bab ii pengukuran poligon

11
BAB II PENGUKURAN POLIGON 2.1. Dasar Teori Poligon adalah garis yang ditarik dari satu patok (titik) ke patok lainnya hingga kembali ke patok (titik) semula. Pengukuran poligon dilakukan untuk mendapatkan koordinat titik-titik dilapangan dengan tujuan sebagai dasar untuk keperluan teknis lainnya. a.Untuk menghitung koordinat titik-titik dipakai dasar teori hitungan koordinat. Rumus umum : d 1 - ( n + 1) sin 1( n+1) X n + 1 = X 1 + d 1 - ( n + 1 ) cos 1( n+1) n = 1, 2, 3,… b. Syarat pengukuran poligon. Mempunyai koordinat awal dan akhir . Mempunyai azimuth awalo dan akhir. c.Syarat penghiutngan poligon [] = (Azimuth akhir – Azimuth awal) + n.180 0 . [d sin ] = X akhir – X awal. [d cos ] = Y akhir – Y awal. d.Diketahui : Koordinat awal : X 2 , Y 2. Azimuth awal : 1-2.

Upload: dimasge07

Post on 06-Nov-2015

63 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

pengukuran Poligon

TRANSCRIPT

BAB

Bab II Pengukuran Poligon

BAB IIPENGUKURAN POLIGON2.1. Dasar Teori

Poligon adalah garis yang ditarik dari satu patok (titik) ke patok lainnya hingga kembali ke patok (titik) semula. Pengukuran poligon dilakukan untuk mendapatkan koordinat titik-titik dilapangan dengan tujuan sebagai dasar untuk keperluan teknis lainnya.a. Untuk menghitung koordinat titik-titik dipakai dasar teori hitungan koordinat. Rumus umum :

d1 - ( n + 1) sin ( 1( n+1)

Xn + 1 = X1 + d1 - ( n + 1 ) cos ( 1( n+1)

n = 1, 2, 3,

b. Syarat pengukuran poligon.

Mempunyai koordinat awal dan akhir .

Mempunyai azimuth awalo dan akhir.

c. Syarat penghiutngan poligon

[(] = (Azimuth akhir Azimuth awal) + n.1800. [d sin (] = Xakhir Xawal. [d cos (] = Yakhir Yawal.d. Diketahui :

Koordinat awal : X2, Y2. Azimuth awal : ( 1-2.

Koordinat akhir : X7, Y7. Azimuth akhir : ( 7-8 ( 1-2.Ukurlah : 1. Sudut : (2, (3, (4, (5, (6, (7 .2. Jarak : d1, d2, d3, d4, d5.

Hitunglah :

Koordinat titik 3, 4, 5, 6.

Penyelesaian :

A. Skema jalur poligon

Xi = di sin ( i ( i+1)

Xi = di cos ( i ( i+1)B. Hitungan Azimuth awal dan akhir

Jika diketahui koordinat titik 1,2,7 dan 8 maka azimuth dapat dicari dari :

(Azimuth awal).

(Azimuth akhir).

C. Hitungan kontrol sudut(2 + (3 + (4 = (5 + (6 + (7 = ( 7-8 - ( 1-2 + n.1800 + f(.f( = [(] - (( 7-8 - ( 1-2) - n.1800.(( = .Dimana :

(( = Koreksi tiap sudut.f( = Salah penutup sudut.n = Banyak titik poligon

Harga defenitif tiap sudut :

(i = (i + ( i = 2, 3, 4, 5, 6, 7. Kontrol sudut setelah dikoreksi harus cocok :

[(] = ( 7-8 - ( 1-2 + n.1800.f( = 0

Catatan : 1. Koreksi sudut (() merupakan bilangan bulat.2. Jika harga koreksi merupakan bilangan pecahan harus dibuat bilangan bulat dan koreksi diberikan pada sudut yang mempunyai sisi terpendek.D. Hitungan azimuth sisi-sisi poligon :

( 2-3 = ( 1-2 + (2 - 1800

( 3-4 = ( 2-3 + (3 - 1800( 4-5 = ( 3-4 + (4 - 1800( 5-6 = ( 4-5 + (5 - 1800( 6-7 = ( 5-6 + (6 - 1800( 7-8 = ( 6-7 + (7 - 1800Azimuth akhir (( 7-8) harus telah cocok.Dimana :

( 6-7 + (7 - 1800 = = ( 7-8 (2.1)Catatan :

Hitungan azimuth sisi poligon dihitung setelah sudut-sudut dikoreksi.E. Hitungan kontrol jarak

Dengan argumen-argumen jarak sisi-sisi poligon dan hasil hitungan sudut jurusan definitif tiap sisi digunakan untuk menghitung selisih-selisih absis (Xi dan kordinat (Yi.

Dimana :

(Xi = di sin ( i ( i+1)

(Yi = di cos ( i ( i+1)

Kontrol jarak sepanjang sumbu x dan y :

(X1 + (X2 + (X3 + (X4 + (X5 (X7 X2 ) + fx

(Y1 + (Y2 + (Y3 + (Y4 + (Y5 (Y7 Y2 ) + fy

Pemberian koreksi jaraj pada tiap sisi poligon sepanjang sumbu x dan sumbu y.

VXi = .......(2.2)VYi = .......(2.3)Vxi , Vyi = koereksi absisi dan ordinat. Harga-harga defenitip Xi dan Yi :

(Xi = (Xi + Vxi (Yi = (Yi + VyiDitulis secara lengkap :

(Xi = di sin ( i ( i+1) + ........(2.4)(Xi = di cos ( i ( i+1) + .....(2.5)F. Hitungan koordinat titik-titik

Rumus umum :

Xi + 1 = Xi + (Xi

Yi + 1 = Yi + (Yi

I = 1, 2, ..G. Hitung toleransia. Toleransi sudutJika digunakan alat-alat theodolit fennel, T.0 dan yang sederajat berdasarkan estimasi maksimum ditentukan bahwa salah penutup poligon K = i.

b. Toleransi jarak

Jika digunakan pita ukur ditentukan toleransi ketelitian jarak linier = 1/ 2500

Salah linier : L = .2.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam pengukuran poligon adalah untuk mengetahui luas suatu daerah yang diukur dengan menggunakan Theodolit jenis DT 5A. Dan untuk membuat garis kontur suatu daerah yang telah diukur sebelumnya. 2.3. Peralatan PengukuranPeralatan yang digunakan antara lain :

a. Alat ukur sudut Theodolit DT 5A.b. Target bidik :

Jalon + statip .c. Alat tulis + Format pengukuran .d. Payung.

e. Kompas Brunton.f. Meteran bangunan.2.4. Prosedur Pemakaian Alat DT 5Cara mengatur dan centering alat Theodolit :

a. Pasang statip alat kira-kira diatas titik poligon

b. Keraskan sekrup-sekrup statip

c. Usahakan dasar alat statip sedatar mungkin untuk memudahkan mengatur atau penyentringan.

d. Pasang alat theodolit diatas statip, keraskan sekrup pengencang alat.

e. Ketengahkan gelombang nivo dengan bantuan ketiga sekrup penyetel sekaligus.

f. Theodolit diutarakan dengan kompas brunton kemudian theodolit diset 0

g. Ukur ketinggian alat dengan meteran.Catatan :

Jika alat mempunyai centering optis T.2 Sokisha, Topcon, Th3zeis dll, maka cara melakuakan centering optis :

1. Lepas unting-unting.

2. Lihat melalui teropong centering optis.

3. Jika benang silang opts belum tepat ditengah-tengah paku longgarkan. Sekrup-sekrup pengencang alat, geserkan alat translasi sehingga benang silang tepat diatas paku (tengah-tengah paku) kemudian kencangkan kembali sekrup.

4. Periksa gelomabng nivo kota jika berubah atur lagi dan ulangi pekerjaan a, b dan c.

5. Atur nivo tabung dengan 3 sekrup penyetel A, B dan C.Cara mengatur :

a. putar teropong hingga nivo tabung letak sejajar dengan 2 sekrup penyetel.

b. Ketenggahkan gelembung denga salah satu sekrup penyetel A atau B.

c. Putar teropong 1800 jika gelembung menggeser skala kembalikan n n dengan salah satu sekrup penyetel.

d. Pekerjaan a, b dan c dilakukan berulang-ulang hingga teropong sebelum dan sesudah diputar 1800 gelembung tetap ditengah.

e. Putar teropong 900 jika gelembung menggeser ketengahkan dengan sekrup penyetel c.

f. Maka alat-alat telah siap melakukan pengukuran.

Catatan :

Dalam melakukan pengukuran sudut horizontal nivo vertikal tidak perlu diatur. Sekrup repetisi (jika ada) jika tidak diperlukan agar tetap terkunci.2.5. Centering AlatAlat-alat yang digunakan :

Sebagai target bidik dapat digunakan :

Benang unting-unting

Jalon

Paku (tidak terlihat)

Target dengan centering optis

2.5.1. Cara Pemasangan Target Unting-unting.Dengan menggunakan benang digantungkan unting-unting diatas paku, maka benang unting-unting menjadi target. Pemasangan target dibuat serendah mungkin untuk menjaga kestabilan terhadap angin ( 60 cm). Penjaga target bertanggung jawab akan kemungkinan berubahnya target. Bagian yang dibidik sebaiknya sebelah atas benang sekitar pusat ayunan denga syarat unitng-unting harus sudah betul-betul centering.Catatan :

Jika paku yang dibidik syaratnya :

Paku harus lurus

Paku harus terlihat dari 2 jurusan pembidikan

Jika jalon yang dibidik :

Bagian terbawah sebagai pusat bidikan

Jalon betul-betul lurus (seluruh mungkin)

Letak benangvertikal diafragma harus simetris terhadap besarnya jalon.

Cara pembidikan target :

a. Buka sekrup pengunci gerakan horizontal dan vertikal.

b. Putar teropong dan arahkan pada target secara kasar dengan alat bidikan penolong (vizier).

c. Jelaskan bayangan dengan tromol pengatur bayangan jika telah mencapai sasaran target kuncilah sekrup pengunci gerakan horizontal dan vertikal.

d. Perhatikan benang silang jika terlihat belum tajam aturlah dengan sekrup pengatur diafragma.

e. Dengan menggunakan sekrup gerak harus horizontal dan vertikal tepatkan titik potong benang silang dengan sasaran (target) dimana benang vertikal berimpit dengan benang unting-unting.

f. Pembacaan telah siap dilakukan.

2.6. Cara-Cara Pembacaan Alat Pembacaan alat dapat berupa : Pembacaan jarak

Pembacaan azimuth Pembacaan healing2.6.1. Pembacaan Azimuth

a. Pembacaan jurusan ukuran dengan Theodolit Fennel Kassel.

b. Bacaan mempunyai sistem nonius kiri (A) dan nonius kanan (B).

c. Jurusan ukuran diambil rata-rata

d. Selisih bacaan (B) (A) = 1800e. Harga bagian derajat pada bagian jurusan ukuran diambil bacaan pada nonius (A)sebagai dasar bacaan.

f. Teropong dalm kedudukan biasa (B) tanda bintik merah berada diatas atau nivo waterpas berada dibawah sedangkan kedudukan luar biasa (LB) sebaliknya dengan memutar teropong melalui sumbu II.2.6.2. Pembacaan HealingJika garis skala nonius dan garis skala lingkaran tidak ada satupun yang betul-betul berimpit makacarilah salah satu lingkaran yang paling berimpit. Sekarang lihatlah keadaan garis skala nonius dan skala lingkaran yang terletak dihadapan yang paling berimpit tersebut maka jika : Garis skala lingkaran terletak sebelah kiri garis skala nonius maka bacaan menjadi, garis skala nonius yang paling berimpit + 15.Jika skala dihadapan berimpit + 30 Jika garis skala lingkaran terletak sebelah kanan garis skala nonius maka bacaan + 46.2.6.3. Pembacaan JarakCara membaca jarak ada dua macam yaitu bila menggunakan Theodolit tipe T0 maka pembacannya harus terbalik atau dibaca dari bawah keatas. Dan bila menggunakan T5 maka pembacaannya biasa saja tanpa harus terbalik.(Y1

(Y2

(Y3

(Y4

(Y5

(Y6

(Y7

0 (X1 (X2 (X3 (X4 (X5 (X6 (X7

( 1-2 (

d1

( 2-3 (

d2

( 3-4 (

d3

( 4-5 (

d4

( 5-6 (

d5

( 7-8 (

d7

( 6-7 (

d 6

PAGE Laboraotrium Perpetaan Topografi

7

7

_1119015645.unknown

_1119015848.unknown

_1119016184.unknown

_1269846164.unknown

_1119016061.unknown

_1119015752.unknown

_1119015285.unknown

_1119015330.unknown

_1119014915.unknown