bab ii telaah pustaka dan hipotesis a. telaah pustaka 1 ...repository.uir.ac.id/805/2/bab2.pdfdalam...

26
10 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Telaah Pustaka 1. Pengertian Sistem Menurut Mulyadi, (2012:2) Sistem adalah : Sekelompok unsur yang erat berhubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Azhar Susanto (2013:22) Sistem adalah kumpulan/grup dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. 2. Pengertian Akuntansi Menurut Sukrisno Agoes (2010:2) Akuntansi adalah : Sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) yang di kutip dari buku Priyanti (2013) dalam Sumangando dan Nangoi (2015) adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan jasa kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan dalam memilih alternatif-alternatif dalam suatu keadaan. Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa informasi akuntansi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

Upload: vuongnhi

Post on 11-May-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Sistem

Menurut Mulyadi, (2012:2) Sistem adalah : Sekelompok unsur yang erat

berhubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Azhar Susanto (2013:22) Sistem adalah kumpulan/grup dari sub

sistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang saling

berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai

satu tujuan tertentu.

2. Pengertian Akuntansi

Menurut Sukrisno Agoes (2010:2) Akuntansi adalah : Sistem informasi

yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai

aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Sedangkan menurut American Institute

of Certified Public Accountant (AICPA) yang di kutip dari buku Priyanti (2013)

dalam Sumangando dan Nangoi (2015) adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya

adalah menyediakan jasa kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat dari kesatuan

usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan

dalam memilih alternatif-alternatif dalam suatu keadaan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

informasi akuntansi dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

11

ekonomi dengan cara mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi

yang bersifat keuangan dalam bentuk laporan keuangan.

Bidang akuntansi secara keseluruhan dapat dikelompokan ke dalam tiga

bagian yaitu :

a. Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang berkaitan

dengan lembaga pemerintah dan lembaga yang tidak bertujuan mencari

laba.

b. Akuntansi Nasional

Akuntansi nasional adalah akuntansi sosial atau disebut akuntansi

makro adalah akuntansi yang khusus ditetapkan oleh lembaga dalam

arti makro akuntansi.

c. Akuntansi Perusahaan

Akuntansi perusahaan disebut juga akuntansi yang komersial adalah

bidang akuntansi yang bertujuan mencari laba (profit oriented) secara

rinci akuntansi perusahaan dapat dibedakan menjadi akuntansi

keuangan dan akuntansi manajemen lebih ditunjukan untuk

menghasilkan informasi keuangan bagi pengelola perusahaan.

3. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2013:3) Sistem Akuntansi adalah : Organisasi formulir,

catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan.

12

Menurut Baridwan (2008:4) Sistem Akuntansi adalah formulir-formulir,

catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengelolah

data mengenai usulan suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk

menghasilkan umpan baik dalam bentuk laporan-laporan yang dilakukan oleh

manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan seperti pemegang saham kreditur dan lembaga-lembaga

pemerintahan untuk memulai hasil operasi.

4. Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi keuangan daerah atau akuntansi pemerintahan merupakan salah

satu jenis akuntansi, maka didalam akuntansi pemerintahan juga terdapat proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi

ekonomi yang terjadi di pemerintahan.

Definisi akuntansi keuangan daerah menurut Abdul Halim dan

Muhammad Syam Kusufi (2012:43) Akuntansi Keuangan Daerah adalah : Proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi

(keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang

dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh

pihak-pihak eksternal entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, atau provinsi)

yang memerlukan.

5. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Erlina Rasdianto (2013:6) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

adalah sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan,

penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan

13

keuangan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD).

6. Tujuan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Adapun tujuan dari Akuntansi Pemerintahan menurut Nurlan Darlise

(2008:28) adalah :

a) Pertanggungjawaban

Memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat, dalam bentuk dan

waktu yang tepat yang berguna bagi pihak yang bertanggung jawab yang

berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintahan.

b). Manajerial

Akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan yang

diperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan,

pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, dan pengambilan keputusan

serta penilaian kinerja pemerintah.

c). Pengawasan

Akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan

oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien.

7. Perbedaan antara Akuntansi Keuangan Daerah dengan Akuntansi

Perusahaan antara lain :

1. Akuntansi keuangan daerah direncanakan, diorganisasikan, dan dioperasikan

atas dasar dana, tetapi terpisah dalam kesatuan macammacam dana. Sedangkan

akuntansi perusahaan merupakan kesatuan yang utuh.

14

2. Akuntansi keuangan daerah lebih mengutamakan kepentingan hukum, undang-

undang dan peratutan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan

akuntansi perusahaan lebih mengutamakan prinsip yang diterima umum.

3. Adanya perbedaan mendasar terhadap tujuan anggaran pemerintah dengan

perusahaan, pemerintah tidak berorientasi keuntungan semata tetapi lebih

banyak memenuhi kebutuhan atau kepentingan umum. Sedangkan perusahaan

bertujuan untuk orientasi keuntungan.

4. Hubungan antara rakyat yang saling memberi dana dan rakyat sebagai penerima

jasa-jasa pelayanan adalah tidak langsung dan juga pada umumnya tidak

terdapat pasar terbuka yang dapat menguji manfaat dari barang dan jasa yang

dihasilkan oleh pemerintah.

Sedangkan perbedaan antara akuntansi pemerintahan dengan akuntansi

perusahaan dalam pemaparan yang berbeda yakni sebagai berikut :

Akuntansi Pemerintahan :

a. Tidak terdapat laporan laba rugi sebagai bagian laporan keuangan, tetapi

tetap ada laporan hasil operasi.

b. Terdapat perkiraan anggaran sehingga ada jurnal untuk anggaran yang

telah disetujui.

c. Menggunakan akuntansi dana dan berbagai jenis dana dapat digunakan.

d. Pengeluaran modal dilaporkan baik dalam laporan neraca, maupun dalam

laporan operasional.

e. Sangat dipengaruhi oleh peraturan-peraturan pemerintahan.

f. Perkiraan “modal” diganti “saldo dana”.

15

Akuntansi perusahaan :

a. Menghasilkan laporan laba rugi sebagai salah satu bagian dari laporan

keuangan.

b. Tidak ada perkiraan anggaran (non budgetary accounting) sehingga tidak

ada jurnal untuk anggaran.

c. Semua aset, kewajiban dan ekuitas merupakan dari satu dana.

d. Pengeluaran modal hanya dilaporkan dalam neraca.

e. Tidak terlalu dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.

f. Ada perkiraan modal.

8. Ruang Lingkup dan Karakteristik Akuntansi Pemerintah

a. Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan

Pemerintah sebagai organisasi yang memegang peran utama dalam

pemberian jasa dan pelayanan kepada masyarakat mempunyai lingkungan yang

berbeda dengan sektor swasta. Hal ini menjadi pertimbangan dalam

pengembangan sistem akuntansi pemerintahan. Prinsip-prinsip atau standar

akuntansi dan pelaporan harus dipahami dalam hubungannya dengan lingkungan

tempat prinsip itu dipergunakan, selain juga dari sisi pemakaian laporan

keuangan.

b. Karakteristik Akuntansi Pemerintah

Akuntansi pemerintah memiliki karakteristik tersendiri jika dibandingkan

dengan akuntansi bisnis. Adapun karakteristik akuntansi pemerintah tersebut

adalah:

16

1. Pemerintah tidak berorientasi laba sehingga didalam akuntansi

pemerintah tidak ada laporan laba (income statement) dan treatment

akuntansi yang berkaitan dengannya.

2. Pemerintah membukukan anggaran ketika anggaran tersebut

dibukukan.

3. Di dalam akuntansi pemerintahan di mungkinkan mempergunakan

lebih dari satu jenis dana.

4. Akuntansi pemerintah akan membukukan pengeluaran modal seperti

untuk membangun gedung, dan mengadakan kendaraan dalam

perkiraan neraca dan operasional.

5. Akuntansi pemerintah bersifat kaku karena sangat bergantung pada

peraturan perundang-undangan.

6. Akuntansi pemerintah tidak mengenal perkiraan modal dan laba yang

ditahan di neraca.

Sasaran pemerintah sebagai salah satu bentuk organisasi sektor publik

berbeda dengan organisasi bisnis.Adapun pemerintah memiliki tujuan secara

umum untuk mensejahterakan rakyat. Berkenaan dengan itu, akuntansi

pemerintah memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Akuntabilitas

Fungsi akuntabilitas lebih luas dari pada sekedar ketaatan kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku, tetapi tetap memperhatikan penggunaan

sumber daya secara bijaksana, efisien, efektif, dan ekonomis.Tujuan utama dari

17

akuntabilitas ditekankan karena setiap pengelola atau manajemen dapat

menyampaikan suatu laporan keuangan.

2. Manajerial

Selain tujuan akuntabilitas, akuntansi pemerintah menyediakan informasi

keuangan bagi pemerintah untuk melakukan fungsi manajerial. Akuntansi

pemerintah memungkinkan pemerintah untuk melakukan perencanaan berupa

penyusunan APBN dan strategi pembangunan lain, untuk melakukan

pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pengendalian atas kegiatan tersebut

dalam rangka pencapaian ketaatan pada peraturan perundang-undangan,

efisiensi, dan ekonomis.

3. Pengawasan

Akuntansi pemerintahan diadakan untuk memungkinkan diadakannya

pengawasan pengurusan keuangan Negara dengan lebih mudah oleh aparat

pemeriksa seperti BPK-RI.

9. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi terdiri atas tiga bidang utama, yaitu :

1. Akuntansi Komersial/Perusahaan

Dalam akuntansi komersial, data akuntansi digunakan untuk memberikan

informasi keuangan kepada manajemen, pemilik modal, kreditur dan pihak-

pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.

18

2. Akuntansi Pemerintahan

Dalam akuntansi pemerintah, data akuntansi digunakan untuk memberikan

informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat.

3. Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk diterapkan pada

lembaga dalam artian makro, yang melayani perekonomian nasional.Sebagai

contoh adalah Neraca Pembayaran Negara, Rekening Arus Dana, Rekening

Pendapatan dan Produksi Nasional, serta Neraca Nasional. Lingkungan

akuntansi pemerintah adalah :

1. Akuntansi Pemerintah Pusat

2. Akuntansi Pemerintah Daerah, terdiri dari :

a. Akuntansi Pemerintah Propinsi

b. Akuntansi Pemerintah Kabupaten/Kota.

10. Lingkungan Akuntansi Keuangan Daerah

Lingkungan atau pemakai laporan keuangan pemerintah daerah adalah

DPRD, Badan Eksekutif, Badan Pengawas Keuangan (BPK), Investor, Kreditur,

Donatur, Analisis Ekonomi dan Pemerhati Pemerintah Daerah, Rakyat,

Pemerintah Pusat.

11. Penatausahaan Keuangan Daerah

Perubahan yang terjadi pada otonomi daerah dengan keluarnya UU Nomor

22/25 Tahun 1999 dan telah direvisi dengan UU Nomor 32 dan 33 Tahun 2004

19

serta peraturan pendukungnya akan bermuara pada pelaksanaan Good

Government. Agar Good Government menjadi kenyataan dan sukses dibutuhkan

komitmen dari semua pihak, pemerintah dan masyarakat. Dengan demikian di

dalam sistem penatausahaan keuangan daerah terdapat beberapa hal pokok yang

harus diperhatikan dalam penerapannya dilapangan, hal-hal pokok tersebut

adalah:

a. Azaz Umum Penatausahaan Keuangan Daerah

1) Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara

penerimaan/pengeluaran dan orang atau badan yang menerima atau

menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajib menyelenggarakan

penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2) Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen

yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan

dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab

terhadap kebenaran material dan akibat yang timbul dari

penggunaan surat bukti dimaksud.

b. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan Daerah

Dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah untuk

pelaksanaan APBD kepala Daerah menetapkan :

a. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPD.

b. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPM.

c. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPJ.

d. Pejabat yang diberi wewenang menandatangani SP2D.

20

e. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran.

f. Bendahara pengeluaran yang mengelola belanja bunga, belanja

subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi

hasil, belanja bantuan keuangan, belanja terduga, dan

pengeluaran pembiayaan pada SKPKD.

g. Bendahara penerimaan pembantu dan bendahara pengeluaran

pembantu SKPD.

h. Pejabat lainnya dalam rangka pelaksanaan APBD.

Penetapan pejabat yang ditunjuk sebagai kuasa pengguna

anggaran/kuasa pengguna barang dilaksanakan sesuai kebutuhan dan

didelegasikan oleh kepala daerah kepada kepala SKPD.Serta

penetapannya dilaksanakan sebelum dimulainya tahun anggaran

berkenaan.

Untuk membantu kelancaran tugas perbendaharaan, bendahara

penerimaan dan bendahara pengeluaran dapat dibantu oleh pembantu

bendahara.Pembantu bendahara pengeluaran melaksanakan fungsi

sebagai kasir, pembuat dokumen pengeluaran uang dan pengurusan

gaji.

12. Sistem Pencatatan dan Dasar Pengakuan Akuntansi Keuangan Daerah

a. Sistem Pencatatan

Menurut Erlina Rasdianto (2012:4) mengatakan bahwa Akuntansi

Keuangan Daerah terdapat proses pencatatan, pengidentifikasin dan pelaporan

transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi pada pemerintah daerah. Menurut Erlina

21

Rasdianto (2012:4) dalam proses pencatatan yang merupakan salah satu proses

akuntansi, Akuntansi menggunakan sistem pencatatan.

Menurut Erlina Rasdianto (2012:4) ada tiga sistem pencatatan yang dapat

digunakan yaitu :

1. Single Entry

Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata

buku saja. Dalam sistem ini pencatatan transaksi ekonomi dilakukan

dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat berkurangnya

kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.

2. Double Entry

Sistem pencatatan double entry juga sering disebut tata buku

berpasangan. Pencatatan dengan sistem ini ada sisi debet dan kredit.

Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar

akuntansi.

3. Triple Entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan

menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan

pencatatan pada buku anggaran. Oleh sebab itu, sementara sistem

pencatatan double entry dijalankan, sub bagian pembukuan (bagian

keuangan) pemerintah jugamencatat transaksi tersebut akan berefek

pada sisi anggaran.

Entry artinya setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali pencatatan.

Akuntansi keuangan daerah menggunakan system pencatatan berpasangan

22

(double) dinamakan menjurnal, pencatatan harus menjaga persamaan dasar

akuntansi, kedua sisi harus seimbang.

b. Dasar Pengakuan

Setelah memahami sistem pencatatan, masih terdapat satu hal lagi yang

penting dalam proses pencatatan, yaitu masalah pengakuan. Pengakuan adalah

proses memasukkan ke neraca atau laporan laba rugi (dalam konteks akuntansi

keuangan daerah : laporan perhitungan anggaran), item yang memenuhi defenisi

elemen memenuhi kriteria pengakuan. Kriteria pengakuan ada 2 yaitu :

1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos

bagian dari elemen) tersebut akan mengalir dari atau kedalam entitas

(dalam hal ini pemerintah daerah).

2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan

andal. Untuk menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan

sebagai sistem/basis/dasar akuntansi. Sistem pencatatan adalah

himpunan standarstandar akuntansi yang menetapkan kapan dampak

keuangan dari transaksi-transaksi dan peristiwa lainnya harus diakui

untuk tujuan pelaporan keuangan. Berbagai sistem tersebut antara lain :

1. Basis Kas (Cash Basis)

Basis kas merupakan basis akuntansi yang paling sederhana. Menurut

basis ini, transaksi diakui/dicatat apabila menimbulkan perubahan atau

berakibat pada kas, yaitu menaikkan atau menurunkan kas. Apabila

suatu transaksi ekonomi tidak berpengaruh pada kas, maka transaksi

tersebut tidak akan dicatat.

23

2. Basis Akrual (Accrual Basis)

Basis akrual adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi (bukan

hanya pada saat kas dan setara kas diterima atau dibayar). Oleh karena

itu, transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan

akuntansi dan diakui dalam pelaporan keuangan pada periode

terjadinya.

3. Basis Kas Modifikasian (Modified Cash Basis)

Basis ini mencatat transaksi selama tahun anggaran dan melakukan

penyesuaian pada akhir tahun anggaran berdasarkan basis akrual.

4. Basis Akrual Modifikasian (Modified Accrual Basis)

Basis ini mencatat transaksi dengan menggunakan basis kas untuk

transaksi-transaksi tertentu dan menggunakan basis akrual untuk

sebagian besar transaksi. Pembatasan penggunaan dasar akrual

dilandasi pertimbangan kepraktisan.

13. Elemen-elemen Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

a. Transaksi

Transaksi merupakan kegiatan yang merubah posisi keuangan suatu

entitas dan pencatatannya memerlukan data, dokumen, atau buku pendukung

dalam kegiatan operasi suatu entitas, transaksi dilakukan oleh masing-masing

pemegang kas bendahara.

24

b. Jurnal

Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara kronologis (urut

waktu) yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasian, dan meringkas data

keuangan dan data lainnya.

c. Buku Besar

Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kesimpulan rekening atau

perkiraan yang telah dicatat didalam jurnal. Rekening-rekening tersebut

digunakan untuk mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban hutang dan ekuitas.

d. Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan daftar rekening-rekening beserta saldo yang

menyertai pada suatu periode tertentu.

e. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode anggaran

atau pada saat laporan keuangan akan disusun agar menghasilkan keterkaitan yang

tepat antara pendapatan dan belanja/biaya lebih dari satu periode anggaran.

Penyesuaian ini mengakui pendapatan tersebut terhimpun, dan belanja/biaya

dalam periode dimana barang dan jasa yang berkaitan digunakan.

Sebuah penyesuaian akan selalu melibatkan sebuah rekening pendapatan

atau sebuah rekening belanja/biaya dan sebuah rekening aktiva atau rekening

hutang/kewajiban. Jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan sebagai berikut :

1. Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode

akuntansi.

2. Melaporkan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi.

25

3. Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagai

nilaiaktiva pada awal telah terpakai selama satu periode akuntansi yang

melaporkan.

4. Melaporkan secara akurat kewajiban (hutang) pada tanggal neraca.

Dalam hal ini pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum

dibayar.

f. Unsur Laporan Keuangan

Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 bahwa Laporan

Keuangan terdiri dari :

1. Laporan Realisasi Anggaran

Dalam akuntansi pemerintah daerah, laporan laba rugi dikenal dengan

laporan relisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran pemerintah daerah

merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian

sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang

menggambarkan perbandingan antara realisasi dan anggarannya dalam satu

periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi

Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.

Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya

yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar

kembali oleh pemerintah.

26

b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum

Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran

Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas

pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan

dan dana bagi hasil.

d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak

berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali

dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan

maupun tahuntahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran

pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau

memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain

dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan

antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,

pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh

pemerintah.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan

tahunsebelumnya.

27

3. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.Unsur yang dicakup oleh neraca

terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Aset

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah

dan budaya. Aset diklasifikasikan kedalam aset lancar dan aset non lancar. Suatu

aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika :

1. Diharapkan segera dapat direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual

dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

2. Berupa kas dan setara kas.

Aset lancar sebagaimana dimaksud dalam pengertian di atas meliputi :

1) Kas dan setara kas

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Setiap entitas pemerintah wajib

menyajikan saldo kasnya pada saat diminta menyusun neraca awal. Uang tunai

terdiri atas uang kertas dan koin. Kas juga meliputi seluruh Uang Yang Harus

28

Dipertanggungjawabkan (UYHD) / Uang Persediaan (UP) yang belum

dipertanggungjawabkan hingga tanggal neraca awal termasuk kuitansi pembelian

barang dan penyerahan uang muka yang belum dipertanggungjawabkan sebagai

belanja hingga tanggal neraca awal. Saldo simpanan di bank yang dapat

dikategorikan sebagai kas adalah saldo simapanan atau rekening di bank yang

setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. Dalam

pengertian kas ini juga termasuk setara kas yaitu investasi jangka pendek yang

sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas, serta bebas dari risiko perubahan

nilai yang signifikan, yang mempunyai masa jatuh tempo yang pendek misalnya 3

(tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya, seperti deposito yang kurang

dari tiga bulan.

2) Investasi Jangka Pendek

Investasi pemerintah yang segera dapat dikonversi menjadi kas disebut

dengan investasi jangka pendek. Pos-pos investasi jangka pendek antara lain

deposito berjangka 3 (tiga) sampai dengan 12 (dua belas) bulan dan surat berharga

yang mudah diperjualbelikan. Investasi jangka pendek diakui pada saat

kepemilikan terjadi yakni pada saat menerima bukti investasi. Investasi jangka

pendek dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai yang tertera pada sertifikat

(bukti investasi). Penatausahaan dan pencatatan investasi jangka pendek

dilakukan oleh Kementrian Keuangan.

3) Piutang

Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas

lain termasuk wajib pajak/bayar. Piutang dikelompokkan menjadi Bagian Lancar

29

Tagihan Penjualan Anggaran, Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/BUMD

dan Lembaga Internasional, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan

Ganti Rugi, Piutang Pajak, dan Piutang Lainnya.

4) Persediaan

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

(supplies) yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah,

dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat. Persediaan dicatat sebesar biaya perolehan

apabila diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh dengan

memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi/rampasan (SAP, PP Nomor 71 Tahun 2010).

Aset non lancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang, dan aset tak

berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan

pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar meliputi :

1) Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan

maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalamjangka

waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi

investasi nonpermanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi

dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan, dan

investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal

pemerintah dan investasi permanen lainnya.

30

2) Aset tetap

Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih

dari satu periode akuntansi dan digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan

pemerintah dan pelayanan publik. Aset tetap dapat diperoleh dari dana yang

bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan,

donasi, dan pertukaran dengan aset lainnya. Aset tetap terdiri dari : (1) Tanah, (2)

Bangunan air, (3) Instalasi, (4) Jaringan, (5) Bangunan dari gedung, (6) Mesin dan

peralatan,(7)Kendaraan, (8) Meubel dan perlengkapan, (9) Buku/perpustakaan,dan

(10) Aset lain-lain.

3. Aset lainnya.

Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama

(kemitraan).

b. Kewajiban.

Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai

kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan sumber daya

ekonomi di masa yang akan datang. Kewajiban umumnya timbul karena

konsekuensipelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu.

Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan

sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas

pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi

karena perikatan dengan pegawai yang bekerja pada pemerintah atau dengan

pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai

konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.

31

Kewajiban dikelompokkan dalam dua golongan :

1) Kewajiban jangka pendek.

Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang

diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

2) Kewajiban jangka panjang.

Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang

penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Penyajian hutang pemerintah diklasifikasikan menjadi :

1. Hutang jangka pendek

Hutang jangka pendek merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau

jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.

2. Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang adalah hutang yang harus dibayar kembali atau

jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang terdiri dari

pinjaman dalam negeri, hutang luar negeri, hutang luar negeri.

Hutang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar

skedul hutang untuk skedul hutang untuk memberikan informasi yang lebih baik

mengenai kewajiban pemerintah. Hutang dicatat sebesar nilai nominal. Pada

setiap tanggal neraca, hutang dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan

dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank sentral pada

neraca.

32

c. Ekuitas

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara

aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di neraca

berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

4. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah

pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu

periodepelaporan.Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan

Operasional terdiri dari pendapatan LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.

Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah

nilai kekayaan bersih.

b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih.

c. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang

dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,

termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.

d. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa

yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan

operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di

luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.

33

5. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal,

penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama

periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari

penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum

Negara/Daerah.

b. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum

Negara/Daerah.

6. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau

penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari laporan keuangan. Untuk tujuan umum, setiap pos-pos dalam laporan

realisasi anggaran, neraca, dan laporan arus kas harus mempunyai referensi silang

dalam catatan atas laporan keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian

dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan

SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan

Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang

34

kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain

yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi

Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan

penyajian laporan keuangan secara wajar.

g. Jurnal Penutup

Rekening pendapatan dan biaya pada akhir periode akuntansi akan

ditransfer kedalam rekening modal pemilik yaitu menutup rekening temporer.

Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi, yang

dimaksud dalam siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam siklus

akuntansi.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010

Tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Tujuan pernyataan standar ini

adalah mengatur penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose financialstatement). Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah

laporan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pengguna

laporan.

Standar Akuntansi Pemerintahan, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual adalah Standar Akuntansi

Pemerintah yang mengakuipendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas

dalampelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja,

danpembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis

35

yangditetapkan dalam APBN/APBD. Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas

Menuju Akrual adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang mengakui pendapatan,

belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas

dana berbasis akrual.

15. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Menurut Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah rangkaian sistematik dari

prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi

akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di

lingkungan organisasi pemerintah daerah.

Menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 pasal 1 ayat (2) akuntan

meliputi proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,

pengihktisarian transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan serta

penginterpretasian atas hasilnya.

B. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori yang telah

dikemukakan, maka dikemukakan suatu hipotesis sebagai berikut: “Penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah pada Dinas Perdagangan, Perindustrian,

Koperasi dan UKM Kabupaten Labuhanbatu Selatan belum sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 64 Tahun 2013”.