan menggunakan tindakan pencegahan dalam memeberikan asuhan, menerapkan teknik yang tepat dalam memberikan asuhan dan menyiapkan klien untuk prosedur spesifik, dan melakuakn tindakan yang menyelamatkan jiwa dalam situasi darurat. EvaluasiLangkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Perawat mengevaluasi apakah perilaku atau respons klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa keperawatan atau pemeliharaan status yang sehat. Selama evaluasi, perawat memutuskan apakah langkah proses keperawatan sebelumnya telah efektif dengan menelaah respons klien dan membandingkannya dengan perilaku yang disebutkan dalam hasil yang diharapkan (Carnevali & Thomas, 1993). Evaluasi dari pencapaian tujuanTujuan asuhan keperawatan adalah untuk membantu klien menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial, dan mempertahankan statsu sehat. Evaluasi terhadap tujuan asuhan menentukan apakah tujuan ini telah terlaksana. Perawat mencocokan perilaku klien (mis. Pemberian mandiri insulin atau perilaku bebas ansietas) atau respons fisiologis ( penurunan ukuran luka dekubitus atau penurunan suhu tubuh) dengan perilaku atau respons yang telah ditetapkan dalam tujuan. Evaluasi perawat menentukan apakah hasil yang mencerminkan pencapaian tujuan telah terpenuhi. Untuk mengevaluasi secara objektif tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan, perawat harus menggunakan langkah berikut:Meneliti pernyataan tujuan untuk mengidentifikasi perilaku atau respons klien yang benar-benar diinginkanKaji klien terhadap adanya perilaku atau respons tersebutBandingkan kriteria hasil yang telah ditetapkan dengan perilaku atau respons yang ditemukanNilai tingkat kesamaan antara kriteria hasil dan perilaku atau responsJika terdapat ketidaksamaan (atau hanya sebagain sama) anatara kriteria hasil dan perilaku atau respons, apakah hambatannya? Mengapa terjadi ketidaksamaan?Revisi rencana perawatanPenghentian rencana asuhanSetelah menentukan bahwa hasil yang diaharapkan dan tujuan telah dicapai, perawat menguatkan evaluasi ini dengan klien. Jika perawat dan klien setuju bahwa hasil yang diharapkan telah terpenuhi, perawat menghentikan rencana asuhan tersebut. Rencana asuhan keperawatan dapat didokumnetasikan sebagai telah dihentikan. Hal ini memastikan bahwa perawat lain tidak akan melanjutkan rencana asuhan tersebut. Dokumentasi Dan PelaporanDokumentasi merupakan aspek penting dari praktik keperawatan. Sepanjang waktu, format dan kualitas dokumentasi telah berkembang, tetapi fokusnya terus berdampak positif terhadap perawatan klien. Sekarang ini isu yang paling menantang dalam keperawatan adalah bagaimana mendokumentasikan kualitas perawatan klien dalam keterbatasan yang diakibatkan oleh regulasi, sumber-sumber, dan finansial. Sistem dokumentasi yang ideal harus memberikan informasi klien komprehensif, menjunjukkan hasil dan standar klien, memfasilitasi reimbursement dari pemerintah dan perusahaan asuransi pembayar, serta berfungsi sebagai dokumen legal (Twardon dan Gartner, 1993). DokumentasiDokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan pertanggung gugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan. Beberapa tipe pencacatan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang klien. Meski setiap lembaga menggunakan format yang berbeda, semua catatan secara mendasar mengandung informasi berikut:Identifikasi klien dan data demografi klienSurat izin pengobatan dan prosedurRiwayat keperawatan saat masukDiagnosa keperawatan atau masalah keperawatanRencana asuhan keperawatan atau multidisiplinCatatan tentang tindakan asuhan keperawatan dan evaluasi keperawatanRiwayat medisDiagnosa medisPesanan terapeutikCatatan perkembangan medis dan disiplin kesehatanLaporan tentang pemeiksaan fisikLaporan tentang pemeriksaan diagnostikRingkasan tentang prosedur operatifRencana pemulangan dan ringkasan tentang pemulanganPelaporanPelaporan memberi ringkasan tentang aktivitas atas pengamatan yang dilihat, dilakukan, atau didengar. Empat tipe pelaporan yang dibuat oleh perawat termasuk laporan pertukaran tugas, laporan per telepon, laporan pemindahan klien, dan laporan kecelakaan. Laporan pertukaran tugasLaporan pertukaran tugas terjadi dua atau tiga kali sehari pada setiap tipe unit keperawatan di semua tipe lingkungan perawatan kesehatan. Pada akhir giliran tugas perawat melaporkan informasi tentang klien yang menjadi tanggung jawabnya kepada perawat yang bekerja pada giliran tugas berikutnya.Susunan dari laporan pertukaran tugas adalah informasi latar belakang, pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana penyuluhan, tindakan, informasi keluarga, rencana pemulangan, prioritas kebutuhan.Laporan teleponInformasi dalam pelaoran per telepon harus didokumentasikan secara permanen dalam format tertulis jika peristiwa signifikan telah terjadi pada klien. Dengan demikian orang yang terlibat dengan laporan per telepon memastikan bahwa informasi yang disampaikan jelas, akurat, dan singkat. Untuk mendokumentasikan hubungan telepon, perawat memasukkan kapan hubungan telepon dilakukan, siapa yang melakukan, siap yang dihubungi, kepada siapa informasi telah diberikan, informasi apa yang telah diberikan, informasi apa yang telah diterima.Laporan pemindahan klienLaporan pemindahan klien dapat dimulai melalui telepon atau langsung pada orang yang bersangkutan. Ketika memberikan laporan pemindahan, perawat mencajupkan informasi berikut:Nama klien, usia, dokter primer, dan diagnosa medisRingkasan kemajuan medis sampai waktu pemindahanStatus kesehatan terakhir (fisik dan psikologis)Diagnosa keperawatan terakhir atau masalah dan rencana perawatanSegala pengkajian atau intervensi penting yang harus segera dilakukan setelah pemindahan (membantu perawat penerima untuk menetapkan prioritas asuhan)Segala pertimbangan spesifik, seperti status isolasi atau status resusitasiKebutuhan peralatan khususLaporan kecelakaanKetika terjadi kecelakaan, perawat yang terlibat dalam kecelakaan, atau perawat yang menyaksikan kecelakaan harus mengisi laporan kecelakaan. Laporan harus dilengkapi walaupun cedera tidak terjadi atau tidak tampak. Ketika klien atau pengunjung terlibat dalam suatu kecelakaan, perawat yang menyaksikan kecelakaan melakukan tindakan untuk menyingkirkan individu dari risiko dan kemudian mulai melaporkan kecelakaan dengan menggambarkan rinciannya.