bab ii penyempurnaan
TRANSCRIPT
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Proses persiapan penyempurnaan
Proses persiapan penyempurnaan adalah suatu proses penghilangan
kotoran baik yang bersifat alamiah maupun buatan. Kotoran yang terdapat di
dalam dan permukaan kain. Tujuan dilakukan proses persiapan kain adalah untuk
mempermudah proses selanjutnya.
Proses penyempurnaan meliputi proses bakar bulu, penghilangan kanji, proses
pemasakan, proses relaksasi, proses pemantapan panas, proses pengurangan berat
dan pencucian.
2.1.2 Proses penghilangan kanji ( Desizing )
Proses penghilangan kanji ( Desizing ) bertujuan untuk menghilangkan
kanji yang diberikan sebelum proses pertenunan pada benang lusi agar tidak
mengganggu proses selanjutnya sebelum di tenun, biasanya benang lusi tunggal
untuk kain rayon, kain sintetik, kain campuran serat alam atau sintetik perlu
dikanji terlebih dahulu, bila tidak dikanji terlebih dahulu maka benang – benang
lusi tersebut akan mudah putus sehingga mengurangi mutu dan effisiensi kain.
Proses penguraian kanji dengan asam encer :
2 C6H10O5 + H2O C12H22O11
Biasanya kanji yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kanji alam dan kanji
sintetik.
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 3
Kanji Maltase, larut dalam air
Kanji alam meliputi :
Pati, seperti kanji tapioca, kanji jagung ( maizena ), kanji kentang ( farina
), dan kanji gandum Terigu
Protein, seperti glue ( perekat ), gelatin dan kasein.
Gom, seperti gom arab
Alginate, seperti manutex
Modifikasi kanji, seperti dextrin
Kanji sintetik meliputi :
Resin, seperti polyvinyl alcohol ( PVA ), dan akrilik.
Derivat selulosa, seperti tylose ( CMC ), hydroksil etil selulosa dan metal
selulosa.
Derivat kanji, seperti starch dan starch eter
Proses ini memerlukan perhatian tersendiri karena masing-masing jenis kanji
mempunyai sifat khusus misalnya: tepung kanji kristal akan sulit larut, kanji PVA
akan sensitif terhadap alkali, kanji poliakrilat dapat dihilangkan dengan amonia
pada kondisi alkali, kanji CMC (karboksimetil selulosa) akan larut dalam air
panas dan lain-lain.
Zat penganji dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:
1. kanji yang mudah terdegradasi
2. kanji yang larut dalam air.
3. kanji yang tidak larut dalam air (water resistant)
karakteristik kanji dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Jenis kanji karakteristik zat penghilang kanji
starchmudah didegradasi
enzim
modifikasi starch oksidatorakrilat,PVA,CMC,spac,modifikasi
starchlarut dalam air
penggelembungan dalam air panas
modifikasi akrilat/PES Tahan airnetralisasi dan
dispersi
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 4
Cara penghilangna kanji dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti :
1. Cara Perendaman2. Dengan Asam3. Dengan Alkali4. Cara Enzim5. Dengan Oksidator
2.1.2.1 Pemeriksaan Hasil Penghilangan Kanji
Setelah dilakukan proses desizing tentunya kita harus dapat
menentukan apakah proses yang kita lakukan berhasil atau tidaknya, jika
berhasil berapa kanji yang dihilangkan kita pun harus dapat menentukannya,
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
1. Secara Kuantitatif
Dengan menghitung penurunan berat bahan setelah diproses :
A : Berat bahan sebelum diproses
B : Berat bahan setelah diproses
% Kanji yang hilang = A−B
A× 100 %
2. Secara Kualitatif
Dengan meneteskan larutan I2 / zat pereaksi KI ( 10 g/l KI + 10 g I2 dalam
1 L air ). Jika pada bahan timbul warna :
Biru : Kanji ( amilum )
Ungu : Dextrin
Merah : Erito Dextrin
Coklat : Akro Dextrin, Maltosa / Glukosa
2.1.3 Proses Pemasakan ( Scouring )
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 5
Pemasakan merupakan proses persiapan yang memegang peranan
penting bagi bahan tekstil karena dengan pemasakan akan memudahkan bahan
untuk menyerap zat-zat yang ada pada proses basah berikutnya. Tujuan
pemasakan adalah untuk memperoleh bahan tekstil yang bersih atau untuk
menghilangkan kotoran alami baik berupa lemak, minyak, pektin, serisin,
gum,kulit biji kapas (pada serat selulosa dan protein) dan kotoran dari luar seperti
oli, debu, spinning oil (pada serat sintetik) sehingga meningkatkan daya serap
pada seluruh permukaan bahan secara merata.
Mekanisme proses pemasakan adalah menyabunkan kotoran berupa
lemak, oli, serisin, gum sehingga dapat larut dalam air serta melepaskan kotoran
akibat efek detergensi dari larutan pemasakan dan gerakan mekanik yang
diberikan pada bahan. Pemasakan dapat dilakukan secara proses tersendiri
maupun dilakukan simultan dengan proses penghilanagn kanji dan
pengelantangan. Untuk bahan dengan kandungan kotoran yang tinggi sebaiknya
dilakukan secara terpisah (serat-serat alam), sedangkan untuk bahan yang terbuat
dari serat sintetik atau serat campuran biasanya dilakukan proses simultan.
Prinsip penyabunan :
CH2 – C – COOR1(R2/H2O – R3) + 3 NaOH CH(CH2 – OH)2 – OH +
R1 – COONa(R2 – COONa)( R3 – COONa)
Pada dasarnyaproses pemasakan terbagi pada 2 tahap :
1. Tahap Saponifikasi ( Boiling Off )
Tahap ini untuk menghilangkan zat – zat hidrofobik yang menghalangi
proses selanjutnya seperti pektin, wax, protein, abu dan kotoran organik
lainnya.
2. Tahap Pemasakan ( Scouring )
Tahap ini untuk melepaskan hasil saponifikasi kotoran dari serat berupa
penyabunan. Pembentukan sabun dalam pemasakan sangat dipengaruhioleh
kesadahn air dan kandungan mineral.
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 6
Jadi dalam proses pemasakan kita memerlukan soda kostik ( NaOH) ntuk
saponifikasi, scouring agent ( deterjen) sebagai pembasah, pendispersi dan
pengemulsi kotoran hasil reaksi serta squestering agent untuk melunakkan air
proses pemasakan. Logam alkali tanah ( Ca, Mg) dan logam berart ( Fe, Cu)
dalam bahan atau dalam air akan membenruk ikatan komplek dengan NaOH
sehinmgga mengurangi efektifitas kerja sabun. Juga Hidroksil dan pektin
dapat terikat dalam garam di dalam air membentuk endapan dan endapan
pektin berikatan dengan kapas melalui ikatan hidrogen.
2.1.4 Proses Relaksasi ( Relaxing )
Proses relaksasi merupakan proses khusus yang hanya dilakukan pada
serat sintetik terutama serat sintetik yang terdiri dari serat filament seperti
poliester, nilon, akrilik, dan spandex. Tujuan proses relaksasi adalah untuk
mencegah timbulnya efek crease mark ( tanda seperti lipatan yang kusut ),
mendapatkan pegangan yang lembut, lemas dan bergelombang pada bahan dan
untuk mengetahui suhu kritis saat serat mengkeret maksimum.
Pada proses relaksasi bahan dibiarkan melepaskan tegangan alaminya
secara perlahan-lahan melalui perendaman dengan pemanasan. Terdapat dua
metode relaksasi yaitu metode perendaman (Exhaust) dan metode kontinyu
menggunakan mesin relaksasi Goller dan Sofcer. Pada metode exhaust kain yang
akan direlaksasi harus dalam keadaan tersusun rapi. Hal ini dimaksudkan supaya
tidak terjadi kekusutan pada saat proses berlangsung. Sedangkan metode
kontinyu biasanya kain dalam keadaan terbuka lebar dan akan mengalami
relaksasi melalui semprotan air yang ada dalam mesin.
2.1.5 Proses Pengelantangan ( Bleaching )
Merupakan suatu proses dengan tujuan menghilangkan noda atau warna
alami pada suatu serat, terutama pada serat alami. Karena warna serat alami
disebabkan oleh pigmen alam yang timbul seiring dengan tumbuhnya serat itu
sendiri.
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 7
Pigmen Alam : suatu senyawa organic yang mempunyai ikatan rangkap
dan dapat dioksidasi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Atau direduksi
menjadi senyawa yang mempunyai ikatan tunggal sehingga menjadi tidak
berwarna.
Beberapa bahan pengenlantang dapat di golongkan :
Mekanisme pengelantangan menggunakan H2O2 :
H2O2 H2O + On
On inilah yang akan mengoksidasi ikatan rangkap yang terdapat pada pigmen alami, menjadi senyawa berikatan tunggal yang tidak berwarna.
Dalam proses H2O2 yang digunakan pada pH alkali dan temperature yang cukup
tinggi, karena pada pH alkali penguraian H2O2 sangat cepat, begitu pula pada
temperatur tinggi, sehingga proses pengelantangan dapat terjadi, tetapi
penguraian ini dapat diatur dengan adanya stabilisator yaitu Na2SiO3 sehingga
proses akan lebih terkendali dan optimal.
H2O2 banyak dipakai karena:
1. Daya oksidasi kecil disbanding zat pengelantangan kain
2. Tidak pakai proses anti clor
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 8
zat pengelantang
OksidatorMengandung klor :Kaporit ( CaOCl2)
Na - hypoclorit ( NaOCl )Na - clorit ( NaClO2)
Tidak Mengandung Klor :Hidrogen peroksida ( H2O2 )
Na - peroksida
Reduktor
3. Derajat putih yg dihasilkan stabil
4. Stabilitas penyimpanan tinggi
5. Berbentuk larutan dan tdk berbau
6. Mudah pakai,dingin/panas H2O2 tidak aktif mengelantang selulosa
dalam suasana asam/netral.
Mekanismne pengelantang menggunakan garam hypoclorit :
NaOCl + H2O NaOH + HOCl
CaOCl + H2O Ca(OH)2 + 2 HOCl
Jika menggunakan zat yang berasal dari garam hypoclorit, maka garam
tersebut akan terurai menjadi HOCl yang akan terurai kembali menghasilkan On
HOCl HCL + On
Pada percobaan kali ini dilakukan pada beberapa jenis bahan, diantara
nya, Cotton ( serat kapas ), Sutra,dan serat polyester yang merupakan serat
sintetis.
Laporan Proses Persiapan dan Penyempurnaan 9