bab ii pembahasan -...

65
BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka Perkembangan Pengaturan Perundang-undangan merupakan salah satu sumber hukum dalam arti formal yang dianut oleh negara yang menggunakan sistem civil law, seperti Indonesia dengan latar belakang negara jajahan Belanda dan dalam rangka menemukan keadilan maka para yuris dan lembaga yudisial maupun quasi- judisial merujuk pada sumber tersebut. Apabila diselaraskan dengan pengertian hukum menurut O. Notohamidjodjo dimana hukum adalah sekumpulan peraturan baik tertulis maupun yang tidak tertulis yang bersifat sedikit memaksa yang hidup dan tumbuh di dalam masyarakat maka dapat dipahami bahwa hukum haruslah hidup dengan menyesuaikan segala perkembangan dan dinamika yang ada dalam masyarakat. Berlandaskan pemahaman diatas maka hukum menyesuaikan dengan kebutuhan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang dari masa ke masa akan terus berkembang. Roscoe Pound dalam pendapatnya yang berkaitan dengan Perkambangan makna hukum dalam hidup bermasyarakat ini mencakup beberapa landasan yang diawali dengan memahami apa yang dimaksud hukum. Pertama hukum dipandang sebagai aturan atau seperangkat aturan tingkah laku manusia yang ditetapkan oleh kekuasaan yang bersfat Ilahi. Disini hukum dimaknai sebagai wujud campur tangan langsung dari kekuasaan yang bersifat Ilahi terhadap kehidupan manusia. 1 Kedua, hukum dimaknai sebagai sistem prisip yang dikemukakan secara filosofis dan prinsip-prinsip yang mengungkapkan 1 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 110 1

Upload: vodiep

Post on 23-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

Perkembangan Pengaturan

Perundang-undangan merupakan salah satu sumber hukum dalam arti

formal yang dianut oleh negara yang menggunakan sistem civil law, seperti

Indonesia dengan latar belakang negara jajahan Belanda dan dalam rangka

menemukan keadilan maka para yuris dan lembaga yudisial maupun quasi-

judisial merujuk pada sumber tersebut. Apabila diselaraskan dengan pengertian

hukum menurut O. Notohamidjodjo dimana hukum adalah sekumpulan peraturan

baik tertulis maupun yang tidak tertulis yang bersifat sedikit memaksa yang hidup

dan tumbuh di dalam masyarakat maka dapat dipahami bahwa hukum haruslah

hidup dengan menyesuaikan segala perkembangan dan dinamika yang ada dalam

masyarakat. Berlandaskan pemahaman diatas maka hukum menyesuaikan dengan

kebutuhan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang dari masa ke masa

akan terus berkembang. Roscoe Pound dalam pendapatnya yang berkaitan dengan

Perkambangan makna hukum dalam hidup bermasyarakat ini mencakup beberapa

landasan yang diawali dengan memahami apa yang dimaksud hukum. Pertama

hukum dipandang sebagai aturan atau seperangkat aturan tingkah laku manusia

yang ditetapkan oleh kekuasaan yang bersfat Ilahi. Disini hukum dimaknai

sebagai wujud campur tangan langsung dari kekuasaan yang bersifat Ilahi

terhadap kehidupan manusia. 1 Kedua, hukum dimaknai sebagai sistem prisip

yang dikemukakan secara filosofis dan prinsip-prinsip yang mengungkapkan

1 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 110

1

Page 2: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

hakikat hal-hal yang merupakan pedoman bagi tingkah laku manusia.2 Dalam hal

ini pandangan yang bersifat transidental mulai dilepaskan digantikan pandangan

yang bersifat metafisis dan oleh sebab itu buku-buku teks dapat ditemukan

prinsip-prinsip keadilan dan hak dalam memberikan bentuk untuk dinyatakan

dalam pengalaman melalui penalaran. Ketiga, bahwa hukum dipandang sabagai

serangkaian perintah penguasa dalam suatu masyarakat yang diorganisir secara

politis.3 Berdasarkan perintah itulah manusia bertingkah laku tanpa perlu

mempertanyakan atas dasar apakah perintah itu diberikan. Tidak dapat disangkal

bahwa pandangan ini hanya mengakui hukum positif, yaitu hukum yang dibuat

oleh penguasa sebagai hukum.

A 1. Badan Hukum Sebagai Subjek Hukum

Dalam konteks subyek hukum, di samping manusia sebagai pembawa hak,

badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan dipandang sebagai subyek hukum

yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti

manusia. Badan-badan dan perkumpulan-perkumpulan itu dapat memiliki

kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu lintas hukum dengan perantaraan

pengurusnya, dapat digugat dan menggugat di muka pengadilan. Badan-badan

atau perkumpulan tersebut dinamakan Badan Hukum (rechtpersoon) yang berarti

orang (persoon) yang diciptakan oleh hukum.4 Hukum memberikan kedudukan

sebagai badan pribadi dalam wujud yang lain selain manusia yaitu badan hukum

2 Peter Mahmud Marzuki, Op. Cit , hlm. 111

3Ibid

4 CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Cet. Ke-8, Jakarta: Balai Pustaka, 1989,hlm. 216

2

Page 3: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

atau rechtspersoon. Rechtspersoon biasa disebut sebagai badan hukum yang

merupakan persona ficta atau orang yang diciptakan oleh hukum sebagai

persona.5 Selain subyek hukum yang orang perorang, badan hukum atau legal

entity adalah satu subyek hukum lain yang diakui sebagai subyek hukum.

Burgelijk Wetboek menggunakan istilah rechtpersoon pada permulaan abad

keduapuluh yaitu pada saat diadakannya pengaturan tentang kanak-kanak

(kinderwetten). Menurut Pasal 292 Ayat (2) dan Pasal 302 Buku I BW serta sejak

diadakannya buku Titel 10 Buku III BW (lama) pada tahun 1838 terdapat banyak

ketentuan tentang apa yang dimaksud dengan rechtpersonen tetapi istilah yang

digunakan adalah zedelijk lichaam (badan susila).6 Mengenai istilah ini, Purnadi

Purbacaraka dan Soerjono Soekanto berpendapat sebagai berikut:7

Dalam menejermahkan zadelijk lichaam menjadi badan hukum, lichaam

itu benar terjemahannya badan, tetapi hukum sebagai terjemahan zadelijk itu

salah, karena arti sebenarnya susila. Oleh karena itu, istilah zadelijk lichaam

dewasa ini sinonim dengan rechtpersoon, maka lebih baik kita gunakan

pengertian itu dengan terjemahan pribadi hukum.

Dalam peraturan di Indonesia, istilah yang resmi digunakan adalah badan hukum,

istilah ini dapat ditemukan dalam peraturan perundang-undangan berikut:

1. UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok Agraria

2. Perpu No. 19 Tahun 1960 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara

5 Sri Soedewi Maschun Sofwan dalam Chidir Ali, 2005, Badan Hukum, Alumni, Bandung, hlm. 19.

6 Chidir Ali, 2005, Badan Hukum,: PT Alumni, Bandung, hlm. 14

7 Purnadi Purbacaraka, Sendi-Sendi Hukum Perdata Internasional (suatu orientasi), Edisi I, Jakarta: CV Rajawali, 1993, dalam Chidir Ali, Ibid, hlm. 17

3

Page 4: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

3. UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

4. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan sebagainya

Black’s Law Dictionary mendefinisikan badan hukum atau artificial

person sebagai “persons created and devised by human laws for the purposes of

society and government, as distinguished from natural person, adapun legal entity

didefinisikan sebagai an entity, other than natural person, who has sufficient

existence in legal contemplation that it can function legally, be sued or sue and

make decisions through agents as in the case of corporation. 8Selanjutnya Black’s

Law Dictionary, memberikan pengertian legal entity sebagai (a) body, other than

a natural person, that can function legally, sue or be sued, and make decisions

thorugh agents.9 Sedangkan legal person diartikan sebagai an entity such as

corporation, created by law given certain legal rights and duties of a human

being; a being,real or imaginary, who for the purpose of legal reasoning is

treated more or less as a human being”.10

Adapun berdasarkan Pasal 1654 KUH Perdata, badan hukum didefinisikan

sebagai semua perkumpulan yang sah adalah seperti halnya dengan orang-orang

preman, berkuasa melakukan tindakan-tindakan perdata, dengan tidak mengurangi

peraturan-peraturan umum, dalam mana kekuasaan itu telah diubah, dibatasi atau

ditundukkan pada acara-acara tertentu. Sebelumnya dalam KUH Perdata Pasal

8 Henry Campbell Black, 2000, Black’s Law Dictionary-Abridged Seventh Edition, WestPublishing Co, St. Paul Minn, hlm.726.

9 Bryan A Garner, 2009,Black’s Law Distionary, 9th edition, ST Paul –Minnessota: West Publishing Co, hlm. 976

10 Ibid, hal. 1178

4

Page 5: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

1653 diatur berkaitan dengan perkumpulan adalah selainnya perseroan yang sejati

oleh undang-undang diakui pula perhimpunan-perhimpunan orang sebagai

perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan itu diadakan atau

diakui sebagai demikian oleh kekuasaan umum, maupun perkumpulan-

perkumpulan itu diterima sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu

maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan.

Dengan demikian berdasarkan Pasal 1653 Bab Kesembilan dari Buku Ketiga

KUH Perdata, disebutkan 3 macam perkumpulan yaitu :

1) Perkumpulan yang diadakan oleh kekuasaan umum

2) Perkumpulan yang diakui oleh kekuasaan umum

3) Perkumpulan yang diperkenankan atau untuk suatu maksud

tertentu tidak berlawanan dengan undang-undang atau

kesusilaan.

Pasal 1653 tersebut merupakan landasan yuridis keberadaan badan hukum baik

badan hukum publik maupun privat, meskipun tidak secara tegas mengaturnya.

A. 1.1 Menurut Para Ahli

a. Menurut Van Apeldoorn, yang dimaksud dengan purusa hukum (badan hukum) adalah:

1. Tiap-tiap persekutuan manusia, yang bertindak dalam pergaulan hukum seolah-olah ia suatu purusa yang tunggal;

2. Tiap-tiap harta dengan tujuan yang tertentu, tetapi dengan tiada

yang empunya, dalam pergaulan hukum diperlakukan seolah-olah

ia sesuatu purusa (yayasan).

5

Page 6: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

b. Menurut Utrecht,11 memberikan pengertian badan hukum sebagai setiap

pendukung hak yang tidak berjiwa atau bukan manusia.

c. Menurut Subekti badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau

perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak melakukan perbuatan seperti

seorang manusia, serta memiliki kekayaan sendiri yang dapat digugat atau

menggugat di depan hakim.12 Dengan demikian rechtspersoon atau badan

hukum adalah orang yang diciptakan oleh hukum dan mampu melakukan

perbuatan-perbuatan hukum yang memiliki kekayaan sendiri.

d. Menurut Rochmat Soemitro,13 badan hukum atau rechtspersoon adalah

suatu badan atau perkumpulan yang dapat mempunyai harta, hak, serta

kewajiban seperti orang-orang pribadi

e. Sri Soedewi Maschun Sofwan,14 mengartikan badan hukum sebagai

kumpulan dari orang-orang yang bersama-sama mendirikan suatu badan

(perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan yang ditersendirikan untuk

tujuan tertentu. Kedua-duanya merupakan badan hukum.

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli hukum mengenai badan hukum

di atas dapat diketahui bahwa tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kedudukan

badan hukum sebagai subyek hukum, karena badan hukum merupakan lembaga

yang independen, penyandang hak dan kewajiban, serta dapat bertindak di depan

11 Utrech, 1965, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Universitas, Jakarta, hlm.236

12 Subekti, 1996, Pokok-pokok Hukum Perdata, Pembimbing Masa, Jakarta, hlm 48

13 Rochmat Soemitro, 1993, Hukum Perseroan Terbatas, Yayasan dan Wakaf, Eresco, Bandung, hlm. 10.

14 Sri Soedewi Maschun Sofwan dalam Chidir Ali, Op.cit. hal 19.

6

Page 7: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

hukum. Implikasi hukum dari independen atau kemandirian tersebut, bahwa

keberadaan badan hukum tersebut tidak digantungkan pada kehendak pendiri atau

organ namun ditentukan oleh hukum. Dalam pengertian pokok, apa badan hukum

itu adalah segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat yang

demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.

Sebagai pendukung hak dan kewajiban yang bukan manusia, dalam

badan hukum terdapat 2 (dua) unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu:

pertama, dapat dipisahkannya hak dan kewajiban badan hukum dari hak dan

kewajiban anggota badan hukum dan kedua, organ badan hukum dapat berganti –

ganti namun demikian badan hukum tetap ada. Dengan demikian badan hukum

merupakan penyandang hak dan kewajibannya sendiri sebagai subyek hukum

yang memiliki status yang dipersamakan dengan orang perorangan sebagai subjek

hukum. Pengertian sebagai penyandang hak dan kewajiban, dengan demikian

badan hukum dapat digugat maupun menggugat di pengadilan. Kondisi ini

membawa konsekuensi bahwa keberadaannya dan ketidakberadaannya sebagai

badan hukum tidak digantungkan kepada kehendak sendiri atau anggotanya

melainkan pada sesuatu yang ditentukan oleh hukum.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang kriteria badan hukum yang

telah dipaparkan di atas, maka dapat disusunlah unsur-unsur badan hukum adalah

sebagai berikut.

1) Adanya pemisahan harta kekayaan antara pendiri dengan badan

hukum

2) Mempunyai harta kekayaan tertentu

3) Memiliki kepentingan tertentu

7

Page 8: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

4) Memiliki organ yang menjalankan badan hukum

5) Adanya managemen yang teratur

Unsur-unsur inilah yang dapat ditemukan dalam suatu badan hukum, serta dapat

digunakan untuk membedakan badan hukum dengan bukan badan hukum.

Sedangkan agar perkumpulan atau badan usaha dapat disebut sebagai badan

hukum, maka beberapa syarat harus dipenuhi. Dari sumber hukum formal,

beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi badan hukum yaitu:15

1) Syarat berdasarkan ketentuan perundang-undangan ;

2) Syarat berdasarkan pada hukum kebiasaan;

3) Syarat berdasarkan yurisprudensi;

4) Syarat berdasarkan pada pandangan doktrin.

5)

A. 1.2 Syarat Berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan

Syarat-syarat berdasarkan undang-undang mendasarkan diri pada

ketentuan Pasal 1653 KUH Perdata yang disebutkan demikian.

‘Selain perseroan perdata sejati, perhimpunan orang-orang sebagai

badan hukum juga diakui undang-undang, entah badan hukum itu diadakan oleh

kekuasaan umum atau diakuinya sebagai demikian, entah pula badan hukum itu

diterima sebagai yang diperkenankan atau telah didirikan untuk suatu maksud

tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan.’

15 Chidir Ali, Op. Cit. Hlm.79-98

8

Page 9: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Berdasarkan pengaturan Pasal 1653 KUH Perdata di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa syarat untuk mendapatkan status badan hukum dapat

dilakukan melalui 2 cara yaitu:16

a) Dinyatakan dengan tegas atau uitdrukkelijk, bahwa suatu perhimpunan

adalah merupakan badan hukum

b) Tidak secara tegas dinyatakan, namun dengan peraturan sedemikian rupa

bahwa badan itu adalah badan hukum.

Aturan umum, dalam Pasal 1653 KUH Perdata, ditentukan bahwa selain

maatschap yang sejati atau eigenlijke maatschap, undang-undang juga mengakui

perhimpunan atau vereneging sebagai badan hukum atau zedelijk lichaam.

Berdasar Pasal 1653 KUH Perdata, Perkumpulan diakui sebagai badan hukum

(rechtspersoon, legal person). Perkumpulan adalah perhimpunan atau perserikatan

orang (zedelijke lichamen, corporate body) baik yang didirikan dan diakui oleh

kekuasaan umum seperti daerah otonom, badan keagamaan, atau yang didirikan

untuk suatu maksud tertentu yang tidak, bertentangan dengan undang-undang,

ketertiban umum dan kesusilaan yang baik yang lazim disebut Perkumpulan.

Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

pendirian perkumpulan, dengan memperhatikan tujuan, azas lapangan kerja dan

aturan-aturan lainnya dari perkumpulan tersebut.

Terdapat 3 (tiga) jenis badan hukum yang diakui yaitu:

a) Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah

b) Badan hukum yang diakui oleh pemerintah

c) Badan hukum dengan konstruksi keperdataan.

16 Chidir Ali, Op.Cit. hlm. 80

9

Page 10: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Berkaitan dengan perkumpulan tersebut, Pasal 1655 KUH Perdata mengatur

tentang kewenangan bertindak dari pengurus, sebagai berikut.

1) para pengurus diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama

Perkumpulan,

2) para pengurus bertindak mewakili Perkumpulan di depan

pengadilan,

3) semua tindakan pengurus mengikat kepada Perkumpulan,

4) sekiranya perbuatan atau tindakan pengurus menyimpang dari

kewenangan atau kekuasaan yang diberikan kepadanya dalam

AD (Anggaran Dasar), tindakan itu tetap mengikat

perkumpulan, apabila tindakan itu memberi manfaat kepada

Perkumpulan atau apabila tindakan itu disahkan rapat anggota.

Kewajiban pengurus Pengurus Perkumpulan wajib memberi

pertanggungjawaban kepada anggota atas kepengurusan perkumpulan yang

disampaikan dalam rapat anggota. Diatur dalam Pasal 1659 KUH Perdata, jika

dalam akte pendirian, persetujuan-persetujuan dan reglemen-reglemennya tidak

diatur mengenai hak bersuara, maka masing-masing anggota suatu perkumpulan

mempunyai hak sama untuk mengeluarkan suaranya, segala keputusan diambil

dengan suara terbanyak. Adapun keputusan rapat dalam suatu perkumpulan diatur

menurut Pasal 1659 KUH Perdata, yaitu:

a) keputusan diambil dengan suara terbanyak, dan

10

Page 11: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

b) masing-masing anggota mempunyai hak suara yang sama.

A. 1.3 Syarat Berdasarkan Doktrin

Disamping syarat berdasarkan peraturan perundangan, syarat yang dapat

digunakan untuk menentukan suatu organisasi, badan atau perkumpulan itu adalah

badan hukum, didasarkan pada doktrin. Ajaran para ahli hukum berkaitan dengan

syarat suatu badan, organisasi atau perkumpulan dapat menjadi badan hukum

dapat paparkan sebagai berikut.

Menurut Scholten badan hukum haruslah memenuhi unsur – unsur:

1) Mempunyai harta kekayaan sendiri, yang berasal dari suatu

perbuatan hukum pemisahan.

2) Mempunyai tujuan tertentu sendiri

3) Mempunyai alat perlengkapan atau organisasi

Sedangkan menurut Soenawar Soekowati, badan hukum haruslah memenuhi

unsur-unsur yang terdapat di dalam badan hukum yaitu: 17

1) Ada harta kekayaan yang terpisah, lepas dari kekayaan anggota-

anggotanya

2) Adanya kepentingan yang diakui dan dilindungi oleh hukum, serta bukan

kepentingan satu atau beberapa orang saja

3) Kepentingan tersebut haruslah panjang

4) Harus dapat ditunjukkan suatu harta kekayaan yang tersendiri, yang tidak

saja untuk obyek tuntutan tetapi juga sebagai upaya pemeliharaan

17 Ali, Chidir, 2005, Badan Hukum, Alumni, Bandung, hlm. 17.

11

Page 12: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

kepentingan-kepentingan badan hukum yang terpisah dari kepentingan

angggota-anggotanya

Wirya Projodikoro, menjelaskan kriteria atau ukuran yang jitu untuk menjelaskan

badan hukum adalah:18

1) Adanya benda kekayaan yang terpisah dari orang perseorangan

yang bertindak;

2) Adanya kepentingan yang bukan kepentingan orang perseorangan,

melainkan kepentingan suatu golongan orang-orang

3) Bersifat atau memiliki tujuan untuk berdiri dalam waktu yang

lama.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan,

bahwa pemisahan harta kekayaan antara kekayaan pendiri dan kekayaan badan

hukumnya menjadi salah satu persyaratan yang mutlak ditemukan dalam suatu

badan hukum. Kekayaan badan hukum inilah yang digunakan oleh badan hukum

untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai subyek hukum. Syarat lain yang

menjadi perhatian para ahli yaitu adanya tujuan tertentu yang dimiliki oleh badan

hukum. Tujuan inilah yang menjadi alasan badan hukum didirikan dan terus eksis,

dan bila tujuan dari badan hukum telah tercapai maka berakhirlah badan hukum

tersebut. Syarat organisasi menjadi satu syarat yang tidak kalah penting bila

dibandingkan dengan badan hukum yang lain. Di dalam organisasi akan dapat

ditemukan organ badan hukum, pembukuan walaupun mungkin sangat sederhana,

dan kesinambungan dalam beraktivitas. Dengan demikian walaupun badan hukum

18 Wirjono Prodjodikoro, 1966, Asas-Asas Hukum Perdata, Penerbit Sumur, Bandung, hal. 84

12

Page 13: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

hanya didirikan oleh satu orang saja dalam badan hukum akan ditemukan

organisasi walaupun sangat sederhana.

Setiap badan hukum yang dapat dikatakan mampu bertanggungjawab (recht-

bevoegheid) secara hukum, harus memiliki empat unsur pokok, yaitu:

1. Harta kekayaan yang terpisah dari kekayaan subyek hukum yang lain;

2. Mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan;

3. Mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum;

4. Ada organisasi kepengurusannya yang bersifat teratur menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internalnya

sendiri.

Sebagai subyek hukum yang berkedudukan sebagai pendukung hak dan

kewajiban, badan hukum diakui eksistensinya. Berdasarkan Pasal 1653 KUH

Perdata, terdapat 4 jenis badan hukum yaitu:

1) Badan hukum yang didirikan oleh Pemerintah. Termasuk dalam kategori

badan hukum ini adalah badan hukum publik seperti provinsi, kabupaten,

kota dan lain sebagainya;

2) Badan hukum yang diakui oleh Pemerintah, misalnya gereja atau badan

keagamaan lainnya;

3) Badan hukum yang diijinkan oleh Pemerintah;

4) Badan hukum yang didirikan oleh pihak swasta atau partikelir.

13

Page 14: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

A. 1.4 Jenis Badan Hukum

1.4.1 Badan Hukum Publik

Menurut Chidir Ali kriteria suatu badan hukum dapat dinyatakan sebagai

badan hukum publik adalah sebagai berikut.19

a) Dilihat dari cara pendiriannya yang didirikan berdasarkan

konstruksi hukum publik, yaitu didirikan oleh penguasa (negara)

dengan undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya;

b) Lingkungan kerjanya, apakah dalam melaksanakan tugasnya

umumnya dengan publik/umum dengan tidak melakukan

perbuatan-perbuatan hukum perdata pada umumnya seperti halnya

badan-badan hukum privat;

c) Kewenangan yang dimiliki, bahwa badan hukum publik memiliki

kewenangan untuk membuat keputusan, ketetapan atau peraturan

yag mengikat umum.

Adapun macam badan hukum publik ini dapat dilihat dari badan hukum publik

yang memiliki teritorial dan badan hukum publik yang tidak memiliki teritorial.

Dua macam badan hukum publik tersebut selanjutnya dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a) Badan hukum yang mempunyai teritorial.

19 Ibid hlm. 62

14

Page 15: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Suatu badan hukum itu pada umumnya harus memperhatikan atau

menyelenggarakan kepentingan mereka yang tinggal di dalam daerah atau

wilayahnya.

b) Badan hukum yang tidak mempunyai teritorial.

Suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya untuk tujuan tertentu

saja.

1.4.2 Badan Hukum Privat

Adapun badan hukum perdata merupakan badan hukum yang didirikan

atas pernyataan kehendak dari orang-perorangan. Badan hukum publik

dimungkinkan mendirikan badan hukum perdata seperti yayasan, Perseroan

Terbatas dan lain sebagainya. Badan hukum perdata yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan yang dapat disebutkan di bawah ini.

a) perkumpulan (vereniging) diatur dalam Pasal 1653 KUHPerdata, Stb.

1870-64, dan Stb. 1939-570.

b) Perseroan Terbatas, diatur dalam UU No. 40 tahun 2007.

c) rederji, diatur dalam Pasal 323 KUHDagang.

d) kerkgenootschappen, diatur dalam Stb. 1927-156.

e) koperasi, diatur dalam UU Pokok Koperasi No.25 tahun 1992.

f) yayasan, dan lain-lain.

Selanjutnya untuk membedakan antara badan hukum publik dengan badan hukum

privat atau perdata sebagaimana telah dipaparkan di atas, dapat dengan

memperhatikan hal-hal berikut di bawah ini.

15

Page 16: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

1. Pembedaan badan hukum publik dan privat tersebut dapat dilihat melalui

prosedur pendiriannya, artinya badan hukum publik itu diadakan dengan

konstruksi hukum publik yaitu didirikan oleh penguasa dengan undang-undang

atau peraturan-peraturan lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada bagaimana cara

pendiriannya badan hukum tersebut, seperti yang diatur di dalam Pasal 1653

KUHPerdata yaitu ada tiga macam, yakni :

a) badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum (Pemerintah atau

Negara).

b) badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum.

c) badan hukum yang diperkenankan dan yang didirikan dengan tujuan

tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan

(badan hukum dengan konstruksi keperdataan).

2. Pembedaan badan hukum privat dengan badan hukum publik dapat dilihat

dari siapa pendiri darai badan hukum tersebut. Badan hukum perdata adalah

badan hukum yang didirikan oleh perseorangan, sedangkan pada badan hukum

publik ialah badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum.

3. Perbedaan dengan melihat lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam

melaksanakan tugasnya badan hukum itu pada umumnya dengan publik atau

melakukan perbuatan-perbuatan hukum perdata.

4. Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan oleh

penguasa itu diberi wewenang untuk membuat keputusan, ketetapan atau

peraturan yang mengikat umum. Jika ada wewenang publik, maka ia adalah

badan hukum publik.

A. 1.5 Teori Badan Hukum

16

Page 17: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Secara alamiah, badan hukum tidaklah dapat berkedudukan sebagai

subyek hukum. Hal ini dikarenakan badan hukum tidak memiliki kehendak, tidak

dapat bertindak dan tidak dapat hadir atau ada seperti halnya karakteristik yang

dapat ditemukan pada orang seperti yang telah dikemukakan di atas. Karakteristik

tersebut yang mengakibatkan orang dapat berkedudukan sebagai subyek hukum

secara kodrati. Ketiadaan karakteristik tersebut, berimplikasi bahwa badan hukum

tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai subyek hukum. Problematikan yang

dihadapi oleh badan hukum tersebutlah yang pada akhirnya menghadirkan teori-

teori badan hukum.

a. Teori Organ, teori ini dikemukakan oleh Otto von Gierke (1841-1921).

Badan hukum itu seperti manusia, menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam

pergaulan hukum. Teori organ memandang badan hukum sebagai suatu yang nyata

(reliteit). Menurut teori organ badan hukum merupakan een bestaan, dat hun

realiteit dari konstruksi yuridis seolah-olah sebagai manusia yang sesungguhnya

dalam lalu lintas hukum yang juga mempunyai kehendak sendiri yang dibentuk

melalui alat-alat kelengkapannya yaitu pengurus dan anggotanya dan sebagainya.

b. Teori Kekayaan Bersama, Teori kekayaan bersama ini menganggap

badan hukum sebagai kumpulan manusia. Kepentingan badan hukum adalah

kepentingan seluruh anggotanya.20 Dengan demikian badan hukum berdasarkan

teori Kekayaan Bersama ini adalah suatu konstruksi yuridis dari kepentingan-

kepentingan anggota, dengan demikian hak dan kewajiban badan hukum adalah

hak dan kewajiban serta tanggung jawab hukum dari anggota secara bersama

20 Chidir Ali, Ibid. Hlm. 34

17

Page 18: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

sama. Konsekwensi yuridisnya bahwa harta kekayaan badan hukum adalah milik

bersama seluruh anggota.

c. Teori Fiksi. Teori ini dipelopori oleh sarjana Jerman Friedrich Carl von

Savigny (1779-1861), tokoh utama aliran sejarah pasa permulaan abaf 19.

Menurut teori ini bahwa hanya manusia saja yang mempunyai kehendak.

Selanjutnya dikemukakan bahwa badan hukum adalah suatu abtraksi. Bukan

merupakan suatu hal yang konkrit. Jadi karena hanya suatu abtraksi maka tidak

mungkin menjadi suatu subjek dari hubungan hukum, sebab hukum memberi hak-

hak kepada yang bersangkutan suatu kekuasaan dan menimbulkan kehendak

berkuasa(wilsmacht). Badan hukum semata-mata hanyalah buatan pemerintah

atau negara. Terkecuali negara badan hukum itu fiksi yakni sesuatu yang

sebenarnya tidak ada tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan untuk

menerangkan sesuatu hal.

Dengan kata lain sebenarnya menurut alam manusia selalu subjek hukum , tetapi

orang menciptakan dalam bayanganya, badan hukum selalu subjek hukum

diperhitungkan sama dengan manusia. Jadi, orang bersikap seoplah-olah ada

subjek hukum yang lain, tetapi wujud yang tidak riil itu tidak dapat melakukan

perbuatan-perbuatan, sehingga yang melakukan ialah manusia sebagai wakil-

wakilnya.

d. Leer van het ambtelijk vermogen. Ajaran tentang herta kekayaan yang

dimiliki seseorang dalam jabatanya (ambtelijk vermogen): suatu hak yang melekat

pada suatu kualitas. Penganut ajaran ini menyatakan bahwa tidah mungkin

18

Page 19: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

mempunyai hak jika tidak dapat melakukan hak itu. Dengan lain perkataan, tanpa

daya berkehendak (wilsvermogens) tidak ada kedudukan sebagai subjek hukum.

A. 2 Badan Usaha Milik Negara

Konsep BUMN telah dirumuskan dalam Surat Keputusan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 740/KMK.00/1989. Dalam konsep itu,

BUMN didefenisikan sebagai “badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki

negara” (pasal 1 ayat 2a).

Sementara dalam pasal 1 ayat 2b dari surat keputusan itu meliputi hal-hal sebagai

berikut:

1)BUMN yang merupakan kerja sama antara pemerintah dengan pemerintah

daerah

2) BUMN yang merupakan kerja sama antara pemerintah dengan BUMN lainnya.

3) BUMN yang merupakan badan-badan usaha kerjasama dengan swasta

nasional/ asing dimana negara memiliki saham mayoritas minimal 51%.

Defenisi lain mengenai BUMN adalah karena BUMN itu merupakan “public

enterprise”. Dengan demikian, BUMN mencakup dua elemen esensial yaitu:

”Pemerintah (public) dan bisnis (enterprise”. Dengan defenisi itu maka BUMN

tidaklah murni pemerintah 100% dan tidak juga swasta 100% tetapi BUMN dapat

dikatakan sebagai “perusahaan negara yang diwiraswastakan”.

A. 2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Negara atau Badan Usaha

Milik Negara

19

Page 20: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Pada awalnya BUMN adalah hasil nasionalisasi ex-perusahaan-perusahaan

asing (Belanda) yang kemudian ditetapkan sebagai perusahaan Negara. Kemudian

dengan UU No. 1 Prp 1969 dibentuklah pembagian 3 jenis bentuk Badan Usaha

Milik Negara menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum)

dan Persero. Pembagian ini dibentuk sesuai dengan tugas, fungsi dan misi Usaha

pada waktu itu. Filosofi mengapa dibentuk Badan Usaha Milik Negara adalah

karena berdasarkan pada bunyi ketentuan UU Pasal 33 khususnya ayat (2) dan (3)

yang mengandung maksud bahwa; cabang-cabang produksi penting bagi Negara

yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Kemudian

bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara

dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dengan demkian tugas pertama Negara dengan membentuk badan usaha

adalah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat, manakala sektor-sektor

tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta. Kemudian tugas-tugas seperti itu

diterjemahkan sebagai bentuk “pioneering” usaha oleh Negara yang membuat

BUMN menjadi agen pembangunan/agent of development.

Pemahaman BUMN sebagai agent of development berlanjut sampai dengan

periode tahun 80an, yang kemudian pemahaman tersebut membawa dampak

“negatif/minir” karena fungsi kontrol terhadap BUMN dianggap sangat lemah,

BUMN sebagai sarang korupsi dan lain-lain.

Perkembangan perusahaan negara dibagi dalam empat fase perkembangan yaitu:

1) Fase sebelum kemerdekaan

Dalam fase ini berbagai jenis perusahaan negara termaksud diatur oleh ketentuan

UU No. 8 tahun 1941. (didasari pada UU kolonial).

20

Page 21: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

2) Fase antara tahun 1945-1960

Pada fase ini keberadaan perusahaan negara sangat penting karena mengingat

pentingnya peranan perusahaan negara dalam pembangunan dan dalam rangka

perjuangan RI untuk mengembalikan Irian Barat ke wilayah RI. Pada priode ini

pula terjadi gerakan nasionalisasi terhadap perusahaan negara milik asing/bekas

milik Belanda. Pengembalian ini diatur dalam PP. NO. 27 tahun 1957 dan UU No.

26 tahun 1959 tentang nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan yang

dinasionalisasikan tersebut pada mulanya berbentuk Perseroan Terbatas dan

beroperasi dalam hampir semua sektor ekonomi negara yang mencakup lapangan

perbankan, perkebunan, perdagangan dan jasa.

3) Fase yang berlangsung tahun 1960-1969

Dalam fase ini, terjadi keseragaman yang berlandaskan UU No. 19 tahun 1960

menjadi satu bentuk yaitu Perusahaan Negara. Namun demikian masih terdapat

kekaburan dalam organisasi perusahaan negara yang disebabkan adanya Badan

Pimpinan Umum (BPU) yang juga menyelenggarakan pengurusan terhadap

Perusahaan Negara tertentu. Oleh karena tiu, maka ditetapkanlah tiga bentuk

perusahaan negara yakni Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum

(Perum) dan Perusahaan Perseroan (Persero).

4) Fase antara tahun 1969 hingga sekarang

Dalam fase ini peranan Perusahaan Negara dalam menunjang perekonomian

nasional semakin meningkat sejalan dengan pelaksanaan pembangunan sejak

Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I sampai sekarang yang merupakan kelanjutan

dan peningkatan dari periode pembangunan sebelumnya.

21

Page 22: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

A. 2.2 Deskripsi Tiga Bentuk Perusahaan Negara

Saat ini BUMN berjumlah 139 yang dalam pelaksanaan tugasnya masih

memerlu-kan beberapa perbaikan-perbaikan sistem manajemennya untuk

mengangkat kiner-janya. Perangkat perbaikan tersebut termasuk untuk

menciptakan kontrol sistem. Oleh karenanya sejak tahun 2002 diwajibkan bagi

seluruh BUMN untuk menerapkan program GCG yang kemudian diikuti dengan

penerapan program-program lain yang dapat menunjang kinerjanya seperti

penerapan program Risk Management yang gencar diwajibkan sejak awal 2006

ini, selain beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri-industri penting

seperti Telkom, PLN, Perbankan dan Industri-industri berbasis teknologi tingggi

telah lebih dulu menerapkan program Risk Man-agement ini. Dengan

melaksanakan program-program tersebut perangkat-perangkat korporasi lainnya

yang juga perlu ditingkatkan adalah kualitas manaje-men/sumber daya manusia

agar lebih mempunyai visi pada orientasi bisnis dan berani mengambil keputusan-

keputusan bisnis, sehingga paradigma BUMN secara simultan dapat diubah.

Perusahaan negara atau Badan Usaha Milik Negara yang ada saat ini terdiri dari

tiga bentuk yaitu:

1) Perusahaan Jawatan (Perjan)

22

Page 23: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Menurut UU No. 9 tahun 1969 Perjan adalah perusahaan negara yang didirikan

dan diatur dengan ketentuan-ketentuan yang termasuk dalam Indische Bedrijven

Wet (IBW).

Ciri-ciri Perjan:

- Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggungjawab kepada menteri atau

direktur jenderal berkedudukan serendah-rendahnya setingkat dengan direktorat.

- Melakukan tugas-tugas perusahaan sekaligus tugas pemerintahan yang

tercermain dalam susunan organisasi departemen.

- Modal permulaan dan mutasi modal lainnya tercermin dalam APBN. Modal

merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan hasil-hasil perusahaan harus

nampak dalam APBN.

- Barang dan jasa yang dihasilkan merupakan kewajiban pemerintah dalam rangka

pelayanan masyarakat.

- Pegawai Perjan merupakan pegawai negeri yang disesuaikan dengan

kemampuan perusahaan.

2) Perusahaan Umum (Permum)

Menurut Inpres No. 17 Th. 1967 Perum dipimpin oleh direksi yang bertanggung

jawab kepada menteri yang bersangkutan. Seperti Perum Pegadaian, Perum

Bulog, BI, Bank Mandiri, BRI, BNI, etc.

Ciri-ciri Perum:

- Pendirian diusulkan oleh menteri kepada presiden disertai dasar pertimbangan

setelah dikaji bersama antara menteri teknis dan menkeu.

- perusahaan negara berdasarkan Perpu No. 19 tahun 1960

23

Page 24: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

- dipimpin oleh direksi yang bertanggung jawab kepada menteri yang

bersangkutan (sekarang bertanggung jawab kepada Menteri BUMN).

- Modal perusahaan seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang

dipisahkan. Modal tidak terbagi dalam bentuk saham.

- Status dan penghasilan pegawai diatur sendiri dengan perturan pemerintah diluar

ketentuan-ketentuan bagi pegawai negeri.

- Melayani kepetingan umum dan bergerak di bidang yang dianggap vital oleh

pemerintah.

- Maksud dan tujuan adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk

kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang berkualitas dengan

harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan

perusahaan yang sehat.

3) Perusahaan Perseroan (Persero)

Menurut UU No. 9 Th. 1969 dan PP No. 24 Th. 1972, Persero adalah

perusahaan negara dalam bentuk Perseroan Terbatas seperti diatur menurut

ketentuan-ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan ditambah yang

saham-sahamnya baik sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh negara. Seperti PT.

KAI, PT. Pelni, PT. Semen Gresik, PT. Telkom, etc.

Ciri-ciri Persero:

- Pendirian diusulkan oleh menteri kepada presiden disertai dasar pertimbangan

setelah dikaji bersama antara menteri teknis dan menkeu.

- Melakukan kegiatan perusahaan yang bisa dilakukan swasta dan bukan semata-

mata menjadi tugas pemerintah.

24

Page 25: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

- Status pegawai perusahaan swasta biasa

- Modal usaha dipisahkan dalam bentuk saham dari kekayaan negara yang

dipisahkan. Modal campuran antara swasta dan negara.

- Maksud dan tujuan adalah menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi

dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai

perusahaan.

Pengelompokan ketiga perusahaan negara di atas sesuai dengan

rekomendasi Tim Pembantu Presiden untuk penertiban aparatur/administrasi

pemerintahan dan ekonomi negara dalam rangka penyempurnaan administrasi

negara yang menyeluruh. Rekomendasi tim ini ditegaskan melalui Instruksi

Presiden Nomor 17 tahun 1967 bahwa bentuk perusahaan daerah terdiri dari

Perjan, Perum dan Persero sebagai bentuk perusahaan negara dikeluarkan

peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 tahun 1969.

yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 19 tahun 1969.

Perpu Nomor 1 tahun 1969 mengkategorikan perusahaan negara dengan landasan

sebagai berikut:

1) Semua perusahaan yang dirikan dan diatur menurut ketentuan Internasional

Bussiness Machines (IBM) kemudian dinamakan Perjan.

2) Semua perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang diatur menurut Kitab

Undang-Undang Hukum Daganga (KUHD) baik yang saham-sahamnya untuk

keseluruhan maupun untuk sebagian dimiliki oleh negara dari kekayaan negara

yang dipisahkan; perusahaan ini disebut Persero.

3) Semua perusahaan yang modal keseluruhannya dimiliki oleh negara dari

kekayaan negara dipisahkan dan tidak dibagi atas saham-saham yang didirikan

25

Page 26: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

dan diatur berdasarkan ketentuan-ketentuan Perpu nomor 19 tahun 1960;

perusahaan ini disebut Perum.

Sampai dengan tahun 2001, ketiga perusahaan negara masih tetap eksis

dengan dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2001 tentang

pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan menteri keuangan mewakili

pemerintah selaku:

1) Pemegang saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagaimana

yang telah diatur dalam PP No. 12 tahun 1989 tentang Perusahaan Perseroan

(Persero) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki oleh negara

RI.

2) Wakil Pemerintah pada Perusahaan Umum (Perum) sebagaimana diatur

dalam PP No. 13 tahun 1989 tentang Perusahaan Umum (Perum).

3) Pembina Keuangan pada Perusahaan Jawatan (Perjan) sebagaimana diatur

dalam PP No. 6 tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (Perjan); dialihkan

kepada Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

A. 2.3 Tujuan Badan Usaha Milik Negara

Tujuan BUMN tentu tidak terlepas dari landasan pendiriannya. Yaitu Pembukaan

UUD 1945 dan pasal 33 UUD 1945. di sebutkan disana bahwa tujuan pendirian

umum BUMN adalah meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Namun secara khusus, tujuan BUMN diatur dalam PP Nomor 3 tahun 83 yaitu:

1) tujuan komersial yakni alat memupuk keuntungan

26

Page 27: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

2) tujuan secara makro, yakni memberi sumbangan bagi perkembangan

ekonomi/pendapatan negara, perintis kegiatan usaha dan penunjang kebijakan

pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan.

3)Tujuan sosial politik, melayani kepentingan umum dan memenuhi hayat hidup

orang banyak serta membantu golongan ekonomi lemah dan koperasi.

Disamping itu, bila direfleksikan dari kondisi realnya di lapangan, BUMN juga

mempunyai tujuan umum yaitu:

1) Memberi sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada

umunya dan penerimaan negara pada khususnya.

2) Mengejar keuntungan

3) Menyelenggrakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa

yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hidup orang banyak.

4) Menjadi perintis bagi kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan

oleh sektor swasta atau koperasi.

5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha ekonomi

lemah, koperasi dan masyarakat.

A. 2.4 Tugas dan Peranan Perusahaan Negara dalam Perekonomian

Negara

Peranan Perusahaan Negara atau BUMN adalah untuk menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional khususnya bidang perekonomian, maka kebijaksanaan

pemerintah dalam pembinaan BUMN pun disesuaikan dengan kebijakan nasional.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 3 Th. 1983, peranan BUMN secara umum

adalah sebagai berikut:

27

Page 28: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

1) Melaksanakan fungsi komersial, dalam hal ini BUMN sebagai unit ekonomi

(business entity), harus mampu memupuk dana unutk membiayai aktivitas baik

yang bersifat rutin maupun pengembangan. Oleh karena itu, dalam kegiatannya

untuk mendapatkan laba sehingga kontinuitas perusahaan dapat terjaga atau

dengan kata lain BUMN berperan sebagai pemasok dana melalui pajak dan

deviden.

2) Melaksanakan fungsi-fungsi non-komersial, dalam hal ini BUMN yang

merupakan bagian dari aparatur negara, bertindak sebagai wahana pembangunan

(agent of development). Berperan sebagai demikian, BUMN melaksanakan

program-program pemerintah dan atau yang diembankan oleh pemerintah yang

meliputi antara lain tugas-tugas perintis dan mendorong perkembangan usaha

swasta dan koperasi.

28

Page 29: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

B. Hasil Penelitian

Perkembangan Pengaturan Yang Menjadi Karakteristik Lembaga Pegadaian

B 1. Bentuk Badan Hukum

Dalam awal pembentukan Pegadaian sebagai Badan hukum tahun 1961,

Pegadaian berstatus Perusahaan Negara Pegadaian. Perusahaan Negara adalah

perusahaan yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan Negara

Republik Indonesia yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau

berdasarkan undang-undang.21 Dalam peraturan pemerintah ini ditetapkan bahwa

unsur pemilikan negara atas setiap usaha negara yang berbentuk persero

disentralisasi penatausahaannya kepada Menteri Keuangan. Hal ini didasarkan

atas pertimbangan, bahwa pada hakekatnya fungsi utama dari persusahaan ialah

pemupukan dana bagi negara ataupun sebagai alat untuk mencari sumber

keuangan negara. Dalam hubungan ini masalah penanaman kekayaan negara

dalam modal persero sangat erat hubungannya dengan kebijaksanaan keuangan

negara, kebijaksanaan mana dalam keseluruhannya merupakan tugas Menteri

Keuangan.

Ciri Perusahaan Negara :

1. Pemerintah menjadi pemilik badan usaha.

2. Pemerintah memiliki kekuasaan yang absolut dalam menjalankan

kegiatan usaha.

3. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan

dengan kegiatan usaha.

4. Berfungsi sebagai alat pemerintah untuk mengadakan dan

mengembangkan ekonomi negara.

21 Pasal 1, UU No. 19 Prp Tahun 1960

29

Page 30: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

5. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang

dipisahkan.

6. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk

kesejahteraan rakyat.

Pada tahun 1969, Pegadaian berubah dari yang sebelumnya Perusahaan

Negara Pegadaian menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian. Pengertian mengenai

Perusahaan Jawatan atau Perjan yaitu BUMN yang seluruh modalnya termasuk

dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBD) dan menjadi hak dari

departemen bersangkutan. Perjan biasanya merupakan perusahaan yang bergerak

dalam produksi atau jasa untuk kepentingan umum. Perjan sendiri dimaksudkan

untuk memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat termasuk didalamnya

mengatur mengenai kejelasan status Kepegawaian perusahaan dimana peran

negara lebih terasa seperti status karyawan pegawai negeri dan perusahaan

memperoleh fasilitas dari negara.

Ciri-ciri Perusahaan Jawatan:

1. Karyawannya berstatus pegawai negeri

2. Tujuan utamanya adalah melayani kepentingan masyarakat umum

3. Berada dibawah Departemen, Dirjen atau pemerintah daerah terkait.

Dalam hal ini Pegadaian berada di bawah kewenangan Mentri.

4. Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN dan

menjadi hak dari departemen terkait.

5. Bagi Perjan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan ini

dituntut, maka yang bertanggung jawab adalah pemerintah.

30

Page 31: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

6. Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bagian dari suatu

departemen

7. Perjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari negara.

Pegadaian kembali mengalami perubahan status kelembagaan menjadi

perusahaan umum pada tahun 2000 yang didasari Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum)

Pegadaian. Perusahaan Umum (Perum) itu sendiri adalah jenis Badan Usaha Milik

Negara yang modalnya masih dimiliki oleh pemerintah, namun memiliki sifat

mirip perusahaan jawatan (perjan). Hal ini disebabkan karena perum boleh

mengejar keuntungan di samping melayani kepentingan masyarakat. Perusahaan

Umum juga mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.

1. Bertujuan untuk melayani kepentingan masyarakat umum namun juga

mengejar keuntungan.

2. Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.

3. Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya,

perum bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.

4. Modal berasal dari pemerintah yang berasal dari kekayaan negara yang

terpisahkan.

5. Pekerjanya adalah PNS yang diatur tersendiri (setengah swasta).

6. Jika memupuk keuntungan maka tujuannya untuk mengisi kas negara.

7. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang bersifat

go public

8. Dapat menghimpun dana dari pihak lain

31

Page 32: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011

Tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), status badan hukum Pegadaian kembali

berubah dan kali ini menjadi Perusahaan Perseroan. Perusahaan persero adalah

BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya paling

sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan.

Maksud dan tujuan mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan atau

jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:

- Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden

- Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan

perundang-undangan

- Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-

undang

- Modalnya berbentuk saham

- Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara

yang dipisahkan

- Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris

- Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik

pemerintah

- Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai

RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan

terbatas

32

Page 33: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

- RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan

- Dipimpin oleh direksi

- Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan

- Tidak mendapat fasilitas negara

- Tujuan utama memperoleh keuntungan

Dewasa ini, Pegadaian diatur dalam POJK Nomor 31 /POJK.05/2016 Tentang

Usaha Pegadaian dimana bentuk badan hukum dari Pegadaian itu sendiri yaitu

Perseroan Terbatas dan atau Koperasi. Perseroan terbatas (PT) (bahasa Belanda:

Naamloze Vennootschap) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha

yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian

sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham

yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan

tanpa perlu membubarkan perusahaan.

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dengan modal perseroan

tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan

pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap

orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan

perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu

sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan

perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para

pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan

tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan

memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung

33

Page 34: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal

dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh

para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa

menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.

Dalam POJK tersebut, Pegadaian juga berbentuk Koperasi yang mengacu

pada Undang-Undang Perkoprasian yang diatur dalam Undang-undang No. 25

tahun 1992 tentang Perkoperasian. (Sebelumnya: UU No. 12 tahun 1967)

Pengertian dari Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang

atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas

asas kekeluargaan. (Pasal 1 angka 1 UU No. 25/1992)

Dari definisi tersebut dapat ditarik beberapa pengertian-pengertian pokok-

pokok sebagai berikut :

1. Koperasi merupakan suatu bentuk badan usaha

2. Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang atau badan hukum badan

hukum koperasi. Jadi, terdapat perbedaan prinsip dengan PT, karena PT

merupakan perkumpulan modal (konsentrasi modal), sehingga pemilik PT

harus menyetorkan modal yang disebut Pesero. Dalam koperasi,

pemiliknya disebut anggota yang tidak disyaratkan harus menyetorkan

modal.

3. Dari segi siapa yang menjadi pendiri dan siapa yang menjadi anggotanya,

menurut ketentuan pasal 6 UU No. 25/1992, koperasi dibedakan menjadi :

a. Koperasi primer, Anggotanya / pendirinya terdiri dari orang

perseorangan dan sekurang-kurangnya 20 orang pendiri

34

Page 35: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

b. Koperasi Sekunder, Anggota / pendirinya terdiri dari badan

koperasi yang telah berstatus Badan Hukum dan sekurang-

kurangnya 3 badan koperasi

4. Kegiatan usaha koperasi didasarkan atas prinsip-prinsip tertentu

Prinsip koperasi diatur dalam pasal 5 UU No. 15/1992, yaitu :

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sukarela artinya tidak ada paksaan dan anggota dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu sesuai dengan syarat-syarat dalam AD, tanpa harus menyebabkan

bubarnya BH Koperasi tersebut.

Terbuka artinya dilarang adanya diskriminasi dalam bentuk apapun.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

Konsekwensi hukumnya kekuasaan tertinggi ada di tangan para

anggotanya.

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

Jadi Sisa Hasil Usaha, yang merupakan hak dari masing-masing anggota,

harus dibagi sesuai dengan perimbangan jasa anggota terhadap Koperasi dan

bukan berdasarkan besarnya pemasukan dalam bentuk modal dari masing-masing

anggota.

d. Pemberian balas jasa yang bertasa terhadap modal.

e. Kemandirian

Kepengurusan terdiri dari :

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

35

Page 36: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

3. Pengawas

Pelaksanaan Rapat Anggota, sekurang-kurangnya sekali setahun. Rapat

Anggota berhak untuk memintan keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus

dan Pengawas.

Permodalan.

Dibedakan menjadi :

Modal sendiri Modal pinjaman Modal Penyertaandiambil dari :

a. Simpanan pokok

anggota

b.Simpanan wajib

c. Dana cadangan

d. Hibah

berasal dari :

a. Anggota

b. Koperasi lain

c. Bank dan LKBB

d.Penerbitan Obligasi

dan Surat hutang lain

e. Sumber lain yang sah

bersumber dari :

a. Pemerintah

b. Masyarakat

Dari beberapa pemaparan dan penjelasan mengenai penelusuran Badan

Hukum dalam perkembangan Pegadaian yang selaras dengan penjelasan tersebut,

maka berikutnya akan membahas satu persatu mengenai sub bagian dari

pegadaian. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun

1961 tentang Perusahaan Negara Pegadaian berpengertian bahwa pegadaian

merupakan bentuk badan hukum yang berhak melakukan usaha pemerintah yang

dimaksudkan dalam PP tersebut. Pengertian pegadaian dalam PP No. 7 Tahun

1969 tidak mengatur secara jelas mengenai pengertian Pegadaian. Penulis

berpendapat bahwa PP tersebut tidak mengatur pengertian Pegadaian karena PP

No. 7 Tahun 1969 hanya mengatur mengenai perubahan bentuk perusahaan

36

Page 37: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Negara Pegadaian menjadi Jawatan Pegadaian. Perubahan ini dilakukan karena

pemerintah saat itu menganggap bahwa Perusahaan Negara Pegadaian kurang

dapat memaksimalkan fungsi pegadaian dikarenakan bentuk kelembagaan yang

demikian ditetapkan bahwa unsur kepemilikannya disentralisasi

penatausahaannya kepada Menteri Keuangan sedangkan pada saat itu Indonesia

sedang terus membangun perekonomian yang lebih baik. Dengan adanya PP No.

103 Tahun 2000 Tentang perusahaan Umum Pegadaian menyatakan bahwa

Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian, yang selanjutnya dalam Peraturan

Pemerintah ini disebut Perusahaan, adalah Badan Usaha Milik Negara

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, yang bidang

usahanya berada dalam lingkup tugas dan kewenangan Menteri Keuangan,

dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yang

dipisahkan dan tidak terbagi atas saham. Hingga yang saat ini berlaku yaitu POJK

Nomor 31/POJK.05/2016 dimana secara jelas mengatur Pegadaian dan esensi

gadai yang tercantum pada Pasal 1.

Tabel 1

Ciri bentuk badan hukun pegadaian yang berubah

PP NO 178 Th. 1961(Perusahaan Negara)

PP NO 7 Th 1969(Perjan)

PP NO 103 Th 2000(Perum)

PP NO 51 Th 2011(Persero)

POJK Nomor 31/POJK.05/2016

(PT & Koperasi)Pemerintah menjadi pemilik badan usaha.

Pemerintah memiliki kekuasaan yang absolutdalam menjalankan kegiatan usaha.

Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

Karyawannya berstatus pegawai negeri

Tujuan utamanya adalah melayani kepentingan masyarakat umum

Berada dibawah Departemen, Dirjen atau pemerintah

Bertujuan untuk melayani kepentinganmasyarakat umum namun juga mengejarkeuntungan.

Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.

Mempunyai kekayaan sendiri dan

Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden

Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang-undangan

Statusnya berupa

PT : Modalnya terdiri atas saham-saham atau andil

Kekuasaan tertinggi ada pada RUPS

Pemilik PT adalah pemegang Saham

Tanggungjawab pemegang saham

37

Page 38: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Berfungsi sebagai alat pemerintah untuk mengadakan dan mengembangkan ekonomi negara.

Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

daerah terkait. Dalamhal ini Pegadaian berada di bawah kewenangan Mentri.

Permodalan dan pembiayaan perusahaan termasuk dalam APBN dan menjadi hak dari departemen terkait.

Bagi Perjan berlaku hukum publik yang berarti bila perusahaan ini dituntut, maka yang bertanggung jawab adalah pemerintah.

Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bagian dari suatu departemenPerjan memiliki dan memperoleh fasilitas dari negara

bergerak di perusahaan swasta. Artinya, perum bebasmembuat kontrak kerja dengan semua pihak.

Modal berasal dari pemerintah yang berasal dari kekayaannegara yang terpisahkan.Pekerjanya adalah PNS yang diatur tersendiri (setengah swasta).

Jika memupuk keuntungan maka tujuannya untuk mengisi kas negara.

Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang bersifat go public

Dapat menghimpun dana dari pihak lain

perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang

Modalnya berbentuk sahamSebagian atau seluruhmodalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan

Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris

Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah

Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, makasebagai pemegang saham perseroan terbatas

RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan

Dipimpin oleh direksi

Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan

Tidak mendapat fasilitas negara Tujuan utama memperoleh keuntungan

terbatas pada modal yangditanamkan (pengelola PT adalah dewan Direksiyang diawasi oleh dewanKomisaris)

Pemwgang Saham akan memperoleh keuntungan yang berupa DevidenDewan komisaris terdiri atas golongan atau beberapa orang pemilik saham.

Koperasi:Sifat sukarela pada keanggotannya

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam kopeerasi

Kegiatannya berdasarkanpada prinsip swadaya (usaha sendiri), swakerta (buatan sendiri), swasembada (kemampuan sendiri).

Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.

Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.

Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi dengan prinsip kebersamaan..

38

Page 39: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Penanggungjawab koperasi adalah pengurus.

Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesar-besarnya.

B. 1.1. Permodalan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 1961 Tentang

Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian mengatur bahwa modal Perusahaan ialah

jumlah selisih dari nilai aktiva dan nilai passiva dari perusahaan milik negara yang

dilebur seperti dimaksud dalam pasal 122 dan yang menurut neraca pembukaan

sementara yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah ini berjumlah Rp.

4.600.000.000,- (empat miliar enam ratus juta rupiah). Pada tahun 1969 dimana

Pegadaian berubah bentuk menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian tidak jauh

berbeda dengan sebelumnya, hanya melengkapi dalam Pasal 2 dikatakan Neraca

pembukaan Jawatan Pegadaian terhitung mulai tanggal yang akan ditentukan oleh

Menteri Keuangan, dibuat oleh Direktur Akuntan Negara dan yang kemudian

ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pada PP Nomor 103 Tahun 2000 Tentang

Perum Pegadaian, modal doatur pada Pasal 10 Modal Perusahaan merupakan

kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dan tidak terbagi atas saham-saham. Besarnya modal Perusahaan pada saat

Peraturan Pemerintah ini diundangkan adalah sebesar seluruh nilai penyertaan

modal Negara yang tertanam dalam Perusahaan, berdasakan penetapan Menteri

Keuangan dan setiap penambahan dan pengurangan penyertaan modal Negara

yang tertanam dalam Perusahaan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

22 diatur oleh Menteri Keuangan

39

Page 40: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Hal ini berbeda dengan Pegadaian yang berbentuk Persero pada tahun

2011, dimana Modal Perusahaan yang ditempatkan dan disetor pada saat

pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaan Negara yang

dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian. Modal Perusahaan Perseroan

(Persero) tersebut sebesar modal negara Republik Indonesia yang tercatat dalam

neraca penutup Perum Pegadaian. Kini modal Usaha Pegadaian lebih detail

dengan ditetapkannya POJK Nomor 31/POJK.05/2016 dimana Jumlah Modal

Disetor Perusahaan Pergadaian ditetapkan paling sedikit: a. Rp500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha kabupaten/kota atau b.

Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah

usaha provinsi

.

Tabel 2

Permodalan

PP NO 178 Th. 1961(Pegadaian berbadanhukum Perusahaan

Negara)

PP NO 7 Th 1969(Pegadaian berbadanhukum Perusahaan

Jawatan)

PP NO 103 Th 2000(Pegadaian berbadanhukum Perusahaan

Umum)

PP NO 51 Th 2011(Pegadian nerbadan

Hukum Persero)

POJK Nomor 31 /POJK.05/2016

(Pegadaian berbadanhukum PT & Koperasi)

Pasal 7Modal Perusahaan ialah jumlah selisih dari nilai aktiva dan nilai passiva dari perusahaan milik negara yang dilebur seperti dimaksud dalampasal 1 dan yang menurut neraca pembukaan sementara yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah ini berjumlah Rp. 4.600.000.000,- (empatmiliar enam ratus juta rupiah).

Dalam pengaturan tahun 1969, tidak diatur secara gamblang mengenai permodalan namun Tidak jauh berbeda dengan tahun 1961, hanya melengkapi dalam pengawasannya oleh Menteri Keuangan.

Pasal 10Modal Perusahaan merupakan kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham.

Modal Perusahaan yang ditempatkan dandisetor pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaanNegara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian. Modal Perusahaan Perseroan(Persero) tersebut sebesar modal negaraRepublik Indonesia yang tercatat dalam neraca penutup Perum Pegadaian.

Pasal 4 Jumlah Modal Disetor Perusahaan Pergadaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling sedikit:a. Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha kabupaten/kota; ataub. Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha provinsi

40

Page 41: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Dapat dilihat bahwa Permodalan yang tertulis secara jelas dalam PP mengenai

perubahan Bentuk Badan Hukum Pegadaian terdapat pada awal pendirian di tahun

1961 dan diakhir perubahan Bentuk Badan Hukum Pegadaian di tahun 2016.

B. 1.2 Tujuan Perusahaan

Pada saat Pegadaian berbentuk sebagai Perusahaan Negara, pemerintah

pada saat itu mempunyai tujuan yang dilatar belakangi pembangunan ekonomi

Nasional di bidang perkreditan. Oleh karena itu, tujuan Perusahaan ialah untuk

turut membangun ekonomi nasional dibidang perkreditan dengan dasar hukum

gadai sesuai dengan ekonomi terpimpin, dengan mengutamakan kebutuhan rakyat

dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam Perusahaan menuju masyarakat

adil dan makmur materiil dan spirituil23. Dalam penerapannya, Pegadaian dirasa

perlu meningkatkan kualitas pelayanan baik itu bersifat fisik maupun dari Aparat

pelaksana, dan oleh karena itu tujuan dirubahnya Perusahaan Negara Pegadaian

menjadi Jawatan Pegadaian melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 1969 Tentang Perubahan Bentuk Perusahaan Negara Pegadaian

Menjadi Jawatan Pegadaian adalah untuk membina aparat pegadaian agar dapat

menjadi lembaga perkreditan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

khususnya di bidang pengembangan sosial ekonomi. Serta memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam aktifitas perekonomian khususnya di bidang Gadai.

Berbeda dengan yang tertulis pada Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum)

Pegadaian. Pada saat Pegadaian berubah bentuk hukumnya menjadi Perusahaan

Umum, maksud dan tujuan perusahaan adalah untuk turut meningkatkan

23 Pasal 5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian

41

Page 42: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

kesejahteraan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah melalui

penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya

berdasarkan ketentuan peraturan perudang-udanganan yang berlaku serta

menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak

wajar lainnya.24 Dapat dilihat bahwa pada peraturan tersebut mempunyai sasaran

yang jelas kepada siapa peraturan ini ditujukan dan diperuntukan serta peraturan

ini memunculkan kekawatiran dan kepedulian Pemerintah terhadap masyarakat

pengguna jasa Gadai supaya masyarakat mendapatkan kesejahteraan dalam

bergadai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011

Tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) juga mengatur tujuan perusahaan

walaupun secara garis besar hampir sama dengan Perum. Perusahaan Perseroan

Pegadaian mempunyai tujuan yaitu untuk melakukan usaha di bidang gadai dan

fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang

keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk

masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha kecil, dan

usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan dengan

menerapkan prinsip perseroan terbatas.25

Sedangkan pada POJK Nomor 31 /POJK.05/2016 Tentang Usaha

Pegadaian bertujuan untuk:

24 Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

25 Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011

Maksud dan tujuan dapat dilihat di bagian menimbang dan juga menjadi latar belakang dibentuknya Undang-undang

42

Page 43: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

1. Meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat menengah ke bawah dan

usaha mikro, kecil, dan menengah, perlu memperluas layanan jasa

keuangan melalui penyelenggaraan usaha pergadaian.

2. Memberikan kemudahan akses terhadap pinjaman, khususnya bagi

masyarakat menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil, dan menengah,

perlu adanya landasan hukum bagi Otoritas Jasa Keuangan dalam

mengawasi usaha pergadaian di Indonesia

3. Memberikan Landasan Hukum bagi Pengawasan Usaha Pegadaian untuk

menciptakan usaha pergadaian yang sehat, memberikan kepastian hukum

bagi pelaku usaha pergadaian, dan perlindungan kepada konsumen

B. 2 Jenis Kegiatan

Kegiatan Pegadaian di awal pendiriannya pada tahun 1961 tidak

ditetapkan secara jelas pada Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 178 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian. Namun

dilihat dari bagian menimbang dikatakan bahwa untuk melaksanakan Undang-

undang Nomor 19 Prp. tahun 1960 tentang Perusahaan Negara terhadap

perusahaan milik negara yang berada dibawah lingkungan Departemen Keuangan,

perlu didirikan suatu Perusahaan negara menurut Undang-undang Nomor 19 Prp.

tahun 1960 yang berusaha dalam lapangan perkreditan jasa dasar hukum gadai

ditetapkan dan diatur sebagai suatu perusahaan dalam arti pasal 2 Indonesische

43

Page 44: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Bedrijvenwet 1927 (Stbl. 1927 No.419) sebagaimana yang telah diubah dan

ditambah, terakhir dengan Undang-undang No.12 tahun 1955. Hal ini tidak jauh

berbeda dengan perkembangan pengaturan tahun 1969 dimana Perusahaan Negara

Pegadaian berubah bentuk hukumnya menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian

yang mana Usaha dan kegiatan Jawatan Pegadaian juga ditetapkan dan diatur

sebagai suatu perusahaan dalam arti Pasal 2 Indonesische Bedrijvenwet 1927

(Stbl. 1927 No.419) sebagaimana yang telah diubah dan ditambah, terakhir

dengan Undang-undang No.12 tahun 1955 yang berbunyi “Berhubung dengan

kesukaran-kesukaran yang mungkin dapat timbul dalam melaksanakan dengan

segera seluruh peraturan-peraturan yang termaktub dalam Undang-undang ini,

maka Menteri Keuangan untuk ini berhak untuk menetapkan peraturan-

peraturan-peralihan seperlunya.”26 Jadi dapat dipahami bahwa kegiatan

Pegadaian pada saat itu mengacu pada asas dan dasar hukum Kitab Undang-

undang Hukum Perdata tentang Gadai yang termuat pada Pasal 1150-1160.

Kegiatan Pegadaian baru nampak tertulis jelas pada penetapan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan

Umum (Perum) Pegadaian dan diatur pada Pasal 8 yaitu Kegiatan Pegadaian

sebagai:

a. penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai

b. penyaluran uang pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa titipan,

pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri

26 undang-undang republik indonesia nomor 12 tahun 1955 tentang penetapan undang-undang darurat no 3 tahun 1954 tentang mengubah "indonesische comptabilteitswet" (staatsblad 1925 no 448) dan "indonesische bedrijvenwet" (staatsblad 1927 no 419) sebagai undang-undang

44

Page 45: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya

maksud dan tujuan Perusahaan

c. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain;

d. membentuk anak Perusahaan

e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.

Dapat dikatakan lebih spesifik tentang apa yang tertulis mengenai Tugas

Pegadaian dalam PP tersebut diatas, selain usaha dengan esensi gadai Pegadaian

juga mempunyai tugas lain yang tidak tertulis pada peraturan tertulis tentang

Pegadaian sebelumnya. Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 51 Tahun 2011 Tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan

Umum (Perum) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), tugas

Pegadaian lebih berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat dan terbagi

atas dua jenis kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan lainnya. Hal ini nampak

pada Pasal 2 ayat (2) kegiatan usaha utama berupa:

a. penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai

termasuk gadai efek

b. penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia

c. pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi

dan perdagangan logam mulia serta batu adi.

Selain itu juga dapat melaksanakan kegiatan lain yang tertuang dalam Pasal 2 ayat

(3) yaitu melaksanakan kegiatan usaha:

a. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa

administrasi pinjaman

b. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan

45

Page 46: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

(Persero).

Dapat dilihat bahwa eksistensi Fidusia, jasa titipan dan jasa tafsiran dari Peraturan

tahun 2000 hingga Peraturan berikutnya tahun 2011 tetap dipertahannkan, namun

pada PP No. 51 Tahun 2011 Pegadaian juga melayani jasa transfer uang dan

optimalisasi sumberdaya Perusahaan Perseroan.

Kini, pegadaian menerapkan ketentuan jenis kegiatannya yang didasarkan

POJK Nomor 31/POJK.05/2016 dalam Pasal 13 ayat (1) meliputi:

a. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan hukum Gadai

b. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusia

c. pelayanan jasa titipan barang berharga

d. pelayanan jasa taksiran

Regulasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan ini juga memungkinkan

Pegadaian melakukan kegiatan selain yang tertera pada Pasal 13 tersebut. Hal ini

tercantum pada ayat (2) dimana kegiatan lain tersebut harus berdasarkan prinsip

kegiatan yang tidak terkait Usaha Pergadaian yang memberikan pendapatan

berdasarkan komisi (fee based income) sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan dibidang jasa keuangan atau kegiatan usaha lain

dengan persetujuan OJK dan dengan memenuhi prasarat yang sudah ditentukan

melalui Peraturan OJK ataupun memakai prinsip syariah.

Tabel 3

Karakteristik Pegadaian dari Jenis Kegiatan

PP NO 178 Th. 1961(Pegadaian berbentuk

hukum PerusahaanNegara)

PP NO 7 Th 1969(Pegadadian

berbentuk hukumPerusahaan Jawatan)

PP NO 103 Th 2000(Pegadain berbentukhukum Perusahaan

Umum)

PP NO 51 Th 2011(Pegadaian berbentuk

hukum Persero)

POJK Nomor 31/POJK.05/2016

(Pegadaian berbentukhukum PT & Koperasi )

Tidak diatur secara jelas mengenai jenis kegiatan yang dilakukan, namun apabila dilihat dari bagian Menimbang, maka kegiatan yang

a. penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai;

a. penyaluran pinjaman berdasarkanhukum gadai

a. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan

46

Page 47: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

dilakukan berdasarkan KUHPerdata. Sehingga dapat dipahami bahwa kegiatan mengacu pada asas dan dasar hukum Kitab Undang undang Hukum Perdata tentang Gadai yang termuat pada Pasal 1150-1160 yang mencakup mengenaikegiatan Gadai yaitu penyaluran dana melalui perjanjian.

b. penyaluran uang pinjaman berdasarkanjaminan fidusia, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaanc. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain;d. membentuk anak Perusahaan;e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.

termasuk gadai efek;b. penyaluran pinjaman berdasarkanjaminan fidusiac. pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi.d. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasaadministrasi pinjaman; dane. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan(Persero).

hukum Gadaib. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusiac. pelayanan jasa titipan barang berhargad. pelayanan jasa taksiran.Apabila melakukan usaha lain harus berdasarkan prinsip kegiatan lain yang tidak terkait Usaha Pergadaian yang memberikan pendapatan berdasarkan komisi (fee based income) sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dibidang jasa keuangan atau kegiatan usaha lain dengan persetujuan OJK. Dengan memenuhi prasarat yang sudah ditentukan melalui Peraturan OJK ataupun memakai prinsip syariah.

B. 3. Kepengurusan

Dalam pembahasan mengenai Kepengurusan ini akan dibahas mengenai

Subjek orang perseorangan (Struktur Kepengurusan) yang ada didalam Pegadaian.

Dimulai pada Tahun 1961 dengan diberlakukannya PP Nomor 178 Tahun1961

didalamnya terdapat beberapa subejek hukum yang terdiri dari:

1. Pemerintah, dalam hal ini Presiden Republik Indonesia

2. Menteri, yang dimaksukan kepada Menteri Keuangan

3. Direksi ialah Direksi P.N. Pegadaian

4. B.P.U. ialah Badan Pimpinan Umum Perkreditan/Tabungan

47

Page 48: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Pasal 8 mengatakan bahwa Perusahaan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari

seorang Presiden-Direktur dengan dibantu oleh sebanyak-banyaknya 4 orang

Direktur. Presiden Direktur bertanggung-jawab kepada Menteri dan para Direktur

bertanggung-jawab kepada Presiden-Direktur.

Ketentuan Direktur diatur pada Pasal 10 dimana:

a) Antara anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat

ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping, termasuk

menantu dan ipar

b) Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan lain, kecuali dengan izin

Menteri

c) Anggota Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi langsung

atau tidak langsung dalam perkumpulan/perusahaan lain yang berusaha

dalam lapangan yang bertujuan mencari laba.

Pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perubahan Bentuk

Perusahaan Negara Pegadaian Menjadi Perusahaan Jawatan Pegadaian tidak

diatur secara jelas mengenai Keorganisasian termasuk didalamnya pimpinan

perusahaan. Terdapat beberapa subjek hukum yang diatur yaitu : Direktorat

Akuntan Negara dan Menteri Keuangan. Berbeda dengan ketentuan perubahan

Perusahaan Jawatan Pegadaian Menjadi Perusahaan Umum Pegadaian (Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan

Umum (Perum) Pegadaian) dimana kepengurusan Perusahaan dilakukan oleh

Direksi dan anggota Direksi paling banyak 5 (lima) orang dengan seorang

diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.27 Apabila diperlukan penambahan

27 Pasal 17 PP Nomor 178 Tahun 2000

48

Page 49: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

jumlah anggota direksi maka harus berdasarkan Persetujuan Presiden. Ketentuan

Direksi diatur dalam Pasal 18 dimana:

a. memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman dan

berkelakukan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna

kemajuan Perusahaan

b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau

tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang

dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan atau PERUM dinyatakan pailit

c. kewarganegaraan Indonesia

d. Antara anggota Direksi dilarang memiliki hubungan keluarga sampai derajat

ketiga baik menurut garus lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan

yang timbul karena perkawinan.

e. Anggota direksi juga dilarang merangkap jabatan

Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Keuangan dan

diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali. Dalam

peraturan ini, juga terdapat Dewan Pengawas yang melakukan fungsi pengawasan

perusahaan dan Ketentuan dewan Pengawas Diatur dalam Pasal 31 sampai dengan

Pasal 43. Jumlah anggota Dewan Pengawas disesuaikan dengan kebutuhan

Perusahaan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang, seorang

diantaranya diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas. Dewan Pengawas terdiri

dari unsur-unsur pejabat Departemen dan departemen/instansi lain yang

kegiatannya berhubungan dengan Perusahaan, atau pejabat lain yang diusulkan,

diangkat dan diberhentikan Menteri Keuangan dan masa jabatannya sama dengan

49

Page 50: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Direksi yaitu 5 tahun dan dapat diangkat kembali, namun waktu pengangkatan

tidak bersamaan dengan Direksi.

Namun, dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun

2011 Tentang perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (Perum)

Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) tidak mengatur secara jelas

siapa yang menjadi pengurus Perusahaan. Secara prinsip, Organ persero adalah

RUPS, direksi dan komisaris dan Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah,

maka menteri berlaku sebagai RUPS, jika hanya sebagian, maka sebagai

pemegang saham perseroan terbatas dan RUPS sebagai kekuasaan tertinggi

Perusahaan. Hanya saja dalam Pasal 1 ayat (2) PP tersebut diatur ketentuan

mengenai perubahan bahwa seluruh kekayaan, hak dan kewajiban Perum

Pegadaian menjadi kekayaan, hak dan kewajiban Perusahaan Perseroan (Persero)

termasuk seluruh karyawan tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tetap

Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu

dan seluruh karyawan tidak tetap Perum Pegadaian menjadi karyawan tidak tetap

Perusahaan Perseroan (Persero) berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu.

Sehingga mengakibatkan hak dan kewajiban antara Perum Pegadaian dengan

karyawan Perum Pegadaian menjadi hak dan kewajiban antara Perusahaan

Perseroan (Persero) dengan karyawan Perusahaan Perseroan (Persero).

Dalam POJK Nomor 31/POJK.05/2016 telah ditetapkan bahwa bentuk

Hukum dari Pegadaian adalah Perseroan Terbatas dan Koperasi sehingga prinsip

kepengurusan Pegadaian disesuaikan / selaras dengan Peraturan tentang Perseroan

Terbatas dan Koperasi. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 1 angka 6 tentang Direksi

bahwa “bagi Perusahaan Pergadaian yang berbentuk badan hukum perseroan

50

Page 51: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas atau bagi Perusahaan Pergadaianyang

berbentuk badan hukum koperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang” begitupun dengan dewan komisaris yang menyesuaikan dengan

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian. Dalam POJK ini Dewan pengawas Syariah hadir sebagai bagian

dari Organ Perusahaan Pegadian yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan

terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

OJK juga ikut berperan dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

perusahaan Pegadaian yang berdasarkan pada surat dari OJK dengan prosedur

yang tertulis pada POJK tersebut serta OJK juga dapat bekerja sama dengan

Instansi lainnya dalam melaksanakan Pengawasan dan Pemeriksaan.

B. 4 Pengawasan

Sejatinya demi tercipta kegiatan Badan Hukum yang berkelanjutan,

tentusaja penting memperhatikan faktor Pengawasan yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan

selain itu agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan, sedang atau

mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan juga patut menjadi bahan

pertimbangan dalam diberlangsungkannya pengawasan dan yang tidak kalah

51

Page 52: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

penting adalah mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan. Selain itu,

akan lebih baik jika pengawasan dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-

penyimpangan sehingga bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan

dengan tindakan kontrol sesudah terjadi penyimpangan (repressive control).

Namun dalam Pegadaian sendiri, fungsi pengawasan baru dimunculkan

secara tertulis pada tahun 2000 dimana terdapat Dewan pengawas yang bertugas

untuk melaksanaan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan

oleh direksi dan memberi nasihat kepada direksi dalam melaksanakan kegiatan

pengurusan Perusahaan. Setelah itu Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2011

kembali tidak mencantumkan tugas Pengawasan dikarenakan pada Peraturan

tersebut hanya mengatur mengenai bentuk hukum yang baru dari Pegadaian.

POJK Nomor 31 /POJK.05/2016 Tentang Usaha Pegadaianlah yang mengatur

secara jelas tertulis mengenai fungsi pengawasan Pegadaian saat ini, dimana

tertulis bahwa Pengawasan terhadap Perusahaan Pergadaian dilakukan oleh OJK

dan OJK berwenang melakukan Pemeriksaan terhadap Perusahaan Pergadaian

yang berdsakan pada surat dari OJK dengan prosedur yang juga tertulis pada

peraturan ini bahkan OJK dapat bekerja sama dengan instansi lainya dalam

melaksanakan pemeriksaan dan dan pengasawan Pegadaian.

Untuk memudahkan pemahaman akan adanya perkembangan pada lembaga pegadaian maka dituangkan dalam tabel berikut ini:

52

Page 53: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

B. Tabel Hasil Penelitian Tabel 4

Perkembangan Pengaturan Lembaga Pegadaian Dari Tahun 1961 hingga 2016

Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 178 Tahun 1961 Tentang Pendirian Perusahaan Negara Pegadaian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1969 Tentang Perubahan Bentuk Perusahaan Negara PegadaianMenjadi Jawatan Pegadaian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor103 Tahun 2000 Tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 Tentang perubahan Bentuk BadanHukum Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

POJK Nomor 31

/POJK.05/2016 Tentang

Usaha Pegadaian.

1. Pengertian Pasal 2(1) P.N. Pegadaian adalah badan hukum, yang berhak melakukan usaha-usaha berdasarkan Peratura Pemerintah ini.

Perusahaan Umum (PERUM)Pegadaian, yang selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini disebut Perusahaan, adalahBadan Usaha Milik Negara sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969, yang bidang usahanya berada dalam lingkup tugas dan kewenangan Menteri Keuangan, dimana seluruh modalnya dimiliki Negara berupa kekayaan Negara yangdipisahkan dan tidak terbagi atas saham.

Usaha Pergadaian adalah segala usaha menyangkut pemberian pinjaman dengan jaminan barang bergerak, jasatitipan, jasa taksiran, dan/ataujasa lainnya,termasuk yang diselenggarakan berdasarkan prinsip syariah.

PerusahaanPergadaian adalah perusahaan pergadaian swastadan perusahaan pergadaian pemerintah yang diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

2. Bentuk Badan Hukum Perusahaan Negara Pegadaian Jawatan Pegadaian Perusahaan Umum (Perum) Perusahaan Perseroan (Persero)

perseroan terbatas atau koperasi.

3. Tujuan Pasal 5Tujuan Perusahaan ialah1. untuk turut membangun ekonomi nasional dibidang perkreditan

Pasal 7Maksud dan tujuan Perusahaan adalah :a. turut meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Untuk melakukan usaha di bidang gadai dan fidusia, baiksecara konvensional maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai

53

Page 54: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

2. dengan dasar hukum gadai sesuai dengan ekonomi terpimpin, 3.dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketenteraman serta kesenangan kerja dalam Perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur materiil dan spirituil

terutama golongan menengah ke bawah melalui penyediaan dana atas dasar hukum gadai, dan jasa di bidang keuangan lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perudang-udanganan yang berlaku;b. menghindarkan masyarakatdari gadai gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya.

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan dengan menerapkan prinsip perseroanterbatas.

4. Modal Pasal 7Modal Perusahaan ialah jumlah selisih dari nilai aktivadan nilai passiva dari perusahaan milik negara yangdilebur seperti dimaksud dalam pasal 1 dan yang menurut neraca pembukaan sementara yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah iniberjumlah Rp. 4.600.000.000,- (empat miliarenam ratus juta rupiah).

Pasal 10Modal Perusahaan merupakankekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan tidak terbagi atas saham-saham.

Modal Perusahaan Perseroan (Persero) berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan yang tercatat dalam Perum Pegadaian.

Pasal 4

Jumlah Modal Disetor

Perusahaan Pergadaian

sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan paling

sedikit:

a. Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah), untuk

lingkup wilayah usaha

kabupaten/kota; atau

b. Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), untuk lingkup wilayah usaha provinsi

5. Jenis Kegiatan a. penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai;b. penyaluran uang pinjaman

kegiatan usaha utama berupa:a. penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai

Pasal13

(1) Kegiatanusaha Perusahaan

54

Page 55: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas, dan industri perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan tujuan Perusahaanc. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain;d. membentuk anak Perusahaan;e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.

termasuk gadai efek;b. penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusiac. pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan logam mulia serta batu adi.d. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasaadministrasi pinjaman; dane. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan(Persero).

Pergadaian meliputi:

a. penyaluran Uang Pinjaman

dengan jaminan berdasarkan

hukum Gadai

b. penyaluran Uang Pinjaman

dengan jaminan berdasarkan

fidusia

c. pelayanan jasa titipan

barang berharga

d. pelayanan jasa taksiran.

Apabila melakukan usaha lainharus berdasarkan prinsipkegiatan lain yang tidakterkait Usaha Pergadaianyang memberikan pendapatanberdasarkan komisi (based income) sepanjangtidak bertentangan denganperaturan perundang-undangan dibidang jasakeuangan atau kegiatan usahalain dengan persetujuan OJK.Dengan memenuhi prasaratyang sudah ditentukanmelalui Peraturan OJKataupun memakai prinsipsyariah.

6. Pimpinan Pasal 8Perusahaan dipimpin oleh

Direksi, Jumlah anggota Direksi paling banyak 5

55

Page 56: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

suatu Direksi yang terdiri dariseorang Presiden-Direktur dengan dibantu oleh sebanyak-banyaknya 4 orang Direktur yang bertanggung-jawab atas bidangnya masing-masing.

(lima) orang, dan seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama.

7. Ketentuan Pimpinan 1. warga negara Indonesia2. anggota Direksi tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garislurus maupun garis kesamping, termasuk menantu dan ipar, kecuali jikadiizinkan oleh Pemerintah.3. Anggota Direksi tidak boleh merangkap jabatan lain,kecuali dengan izin Menteri.4. Anggota Direksi diangkat oleh Pemerintah atas usul Menteri untuk selama-lamanya 5 tahun.

Pasal 18Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang perorangan yang :a. memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman dan berkelakukan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemajuan Perusahaan;b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroanatau PERUM dinyatakan pailitc. kewarganegaraan Indonesia.Direksi diangkat untuk masa jabatan 5 (lima) tahun

8. Wewenang Pimpinan Direksi mewakili Perusahaan didalam dan diluar

Direksi diberi tugas dan mempunyai wewenang untuk:

56

Page 57: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

pengadilan.Direksi menentukan kebijaksanaan Perusahaan.Direksi mengurus dan menguasai kekayaan Perusahaan.

Pasal 17Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan menurut peraturankepegawaian yang disetujuioleh Menteri berdasarkan peraturan pokok kepegawaianyang ditetapkan oleh Pemerintah

a. memimpin, mengurus dan mengelola Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaandengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna Perusahaan;b. menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan;c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar Pengadilan;d. melaksanakan kebijak pengembangan usaha dalam mengurus Perusahaan yang telah digariskan Menteri Keuangan;f. menetapkan kebijakan Perusahaan sesuai dengan pedoman kegiatan operasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;g. menyiapkan Rencana Jangka Panjang serta RencanaKerja dan Anggaran Perusahaan;h. mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi sutau Perusahaan;i. menyiapkan strukstur organisasi dan tata kerja Perusahaan lengkap dengan

57

Page 58: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

perincian tugasnya;j. melakukan kerjasama usaha, membentuk anak Perusahaan dan melakukan penyertaanmodal dalam badan usaha laindengan persetuuan Menteri Keuangan;k. mengangkat dan memberhentiankan pegawai Perusahaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku;l. menentapkan gaji, pensiun /jaminan hari tua dan dan penghasuiln lain bagi para pegawai Perusahaan serta mengatur semua hal kepegawaian lainnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;m. menyiapkan Laporan Tahunan dan laporan berkala.

8. Kepegawaian Direksi mengangkat dan memberhentikan pegawai perusahaan menurut peraturankepegawaian yang disetujui oleh Menteri berdasarkan peraturan pokok kepegawaianyang ditetapkan oleh Pemerintah.

Penugasan, pengangkatan, penempatan, pemberhentian, kedudukan dan penghargaan kepada pegawai Perusahaan diatur dan ditetapkan oleh Direksi ssesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.

Direksi (Apabila berbadan

hukum Perusahaanyang

didasarkan pada UU NO.40

Tahun 2007)

Dewan Komisaris

Dewan pengawas Syariah

58

Page 59: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

(DPS adalah bagian dari organ PerusahaanPergadaianyang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha agar sesuai dengan Prinsip Syariah. )

9. Jatuh tempo Anggaran Perusahaan

Selambat-lambatnya tiga bulan sebelum tahun buku baru mulai berlaku

Neraca pembukaan Jawatan Pegadaian terhitung mulai tanggal yang akan ditentukan oleh Menteri Keuangan, dibuat oleh Direktur Akuntan Negara dan yang kemudian ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

10. Pendirian Dengan nama Perusahaan Negara Pegadaian, selanjutnya disebut P.N. Pegadaian dan berkedudukan di Jakarta

Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) dilakukanoleh Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

Pendaftaran dan perijinan

secara prosedur tertulis pada

Bab II yang secara lengkap

terlampir dengan melibatkan

OJK secara keseluruhan. Pada

Pasal11

(1) Perusahaan Pergadaian

yang telah memperoleh izin

usaha dari OJK wajib

melakukan kegiatan usaha

paling lama 30 (tigapuluh)

Hari sejak tanggal izin usaha

59

Page 60: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

ditetapkan.

(2) Perusahaan Pergadaian wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada OJK paling lama 15 (lima belas) Hari sejak tanggal dimulainya kegiatan usaha.

11.Pembubaran Pembubaran Perusahaan dan penunjukan likwidaturnya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Pembubaran Perusahaan dan penunjukan likuidaturnya ditetapkan dengan PeraturanPemerintah.

12.Pengawasan Dewan Pengawas, bertugas untuk melaksanaan pengawasan terhadap pengurusan Perusahaan yang dilakukan oleh direksi dan memberi nasihat kepada direksi dalam melaksanakan kegiatan pengurusan Perusahaan.

Pengawasan terhadap

Perusahaan Pergadaian

dilakukan oleh OJK dan OJK

berwenang melakukan

Pemeriksaan terhadap

Perusahaan Pergadaian yang

berdsakan pada surat dari

OJK dengan prosedur yang

juga tertulis pada peraturan

ini.OJK dapat bekerja sama

dengan instansi lainya dalam

melaksanakan pengawasan

60

Page 61: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

C. Analisis Terdapat Privatisasi Pegadaian seiring dengan perkembangan Peraturan tentang

Pegadaian, hal ini dapat dilihat dari bentuk hukum dan ketentuan mengenai kepengurusan

serta permodalan. Awal terbentuknya, seluruh kegiatan dan kepengurusan serta pengelolan

langsung dipusatkan di kepemerintahan. Namun disadari bahwa kegiatan dan kebutuhan akan

hukum Gadai makin berkembang serta tuntutan ekonomi Global maka Pemerintah mulai

menetapkan Pegadaian bisa didirikan oleh Orang perseorangan tanpa ada campurtangan

kepengurusan dari Pemerintah. Hal ini terbukti pada saat ditetapkannya PP No. 103 Tahun

2000 dimana Pegadian berbentu Perusahaan Umum. Saham kepemilikan 51% oleh Negara

dan 49% oleh pihak lain. Dari sini dapat dipahami bahwa Pegadian mulai dapat merambah

kegiatan usaha bagi orang perseorangan. Hingga dewasa ini dalam POJK

NO.31/POJK.05/2016 Pegadian dapat dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta karena

Pegadaian dapat berupa PT dan Koperasi yang mengacu pada Undang-Undang PT dan

Koperasi.

Berkaitan dengan teori badan hukum yang telah dipaparkan, ternyata sesuai dengan

kenyataan bahwa Pegadaian merupakan sesuatu yang dianggap nyata seperti manusia yang

bisa melakukan perbuatan hukum serta memikul tanggungjawab hukum yang terwujud

melalui konstruksi yuridis kepengurusan dari masing-masing perubahan bentuk Pegadaian

dari masing-masing peraturan. Dapat disimpulkan bahwa Pegadaian mengacu dari teori

tersebut karena Pegadaian merupakan badan hukum yang dibentuk pemerintah yang

bertujuan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat di bidang penyaluran dana melalui

hukum gadai. Selain itu, sejak Pegadaian didirikan juga tak luput dari teori Kekayaan

Bersama dan Teori ini tercermin pada Pegadaian yang berbadan hukum Koperasi.

Dalam Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 mengamanatkan bahwa “Perekonomian nasional

diselenggarakan berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip keadilan, kebersamaan,

efisiensi, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga

61

Page 62: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional”. Hal inilah yang mendasari

dibentuknya PP Nomor 178 Tahun 1961, PP NO. 7 Tahun 1969, PP NO. 103 Tahun 2000 dan

Peraturan lainnya tentang perubahan bentuk badan hukum Pegadaian di Indonesia.

Karakteristik dan pembeda dari masing-masing peraturan mengenai lembaga Pegadaian dapat

dilihat dari Jenis Kegiatannya, pada saat Pegadian berbentuk:

I. Perusahaan Negara dan Perusahaan Jawatan: Tidak diatur secara jelas mengenai jenis

kegiatan yang dilakukan, namun apabila dilihat dari bagian Menimbang, maka

kegiatan yang dilakukan berdasarkan KUHPerdata. Sehingga dapat dipahami bahwa

kegiatan mengacu pada asas dan dasar hukum Kitab Undang undang Hukum Perdata

tentang Gadai yang termuat pada Pasal 1150-1160 yang mencakup mengenai

kegiatan Gadai yaitu penyaluran dana melalui perjanjian.

II. Perusahaan Umum Pegadaian:

a. penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai;

b. penyaluran uang pinjaman berdasarkan jaminan fidusia, pelayanan jasa

titipan, pelayanan jasa sertifikasi logam mulia dan batu adi, unit toko emas,

dan industri perhiasaan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang

tercapainya maksud dan tujuan Perusahaan

c. melakukan kejasama usaha dengan badan usaha lain;

d. membentuk anak Perusahaan;

e. melakukan penyertaan modal dalam badan usaha lain.

III. Persero Pegadaian :

a. penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek;

b. penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia

c. pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi dan perdagangan

logam mulia serta batu adi.

62

Page 63: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

d. jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi

pinjaman; dan

e. optimalisasi sumber daya Perusahaan Perseroan (Persero).

IV. Perseroan Terbatas & Koperasi Pegadaian :

a. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan hukum Gadai

b. penyaluran Uang Pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusia

c. pelayanan jasa titipan barang berharga

d. pelayanan jasa taksiran. Namun, apabila melakukan usaha lain harus

berdasarkan prinsip kegiatan lain yang tidak terkait Usaha Pergadaian yang

memberikan pendapatan berdasarkan komisi (fee based income) sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dibidang jasa

keuangan atau kegiatan usaha lain dengan persetujuan OJK. Dengan

memenuhi prasarat yang sudah ditentukan melalui Peraturan OJK ataupun

memakai prinsip syariah.

Dapat dilihat bahwa yang semula pegadaian menjalankan kegiatan Gadai Pand saja,

kini sudah mempunyai varian kegiatan diluar hukum gadai yang ditentukan KUHPerdata.

Dapat dilihat bahwa Fidusia mulai eksis di Lembaga Pegadaian di Peraturan Pemerintah

Tahun 2000, 2011 dan POJK 2016 sampai saat ini. Pada saat Pegadaian berbentuk

Perusahaan Umum, Pegadaian juga melakukan kegiatan kerjasama dengan badan usaha lain

serta membentuk anak perusahaan. Hal ini tidak lagi diprioritaskan pada saat Pegadaian

berbentuk Persero sehingga kegiatan membentuk anak perusahaan dan kerjasama dengan

badan usaha lain dihapuskan dan diperbaharui dengan kegiatan jasa transfer uang, transaksi

pembayaran, pinjaman dan lainnya sehingga kegiatan yang dilakukan mirip dengan fungsi

lembaga Perbankan denga Fidusia masih dipertahankan. Namun seiring perkembangan, kini

pegadaian hanya melayani kegiatan Gadai, Fidusia, Jasa Titipan, dan Jasa Tafsiran. Dapat

63

Page 64: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

dilihat bahwa kini pegadaian tidak telalu banyak mendalami kegiatan perbankan yang

sebelumnya menjadi Kegiatan Pokok Pegadaian.

Ketentuan Kepengurusan Pegadaian yang seiring dengan perubahan bentuk badan

hukum Pegadaian dari waktu ke waktu, Kepengurusan Lembaga Pegadaian sendiri juga ikut

menyesuaikan dari kebutuhan maupun dari regulasi yang ada. Kepengurusan merupakan

cerminan dari Teori Organ dalam suatu badan Hukum, dimana Badan hukum itu seperti

manusia, menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan hukum dan memandang

badan hukum sebagai suatu yang nyata (reliteit). Menurut teori organ badan hukum

merupakan een bestaan, dat hun realiteit dari konstruksi yuridis seolah-olah sebagai

manusia yang sesungguhnya dalam lalu lintas hukum yang juga mempunyai kehendak sendiri

yang dibentuk melalui alat-alat kelengkapannya yaitu pengurus dan anggotanya dan

sebagainya. Pada tahun 1961 dimana Pegadaian berbentuk Perusahaan Negara, kepengurusan

berada penuh di tangan Pemerintah (terpusat), dimana dalam pertimbangannya bahwa pada

awal berdirinya Pemerintah dapat secara langsung melakukan, mengelola dan mengawasi

kegiatan yang dilakukan di Pegadaian sehingga perkembangan Lembaga Pegadaian dapat

terus membangun perekonomian Negara di bidang gadai. Pengangkatan Pengurus Pegadaian

juga dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Izin Usaha Perusahaan Gadai.

Kriteria untuk Pengurus antara lain:

1. Warga negara Indonesia

2. Memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan.

3. Tidak pernah melakukan tindakan tercela dibidang lembaga keuangan

4. Tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindakan pidana di

bidang keuangan dan perekonomian

5. Memiliki akhlak dan moral yang baik.

64

Page 65: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/14692/2/T1_312014130_BAB II... · Sebagai badan hukum, perkumpulan tersebut diperlukan pengesahan akta

Dalam Peraturan terkait, beberapa hal tersebut diatas memperhatikan kualitas dari para

pengurus Pegadaian selalu diperhatikan dan ditingkatkan sehingga tujuan dari Pegadaian

dapat berlangsung. Hal ini juga terkait pada pegadaian yang merupakan lembaga terpercaya

yang dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang Gadai.

65