bab ii (re-pengolahan air limbah domestik)

23
II. MEMPELAJARI PENGOLAHAN FISIK DAN BIOLOGI AIR LIMBAH DOMESTIK (IPAL) BOJONGSOANG 2.1 Jenis Kegiatan Jenis kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari proses pengolahan air limbah (IPAL) Bojongsoang yang terdiri dari Pengolahan Fisik dan Pengolahan Biologi dengan unit pengolahan terdiri dari Instalasi dan Kolam Stabilisasi. 2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang yang beralamatkan di Jl. Raya Bojongsoang, Kecamatan Ciganitri, Kabupaten Bandung. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan sejak tanggal 18 April 2011 hingga 20 Mei 2011. 2.3 Jenis Kegiatan PKL yang Dilakukan Pekerjaan Pengolahan Air Limbah Domestik di IPAL Bojongsoang terdiri dari Pengolahan Fisik dan Biologi dengan unit pengolahan terdiri dari Instalasi dan kolam Stabilisasi. Proses Fisik pada Instalasi meliputi : 1. Pemisahan sampah besar/kasar 2. Pemisahan sampah halus 3. Pemisahan pasir 5

Upload: aurora-septy

Post on 05-Jul-2015

924 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

II. MEMPELAJARI PENGOLAHAN FISIK DAN BIOLOGI AIR LIMBAH

DOMESTIK (IPAL) BOJONGSOANG

2.1 Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari proses pengolahan air

limbah (IPAL) Bojongsoang yang terdiri dari Pengolahan Fisik dan Pengolahan

Biologi dengan unit pengolahan terdiri dari Instalasi dan Kolam Stabilisasi.

2.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini

dilaksanakan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Bojongsoang yang

beralamatkan di Jl. Raya Bojongsoang, Kecamatan Ciganitri, Kabupaten

Bandung. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan sejak tanggal 18 April 2011

hingga 20 Mei 2011.

2.3 Jenis Kegiatan PKL yang Dilakukan

Pekerjaan Pengolahan Air Limbah Domestik di IPAL Bojongsoang terdiri

dari Pengolahan Fisik dan Biologi dengan unit pengolahan terdiri dari Instalasi

dan kolam Stabilisasi.

Proses Fisik pada Instalasi meliputi :

1. Pemisahan sampah besar/kasar

2. Pemisahan sampah halus

3. Pemisahan pasir

Proses Biologi pada Kolam Stabilisasi meliputi beberapa tahap, antara lain :

1. Proses Anaerob

2. Proses Fakultatif

3. Proses Penyempurnaan (Maturasi)

5

6

2.4 Peralatan dan Bahan yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam Proses Pengolahan Limbah Cair Domestik di

IPAL Bojongsoang sebagai berikut :

Alat yang digunakan pada proses Fisik pada Instalasi meliputi :

1. Saringan Kasar (Bar Screen)

2. Kolam Pengumpul (Sump Well)

3. Pompa ulir (Screw Pump)

4. Saringan Halus (Mechanical Bar Screen)

5. Kontainer Sampah

6. Alat pemisah Pasir (Grit Rake)

7. Pengeruk Pasir (Grit Chamber)

Alat yang digunakan pada proses Biologi pada Kolam Stabilisasi meliputi :

1. Kolam Anaerob

2. Kolam Fakultatif

3. Kolam Maturasi

2.5 Pelaksanaan Kegiatan

2.5.1 Pengertian Air Limbah

Air buangan atau limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair

yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran maupun

perindustrian bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman, dan air hujan

(Metcalf dan Eddy). Sedangkan menurut Ehlers dan Steed, air buangan atau

limbah adalah cairan yang dibawa oleh air buangan.

Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan

atau limbah adalah air kotor yang merupakan hasil samping dari aktifitas manusia

baik dari aktifitas rumah tangga, industri, tempat-tempat umum (seperti tempat

rekreasi) dan biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat

membahayakan kehidupan manusia serta membahayakan kelestarian lingkungan.

Data mengenai sumber air limbah dapat dipergunakan untuk

memperkirakan jumlah rata-rata aliran air limbah dari berbagai jenis perumahan,

industri dan aliran air tanah yang ada di sekitarnya. Seluruh data ini harus dihitung

7

perkembangannya atau pertumbuhannya sebelum membuat suatu bangunan

pengolah air limbah serta merencanakan pemasangan saluran pembawanya.

Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah air berasal dari

perumahan dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah

pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasi.

Untuk daerah tertentu banyaknya air limbah dapat diukur secara langsung. Untuk

daerah perumahan yang kecil aliran air limbah biasanya diperhitungkan melalui

kepadatan penduduk dan rata-rata perorang dalam membuang air limbah. Adapun

besarnya rata-rata air limbah yang berasal dari daerah hunian dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Aliran Air Limbah dari Daerah Pemukiman

Sumber Unit

Jumlah Aliran

(L/Unit/Hari)

Kisaran Rata-rata

1 Apartemen Orang 200-300 260

2 Hotel, penghuni tetap Orang 150-220 190

3Tempat tinggal keluarga :

Rumah tangga

Rumah mewah

Rumah agak modern

Rumah pondok

Orang

Orang

Orang

Orang

190-350

300-550

100-250

100-240

280

380

200

190

4 Rumah kos-kosan Orang 120-200 150

Sumber: Metcalf dan Eddy, 1979

2.5.2 Tata Letak Sistem Pelayanan IPAL Bojongsoang

Instalasi Pengolahan Air Limbah PDAM Kota Bandung terletak di

Kabupaten Bandung tepatnya di Kecamatan bojongsoang. Instalasi ini

mempunyai areal yang cukup luas sehingga lokasinya merupakan perbatasan

diantara dua desa, yaitu Desa bojongsoang dan Desa Bojongsari. Luas areal

8

instalasi tersebut adalah 85 Ha yang meliputi instalsi dan kolam stabilisasi, sistem

pelayanan air limbah Kota Bandung tertera pada Gambar 1.

Keterangan gambar :

1. Cimahi Utara 2. Dago3. Wilayah Bojongkara 4. Wilayah Cibeunying5. Wilayah Karees 6. Wilayah Tegalega7. Wilayah Ujungberung 8. Wilayah Gedebage9. IPAL Bojongsoang

Gambar 1. Unit Sistem Pelayanan Air Limbah kota BandungSumber : IPAL, 2000

2.5.3 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK IPAL

BOJONGSOANG

Sistem pengolahan air limbah di IPAL Bojongsoang terhitung

konvensional. Proses-prosesnya mengutamakan proses alami, tanpa bantuan

teknologi yang rumit dan tanpa bantuan bahan kimia aditif. IPAL seluas 85 hektar

ini mengolah air limbah melalui dua proses utama, yaitu proses fisik dan biologi.

Proses fisik memisahkan air limbah dari sampah-sampah, pasir, dan padatan

lainnya sehingga proses pengolahan biologi tidak terganggu. Proses biologi

1 2

43

5

7

6

8

9

CIMAHI UTARA DAGO

WILAYAH CIBEUNYING

WILAYAH BOJONGKARA

WILAYAH KAREES WILAYAH UJUNG

BERUNG

WILAYAH GEDE BAGE

WILAYAH TEGALEGA

IPAL BOJONGSOANG

9

mengolah air limbah sehingga parameter Biochemical Oxygen Demand (BOD),

Chemical Oxygen Demand (COD), Dissolved Oxygen (DO), kandungan bakteri

Coli, kandungan logam berat, dan lainnya yang memenuhi daya dukung

lingkungan badan air di mana air limbah yang sudah diolah ini akan dibuang.

Berikut adalah Gambar 2 skema dari proses pengolahan air limbah IPAL

Bojongsoang.

Gambar 2 . Skema Proses Pengolahan Limbah oleh IPAL BojongsoangSumber : IPAL, 2000

2.5.4 PROSES FISIK PADA INSTALASI AIR LIMBAH DOMESTIK

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mereduksi material secara fisik

dapat dilakukan dengan mereduksi SS (suspended solid) sehingga terjadi

penurunan kandungan material organik dan BOD. Antara lain : screening, filtrasi,

flotasi, sedimentasi, mixing. Berikut adalah tahapan–tahapan proses fisik pada

Instalasi (IPAL) Bojongsoang :

1. Saluran Masuk Air Limbah Domestik (Open Channel)

Pada saluran open channel air limbah domestik dikondisikan sedemikian

rupa sehingga ketika air limbah masuk ke unit pengolahan utama tidak

10

mengganggu proses yang ada. Proses ini juga digunakan untuk mengurangi beban

pada pengolahan utama seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Saluran Open ChannelSumber : Aurora, 2011

2. Bar Screen ( Pemisah Sampah Kasar Manual)

Langkah awal dalam pengolahan air limbah adalah membersihkan

partikel-partikel besar yang mengapung dan tersuspensi. Dimensi dan ukuran

screen dipengaruhi oleh parameter - parameter sebagai berikut: Kecepatan aliran

air limbah pada screening channel (saluran screening) tidak boleh dibawah

kecepatan pembersihan diri (cleansing self) sebesar 37.5 cm/dtk, Gambar 4

memperlihatkan mesin Bar Screen. Air buangan yang telah melewati bar screen

kemudian dikumpulkan pada sumur pengumpulan selanjutnya dipompakan

menuju instalasi pengelolaan.

Tabel 2 Jenis rak yang dibersihkan mekanis dan dengan tanganBagian-bagiannya

Ukuran JerujiPembersihan

dengan tanganPembersihan

mekanisLebar (mm)Dalam (mm)

Jarak bersih antara jeruji (mm)Kemiringan dari atas

Kecepatan yang diharapkan (m/s)Kehilangan tekanan

5-1525-7525-5030-450.3-0.6

150

5-1525-7515-750-300.6-1150

Sumber : Metcalf dan Eddy, 1979

11

Gambar 4. Manual Bar ScreenSumber : Aurora, 2011

3. Sump Well (Sumur Pengumpul)

Langkah selanjutnya air limbah yang sudah melewati Bar Screen

(Saringan Kasar) masuk menuju sumur pengumpul, fungsi dari sumur pengumpul

adalah untuk mengatasi masalah operasional yang disebabkan oleh debit yang

bervariasi, untuk meningkatkan hasil dari pelaksanaan proses selanjutnya dan

meminimalkan ukuran dan biaya dari fasilitas pengolahan hilir. Digunakan untuk

melakukan netralisasi, pendinginan, dan memperkecil beban kandungan beban

limbah sebelum masuk ke pengolahan biologis.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Bentuk bak :

Bentuk bak yang dirancang tergantung kualitas air limbah yaitu :

Adanya padatan yang mudah mengendap

Diperlukan pengadukan

Diperlukan oksigenasi/suplay udara

2) Waktu tinggal

Waktu tinggal air limbah dalam bak akan menentukan dimensi bak yaitu :

Kualitas air limbah (apakah berbau)

Lahan yang tersedia

12

Kerusakan/perbaikan peralatan

Jumlah/debit air limbah per hari

Untuk mengetahui jumlah air yang harus ditampung yaitu :

waktu tinggal

Luas penampang

Kedalaman efektif :

Volume bak penampung = Waktu tinggal x jumlah air

Penggunaan sumur pengumpul berfungsi sebagai berikut:

a. Menampung air buangan dari sumber yang kedalamannya dibawah

permukaan dari instalasi pengolahan air buangan sebelum air buangan

tersebut dipompakan ke atas.

b. Menstabilkan atau mengkonstankan variasi debit dan konsentrasi air

buangan.

c. Meningkatkan kinerja pada proses selanjutnya.

4. Screw Pump (Pompa Ulir)

Langkah selanjutnya adalah memompa air limbah menggunakan Screw

Pump agar air limbah dapat naik menuju ke atas menuju saringan halus

(Mechanical Bar Screen). Waktu pengumpulan pada sumur pengumpulan tidak

boleh terlalu lama, pompa Screw Pump di Instalasi Bojongsoang akan bekerja

secara otomatis ketika air limbah yang dikumpulkan pada sumur pengumpul

mengenai kutub kabel yang dihubungkan dengan tombol operasi mesin Screw

Pump. Selain itu kita dapat menghitung power pompa digunakan rumus sebagai

berikut :

13

P =

Dimana : P = Power pompa (K. Nm/ dt)

δ = Berat spesifikasi air (KN / m3)

H = Head loss total

η = Efisiensi pompa (45 – 75%)

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan pompa dan penentuan

sistem dalam pompa adalah sebagai berikut :

a. Kandungan padatan dalam air buangan

b. Kandungan kimia dalam air buangan

c. Kondisi air buangan / suhu

d. Penentuan jumlah pompa

e. Daya yang harus disediakan pompa

f. Kondisi suction pompa itu sendiri

Gambar Screw Pump dan Mesin Operasi Penggerak Pompa ditunjukan oleh Gambar 5.

Gambar 5. Screw Pump (kiri) dan Mesin Penggerak Screw Pump (kanan)Sumber : Aurora, 2011

5. Mechanical Bar Screen ( Saringan Halus)

Setelah melewati proses pemompaan, air limbah domestik akan masuk

kedalam Mechanical Bar Screen yang merupakan alat mekanis berupa mesin

penghalus atau pemarut berfungsi untuk menghaluskan / menghancurkan padatan

kasar, sehingga mempunyai ukuran kecil yang seragam. Mechanical Bar Screen

14

(Saringan Halus) terdiri dari sebuah tabung berongga yang terbuat dari besi yang

berputar secara terus menerus pada sumbu vertikal dengan sumber tenaga dari

motor listrik. Pada tabung ini merupakan suatu saringan yang mempunyai gigi-

gigi pemotong yang tajam lalu sampah yang berasal dari Mechanical Bar screen

akan dipadatkan oleh Screen Press lalu masuk kedalam kontainer sampah, berikut

adalah Gambar 6 menunjukan Mechanical Bar Screen dan Screen Press.

Gambar 6. Mechanical Bar Screen (kiri) dan Screen Press (kanan)Sumber : Aurora 2011

6. Sedimentasi pada Grit Rake dan Grit Chamber

Setelah air limbah melalui proses di Mechanical Bar Screen (saringan

halus), lalu air limbah masuk ke proses penyaringan dan pengerukan pasir-pasir

halus yang dilakukan oleh Grit Rake dan Grit Chamber di bagian ini dilakukan

proses pemisahan padatan dalam air limbah berdasarkan perbedaan berat jenis

antara padatan dan air. Pada proses sedimentasi padatan akan mengendap dengan

sendirinya, berikut adalah Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan Grit Chamber

dan Grit Rake.

Gambar 7 . Grit Chamber untuk memisahkan pasir dari air buangan yang pengoperasian secara mekanik

Sumber : Aurora, 2011

15

Gambar 8 . Grit rake untuk melakukan pengerukan pasir yang terkumpul pada Grit Dischare PocketSumber:Aurora, 2011

2.5.5 PROSES BIOLOGI PADA KOLAM STABILISASISetelah melalui proses fisik, air limbah akan masuk ke dalam proses

biologi. Ditinjau dari kebutuhan oksigen, maka proses ini dapat dibedakan

menjadi dua jenis yaitu proses aerob yang berlangsung dengan hadirnya oksigen

dan proses anaerob yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Berikut adalah Gambar 9 diagram alir dari proses biologi pengolahan

limbah yang dilakukan oleh IPAL Bojongsoang

Gambar 9 . Diagram Alir Proses Biologi di IPAL BojongsoangSumber : IPAL, 2000

16

Kolam pengolahan biologi terdiri dari 14 kolam yang terdiri dari dua

bagian utama utama, bagian A dan bagian B. Jadi, masing-masing bagian terdiri

dari tujuh kolam yaitu, tiga kolam anaerob, dua kolam fakultatif, dan dua kolam

maturasi dan hasil akhir dari semua proses tersebut berakhir ke anak Sungai

Citarum sebagai badan air buangan air limbah yang sudah di treatment.

1. Proses Anaerobik

Langkah awal pada proses biologi adalah proses anaerobik yang dilakukan

pada kolam stabilisasi baik yang berupa aerobik maupun yang berjalan secara

anaerobik pada proses ini akan menghilangkan bau dan memudahkan

penghancuran serta menghilangkan jumlah mikroorganisme. Pada Gambar 10

terjadi proses anaerob dimana proses anaerobik akan menghasilkan gas metan

yang bisa dipergunakan sebagai sumber energi, bakteri yang membantu

menghasilkan gas methan adalah Methanosarcina bakteri dan Methanospirillum

hungaley, sedangkan pada proses aerobik akan menghilangkan zat organiknya.

Proses anaerobik merupakan upaya penurunan bahan organik secara anaerobik

dengan bantuan mikroba anaerob. Karakteristik kolam anaerobik adalah sebagai

berikut.

Debit : 80.835 m3/hari

Beban volumetrik : 275 g BOD/m3/hari

BOD Influen : 360 mg/l

Total Beban Org : 20.100 kg BOD/hari

Waktu Detensi : 2 hari

Kedalaman kolam : 4 m

Luas Area : 4,04 ha

Temperatur : 22,5 oC

BOD Efluen : 144 mg/l

17

Gambar 10. Kolam Anaerobik(Sumber : Aurora, 2011)

2. Proses Fakultatif

Setelah melewati kolam anaerobik, air limbah masuk ke proses fakultatif

yang merupakan kolam dengan kedalaman 1-2.5 meter. Pada kolam ini kedalaman

air terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona aerobik di bagian atas, zona fakultatif di

bagian tengah dan zona anaerobik dibagian atas dasar kolam. Alga yang

menempati bagian atas akan melakukan fotosintesis pada siang hari, pada lapisan

kedua jumlah oksigen relatif lebih sedikit dan pada lapisan di dasar kolam terjadi

proses anaerobik atau tanpa adanya oksigen. Pada Proses fakultatif terjadi upaya

penurunan bahan organik secara anaerob dan aerob , pada proses fakultatif terjadi

proses reduksi BOD sampai 80 %, peningkatan kadar Oksigen( Dari Reaerasi

dan Proses Fotosintesa), serta penurunan Bakteri Pathogen. Kolam Fakultatif

ditunjukan oleh Gambar 11. Karakteristik kolam fakultatif adalah sebagai berikut.

Debit : 80.835 m3/hari

Beban volumetrik : 300 gr BOD/m3/hari

BOD Influen : 144 mg/l

Total Beban Org : 11.640 kg BOD/hari

Waktu Detensi : 5,6 - 7 hari

Kedalaman kolam : 2 m

Luas Area : 29,8 ha

Temperatur : 22,5 oC

BOD Efluen : 50 mg/l

18

Gambar 11. Kolam FakultatifSumber : Aurora, 2011

3. Proses Maturasi

Proses terakhir adalah maturasi merupakan proses pematangan air buangan

sebagai penyempurnaan dari kualitas efluen akhir sesuai dengan standar baku

mutu yang berlaku sebelum dibuang ke badan air atau sungai dapat dilihat pada

Gambar 12. Karakteristik kolam maturasi adalah sebagai berikut.

Debit : 80.835 m3/hari

Fecal coli : 5000 MPN/100 ml

BOD Influen : 50 mg/l

Waktu Detensi : 3 hari

Kedalaman kolam : 1,5 m

Luas Area : 32,2 ha

Temperatur : 22,5 oC

BOD Efluen : 30 mg/l

Gambar 12 Kolam Maturasi Air Limbah Yang Siap Buang ke Badan AirSumber : Aurora, 2011

19

Air hasil olahan berupa effluen yang dilepas ke badan air penerima harus

sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan. Adapun standar desain untuk proses

pengolahan pada IPAL Bojongsoang adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Standar Baku Mutu Air Limbah IPAL Bojongsoang

No PARAMETERKOLAM/ PROSES

SATUANAn F M

1 Debit 80.835 80.835 80.835 m3/hari

2 Beban Volumetrik 275 300 - gr.BOD/m3/hari

34

BOD InfluentTotal Beban Organik

36020.100

14411.640

50-

mg/Lgr.BOD/m3/hari

5 Detention Time 2 5-7 3 Hari

6 Kedalaman Kolam 2 5-7 3 Meter

7 Luas Area 4,04 29,8 32,5 Ha

8 Temperatur 22,5 22,5 22,5 oC

9 BOD effluent 144 50 30 Mg/liter

10 Fecal Coli 108 - 5.000 mpn/100ml

Sumber : IPAL, 2000*keterangan

An : Kolam Anaerobik

F : Kolam Fakultatif

M : Kolam Maturasi

2.5.6 Debit Air Buangan

Jumlah air buangan yang masuk ke Instalsi Pengolahan adalah berfluktuasi

sesuai dengan kondisi musim.

Tabel 4. Data Perhitungan Jumlah Air Masuk ke IPAL Tahun 2006-2010

No TahunDebit Air

Terolah Rata –Rata/ Hari

Kehilangan AirTotal Debit Sebenarnya

KeteranganPump. Station

Open Channel

1 2006 9.664 m3/hari 3.221 m3/hari 4.832 17.717

Debit Air Selama Setahun Dalam Variasi

Musim

2 2007 15.882m3/hari 5.294 m3/hari 7.941 29.117

3 2008 19.748m3/hari 6.582 m3/hari 9.874 36.204

4 2009 20.427 m3/hari 6.809 m3/hari 10.213 37.449

5 2010 17.242 m3/hari 5.747 m3/hari 8.621 31.610

Sumber : IPAL, 2000

20

Gambar 13. Alat Pengukur Debit Air Limbah Yang MasukSumber : Aurora, 2011

2.5.7 PEMANFAATAN HASIL PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

1. Produk Utama

Hasil proses instalsi pengolahan air limbah Bojongsoang dimanfaatkan

oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan pertanian dan perikanan.

Warga masyarakat sekitar IPAL Bojongsoang yang memanfaatkan air mencakup

4 Desa yaitu :

1. Desa Bojongsoang : untuk mengairi ± 50 Ha

2. Desa Bojongsari : untuk mengairi ± 60 Ha

3. Desa Lengkong : untuk mengairi ± 50 Ha

4. Desa Cipagalo : untuk mengairi ± 20 Ha

2. Produk Sampingan

Sesuai dengan berlangsungnya proses operasional instalasi pengolahan

maka pemeliharaan proses harus selalu diperhatikan. Dalam pemeliharaan proses

Biologi, pengendapan lumpur merupakan masalah utama pada kolam Anaerobik,

sedangkan pada kolam lainnya relatif kecil. Untuk mencegah terjadinya gangguan

proses pada kolam stabilisasi maka perlu dilakukan pengangkatan lumpur dari

kolam Anaerobik. Pengangkatan lumpur dilakukan setiap 5 tahun sekali.

Jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar maka perlu dicari alternatif

pemanfaatannya sehingga tidak mengganggu lingkungan. Sesuai dengan hasil uji

21

laboratorium, komposisi lumpur sangat baik untuk media pertumbuhan tanaman.

Untuk itu maka telah dilakukan pengujian terhadap berbagi jenis tanaman baik

tanaman konsumsi maupun tanaman non-konsumsi. Berikut adalah kegiatan

dalam rangka pemanfaatan lumpur kolam Anaerobik antara lain :

Gambar 14. Penghijauan LokasiSumber : Aurora, 2011

Gambar 15. Pembibitan Tanaman Hias di Green HouseSumber : Aurora, 2011