bab ii teori dan perumusan hipotesis a. penelitian …

17
12 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dijadikan sebagai referensi penulis dalam melaksanakan penelitian. Penelitian terdahulu dapat dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Penelitian terdahulu No Tema dan Nama Peneliti Variabel dan Analisis Data Hasil 1 Analisis Perbandingan Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan, Harga Jual dan Kualitas Produk Belanja Online Dan Belanja Secara Langsung (Offline) pada Mahasiswa FEBI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Mutia & Syafitri, 2013) Kepuasan Konsumen, Pelayanan, Harga Jual, dan Kualitas Produk. Uji Regresi Linear Berganda. Secara bersama-sama Pelayanan, Harga Jual dan Kualitas Produk mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Belanja Online Secara bersama-sama Pelayanan, Harga Jual dan Kualitas Produk mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Konsumen Belanja Offline Terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan, harga jual dan kualitas produk belanja Online dan Offline 2 Analisis Perbandingan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada Konsumen KFC dan MFC di Kota Pangkal- pinang) (Susanto, dkk., 2014) Kepuasan Konsumen, Kualitas Pelayanan. Analisis Regresi Linear Berganda. Terdapat perbedaan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen KFC dan MFC di Kota Pangkalpinang Terdapat pengaruh signifikan variabel tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan/kepastian), emphaty (kepedulian dan perhatian individu) secara bersama-sama terhadap kepuasan konsumen pada KFC dan MFC di Kota Pangkalpinang.

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

12

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan sebagai referensi penulis dalam

melaksanakan penelitian. Penelitian terdahulu dapat dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Penelitian terdahulu

No Tema dan Nama

Peneliti

Variabel dan Analisis

Data Hasil

1

Analisis Perbandingan

Kepuasan Konsumen

Terhadap Pelayanan,

Harga Jual dan Kualitas

Produk Belanja Online

Dan Belanja Secara

Langsung (Offline)

pada Mahasiswa FEBI

UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi (Mutia

& Syafitri, 2013)

Kepuasan

Konsumen,

Pelayanan,

Harga Jual, dan

Kualitas Produk.

Uji Regresi Linear

Berganda.

Secara bersama-sama

Pelayanan, Harga Jual dan

Kualitas Produk mempunyai

pengaruh terhadap Kepuasan

Konsumen Belanja Online

Secara bersama-sama

Pelayanan, Harga Jual dan

Kualitas Produk mempunyai

pengaruh terhadap Kepuasan

Konsumen Belanja Offline

Terdapat perbedaan tingkat

kepuasan konsumen

terhadap pelayanan, harga

jual dan kualitas produk

belanja Online dan Offline

2 Analisis Perbandingan

Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan

Konsumen (Studi pada

Konsumen KFC dan

MFC di Kota Pangkal-

pinang) (Susanto, dkk.,

2014)

Kepuasan

Konsumen,

Kualitas Pelayanan.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Terdapat perbedaan kualitas

pelayanan terhadap kepuasan

konsumen KFC dan MFC di

Kota Pangkalpinang

Terdapat pengaruh

signifikan variabel tangible

(bukti fisik), reliability

(kehandalan), responsiveness

(daya tanggap), assurance

(jaminan/kepastian),

emphaty (kepedulian dan

perhatian individu) secara

bersama-sama terhadap

kepuasan konsumen pada

KFC dan MFC di Kota

Pangkalpinang.

Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian terdahulu

No Tema dan Nama

Peneliti

Variabel dan Analisis

Data Hasil

3 Pengaruh Kualitas

Produk, Kualitas

Pelayanan, dan Harga

Terhadap Kepuasan

Pelanggan (Studi Kasus

pada Kedai Kober Mie

Setan Semolowaru

Nomor 5 Surabaya)

(Fadila, 2018)

Kepuasan

Pelanggan,

Kualitas Produk,

Kualitas Pelayanan,

Harga,

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Kualitas Produk, Kualitas

Pelayanan, dan Harga secara

simultan (bersama-sama)

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap

Kepuasan Pelanggan.

4 Pengaruh Kualitas

Produk, Kualitas

Pelayanan dan Harga

Terhadap Kepuasan

Konsumen Restaurant

Ikan Bakar Cianjur

(Cahyani & Sitohang,

2016)

Kepuasan

Konsumen,

Kualitas Produk,

Kualitas Pelayanan,

dan

Harga.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Kualitas produk, kualitas

pelayanan dan harga yang

berpengaruh secara bersama-

sama terhadap kepuasan

konsumen

5 Pengaruh Kualitas

Pelayanan terhadap

Kepuasan Pelanggan

(Survei pada Pelanggan

Kedai Kober Mie Setan

di Gresik) (Faridah &

Fauzi 2017)

Kepuasan

Pelanggan,

Kualitas Pelayanan.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Terdapat pengaruh secara

silmultan variabel-variabel

kualitas pelayanan antara

lain variabel Bukti Fisik

(X1), Kehandalan (X2), Daya

Tanggap (X3), Jaminan (X4),

Empati (X5) terhadap

Kepuasan Pelangan (Y)

Terdapat pengaruh secara

parsial variabel-variabel

kualitas pelayanan antara

lain variabel Bukti Fisik (X1,

Kehandalan (X2), Daya

Tanggap (X3), Jaminan (X4),

Empati (X5) terhadap

Kepuasan Konsumen (Y)

6 Pengaruh Kualitas

Produk, Harga dan

Kualitas Pelayanan

terhadap Kepuasan

Konsumen Kedai

Warsu Coffe Café

(Umami, dkk., 2019)

Kepuasan

Konsumen,

Kualitas Produk,

Harga, dan

Kualitas Pelayanan.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Penilaian variabel kualitas

produk, harga dan kualitas

pelayanan mempunyai

pengaruh secara parsial dan

semua variabel bebas

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

Variabel kualitas produk,

harga dan kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh secara

simultan terhadap kepuasan

konsumen dan mengalami

peningkatan yang signifikan.

Lanjutan Tabel 2.1. Penelitian terdahulu

No Tema dan Nama

Peneliti

Variabel dan Analisis

Data Hasil

7 Pengaruh Kualitas

Produk dan Kualitas

Pelayanan terhadap

Kepuasan Pelanggan

Kober Mie Setan

Soekarno-Hatta

Malang (Baihaqi, dkk.,

2020)

Kepuasan

Pelanggan,

Kualitas Produk, dan

Kualitas Pelayanan.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Kualitas produk dan kualitas

pelayanan secara parsial

berpengaruh positif terhadap

kepuasan pelanggan.

Kualitas produk dan kualitas

pelayanan secara simultan

berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan

pelanggan

8 Pengaruh Kualitas

Produk, Harga, dan

Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan

Konsumen pada

Rumah Makan Dabu-

Dabu Iris Fresh

Wenang Manado

(Keloay, dkk., 2019)

Kepuasan

Konsumen,

Kualitas Produk,

Harga, dan

Kualitas Pelayanan.

Regresi Linear

Berganda.

Kualitas produk, harga, dan

kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh positif

dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen

9 Pengaruh Harga,

Kualitas Produk dan

Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan

Pelanggan Restoran O-

Mamamia Steak And

Ice Cream Cabang Jati

Semarang (Faizah,

dkk., 2013)

Kepuasan

Pelanggan,

Kualitas Produk, dan

Kualitas Pelayanan.

Uji Regresi Linear

Sederhana, dan

Uji Regresi Linear

Berganda.

Harga, kualitas produk, dan

kualitas pelayanan secara

bersama-sama mempunyai

pengaruh positif terhadap

variabel kepuasan

pelanggan.

10 Pengaruh Harga

terhadap Kepuasan

Konsumen Motor pada

KSU Anugrah Rezeki

Jatibarang Indramayu

(Nashrullah, dkk., 2020)

Kepuasan Konsumen,

Harga.

Analisis Korelasi

dan Analisis Regresi

Linear Sederhana.

Harga berpengaruh positif

dan signifikan terhadap

kepuasan konsumen

11 Pengaruh Kualitas

Produk, Harga, dan

Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan

Pengguna Cafe dan

Resto Cabana Manado

(Runtunuwu, dkk., 2014)

Kepuasan Pengguna,

Kualitas Produk,

Harga, dan

Kualitas Pelayanan.

Analisis Regresi

Linear Berganda.

Kualitas Produk, Harga dan

Kualitas Pelayanan

berpengaruh secara simultan

terhadap Kepuasan

Konsumen

Sumber: Diolah oleh penulis

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, dapat digambarkan beberapa

persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan

oleh penulis. Persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan

penelitian sebelumnya antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mutia & Syafitri (2013), dengan tema Analisis

Perbandingan Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan, Harga Jual dan

Kualitas Produk Belanja Online dan Belanja Secara Langsung (Offline) pada

Mahasiswa FEBI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Persamaan penelitian

yang dilakukan penulis dengan penelitian terdahulu terletak pada jenis

penelitian kuantitatif dengan analisis perbandingan (membandingkan dua

objek penelitian), variabel yang digunakan yaitu kualitas produk (X1), kualitas

pelayanan (X2), harga (X3), dan kepuasan konsumen (Y), dan teknik analisis

data yaitu analisis regresi linear berganda. Sedangkan perbedaannya terletak

pada objek penelitian yaitu kedai Mie Gacoan dan Kober Mie Setan, serta

subjek penelitiannya yaitu konsumen Mie Gacoan dan Kober Mie Setan

2. Penelitian yang dilakukan oleh Fadila (2018), dengan tema Pengaruh Kualitas

Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi

Kasus pada Kedai Kober Mie Setan Semolowaru Nomor 5 Surabaya) memiliki

persamaan penelitian yang dilakukan penulis yaitu jenis penelitian kuantitatif,

variabel yang di gunakan yaitu kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), harga

(X3), dan kepuasan konsumen (Y), serta teknik analisis data yang digunakan yaitu

analisis regresi linear berganda. Sedangkan perbedaannya terletak pada apa yang

diukur dalam penelitian dimana penulis melakkan analisis perbandingan pada dua

objek yang berbeda yaitu pada kedai Mie Gacoan dan Kober Mie Setan, serta

subjek penelitiannya yaitu konsumen Mie Gacoan dan Kober Mie Setan.

Berdasarkan critical review di atas, posisi penelitian yang dilakukan

penulis dapat dijelaskan persamaannya dengan semua penelitian terdahulu ditinjau

dari jenis penelitian, variabel penelitian, dan teknik analisis data yang digunakan.

Sedangkan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan subjek penelitian.

B. Landasan Teori

1. Kepuasan Konsumen

Persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang kuliner membuat produsen

berlomba-lomba meningkatkan kualitas produknya untuk memuaskan konsumen

(Nugraha, dkk., 2015). Konsumen yang puas akan melakukan pembelian ulang

dan menginformasikan kepada orang lain atas perasaan puas yang didapatkan

(Machfoedz, 2005). Menurut Kotler & Keller (2016), kepuasan merupakan

perasaan senang atau kecewa seseorang dari hasil membandingkan kinerja produk

atau layanan yang diperoleh dengan ekspektasinya. Jika kinerja tidak sesuai

dengan harapan, konsumen tidak akan merasa puas. Jika sesuai dengan

ekspektasi, konsumen akan merasa puas. Jika melebihi ekspektasi, maka

konsumen akan sangat puas.

Kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan hasil yang

dirasakan (Sari, 2010). Konsep kepuasan konsumen disajikan pada Gambar 2.1.

Sumber: Sari, 2010

Gambar 2.1. Konsep Kepuasan Konsumen

Kepuasan juga akan tergantung pada kualitas produk dan layanan. Hal

tersebut didukung oleh pendapat Mutia & Syafitri (2013) yang menyatakan bahwa

kepuasan konsumen bergantung pada harga yang ditetapkan, kualitas produk yang

ditawarkan, dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Tujuan

Produk

Nilai Produk Bagi

Konsumen

Harapan

Konsumen

Kebutuhan dan

Keinginan

Tingkat Kepuasan

Kepuasan konsumen tergantung pada kualitas produk dalam mewujudkan

harapan pembeli. Bila kualitas produk sesuai atau bahkan melebihi harapan, maka

pembelinya akan merasa puas. Perusahaan yang cerdik selalu fokus terhadap

kepuasan konsumen dengan menjanjikan sesuatu yang dapat mereka berikan dan

memberikan lebih banyak dari yang mereka janjikan, sehingga konsumen selalu

loyal terhadap perusahaan (Putri, 2017).

Pelayanan yang baik sering dinilai oleh konsumen secara langsung dari

karyawan sebagai orang yang melayani atau disebut juga sebaga produsen jasa,

karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas sistem pelayanan yang

diberikan agar dapat memenuhi keinginan dan meningkatkan kepuasan konsumen.

Jadi kualitas pelayanan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh

perusahaan agar dapat tercapai kepuasan konsumen. Kualitas pelayanan memiliki

hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dapat

menciptakan loyalitas konsumen (Umiyati, 2014).

Upaya menciptakan kepuasan konsumen bukanlah proses yang mudah,

karena melibatkan komitmen dan dukungan aktif karyawan dan pemilik

perusahaan. Oleh sebab itu, sebenarnya proses penciptaan kepuasan konsumen

merupakan sebuah siklus proses yang saling terkait antara kepuasan pemilik,

kepuasan karyawan, dan kepuasan konsumen. Terdapat delapan strategi dalam

memuaskan pelanggan antara lain: 1) manajemen ekspektasi konsumen, 2)

relationship marketing and management, 3) aftermarketing, 4) strategi retensi

pelanggan, 5) superior customer service, 6) technology infusion strategy, 7)

strategi penanganan komplain secara efektif, 8) strategi pemulihan layanan

(Tjiptono & Chandra, 2017).

Menurut Sari (2010) terdapat tiga metode pengukuran kepuasan konsumen,

antara lain: 1) sistem keluhan dan saran (menyediakan kotak saran, hotline service

untuk memberikan kesempatan kepada konsumen menyampaikan keluhan dan

saran), 2) ghost shopping/ pembelanja misterius (memperkejakan beberapa orang

untuk berperan sebagai konsumen untuk mengobservasi perusahaan yang

digunakan sebagai bahan pertimbangan keputusan), 3) Lost Customer Analysis

(menghubungi konsumen untuk mengetahui alasan berhenti membeli produk agar

dapat diambil kebijakan guna memperbaiki sistemnya).

Indikator dalam pengukuran kepuasan pelanggan menurut Keillor,

dkk.(2004) antara lain: 1) Recommendation (merekomendasikan produk yang

sudah dibeli kepada konsumen lain), 2) Intention (niat pembelian ulang),3) Say

good things (mengatakan hal baik setelah membeli).

2. Kualitas Produk

Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi guna memuaskan

keinginan atau kebutuhan (Kotler & Amstrong, 2008). Definisi tersebut

dikembangkan oleh Kotler & Keller (2016) bahwa produk merupakan segala

sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau

kebutuhan, termasuk barang fisik, layanan, pengalaman, peristiwa, orang, tempat,

properti, organisasi, informasi, dan ide. Produk bisa berupa barang yang tidak

tahan lama, barang tahan lama, ataupun jasa. Definisi tersebut sejalan dengan

pendapat Putri (2017) bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat

ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang meliputi objek fisik,

jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi.

Jenis produk yang ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan keinginan

dan kebutuhan konsumen ada dua jenis yaitu produk nyata dan produk tidak

nyata atau jasa (Shinta, 2011). Kotler & Amstrong (2008) mengklasifikasikan

produk menjadi dua yaitu produk konsumen dan produk industri. Produk

konsumen meliputi: 1) produk kebutuhan sehari-hari (convenience product), 2)

produk belanja (shopping product), 3) produk khusus (speciality product), 4)

produk yang tak dicari (unsought product). Sedangkan, untuk produk industri

meliputi: 1) bahan dan suku cadang, 2) barang-barang modal, dan 3) persediaan

jasa.

Dalam mengembangkan produk, kualitas wajib diperhatikan karena

merupakan alat penting dalam menentukan posisi di dalam pasar dan

mencerminkan kemampuan produk dalam menjalankan fungsinya meliputi

keawetan, keandalan, kemudahan penggunaan dan perbaikan (Machfoedz, 2005).

Menurut Kotler & Keller (2016), kualitas merupakan totalitas suatu produk atau

layanan dalam menghasilkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan. Penjual

dapat dikatakan telah memberikan kualitas apabila produk atau layanannya sudah

memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Kualitas produk dapat diperoleh

melalui pencitraan dan penciptaan produk inovatif yang berbeda dengan daya

saing global tinggi (Shofa & Nugroho, 2018).

Kualitas produk memiliki pengaruh dalam meningkatkan kepuasan

konsumen. Dengan meningkatnya kepuasan konsumen atas kualitas produk, maka

daya ingat konsumen akan meningkat dan kemungkinan akan merekomendaikannya

kepada konsumen lain yang belum pernah mencoba produk tersebut. Perusahaan

akhirnya memperoleh keuntungan dari meningkatnya jumlah penjualan dan biaya

pemasaran menjadi rendah (Mulyono, 2008). Suatu produk dapat memuaskan

konsumen jika produk tersebut dapat memenuhi atau melebihi keinginan dan

harapan konsumen. Kualitas produk merupakan hal yang paling mendasar dari

kepuasan konsumen dan kesuksesan perusahaan dalam bersaing di pasar global

(Mulyono, dkk., 2007).

Dimensi kinerja berhubungan dengan fungsi dasar atau manfaat utama

suatu produk (Istijanto, 2007). Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2000

)ada 8 antara lain: (1) Performance (kinerja), (2) Durability (daya tahan), (3)

Conformance tospecifications (kesesuaian dengan spesifikasi), (4) Features

(fitur), (5) Reliabilty (reliabilitas), (6) Aesthetics (estetika), (7) Serviceability

(kemampuan), (8) Perceived Quality (kesan kualitas). Menurut Shinta (2011) ada

lima perlakuan produk agar permintaan meningkat, antara lain: (1) Packing, yaitu

pengemasan agar barang tidak rusak, (2) Branding, yaitu simbol untuk

memperkenalkan dan membedakan dengan produk lain, (3) Labelling, yaitu

informasi tentang isi, milik dan sumber produk pada selembar kertas, metal atau

benda lain, (4) Warranty/ garansi, yaitu jaminan untuk konsumen, (5)Service,

yaitu pelayanan terkait dengan produk yang dibeli.

Menurut Gaman & Sherrington (1996), kualitas produk pada makanan

adalah perpaduan atribut-atribut produk yang dijelaskan dalam indikator kualitas

produk terutama untuk makanan, antara lain: (1) Warna (penampilan dan

kombinasi warna pada makanan ketika dilihat secara fisik), (2) Penyajian atau

penampilan (kesegaran dan kebersihan dalam penyajian makanan), (3) Porsi

(penentuan porsi pada setiap sajian produk makanan), (4) Bentuk (bentuk produk

makanan yang menarik sehingga merangsang selera makan konsumen), (5)

Temperatur (temperatur penyajian sesuai dengan jenis makanan), (6) Tekstur

(halus, kasar, cair, padat, keras, lembut, kering,lembab, empuk, renyah, dan

krispi), (7) Aroma (bau makanan yang disajikan merangsang selera makan), (8)

Tingkat kematangan (mempengaruhi cita rasa dan tekstur), (9) Cita rasa (asam,

asin, manis, dan pahit).

3. Kualitas Pelayanan

Salah satu elemen penting yang menjadi pertimbangan konsumen

melakukan pembelian suatu produk adalah kualitas pelayanan. Perkembangan

jaman membuat konsumen semakin kritis sebelum dan sesudah membeli produk.

Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga

yang dibayar diiringi dengan kualitas pelayanan yang baik. Karena faktor-faktor

tersebut, kualitas pelayanan harus sangat diperhatikan oleh perusahaan guna

memberikan kepuasan dan mempertahankan konsumen jika ingin bersaing di pasar

(Maulana, 2016). Menurut Kotler & Keller (2016), pelayanan adalah tindakan atau

kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apa pun. Menurut Sutopo &

Suryanto (2003), kualitas pelayanan merupakan kemampuan perusahaan dalam

memberikan pelayanan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Selain mendiferensiasikan produk fisik, perusahaan juga dapat

mendiferensiasikan pelayanannya. Jika produk fisiknya tidak mudah

didiferensiasikan, kunci keberhasilan dalam persaingan seringkali terletak pada

kualitas pelayanan yang harus diberikan perusahaan. Perusahaan harus

meningkatkan kualitas pelayanan untuk membantu meningkatkan kualitas serta

nilai suatu produk.

Pelayanan yang berkualitas dapat mempengaruhi tingkat kepuasan

konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi

perusahaan. Semakin berkualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, maka

kepuasan yang dirasakan oleh konsumen jugas akan semakin tinggi (Panjaitan,

2016). Kualitas pelayanan berpotensi menciptakan kepuasan konsumen sehingga

manfaat lain dapat terpenuhi misalnya berdampak positif pada loyalitas

pelanggan, sumber pendapatan masa depan melalui pembelian ulang, dan

kesediaan konsumen membayar harga yang ditetapkan dan tidak mudah beralih ke

produk perusahaan lawan (Faridah & Fauzi, 2017).

Menurut Tjiptono, dkk.,(2008), kualitas pelayanan dapat diukur

menggunakan lima indikator antara lain: 1) Reliabilitas (kemampuan memberikan

pelayanan segera, akurat dan memuaskan), 2) Responsivitas (keinginan dan

kesediaan para karyawan utuk membantu para konsumen dan memberikan

layanan dengan tanggap), 3) Jaminan/ Assurance (mencakup pengetahuan,

kompetensi, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para karyawan;

bebas dari bahaya fisik, resiko atau keragu-raguan), 4) Empati (kemudahan dalam

menjalin hubungan, komunikasi yang efektif, perhatian personal, dan pemahaman

atas kebutuhan individual para konsumen), 5) Bukti fisik/ Tangibles (fasilitas

fisik, perlengkapan karyawan, dan sarana komunikasi).

4. Harga

Menurut Kotler & Keller (2016), harga merupakan elemen bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan. Harga mengomunikasikan pemosisian

nilai suatu produk. Harga bukan hanya angka pada label tetapi bentuk yang

melakukan banyak fungsi. Harga memiliki banyak komponen dan telah beroperasi

sebagai penentu utama pilihan pembeli. Menurut Setyo (2017), harga merupakan

sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa sesuai

dengan manfaat yang diberikan. Secara sederhana, istilah harga bisa diartikan

sebagai jumlah uang (moneter) dan atau aspek (non-moneter) yang mengandung

kegunaan untuk mendapatkan sebuah produk (Tjiptono & Chandra, 2017).

Suatu perusahaan harus menetapkan harga untuk pertama kalinya, yakni

ketika: 1) Perusahaan tersebut mengembangkan atau menciptakan suatu produk

baru; 2) Perusahaan tersebut baru pertama kali memperkenalkan produk

regulernya; dan 3) Perusahaan akan mengikuti lelang atas suatu kontrak kerja

baru. Harga memiliki peranan yang sangat penting termasuk dalam hal pertukaran

pemasaran (marketing exchange) (Putri, 2017). Harga suatu produk merupakan

faktor penentu permintaan pasar pada suatu barang atau produk. Harga

berpengaruh terhadap posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena

itu, harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih.

Harga yang terjangkau adalah sumber kepuasan konsumen yang paling

penting. Jika harga yag ditawarkan perusahaan atas suatu produk terjangkau dan

kualitas yang di rasakan bermanfaat, maka kepuasan konsumen akan semakin

tinggi (Irawan, 2004: 37). Tingginya harga merupakan salah satu faktor penyebab

ketidakpuasan konsumen sehingga konsumen menjadi enggan untuk

menggunakan produk maupun pelayanan yang diberikan perusahaan (Gunadi &

Rosalina, 2018). Bolton,et. al., (2003) mengemukakan bahwa konsumen

membentuk suatu persepsi dimana biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk

atau jasa bisa diterima dengan pembelian harga yang terjangkau sehingga

kenormalan harga dapat membentuk kepuasan konsumen.

Harga berhubungan dengan kualitas produk. Persepsi konsumen tentang

kualitas produk dengan melihat harga langsung bervariasi, misal harga lebih

mahal dianggap berkualitas lebih baik (Machfoedz, 2005). Harga merupakan

salah satu elemen bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan cermat. Ini

dikarenakan adanya sejumlah dimensi stratejik harga antara lain: 1) harga

merupakan pernyataan nilai dari suatu produk (a statement of value), 2) harga

merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli, 3) harga

merupakan determinan utama permintaan, 4) harga berkaitan langsung dengan

pendapatan dan laba, 5) harga bersifat fleksibel (bisa disesuaikan dengan cepat),

6) harga mempengaruhi citra dan positioning, 7) harga merupakan masalah nomor

satu yang dihadapi para manager (Tjiptono & Chandra, 2017).

Penetapan harga suatu produk dipertimbangkan berdasarkan tujuan

pemasarannya dan peran harga dalam bauran pemasaran. Selain itu, biaya

pembelian dari pemasok, biaya pengiriman, penyimpanan, pengadaan, sediaan

penjualan, dan biaya pelayanan konsumenn juga harus dipertimbangkan agar

biaya tertutup dan mendapatkan laba. Penetapan harga juga dipertimbangkan

berdasarkan hubungan antara harga & permintaan, dan kesesuaian dengan

persepsi konsumen pada nilai (Machfoedz, 2005).

Terdapat dua strategi penetapan harga yaitu skimming dan penetrasi.

Penetapan harga skimming dengan menetapkan harga tinggi di awal kemudian

dikurangi secara bertahap. Penetapan harga penetrasi dengan menetapkan harga

perdana rendah (Machfoedz, 2005). Menurut Tjiptono & Chandra (2017), tujuan

penetapan harga skimming antara lain: 1) melayani konsumen yang tidak sensitif

terhadap harga, 2) menutup biaya riset dan pengembangan serta promosi dengan

marjin besar, 3) membatasi permintaan agar tidak melampaui kapasitas produksi,

4) berjaga terhadap terjadinya kekeliruan penetapan harga. Sedangkan tujuan

penetapan harga penetrasi adalah meraih pangsa pasar besar dan menghalangi

masuknya pesaing. Bentuk harga yang digunakan antara lain: 1) restrained price,

2) elimination price, 3) promotional price, dan 4) keep out price.

Penetapan harga produk lama harus memperhatikan faktor perubahan

lingkungan pemasaran dan pergeseran permintaan. Tiga strategi penetapan harga

antara lain:1) mempertahankan harga (mempertahankan posisi dalam pasar), 2)

menurunkan harga (menghadapi persaingan), 3) menaikan harga (mempertahankan

profitabilitas) (Tjiptono & Chandra, 2017). Menurut Machfoedz (2005), strategi

penetapan harga menyesuaikan perbedaan konsumen dan perubahan situasi antara

lain: 1) penetapan harga diskon dan potongan harga, 2) penetapan harga psikologis,

3) penetapan harga promosi, 4) penetapan harga geografis, 5) penetapan harga

dasar FOB, 6) penetapan harga pengiriman rata-rata.

Menurut Kotler & Armstrong (2008), terdapat empat indikator terkait

dengan harga antara lain: (1) keterjangkauan harga (harga bisa dijangkau oleh

konsumen), (2) kesesuaian harga dengan kualitas produk (harga yang ditawarkan

sesuai dengan kualitas yang diberikan), (3) daya saing harga (harga yang

diberikan pada jenis produk yang sama, berbeda antar produsen), (4) kesesuaian

harga dengan manfaat (harga yang ditawarkan sesuai manfaat yang diperoleh).

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir sangat penting dalam penelitian untuk mengetahui model

penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir disajikan pada Gambar 2.2.

Sumber: Data diolah oleh penulis berdasarkan jurnal Susanto, dkk., (2014)

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat diketahui bahwa terdapat

variabel bebas (independent), variabel terikat (dependent), dan variabel kontrol

Kepuasan

Konsumen

Kober Mie

Setan

Kualitas Produk

(X1)

Kualitas

Pelayanan

(X2)

Harga

(X3)

Kepuasan

Konsumen

Mie

Gacoan

Perbandingan

Kualitas Produk

(X1)

Kualitas

Pelayanan

(X2)

Harga

(X3)

H1 H2

H3

(control). Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah kualitas

produk, kualitas pelayanan, dan harga. Kualitas produk dengan menggunakan

indikator warna, penyajian atau penampilan, porsi, tekstur, aroma, dan cita rasa

sesuai teori dari Gaman & Sherrington (1996), kualitas pelayanan dengan

menggunakan indikator reliabilitas, responsivitas, jaminan/ assurance,empati,

dan bukti fisik/ tangibles sesuai teori dari Tjiptono & Chandra (2007), dan harga

dengan menggunakan indikator keterjangkauan harga, kesesuaian harga dengan

kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat sesuai

teori dari Kotler & Armstrong (2008).

Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah kepuasan

konsumen dengan menggunakan indikator recommendation, intention, dan say

good things sesuai teori dari Keillor et. al., (2004). Variabel kontrol (control)

dalam penelitian ini adalah jenis produk diantara dua usaha tersebut yaitu menu

utama berupa mie. Kedua bisnis tersebut menyajikan kemiripan produk yang

ditawarkan sehingga memunculkan ide bagi peneliti melakukan analisis

perbandingan dari segi kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga terhadap

kepuasan konsumen untuk mengetahui lebih besar mana tingkat kepuasan

konsumen antara Mie Gacoan dan Kober Mie Setan.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, hubungan antar variabel diuraikan

dalam hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga terhadap

Kepuasan Konsumen Mie Gacoan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Runtunuwu, dkk.,

(2014) menyatakan bahwa kualitas produk, harga dan kualitas pelayanan

berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Faizah, dkk., (2013) menyatakan bahwa harga, kualitas produk,

dan kualitas pelayanan secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif

terhadap variabel kepuasan pelanggan. Hasil tersebut juga sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Keloay, dkk., (2019) bahwa kualitas produk,

harga, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan konsumen. Dari penelitian terdahulu tersebut, maka pada

penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh

terhadap Kepuasan Konsumen Mie Gacoan

2. Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Harga terhadap

Kepuasan Konsumen Kober Mie Setan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Cahyani & Fauzi (2017)

menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga yang

berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Fadila (2018) menyatakan bahwa kualitas produk, kualitas

pelayanan, & harga secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil tersebut juga sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Umami, dkk., (2019) bahwa kualitas produk,

harga dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

kepuasan konsumen dan mengalami peningkatan yang signifikan. Dari penelitian

terdahulu tersebut, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

H2 : Kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh

terhadap Kepuasan Konsumen Kober Mie Setan

3. Perbedaan pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga

terhadap kepuasan konsumen Mie Gacoan dan Kober Mie Setan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanto, dkk., (2014)

menyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas pelayanan antara Objek A dan

Objek B. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putro, dkk., (2016) menyatakan

bahwa ada perbedaan yang signifikan kepuasan konsumen ditinjau dari kualitas

produk di objek C dan Objek D. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia

& Syafitri, (2013) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan konsumen

terhadap pelayanan, harga jual dan kualitas produk di objek E dan objek F. Dari

penelitian terdahulu tersebut, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 Terdapat perbedaan pengaruh secara signifikan kualitas produk,

kualitas pelayanan, dan harga terhadap kepuasan konsumen Mie

Gacoan dan Kober Mie Setan