bab ii sejarah dan perkembangan seni rupa jepang.docx

51
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jepang merupakan Negara yang memiliki berbagai macam karya seni rupa dan berbagai macam peninggalan peninggalan bersejarah. Hal itu menjadikan Negara jepang sebagai Negara yang banyak memiliki karya seni rupa yang menarik.Banyak hal yang menarik yang kita bisa amati sendiri dari Negara jepang tersebut.Berbagai macam dan bentuk seni rupa yang di miliki oleh Negara jepang diantaranya seni rupa dalam membuat lukisan, animasi, dan lain-lain.Selain itu jepang merupakan salah satu Negara yang memiliki sejarah dan peninggalan seni rupa jepang yang mendorong terbentuknya berbagai macam hasil karya seni rupa mulai dari makanan, pertanian, ataupun hal di dalam bidang kosmetik. Zaman paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000 hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang sekaligus awal dari periode 1

Upload: azizjuniortaecyeon

Post on 25-Dec-2015

2.025 views

Category:

Documents


569 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jepang merupakan Negara yang memiliki berbagai macam

karya seni rupa dan berbagai macam peninggalan peninggalan

bersejarah. Hal itu menjadikan Negara jepang sebagai Negara yang

banyak memiliki karya seni rupa yang menarik.Banyak hal yang

menarik yang kita bisa amati sendiri dari Negara jepang

tersebut.Berbagai macam dan bentuk seni rupa yang di miliki oleh

Negara jepang diantaranya seni rupa dalam membuat lukisan,

animasi, dan lain-lain.Selain itu jepang merupakan salah satu

Negara yang memiliki sejarah dan peninggalan seni rupa jepang

yang mendorong terbentuknya berbagai macam hasil karya seni

rupa mulai dari makanan, pertanian, ataupun hal di dalam bidang

kosmetik.

Zaman paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000

hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan

berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang

sekaligus awal dari periode Mesolitik zaman jomon. Zaman Jōmon

berlangsung dari sekitar paleolitik atas hingga 300 SM. Orang

zaman Jōmon mulai membuat bejana yang dihias dengan pola-pola

yang dicetakkan ke atas permukaan bejana sewaktu masih basah

dengan menggunakan tongkat kayu atau tali atau simpul tali.

Walaupun hasil penelitian menimbulkan keragu-raguan, menurut

1

Page 2: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

tes penanggalan radio karbon , beberapa contoh tembikar tertua di

dunia berasal dari Jepang, disertai pisau belati, giok, sisir dari kulit

kerang dari kulit kerang, dan barang-barang keperluan rumah

tangga lainnya berasal dari abad ke-11 SM.

Seni rupa kontemporer Jepang memiliki watak khas yang

bersumber pada peradaban klasik yang didasarkan pada Zen

Budhisme. Pengaruh Budhisme yang datang dari Cina dan Korea

dan kemudian berasimilasi dengan kepercayaan Shinto di Jepang

membuahkan sekte Budha yang kemudian dikenal dengan Zen

Budhisme. Prinsip kesederhanaan yang menjadi inti ajaran Budha

bertemu dengan inti ajaran Shinto yang melebur dengan alam

menjadi inti dasar dari paham estetik Zen, yang lebih cenderung

bersifat esoterik. Semua ekspresi seni Jepang mulai periode Nara

hingga sekarang tetap menjadi sumber inspirasi dan atruran

normatif terhadap berbagai ekspresi seni seperti arsitektur, taman,

interior, pakaian, lukisan, patung, dan sebagainya merujuk pada

norma-norma estetik Zen Budhisme. Demikian pula spiritualitas Zen

Budhisme terdapat pada karya-karya perupa kontemporer Jepang,

antara lain Shigeo Toya,Tsuguo Yanai, Kurita Hiroshi, Maeyana

Tadashi, dan Yukio Fujimoto. Prinsip-prinsip dasar estetik Zen

Budhisme baik secara intuitif maupun formalistik serta simbolik

menelusup pada dimensi estetik karya-karya mereka sebagai

perupa kontemporer Jepang, sehingga membentuk identitas, karena

itu berbeda dengan mainstream seni rupa Barat. Sejak awal 2000-

an, seni rupa kontemporer Jepang identik dengan kecenderungan

untuk menampilkan pengaruh budaya pop Jepang yang

mengglobal, terutama anime dan manga. Meskipun bukan hal yang

sama sekali baru—telah muncul sejak awal 1990-an—kecenderungn

2

Page 3: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

dominan itu tentu tidak lepas dari kiprah beberapa gelintir seniman

Jepang, terutama Yoshitomo Nara dan Takashi Murakami dalam

sepuluh tahun terakhir. Tampilnya kedua nama tersebut dalam

perhelatan-perhelatan besar internasional, dan kesuksesan

komersial mereka yang mengagumkan telah memberikan pengaruh

besar pada perkembangan mutakhir dan citra seni rupa Jepang

pada milenium baru. Selain Nara dan Murakami, beberapa seniman

lain seperti Aida Makoto, Akira Yamaguchi dan Tenmyouya Hisashi

yang juga muncul dalam periode yang sama.

Sebagai sosok-sosok berpengaruh dalam seni rupa Jepang.

Sejak awal 1990-an, Murakami dikenal melalui konsep superflat

yang dicetuskannya. Secara sederhana, superflat adalah konsep

estetik yang menjelajahi ‘kedataran’ yang radikal. Murakami

menganggap bahwa ada hubungan yang erat antara kedataran

dalam penggambaran anime dan manga dengan tradisi visual

Jepang kuno (nihon-ga). Karya-karya Murakami, ratarata

menampilkan berbagai karakter visual yang lahir dari narasi dan

fantasi, dengan warna-warna dan karakter grafis pop yang

mencolok, namun tak jarang mengandung ironi dan sarkasme yang

meledak-ledak. Mengadopsi pola produksi dalam industri manga

dan anime, ia memperkerjakan beberapa sejumlah seniman muda

sebagai asistennya. Beberapa penulis menyebutnya sebagai ‘Andy

Warhol versi Jepang’, karena keberhasilannya dalam menyintesakan

kebudayaan pop Jepang dengan seni tinggi. Nyaris serupa dengan

Murakami, Nara juga banyak menggunakan subkultur otaku sebagai

referensi estetiknya. Pokok-soal dalam karya-karya Nara selalu

nampak sederhana, seringkali berupa seorang anak perempuan

atau hewan peliharaan, dengan warna-warni pastel dan lembut,

3

Page 4: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

menyerupai karakter visual dalam komik anak-anak. Gestur dan

wajah karakter-karakter itu seringkali ditampilkan polos, lugu, tanpa

dosa. Tapi tak jarang, Nara juga menampilkan mereka sebagai

karakter yang nakal, jahil dan jahat, penuh kekerasan dan

kebencian: Anak perempuan dalam karya Nara juga digambarkan

tengah menyembunyikan dan mengayunkan senjata seperti pisau

dan gergaji. Beberapa sumber tertulis menghubungkan karakter

dalam lukisan-lukisan Nara dengan kehidupan masa kecil seniman

yang serba keras dan kesepian.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SENI RUPA JEPANG

4

Page 5: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Dalam konteks seni lukis, Jepang memiliki lukisan Ukiyo-e

yang merupakan genre lukisan yang pernah ada pada abad ke-17

sampai abad ke-20. Lukisan Ukiyo-e ini memiliki berbagai macam

tema semisal pemandangan alam, teater dan tempat-tempat favorit

masyarakat Jepang. Kata “Ukiyo” dalam bahasa Jepang memiliki

makna “dunia mengambang” dan mengacu pada budaya yang

berkembang dipusat-pusat Edo, semisal Tokyo, Osaka dan Kyoto.

Bentuk seni lukis ini kemudian menjadi sangat populer dalam

budaya metropolitan Tokyo pada paruh abad ke-17.

Akar kesejarahan Ukiyo-e bisa ditelusuri mulai dari adanya

arus urbanisasi yang terjadi pada akhir abad ke-16. Hal tersebut

kemudian menyebabkan banyak kelas pedagang dan pengrajin

yang mulai menulis cerita, menggambar yang disusun menjadi

5

Page 6: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

buku. Yang menjadi objek dalam cerita maupun gambarnya ialah

kehidupan urban dan budaya masyarakat kala itu. Dan lukisan

Ukiyo-e mengalami kebangkitannya pada abad ke-20. Adanya

pengaruh dari Barat dan Eropa membuat banyak seniman yang

membuat lukisan tersebut menggabungkan unsur Barat

kedalamnya namun tetap dengan sentuhan tradisional Jepang.

Jepang tak hanya dikenal dengan anime dan komiknya saja.

Ternyata sejak masa Jepang, ada seni rupa erotis yang dikenal

dengan nama Shunga. Dalam bahasa Jepang Shunga ini artinya

musm panas. Saat itu, musim panas dilambangkan dengan seks.

Para pekerja seni membuatya sebagai penggoda Bentuknya pun

bisa gulungan kain, kertas, dan potongan kayu yang digambat pada

era Edo. Menurut catatan sejarah karya seni Shunga tercatat pada

1254.

6

Page 7: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Kesenian keramik di Jepang, diperkirakan berawal pada

periode Jomon, periode yang tertua dan merupakan Jaman

Prasejarah pada sejarah Jepang. Waktu periode Jomon sekitar

10.000 SM – 200 SM. Setelah periode Jamon usai, Jepang memasuki

periode Yayoi. Waktu periode Yayoi sekitar 200 SM – 250 M.

kehidupan masyarakat di periode ini sudah mulai bercocok tanam.

Kebudayaannya berkembang dari pulai Kyushu sampai sebelah

timur pulau Honshu. Pada masa ini berbagai gerabah tanpa glasir

sudah mulai bermunculan. Penggunaan roda tembikar dan

pembakaran yang mampu mencapai suhu bebatuan pun sudah

mulai dikenal. Tidak seperti barang tembikar pada periode Jamon,

barang tembikar pada Yayoi mengandalkan bentuknya daripada

dekorasinya.

Kemudian Jepang memasuki periode Nara. Periode ini

kesenian keramik Jepang sangat terpengaruh oleh kebudayaan

7

Page 8: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Cina. Pada periode ini merupakan masa emas kesenian Budha yang

ada di Jepang. Dengan adanya reformasi Taika, sistema

pemerintahan di Jepang meniru sistema pemerintahan yang ada di

Cina. Para pengrajin Jepang pergi ke Cina mempelajari teknik-teknik

pembuatan keramik. Mereka mempelajari penggunaan glasir dan

pembakaran suhu rendah. Selama berabad-abad mereka

menerapkan teknik yang mereka pelajari dari Cina dan Korea

Tanbo Art merupakan karya seni hasil tangan-tangan kreativ

para petani Jepang.

Tanbo adalah bahasa Jepang yang berarti beras/padi.

Sedangkan Tanbo Art adalah seni ‘melukis’ diatas kanvas raksasa,

yaitu berupa sebidang sawah. 

Karya seni ini pertama kali muncul pada tahun 1993 di desa

Inakadate, 600 mil dari Tokyo (masuk dalam Prefektur Aomori di

wilayah Tohoku, Jepang).

Di tahun tersebut, penduduk Inakadate sedang mencari cara

untuk merevitalisasi desa mereka. Eksplorasi arkeologi memberikan

8

Page 9: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

kesadaran bahwa padi telah ditanam di daerah tersebut selama

lebih dari 2000 tahun.

Untuk menghormati sejarah ini, mulailah mereka membuat

inovasi karya seni dan sawah dipilih sebagai medianya. Guna

memperoleh warna yang beraneka rupa, petani Inakadate

menggunakan empat jenis varian padi.

Seni rupa kontemporer Jepang memiliki watak khas yang

bersumber pada peradaban klasik yang didasarkan pada Zen

Budhisme. Pengaruh Budhisme yang datang dari Cina dan Korea

dan kemudian berasimilasi dengan kepercayaan Shinto di Jepang

membuahkan sekte Budha yang kemudian dikenal dengan Zen

Budhisme. Prinsip kesederhanaan yang menjadi inti ajaran Budha

bertemu dengan inti ajaran Shinto yang melebur dengan alam

menjadi inti dasar dari paham estetik Zen, yang lebih cenderung

bersifat esoterik. Semua ekspresi seni Jepang mulai periode Nara

hingga sekarang tetap menjadi sumber inspirasi dan atruran

normatif terhadap berbagai ekspresi seni seperti arsitektur, taman,

interior, pakaian, lukisan, patung, dan sebagainya merujuk pada

norma-norma estetik Zen Budhisme. Demikian pula spiritualitas Zen

Budhisme terdapat pada karya-karya perupa kontemporer Jepang,

antara lain Shigeo Toya,Tsuguo Yanai, Kurita Hiroshi, Maeyana

Tadashi, dan Yukio Fujimoto. Prinsip-prinsip dasar estetik Zen

Budhisme baik secara intuitif maupun formalistik serta simbolik

menelusup pada dimensi estetik karya-karya mereka sebagai

perupa kontemporer Jepang, sehingga membentuk identitas, karena

itu berbeda dengan mainstream seni rupa Barat.

9

Page 10: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Sejak awal 2000-an, seni rupa kontemporer Jepang identik

dengan kecenderungan untuk menampilkan pengaruh budaya pop

Jepang yang mengglobal, terutama anime dan manga. Meskipun

bukan hal yang sama sekali baru—telah muncul sejak awal 1990-an

—kecenderungn dominan itu tentu tidak lepas dari kiprah beberapa

gelintir seniman Jepang, terutama Yoshitomo Nara dan Takashi

Murakami dalam sepuluh tahun terakhir. Tampilnya kedua nama

tersebut dalam perhelatan-perhelatan besar internasional, dan

kesuksesan komersial mereka yang mengagumkan telah

memberikan pengaruh besar pada perkembangan mutakhir dan

citra seni rupa Jepang pada milenium baru.

Selain Nara dan Murakami, beberapa seniman lain seperti

Aida Makoto, Akira Yamaguchi dan Tenmyouya Hisashi yang juga

muncul dalam periode yang sama sebagai sosok-sosok

berpengaruh dalam seni rupa Jepang.

10

Page 11: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Sejak awal 1990-an, Murakami dikenal melalui konsep

superflat yang dicetuskannya. Secara sederhana, superflat adalah

konsep estetik yang menjelajahi ‘kedataran’ yang radikal. Murakami

menganggap bahwa ada hubungan yang erat antara kedataran

dalam penggambaran anime dan manga dengan tradisi visual

Jepang kuno (nihon-ga). Karya-karya Murakami, rata-rata

menampilkan berbagai karakter visual yang lahir dari narasi dan

fantasi, dengan warna-warna dan karakter grafis pop yang

mencolok, namun tak jarang mengandung ironi dan sarkasme yang

meledak-ledak. Mengadopsi pola produksi dalam industri manga

dan anime, ia memperkerjakan beberapa sejumlah seniman muda

sebagai asistennya. Beberapa penulis menyebutnya sebagai ‘Andy

Warhol versi Jepang’, karena keberhasilannya dalam menyintesakan

kebudayaan pop Jepang dengan seni tinggi.

Nyaris serupa dengan Murakami, Nara juga banyak

menggunakan subkultur otaku sebagai referensi estetiknya. Pokok-

soal dalam karya-karya Nara selalu nampak sederhana, seringkali

berupa seorang anak perempuan atau hewan peliharaan, dengan

warna-warni pastel dan lembut, menyerupai karakter visual dalam

komik anak-anak. Gestur dan wajah karakter-karakter itu seringkali

ditampilkan polos, lugu, tanpa dosa. Tapi tak jarang, Nara juga

menampilkan mereka sebagai karakter yang nakal, jahil dan jahat,

penuh kekerasan dan kebencian: Anak perempuan dalam karya

Nara juga digambarkan tengah menyembunyikan dan

mengayunkan senjata seperti pisau dan gergaji.

11

Page 12: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Beberapa sumber tertulis menghubungkan karakter dalam

lukisan-lukisan Nara dengan kehidupan masa kecil seniman yang

serba keras dan kesepian.

Dominasi ‘seni otaku’ yang dipromosikan oleh Murakami dan

Nara, pada akhirnya melahirkan beberapa stereotipe seni rupa

Jepang yang semakin dominan di lingkaran internasional. Tak bisa

dipungkiri, kesuksesan superflat—sebagai suatu gaya estetik—

bahkan berpengaruh besar pada karya-karya seniman-seniman

muda Asia non-Jepang. Pasca Nara dan Murakami, terdapat

beberapa seniman muda Jpeang yang secara sadar mengadopsi

dan mengembangkan seni rupa otaku dan superflat. Tampilnya

karya-karya seniman muda Jepang, seperti Mr., Aya Takano dan

Chiho Aoshima, terutama dalam pasar arus utama—sebagaimana

tercermin dalam berbagai art fair dan lelang internasional dalam

lima tahun terakhir—adalah buktinya. Stereotipe ini pada akhirnya

mengecilkan perkembangan aktual seni rupa Jepang yang karya

ragam dan punya sejarah panjang.

Di tengah-tengah berkembangnya stereotipe seni rupa Jepang

yang semakin dominan, pameran Passages to the Future, bagi saya,

mencerminkan pencarian yang berharga. Dengan tidak

mengecilkan kesuksesan superflat dan seni otaku, Passages to the

Future, adalah salah satu upaya untuk memberikan citra baru pada

perkembangan seni rupa Jepang di lingkaran internasional. Dalam

pengantar kuratorialnya Manasobu Ito mengetengahkan bahwa

pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek

kehidupan sehari-hari, narasinarasi personal dan ketertarikan pada

persoalan proses dalam penciptaaan.

12

Page 13: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Meskipun dikenal sebagai negara industri yang maju, fakta

bahwa Jepang adalah bangsa yang masih sangat menghargai

keterampilan tangan adalah fakta yang tak bisa ditolak. Karya-

karya seniman-seniman yang berpameran kali ini—Atshushi Fukui,

Satoshi Hirose, Maywa Denki, Tomoyasu Murata, Tetsuya

Nakamura, Masafumi Sanai, Katsuhiro Saiki, Yoshihiro Suda,

Tabaimo, Nobuyuki Takahashi dan Miyuki Yokomizo—memang

membuktikan hal itu. Menurut Ito, meskipun aspek-aspek ini belum

relatif dikenal secara luas, kecenderungan untuk mengangkat

persoalan ini telah muncul sejak pertengahan 1990-an.

Saya ingin menggunakan pameran ini untuk membicarakan

konteks perkembangan seni rupa Jepang yang lebih luas. Jika

Masanobu Ito memanfaatkan superflat dan otaku sebagai

tonggak/pijakan perkembangan estetik, saya justru tertarik untuk

melihat kembali sejarah seni rupa Jepang melalui beberapa gerakan

artistik seperti Mono-Ha dan Gutai, yang menariknya memiliki

stigma sebagai ‘varian’/’turunan’ dalam sejarah seni rupa. Selain

Nara dan Murakami, menurut saya terdapat sosok seniman Jepang

seperti Yoko Ono, Hiroshi Sugimoto dan Yayoi Kusama yang tak

kalah penting.

Agar bisa relevan dengan konteks lokal, menganggapi

pameran ini, saya juga tertarik untuk mendiskusikan bagaimana

identitas suatu bangsa dapat terproyeksikan melalui agenda

kebudayaan pemerintah, seperti selalu tercermin dalam program-

program seni rupa yang diselenggarakan The Japan Foundation.

Akan sangat menarik membicarakan bagaimana representasi seni

13

Page 14: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

rupa Indonesia juga bisa diproyeksikan melalui pameran-pameran

internasional.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG

Zaman Prasejarah Jepang

Dokumen tertua mengenai sejarah Jepang adalah kumpulan

naskah sejarah Tiongkok Sejarah Dua Puluh Empat Dinasti asal

abad ke-1 Masehi. Namun bukti-bukti menunjukkan kepulauan

14

Page 15: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Jepang sudah dihuni manusia sejak zaman Paleolitik Atas[1] Setelah

zaman es terakhir sekitar 12.000 SM, ekosistem Kepulauan Jepang

yang kaya memungkinkan manusia untuk hidup. Barang-barang

tembikar tertua berasal dari zaman Jōmon.

Zaman prasejarah Jepang

1. Zaman Paleolitik

Kapak batu yang diekskavasi dari situs B Hinatabayashi, Shinano,

Prefektur Nagano dari zaman Pra-Jōmon (Paleolitik), 30.000 SM.

Museum Nasional Tokyo.

Zaman Paleolitik Jepang berlangsung dari sekitar 100.000

hingga 30.000 SM, dimulai dari penggunaan perkakas batu dan

berakhir sekitar 12.000 SM pada akhir zaman es terakhir yang

sekaligus awal dari periode Mesolitik zaman Jōmon. Bukti-bukti

penggalian arkeologi menunjukkan kepulauan Jepang sudah dihuni

orang sejak 35.000 SM.[2] Kepulauan Jepang terpisah dari daratan

Asia setelah zaman es terakhir sekitar 11.000 SM. Setelah

terungkapnya pengelabuan zaman Paleolitik Jepang oleh peneliti

amatir Shinichi Fujimura,[3] bukti-bukti asal zaman Paleolitik Bawah

15

Page 16: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

dan zaman Paleolitik Tengah yang diklaim oleh Fujimura dan rekan-

rekan telah diteliti ulang dan ditolak.

2. Zaman Jōmon

Sebuah bejana dari zaman Jōmon Pertengahan (3000-2000

SM).

Zaman Jōmon berlangsung dari sekitar 14.000 SM hingga 300

SM. Tanda-tanda pertama peradaban dan pola hidup stabil manusia

muncul sekitar 14.000 SM dengan adanya kebudayaan Jōmon yang

bercirikan bercirikan gaya hidup pemburu-pengumpul semi-

sedenter Mesolitik hingga Neolitik. Mereka tinggal di rumah-rumah

yang dibangun di atas tanah yang digali dan di atasnya didirikan

rumah beratap dari kayu. Orang zaman Jōmon sudah mengenal

bentuk awal dari pertanian, namun belum mengenal cara menenun

kain dan pakaian dibuat dari bulu binatang. Orang zaman Jōmon

mulai membuat bejana tanah liat yang dihias dengan pola-pola

yang dicetakkan ke atas permukaan bejana sewaktu masih basah

16

Page 17: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

dengan menggunakan tongkat kayu atau tali atau simpul tali.

Walaupun hasil penelitian menimbulkan keragu-raguan, menurut

tes penanggalan radiokarbon, beberapa contoh tembikar tertua di

dunia berasal dari Jepang, disertai pisau belati, giok, sisir dari kulit

kerang, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya

berasal dari abad ke-11 SM.[4] Boneka tanah liat yang disebut dogū

juga ditemukan dari situs ekskavasi. Barang-barang rumah tangga

menunjukkan kemungkinan ada rute perdagangan yang jauhnya

sampai ke Okinawa Analisis DNA menunjukkan bahwa penduduk asli

Hokkaido dan bagian utara Pulau Honshu yang disebut suku Ainu

adalah keturunan orang zaman Jōmon dan merupakan keturunan

dari manusia pertama penghuni Jepang.

3. Zaman Yayoi

17

Page 18: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Dōtaku dari zaman Yayoi, abad 3 M.

Zaman Yayoi berlangsung dari sekitar 400 SM atau 300 SM

hingga 250 Masehi. Dari situs arkeologi kota Yayoi, distrik Bunkyō,

Tokyo ditemukan artefak asal zaman yang kemudian disebut zaman

Yayoi.

Pada awal zaman Yayoi, orang Yayoi sudah mulai dapat

menenun, bertanam padi, mengenal perdukunan serta pembuatan

perkakas dari besi dan perunggu yang dipelajari dari Korea atau

Cina.[5] Sejumlah studi paleoetnobotani menunjukkan teknik

menanam padi di sawah dan irigasi sudah dikenal sejak sekitar

8000 SM di Delta Sungai Yangtze dan menyebar ke Jepang sekitar

1000 SM.

Dokumen tertulis yang pertama kali menyebut Jepang adalah

Buku Han Akhir asal 57 Masehi. Buku tersebut mengisahkan, "Di

seberang lautan dari Distrik Lelang tinggal orang-orang Wa. Mereka

18

Page 19: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

ada lebih dari dari 100 suku, mereka sering datang dan membayar

upeti." Catatan Sejarah Tiga Negara dari abad ke-3 mencantumkan

negara yang terbentuk dari kumpulan 30 suku-suku kecil yang

diperintah oleh dukun wanita bernama Himiko dari Yamataikoku.

Semasa Dinasti Han dan Dinasti Wei, pengelana Cina tiba di

Kyushu dan mencatat tentang para penduduk yang tinggal di sana.

Menurut para pengelana Cina, mereka adalah keturunan dari

Paman Agung (Tàibó) dari negara Wu. Penduduk di sana juga

menunjukkan ciri-ciri orang Wu pra-Cina yang mengenal tato, tradisi

mencabut gigi, dan menggendong bayi. Buku Sanguo Zhi mencatat

ciri-ciri fisik yang mirip dengan ciri-ciri fisik orang yang

digambarkan dalam boneka haniwa. Laki-laki berambut panjang

yang dikepang, tubuh dihiasi tato, dan perempuan mengenakan

pakaian terusan berukuran besar.

Situs Yoshinogari adalah situs arkeologi terbesar untuk

peninggalan orang zaman Yayoi yang mengungkap adanya

permukiman di Kyushu yang sudah didiami orang secara terus

menerus selama ratusan tahun. Hasil ekskavasi menunjukkan

artefak tertua berasal dari sekitar 400 SM. Di antara artefak yang

ditemukan terdapat perkakas besi dan perunggu, termasuk

perkakas dari Korea dan Cina. Dari barang-barang peninggalan

diperkirakan orang zaman Yayoi sudah sering melakukan kontak

dan berdagang dengan orang dari Daratan Cina.

Zaman kuno dan zaman klasik Jepang

1. Zaman Kofun

19

Page 20: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Helm besi dan baju besi dengan hiasan berkilat dari perunggu

(zaman Kofun, abad ke-5). Koleksi Museum Nasional Tokyo.

Zaman Kofun dimulai sekitar 250 M. Nama zaman ini berasal

dari tradisi orang zaman itu untuk membuat gundukan makam

(tumulus) yang disebut kofun. Pada zaman ini sudah terdapat

negara-negara militer yang kuat dengan klan-klan berpengaruh

sebagai penguasa. Salah satu di antaranya terdapat negara Yamato

yang dominan, dan berpusat di Provinsi Yamato dan Provinsi

Kawachi. Negara Yamato berlangsung dari abad ke-3 hingga abad

ke-7, dan merupakan asal garis keturunan kekaisaran Jepang.

Negara Yamato yang berkuasa atas klan-klan lain dan memperoleh

lahan-lahan pertanian mempertahankan pengaruh yang kuat di

Jepang bagian barat. Jepang mulai mengirimkan utusan ke

Kekaisaran Cina pada abad ke-5. Dalam dokumen sejarah Tiongkok

ditulis tentang negara Wa yang memiliki lima raja. Sistem

20

Page 21: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

pemerintahan di Wa meniru model Cina yang menerapkan sistem

administrasi terpusat. Sistem kekaisaran juga mengambil model

dari Cina, dan masyarakat dibagi menjadi strata berdasarkan

profesi.

Hubungan yang erat antara Jepang dengan Tiga Kerajaan

Korea dimulai pertengahan zaman Kofun, sekitar akhir abad ke-4.

2. Zaman Asuka

Lukisan dinding di Makam Takamatsuzuka, Asuka, Nara, abad ke-8

Pada zaman Asuka (538-710), negara Jepang purba Yamato

secara bertahap menjadi negara yang tersentralisasi. Negara

Jepang purba sudah memiliki undang-undang seperti dinyatakan

dalam Undang-Undang Taihō dan butir-butir Reformasi Taika.[11]

Masuknya agama Buddha di Jepang mengakibatkan orang tidak lagi

membuat makam berbentuk kofun.

21

Page 22: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Agama Buddha masuk ke Jepang sekitar tahun 538 melalui

Baekje yang mendapat dukungan militer dari Jepang.[12] Penyebaran

agama Buddha di Jepang dilakukan oleh kalangan penguasa.

Pangeran Shōtoku mendedikasikan dirinya dalam penyebaran

Buddhisme dan kebudayaan Cina di Jepang. Ia berjasa menyusun

Konstitusi 17 Pasal yang membawa perdamaian di Jepang.

Konstitusi yang disusunnya dipengaruhi oleh pemikiran

Konfusianisme tentang berbagai moral dan kebajikan yang

diharapkan masyarakat dari pejabat pemerintah dan abdi kaisar.

Dalam sepucuk surat yang disampaikan duta Kekaisaran

Jepang ke Kekaisaran Cina pada tahun 607 ditulis kata-kata, "Kaisar

negeri matahari terbit (Jepang) mengirimkan surat kepada kaisar di

negeri matahari terbenam (Cina)". Surat tersebut menyebabkan

kemarahan kaisar Cina.

Dimulai dengan Perintah Reformasi Taika tahun 645, Jepang

semakin giat mengadopsi praktik-praktik budaya Cina, melakukan

reorganisasi pemerintahan, serta menyusun undang-undang pidana

(Ritsuryō) dengan mengikuti struktur administrasi Cina pada waktu

itu. Istilah Nihon ( 日本 ?) juga mulai dipakai sebagai nama negara

sejak zaman Asuka.

3. Zaman Nara

22

Page 23: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Daibutsu di Nara. Buddharupang berukuran besar asl tahun 752 M.

Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang

yang kuat. Pada tahun 710, Kaisar Gemmei mengeluarkan perintah

kekaisaran yang memindahkan ibu kota ke Heijō-kyō yang sekarang

bernama Nara. Heijō-kyō dibangun dengan mencontoh ibu kota

Dinasti Tang di Chang'an (sekarang disebut Xi'an).

Sepanjang zaman Nara, perkembangan politik sangat

terbatas. Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan

biksu dan bangsawan, termasuk dengan klan Fujiwara. Hubungan

luar negeri berlangsung dengan Silla dan hubungan formal dengan

Dinasti Tang. Pada 784, ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō untuk

menjauhkan istana dari pengaruh para biksu, sebelum akhirnya

dipindahkan ke Heian-kyō (Kyoto).

Penulisan sejarah Jepang berpuncak pada awal abad ke-8

dengan selesainya penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki

(720). Dalam kedua buku sejarah tersebut dikisahkan sejarah

Jepang mulai dari awal sejak zaman mitologi Jepang. Di dalamnya

23

Page 24: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

ditulis tentang pendirian Jepang pada tahun 660 SM oleh Kaisar

Jimmu yang keturunan langsung dari Amaterasu. Menurut kedua

kronik tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur dari garis

keturunan kaisar yang sekarang. Kaisar Jimmu sering dianggap

sebagai kaisar mitos karena kaisar pertama berdasarkan bukti-bukti

sejarah adalah Kaisar Ōjin yang tahun-tahun masa

pemerintahannya tidak diketahui dengan jelas. Sejak zaman Nara,

kekuasaan politik tidak selalu berada di tangan kaisar, melainkan di

tangan bangsawan istana, shogun, militer, dan sekarang di tangan

perdana menteri.

4. Zaman Heian

Lukisan gulung dari tahun 1130, ilustrasi Hikayat Genji bab "Sungai

Bambu".

Periode akhir sejarah klasik Jepang berlangsung dari 794

hingga 1185 yang disebut zaman Heian. Puncak kejayaan istana

kekaisaran di bidang puisi dan sastra terjadi pada zaman Heian.

Pada awal abad ke-11, Murasaki Shikibu menulis novel Hikayat

Genji yang hingga kini merupakan salah satu dari novel tertua di

24

Page 25: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

dunia. Pada zaman Heian selesai disusun naskah tertua koleksi puisi

Jepang, Man'yōshū dan Kokin Wakashū.

Pada zaman Heian berkembang berbagai macam kebudayaan

lokal, misalnya aksara kana yang asli Jepang. Pengaruh budaya Cina

surut setelah sampai di puncak keemasan. Pengiriman terakhir

utusan Jepang ke Dinasti Tang berlangsung pada tahun 838 sejalan

dengan kemunduran Dinasti Tang. Walaupun demikian, Cina dalam

terus berlanjut sebagai negara tujuan ekspedisi dagang dan

rombongan peziarah agama Buddha.[15]

Kekuasaan politik istana kekaisaran berada di tangan

segelintir keluarga bangsawan yang disebut kuge, khususnya klan

Fujiwara yang berkuasa dengan gelar Sesshō and Kampaku.

Pada akhir zaman Heian bermunculan berbagai klan samurai.

Empat klan samurai yang paling kuat adalah klan Minamoto, klan

Taira, klan Fujiwara, dan klan Tachibana. Memasuki akhir abad ke-

12, konflik antarklan berubah menjadi berbagai perang saudara

seperti Pemberontakan Hōgen dan Pemberontakan Heiji. Setelah

berakhirnya Perang Genpei, Jepang berada di bawah pemerintahan

militer oleh klan-klan samurai di bawah pimpinan seorang shogun.

Zaman feodal

Dalam sejarah Jepang, zaman feodal dibagi menjadi dua

bagian. Paruh pertama disebut abad pertengahan (chūsei) dari

zaman Kamakura hingga zaman Muromachi, sementara paruh

kedua disebut abad modern (kinsei) dari zaman Azuchi-Momoyama

hingga zaman Edo.

25

Page 26: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Zaman feodal di Jepang berlangsung dari abad ke-12 hingga

abad ke-19, ditandai oleh pemerintahan daerah oleh keluarga-

keluarga daimyo di bawah kendali pemerintahan militer

keshogunan. Kaisar hanya berperan sebagai kepala negara de jure

sementara kekuasaan berada di tangan shogun.

1. Zaman Kamakura

Keshogunan Kamakura berkuasa di Jepang dari tahun 1185

hingga 1333 yang disebut zaman Kamakura yang merupakan

zaman transisi menuju abad pertengahan Jepang. Abad

pertengahan berlangsung selama hampir 700 tahun ketika

pemerintah pusat, istana, dan Kaisar Jepang umumnya hanya

menjalankan fungsi-fungsi seremonial. Urusan sipil, militer, dan

kehakiman dikendalikan oleh kelas samurai. Secara de facto,

penguasa negeri kekuasaan politik berada di tangan shogun yang

berasal dari klan samurai yang terkuat.

Pada 1185, Minamoto no Yoritomo mengh merupakan musuh

bebuyutan klan Minamoto. Setelah pada tahun 1192 diangkat oleh

26

Page 27: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Kaisar sebagai Seii Tai-Shogun, Yoritomo mendirikan pemerintahan

militer di Kamakura dan berkuasa sebagai shogun pertama

Keshogunan Kamakura. Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō

menjadi klan yang berpengaruh dan bertugas sebagai wali shogun.

ancurkan klan Taira yang

Samurai menyerang kapal-kapal Mongol pada tahun 1281.

Peristiwa terbesar dalam periode Kamakura adalah invasi

Mongol ke Jepang antara 1272 dan 1281. Pasukan Mongol dengan

teknologi angkatan laut dan persenjataan yang unggul mencoba

menyerbu ke kepulauan Jepang. Angin topan yang kemudian

dikenal sebagai kamikaze (angin dewa) membuat kekuatan invasi

Mongol tercerai-berai. Meskipun demikian, beberapa sejarawan

bersikeras bahwa pertahanan pantai yang dibangun Jepang di

Kyushu cukup memadai untuk mengusir para penyerbu. Walaupun

invasi Mongol berhasil digagalkan, usaha mengatasi serbuan

bangsa Mongol menyebabkan berakhirnya kekuasaan keshogunan

akibat kekacauan politik dalam negeri.

Zaman Kamakura berakhir setelah runtuhnya kekuasaan

Keshogunan Kamakura pada tahun 1333. Kekuasaan dikembalikan

ke tangan kekaisaran di bawah pemerintahan Kaisar Go-Daigo

dalam masa Restorasi Kemmu yang hanya berlangsung singkat.

Pemerintahan Go-Daigo kembali ditumbangkan oleh Ashikaga

Takauji.

27

Page 28: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

2. Zaman Muromachi

Dalam periodisasi sejarah Jepang, zaman Muromachi

berlangsung dari sekitar tahun 1136 hingga 1673 ketika kekuasaan

pemerintah berada di tangan Keshogunan Ashikaga yang juga

disebut Keshogunan Muromachi. Pendiri Keshogunan Ashikaga

adalah Ashikaga Takauji yang merebut kekuasaan politik dari Kaisar

Go-Daigo dan sekaligus mengakhiri Restorasi Kemmu. Zaman

Muromachi berakhir pada tahun 1573 ketika shogun ke-15 sekaligus

shogun Muromachi terakhir, Ashikaga Yoshiaki diusir dari ibu kota

Kyoto oleh Oda Nobunaga.

Bangunan yang paling terkenal pada zaman ini adalah

Kinkaku-ji dan Ginkaku-ji .Kinkaku-ji atau paviliun emas didirikan

oleh Ashikaga Yoshimitsu. Bangunannya mengambil gaya arsitektur

bangsawan dan gaya kuil Zen di Cina yang seluruhnya dilapisi

emas. Sedangkan Ginkaku-ji atau paviliun perak didirikan oleh

Ashikaga Yoshimasa. Bangunannya mengambil gaya arsitektur kuil

Zen yang disebut Shōinzukuri. Shōinzukuri merupakan gaya

bangunan yang di dalamnya terdapat Tokonoma, Chigaidana (rak),

Tatami (lantai tikar), Fusuma (pintu geser dari kertas), dan

Akarishōji (jendela kertas). Gaya ini menjadi dasar rumah gaya

Jepang sekarang.

28

Page 29: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Tahun-tahun awal zaman Muromachi juga disebut zaman

Nanboku-cho atau zaman Istana Utara-Istana Selatan ketika

kekuasaan istana terbelah dua menjadi Istana Utara dan Istana

Selatan. Sejak tahun 1467 hingga berakhirnya zaman Muromachi

disebut sebagai zaman Sengoku atau "zaman negara-negara bagian

yang berperang". Pada zaman Sengoku terjadi perang saudara dan

perebutan kekuasaan antarprovinsi. Pada masa ini pula terjadi

kontak pertama Jepang dengan orang-orang Barat yang disebut

Perdagangan dengan Nanban ketika pedagang-pedagang Portugis

tiba di Jepang

29

Page 30: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Orang Portugis di Jepang pada abad ke-17, di antaranya terdapat

misionaris Francis Xavier.

Sebuah kapal Portugis yang berlayar ke Tiongkok terkena

badai dan merapat di sebuah pulau Jepang bernama Tanegashima.

Senjata api yang diperkenalkan oleh orang Portugis membawa

kemajuan teknologi militer dalam periode Sengoku, dan berpuncak

pada Pertempuran Nagashino yang melibatkan pasukan samurai

yang dipersenjatai dengan 3.000 pucuk arquebus (jumlah

sebenarnya diperkirakan sekitar 2.000 pucuk). Selama

perdagangan dengan Nanban, para pedagang dari negara-negara

lainnya, Belanda, Inggris, dan Spanyol juga ikut berdatangan.

Kedatangan para pedagang juga membawa penyebar agama

Kristen, Serikat Yesuit, Ordo Dominikan, dan misionaris Fransiskan.

3. Zaman Azuchi-Momoyama

Dari tahun 1568 hingga 1600 di Jepang disebut zaman Azuchi-

Momoyama. Jepang bersatu secara militer dan negara menjadi

stabil di bawah kekuasaan Oda Nobunaga yang dilanjutkan oleh

Toyotomi Hideyoshi. Istilah zaman Azuchi-Momoyama berasal dari

nama istana (kastil) yang menjadi markas kedua pemimpin besar,

Nobunaga di Istana Azuchi dan Hideyoshi di Istana Momoyama.

Setelah berhasil menyatukan Jepang, Hideyoshi berusaha

memperluas wilayah dengan melakukan invasi ke Korea. Dua kali

30

Page 31: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

usaha penaklukan Korea berakhir dengan ditarik mundurnya

pasukan Hideyoshi dari Semenanjung Korea pada tahun 1598

akibat dikalahkan pasukan gabungan Korea dan Cina, serta

wafatnya Hideyoshi.

Konflik suksesi pasca-Hideyoshi berakhir dengan munculnya

Tokugawa Ieyasu sebagai pemimpin baru Jepang. Kekuasaan

pemerintahan beralih ke tangan Ieyasu setelah mengalahkan

pasukan pendukung Toyotomi Hideyori dalam Pertempuran

Sekigahara.

4. Zaman Edo (1603-1868)

Fondasi batu di menara utama Istana Edo.

Pada zaman Edo adalah pemerintahan otonomi daerah

berada di tangan lebih dari dua ratus pejabat daimyo. Sebagai klan

terkuat, pemimpin klan Tokugawa dari generasi ke generasi

menjabat sebagai shogun (sei-i taishōgun). Keshogunan Tokugawa

yang bermarkas di Edo (sekarang Tokyo) memimpin para daimyo di

masing-masing daerah otonom yang disebut domain (han).

31

Page 32: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Kelas samurai ditempatkan oleh keshogunan di atas kelas

rakyat biasa, petani, perajin, dan pedagang. Keshogunan

mengeluarkan undang-undang yang mengatur segala aspek

kehidupan, dimulai dari potongan rambut dan busana untuk

masing-masing kelas dalam masyarakat. Shogun mewajibkan para

daimyo secara bergantian untuk bertugas di Edo. Mereka

disediakan rumah kediaman mewah di Edo agar tidak

memberontak. Kekuatan militer daimyo daerah ditekan, dan

diharuskan meminta izin dari pusat sebelum dapat memperbaiki

fasilitas militer. Keshogunan Tokugawa runtuh setelah Perang

Boshin 1868-1869.

Zaman Edo adalah zaman keemasan seni lukis ukiyo-e dan

seni teater kabuki dan bunraku. Sejumlah komposisi terkenal untuk

koto dan shakuhachi berasal dari zaman Edo.

C. JENIS DAN ARTEFAK PENINGGALAN JEPANG

1. Dogu

32

Page 33: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Dogu adalah patung humanoid kecil dibuat di Jepang

prasejarah. Tampilan yang tidak biasa dari Dogu telah diklaim

menyerupai semacam baju ruang angkasa, seharusnya lengkap

dengan kacamata, baju besi dan selang. Menambah misteri, tujuan

yang tepat mereka masih belum jelas bagi sejarawan. 

Pendukung Teori Astronaut Kuno cenderung mengabaikan

fakta bahwa "mata melotot " hanya satu dari banyak jenis Dogu,

dan bahwa arkeolog telah menunjukkan kesamaan mata sosok

dengan kacamata salju Inuit. Mereka jarang ditemukan utuh,

dengan kaki yang telah dipotong atau putus. Kelainan pinggul,

pantat, dan payudara digambarkan kemungkinan penggunaan ritual

kesuburan.

2. Bangkai Kapal Perang Kubilai Khan

33

Page 34: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Penemuan artefak dari masa Romawi Kuno di kawasan Italia

atau di Eropa, pasti tidak aneh. Bagaimana kalau artefak itu

ditemukan di sebuah makam kuno di Jepang? Hal itulah yang akan

menjadi perhatian para arkeolog. Pasalnya, jarak antara Italia dan

Jepang mencapai  9.656 kilometer.

Tiga buah perhiasan manik-manik dari kaca ditemukan di

sebuah makam kuno ‘Utsukushi’ yang berasal dari Abad ke-5 di

Nagaoka, dekat Kota Kyoto, Jepang. Diperkirakan, perhiasan

bergaris tengah 5 milimeter (mm) itu dibuat pada masa Abad ke-1

sampai Abad ke-4. Pada bagian tengahnya terdapat sebuah lubang

yang dibuat dengan suatu tehnik multi lapisan, sebuah metode

yang mutahir yang digunakan pengrajin dalam melapisi lapisan

kaca, sering kali diantaranya ada lapisan daun emas.

Bagaimana dapat diketahui perhiasan dari kaca itu berasal

dari masa Romawi Kuno? Begini. Perhiasan berwarna kuning itu

dibuat dari natron, yaitu bahan campuran dari sodium karbonat

dekahidrat. Bahan kimia itu digunakan untuk melumerkan kaca oleh

para pengrajin di kerajaan Romawi Kuno, yang kemudian berganti

menjadi Republik Romawi pada tahun 27 Sebelum Masehi. Pada

34

Page 35: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

akhirnya Republik Romawi itu berakhir setelah peristiwa ‘Kejatuhan

Konstantinopel’ pada tahun 1453.“Ada satu produk kaca dengan

tehnik multi lapisan tua ditemukan di Jepang, dan aksesoris itu

langka yang kami perkirakan dibuat dari masa Kerajaan Romawi

Kuno dan dikirimkan ke Jepang,” kata Tomomi Tamura dari Nara

National Research Institute for Cultural Properties (NNRICP). Saat ini

institut tersebut dan pemerintah Jepang tengah berada di akhir

pengujian artefak berupa perhiasan manik-manik yang ditemukan

itu. (ENO/AFP).

3. Lukisan

Museum yang beralamat di 100 North Central Avenue itu

diresmikan tahun 1992. Di dalamnya banyak tersimpan

peninggalan sejarah Jepang – Amerika yang telah berusia lebih dari

130 tahun. Koleksinya meliputi artefak, pakaian, foto, maupaun

kisah sejarah.

Lukisan karya Henry Sugimoto tersimpan di ruang Henry

Sugimoto Collection. Lukisan-lukisan tersebut dibuat oleh seniman

keturunan Jepang-Amerika itu antara tahun 1930-an sampai 1950-

an. Pengunjung bisa mengamati 137 karya yang diantaranya

berjudul Oakland City Skyline from Merritt Park (1928), Village of

Villiers (1930), The Mouth of the Kumano River in Autumn (1930),

Self Portrait (1931), dan sebagainya.

35

Page 36: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Suasana kamp konsentrasi pengungsi pada masa Perang

Dunia II terekam dalam foto karya Mori Shimada. Mori Shimada

adalah salah satu penghuni pengungsian Jepang di Heart Mountain.

Di ruang Mori Shimada Collection Anda bisa melihat karya fotografi

yang jumlahnya mencapai 108 buah. Karya tersebut diambil tahun

1942 sampai 1945. Karya fotografi tentang suasana pengungsian

PD II juga diambil oleh Jack Iwata. Fotografer tersebut

mengabadikan kisah di tempat pengungsi yang dipusatkan di Tule

Lake dan Manzanar. Terdapat sekitar 166 foto beserta negative-nya

di ruang Jack Iwata Collection.

4. Patung Hachiko

36

Page 37: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Hachiko adalah seekor anjing yang lahir di sekitar bulan

November 1923 di Odate, Jepang. Ia pindah ke Tokyo, saat

majikannya pindah ke sana. Untuk memuji dan menghargai

kesetiaan anjing itu, orang-orang membangun sebuah patung

Hachiko di Stasiun Shibuya. Patung anjing itu masih berdiri kokoh

hingga saat ini, sebagai sebuah inspirasi kesetiaan bagi orang-

orang yang melewatinya.

5. Patung Tomasubureku

37

Page 38: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Glover Garden (Nagasaki)

Thomas Blake Glover Lahir di Skotlandia. Proyek di Shanghai

setelah enam tahun Ansei (1859). Hisashi Aya tahun pertama

(1861) didirikan grabber sebuah Nagasaki perusahaan. Kapal

menjual senjata kepada berbagai klan Motoharu tahun Keio, dan

salah satu pedagang terbaik di Nagasaki, terlibat dalam banyak

aspek penting sejarah Tokugawa politik. Pada tahun1870 grabber

adalah menjadi perusahaan bangkrut, dan setelah operasi

penambangan batubara Tazusawatta Takashima, ia menjabat

sebagai penasihat untuk Mitsubishi. Menikah dengan seorang

wanita Jepang, dan daerah teluk anak dan nama terakhir setelah

naturalisasi.

6. Patung Mamiya Rinzou

38

Page 39: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Souya Misaki (Hokkaido)

Mamiya Rinzou (Gajah apel dan Mami, Yasunaga 1997 (1780)

Tempo 15, 02, 26 (13 April 1844)) adalah rahasia akhir periode Edo,

explorer. Kondou Shigezou , Hirayama dengan "Sanzo disebut"

Masa Aya. Zong Lun nama (dengan payudara). Dan petani yang

bekerja sebagai petugas shogun rahasia.

7. Patung Penari Izu

39

Page 40: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

 

(Shizuoka)

Penari Izu adalah karya pertama Kawabata Yasunari yang

membikin para pengamat sastra berdecak kagum. Cerita pendek

yang ditulis pada tahun 1925 ini mengisahkan tentang seorang

pelajar SMA yang menghabiskan liburannya dengan melakukan

perjalanan ke berbagai sumber air panas di semenanjung Izu.

Kawabata Yasunari adalah nafas baru bagi dunia sastra Jepang. Dia

membawa rasa yang berbeda dari karya-karya sastra yang sudah

ada. Kemampuannya dalam menuangkan kata mempunyai kadar

sensibilitas estetik yang begitu lembut. Hingga banyak sekali

sastrawan dunia selanjutnya yang bercermin padanya seperti

Gabriel Garcia Marquez.

8. Patung Clark

40

Page 41: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

 

Hokkaido (Hokkaido)

William Smith Clark (1826 Juli 31 – 1886 9 Maret) adalah wakil

kepala sekolah Sapporo Agricultural College (sekarang Universitas

Hokkaido ) kata-katanya yg terkenal yaitu ‘Boys Be (Ambisius’ Boys,

Idake aspirasi) “Anak laki-laki, akan ambisius” Jadilah ambisius

bukan untuk uang atau untuk membesarkan egois, tidak untuk hal

yang cepat berlalu dr ingatan pria panggilan ketenaran!. Jadilah

ambisius untuk pengetahuan, untuk kebenaran. Jadilah ambisius

untuk pencapaian semua bahwa seorang pria seharusnya.

BAB III PENUTUP

41

Page 42: BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPA JEPANG.docx

Kesimpulan

Jepang adalah Negara yang memiliki keanekaragaman seni

rupa mulai dari lukisan, patung – patung, peninggalan bersejarah

yang sampai saat ini masih di jaga kelestariannya. Jadi kita dapat

mengetahui bagaimana sejarah perkembangan Jepang dan

berbagai macam peninggalan peninggalan seni rupa di Negara

Jepang, Selain itu kita dapat memperluas pengetahuan seni rupa di

daerah jepang.

Saran

Untuk mempertahankan karya seni rupa di Jepang, Negara

Jepang harus melestarikan dan menjaga peninggalan peninggalan

bersejarah. Karena peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut

dapat di jadikan symbol Negara tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

42