bab ii tahapan penambangan

19
TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN II-1 BAB II TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN 2.1. TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang dilakukan untuk mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi, kemudian mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia. Secara garis besar, tahapan-tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan dijelaskan dalam Gambar 2.1. Gambar 2.1. Tahapan-tahapan kegiatan usaha pertambangan.

Upload: dien-noel

Post on 26-Oct-2015

137 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

penambangantahapan penambangan

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-1

BAB II TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN

PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

2.1. TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN Kegiatan dalam usaha pertambangan meliputi tugas-tugas yang dilakukan

untuk mencari, mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi, kemudian

mengolah sampai bisa bermanfaat bagi manusia.

Secara garis besar, tahapan-tahapan kegiatan dalam usaha pertambangan

dijelaskan dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Tahapan-tahapan kegiatan usaha pertambangan.

Page 2: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-2

Setiap melakukan tahap-tahap kegiatan usaha pertambangan, pengusaha

harus memiliki surat keputusan pemberian Kuasa pertambangan (KP) atau

Surat izin Penambangan Daerah (SIPD) yang sesuai dengan tahap kegiatan

yang dilakukan.

1. Penyelidikan Umum (Prospecting)

Kegiatan ini merupakan langkah awal usaha pertambangan yang ditujukan

untuk mencari endapan-endapan metal atau endapan-endapan mineral

komersil batubara atau nonmetal. Penyelidikan umum terbatas pada mineral

yang spesifik (tipe mineral tertentu) atau pada area tertentu (negara atau

wilayah) yang memiliki geologic anomaly (keganjilan geologi) yang

mencerminkan adanya karakteristik dari sebuah endapan bahan galian.

Secara umum, prosedur penyelidikan umum mengikuti langkah-langkah

berikut ini:

a) Mencari laporan dan literatur teknik yang sudah dipublikasikan.

b) Mempelajari peta geologi dan peta permukaan yang ada.

c) Mempelajari foto udara dan foto satelit.

d) Menyiapkan peta foto geologi dari informasi-informasi yang ada dan data

foto udara terbaru.

e) Melakukan survei geofisik dari udara pada area yang diselidiki.

f) Membangun pusat operasi (base of operation), mengontrol pemetaan,

dan mengatur pembagian daerah yang diselidiki.

g) Melakukan survei awal mengenai geologi tanah, geofisik, dan/atau

geokimia.

h) Mengumpulkan dan menganalisis data yang didapat.

2. Eksplorasi (Exploration)

Jika tujuan dari penyelidikan umum adalah untuk mencari lokasi-lokasi yang

memiliki anomalies karena adanya endapan bahan galian, maka tujuan dari

eksplorasi adalah untuk mendefinisikan dan mengevaluasi endapan bahan

galian tersebut.

Eksplorasi menentukan geometri, luas, dan nilai dari sebuah endapan

menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan pada tahap

penyelidikan umum tetapi lebih seksama/teliti. Kegiatan eksplorasi akan

Page 3: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-3

berlanjut pada proses pecarian melalui fase taktis dari penilaian detil dan

evaluasi serta persiapan laporan studi kelayakan yang akan menentukan

layak-tidaknya endapan tersebut untuk ditambang.

Terdapat tiga hal utama yang membedakan antara kegiatan penyelidikan

umum dan eksplorasi, yaitu:

a) Lokasi.

Karena area pencarian berkurang dan tingkat kepercayaan meningkat,

lokasi pencarian beraliha dari udara ke permukaan dan bawah

permukaan (subsurface). Geofisik udara digantikan oleh geofisik tanah,

orientasi geologi bawah permukaan meningkat, dan menggunakan

teknik-teknik tambahan dalam kegiatan eksplorasi bawah permukaan.

b) Bukti fisik.

Karena area pencarian beralih dari permukaan ke bawah tanah, metode

pencarian beralih ke metode pencarian langsung yang akan memberikan

bukti fisik. Karena sebagian besar endapan saat ini tersembunyi, metode

penggalian bawah permukaan (subsurface excavation) untuk

mendapatkan sampel mineral perlu dilakukan. Metode yang paling sering

digunakan adalah pengeboran (lihat Gambar 2.2 dan Gambar 2.3).

c) Data.

Untuk mengurangi resiko saat tahap eksplorasi, informasi-informasi

tambahan mengenai endapan target akan sangat diperlukan. Data yang

diperlukan biasanya lebih presisi, spesifik, dan detil.

Secara umum, langkah-langkah kegiatan eksplorasi adalah sebagai berikut.

Pertama, area menguntungkan yang diidentifikasi oleh kegiatan

penyelidikan umum harus digambarkan melalui teknik-teknik eksplorasi.

Kedua, sesudah dilokasikan, endapan tersebut diambil contoh batuannya

untuk dianalisis. Ketiga, data contoh yang sudah dianalisis digunakan untuk

menaksir tonase dan kadar (luas dan nilai) sehingga nilai endapan dapat

dihitung untuk memberikan rekomendasi mengenai kelayakan tambang.

Page 4: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-4

Gambar 2.2. Mesin bor intan dengan kemudi mekanis.

Page 5: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-5

Gambar 2.3. Eksplorasi badan bijih menggunakan pemboran dan

penggalian bawah tanah (shaft dan drifts).

Page 6: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-6

Dalam hal evaluasi ekonomi dari endapan mineral, terminologi yang

dikeluarkan oleh U.S. Bureau of Mines (USBM) dan U.S. Geological Survey

(USGS) diadopsi untuk membedakan definisi antara sumberdaya (resource)

dan cadangan (reserve). Sumberdaya adalah konsentrasi secara alami yang

terjadi pada material yang memiliki potensi ekonomi untuk diekstrak.

Cadangan adalah bagian dari sumberdaya yang secara ekonomi dapat

diekstrak pada waktu sekarang. Begitu pula dengan istilah endapan mineral

(mineral deposit) dan endapan bijih (ore deposit). Semua cadangan adalah

sumberdaya, dan semua endapan bijih adalah endapan mineral.

Anon (1984) memberikan gambaran hubungan antara sumerdaya dan

cadangan yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Diagram tersebut diatur agar

tingkat kepercayaan dari sumberdaya yang ada meningkat secara horizontal

ke arah kiri, sedangkan kelayakan secara ekonomi meningkat secara

vertikal ke arah atas. Dari Gambar 2.4, kualitasnya sumberdaya (resource)

dibedakan (dari greater ke lesser) menjadi (1) identified atau undiscovered

dan (2) hypotetical atau speculative. Cadangan (reserve) dibedakan menjadi

(1) demonstrated atau inferred dan (2) measured atau indicated. Secara

keekonomian, cadangan dikelompokkan sebagai (1) reserves, (2) marginal

reserves, atau (3) subeconomic resources. Karena begitu kompleksnya

klasifikasi yang diberikan oleh Anon (1984), USBM-USGS

menyederhanakan pengklasifikasian endapan yang sering dipakai dalam

industri, yaitu:

Proven : terukur (measured)

Terdapat informasi detil/lengkap dari bukti-bukti fisik langsung.

Probable : teridikasi (indicated)

Informasi yang diperoleh kurang luas/tidak meliputi banyak hal.

Possible : terduga (inferred)

Informasi yang diperoleh masih melibatkan asumsi.

Page 7: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-7

Gambar 2.4. Klasifikasi sumberdaya mineral

(ditunjukkan hubungan antara cadangan dan sumberdaya)

3. Studi Kelayakan (Feasibility Studies)

Merupakan tahapan akhir dari rentetan penyelidikan awal yang dilakukan

sebelumnya sebagai penentu apakah kegiatan penambangan endapan

bahan galian tersebut layak dilakukan atau tidak. Dasar pertimbangan yang

digunakan meliputi pertimbangan teknis dan ekonomis dengan

memperhatikan keselamatan kerja serta kelestarian lingkungan hidup.

Pada titik ini, perusahaan sudah mengeluarkan perhitungan untuk

menemukan dan mendefinisikan endapan. Laporan studi kelayakan harus

mencakup hal-hal berikut ini.

a) Pengantar, kesimpulan, definisi.

b) Umum: lokasi, iklim, topografi, histori, kepemilikan, status lahan,

trasportasi.

c) Lingkungan: kondisi saat ini, standar, perlindungan lingkungan yang

diperlukan, reklamasi lahan, studi khusus, ijin.

Page 8: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-8

d) Faktor geologi: letak dan terbentuknya endapan, struktur, mineralogi dan

petrografi.

e) Cadangan mineral: prosedur eksplorasi, penemuan, kalkulasi tonase dan

kadar endapan, geometri dan luas endapan.

f) Perencanaan penambangan: development dan eksploitasi.

g) Pengolahan: fasilitas on-site yang dibutuhkan.

h) Pabrik pengolahan untuk permukaan dan bawah tanah: lokasi dan

rencana produksi.

i) Fasilitas tambahan dan pendukung: listrik, penyediaan air, akses jalan,

pembuangan limbah, perumahan.

j) Pekerja: buruh dan pengawas.

k) Pemasaran: survei ekonomi dari supply dan demand, harga, kontrak

jangka panjang.

l) Biaya: perkiraan biaya langsung dan tidak langsung untuk biaya

pembangunan (development) dan eksploitasi, biaya pengolahan,

transportasi, dan peleburan.

m) Valuasi ekonomi: valuasi endapan, klasifikasi cadangan atau

sumberdaya, perhitungan nilai keekonomian endapan saat ini.

n) Estimasi keuntungan: penentuan batas keuntungan, berdasarkan kisaran

cut-off grade, harga.

4. Persiapan penambangan

Kegiatan ini meliputi penyiapan infrastruktur dan lahan kerja penambangan

yang antara lain meliputi pembuatan jalan, pembabatan semak/pohon,

pengupasan tanah penutup, pembangunan kantor, gedung, bengkel, dll.

5. Penambangan

Kegiatan penambangan yang dimaksud adalah kegiatan yang ditujukan

untuk membebaskan dan mengambil bahan galian dari dalam kulit bumi,

kemudian dibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan.

Page 9: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-9

6. Pengolahan Bahan Galian

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kadar atau mempertinggi mutu

bahan galian yang dihasilkan dari tambang sampai memenuhi persyaratan

untuk diperdagangkan atau sebagai bahan baku untuk industri lain.

Keuntungan lain dari kegiatan ini adalah mengurangi jumlah volume dan

beratnya sehingga dapat mengurangi ongkos pengangkutan.

7. Pengangkutan

Segala usaha untuk memindahkan bahan galian hasil tambang atau

pengolahan dan pemurnian dari daerah penambangan atau tempat

pengolahan dan pemurnian ke tempat pemasaran atau pemanfaatan

selanjutnya dari bahan galian tersebut.

8. Pemasaran

Kegiatan untuk memperdagangkan atau menjual hasil-hasil penambangan

dan pengolahan bahan galian.

2.2. PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN 2.2.1. Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan ekonomis meliputi :

1) Cut-off Grade

Ada 2 (dua) pengertian tentang cut-off grade, yaitu :

a. kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan

keuntungan apabila ditambang.

b. kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih

memberikan keuntungan apabila endapan tersebut ditambang.

Cut-off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya

cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan pencampuran

(mixing/blending) antara endapan bahan galian yang berkadar tinggi

dengan yang rendah. Contoh sederhana dari perhitungan cut-off grade

adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-10

Contoh 1 Perkirakan keuntungan per ton dari penambangan dan pengolahan

tembaga yang memiliki kadar 0.60% dengan harga jual 74¢/lb ($1.63/kg)

dan overall unit cost sebesar $6.80/ton dan overall recovery adalah 92%.

Solusi:

Nilai = kadar x recovery x harga jual x 2000lb/ton

= (0.0060) (0.92) (0.74) (2000) = $8.17/ton

Keuntungan = nilai – biaya = 8.17 – 6.80 = $1.37/ton

Contoh 2 Hitung cut-off grade untuk endapan tembaga pada Contoh 1.

Solusi:

%50.02000/99.9)92.0)(74.0(

8.6cov xjual harga

biaya=÷===− tonlb

ery reoffgradecut

2) Break Even Stripping Ratio (BESR)

Untuk menganalisis kemungkinan sistem penambangan yang akan

digunakan, apakah tambang terbuka ataukah tambang bawah tanah, maka

dipelajari break even stripping ratio (BESR), yaitu perbandingan antara

biaya penggalian endapan bijih (ore) dengan biaya pengupasan tanah

penutup (overburden/OB) atau merupakan perbandingan selisih biaya

penambangan bawah tanah dan penambangan terbuka dengan biaya

pengupasan secara tambang terbuka. BESR ini juga disebut over all

strippig ratio.

(1)/ /

/Biaya Tambang Bawah Tanah ton bijih Biaya Tambang Terbuka ton bijihBESR

Biaya Pengupasan OB ton OB−

=

Misalnya biaya penambangan secara tambang bawah tanah = Rp.

18.000/ton bijih, biaya penambangan secara tambang terbuka = Rp.

2000/ton bijih dan ongkos pengupasan tanah penutup = Rp. 3500/ton

overburden. Maka untuk memilih salah satu sistem penambangan

digunakan rumus BESR(1).

(1).18.000 .2.000 4,57

.3.500Rp RpBESR

Rp−

= =

Page 11: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-11

Ini berarti bahwa hanya bagian endapan yang mempunyai BESR yang lebih

rendah dari 4,57 yang dapat ditambang secara tambang terbuka dengan

menguntungkan. Jadi 4,57 adalah BESR (1) tertinggi yang masih

dibolehkan untuk operasi tambang terbuka dengan kondisi tersebut di atas.

Setelah ditentukan bahwa akan digunakan sistem tambang terbuka, maka

dalam rangka pengembangan rencana penambangan digunakan BESR (2)

dengan rumus sebagai berikut.

(2)/ Pr /

/Nilai yang diperoleh ton bijih Ongkos oduksi ton bijihBESR

Biaya Pengupasan OB ton OB−

=

BESR (2) ini juga disebut economic stripping ratio yang artinya berapa

besar keuntungan yang dapat diperoleh bila endapan bijih itu ditambang

secara tambang terbuka.

Contoh 3 Hitung BESR (2) untuk bijih tembaga kadar 0,80 %, 0,75 % dan 0,60 % Cu

dengan data sebagai berikut:

Dari hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel II.1 bila harga logam Cu =

Rp. 2.500/lb, ternyata untuk bijih Cu (ore) dengan kadar 0,80 % mempunyai

BESR 1,8 : 1, kadar 0,70 % mempunyai BESR 1,1 : 1 dan kadar 0,60 %

Cu mempunyai BESR 0,6 : 1. Demikian selanjutnya untuk harga metal Rp.

3.000/lb dan Rp. 3.500/lb Cu juga dihitung BESR-nya.

Setelah itu, masing-masing BESR dihitung untuk setiap kadar Cu dan untuk

berbagai harga logam Cu, kemudian dapat dibuat grafik BESR vs harga jual

untuk masing-masing kadar Cu (lihat Gambar 2.5).

Page 12: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-12

Tabel 2.1 Contoh Perhitungan Break Even Stripping Ratio (BESR2) Kadar bijih, % Cu

Smelter recovery, %

Recovery Cu/ton ore, lb

0,80

81,80

13,09

0,70

83,02

11,62

0,60

85,80

10,30

ONGKOS PRODUKSI TIAP BIJIH TON Penambangan

Milling, Dpr. & Gen. Cost

Treatment etc.

Onglos produksi total

Rp 4.500,-

Rp 12.500,-

Rp 8.500,-

Rp 25.500,-

Rp 4.500,-

Rp 12.500,-

Rp 7.600,-

Rp 24.600,-

Rp 4.500,-

Rp 12.500,-

Rp 6.500,-

Rp 23.500,-

ONGKOS PENGUPASAN Ongkos pengupasan/ton OB

Rp 4.000,-

Rp 4.000,-

Rp 4.000,-

NILAI YANG DIPEROLEH Harga jual per ton bijih

1. Untuk Rp 2.500,-/lb Cu

BESR

2. Untuk Rp 3.000,-/lb Cu

BESR

3. Untuk Rp 3.500,-/lb Cu

BESR

Rp 32.720,-

1,8:1

Rp 39.264,-

3,4:1

Rp 45.808,-

5,1:1

Rp 29.057,-

1,1:1

Rp 34.868,40,-

2,6:1

Rp 40.679.80,-

4,0:1

Rp 25.740,-

0,6:1

Rp 30.888,-

1,8:1

Rp 36.036,-

3,1:1

1.8

3.4

5.1

1.1

2.6

4.0

0.6

1.8

3.1

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

2,000 2,500 3,000 3,500 4,000

Harga Jual per ton Bijih Cu (Rp. ,-)

BES

R

0.8 % 0.7 % 0.6 %

Gambar 2.5. Kurva Hubungan BESR dan Harga Jual-Kadar Cu.

Page 13: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-13

Selain itu BESR(3) biasanya juga dihitung berdasarkan keuntungan

maksimum yang akan diperoleh, yaitu :

(3)/ ( Pr / / )

/Nilai yang diperoleh ton bijih Ongkos oduksi ton keuntungan tonBESR

Biaya Pengupasan OB ton OB− +

=

Sehingga, secara umum 2 hal yg mempengaruhi tinggi rendahnya BESR

adalah :

- kadar logam dari bijih yang akan ditambang

- harga logam di pasaran

Jadi pada dasarnya, jika terjadi kenaikan harga logam di pasaran, dapat

mengakibatkan perluasan tambang karena cadangan bertambah,

sebaliknya jika harga logam turun, maka jumlah cadangan akan berkurang.

Sehingga secara umum pertimbangan ekonomis meliputi :

1) Nilai (value) endapan bijih (berapa harga dari produk yang dihasilkan)

dinyatakan dalam Rp/ton bijih.

2) Ongkos produksi sampai dengan barang tambang siap dijual (Rp/ton

bijih).

3) Ongkos pengupasan over burden (stripping cost), dinyatakan dalam

Rp/ton bijih.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BESR dipakai untuk mengetahui

apakah rancangan tambang tersebut menguntungkan/ tidak.

2.2.2. Pertimbangan Teknis Pertimbangan Teknis meliputi :

1) Penentuan ultimate pit limit

2) Pertimbangan struktur geologi yang dominan

3) Pertimbangan geometri

4) Striping ratio

5) Petimbangan hidrologi dan hidrogeologi

2.2.2.1. Penentuan ultimate pit limit Ultimate pit limit adalah batas akhir atau paling luar dari suatu tambang terbuka

yang berdasarkan pertimbangan geoteknik masih diperbolehkan dengan

kemiringan dan sudut lereng tertentu.

Page 14: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-14

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ultimate pit limit /batas akhir ini adalah :

• BESR yang masih diijinkan/menguntungkan

• Kekuatan batuan pembentuk lereng yang meliputi sifat fisik & mekanik

serta keberadaan struktur geologi.

2.2.2.2. Pertimbangan struktur geologi yang dominan Struktur gologi yang mempengaruhi dalam perancangan suatu tambang

terbuka antara lain adalah :

- perlapisan (bedding)

- perlipatan (sinklin dan antiklin)

- sesar / patahan (fault)

- kekar (joint)

- rekahan (fracture)

Adanya daerah perlapisan, perlipatan, kekar dan patahan akan mempengaruhi

batas-batas daerah yang akan ditambang (geometri dari daerah

penambangan). Adanya struktur geologi yang menyebabkan adanya zona

lemah akan membatasi daerah pit penambangan yang dipengaruhi oleh sifat

material yang berada di sekitar zona lemah tersebut (lihat Gambar 2.6)

Gambar 2.6. Pengaruh Zona Lemah Terhadap Daerah Penambangan.

Batas Pit

Batubara

Patahan

Page 15: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-15

2.2.2.3. Pertimbangan geometri Cadangan bijih yang akan ditambang dengan metode tambang terbuka sangat

dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi ukuran, bentuk, orientasi dan faktor

kedalaman dari permukaan dari cadangan bijih tersebut. Keadaan topografi

mencakup daerah pegunungan sampai daerah dasar lembah. Oleh karena itu

terdapat beberapa pertimbangan geometri yang harus diperhatikan.

Adapun pertimbangan geometri yang harus diperhatikan adalah sebagai

berikut.

1) Geometri jenjang Komponen utama dalam suatu tambang terbuka adalah jenjang/bench.

Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai dalam menentukan geometri jenjang

(w=lebar, l=panjang, dan h=tinggi) :

- Sasaran produksi harian yang akan mempengaruhi dan mengacu pada

sasaran produksi tahunan.

- Lereng harus mampu menahan alat-alat/peralatan yang dipakai untuk

bekerja pada jenjang kerja (working bench).

- Lereng masih sesuai dengan ultimate pit slope

Salah satu contoh cara menentukan geometri jenjang yang dapat diterapkan

adalah cara penentuan geometri jenjang berdasarkan U.S. Army Engineer

Lebar jenjang minimum = Wmin = Y + Wt + Ls + G + Wb keterangan:

Y = lebar jenjang untuk peledakan, m.

Wt = lebar alat angkut, m.

Ls = panjang alat muat tanpa boom, m.

G = radius gali di lantai, m.

Wb = ½ Y = Lebar tumpukkan hasil peledakan, m.

Sedangkan tinggi jenjang yang dibuat (tergantung kemampuan alat gali,

biasanya shovel ) dihitung berdasarkan :

Tinggi jenjang maximum = hmax = 1,2 Cd + 30 (tertinggi pada ideal), ft.

Tinggi jenjang optimum = hop = 1,8 Cd + 18 (angka tertinggi sesuai

dengan medan kerja), ft.

Page 16: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-16

keterangan :

Cd = kapasitas mangkok/pit, ft.

2) Jalan tambang Salah satu pertimbangan geometri adalah pembuatan jalan tambang baik jalan

masuk ke dalam tambang untuk pengangkutan bijih/endapan bahan galian

yang ditambang maupun jalan yang digunakan untuk penimbunan lapisan

penutup. Geometri dari jalan akan mempengaruhi bentuk geometri daerah

penambangan secara umum. Geometri dari jalan tersebut meliputi lebar dan

kemiringan jalan (biasanya dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan dalam

operasi penambangan).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan jalan tambang :

a) Iklim

Daerah penambangan dipengaruhi oleh keadaan iklim. Untuk iklim tropis,

terdapat 2 musim yang berpengaruh yaitu musim hujan dan musim

kemarau yang akan mempengaruhi produksi. Penurunan produksi dapat

terjadi pada musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan keadaan jalan

angkut akan licin atau lengket dan berbahaya untuk dilalui. Sedangkan

pada musim kemarau, jalan menjadi berdebu yang akan mempengaruhi

pandangan pengemudi.

b) Tanah dasar

Tanah dasar dari daerah tambang harus diteliti jenis dan kondisinya,

meliputi batas Atterberg (batas cair, batas plastis) dan golongannya

(misalnya menurut Unified Soil Classification System). Kegunaannya untuk

menentukan kekuatan daya dukung tanah.

c) Bahan pengerasan lokal

Dianjurkan untuk mempergunakan batu yang diperoleh dari sekitar lokasi

penambangan. Batu untuk bahan perkerasan jalan boleh langsung

dipergunakan tanpa melalui preparasi. Batu hendaknya dipecahkan

sebagai fraksi berukuran 5-7,5 cm.

d) Kemiringan (grade)

Kemiringan jalan mempengaruhi produksi. Sebaiknya diambil kemiringan

optimum. Faktor gravitasi hendaknya dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Page 17: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-17

e) Lebar jalan

Lebar jalan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, dapat satu jalur,

dua jalur atau lebih. Lebar jalan minimum adalah 3,5 kali lebar dumptruck

terbesar.

f) Fungsi jalan

Menurut fungsinya jalan dibedakan menjadi :

Jalan pengangkutan utama (main haulage road), yaitu jalan yang

menghubungkan setiap stasiun penyaringan ke pabrik pengolahan atau

tempat penimbunan.

Jalan tambang (mine road), yaitu jalan yang menghubungkan daerah

penambangan dengan stasiun penyaringan.

Jalan pembuangan (disposal road), yaitu jalan yang menghubungkan

daerah pengupasan dengan daerah pembuangan.

Jalan pengupasan (stripping road), yaitu jalan yang melayani aktivitas

pengupasan tanah penutup dan sifatnya hanya sementara.

g) Jenis dan kapasitas kendaraan yang melalui jalan.

3) Stripping Ratio (Nisbah Pengupasan) Salah satu cara menggambarkan efisiensi geometri (geometrical efficiency)

dalam kegiatan penambangan adalah dengan istilah Stripping Ratio atau

nisbah pengupasan. Stripping ratio (SR) menunjukkan jumlah overburden yang

harus dipindahkan untuk memperoleh sejumlah bijih yang diinginkan. Nisbah ini

secara umum diberikan dalam persamaan berikut.

(tons) Bijih

(tons) SROverburden

=

Dalam hal ini unit satuan yang lain juga dapat digunakan. Pada kegiatan strip

coal mining maka perhitungan stripping ratio adalah sebagai berikut.

(tons)

)3(m SR

coalOverburden

=

Nisbah antara waste terhadap bijih yang digambarkan dalam suatu unit satuan

volume berguna dalam perancangan disain tambang.

Page 18: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-18

Sebagai contoh, nisbah ini didefinisikan sebagai berikut.

=(volume)

SR Bijih (volume)

Overburden

Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa jika overburden dan bijih mempunyai

density yang sama, maka persamaan di atas akan memiliki nilai yang sama

dengan perhitungan SR sebelumnya.

Sehingga dari nilai stripping ratio yang diperoleh dan dibandingkan dengan nilai

BESR (Break Even Stripping Ratio) yang telah dihitung sebelumnya, maka

akan diperoleh suatu kesimpulan bahwa secara teknis batasan kegiatan

penambangan dalam pit dilakukan sampai nilai SR dalam perhitungan

mencapai nilai BESR.

2.2.2.4. Pertimbangan hidrologi dan hidrogeologi Kondisi hidrologi dan hidrogeologi dari suatu daerah yang akan dijadikan

daerah tambang terbuka akan sangat berpengaruh dalam proses perancangan

tambang. Kondisi hidrologi dan hidrogeologi tersebut dapat berupa sungai, air

permukaan (akibat curah hujan) dan air tanah. Kondisi-kondisi tersebut akan

menjadi pertimbangan teknis dalam perancangan terbuka karena dengan

adanya sungai (misalnya terdapat sungai yang besar di suatu daerah yang

akan di tambang) akan menjadi batas penambangan di daerah tersebut. Hal

tersebut (kondisi hidrologi dan hidrogeologi) akan menjadi perhatian dalam

proses penambangan selanjutnya. Penanganan masalah air dalam suatu

tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Mine drainage: merupakan suatu upaya untuk mencegah masuk

mengalirnya air ke tempat pengaliran. Hal ini umumnya dilakukan untuk

penanganan air tanah dan air yang berasal dari sumber air permukaan

(sungai, danau dan lain-lain) b. Mine dewatering: merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan air yang

telah masuk ke tempat penggalian, terutama untuk penanganan air hujan. Sumber utama air permukaan pada suatu tambang terbuka adalah air hujan.

Curah hujan yang relatif tinggi akan berakibat pentingnya penanganan air hujan

Page 19: BAB II Tahapan Penambangan

TA-2121 SISTEM PENAMBANGAN

TAHAP-TAHAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PERTIMBANGAN DASAR RENCANA PENAMBANGAN

II-19

yang baik agar produktivitas kegiatan penambangan tidak menurun.

Penanganan masalah air permukaan ini biasanya dapat dilakukan dengan

membuat saluran air dan sumuran. Saluran air berfungsi untuk mengalirkan air

permukaan sedangkan sumuran berfungsi untuk menampung air permukaan

dan selanjutnya dipompa ke luar tambang sehingga kemajuan kegiatan

penambangan dapat terus dilakukan.