bab ii - repository unisba

18
16 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka Peneliti melakukan peninjauan (reviews) terhadap beberapa penelitian terdahulu yang sejenis, hal tersebut dilakukan untuk memepertegas peta dan posisi bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis belu pernal dilakunan oleh orang lain. Penulis menemukan beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, dimana penulis membatasi pada dua hasil penelitian. Review Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 No Nama peneliti Judul Penelitian/ Tahun penelitian Metode Identifikasi Masalah Objek 1. Isabella Deliana Simamora Promosi Penjualan Pakaian wanita di Facebook Dan Minat Beli. (2009) Studi Korelasi Bagaimana hubungan promosi penjualan pakain wanita di Facebook dan minat beli? Jejaring sosial Facebook. 2. Idek Hartodinata Peranan Orang Tua dalam Studi Deskriptif Bagaimana peranan orang tua dalam Jejaring sosial. repository.unisba.ac.id

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - Repository UNISBA

16

BAB II TINJAUAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Peneliti melakukan peninjauan (reviews) terhadap beberapa penelitian

terdahulu yang sejenis, hal tersebut dilakukan untuk memepertegas peta dan posisi

bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis belu pernal dilakunan oleh orang lain.

Penulis menemukan beberapa penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, dimana

penulis membatasi pada dua hasil penelitian.

Review Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

No Nama

peneliti

Judul

Penelitian/

Tahun

penelitian

Metode Identifikasi

Masalah Objek

1. Isabella

Deliana

Simamora

Promosi

Penjualan

Pakaian

wanita di

Facebook

Dan Minat

Beli. (2009)

Studi

Korelasi

Bagaimana

hubungan

promosi

penjualan pakain

wanita di

Facebook dan

minat beli?

Jejaring sosial

Facebook.

2. Idek

Hartodinata

Peranan

Orang Tua

dalam

Studi

Deskriptif

Bagaimana

peranan orang

tua dalam

Jejaring

sosial.

repository.unisba.ac.id

Page 2: BAB II - Repository UNISBA

17

penggunaan

jejaring sosial

(2010)

penggunaan

jejaring sosial

oleh remaja

dilingkungan VII

Kelurahan

Tanjung Gusta,

Medan Helvetia?

3, Gilang

Sunda

Ginanjar

Promosi Café

dan Resto

Melalui

Twitter

(2011)

Studi

Kasus

Bagaimana

kegiatan promosi

Green café &

Resto melalui

jejaring sosial

twitter dengan

menggunakan

analisis

SOSTAC?

Jejaring sosial

Twitter

4. Rd. Numidia

Endah

(peneliti)

Peranan

Media

Instagram

Dalam

Membuka

Bisnis Online

shop (2014)

Studi

Deskriptif

Bagaimana

peranan media

Instagram dalam

membuka bisnis

online shop

khususnya

dikalangan

remaja kota

Bandung?

Jejaring sosial

Instagram

Sumber: Data Penelitian 2014

repository.unisba.ac.id

Page 3: BAB II - Repository UNISBA

18

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat

menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana

dikemukakan adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada

sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci

dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, Menurut Bittner (dalam Rakhmat,

2009 : 188).

Gebner (dalam Rakhmat, 2009 : 188) komunikasi massa adalah produksi

dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang

kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Sedangkan menurut Rakhmat (2009 : 189) komunikasi massa adalah jenis

komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,

heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan

yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan

oleh para ahli seperti menurut Wright (dalam Ardianto, 2007: 4) komunikasi

dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik

utama yaitu:

repository.unisba.ac.id

Page 4: BAB II - Repository UNISBA

19

1. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim

2. Pesan disampaikan secara terbuka

3. Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas

(khusus untuk media elektronik)

4. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang

kompleks yang melibatkan biaya besar.

Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy (dalam Ardianto,

2007 : 18) secara umum yaitu:

1. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah

penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai

informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai

dengan kepentingannya.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti

melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada

pemirsa, pendengar atau pembaca.

3. Fungsi Memengaruhi

Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan

(cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).

repository.unisba.ac.id

Page 5: BAB II - Repository UNISBA

20

Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick (dalam Ardianto, 2007:14 - 17)

yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai

kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretation (Penasiran)

Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan

dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau

komunikasi kelompok.

3. Linkage (Pertalian)

Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota

masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian)

berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)

Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat

itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita

bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.

5. Entertainment (Hiburan)

Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena

dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi

dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.

repository.unisba.ac.id

Page 6: BAB II - Repository UNISBA

21

2.2.2 Pengertian Media Massa

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), media dapat

diartikan sebagai : (1) alat, dan (2) alat atau sarana komunikasi seperti

majalah, radio, televise, film, poster, dan spanduk. Sedangkan Education

Association mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan,

dilihat didengar, dibaca, atau dibicarakan besetra insrumen yang dipergunakan

dengan baik. Sehingga dapat dikatakan media merupakan perantara dari suatu

proses komunikasi. Pemahaman tentang media massa pada umumnya lebih

dari sekedar sevagai “perantara komunikasi”(Tamburaka, 2013:39).

Media massa, yang dapat menyebarkan pesan secara cepat dan

serempak pada audience yang luas dan heterogen. Karena dalam hal ini media

memeiliki keunggulan dibanding alat komunikasi lain, karena media dapat

mengatasi hambatan ruang dan waktu (Nurudin, 2007:9).

Media massa seperti yang dikemukakan oleh Althusser dan Gramsci

(dalam Sobur, 2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan

pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak

pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk

menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia

dalam kehidaupan ermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga

terselubung kepentingan-kepentingan yang lain, misalnya kepentingan

repository.unisba.ac.id

Page 7: BAB II - Repository UNISBA

22

kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi

karyawan dan sebagainya.

Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam

usaha mempengaruhi khlayaknya. Keberadaan media massa mempunyai

peranan penting dalamusaha memberikan informasi penting bagi masyarakat,

pengetahuan yang dapat

memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang

tidak kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk

memberikan kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara

memotivasi masyarakat. Media massa merupakan institusi baru yang

berkaitan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam arti luas. Media

massa mempunyai sejumlah ciri-ciri yang menonjol, diantaranya adalah

penggunaan teknologi yang relatif maju untuk produksi

(massal) dan penyebaran pesan, mempuyai organisasi yang sistematis dan

aturan- aturan sosial serta sasaran pesan yang mengarah pada audiens dalam

jumlah besar yang tidak bisa ditentukan apakah meraka menerima pesan yang

disampaikan, atau malah menolaknya. Institusi media massa pada dasarnya

terbuka, beroprasi dalam dimensi publik untuk memberikan saluran

komunikasi reguler dari berbagai pesan yang mendapat persetujuan sosial dan

dikehendaki oleh banyak individu.

Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu

media massa cetak dan media massa elektronik. Yang termasuk media massa

repository.unisba.ac.id

Page 8: BAB II - Repository UNISBA

23

cetak yaitu buku, surat kabar, dan majalah. Sedangkan yang termasuk media

massa elektronik yaitu radio, televisi, film, dan media on-line (internet).

2.2.3 Pengertian Konvergensi Media

Dalam hal ini media mengalami perubahan atau konvergensi.

Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media

yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik

tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk pada perkembangan teknologi

komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.

Konvergensi pada umumnya berarti persimpangan media lama dan baru.

Henry Jenkins menyatakan bahwa konvergensi adalah, aliran konten di

platform beberapa media, kerjasama antara idustri beberapa media, dan

perilaku migrasi media.

Menurut Preston (dalam Aljihadi, 2012: 29), Konvegensi Media

menyediakan kesempatan baru yang radikal dalam penanyangan, penyedaan,

distribusi, dan pemprosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio,

data, dan sebagainya

Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses

teknologi, namun juga termasuk pergeseran dalam paradigma industri,

budaya, dan sosial yang mendorong konsumen untuk mencari informasi baru.

repository.unisba.ac.id

Page 9: BAB II - Repository UNISBA

24

Konvergensi media terjadi dengan melihat bagaimana individu berinteraksi

dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan berbagai platform

media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan

konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada

konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.

Perubahan bentuk jurnalisme konvensional menjadi online bisa

disebut sebagai mediamorfosis, media massa terus melakukan perubahan dari

abad ke abad sesuai dengan hasil replikasi dari realitas sosial masyarakat.

Sampai saat ini teknologi baru dapat secara akrab dengan realitas masyarakat

secara time and space dengan real time. Teori Mediamorfosis bukanlah

sekedar teori sebagai cara berpikir terpadu tentang evolusi teknologi media

komunikasi. Alih-alih mempelajari setiap bentuk secara terpisah,

mediamorfosis mendorong kita untuk memahami semua bentuk sebagai

bagian dari sebuah sistem yang saling terkait, dan mencatat berbagai

kesamaan dan hubungan yang ada antara bentuk-bentuk yang muncul dimasa

lalu, masa sekarang dan yang sedang dalam proses kemunculannya. Dengan

mempelajari sistem komunikasi secara menyeluruh, kita akan menemukan

bahwa media baru tidak muncul begitu lama. Dan ketika bentuk-bentuk media

komunikasi yang lebih baru muncul, bentuk-bentuk yang terdahulu biasanya

tidak mati terus berkembang beradaptasi

repository.unisba.ac.id

Page 10: BAB II - Repository UNISBA

25

Dalam hal ini media bermediamorfosis menjadi suatu media yang

baru. Menurut Roger Fidler mediamorfosis artinya transformasi media

komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang

rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan

politik serta berbagai inovasi sosial dan teknologi (Fidler: 2003).

2.2.4 Pengertian Uses and Gratification

Uses and Gtaifications menunjukan bahwa yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku

khalayak, tetapi bagaiman media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial

khalayak. khalayak dianggap secara aktif dengan sengaja menggunakan

media untuk memenuhi kebutuhan dan mempuyai tujuan. Studi dalam bidang

memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapat

kepuasan (Gratications) atas pemenuhan kebutuhan seseorang dan dari situlah

timbul istilah Uses Gtarifications. Sebagian besar prilaku khalayak akan

dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepetingan individu. Dengan

demikian, kebutuhan individu merupakan titik awal kemunculan teori ini.

Uses and Gtaification pada awalnya muncul ditahun 1940 samapai

1950 para pakar melakukan penelitian mengapa khalayak terlibat berbagai

jenis perilaku komunikasi. Lalu mengalami kemunculan kembali dan

penguatan di tahun 1970an dan 1980an. Para teoritis pendukung Teori Uses

repository.unisba.ac.id

Page 11: BAB II - Repository UNISBA

26

and Gtaification berargumentasi bahwa kebutuhan manusialah yang

mempengaruhi bagaimana mereka menggunakan dan merespon saluran

media. Dengan demikian kebutuhan individu merupakan titik awal

kemunculan teori ini..

Teori use and gratificaion ini adalah kebalikan dari teori peluru atau

jarum hipodemik. dalam teori peluru media itu sangant aktif dalam all

powerfull berada audience. sementara berada dipihak pasif. Sementara dalam

teori aktif use and gartification ditekanka bahwa audience itu aktif untuk

memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya.

Uses and Gratification Menurut Katz, dan Blumer (dalam Rakhmat,

2012) Pada tahun 1974 teori ini dikemukakan lagi oleh Herbert Blumer dan

elihu Katz, yang dikenalkan dalam bukunya yang berjudul The Use of Mass

Comunication:Current Prespectives on gratificaton. Sedangkan Blumer dan

Katz mengatakan bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk

memilih dan menggunakan media tersebut (dalam Rakhmat, 2012). Dengan

kata lain penggunaan media tersebut adalah pihak yang aktif dalam proses

komunikasi. Artinya teori use and gratification mengasumsikan bahwa

pengguna mempunyai pilihan untuk memuaskan kebutuhannya.Teori ini

mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu

menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Penganut teori ini

meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat selektif.

repository.unisba.ac.id

Page 12: BAB II - Repository UNISBA

27

Menurut para pendirinya, Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael

Gurevitch (dalam Rakhmat, 2012), uses and gratifications meneliti asal mula

kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu

dari media massa atau sumber-sumber lain , yang membawa pada pola terpaan

media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan

pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain.

Model Uses and Gratification Gambar 2.1

repository.unisba.ac.id

Page 13: BAB II - Repository UNISBA

28

Perkembangan teori Uses and Gratification Media dibedakan dalam

tiga fase (Rosengren dkk. 1974 dalam Rachmat 2012), yaitu:

1. Fase pertama ditandai oleh Elihu Katz dan Blumler (1974) memberikan

deskripsi tentang orientasi subgroup audiens untuk memilih dari ragam isi

media. Dalam fase ini masih terdapat kelemahan metodologis dan konseptual

dalam meneliti orientasi audiens.

2. Fase kedua, Elihu Katz dan Blumler menawarkan operasionalisasi variabel-

variabel sosial dan psikologis yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap

perbedaan pola–pola konsumsi media. Fase ini juga menandai dimulainya

perhatian pada tipologi penelitian gratifikasi media.

3. Fase ketiga, ditandai adanya usaha menggunakan data gratifikasi untuk

menjelaskan cara lain dalam proses komunikasi, dimana harapan dan motif

audiens mungkin berhubungan.

Kristalisasi dari gagasan, anggapan, temuan penelitian tentang Uses and

Gratification Media mengatakan, bahwa kebutuhan social dan psikologis

menggerakkan harapan pada media massa atau sumber lain yang membimbing

pada perbedaan pola-pola terpaan media dalam menghasilkan pemuasan

kebutuhan dan konsekuensi lain yang sebagian besar mungkin tidak sengaja.

repository.unisba.ac.id

Page 14: BAB II - Repository UNISBA

29

Elihu Katz;Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch ( dalam Rosengren

dkk., 1974) menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and

Gratification Media sebagai berikut:

1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.

2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan

media spesifik terletak di tangan audiens

3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan

kebutuhan audiens

4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan

penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi

peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.

5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau

isi harus dibentuk.

Sementara menurut Blumer (dalam Rakhmat, 2012: 66) menyebutkan tiga

jenis orientasi:

1. Kognitif (kebutuhan bukan informasi, surveliance, atau eksplorasi

realitas)

2. Diversi (Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebituhan akan

hiburan)

3. Identitas Personal (yakin,”isi media untuk memperkuat atau menonjolkan

isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam

kehidupan atau situasi khalayak sendiri”).

repository.unisba.ac.id

Page 15: BAB II - Repository UNISBA

30

Kognitif pada dasarnya menyangkut pada pemahaman dan kesadaran,

dan pada penelitian ini kesadaran dan peamhaman yang dibentuk oleh pemilik

account online shop Instagram dengan para pengguna Instagram lainnya. hal

inipun merujuk pada teori komunikasi interpersonal:

Dalam bukunya ”The Interpersonal Communication Book” mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai: ”Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika”( Jonseph A. Devito dalam Fajar, 2009:78) Komunikasi interpersonal sangat potensial untuk menjalankan fungsi

instrumental sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain,

karena kita dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk memberikan

stimuli sebagai daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada komunikan

kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna,

komunikasi interpersonal berperan penting hingga kapan pun, selama manusia

masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat

manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi

lewat media massa seperti surat kabar, televisi, ataupun lewat teknologi

tercanggih pun.

Diversi pada dasarnya memiliki penjabaran mengenai pelepasan akan

ekanan dan hiburan. Seperti halnya perkembangan teori uses and gratification

bahwa motif pelepasan atau ‘diversion’ memungkinkan tumbuhnya persepsi

audiens tentang keakuratan gambaran sosial di dalam program intertaintment

repository.unisba.ac.id

Page 16: BAB II - Repository UNISBA

31

(hiburan). Hal ini juga terkait dengan kepuasan media dalam teori media

massa.

Identitas Personal Istilah ini merujuk pada pemahaman dan

pengetahuan seseorang atas dirinya sendiri. Konsep diri tidak bersifat bawaan

dari lahir, melainkan sesuatu yang didapat melalui proses pembelajaran,

pengorganisasian diri dan senantiasa dinamis. Konsep Diri merupakan

kerangka yang memandu bagaimana kita memproses informasi tentang diri

dan keberadaan kita dalam lingkungan.

2.2.5 Instagram

Instagram merupakan salah satu aplikasi jejaring sosial yang pada

awal mulanya berdiri pada tahun 2010 perusahaan Burbn, Inc., merupakan

sebuah teknologi startup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi

untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus

yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile, namun kedua CEO, Kevin

Systrom dan juga Mike Krieger, memutuskan untuk lebih fokus pada satu hal

saja. Setelah satu minggu mereka mencoba untuk membuat sebuah ide yang

bagus, pada akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari Burbn,

namun di dalamnya masih ada beberapa hal yang belum sempurna. Versi

Burbn yang sudah final, aplikasi yang sudah dapat digunakan di dalam

iPhone, yang dimana isinya terlalu banyak dengan fitur-fitur. Sulit bagi Kevin

repository.unisba.ac.id

Page 17: BAB II - Repository UNISBA

32

Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi fitur-fitur yang ada, dan

memulai lagi dari awal, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada

bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk menyukai sebuah foto.

Itulah yang akhirnya menjadi Instagram.

Instagram adalah aplikasi gratis untuk berbagi foto yang memungkinkan pengguna untuk mengambil foto, menerapkan digital penyaringan untuk itu, dan kemudian berbagi pada berbagai layanan jaringan sosial, termasuk sendiri Instagram itu. Sebuah fitur batas foto ke dalam bentuk persegi yang khas, biasanya lebih digunakan oleh perangkat mobile kamera. (Bambang, 2012: 6)

2.2.6 Online Shop

Sebagian orang mendefinisikan bahwa bisnis online adalah sesuatu

aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang ditawarkan melalui media

internet mulai dari negoisasi hingga kegiatan transaksinya, seperti menjual

software, ebook dan sejenisnya tanpa harus bertatap muka dengan

customer.Saya sendiri cenderung lebih setuju apabila bisnis online

didefinisikan sebagai “sesuatu aktifitas bisnis yang sebagian atau seluruh

kegiatannya dilakukan melalui media internet” apapun jenis bisnisnya dari

mulai menjual hasil bumi hingga mobil. Dengan kata lain meski kita hanya

seorang marketing dari sebuah perusahaan dan melakukan aktifitas marketing

melalui media internet, bisa disebut sebagai pelaku bisnis online.

Bisnis online adalah sesuatu aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang ditawarkan melalui media internet mulai dari bergabung,

repository.unisba.ac.id

Page 18: BAB II - Repository UNISBA

33

negoisasi hingga kegiatan transaksinya, yang sebagian atau seluruh kegiatannya dilakukan melalui media internet. (Salim: 2012)

Jadi dapat disimpulkan bahwa bisnis online adalah suatu kegiatan atau

aktifitas yang dilakukan di media internet untuk menghasilkan uang. Seperti

halnya sebuah kegiatan bisnis di kehidupan nyata, bisnis online yang di

jalankan via Internet ini pun memiliki tujuan yang sama yaitu menghasilkan

suatu keuntungan.

repository.unisba.ac.id