bab ii plat

31
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Plat Lantai Plat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu bangunan,baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya, pelat lantai dibangun dengan konstruksi beton bertulang sebagai dasar utamanya. 2.1.1. Fungsi Flat Pelat atau slab adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan. Struktur pelat lantai ini menyalurkan semua jenis beban yang diantisipasi ke tanah. Tingkat ketebalan pelat ditentukan oleh besarnya lendutan yang diinginkan dan lebar batang atau jarak antara balok-balok pendukung. Plat lantai, yang meskipun terbuat dari berbagai macam jenis bahan, mempunyai fungsi yang sama, yaitu: 1. Memisahkan lantai bawah dan lantai yang diatasnya 5

Upload: adipati

Post on 26-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II plat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Plat Lantai

Plat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu

bangunan,baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi

struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya, pelat lantai dibangun dengan konstruksi

beton bertulang sebagai dasar utamanya.

2.1.1. Fungsi Flat

Pelat atau slab adalah elemen bidang tipis yang menahan beban-beban melalui aksi

lentur ke masing-masing tumpuan. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu

pada kolom bangunan. Struktur pelat lantai ini menyalurkan semua jenis beban yang

diantisipasi ke tanah. Tingkat ketebalan pelat ditentukan oleh besarnya lendutan yang

diinginkan dan lebar batang atau jarak antara balok-balok pendukung.

Plat lantai, yang meskipun terbuat dari berbagai macam jenis bahan, mempunyai

fungsi yang sama, yaitu:

1. Memisahkan lantai bawah dan lantai yang diatasnya

2. Tempat berpijak di lantai atas

3. Peredam suara dari lantai bawah ke lantai atas maupun sebaliknya

4. Sebagai tempat untuk penempatan kabel listrik dan lampu di lantai bawah

5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

5

Page 2: BAB II plat

2.1.2. Jenis – jenis Plat Lantai

Berdasarkan material bahannya, terdapat bermacam-macam jenis plat

lantai.Macam-macam plat lantai tersebut yaitu:

1. P l a t Lantai Kayu

Plat lantai kayu ini terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan

menjadi satu kesatuan yang kuat, sehingga terbentuklah bidang injak yang luas.

2. Plat Lantai Beton

Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat, bersama

denganbalok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini di Pasang

tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen

tarik dan juga lenturan.Perencanaan dan perhitungan plat lanta beton ini telah

diatur oleh pemerintah yang tercantum didalam buku SNI Beton 1991 .

3. Plat Lantai Baja

Konstruksi plat lanta baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang

komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material

baja tahap ini plat lantai baja digunakan pada bangunan semi permanen seperti

bangunanuntuk bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

2.1.3. Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung

Macam-macam metode struktur plat lantai gedung ini yaitu:

1. Metode Konvensional

Yaitu pengerjaannya dilakukan ditempat, dengan bekisting yang menggunakan

6

Page 3: BAB II plat

polywood dengan perancah scaffolding. Ini adalah cara yang masih terbilang ‘kuno’

dan memakan banyak waktu dan biaya, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk

mendapatkan inovasi terbaru dan untuk mendapatkan waktu yang cepat dan biaya

yang murah.

2. Metode half slab

Metode ini disebut metode half slab karena sebagian struktur plat lantai dikerjakan

dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat di pabrik untuk kemudian dikirim ke

lokasi proyek untuk dipasang, yang kemudian dipasang besi tulangan atas, kemudian

di cor sebagian plat yang dilakukan di tempat proyek.

Kelebihan dari metode half slab ini yaitu terdapat penghematan waktu dan biaya

untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan

sistem ini, contohnya yaitu area toilet, yang tetap dipasang dengan cara

konvensional untuk menghindari kebocoran di dalamnya.

3. Metode Full precast

Metode ini bisa disebut metode yang paling cepat pengerjaannya. Akan tetapi,

perlu diperhatikan juga, metode ini harus memperhatikan kekuatan alat angkat,dimana

kuat angkat ujung tower crane harus lebih besar dari total beton precast.

4. Metode Bondek

Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh plat bondek, dengan

harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekisting dibawahnya. Tulangan atas bisa

dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat

dalam pemasangannya.

7

Page 4: BAB II plat

1.1.4. Pekerjaan Plat Lantai

Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan bekisting plat

Sebelum pekerjaan bekisting pemasangan Scaffolding (Perancah) harus di

lakukan guna untuk sebagai penyangga dan penopang beban pada

pengecoran.Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu

usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu

maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan posisi bekisting saat

pengecoran.digunakan beton decking untuk menjaga posisi tulangan dan

memberikan selimut beton yang cukup.

2. Pekerjaan pembesian.

Pembesian dilakukan setelah lantai kerja atau bekisting selesai ,kemudian di

lakukan pengangkatan material besi menggunakan crane ,setelah itu di lakukan

proses penganyaman besi dan penyambungan dengan diameter besi ulir 10 mm

dan jarak 100 - 200 mm.

3. Pekerjaan control kualitas.

Sebelum dilakukan pengecoran, perlu dilakukan control kualitas yang terdiri

atas dua tahap yaitu :

a. Sebelum pengecoran.

Sebelum pengecoran dilakukan control kualitas terhadap :

Kebersihan dari sisa-sisa kawat bendrat dan serbuk sisa pemotongan.

Posisi dan kondisi bekisting.

Posisi dan penempatan pembesian.

Jarak antar tulangan.

8

Page 5: BAB II plat

Panjang penjangkaran.

Ketebalan beton decking.

Ukuran baja tulangan yang digunakan.

b. Pada saat pengecoran.

Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari concrete mixer truck

diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum

dalam spesifikasi. Pekerjaan control kualitas ini akan dilakukan bersama-

sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara

pengesahan control kualitas.

4. Pekerjaan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan

menggunakan Concrete Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan

sambungan selalu didahului dengan penggunaan bahan Bonding Agent.

2.2. Struktur Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek, agar segala sesuatu

didalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan baik, diperlukan suatu

organisasi kerja yang efisien.

Pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan suatu proyek terlibat unsur-unsur

utama dalam menciptakan, mewujudkan, dan menyelenggarakan proyek tersebut.

Adapun unsur-unsur utama tersebut adalah:

a. Pemilik Proyek

b. Konsultan Perencana

c. Konsultan Pengawas

d. Kontraktor

9

Page 6: BAB II plat

2.2.1. Pemilik Proyek / Owner (Pemberi Tugas)

Pemilik proyek atau pemberi tugas yaitu seseorang atau perkumpulan atau badan

usaha tertentu maupun jabatan yang mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu

bangunan.

10

Page 7: BAB II plat

Konsultan Perencana Konsultan Pengawas

Supervisi Quality Enginer

Direktur

Chief Enginering Surveyor Inspektor Lap Technician

Pelaksana Peralatan

OWNER

KONSULTAN KONTRAKTOR

KONSULTAN

KONTRAKTOR

Pengawas

Mandor Staf Ahli

Kepala Tukang Q.E Surveyor Mekanik Seksi Logistik

Gambar 2.12. Struktur organisasi proyek

Pemilik proyek berkewajiban sebagai berikut:

a. Memberikan tugas kepada pemborong untuk melaksanakan pekerjaan pemborong

seperti diuraikan dalam pasal-pasal rencana kerja dan syarat sesuai dengan gambar

kerja, berita acara penjelasan, maupun berita acara klasifikasi menurut syarat-syarat

teknis sampai pekerjaan seluruhnya dengan baik.

b. Harus memberikan tugas kepada pemborong untuk melaksanakan pekerjaan

pemborong seperti diuraikan dalam pasal rencana kerja dan syarat sesuai dengan

gambar kerja. Berita acara penyelesaian pekerjaan maupun berita acara klasifikasi

menurut syarat-syarat teknik sampai pekerjaan selesai seluruhnya dengan baik.

11

Page 8: BAB II plat

c. Bila pemborong menemukan suatu ketidaksesuaian atau penyimpangan antar

gambar kerja, rencana kerja, dan syarat-syarat lainnya, ia harus dengan segera

memberitahukan kepada pemberi tugas secara tertulis, menguraikan

ketidaksesuaian atau penyimpangan itu, dan pemberi tugas harus mengeluarkan

petunjuk mengenai hal tersebut.

Pemilik proyek akan menunjuk seorang yang ahli sebagai pemimpin proyek.

Dibawah owner (pemilik proyek) terdapat beberapa staff yang membantu dalam

terlaksananya proyek yaitu:

1. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)

KPA adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan seluruh atau sebagian

kewenangan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Satuan

Kerja Perangkat Daerah.

Kewajiban KPA yaitu:

a. Mengembangkan tujuan dan sasaran proyek yang ingin dicapai dari segi biaya

dan waktu serta membuat perkiraan biaya awal.

b. Menyusun pembagian paket pekerjaan sebagai dasar untuk tahapan perencana.

c. Membuat master network planning yang terpadu sebagai pedoman bagi semua

pihak yang terlibat.

d. Memimpin dan mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan bagian proyek.

e. Mengambil tindakan yang menyangkut penyalahgunaan anggaran dari jumlah

yang telah ditetapkan.

f. Membentuk Panitia Pelelangan Pekerjaan Bagian Proyek yang dipimpinnya.

g. Menetapkan HPS ( Harga Perhitungan Sendiri ) untuk Pelelangan Pekerjaan

dari bagian proyek yang dipimpinnya.

h. Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan proyek yang dipimpinnya.

12

Page 9: BAB II plat

i. Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang dipimpinnya.

j. Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.

2. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

PPTK adalah pejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna

Anggaran pada Sekretariat Daerah dengan surat perintah, yang melaksanakan satu atau

beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.

Kewajiban PPTK yakni:

a. Mengendalikan pelaksana kegiatan.

b. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan.

c. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.

d. Membantu PPK dalam melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

2.5.2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana yaitu seorang, perkumpulan, atau badan hukum yang ahli

dalam bidang perencanaan.

Adapun tugas dan wewenang konsultan (perencana) adalah:

a. Perencana secara berkala menunggu dilapangan untuk melihat kemajuan-

kemajuan pekerjaan dan ikut serta menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan

kontraktor agar tidak menyimpang dari ketentuan dalam dokumen kontrak.

b. Perencana memberi konsultasi mengenai hal-hal estetis/arsitektural, fungsional,

struktural jika terdapat keragu-raguan atas ketentuan dalam dokumen kontrak

melalui direksi lapangan.

c. Perencana apabila diperlukan berhak untuk meminta pemeriksaan pengujian

pekerjaan sesuai dengan isi dokumen kontrak melalui direksi lapangan.

13

Page 10: BAB II plat

d. Perencana memberikan penjelasan lanjutan tentang isi dokumen kontrak

apabila diperlukan sebagai instruksi kepada kontraktor melalui direksi

lapangan.

2.5.3. Konsultan Pengawas (Direksi Lapangan)

Konsultan pengawas adalah beberapa orang ataupun badan hukum yang

melaksanakan manjemen konstruksi atau badan pengawas bangunan. Badan pengawas

lapangan diangkat oleh pemimpin proyek yang mewakili direksi dalam melaksanakan

tugas sehari-hari di lapangan.

Tugas dan wewenang konsultan pengawas adaalah:

a. Konsultan pengawas menjalankan tugas pengawasan dan pengendalian selama

pelaksanaan pekerjaan keseluruhan, dan penasehat bagi pemberi tugas.

b. Konsultan pengawas menempatkan tenaga ahli dalam masing-masing bidang

yang dibutuhkan dilapangan dan bertindak sebagai direksi dan koordinator

pelaksanaan proyek dilapangan.

c. Konsultan pengawas mengawasi pelaksanaan pembangunan yang menyangkut

pengendalian aspek kualitas dan kuantitas (quantity and quality control) dan

penyesuaian dengan jadwal pelaksanaan (time schedule) yang diajukan

kontraktor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.

d. Konsultan pengawas memegang teguh peraturan-peraturan yang berlaku pada

pelaksanaan pembangunan dan memberi petunjuk supaya pelaksanaan

pekerjaan pembangunan mengikuti dan sesuai dengan dokumen kontrak yang

telah disepakati.

e. Konsultan pengawas dapat menolak pekerjaan-pekerjaan yang tidak sesuai

dengan dokumen kontrak dan berhak memerintahkan pemeriksaan khusus

14

Page 11: BAB II plat

terhadap bagian pekerjaan tertentu yang dianggap meragukan atas biaya

kontraktor.

f. Konsultan pengawas dapat menilai kinerja kontraktor dan pegawai-pegawainya

atau orang-orang lain dalam melaksanakan pekerjaannya dan berhak menolak

seorang dari pihak kontraktor jika dinilai menghambat kelancaran pelaksanaan

pekerjaan pembangunan.

g. Konsultan pengawas berwenang untuk menghentikan sementara pekerjaan pada

keadaan tertentu bila terdapat penyimpangan-penyimpangan dari peraturan-

peraturan yang berlaku atau dokumen kontrak yang telah disepakati.

h. Konsultan pengawas menandatangani Berita Acara Pemeriksaan / Kemajuan

Pekerjaan, setelah selesainya pekerjaan dan penyerahan pekerjaan

pembangunan tersebut.

i. Konsultan pengawas membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan dalam

rangka penyusunan laporan berkala mengenai kemajuan pekerjaan dari

permulaan pelaksanaan hingga selesainya pembangunan/penyerahan kedua.

Tugas dan tanggung jawab personil adalah:

1. Direktur

a. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.

b. Memberikan perintah kepada seluruh unsur dari organisasi proyek.

c. Menandatangani segala urusan administrasi proyek serta surat yang masuk

dan yang keluar dari perusahaan.

d. Membuat agenda rapat perusahaan.

e. Merencanakan dan mengesahkan suatu keputusan.

f. Membuat kebijakan yang ada hubungannya dengan kemajuan perusahaan.

g. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain.

15

Page 12: BAB II plat

2. Supervisi Engineer

a. Bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan dilapangan sampai tuntas.

b. Bertanggung jawab mengoreksi terhadap semua penyimpangan mutu.

c. Mengecek dan menandatangani dokumen tentang pengendalian mutu dan

volume pekerjaan.

d. Memberikan pengarahan dan pembinaan kepada staf dibawahnya agar

proses quality plan dan quality control terlaksana dengan baik.

e. Mengadakan penelitian terhadap kemajuan pekerjaan.

f. Bersama direksi memeriksa dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan tim

dan menyetujui pekerjaan bersama-sama dengan direksi dan pelaksana.

g. Menghadiri dan mewakili rapat-rapat bersama dengan PPTK dan direksi

pekerjaan.

h. Menyiapkan laporan bulanan kemajuan fisik dan menyampaikan kepada

pemimpin proyek.

i. Memantau kelengkapan administrasi kontraktor.

3. Quantity Engineer

a. Bertanggung jawab kepada Supervisi Engineer.

b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor apakah sesuai

dengan kuantitas yang telah ditentukan.

c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan

ketentuan.

d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang

menyangkut masalah pengendalian kuantitas.

4. Chief Inspector

16

Page 13: BAB II plat

a. Bertanggung jawab kepada supervisi engineer.

b. Membantu Supervisi Engineer dalam menyiapkan data untuk final payment.

c. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada supervisi engineer.

d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan,

jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.

e. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontraktor.

5. Quality Engineer

a. Bertanggung jawab kepada supervisi engineer.

b. Menyerahkan kepada supervisi engineer himpunan data bulanan

pengendalian mutu. Himpunan data harus mencakup semua tes

laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.

c. Melakukan semua analisa tes, termasuk usulan komposisi campuran (job

mix formula) dan justifikasi teknis atas persetujuan dan penolakan usul

tersebut.

d. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali

pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.

e. Menolak material dan peralatan kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan

ketentuan yang berlaku.

f. Memeriksakan hasil pekerjaan dari kontraktor apakah sesuai mutu dan

kualitas yang ditentukan.

6. Surveyor

a. Bertanggungjawab langsung kepada quantity engineer.

17

Page 14: BAB II plat

b. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap

titik-titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.

c. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan dan

bertanggungjawab atas ketelitian yang didapat.

7. Inspector / Pengawas

a. Mengikuti petunjuk chief inspector dalam melaksanakan tugasnya.

b. Mengirim laporan kepada supervisi engineer atau chief inspector.

c. Mengadakan pengawasan yang terus-menerus dilokasi pekerjaan yang

sedang dikerjakan dan memberi laporan kepada chief inspector atas

pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil

pengamatan harus dilaporkan secara tertulis.

d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang

digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.

8. Lab Technician

a. Melaksanakan pengambilan contoh tanah/material dan melakukan

pengujian tanah/material dilaboratorium.

b. Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap ketelitian

dan kebenaran hasil yang diproses.

c. Memberikan saran dalam memecahkan masalah yang menyangkut material.

d. Membuat laporan hasil uji laboratorium.

2.5.4. Kontraktor (Pelaksana)

18

Page 15: BAB II plat

Kontraktor adalah seorang atau beberapa orang ataupun badan hukum yang

mengerjakan pekerjaan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan dengan dasar imbalan

pembayaran menurut jumlah tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Tugas dan wewenang kontraktor adalah:

a. Kontraktor harus menunjuk Project Manager sebagai wakil penuh dari

perusahaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah berkenaan dengan

pelaksanaan pekerjaan dalam hal manajemen proyek.

b. Kontraktor harus menempatkan Site Manager yang bertanggung jawab dan

mempunyai kekuasaan penuh atas pelaksanaan pekerjaan dalam hal tersebut.

c. Kontraktor wajib menanggung biaya pembuatan dokumen kontrak termasuk

gambar kontrak dan wajib menyediakan satu set dokumen kontrak di lapangan

untuk digunakan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor tidak

diperbolehkan melaksanakan pekerjaan tanpa kelengkapan dokumen kontrak.

d. Kontraktor harus menjamin pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan

peraturan dalam dokumen kontrak. Kontraktor wajib meneliti dokumen

kontrak. Jika terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat membawa akibat

terhadap segi konstruksi, arsitektural fungsi teknik, baik menyangkut segi

kemudahan pelaksanaan, pelayanan (operator), maupun perawatan

(maintenance) ataupun pembiayaan, kontraktor harus segera memberitahukan

kepada direksi lapangan/konsultan pengawas yang akan menetapkan

kebijaksanaan yang harus diambil.

e. Kontraktor wajib mengindahkan petunjuk, teguran, dan perintah tertulis direksi

lapangan.

f. Kontraktor bertanggungjawab atas perawatan, pengawasan , dan penjagaan

keamanan fisik dan teknis selama dan dalam hubungan dengan pelaksanaan

19

Page 16: BAB II plat

pekerjaan, sejak mulainya pelaksanaan pekerjaan sampai dengan penyerahan

pekerjaan/proyek.

g. Kontraktor wajib menyediakan kemudahan dan fasilitas bagi pemberi tugas,

direksi lapangan dan perencana untuk bebas memasuki dan mengunjungi

tapak/lokasi selama penyelenggaraan pembangunan.

h. Kontraktor diwajibkan hadir dalam setiap rapat pertemuan, rapat koordinasi

proyek atau rapat lain yang diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan

pekerjaan.

i. Jika dokumen kontrak atau peraturan mensyaratkan suatu pekerjaan untuk

disetujui, kontraktor harus memberitahukan tepat pada waktunya pada direksi

lapangan persiapan atau pengaturan tanggal pemeriksaan tersebut, sehingga

direksi lapangan dapat melakukan pemeriksaan atau pengujian tersebut dengan

baik.

j. Kontraktor bertanggungjawab atas semua biaya pemeriksaan dan atau

pengujian yang disebut dalam dokumen kontrak, kecuali bila ditentukan lain.

k. Kontraktor harus melakukan perbaikan-perbaikan atas kerusakan atau kurang

sempurnanya pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan pembangunan.

Semua biaya perbaikan pekerjaan tersebut diatas harus ditanggung oleh

kontraktor.

Tugas dan tanggungjawab personil adalah:

1. Direktur

a. Bertanggungjawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.

b. Memberikan perrintah kepada seluruh unsur dari organisasi proyek.

20

Page 17: BAB II plat

c. Menandatangani segala urusan administrasi proyek serta surat yang masuk dan

yang keluar dari perusahaan.

d. Membuat agenda rapat perusahaan.

e. Merencanakan dan mengesahkan suatu keputusan.

f. Membuat kebijakan yang ada hubungannya dengan kemajuan perusahaan.

g. Mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain.

2. Kepala Divisi Teknik

a. Membantu pelaksana kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak awal

kegiatan sampai pelaksana kegiatan.

b. Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan sehingga

sesuai dengan yang direncanakan.

c. Memberikan saran-saran teknis kepada pelaksanaan kegiatan.

d. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas persetujuan

pelaksana kegiatan.

e. Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek.

3. General Superintendent

a. Mengkoordinir seluruh pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari awal sampai selesai.

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak.

d. Memotivasi seluruh stafnya agar bekerja sesuai dengan ketentuan dan sesuai

dengan tugasnya masing-masing.

21

Page 18: BAB II plat

4. Logistik

a. Melakukan administrasi pemesanan dan pengiriman material dan alat

diproyek.

b. Memproses mobilisasi dan demobilisasi peralatan sesuai dengan jadwal

penggunaan alat proyek.

c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat dan perlengkapannya

sehingga dalam keadaan siap pakai.

d. Membantu peningkatan efisiensi pemakaian material dan produktifitas alat

diproyek.

5. Quantity Engineer

a. Bertanggungjawab kepada General Superintendent.

b. Memberi petunjuk pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana.

c. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai

dengan dokumen kontrak.

d. Membantu general superintendent dalam mengkoordinir pelaksanaan proyek

dari awal sampai selesai.

6. Pelaksana

a. Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja.

b. Mengatur pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya sesuai

dengan metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

22

Page 19: BAB II plat

c. Menjalin hubungan baik dengan pengawas pekerjaan/konsultan untuk

kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

7. Mandor

Mandor ialah orang yang berhubungan langsung dengan pekerja dan berperan

dalam mengkoordinir pekerja agar bekerja secara efektif dan efisien. Mandor

menerima tugas dan bertanggungjawab langsung kepada pelaksana.

8. Tukang

Tukang ialah orang yang langsung melaksanakan pekerjaan harian lapangan di

lokasi proyek yang dibimbing oleh mandor.

9. Quality Engineer

a. Bertanggung jawab kepada General Superintendent.

b. Melakukan hasil analisa laporan surveyor dan drafter.

c. Membantu general superintendent dalam mengkoordinasi pelaksanaan proyek

dari awal sampai selesai.

10. Surveyor

a. Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metode

pengukuran, peralatan, pengikatan titik-titik sudut.

b. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengukuran

dan pencatatan data dilapangan.

c. Pemetaan atau penyajian data.

23

Page 20: BAB II plat

d. Patok ukur untuk menetukan batas-batas pedoman dalam pekerjaan

konstruksi.

e. Memberikan laporan data pengukuran kepada quality engineer.

11. Drafter

a. Membuat gambar-gambar shop drawing.

b. Membuat serta memelihara bukti-bukti kerja.

c. Melakukan pendetailan dari gambar kerja (BESTEK) yang sudah ada.

d. Melakukan koordinasi dari pihak yang terkait (struktur dan konsultan

perencana).

e. Membuat daftar penerimaan dokumen gambar, daftar induk dokumen gambar,

dan daftar distribusi gambar.

f. Membuat laporan hasil dokumen gambar kerja dan diserahkan kepada quality

engineer.

12. Mechanical Engineer

a. Bertanggung jawab kepada General Superintendent.

b. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan

mechanical.

c. Melakukan perencanaan serta perhitungan segala pekerjaan yang berhubungan

dengan mechanical.

d. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan

untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

e. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan

bulanan yang akan diberikan ke General Superintendent.

24

Page 21: BAB II plat

13. Mechanical

a. Mengecek alat serta yang ingin dipakai saat berlangsungnya pekerjaan.

b. Melakukan perbaikan pada alat-alat yang mengalami gangguan.

25