bab ii pembahasan -...

89
22 BAB II PEMBAHASAN Sebelum mengkaji lebih dalam mengenai analisis penulis terkait permasalahan atau problematika pekerja (kreditor) sebagai pemohon kepailitan perusahaan tempatnya bekerja (debitor), penting untuk memahami konsep hukum kepailitan. Oleh karena kepailitan digunakan sebagai pranata hukum untuk menyelesaikan sengketa utang piutang oleh pekerja terhadap perusahaan, maka pekerja harus memenuhi syarat pengajuan permohonan pailit baik syarat formil maupun materil. Syarat formil dan materil digunakan sebagai kaidah untuk menentukan apakah permohonan pernyataan pailit dapat dikabulkan ataupun ditolak. Syarat formil terdiri dari dua komponen, yaitu kompetensi Pengadilan Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari tiga komponen, yaitu adanya debitor, adanya dua kreditor atau lebih dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Dalam satu syarat materil, menyatakan bahwa salah satu pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah kreditor. Untuk dapat menjelaskan bahwa pekerja dapat menjadi kreditor oleh karena tidak terpenuhinya hak normatif yang seharusnya diterima oleh karena Pemutusan Hubungan Kerja oleh perusahaan sehingga besarnya hak normatif yang dapat ditentukan dalam bentuk sejumlah uang tersebut dikategorikan sebagai utang dalam arti luas. Oleh karena itu, dalam bab ini lebih mentitikberatkan pada

Upload: phungcong

Post on 27-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

22

BAB II

PEMBAHASAN

Sebelum mengkaji lebih dalam mengenai analisis penulis terkait

permasalahan atau problematika pekerja (kreditor) sebagai pemohon kepailitan

perusahaan tempatnya bekerja (debitor), penting untuk memahami konsep hukum

kepailitan. Oleh karena kepailitan digunakan sebagai pranata hukum untuk

menyelesaikan sengketa utang piutang oleh pekerja terhadap perusahaan, maka

pekerja harus memenuhi syarat pengajuan permohonan pailit baik syarat formil

maupun materil. Syarat formil dan materil digunakan sebagai kaidah untuk

menentukan apakah permohonan pernyataan pailit dapat dikabulkan ataupun

ditolak. Syarat formil terdiri dari dua komponen, yaitu kompetensi Pengadilan

Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari tiga

komponen, yaitu adanya debitor, adanya dua kreditor atau lebih dan tidak

membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.

Dalam satu syarat materil, menyatakan bahwa salah satu pihak yang dapat

mengajukan permohonan pailit adalah kreditor.

Untuk dapat menjelaskan bahwa pekerja dapat menjadi kreditor oleh karena

tidak terpenuhinya hak normatif yang seharusnya diterima oleh karena Pemutusan

Hubungan Kerja oleh perusahaan sehingga besarnya hak normatif yang dapat

ditentukan dalam bentuk sejumlah uang tersebut dikategorikan sebagai utang

dalam arti luas. Oleh karena itu, dalam bab ini lebih mentitikberatkan pada

Page 2: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

23

pembahasan mengenai hubungan antara tuntutan atas hak normatif pekerja dan

kedudukan kreditur dalam proses kepailitan, bagaimana kedudukan hukum bagi

pekerja sebagai kreditor dalam proses kepailitan. Sehingga apabila pekerja

mengajukan permohonan pailit, pekerja juga memiliki kedudukan hukum (legal

standing) dalam proses kepailitan.

Oleh sebab itu, sistematika penulisan dalam bab ini dibagi dalam beberapa

bagian yakni sebagai berikut. Pertama, membahas mengenai latar belakang

adanya lembaga kepailitan. Kedua, membahas konsep kepailitan yang diuraikan

berdasarkan pendekatan etimologis, doktrin dan pendekatan UU. Ketiga, memuat

uraian tentang hukum acara dalam kepailitan, yang terdiri dari dua, yaitu syarat

permohonan pailit dan acara pemeriksaan pailit. Syarat permohonan pailit yang

dimaksud adalah syarat formil dan materil termasuk uraian mengenai pekerja

sebagai pemohon pailit dan perseroan terbatas sebagai termohon pailit. Keempat,

memuat uraian tentang hasil penelitian terhadap kasus-kasus kepailitan. Kelima,

memuat uraian tentang analisis yang terdiri dari tiga bagian, yaitu variasi

pertimbangan hakim dan amar putusan dalam memutus 10 (sepuluh) kasus

kepailitan yang mana pemohonnya adalah pekerja, penetapan PHI yang

menentukan besarnya hak normatif yang diterima pekerja akibat PHK dan variasi

yang dapat dilakukan oleh pekerja agar permohonan kepailitan dapat dikabulkan.

A. Latar Belakang Lembaga Kepailitan

Banyaknya kredit macet pada sejumlah bank pada akhir tahun 1997 telah

menandai awal krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Kondisi ini

semakin diperparah dengan merosotnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar

Page 3: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

24

Amerika, yang pernah mencapai titik terendah Rp. 15.000,00/1 US$. Seiring

dengan merosotnya nilai tukar rupiah tersebut, kemudian para debitor Indonesia

dalam membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo, baik dalam mata uang

asing ataupun rupiah juga ikut merosot. Permasalahan kredit macet ini dinilai,

selain merupakan sumber krisis moneter yang telah terjadi, juga merupakan faktor

penghambat perbaikan ekonomi Indonesia pasca krisis moneter tersebut.1

Pada tahun 1988, akibat terjadi krisis moneter di Indonesia berpengaruh

terhadap peraturan kepailitan. Faillisements Verordening (Staatsblad No. 217

Tahun 1905 Jo. Staatsblad No. 348 Tahun 1906) yang merupakan peraturan

kepailitan yang berlaku pada saat itu di Indonesia dirasakan tidak mampu lagi

untuk menyelesaikan permasalahan kredit macet tersebut. Oleh karena itu, pada

tanggal 22 April 1998 pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan pemerintah

pengganti undang-undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 1998 tentang perubahan atas

Undang-Undang (peraturan) kepailitan. Perpu tersebut mengubah dan menambah

faillisements verordening (FV) dan tidak mencabut faillisements verordening

(FV), yang kemudian menjadi Undang-Undang yaitu Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1998. Salah satu pokok penyempurnaan yang dilakukan oleh perpu

kepailitan yang disebutkan dalam penjelasan atas Undang-Undang Kepailitan

bagian umum adalah pembentukan Pengadilan Niaga yang khusus memeriksa

permohonan kepailitan dan sengketa bisnis.2

Pembentukan Pengadilan Niaga ini untuk mengatasi sistem hukum dan

kompetensi hakim pengadilan umum yang tidak mencukupi dalam memutuskan

1 Valerie Selvie Sinaga, Analisa Putusan Kepailitan pada Pengadilan Niaga Jakarta: Kumpulan

makalah seri Workshop Kepailitan I - IV, Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, h. v.

2 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori & Praktek, Citra Aditya Bakti, Bandung, h. 5-7.

Page 4: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

25

sengketa-sengketa bisnis, terutama sengketa kepailitan. Selain itu, pembentukan

pengadilan khusus ini adalah untuk mengatasi citra negatif pengadilan umum di

Indonesia yang korup, tidak transparan dan lama dalam memutuskan suatu

perkara. Pengadilan Niaga diharapkan mampu untuk menegakkan prinsip-prinsip

keadilan, transparan, cepat, sederhana dan efektif bagi sengketa-sengketa

kepailitan. Akan tetapi setelah berjalan 6 tahun sejak awal berdiri tahun 1998

hingga 2003 minat masyarakat untuk menggunakan Pengadilan Niaga sebagai

tempat penyelesaian perkara kepailitan dirasakan mengalami penurunan.3 Hal ini

dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.

Jumlah perkara kepailitan yang diterima Pengadilan Niaga dari Tahun

1998-2003

Tahun Jumlah perkara yang diterima Pengadilan Niaga

1998 38

1999 100

2000 84

2001 61

2002 39

2003 38

Salah satu yang diyakini menjadi penyebab kemunduran perkembangan

Pengadilan Niaga adalah banyaknya ketidakjelasan aturan yang terdapat dalam

UU No. 4 Tahun 1998. Oleh karena itu dilakukan perubahan terhadap UU No. 4

Tahun 1998 dengan dikeluarkannya Undang-Undang Kepailitan yang baru dan

3 Laporan Kegiatan 1998-2003, Pengadilan Niaga-Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta,

2004, h. 10.

Page 5: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

26

masih diberlakukan hingga saat ini yaitu Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004

tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (selanjutnya

disebut UU No. 37 Tahun 2004). Beberapa perubahan pokok UU No. 4 Tahun

1998 adalah (a) Perubahan akan percepatan waktu; (b) Perubahan syarat

permohonan kepailitan; (c) Perubahan para pihak pemohon; (d) Perubahan pada

prosedur permohonan pailit. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan

berbagai penafsiran sehingga diberikan batasan secara tegas mengenai pengertian

utang, pengertian kepailitan, pembatasan dalam mengajukan permohonan pailit

pada Pasal 2 ayat (5) serta syarat-syarat dan prosedur pernyataan paiit.4

B. Konsep Kepailitan

Istilah “pailit” dapat dijumpai dalam perbendaharaan bahasa Latin, Belanda,

Inggris dan Perancis. Kata pailit berasal dari bahasa Latin yaitu „failure‟, dalam

bahasa Belanda digunakan istilah „failiet‟, sedangkan dalam bahasa Inggris

dipergunakan istilah „to fail‟, serta Perancis menyebut pailit dengan menggunakan

istilah „failite‟ artinya pemogokan atau kemacetan dalam melakukan

pembayaran.5

Algra mendefinisikan bahwa kepailitan adalah “Faillissementis een

gerechtelijk beslag op het gehele vermogen van een schuldenaar ten behoeve van

zijn gezamenlijke schuldeiser”.6 (kepailitan adalah suatu sitaan umum terhadap

semua harta kekayaan dari seorang debitor (si berutang) untuk melunasi utang-

4 Edward Manik, Op.Cit., h. 14-29.

5 Sunarmi, Op. Cit., h. 23.

6 Algra, N.E, Inleiding tot Het Nederlands Privaatrecht, Tjeenk Willink, Groningen, 1974, h. 425.

Page 6: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

27

utangnya kepada kreditor (si berpiutang)). Henry Campbell Black dalam Black‟s

Law Dictionary juga mendefinisikan bahwa:

Bankrupt is the state or condition of a person (Individual,

partnership, corporation, municipality) who is unable to pay its

debt as they are, or become due.7 The term includes a person

againts whom an involuntary petition has been filed, or who has

filed a voluntary petition, or who has been adjudged a bankrupt.

Pailit merupakan suatu keadaan dimana debitor tidak mampu untuk

melakukan pembayaran-pembayaran terhadap utang-utang dari para kreditornya.

Keadaan tidak mampu membayar lazimnya disebabkan karena kesulitan kondisi

keuangan dari usaha debitor yang telah mengalami kemunduran.8 Sedangkan

pengertian kepailitan dalam Pasal 1 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 adalah sita

umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya

dilakukan oleh kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas.

Dalam pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepailitan adalah

pelaksanaan dari dua asas/prinsip dalam rezim hukum harta kekayaan yaitu

prinsip paritas creditorium (Pasal 1131 KUHPerdata) dan prinsip pari passu

prorata parte (Pasal 1132 KUHPerdata). Prinsip paritas creditorium berarti

bahwa semua kekayaan debitor baik barang bergerak atapun barang tidak

bergerak maupun harta yang sekarang telah dipunyai debitor dan barang-barang di

kemudian hari akan dimiliki debitor terikat kepada penyelesaian kewajiban

debitor. Sedangkan prinsip pari passu prorata parte adalah harta kekayaan

tersebut merupakan jaminan bersama untuk para kreditor dan hasilnya harus

dibagikan secara proporsional antara mereka, kecuali apabila antara para kreditor

7 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, West Publishing Co., St. Paul Minnesota, 1979, h.

134. 8 M. Hadi Shubhan, Op. Cit., h. 1.

Page 7: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

28

itu ada yang menurut undang-undang harus didahulukan dalam menerima

pembayaran tagihannya.9

Walaupun dinyatakan bahwa seluruh harta kekayaan debitor (Pasal 21 UU

No. 37 Tahun 2004) menjadi jaminan bagi pelunasan utang kepada Kreditor, akan

tetapi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 tidak berlaku terhadap:10

(a) Benda termasuk hewan yang benar-benar dibutuhkan oleh

debitor sehubungan dengan pekerjaannya, perlengkapannya,

alat-alat medis yang digunakan unuk kesehatan, tempat tidur,

dan perlengkapannya yang digunakan oleh Debitor dan

keluargannya, dan bahan makanan untuk 30 (tiga puluh) hari

bagi debitor dan keluarganya, yang terdapat di tempat itu; (b)

Segala sesuatu yang diperoleh debitor dari pekerjaannya sendiri

sebagai penggajian dari suatu jabatan atau jasa, sebagai upah,

pensiun, uang tunggu atau uang tunjangan, sejauh yang

ditentukan oleh hakim pengawas; atau (c) Uang yang diberikan

kepada debitor untuk memenuhi suatu kewajiban memberi

nafkah menurut undang-undang.

Ketentuan dalam UU Kepailitan bertujuan untuk melindungi hak dasar atau

hakiki yang dimiliki debitor sebagai manusia. Sehingga dengan dipailitkannya

debitor, tidak bermakna bahwa seluruh harta kekayaan debitor menjadi disita oleh

Pengadilan untuk membayar seluruh hutangnya kepada kreditor.

C. Hukum Acara dalam Kepailitan

1. Syarat Agar Pengajuan Permohonan Pernyataan Pailit Dapat Diterima

Adapun syarat untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit sehingga

dapat diterima terbagi menjadi dua, yaitu syarat formil dan syarat materil.

9 Kartini Mulyadi, Kepailitan dan Penyelesaian Utang Piutang, 2001, dalam Rudhy A. Lontoh

(ed.), Penyelesaian Utang Piutang Melalui Pailit atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Alumni, Bandung, h. 168.

10 Pasal 22 UU No. 37 Tahun 2004.

Page 8: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

29

Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka permohonan pailit yang ajukan

oleh pemohon ditolak oleh Pengadilan Niaga dimana permohonan itu diajukan.

a. Syarat Formil

Terdapat 2 (dua) syarat agar pengajuan permohonan pailit dapat

diterima sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4) UU

No. 37 Tahun 2004, yakni pengajuan permohonan pailit merupakan

kewenangan Pengadilan Niaga di tempat kedudukan debitor dan perkara

dapat dibuktikan secara sederhana.

1) Kompetensi Pengadilan Niaga

Pengadilan Niaga merupakan bagian dari Peradilan Umum

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2004 tentang

perubahan atas Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan

Umum juncto Pasal 1 ayat (7) UU No. 37 Tahun 2004. Pengadilan Niaga

mempunyai kompetensi (kewenangan) untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus permohonan pernyataan pailit dan penundaan kewajiban

pembayaran utang. Kewenangan tersebut diatur dalam Pasal 3 ayat (1)

UU No. 37 Tahun 2004 menentukan bahwa :

Putusan atas permohonan pernyataan pailit dan hal-hal

lain yang berkaitan dan/atau diatur dalam Undang-

Undang ini, diputuskan oleh Pengadilan yang daerah

hukumnya meliputi daerah tempat kedudukan hukum

debitor.

Selain itu, Pasal 300 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 menyatakan

bahwa Pengadilan Niaga juga berwenang untuk memeriksa dan memutus

Page 9: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

30

perkara lain di bidang perniagaan yang ditetapkan dengan undang-

undang. Pengadilan Niaga berwenang menangani perkara-perkara seperti

Hak Kekayaan Intelektual dan Lembaga Penjamin Simpanan.

2) Pembuktian sederhana

Syarat ini diatur dalam Pasal 8 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004

menyatakan bahwa:

Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila

terdapat fakta dan kenyataan yang terbukti secara

sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) telah

dipenuhi.

Dalam proses pembuktian hukum kepailitan, fakta dan kenyataan

yang terbukti secara sederhana yang dimaksud adalah adanya fakta dua

atau lebih kreditor dan adanya fakta utang yang telah jatuh waktu dan

tidak dibayar. Fakta dan kenyataan tersebut harus terbukti secara

sederhana dalam jangka waktu proses sejak pengajuan permohonan

hingga dikeluarkanya putusan yaitu selama 60 hari. Apabila fakta dan

kenyataan tidak terbukti sederhana atau dengan kata lain perlu jangka

waktu yang lama untuk dapat membuktikan bahwa terdapat sengketa

utang-piutang antara debitor dan kreditor, maka esensi dari kepailitan

akan hilang. Hal ini dikarenakan kepailitan termasuk sebagai proses

acara peradilan cepat. Apabila fakta dan kenyataan tidak sederhana, maka

pihak yang berkepentingan tersebut harus mengajukan gugatan

keperdataan ke Pengadilan Negeri.

Page 10: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

31

b. Syarat Materil

Ada 3 (tiga) syarat agar pengajuan permohonan pailit dapat diterima

sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004, yaitu:

Debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan

tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah

jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan

putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri

maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya.

1) Adanya Debitor

Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau

Undang-Undang yang pelunasannya dapat ditagih dimuka pengadilan.11

Debitor yang dimaksud adalah subjek hukum, baik orang perseorangan

atau orang alamiah (natuurlijk persoon) maupun badan hukum (rechts

persoon) seperti Perseroan Terbatas. Tanpa adanya perikatan maka tidak

ada debitor sebagai si berutang yang memiliki kewajiban pembayaran

utang kepada Kreditor dan merupakan subjek utama dalam hukum

kepailitan.

2) Adanya dua Kreditor atau lebih

Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau

undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih di muka pengadilan.12

Yang dimaksud dengan “kreditor” adalah baik kreditor konkuren,

kreditor separatis maupun kreditor preferen.13

Adanya dua kreditor atau

lebih yang dimaksud adalah untuk dapat mengajukan permohonan pailit

11

Pasal 1 Angka 3 UU No. 37 Tahun 2004. 12

Pasal 1 Angka 2 UU No. 37 Tahun 2004. 13

Penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004.

Page 11: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

32

kepada debitor, maka debitor tersebut harus memiliki sekurangnya 2

(dua) kreditor. Jika debitor hanya berutang kepada seorang kreditor saja,

maka seluruh harta kekayaannya menjadi jaminan bagi pelunasan hutang

tersebut, serta pranata hukum yang digunakan adalah jalur gugatan

keperdataan di Pengadilan Negeri. Akan tetapi, jika debitor memiliki

lebih dari 1 (satu) kreditor maka harta kekayaan debitor haruslah dibagi

berdasarkan prinsip-prinsip dalam hukum kepailitan, seperti prinsip

paritas creditorum dan prinsip pari passu prorata parte.

3) Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu

dan dapat ditagih

Syarat ini dimaksudkan adalah apabila akan mengajukan permohonan

pailit, maka dari dua kreditor atau lebih tersebut harus memiliki minimal

adanya satu utang yang tidak dibayar lunas oleh debitor serta utang

tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih. Yang dimaksud dengan

“telah jatuh waktu dan dapat ditagih” adalah kewajiban untuk membayar

utang yang telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena

percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan, karena

pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang berwenang, maupun

karena putusan pengadilan, arbiter, atau majelis arbitrase.14

Pengertian

“utang” sebagai syarat pengajuan permohonan pailit tercantum dalam

Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004 yakni:

Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat

dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata uang

Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung

maupun yang akan timbul di kemudian hari atau

14

Ibid.

Page 12: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

33

kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-

undang dan yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila

tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk

mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.

Dari definisi tersebut utang yang dimaksud dalam hukum kepailitan

adalah utang dalam arti luas atau tidak ada pembatasan, oleh karena

utang bukan hanya meliputi “utang yang timbul dari perjanjian utang-

piutang dan pinjam-meminjam” tetapi juga “utang yang timbul karena

undang-undang atau perjanjian yang dapat dinilai dengan sejumlah

uang.”15

Selain itu, pengertian utang yang telah jatuh tempo dan dapat

ditagih atau kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh waktu

yang dimaksud adalah karena percepatan waktu penagihan (klausula

Cross Dwolt), pengenaan sanksi atau denda serta karena putusan

pengadilan atau arbitrase.

15

Mariske Myeke Tampi, Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas dalam kasus-kasus Kepialitan, Tesis, Universitas Kristen Satya Wacana, 2012, h. 47-48.

Page 13: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

34

Bagan 2.

Lima syarat agar permohonan pernyataan pailit dapat diterima

2. Pemohon Pailit

Pemohon pailit adalah pihak yang mengajukan permohonan pernyataan

pailit ke Pengadilan Niaga. Pihak yang dapat menjadi pemohon pailit adalah

debitor sendiri, satu atau lebih kreditor, atau oleh pihak ketiga, seperti

Kejaksaan, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) maupun

Menteri keuangan.16

Dalam penulisan ini lebih memfokuskan pada dasar

hukum mengapa pekerja dapat berkedudukan sebagai kreditor sehingga

memiliki kedudukan hukum untuk menjadi pemohon pailit.

16

Pasal 2 UU No. 37 Tahun 2004.

Lima Syarat Agar

Permohonan

pernyataan pailit

dapat diterima

Syarat Materil

Syarat Formil

Kompetensi

Pengadlan Niaga

Pembuktian

Sederhana

Tidak membayar

lunas sedikitnya

satu utang yang

telah jatuh waktu

dan dapat tagih

Adanya 2 Kreditor

atau lebih

Adanya Debitor

Page 14: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

35

a. Pekerja

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain.17

Jika dilihat dalam UU Kepailitan tidak

disebutkan secara eksplisit bahwa pekerja dapat berkedudukan sebagai

kreditor. Hal ini dikarenakan pada Pasal 2 UU Kepailitan yang mengatur

pihak yang berkedudukan sebagai pemohon pailit, hanya mengatur kreditor

dalam arti luas atau tidak bersifat limitatif siapa yang dapat menjadi

kreditor. Akan tetapi, menurut Ricardo Simanjuntak18

pekerja termasuk

dalam salah satu golongan yang mendapat pembagian dari hasil penjualan

boedel pailit menurut urutan haknya, yaitu setelah hak preferensi separatis

dan sebelum hak preferensi khusus. Hak para kreditor untuk mendapatkan

pembagian dari hasil penjualan pailit dibagi dalam 7 (tujuh) tingkat mulai

dari hak yang paling tinggi (memiliki hak yang harus didahulukan) sampai

hak yang paling rendah yaitu sebagai berikut:

1) Hak retensi merupakan hak yang dimiliki oleh kreditor atas kewenangan

yang diberikan kepadanya untuk melakukan perbaikan ataupun

penambahan nilai dari boedel pailit. Kreditor ini berhak untuk menahan

benda (boedel pailit) yang berada di bawah kekuasaannya sebelum biaya

perbaikan terhadap boedel pailit tersebut terlebih dahulu dilunasi,19

serta

17

Pasal 1 angka 3 UU No. 13 Tahun 2003. 18

Ricardo Simanjuntak, Hukum Kontrak: Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011, h. 301-302.

19 Pasal 61 UU No. 37 Tahun 2004 bandingkan dengan Pasal 21 ayat (3) huruf b UU No. 16 Tahun

2009 tentang Perppu No. 5 Tahun 2008 tentang Perubahaan Keempat Atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-Undang; (selanjutnya disebut UU No. 16 Tahun 2009).

Page 15: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

36

biaya perkara yang dikeluarkan untuk pelelangan dan penyelesaian

warisan;20

2) Hak istimewa atas tagihan negara merupakan hak yang dimiliki kantor

pajak untuk mendapatkan pembayaran (tagihan pajak) dari boedel pailit

lebih dahulu dari kreditor lainnya,21

yaitu hak mendahulu untuk tagihan

pajak atas barang-barang Wajib Pajak (boedel pailit) kreditor;

3) Hak prefensi separatis merupakan hak yang dimiliki oleh kreditor-

kreditor yang memegang jaminan dalam bentuk hak tanggungan, hipotek,

gadai dan fidusia;22

4) Hak istimewa pekerja/buruh;23

5) Hak prefensi khusus bagi kreditor preferen khusus berdasarkan Pasal

1139 KUHPerdata;

6) Hak preferensi umum bagi kreditor preferen umum berdasarkan Pasal

1149 KUHPerdata;

7) Hak umum bagi kreditor konkuren untuk dibayarkan secara pro rata

berdasarkan Pasal 1132 KUHPerdata.

Dari penjelasan di atas, pekerja termasuk dalam salah satu golongan

yang mendapat pembagian dari hasil penjualan boedel pailit menurut urutan

haknya, yaitu hak yang diistimewakan oleh UU Ketenagakerjaan

sebagaimana diatur dalam Pasal 95 ayat (4) yang berbunyi: ”Dalam hal

perusahaan dinyatakan pailit atau likuidasi berdasarkan peraturan

20

Pasal 21 ayat (3) huruf c UU No. 16 Tahun 2009 Jo. Pasal 1139 ayat (1) dan Pasal 1149 ayat (1) KUHPerdata.

21 Pasal 21 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2009 Jo. Pasal 1134 dan Pasal 1137 KUHPerdata.

22 Pasal 138 UU No. 37 Tahun 2004.

23 Pasal 95 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003.

Page 16: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

37

perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari

pekerja merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.” Dari pasal

tersebut dapat dilihat secara jelas bahwa oleh karena hak pekerja merupakan

utang, maka dalam hukum kepailitan pekerja dapat berkedudukan sebagai

kreditor oleh karena utang yang tidak dibayarkan oleh perusahaan. Utang

yang dimaksud adalah hak pekerja seperti hak atas pembayaran upah dan

hak-hak lainnya yang dimaksudkan adalah hak-hak normatif sebagaimana

diatur dalam Pasal 165 UU No. 13 Tahun 2003. Oleh sebab itu pekerja

dapat menjadi pemohon pailit dalam hukum kepailitan.

b. Serikat Pekerja

Walaupun tidak disebutkan secara ekspilisit dalam UU No. 37 tahun 2004

bahwa serikat pekerja dapat berkedudukan sebagai subjek yang dapat

menjadi pemohon pailit, akan tetapi berdasarkan pada Pasal 1 angka 1 UU

No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh yang

menyatakan:

Serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang

dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di

perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat

bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung

jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi

hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

Jadi, serikat pekerja dapat mewakili pekerja untuk memperjuangkan

serta melindungi hak dan kepentingan pekerja. Serikat Pekerja memiliki hak

untuk mewakili pekerja dalam membuat perjanjian kerja bersama dengan

pengusaha dan mewakili pekerja dalam menyelesaikan perselisihan

Page 17: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

38

industrial24

untuk memenuhi kewajibannya melindungi dan membela

anggota (pekerja) dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan

kepentingannya.25

Penerapan pasal tersebut dapat dilihat dalam Putusan

Peninjauan Kembali oleh Mahkamah Agung No. 080 PK/Pdt.Sus/2009

dimana:

Para pihak PT. Arta Glory Buana diwakili dikantor utama

Willi Josep Candra melawan Fakhur Khakam, dkk.

sebagai Pimpinan Serikat Pekerja Nasional PT. AGB yang

bertindak untuk dan atas nama seluruh anggota Serikat

Pekerja Nasional yang berjumlah 1942 orang berdasarkan

Surat Keputusan Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja

Nasional Nomor: KEP.83/A-INT/DPC SPN/III/07 dan

berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Serikat Pekerja Nasional.

Dalam amar putusannya mengabulkan permohonan pemohon pailit.

Dengan kata lain, majelis hakim menyimpulkan bahwa persyaratan

permohonan pailit oleh serikat pekerja telah terpenuhi. Dengan demikian

adanya pengakuan jika serikat pekerja dapat berkedudukan sebagai kreditor

atau pemohon pailit dengan mewakili anggotanya (pekerja) untuk

memperjuangkan serta melindungi hak dan kepentingan pekerja. Hak dan

kepentingan yang dimaksud adalah hak pekerja untuk menerima pemenuhan

hak normatifnya yang tidak dibayarkan oleh perusahaan sehingga

diperlukan upaya hukum untuk mengajukan permohonan pailit yang

diwakili oleh Serikat Pekerja.

24

Pasal 25 ayat (1) huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh.

25 Pasal 27 huruf a UU No. 21 Tahun 2000.

Page 18: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

39

3. Hubungan Pekerja dan Kepailitan

a. Kedudukan Hukum Sebagai Kreditor

UU Kepailitan tidak menyebutkan secara eksplisit mengenai

kedudukan pekerja sebagai kreditor. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan

golongan kreditor yang terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu kreditor konkuren,

kreditor preferen dan kreditor separatis26

pekerja memiliki kedudukan

sebagai kreditor preferen umum. Golongan kreditor yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1) Kreditor konkuren

Kreditor konkuren diatur dalam Pasal 1132 KUHPerdata. Kreditor

konkuren adalah para kreditor yang mendapatkan pelunasan setelah hak

dari kreditor separatis dan kreditor preferen telah terpenuhi. Kreditor

konkuren mendapatkan pelunasan berdasarkan prinsip pari passu pro

rata parte, artinya para kreditor secara bersama-sama memperoleh

pelunasan (tanpa ada yang didahulukan) yang dihitung berdasarkan pada

besarnya piutang masing-masing dibandingkan terhadap piutang mereka

secara keseluruhan, terhadap seluruh kekayaan debitor tersebut. Dengan

demikian, para kreditor konkuren mempunyai kedudukan yang sama atas

pelunasan utang dari harta debitor tanpa ada yang didahulukan.

26

Sunarmi, Op. Cit., h. 42.

Page 19: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

40

2) Kreditor preferen

Kreditor preferen (yang diistimewakan), yaitu kreditor yang oleh undang-

undang, semata-mata karena sifat piutangnya mendapatkan pelunasan

terlebih dahulu. Kreditor preferen merupakan kreditor yang mempunyai

hak istimewa, yaitu suatu hak yang oleh undang-undang diberikan

kepada seorang yang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi

daripada orang yang berpiutang lainnya, semata-mata karena sifat

piutangnya (Pasal 1134 KUHPerdata). Kreditor preferen terdiri atas

kreditor preferen umum dan kreditor preferen khusus.

a) Kreditor preferen khusus

Kreditor preferen khusus adalah kreditor yang piutang-piutangnya

diistimewakan menurut prefensi khusus (Pasal 1139 KUHPerdata).

Prefensi khusus tersebut antara lain:

(1) Biaya perkara yang semata-mata disebabkan oleh suatu

penghukuman untuk melelang suatu benda bergerak maupun

tidak bergerak. Biaya ini dibayar dari pendapatan penjualan benda

tersebut, bahkan lebih dahulu daripada gadai dan hipotik;

(2) Uang sewa dari benda-benda tidak bergerak, biaya-biaya

perbaikan yang menjadi kewajiban si penyewa, beserta segala apa

yang mengenai kewajiban memenuhi persetujuan sewa;

(3) Harta pembelian benda-benda bergerak yang belum dibayar;

(4) Biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan suatu barang;

(5) Biaya untuk melakukan pekerjaan suatu barang, yang masih harus

dibayar kepada tukang;

Page 20: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

41

(6) Apa yang telah diserahkan oleh seorang pengusaha rumah

penginapan sebagai demikian sebagai seorang tamu;

(7) Upah-upah pengangkutan dan biaya-biaya tambahan;

(8) Apa yang harus dibayar kepada tukang batu, tukang kayu dan

lain-lain;

(9) Penggantian serta pembayaran yang harus dipikul oleh pegawai

yang memangku suatu jabatan umum, karena segala kelalaian,

kesalahan, pelanggaran, dan kejahatan yang dilakukan dalam

jabatannya.

b) Kreditor preferen umum

Kreditor preferen umum adalah kreditor yang piutang-piutangnya

diistimewakan atas semua benda bergerak dan tidak bergerak yang

disebut prefensi umum (Pasal 1149 KUHPerdata). Adapun prefensi

umum didasarkan pada urutan sebagai berikut:

(1) Biaya-biaya perkara, yang semata-mata disebabkan oleh

pelelangan dan penyelesaian suatu warisan; biaya-biaya ini

didahulukan daripada gadai dan hipotek;

(2) Biaya-biaya penguburan, dengan tidak mengurangi kekuasaan

hakim untuk menguranginya, jika biaya itu terlampau tinggi;

(3) Semua biaya perawatan dan pengobatan dari sakit yang

penghabisan;

Page 21: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

42

(4) Upah para buruh selama tahun yang lalu dan upah yang sudah

dibayar dalam tahun yang sedang berjalan, beserta jumlah uang

kenaikan upah menurut Pasal 1602 KUHPerdata;27

(5) Piutang karena penyerahan baha-bahan makanan yang dilakukan

kepada si berutang beserta keluarganya, selama waktu enam

bulan yang terakhir;

(6) Piutang-piutang para pengusaha sekolah berasrama, untuk tahun

yang penghabisan;

(7) Piutang anak-anak yang belum dewasa dan orang-orang yang

terampu terhadap sekalian wali dan pengampu mereka.

3) Kreditor separatis (secured creditor)

Kreditor separatis (secured creditor) yaitu kreditor pemegang hak

jaminan kebendaan yaitu gadai, hipotek, hak tanggungan dan fidusia.

Hak yang dimiliki kreditor separatis adalah hak untuk dengan

kewenangan sendiri menjual/mengeksekusi objek agunan, tanpa putusan

pengadilan.

Selain itu, pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 18/PUU-VI/2008

pekerja juga diakui memiliki kedudukan sebagai kreditor. Kreditor terbagi

menjadi empat macam, yaitu :

1) Kreditor istimewa, yaitu hak mendahului negara atas utang pajak

(penjelasan pasal 41 ayat (3) UU No. 37 Tahun 2004);

27

Telah diatur dalam Pasal 95 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Page 22: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

43

2) Kreditor separatis, yaitu kreditor pemegang gadai, jaminan fidusia, hak

tanggungan, hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya atau

kreditor dengan jaminan (pasal 55 ayat 1 UU. No 37 Tahun 2004);

3) Kreditor preferen dengan privilege khusus, yaitu kreditor yang memiliki

hak istimewa oleh karena pembelian barang yang belum dibayar, jasa

tukang dan lain-lain;

4) Kreditor preferen dengan privilege umum, yaitu kreditor yang memiliki

hak istimewa atau hak prioritas seperti pekerja (Pertimbangan hakim 3.18

dalam Putusan MK No. 18/PUU-VI/2008 Jo. Putusan PK MA No. 080

PK/Pdt.Sus/2009);

5) Kreditor konkuren, yaitu kreditor yang tidak memiliki hak jaminan

kebendaan atau hak istimewa termasuk kreditor yang terikat perjanjian

sebelum dinyatakan pailit (Pasal 37 ayat (1) UU. No 37 Tahun 2004).

Dalam Putusan MK No. 18/PUU-VI/2008 memuat bahwa diperlukan

adanya peranan negara dalam bentuk kebijakan konkret untuk memberikan

perlindungan hak pekerja dalam hal terjadi kepailitan, dengan kata lain

dalam Putusan MK tersebut tetap mengakui bahwa kedudukan pekerja

sebagai kreditor preferen dengan privilege umum walaupun mengajukannya

tidak menghapuskan kedudukan kreditor separatis oleh karena pekerja tidak

kehilangan hak-hak atau upahnya. Akan tetapi dari uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa pekerja memiliki kedudukan hukum (legal standing)

untuk dapat berstatus sebagai kreditor, yaitu sebagai kreditor preferen

dengan privilege umum.

Page 23: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

44

b. Hak Normatif Pekerja Yang Dikategorikan Sebagai Utang Dalam Arti

Luas

Pekerja memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk dapat

berstatus sebagai pemohon pailit, yaitu sebagai kreditor preferen dengan

privilege umum oleh karena tidak dipenuhinya hak normatif oleh

perusahaan akibat dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hak normatif

yang dimaksud tercantum dalam Pasal 156 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, yaitu : “Dalam hal terjadi pemutusan hubungan

kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang

penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya

diterima.” Dalam hukum kepailitan, besarnya hak normatif sebagai

kewajiban perusahaan yang dinyatakan dalam jumlah uang dikategorikan

sebagai utang dalam arti luas. Oleh karena besarnya hak normatif dapat

dikategorikan sebagai utang, maka pekerja dapat berkedudukan sebagai

kreditor untuk mengajukan permohonan pailit.

Akan tetapi, hak normatif pekerja dapat dianggap sebagai utang

apabila terlebih dahulu telah ditentukan berdasarkan kesepakatan antara

perusahaan dan pekerja atau ditentukan oleh putusan pengadilan mengenai

besarnya uang yang harus dibayarkan debitor kepada pekerja (berkedudukan

sebagai kreditor).28

Yang dimaksud dianggap sebagai utang berdasarkan

kesepakatan antara debitor dan pekerja dapat dilihat dalam kasus PT.

Unggul Summit Particle Board Industry (selanjutnya disingkat PT. USPBI)

melawan Dewan Pengurus Serikat Pekerja Indonesia PT. Unggul Summit

28

Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan: Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), 2009, h. 90.

Page 24: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

45

Particle Board Industry.29

Dalam perkara tersebut, PT. USPBI telah

melakukan kesepakatan dengan Serikat Pekerja dalam bentuk Surat

Perjanjian Bersama tanggal 14 Mei 2013 yang memuat kewajiban

membayar uang pesangon, uang penggantian hak dan upah terakhir. Namun

besarnya hak normatif tersebut belum dibayarkan oleh PT. USPBI sehingga

dalam amar putusannya, majelis hakim menyatakan mengabulkan

permohonan. Dalam kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa majelis hakim

menyimpulkan bahwa persyaratan permohonan pailit oleh Serikat Pekerja

telah terpenuhi. Hal ini dikarenakan hak normatif sebagai kewajiban debitor

yang dinyatakan dalam sejumlah uang berdasarkan surat perjanjian bersama

tersebut yang belum dibayarkan oleh PT. USPBI dapat dikategorikan

sebagai utang.

Sedangkan yang dimaksud dianggap sebagai utang berdasarkan

putusan pengadilan yang menentukan besarnya uang yang harus dibayarkan

debitor kepada pekerja adalah dikeluarkannya putusan Pengadilan

Hubungan Industrial yang menyatakan hak normatif dalam bentuk sejumlah

uang. Misalnya dalam kasus PT. Indah Pontjan melawan Rohani, dkk.30

Dalam perkara tersebut, oleh karena PHK yang dilakukan secara sepihak

oleh perusahaan, maka para mantan pekerja mengajukan gugatan

Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) ke Pengadilan Negeri Medan.

Berdasarkan pada putusan PHI No. 04 G/2008/PHI Mdn. yang menghukum

PT. Indah Pontjan untuk membayar hak-hak mantan pekerja sebesar Rp.

148.263.300,00 (seratus empat puluh juta dua ratus enam puluh tiga ribu

29

Putusan Pengadilan Niaga Surabaya Nomor 17/Pailit/2015/PN-Niaga-SBY, 26 Nopember 2015. 30

Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 195 PK/Pdt.sus/2012, 30 April 2013.

Page 25: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

46

tiga ratus rupiah) tersebut dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan

permohonan pailit, yakni besarnya hak yang seharusnya diterima tetapi

tidak dibayarkan tersebut dianggap sebagai utang. Walaupun dalam putusan

tersebut permohonan pailit ditolak dengan pertimbangan hakim

membenarkan dalil PT. Indah Pontjan bahwa belum selesainya proses

eksekusi.

4. Termohon Pailit

Termohon pailit adalah pihak yang diajukan permohonan pernyataan pailit ke

Pengadilan Niaga. Pihak yang dapat menjadi termohon pailit adalah debitor.

Debitor yang dimaksud adalah subjek hukum baik orang alamiah (natuurlijk

persoon) maupun badan hukum (recht persoon) seperti Perseroan Terbatas.

Selain itu, subjek hukum yang dapat menjadi debitor adalah bank, Perusahaan

Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan

dan Penyelesaian, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun,

atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik.31

Akan tetapi, dalam penulisan ini lebih memfokuskan pada Perseroan Terbatas

sebagai debitor atau pihak yang berkedudukan sebagai temohon pailit.

Perseroan Terbatas

Semula Perseroan Terbatas diatur dalam UU No. 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan terbatas. Tetapi kemudian diganti dengan UU No. 40 Tahun 2007

yang memberikan definisi Perseroan Terbatas pada Pasal 1 angka (1), yaitu:

Badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

31

Pasal 2 UU No. 37 Tahun 2004.

Page 26: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

47

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-

undang ini serta peraturan pelaksananya.

Perseroan Terbatas memiliki status sebagai badan hukum (legal entity)

dengan penekanan sebagai persekutuan modal. Ini berarti, PT merupakan

subjek hukum namun bersifat artificial. Sementara itu, badan hukum ini

merupakan persekutuan modal. Sama seperti halnya subjek hukum orang

perseorangan, badan hukum memiliki sifat dapat melakukan perbuatan hukum

– yaitu perbuatan yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban, sehingga dapat

dituntut maupun menuntut di muka pengadilan. Namun oleh karena badan

hukum tidak memiliki sifat alamiah yang sama dengan subjek hukum alamiah

(orang perseorangan), untuk dapat mengaktualisasikan tindakan badan hukum

memerlukan suatu organ yang berfungsi sebagai representasi.32

Fungsi

representative sebagaimana diatur dalam Pasal 98 UU No. 37 Tahun 2004

untuk mewakili perseroan baik di depan maupun di luar pengadilan sebagai

persona standi in judicio adalah wewenang direksi33

(kecuali ditentukan lain

dalam anggaran dasar perseroan).

5. Acara Pemeriksaan Pailit

Asas acara pemeriksaan kepailitan adalah acara cepat maka proses

kepailitan menggunakan proses pembuktian sederhana (sumir). Permohonan

pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terbukti secara sederhana (sumir)

bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana yang disyaratkan

dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan terpenuhi,34

yakni terpenuhinya syarat formil dan materil. Kekhususan persidangan dalam

32

Tri Budiyono, Op. Cit., h. 31-33. 33

Ibid, h. 173. 34

M. Hadi Shubhan, Op. Cit., h. 124

Page 27: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

48

kepailitan adalah hanya pembuktian apakah debitor mempunyai utang yang

telah jatuh tempo dan tidak dibayar serta adanya minimal dua kreditor.35

Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan,

maka pekerja (kreditor) atau pemohon lainnya dapat mengajukan permohonan

ke pengadilan untuk meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh

kekayaan debitor dan menunjuk kurator sementara untuk mengawasi

pengelolaan usaha debitor dan mengawasi pembayaran kepada kreditor,

pengalihan, atau penjaminan kekayaan debitor yang dalam rangka kepailitan

memerlukan persetujuan kurator. Apabila setelah sita jaminan dijatuhkan dan

ada pihak ketiga yang mengklaim sebagai pemilik barang yang disita, maka

bantahannya harus diajukan ke Pengadilan Niaga tersebut.36

Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan proses beracara

permohonan pernyataan pailit di Pengadilan Niaga dan pada tingkat kasasi di

Mahkamah Agung berdasarkan pada Pasal 6 -14 UU No. 37 Tahun 2004.

35

Ibid, h. 125. 36

Ibid.

Page 28: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

49

Bagan 3.

Proses beracara permohonan pernyataan pailit di Pengadilan Niaga

Permohonan pernyataan pailit kepada Ketua Pengadilan

Pendafataran permohonan pernyataan pailit oleh Panitera

Panitera menyampaikan permohonan

kepada ketua Pengadilan (max. 2 hari)

Pengadilan mempelajari permohonan dan

menetapkan hari sidang (max. 3 hari)

Sidang Pemeriksaaan permohonan pailit

(max. 20 hari)

Penundaan sidang (max. 25 hari)

Pemanggilan

debitor & kreditor

Dikabulkan Terbukti secara sederhana bahwa persyaratan Pasal 2 ayat (1) telah

dipenuhi

Putusan diucapkan (max. 60 hari)

Upaya hukum: Kasasi

Page 29: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

50

Bagan 4.

Proses beracara dalam upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung

Setelah proses pemeriksaan terhadap permohonan dilakukan, maka

hakim Pengadilan Niaga harus menetapkan putusannya paling lambat 60 hari

sejak permohonan tersebut didaftarkan di Pengadilan.37

Sifat putusan pailit

adalah uit vorbaar bij voorrad atau putusan serta-merta, yaitu putusan dalam

37

Pasal 6 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004.

Upaya hukum: Peninjauan Kembali Berlaku mutatis mutandis Proses kasasi

Permohonan kasasi diajukan (max. 8 hari) dengan mendaftarkan

ke Panitera Pengadilan

Pendaftaran permohonan oleh Panitera

Panitera mengirimkan permohonan kasasi dan memori kasasi

kepada pihak termohon kasai (max. 2 hari)

Termohon kasasi mengajukan kontra memori kasasi (max. 7 hari)

Penyampaian memori kasasi oleh pemohon kasasi

MA mempelajari permohonan kasasi dan menetapkan hari sidang (max. 2 hari)

Paniter menyampaikan permohonan, memori, kontra memori

kasasi beserta berkas perkara ke MA (max. 14 hari)

Sidang pemeriksaan (max. 20 hari)

Putusan diucapkan (max. 60 hari)

Page 30: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

51

kepailitan pada prinsipnya dapat dijalankan terlebih dahulu meskipun terhadap

putusan tersebut diajukan suatu upaya hukum.38

Hal ini dikarenakan tujuan

kepailitan adalah melakukan pembagian aset untuk membayar utang-utang

debitor terhadap kreditor, sehingga jika para kreditor telah terlanjur terbayar

karena putusan pailit tersebut dibatalkan, maka pembayaran tersebut pada

hakikatnya tidak merugikan debitor pailit itu sendiri karena utang pada

prinsipnya harus dibayar baik sekarang atau nanti hanya persolalan waktu saja.

Selain itu, dengan dibatalkannya putusan pailit tidak menjadikan hapusnya

utang-utang debitor terhadap kreditor.39

Akan tetapi, yang menjadi persoalan adalah bagaimana jika telah

dikeluarkannya putusan Pengadilan Niaga, akan tetapi pada upaya hukum

kasasi dibatalkan oleh karena pekerja (kreditor) sebagai pemohon pailit yang

mengajukan permohonan atas Perseroan Terbatas (debitor) sebagai termohon

pailit adalah BUMN? seperti pada kasus PT. Merpati Nusantara Airlines

(Persero)40

dan Kasus PT. Dirgantara Indonesia (Persero).41

Amar putusan

pada tingkat kasasi membatalkan putusan Pengadilan Niaga dengan

pertimbangan yang harus mengajukan permohonan pailit adalah Menteri

Keuangan. Jika dibatalkannya putusan pailit tidak menjadikan hapusnya utang-

utang debitor terhadap kreditor, maka siapakah yang akan membayar? apakah

negara atau PT jenis BUMN tersebut? Dengan demikian maka perlunya

penjelasan khusus terkait putusan serta-merta dalam hukum acara kepailitan.

38

Pasal 8 ayat (7) UU No. 37 Tahun 2004. 39

M. Hadi Shubhan, Op. Cit., h. 126. 40

Putusan Pengadilan Niaga No. 04/Pdt.Sus/2016/PN Niaga Jkt Pst Jo. Putusan Kasasi MA No. 447 K/Pdt.Sus/2016.

41 Putusan Pengadilan Niaga No. 41/Pailit/2007/PN.Niaga/Jkt.Pst Jo. Putusan Kasasi MA No. 075

K/Pdt.Sus/2007.

Page 31: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

52

D. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai 10 (sepuluh) kasus kepailitan

yang didasarkan pada adanya permohonan pailit dimana pekerja berkedudukan

sebagai pemohon untuk mempailitkan Perseroan Terbatas yang mempekerjakan

para pekerja tersebut. Harapannya analisis terhadap kasus-kasus kepailitan ini

dapat menjawab problematika pekerja dalam proses kepailitan Perseroan Terbatas.

Problematika yang hendak dijawab yaitu bagaimana variasi pertimbangan hakim

dalam memutus kasus-kasus kepailitan yang mana pemohonnya adalah pekerja,

variasi yang sebagai solusi bagi pekerja sebelum mengajukan permohonan

kepailitan serta apakah proses permohonan kepailitan melindungi hak para pekerja

yang mana para pekerja memohon untuk mempailitkan perusahaan sendiri di

tempat mereka bekerja. Berikut ini uraian mengenai sepuluh kasus tersebut.

1. Kasus PT. Dirgantara Indonesia (Persero), PT. Perusahaan Pengelola Aset

(Persero) melawan Heryono, Nugroho dan Sayudi

Kasus PT. Dirgantara Indonesia (Persero), PT. Perusahaan Pengelola Aset

(Persero) melawan Heryono, Nugroho dan Sayudi memperoleh kekuatan

hukum tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian putusan terhadap tingkat

pertama dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga

No.41/Pailit/2007/PN.Niaga/Jkt.Pst

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Heryono (Prmohon I);

2) Nugroho (Pmohon II);

Page 32: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

53

3) Sayudi (Permohon III).

Termohon Pailit PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki dua

kreditor atau lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa pemohon dalam perkara ini

adalah para pekerja termasuk dari 6.561 pekerja yang di PHK oleh

termohon berdasarkan Putusan Panitia Penyelesaian Perselisihan

Perburuhan Pusat (Putusan P4 Pusat) No. 142/03/02-8/X/PHK/1-2004

tanggal 29 Januari 2004. Selain itu, termohon juga mempunyai hutang

kepada Sdri. Nelly Ratnasari sebesar ± Rp. 12.701.489,25; Sdr.

Sukriadi Djasa sebesar ± Rp. 79.024.764,81; dan BANK MANDIRI

sebesar Rp. 125.658.033.228.

Debitor tidak

membayar sedikitnya

satu hutang yang telah

jatuh tempo dan dapat

ditagih

1) Bahwa pemohon dalam dalil permohonannya berdasarkan Putusan

Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (Putusan P4

Pusat) No. 142/03/02-8/X/PHK/1-2004 tanggal 29 Januari 2004,

dengan amar Putusan P4 Pusat mewajibkan kepada Pengusaha PT.

DIRGANTARA INDONESIA untuk memberikan kompensasi

pensiun dengan nilai tagihan masing-masing:

a) Heryono sebesar Rp. 83.347.862,82;

b) Nugroho sebesar Rp. 59.258.079,22;

c) Sayudi sebesar Rp. 74.040.827,91.

2) Terbukti sebagai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

sejak putusan P4P tanggal 29 Januari 2004 dengan bukti

teguran/peringatan kepada Termohon :

a) Surat teguran Depnakertrans RI No.B.169/DJPPK/IX/2004;

b) Penetapan teguran/peringatan Ketua PN Jakarta Pusat No.

079/2005.EKS;

c) Hasil kesepakatan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

dan SP FKK PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Hingga gugatan pailit, termohon tidak ada realisasi maupun

pembayaran, walaupun hutang terseut telah jatuh tempo dan dapat

ditagih, maka termohon dapat dinyatakan pailit.

Page 33: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

54

3) Selain itu, penggugat dalam permohonannya juga mendalilkan

bahwa termohon mempunyai utang kepada kreditor lain, yaitu:

a) Sdri. Nelly Ratnasari sebesar ± Rp. 12.701.489,25;

b) Sdr. Sukriadi Djasa sebesar ± Rp. 79.024.764,81;

c) BANK MANDIRI sebesar Rp. 125.658.033.228.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh para pekerja termasuk dari 6.561

orang pekerja selaku kreditur dari termohon pailit yang di PHK oleh

termohon berdasarkan Putusan Panitia Penyelesaian Perselisihan

Perburuhan Pusat (Putusan P4 Pusat) No. 142/03/02-8/X/PHK/1-2004

tanggal 29 Januari 2004.

Terdapat fakta atau

keadaan yang terbukti

secara sederhana

Berdasarkan fakta, ternyata termohon telah memiliki utang kepada

pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi

termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun telah

ditagih oleh pemohon.

Putusan Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

Menyatakan bahwa termohon PT. DIRGANTARA INDONESIA

(Persero) pailit dengan segala akibat hukumnya.

Tanggal Putusan Selasa, 4 September 2007

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 075 K/Pdt.Sus/2007

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi 1) PT. Dirgantara Indonesia (Persero) - Pemohon Kasasi I;

2) PT. Perusahaan Pengelola Aset (Persero) - Pemohon Kasasi II.

Termohon Kasasi 1) Heryono (Termohon I);

2) Nugroho (Termohon II);

3) Sayudi (Termohon III).

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung membenarkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon

Kasasi oleh karena judex facti telah salah dalam menerapkan hukum

Page 34: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

55

dengan pertimbangan:

1) Pasal 2 ayat (5) UU No. 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa dalam

hal Debitor adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang kepentingan publik, maka permohonan pernyataan pailit

hanya dapat diajukan oleh Menteri Keuangan;

2) Yang dimaksud BUMN yang bergerak di bidang kepentingan

publik sesuai dengan penjelasan Pasal 2 ayat (5) UU No. 37 Tahun

2004 adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki Negara dan

tidak terbagi atas saham;

3) PT. Dirgantara Indonesia (Persero) adalah BUMN yang

keseluruhan modalnya dimiliki oleh Negara, yang pemegang

sahamnya adalah Menteri Negara BUMN dan Menteri Keuangan

RI;

4) Perusahaan Perseroan/Persero menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 19

Tahun 2003 tentang BUMN adalah BUMN berbentuk Perseroan

Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya

dimiliki oleh Negara RI, atau BUMN berbentuk PT yang

modalnya terbagi dalam saham yang paling sedikit 51% sahamnya

dimiliki oleh Negara RI;

5) Terbaginya modal Pemohon Kasasi I atas saham yang

pemegangnya adalah Menteri Negara BUMN dan Menteri

Keuangan RI adalah untuk memenuhi ketentuan Pasal 7 ayat (1)

dan ayat (3) UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang mewajibkan

pemegang saham suatu perseroan sekurang-kurangnya dua orang,

karena itu terbaginya modal atas saham yang seluruhnya dimiliki

oleh Negara tidak membuktikan bahwa Pemohon Kasasi I adalah

BUMN yang tidak bergerak di bidang kepentingan Publik;

6) Dalam lampiran Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 03/M-

IND/PER/2005 disebutkan bahwa PT. DI adalah objek vital

industri, dan yang dimaksud dengan objek vital industri adalah

kawasan lokasi, bangunan / instalasi dan atau usaha industri yang

menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan Negara

Page 35: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

56

dan/atau sumber pendapatan Negara yang bersifat strategis;

7) Oleh karena itu Pemohon Kasasi I sebagai BUMN sebagai BUMN

yang keseluruhan modalnya dimiliki oleh Negara dan merupakan

objek vital industri, adalah BUMN yang bergerak di bidang

kepentingan publik yang hanya dapat dimohonkan pailit oleh

Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud oleh Pasal 2 ayat (5)

UU No. 37 Tahun 2004;

8) Pasal 50 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

melarang pihak manapun untuk melakukan penyitaan terhadap

antara lain uang atau surat berharga, barang bergerak dan barang

tidak bergerak milik Negara, sehingga kepailitan menurut Pasal 1

angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 merupakan sita umum atas semua

kekayaan Debitor Pailit, apabila kekayaan Debitor pailit tersebut

adalah kekayaan Negara tentunya tidak dapat diletakkan sita,

kecuali permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Menteri

Keuangan selaku Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan

negara yang dipisahkan dan bendahara umum negara (Pasal 6 ayat

(2) Jo. Pasal 8 UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara);

Putusan Mengadili:

Mengabulkan permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi, yaitu

PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT. Perusahaan Pengelola

Aset (Persero);

Membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat No. 41/Pailit/2007/PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal 4

September 2007.

Mengadili sendiri:

Menolak permohonan pailit dari para Pemohon Heryono, Nugroho,

Sayudi.

Tanggal Putusan Senin, 22 Oktober 2007

Page 36: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

57

2. Kasus PT. Arta Glory Buana diwakili dikantor utama Willi Josep Candra

melawan Fakhur Khakam, dkk.

Kasus PT. Arta Glory Buana diwakili dikantor utama Willi Josep Candra

melawan Fakhur Khakam, dkk. memperoleh kekuatan hukum tetap pada tahap

peninjauan kembali. Berikut ini uraian putusan terhadap kasus tersebut pada

tingkat pertama, kasasi dan tingkat peninjauan kembali :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga

No.14/Pailit/2008/PN.Niaga.Sby

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Fakhur Khakam (Pemohon I);

2) Misman (Pemohon II);

3) Fatchul Mubin (Pemohon III);

4) Nur Ali (Pemohon IV);

5) Komariyah (Pemohon V);

6) Ismoyo (Pemohon VI);

7) Miadi (Pemohon VII);

8) Surya (Pemohon VIII);

9) Nuryani (Pemohon IX);

Termohon Pailit PT. Arta Glory Buana

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki dua

kreditor atau lebih

Debitor memiliki dua kreditor atau lebih sebagaimana bukti dan dalil

yang diajukan oleh Pemohon Pailit, yakni bahwa :

1) Permohonan pernyataan pailit oleh Pemohon Pailit bertindak untuk

dan atas nama 1.942 pekerja, dimana setiap karyawan/pekerja

merupakan subjek hukum yang berbeda, memiliki jumlah tagihan

yang berbeda sehingga dapat dianggap memiliki legal standing yang

berbeda.

2) Selain itu, Termohon Pailit juga mempunyai utang kepada:

a) PT. Ever Shine Textille;

Page 37: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

58

b) PT. Coats Rejo Indonesia;

c) PT. Buana Label Indah;

d) PT. Lidya Ivana Collection;

e) PT. Indonesia Taroko Zain,

f) PT. Bank Danamon Indonesia Tbk;

g) PT. Bank Niaga Tbk;

h) PT. Bank DBS Indonesia.

Debitor tidak

membayar sedikitnya

satu hutang yang

telah jatuh tempo dan

dapat ditagih

Berdasarkan dalil yang diajukan oleh Pemohon Pailit, yakni bahwa:

1) Termohon pailit mempunyai utang yang telah jatuh tempo dan dapat

ditagih kepada pemohon Pailit antara lain:

a) Upah Pekerja bagian produksi dan staff sebanyak 1.942 pekerja

yang belum dibayar selama antara 3 s/d 6 bulan yaitu sejak

tanggal 4 Desember 2007 s/d tanggal 30 Agustus 2008 : ± Rp.

7.000.000.000,-

b) Upah lembur Pekerja : ± Rp. 470.000.000,-

c) Tunjangan uang makan lembur Pekerja sejak tahun 2006 s/d

desember 2008 : ± Rp. 40.000.000,-

d) Tunjangan Hari Raya (THR) : ± Rp. 268.000.000,-

e) Penggantian (Claim) atas biaya pengobatan dan perawatan

Pekerja : ± Rp. 20.000.000,-

f) Iuran Organisasi SPN sejak Agustus 2006 s/d Desember 2006 :

± Rp. 31.180.200,-

g) Denda atas keterlambatan pembayaran gaji/upah, upah lembur,

uang makan, THR, iuran SPN dan uang berobat yang seluruhnya

sebesar ± Rp. 7.829.180.200,- x 8% = ± Rp. 626.334.416,-

2) Selain itu, terdapat tagihan lain yang belum dibayar yaitu:

a) Iuran Jamsostek sejak bulan Januari 2007 s/d Agustus 2008

sebesar ± Rp. 2.594.764.556,40,-

b) Uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang

penggantian hak yang nilai tagihan baru bisa diketahui apabia

Temohon telah dinyatakan Pailit, diverifikasi dalam rapat

pencocokan utang yang dipimpin Hakim Pengawas dan Kurator.

Page 38: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

59

3) Terbukti sebagai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih

sejak putusan P4P tanggal 29 Januari 2004 dengan bukti

teguran/peringatan kepada Termohon :

a) Surat teguran Depnakertrans RI No.B.169/DJPPK/IX/2004;

b) Penetapan teguran/peringatan Ketua PN Jakarta Pusat No.

079/2005.EKS;

c) Hasil kesepakatan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Persero)

dan SP FKK PT. Dirgantara Indonesia (Persero).

Termohon mengakui adanya utang-utang kepada Pemohon Pailit dalam

Surat Termohon Pailit No : 01/PSL-BLS/D02008 tertanggal 2

September 2008 dan kepada kreditur lain, sehingga berdasarkan

pertimbangan hukum tersebut maka majelis hakim berpendapat syarat

debitor tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh tempo

dan dapat ditagih telah terpenuhi.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh Pimpinan Serikat Pekerja Serikat

Pekerja Nasional (PSP SPN) PT. AGB berdasarkan SK Dewan

Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional No. KEP.83/A-INT/DPC

SPN/III/07 dan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Serikat Pekerja Nasional sah bertindak untuk dan atas nama

seluruh anggota SPN PT. AGB yang beranggotakan 1.942 karyawan

PT. AGB.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, bahwa Termohon Pailit mengakui adanya utang-

utang kepada Pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan

tetapi termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun

telah ditagih oleh pemohon, sehingga berdasarkan pertimbangan

hukum tersebut maka majelis hakim berpendapat syarat terdapat fakta

atau keadaan yang terbukti secara sederhana telah terpenuhi.

Putusan Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya;

Menyatakan Termohon Pailit yaitu PT. ARTA GLORY BUANA

Page 39: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

60

pailit dengan segala akibat hukumnya.

Tanggal Putusan Kamis, 20 November 2008

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 917 K/Pdt.Sus/2008

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Arta Glory Buana

Termohon Kasasi 1) Fakhur Khakam (Termohon I);

2) Misman (Termohon II);

3) Fatchul Mubin (Termohon III);

4) Nur Ali (Termohon IV);

5) Komariyah (Termohon V);

6) Ismoyo (Termohon VI);

7) Miadi (Termohon VII);

8) Surya (Termohon VIII);

9) Nuryani (Termohon IX);

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Tidak terdapat kesalahan Penerapan Hukum/Beracara serta kekhilafan

Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata, yakni benar bahwa status para

Termohon Kasasi yang mewakili kepentingan seluruh para

karyawan/buruh.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: PT. ARTA

GLORY BUANA.

Tanggal Putusan Selasa, 13 Januari 2009

c. Tingkat Peninjauan Kembali: Putusan Peninjauan Kembali

Mahkamah Agung No. 080 PK/Pdt.Sus/2009

Indikator Uraian

Pemohon Peninjauan

Kembali

PT. Arta Glory Buana

Page 40: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

61

Termohon

Peninjauan Kembali

1) Fakhur Khakam (Termohon I);

2) Misman (Termohon II);

3) Fatchul Mubin (Termohon III);

4) Nur Ali (Termohon IV);

5) Komariyah (Termohon V);

6) Ismoyo (Termohon VI);

7) Miadi (Termohon VII);

8) Surya (Termohon VIII);

9) Nuryani (Termohon IX);

Pertimbangan Hakim

Terdapat kekeliruan

yang nyata

Tidak terdapat kekeliruan yang nyata/kekhilafan Hakim dalam putusan

judex juris maupun judex facti, pertimbangannya telah tepat;

Terpenuhinya syarat

dalam Pasal 2 ayat

(1) UU No. 37

Tahun 2004

1) Pemohon PK dinyatakan pailit karena telah terbukti mempunyai

dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu utang

yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih sebagaimana disebut

dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004;

2) Keberatan Pemohon PK tentang status para pemohon pailit sebagai

kreditor telah dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun

2004, bahwa yang dimaksud kreditur dalam ayat ini adalah baik

kreditur konkuren, kreditur separatis maupun kreditur preferen.

Dengan demikian keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan Peninjauan Kembali dari PT. ARTA

GLORY BUANA.

Tanggal Putusan Rabu, 23 Maret 2010

3. Kasus PT. Lidi Manunggal Perkasa melawan Slamet Riyadi, dkk

Kasus PT. Lidi Manunggal Perkasa diwakili oleh Edhiyanto Prasetia selaku

Direktur memberikan kuasa kepada Sabar M. Simamira, SH., MH dkk

melawan Slamet Riyadi, Triyanto, Bambang Wijonarko, Purwanto dan Sutejo,

Page 41: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

62

memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian

putusan terhadap tingkat pertama dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga

No.12/Pailit/2009/PN.NIAGA.SMG

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Slamet Riyadi;

2) Triyanto;

3) Bambang Wijonarko;

4) Purwanto; dan

5) Sutejo.

Termohon Pailit PT. Lidi Manunggal Perkasa

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa para pemohon pailit dalam

perkara ini adalah karyawan/pekerja yang bekerja pada termohon pailit

dengan upah/gaji setiap bulannya Rp. 460.000,- (empat ratus enam

puluh ribu rupiah). Para pemohon pailit menerima gaji terakhir pada

bulan Oktober 2006, hal ini terbukti sejak bulan November 2006

hingga bulan Agustus 2007 atau sama dengan 10 bulan para pemohon

pailit tidak menerima gaji dari Termohon pailit.

Termohon pailit mempunyai utang lain selain hutang kepada para

pemohon pailit yaitu kepada:

1) Bapak Fredy/Toko Mega Kutoarjo sebesar Rp. 50.000.000;

2) Toko Irama Remaja sebesar Rp. 60.000.000;

3) UD. Usaha Muda sebesar Rp. 18.000.000.

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

1) Pada bulan Agustus 2007, termohon pailit melakukan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak tanpa pemberitahuan dahulu

sebelumnya dan tanpa menyelesaikan kewajibannya kepada

pemohon pailit, dengan besaran hak gaji yang tertunggak yang

belum dibayar selama 10 bulan sejak November 2006 s/d Agustus

Page 42: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

63

dapat ditagih 2007 dengan perhitungan masing-masing:

a) Slamet Riyadi sebesar Rp. 4.600.000;

b) Triyanto sebesar Rp. 4.600.000;

c) Bambang Wijonarko sebesar Rp. 4.600.000;

d) Purwanto sebesar Rp. 4.600.000;

e) Sutejo sebesar Rp. 4.600.000;

Sehingga kewajiban termohon pailit membayar kepada para

pemohon pailit seluruhnya adalah sebesar Rp. 4.600.000,- x 5 =

Rp. 23.000.000,- (dua puluh tiga juta rupiah) yang telah jatuh

tempo dan dapat ditagih.

2) Selain itu kepada para pemohon pailit, termohon pailit juga

mempunyai kewajiban/hutang kepada 315 orang pekerja/

karyawannya. Gaji tertunggak yang belum dibayarkan adalah sejak

November 2006 s/d Agustus 2007 masing-masing adalah sebesar

Rp. 460.000,- x 315 orang x 10 bulan = Rp.1.449.000.000,- (satu

milyar empat ratus empat puluh sembilan juta rupiah).

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh para pekerja yang di PHK secara

sepihak oleh termohon pailit pada bulan Agustus 2007, yang selama 10

bulan sejak bulan November 2006 hingga bulan Agustus 2007 para

pemohon pailit tidak menerima gaji dari Termohon pailit.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, ternyata termohon telah memiliki utang kepada

pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi

termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun telah

ditagih oleh pemohon.

Putusan Menerima dan mengabulkan permohonan para pemohon pailit

untuk seluruhnya;

Menyatakan bahwa termohon pailit PT. LIDI MANUNGGAL

PERKASA pailit dengan segala akibat hukumnya.

Tanggal Putusan Senin, 26 Oktober 2009

Page 43: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

64

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 897 K/PDT.SUS/2009

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Lidi Manunggal Perkasa

Termohon Kasasi 1) Slamet Riyadi;

2) Triyanto;

3) Bambang Wijonarko;

4) Purwanto; dan

5) Sutejo.

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung membenarkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon

Kasasi oleh karena judex facti telah salah dalam menerapkan hukum

dengan pertimbangan:

Posita dari para pemohon pailit adalah tuntutan tentang tidak

dibayarnya upah para pemohon pailit selaku karyawan dari termohon

pailit adalah merupakan sengketa/perselisihan hubungan industrial

yang termasuk kompetensi dari Pengadilan Hubungan Industrial/bukan

wewenang Pengadilan Niaga

Putusan Mengadili:

Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi : PT. Lidi

Manunggal Perkasa;

Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Semarang No. 12/Pailit/2009/PN.Niaga.Smg tanggal 26 Oktober

2009.

Mengadili Sendiri:

Menyatakan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Semarang

tidak berwenang mengadili perkara a quo.

Tanggal Putusan Senin, 3 Mei 2010

4. Kasus PT. Ata Surya Wood Working Mantuil melawan Letti, dkk

Kasus PT. Ata Surya Wood Working Mantuil memberikan kuasa kepada

Thomas Asril, SH., MH dkk melawan Letti, Yudi Kristanto dan Rasak

Page 44: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

65

memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian

putusan terhadap tingkat pertama dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No.03/Pailit/2010/PN-

NIAGA SBY.

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Letti;

2) Yudi Kristanto; dan

3) Rasak.

Termohon Pailit PT. Ata Surya Wood Working Mantuil

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa pemohon dalam perkara ini

adalah para pekerja dari 214 orang pekerja yang diputuskan hubungan

kerjanya oleh Termohon berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Banjarmasin No.

02/PHI.G/2007/PN.BJM tanggal 11 April 2007 Jo. Putusan Mahkamah

Agung RI No. 081 K/Pdt.Sus/2007 tanggal 14 Februari 2008. Selain

itu, termohon juga mempunyai hutang kepada:

1) Sdr. Suyono sebesar Rp. 18.565.919;

2) Sdr Suharto sebesar Rp. 18.565.919;

3) Sdr Thobiyah sebesar Rp. 17.806.401;

4) Sdr. Sukardi sebesar Rp. 22.263.506;

5) Bank BNI Cabang Banjarmasin;

6) Bank Permata Cabang Banjarmasin;

7) Bank Mandiri Cabang Banjarmasin.

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

1) Berdasarkan pada Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 02/PHI.G/2007/PN.BJM

tanggal 11 April 2007 menyatakan bahwa menghukum Tergugat

untuk membayar kepada Para Penggugat berupa uang pesangon,

uang penghargaan masa kerja, uang pengobatan dan perumahan,

Page 45: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

66

dapat ditagih uang cuti, uang denda (Oktober 2006 s/d 18 April 2007) dengan

nilai tagihan masing-masing:

a) Letti sebesar Rp. 17.806.401;

b) Yudi Kristanto sebesar Rp. 17.806.401;

c) Rasak sebesar Rp. 17.806.401.

2) Hutang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih sejak Putusan

Mahkamah Agung RI No. 081 K/Pdt.Sus/2007 tanggal 14 Februari

2008, terbukti:

3) Adanya Penetapan Teguran/Aanmaning yang dikeluarkan oleh

Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Banjarmasin No. 02/PHI.G/Eks/2007/PN.BJM Jo. Reg No.

081/Pdt.Sus/2007 tanggal 4 Agustus 2009, namun hingga jatuh

tempo aamaning tetap Termohon tidak memenuhi kewajiban.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh para pekerja dari 214 orang

pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya oleh Termohon

berdasarkan Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

Negeri Banjarmasin No. 02/PHI.G/2007/PN.BJM tanggal 11 April

2007 Jo. Putusan Mahkamah Agung RI No. 081 K/Pdt.Sus/2007

tanggal 14 Februari 2008.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, ternyata termohon telah memiliki utang kepada

pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi

termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun telah

ditagih oleh pemohon.

Putusan Mengabulkan permohonan para pemohon pailit untuk seluruhnya;

Menyatakan bahwa termohon pailit PT. Ata Surya Wood Working

Mantuil pailit dengan segala akibat hukumnya.

Tanggal Putusan Selasa, 23 Maret 2010

Page 46: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

67

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 469 K/Pdt.Sus/2010

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Ata Surya Wood Working Mantuil

Termohon Kasasi 1) Letti;

2) Yudi Kristanto; dan

3) Rasak.

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung membenarkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon

Kasasi oleh karena judex facti telah salah dalam menerapkan hukum

dengan pertimbangan:

Amar putusan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan

Negeri Banjarmasin tanggal 14 April 2007 yang telah berkekuatan

hukum tetap menghukum termohon untuk membayar kepada para

pemohon masing-masing sebesar Rp. 17.806.401,- maupun penetapan

aanmaning Pengadilan Negeri Banjarmasin tanggal 4 Agustus 2009

sebagai “utang termohon kepada pemohon yang telah jatuh waktu”

sebab kewajiban termohon untuk membayar kepada pemohon uang

masing-masing sebesar Rp. 17.806.401,- tersebut timbul dari Putusan

PHI dan bukan timbul karena perjanjian atau UU, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004. Demikian

pula aanmaning yang ditetapkan oleh Pengadilan dalam rangka

eksekusi putusan bukanlah termasuk dalam pengertian “telah jatuh

waktu” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 37

Tahun 2004 sebab aanmaning tersebut tidak didasarkan atas

kesepakatan antara pemohon dan termohon dalam perjanjian. Putusan

PHI pada PN Banjarmasin tersebut dimaksudkan segera dieksekusi dan

bukan dengan mengajukan permohonan pernyataan pailit, yang akan

merugikan para penggugat lainnya karena harus menunggu proses

perkara kepailitan di Pengadilan Niaga untuk memperoleh hak-haknya;

Putusan Mengadili:

Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi : PT. Ata

Page 47: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

68

Surya Wood Working Mantuil;

Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Surabaya No.03/Pailit/2010/PN-NIAGA SBY tanggal 23 Maret

2010.

Mengadili Sendiri:

Menolak permohonan pernyataan pailit dari Pemohon;

Tanggal Putusan Selasa, 29 Juni 2010

5. Kasus PT. Rasico Industry (dalam likuidasi) melawan Andreas

Kasus PT. Rasico Industry (dalam likuidasi) diwakili oleh Yan Apul Hasiholan

Girsang, SH selaku likuidator melawan Andreas memperoleh kekuatan hukum

tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian putusan terhadap tingkat pertama

dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No.

17/Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst

Indikator Uraian

Pemohon Pailit Andreas;

Termohon Pailit PT. Rasico Industry (dalam likuidasi);

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa pemohonan pailit adalah

mantan karyawan yang di PHK berdasarkan Keputusan P4D No.

792/U/12/XII/1999 tanggal 21 Desember 1999. Selain itu, termohon

pailit mempunyai utang kepada kreditur-kreditur lain yaitu:

1) Pesangon karyawan dan uang cuti sebanyak 140 karyawan yaitu

sebesar Rp. 2.950.202.308;

2) CV. Perfecta Textile sebesar Rp. 370.922.920;

3) Munadi Natasapura sebesar Rp. 4.290.000;

4) PT. Justus Kimia Raya sebesar Rp. 17.497.831.

Page 48: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

69

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

dapat ditagih

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI No. 371/K/TUN/2001

tanggal 5 Juli 2006, termohon pailit diwajibkan untuk membayar

kepada pemohon pailit, yaitu berupa uang pesangon sebesar Rp.

194.832.000. Terhadap kewajiban termohon pailit tersebut, pemohon

pailit melalui kuasa hukum telah memperingatkan termohon pailit

melalui Surat Somasi terakhir No. 082/SOM-JJ/XII/2007 tertanggal 19

Desember 2007 agar termohon melaksanakan kewajiban utangnya

tersebut, namun sampai saat diajukan permohonan pailit, termohon

tidak pernah beritikad baik untuk membayar kewajibannya.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh mantan karyawan termohon pailit

selama 15 tahun dengan jabatan terakhir adalah sebagai kepala pabrik

sekaligus sebagai pemegang saham perseroan. Pada pertengahan bulan

Mei 1999 telah terjadi perselisihan yang menyebabkan P4D

mengeluarkan Keputusan No. 792/U/12/XII/1999 tanggal 21

Desember 1999 mengenai Pemutusan Hubungan Kerja.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, termohon telah memiliki utang kepada pemohon

dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi dengan adanya

pelaksanaan putusan perdamaian yang telah berkekuatan hukum tetap,

maka mekanisme yang harus ditempuh jika ingin mempailitkan PT.

Rasico Industry adalah dengan mengajukan permohonan pembatalan

perdamaian sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 170, 171 dan 291

UU No. 37 Tahun 2004, dengan demikian mekanisme yang ditempuh

oleh pemohon pailit adalah tidak tepat.

Putusan Menolak permohonan pernyataan pailit Pemohon (Andreas);

Tanggal Putusan Rabu, 28 April 2010

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 584 K/Pdt.Sus/2010

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi Andreas;

Page 49: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

70

Termohon Kasasi PT. Rasico Industry (dalam likuidasi);

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung tidak dapat membenarkan alasan-alasan kasasi dari

Pemohon Kasasi oleh karena judex facti tidak salah dalam menerapkan

hukum dengan pertimbangan:

Alasan-alasan kasasi dari pemohon kasasi mengenai penilaian hasil

pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan tidak

dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan kasasi, karena pemeriksaan

pada tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak dilaksanakan atau

ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 30 UU No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan UU No. 3

tahun 2009;

Judex facti sudah menerapkan hukum secara tepat dan benar menolak

permohonan pailit karena pemohon pailit menempuh prosedur yang

salah dalam permohonan pernyataan pailit. Jika ingin mempailitkan

maka sesuai ketentuan Pasal 170, 171 dan 291 UU No. 37 Tahun 2004

Pemohon harusnya mengajukan permohonan pembatalan putusan

perdamaian yang telah mereka buat dan sudah mempunyai kekuatan

hukum tetap dan bukan dengan mengajukan permohonan pailit.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon kasasi: Andreas;

Tanggal Putusan Rabu, 22 Juni 2011

6. Kasus PT. Welltekindo Nusantara melawan Sendy Nainggolan, dkk

Kasus PT. Welltekindo Nusantara memberikan kuasa kepada Marojahan

Hutabarat dkk melawan Sendy Nainggolan dan Azhari Nasution memperoleh

kekuatan hukum tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian putusan terhadap

tingkat pertama dan tingkat kasasi :

Page 50: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

71

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No.

77/Pailit/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Sendy Nainggolan;

2) Azhari Nasution.

Termohon Pailit PT. Welltekindo Nusantara

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa pemohon dalam perkara ini

adalah karyawan dari termohon yang kemudian dipindah tugaskan oleh

termohon untuk bekerja pada Geoservice Eastern S.A (GESA) tanggal

1 Oktober 2009 sehingga dilakukannya Pemutusan Hubungan Kerja

oleh termohon pailit. Selain itu, termohon juga mempunyai hutang

kepada Pemohon Pailit II (Azhari Nasution) sebesar Rp. 219.600.000,-

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

dapat ditagih

1) Bahwa pemohon dalam dalil permohonannya menegaskan bahwa

berdasarkan Surat Pemindahan serta Remunerasi atas

Pemindahan/Transfer dengan rincian:

a) Biaya kompensasi sebesar Rp. 116.516.667,- berdasarkan

perhitungan penghargaan masa kerja dan penggantian hak;

b) Biaya kompensasi sebesar Rp. 198.000.000,-

2) Selain itu, termohon juga mempunyai hutang kepada Pemohon

Pailit II (Azhari Nasution) sebesar Rp. 219.600.000,-

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa para

pemohon pailit merupakan karyawan dari termohon yang kemudian

dipindah tugaskan oleh termohon untuk bekerja pada Geoservice

Eastern S.A (GESA) tanggal 1 Oktober 2009 sehingga dilakukannya

Pemutusan Hubungan Kerja oleh termohon pailit.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

Berdasarkan fakta, termohon pailit menyangkal sisa pembayaran atas

remunerasi akibat PHK antara para pemohon pailit dengan termohon

Page 51: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

72

terbukti secara

sederhana

pailit sehingga masih memerlukan pembuktian lebih lanjut sehingga

pembuktian dalam perkara ini tidak bersifat sederhana sebagaimana

dimaksud Pasal 8 ayat (4) UUK.

Alasan Penolakan

Permohonan Pailit

Tuntutan para pemohon pailit untuk menuntut hak berupa sisa

pembayaran atas remunerasi akibat PHK harus diajukan pada

Pengadilan Hubungan Industrial sebagaimana diatur dengan UU No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bukan merupakan

kewenangan Pengadilan Niaga.

Putusan Menolak permohonan pernyataan pailit dari para pemohon untuk

seluruhnya.

Tanggal Putusan Kamis, 12 Januari 2012

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 106 K/Pdt.Sus/2012

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi 1) Sendy Nainggolan;

2) Azhari Nasution.

Termohon Kasasi PT. Welltekindo Nusantara

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung tidak dapat membenarkan alasan-alasan kasasi dari

Pemohon Kasasi oleh karena judex facti tidak salah dalam menerapkan

hukum dengan pertimbangan:

Tuntutan para pemohon pailit untuk menuntut hak berupa sisa

pembayaran atas remunerasi akibat PHK harus diajukan pada

Pengadilan Hubungan Industrial sebagaimana diatur dengan UU No.

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bukan merupakan

kewenangan Pengadilan Niaga. Selain itu, putusan judex facti dalam

perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau UU.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan kasasi dari para pemohon kasasi : 1. Sendy

Nainggolan dan 2. Azhari Nasution.

Tanggal Putusan Rabu, 18 April 2012

Page 52: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

73

7. Kasus PT. Alogics Mandiri Coal melawan Ko Ik Whan, dk

Kasus PT. Alogics Mandiri Coal melawan Ko Ik Whan dan Lee Bong Kyoo

memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian

putusan terhadap tingkat pertama dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No.

66/Pailit/2011/PN.Niaga.Mks

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Ko Ik Whan;

2) Lee Bong Kyoo.

Termohon Pailit PT. Alogics Mandiri Coal

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Berdasarkan dalil permohonan pernyataan pailit dari pemohon pailit I

dan II, maka dapat diketahui bahwa pemohon pailit dalam perkara ini

diajukan oleh 2 (dua) orang Pemohon yang menyatakan mempunyai

piutang/tagihan kepada termohon pailit, berupa gaji pemohon I sebagai

Direktur Operasional pada termohon dan gaji Pemohon II sebagai

Direktur Keuangan selama 5 bulan sejak Juli 2010 s/d November 2010

yang tidak dibayarkan oleh Termohon ditambah dengan sisa pinjaman

termohon kepada pemohon I Rp. 45.395.000,- dan kepada pemohon II

sebesar Rp. 115.000.000,- dengan demikian maka unsur Debitor harus

mempunyai dua atau lebih kreditur secara formal telah terpenuhi.

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

dapat ditagih

1) Setelah Majelis Hakim mencermati bukti-bukti surat yang diajukan

oleh para pemohon pailit, ternyata tidak terdapat bukti yang secara

konkrit yang menyatakan besarnya gaji para pemohon setiap

bulannya yang harus dibayarkan oleh termohon dan demikian juga

dengan adanya pinjaman dari pemohon I dan pemohon II kepada

termohon tidak terdapat adanya bukti yang nyata adanya pinjaman

tersebut, akan tetapi dalil hanya merujuk kepada bukti berupa hasil

audit laporan keuangan termohon yang menerangkan terdapat

adanya hutang termohon berupa gaji yang tidak dibayarkan

Page 53: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

74

sejumlah Rp. 572.868.417,- namun tidak ada penjelasan gaji

siapakah yang belum dibayarkan tersebut, kapan adanya hutang dan

kapan tanggal jatuh tempo pembayarannya.

2) Selain itu bukti lampiran auditor yang tidak dibubuhi tanda tangan

penanggung jawab sehingga tidak jelas pertanggungjawabannya.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa pemohon I

telah bekerja kepada termohon sebagai Direktur Operasional dan

Pemohon II telah bekerja kepada termohon sebagai Direktur Keuangan

sejak bulan 8 Juli s/d November 2010 yang gaji selama 5 bulan sejak

Juli 2010 s/d November 2010 tidak dibayarkan oleh Termohon.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, besarnya gaji dan pinjaman para pemohon pailit

kepada termohon tidak dapat dibuktikan secara sederhana dan juga urat

somasi/teguran dari kuasa Pemohon I dan II kepada termohon yang

titujukan ke alamat termohon, ternyata termohon pailit sudah tidak

berada lagi dialamat tersebut, maka dapat disangka bahwa surat

teguran/somasi tersebut tidak sampai kepada termohon pailit, sehingga

menurut majelis hakim somasi yang dilakukan belum sempurna oleh

karena itu maka tenggang waktu jatuh temponya hutang belum dapat

diketahui.

Putusan Menolak permohonan pernyataan pailit dari Ko Ik Whan dan Lee

Bong Kyoo.

Tanggal Putusan Rabu, 22 Februari 2012

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 246 K/Pdt.Sus/2012

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi 1) Ko Ik Whan;

2) Lee Bong Kyoo.

Termohon Kasasi PT. Alogics Mandiri Coal

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam Mahkamah Agung tidak dapat membenarkan alasan-alasan kasasi dari

Page 54: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

75

penerapan hukum Pemohon Kasasi oleh karena judex facti tidak salah dalam menerapkan

hukum dengan pertimbangan:

Fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang diuraikan dalam permohonan

pailit antara lain tentang besarnya gaji para pemohon pailit kepada

termohon tidak dapat dibuktikan secara sederhana, oleh karenanya

permohonan pailit tidak memenuhi Pasal 8 ayat (4) UU No. 37 Tahun

2004.

Para pemohon pailit adalah Pengurus/Direksi dari termohon pailit yang

seharusnya mengetahui alamat dan kedudukan termohon pailit. Selain

itu, putusan Pengadilan Niaga pada PN Makassar dalam perkara ini

tidak bertentangan dengan hukum dan/atau UU.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan kasasi dari para pemohon kasasi : 1. Ko Ik

Whan dan 2. Lee Bong Kyoo.

Tanggal Putusan Senin, 6 Agustus 2012

8. Kasus PT. Indah Pontjan melawan Rohani, dkk

Kasus PT. Indah Pontjan memberikan kuasa kepada H. Muchtar, SH dkk

melawan Rohani, Parinem, Poniyah, Sawinem dan Suriati memperoleh

kekuatan hukum tetap pada tahap peninjauan kembali. Berikut ini uraian

putusan terhadap kasus tersebut pada tingkat kasasi dan tingkat peninjauan

kembali :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No. 01/Pailit/2012/PN

Niaga.Mdn.

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Rohani;

2) Parinem;

3) Poniyah;

4) Sawinem; dan

Page 55: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

76

5) Suriati.

Termohon Pailit PT. Indah Pontjan

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki dua

kreditor atau lebih

1) Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa termohon memiliki utang

kepada termohon berdasarkan amar putusan PHI No.

04/G/2008/PHI Mdn yang menyatakan mengabulkan gugatan para

pemohon dan menghukum termohon untuk membayar hak-hak para

pemohon sebesar Rp. 148.263.300,-

2) Selain mempunyai utang kepada pemohon pailit, termohon pailit

juga mempunyai utang kepada kreditur lain, yaitu:

a) Tukilah sebesar Rp. 24.933.372;

b) Tukini sebesar Rp. 25.638.341;

c) Sutrisno sebesar Rp. 14.608.321;

d) Jimen sebesar Rp. 23.092.952;

e) Supini sebesar Rp. 25.638.341;

f) Karini sebesar Rp. 23.296.484;

g) Sarni sebesar Rp. 24.993.410;

h) Tukirah sebesar Rp. 22.448.021;

i) Suriati sebesar Rp. 24.993.410;

j) Tukimah sebesar Rp. 24.993.410;

k) Legiem sebesar Rp. 24.993.410.

Debitor tidak

membayar sedikitnya

satu hutang yang

telah jatuh tempo dan

dapat ditagih

1) Berdasarkan rincian utang dari Termohon Pailit kepada para

pemohon pailit sebagaimana tertuang dalam isi putusan PHI No.

04/G/2008/PHI Mdn adalah sebagai berikut:

a) Utang berupa Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan

Penggantian Hak adalah sebagai berikut:

- Rohani sebesar Rp. 21.211.577;

- Parinem sebesar Rp.19.514.651;

- Poniyah sebesar Rp. 21.211.577;

- Sawinem sebesar Rp. 21.211.577;

- Suriati sebesar Rp. 21.211.577.

Page 56: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

77

b) Utang berupa upah proses sebanyak 5 (lima) bulan terhitung

sejak Desember 2006 berjumlah Rp. 21.191.970,00.

2) Bahwa oleh karena isi putusan jelas memuat perintah agar termohon

pailit membayar sejumlah uang tersebut, maka sejak dikeluarkannya

putusan No. 03 PK/Pdt.Sus/2010 tanggal 16 Februari 2010 utang

termohon pailit telah jatuh waktu dan dapat ditagih.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa pemohon

pailit adalah mantan pekerja yang sudah tidak lagi bekerja pada

termohon pailit sejak tanggal 23 November 2006 karena Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak oleh Termohon Pailit.

Terdapat fakta atau

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

Berdasarkan fakta, ternyata termohon telah memiliki utang kepada

pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi

termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun telah

ditagih oleh pemohon.

Putusan Mengabulkan permohonan para pemohon pailit untuk seluruhnya;

Menyatakan termohon pailit yaitu PT. Indah Pontjan pailit dengan

segala akibatnya.

Tanggal Putusan Senin, 23 April 2012

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 401 K/Pdt.Sus/2012

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi PT. Indah Pontjan

Termohon Kasasi 1) Rohani;

2) Parinem;

3) Poniyah;

4) Sawinem; dan

5) Suriati.

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung membenarkan alasan-alasan kasasi dari Pemohon

Kasasi oleh karena judex facti telah salah dalam menerapkan hukum

Page 57: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

78

dengan pertimbangan:

1) Perkara a quo adalah tentang perselisihan perburuhan yaitu belum

dilaksanakannya putusan PHI, yang dimenangkan oleh para pekerja

PT. Indah Pontjan (Termohon Kasasi);

2) Seharusnya Termohon Kasasi setelah putusan PHI tersebut

berkekuatan hukum tetap, dan pihak perusahaan tidak mau

melaksanakan putusan secara sukarela, dapat meminta pelaksanaan

putusan tersebut dengan cara eksekusi kepada Ketua Pengadilan

Negeri yang memutuskan perkara tsb. (Pasal 57 UU No. 2 Tahun

2004 Jo. Pasal 197 ayat (1) HIR);

3) Termohon Kasasi sudah memohon eksekusi ke Pengadilan Negeri,

tetapi proses eksekusi tersebut belum selesai, namun Termohon

Kasasi sudah mengajukan perkara kepailitan, dengan demikian

Termohon Kasasi belumlah melakukan prosedur pelaksanaan

putusan sebagaimana yang ditentukan UU;

4) Termohon Kasasi yang menuntut hak-haknya akibat PHK ke PHI

dan meskipun telah ada putusan PHI yang mengabulkan gugatan

dalam perkara Perselisihan Perburuhan tersebut, tidak berarti

mereka secara otomatis menjadi kreditur terhadap perusahaan

sebagaimana diatur UU Kepailitan;

5) Pemohon kasasi juga adalah perusahaan, dengan begitu mempunyai

banyak tenaga kerja dan para Termohon Kasasi adalah sebagian

kecil dari tenaga kerja yang pernah bekerja para perusahaan

pemohon kasasi yang telah memenangkan gugatan PHO atas

perkara a quo, seharusnya Termohon Kasasi menempuh prosedur

pelaksanaan putusan secara eksekusi namun perkara ini tidak dapat

dibuktikan secara sederhana;

6) Berdasarkan uraian di atas, maka ketentuan Pasal 2 ayat (1) dan

Pasal 8 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004 tidak terpenuhi.

Putusan Mengadili:

Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi PT. Indah

Pontjan;

Page 58: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

79

Membatalkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri

Medan Nomor 01/Pailit/2012/PN Niaga.Mdn tanggal 23 April

2012.

Mengadili sendiri:

Menolak permohonan pemohon pailit untuk seluruhnya.

Tanggal Putusan Rabu, 27 Juni 2012

c. Tingkat Peninjauan Kembali: Putusan Peninjauan Kembali

Mahkamah Agung No. 195 PK/Pdt.Sus/2012

Indikator Uraian

Pemohon Peninjauan

Kembali

1) Rohani;

2) Parinem;

3) Poniyah;

4) Sawinem; dan

5) Suriati.

Termohon

Peninjauan Kembali

PT. Indah Pontjan

Pertimbangan Hakim

Terdapat kekeliruan

yang nyata

Tidak terdapat kekhilafan Hakim atau kekeliruan nyata dari hakim

dalam putusan judex juris dengan pertimbangan:

1) Dikabulkannya permohonan pailit adalah merupakan ultimatum

remidium dalam penyelesaian suatu sengketa hutang piutang;

2) Faktanya pemohon pailit telah menempuh jalur hukum

denganmengajukan gugatan melalui PHI, dan telah dikabulkan;

3) Setelah berhasil, lalu dalam proses eksekusinya menempuh “jalur

hukum lain” yaitu mengajukan melalui proses kepailitan, sementara

proses eksekusi dalam perkara PHI belum final, hal ini akan

memberikan dampak yang tidak baik sebagai pemohon pailit yang

beritikad baik;

Page 59: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

80

4) Pertimbangan Judex juris telah tepat sesuai hukum yang

berkeadilan dan kepatutan serta kemanfaatan, dengan dasar

pembuktian perkara menjadi tidak sederhana sehingga ketentuan

Pasal 8 ayat (4) UU No. 37 Tahun 2004 tidak terpenuhi;

5) Dalam putusan Judex juris tidak ditemukan adanya kekeliruan yang

nyata atau adanya kekhilafan hakim, tetapi yang ada adalah bahwa

alasan PK tersebut merupakan perbedaan pendapat antara pemohon

PK dengan Judex juris , sehingga bukan merupakan alasan PK;

6) Putusan MA No. 401 K/Pdt.Sus/2012 tanggal 27 Juni 2012 tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau UU.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan peninjauan kembali dari para pemohon

Peninjauan Kembali: 1. Rohani, 2. Parinem, 3. Poniyah, 4.

Sawinem dan 5. Suriati.

Tanggal Putusan Selasa, 30 April 2013

9. Kasus PT. Unggul Summit Particle Board Industry melawan Dewan

Pengurus Serikat Pekerja Indonesia PT. Unggul Summit Particle Board

Industry

Kasus PT. Unggul Summit Particle Board Industry melawan Dewan Pengurus

Serikat Pekerja Indonesia PT. Unggul Summit Particle Board Industry yang

diwakili oleh Astadi, Didik Suprayitno, Supriyadi, Tri Wahyudi, Suparno,

Arifin, Iwan Singgih Purbadi, Supramiyanto, dan Yusak Agung Juwoto

memperoleh kekuatan hukum tetap pada tingkat pertama. Berikut ini uraian

putusan terhadap tingkat pertama :

Page 60: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

81

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No. 17/Pailit/2015/PN-

Niaga-SBY

Indikator Uraian

Pemohon Pailit Dewan Pengurus Serikat Pekerja Indonesia PT. Unggul Summit

Particle Board Industry yang diwakili oleh:

1) Astadi;

2) Didik Suprayitno;

3) Supriyadi;

4) Tri Wahyudi;

5) Suparno;

6) Arifin;

7) Iwan Singgih Purbadi;

8) Supramiyanto; dan

9) Yusak Agung Juwoto.

Termohon Pailit PT. Unggul Summit Particle Board Industry

Pertimbangan Hakim

Debitor memiliki

dua kreditor atau

lebih

Setelah mencermati dan meneliti permohonan pernyataan pailit

pemohon maka terungkap fakta bahwa pemohon dalam perkara ini

adalah Dewan Pengurus Serikat Pekerja Indonesia PT. USPBI yang

mewakili karyawan PT. USPBI telah menandatangani surat perjanjian

bersama antara pemohon dengan termohon tanggal 14 Mei 2013 yang

menyepakati kewajiban termohon untuk membayar uang pesangon,

uang penggantian hak dan upah terakhir yang belum terbayar yang

keseluruhannya berjumlah Rp. 3.826.929.250,- dan pembayarannya

ditentukan paling lambat tanggal 14 Agustus 2013, sedangkan H.

Basuni Bahdi adalah perorangan (kreditor lain) juga mempunyai

tagihan sebesar Rp. 61.440.000,- atas pembelian 192.000,- kg batubara

yang belum dibayar oleh Termohon.

Termohon menyatakan dalam dalil jawabannya membenarkan

mempunyai hutang kepada pemohon dan kredirut lain, sehingga

berdasarkan pertimbangan hukum tsb maka majelis hakim berpendapat

Page 61: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

82

syarat debitor memiliki dua kreditor atau lebih telah terpenuhi.

Debitor tidak

membayar

sedikitnya satu

hutang yang telah

jatuh tempo dan

dapat ditagih

Bahwa pemohon dalam dalil permohonannya menegaskan pemohon

dan termohon telah menandatangani surat perjanjian bersama pada

tanggal 14 Mei 2013 dengan menyepakati kewajiban termohon untuk

membayar uang pesangon, uang penggantian hak dan upah terakhir

yang belum terbayar yang keseluruhannya berjumlah Rp.

3.826.929.250,- dengan kesepakatan pembayarannya paling lambat

tanggal 14 Agustus 2013 dan telah berulang kali pemohon

mengingatkan/menegur kepada termohon agar membayar hak-hak

pemohon yang telah jatuh tempo tersebut namun hingga permohonan

diajukan termohon belum membayar yang menjadi kewajibannya.

Selain itu, penggugat dalam permohonannya juga mendalilkan bahwa

termohon mempunyai utang kepada kreditor lain (H. Basuni Bahdi)

dalam rangka pembelian batubara seberat 192.000 kg dengan nilai

perhitungan tertanggal 13 Agustus 2012 sebesar Rp. 61.440.000,- yang

dikuatkan dengan Pernyataan Pengakuan utang tanggal 5 April 2013.

Termohon menyatakan dalam dalil jawabannya membenarkan telah

menandatangani surat perjanjian bersama dan juga membenarkan

mempunyai hutang kepada kreditur lain tetapi termohon belum dapat

melakukan pembayaran karena pengaruh krisis global yang

berpengaruh pada kinerja termohon yang terus menurun, sehingga

berdasarkan pertimbangan hukum tersebut maka majelis hakim

berpendapat syarat debitor tidak membayar sedikitnya satu hutang

yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih telah terpenuhi.

Atas permohonan

sendiri maupun atas

permintaan seorang

atau lebih kreditor

Berdasarkan surat permohonan pernyataan pailit yang diajukan

pemohon dan jawaban termohon dapat disimpulkan bahwa

permohonan pailit ini diajukan oleh Dewan Pengurus Serikat Pekerja

Indonesia PT. USPBI selaku kreditur dari termohon pailit, sehingga

berdasarkan pertimbangan hukum tersebut maka majelis hakim

berpendapat syarat atas permohonan sendiri maupun atas permintaan

seorang atau lebih kreditor telah terpenuhi.

Terdapat fakta atau Berdasarkan fakta, ternyata termohon telah memiliki utang kepada

Page 62: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

83

keadaan yang

terbukti secara

sederhana

pemohon dan kreditur lainnya dan telah jatuh tempo akan tetapi

termohon tidak dapat membayar utangnya tersebut meskipun telah

ditagih oleh pemohon, sehingga berdasarkan pertimbangan hukum tsb

maka majelis hakim berpendapat syarat terdapat fakta atau keadaan

yang terbukti secara sederhana telah terpenuhi.

Putusan Mengabulkan permohonan pemohon;

Menyatakan termohon PT. Unggul Summit Particle Board Industry

pailit dengan segala akibat hukumnya.

Tanggal Putusan Kamis, 26 Nopember 2015

10. Kasus PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero) melawan Sudiyarto

Kasus PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero) memberi kuasa kepada Rizky

Dwinanto S.H., M.H., dkk melawan Sudiyarto memperoleh kekuatan hukum

tetap pada tingkat kasasi. Berikut ini uraian putusan terhadap tingkat pertama

dan tingkat kasasi :

a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Niaga No. 04/Pdt.Sus/2016/PN

Niaga Jkt Pst

Indikator Uraian

Pemohon Pailit 1) Sudiyarto;

2) Jafar Tambunan.

Termohon Pailit PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Pertimbangan Hakim

Pembuktian

sederhana mengenai

adanya debitor

1) Hubungan pemohon dengan termohon adalah hubungan industrial

atau hubungan antara pengusaha dengan buruh atau pekerja atau

serikat buruh

2) Apabila terjadi sengketa antara pengusaha dan buruh yang

mempersoalkan tentang diberhentikannya pemohon dimana hak-

hak pemohon tidak dibayarkan gaji, denda gaji, iuran jamsostek,

dll. Maka hubungan tersebut jika terjadi sengketa seharusnya

Page 63: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

84

diselesaikan oleh Pengadilan Hubungan Industrial (PHI);

3) Sengketa seperti ini Pengadilan Niaga sesuai UU No. 37 Tahun

2004 menyatakan tidak berwenang menyelesaikannya.

Alasan Penolakan

Permohonan pailit

1) Berdasarkan bukti-bukti, PT. MNA terbukti milik Negara dan

bergabung dalam BUMN;

2) Dengan memperhatika maksud dan tujuan didirikannya PT. MNA

dapat disimpulkan PT. MNA merupakan BUMN yang melayani

kepentingan publik;

3) Dengan memperhatikan Pasal 2 ayat (5) UU No. 37 Tahun 2004

apabila suatu BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik

maka berhak mengajukan PKPU adalah Menteri Keuangan;

4) Oleh karena yang mengajukan pailit bukan Menteri Keuangan,

maka Pemohon bukan pihak yang berhak atau tidak memiliki

kedudukan hukum (pihak yang tidak mempunyai legal standing).

Putusan Menolak permohonan para pemohon.

Tanggal Putusan Kamis, 7 April 2016

b. Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 447 K/Pdt.Sus/2016

Indikator Uraian

Pemohon Kasasi Sudiyarto

Termohon Kasasi PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero);

Jafar Tambunan (Turut Termohon Kasasi).

Pertimbangan Hakim

Kesalahan dalam

penerapan hukum

Mahkamah Agung tidak dapat membenarkan alasan-alasan kasasi dari

Pemohon Kasasi oleh karena judex facti tidak salah dalam menerapkan

hukum dengan pertimbangan:

1) Alasan-alasan Pemohon berisi mengenai hal-hal yang telah

dipertimbangkan secara cukup oleh Judex facti bukan alasan kasasi

sebagaimana dimaksud dalam UU Mahkamah Agung sehingga

layak untuk dikesampingkan;

2) Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 angka 1 Jo. Angka 17 UU No. 2

Page 64: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

85

Tahun 2004 tentang PPHI gugatan mengenai perselisihan

hubungan industrial diperiksa dan diadili oleh PHI, hal mana telah

terbukti adanya dalam perkara a quo yaitu bahwa permohonan

pemohon berisi mengenai hak-hak pemohon sebagai pegawai

termohon pailit sehingga telah benar sebagaimana dipertimbangkan

oleh Judex facti bahwa pokok perkara adalah mengenai

perselisihan hubungan industrial, oleh karena itu sudah tepat

permohonan pemohon ditolak;

3) Alasan-alasan selain dan selebihnya hanyalah mengenai penilaian

hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu

kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam

pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat

kasasi hanya berkenaan dengan adanya kelalaian dalam memenuhi

syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan

yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan atau bila Pengadilan tidak berwenang atau

melampaui batas wewenangnya, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 UU No. 14 Tahun 1985 tentang MA sebagaimana telah

diubah dan ditambah dalam UU No. 5 Tahun 2004 dan perubahan

kedua dengan UU No. 3 Tahun 2009;

4) Putusan Pengadilan Niaga pada PN Jakarta Pusat No. 04/Pdt.Sus-

Pailit/2016/PN Niaga Jkt Pst tanggal 7 April 2016 tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau UU.

Putusan Mengadili:

Menolak permohonan kasasi: Sudiyarto.

Tanggal Putusan Senin, 25 Juli 2016

Page 65: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

86

E. Analisis

Dari 10 (sepuluh) kasus kepailitan yang telah diuraikan di atas (vide: Hasil

Penelitian), penulis menggolongkan kasus permohonan pailit yang diajukan oleh

pekerja (kreditor) yang telah diputus dan telah memiliki kekuatan hukum tetap

menjadi 2 (dua) bagian, yaitu 2 (dua) kasus permohonan pengajuan pailit

dikabulkan dan 8 (delapan) kasus permohonan pengajuan pailit yang ditolak.

Berikut ini tabel yang memuat kasus yang diterima dan ditolak.

Tabel 2.

Sepuluh kasus kepailitan yang dikabulkan dan ditolak

No Kasus Dikabulkan Ditolak

1. PT. Dirgantara Indonesia (Persero), PT.

Perusahaan Pengelola Aset (Persero) melawan

Heryono, Nugroho dan Sayudi

2. PT. Arta Glory Buana diwakili dikantor utama

Willi Josep Candra melawan Fakhur Khakam,

dkk.

3. PT. Lidi Manunggal Perkasa melawan Slamet

Riyadi, dkk

4. PT. Ata Surya Wood Working Mantuil

melawan Letti, dkk

5. PT. Rasico Industry (dalam likuidasi) melawan

Andreas

6. PT. Welltekindo Nusantara melawan Sendy

Nainggolan, dkk

7. PT. Alogics Mandiri Coal melawan Ko Ik

Whan, dk

8. PT. Indah Pontjan melawan Rohani, dkk

9. PT. Unggul Summit Particle Board Industry

melawan Dewan Pengurus Serikat Pekerja

Indonesia PT. Unggul Summit Particle Board

Industry

10. PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero)

melawan Sudiyarto

Page 66: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

87

1. Variasi pertimbangan hakim dan amar putusan dalam memutus 10

(sepuluh) kasus kepailitan yang mana pemohonnya adalah pekerja

Perbedaan pertimbangan hukum dari hakim antar kasus kepailitan dimana

pemohon pailit diajukan oleh pekerja (vide: Hasil Penelitian) menghasilkan

variasi yang menarik untuk dikaji. Kajian penulis terhadap setiap kasus yang amar

putusannya mengabulkan dan menolak permohonan pailit diuraikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut.

a. Kasus kepailitan yang dikabulkan

Tabel 3.

Dua kasus kepailitan yang dikabulkan

No. Kasus Alasan dikabulkannya permohonan

1) PT. Arta Glory

Buana melawan

Fakhur Khakam,

dkk.

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan pailit

dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4) UU

Kepailitan;

Pemohon pailit adalah Pimpinan Serikat Pekerja

Serikat Pekerja Nasional (PSP SPN) PT.AGB yang

bertindak untuk dan atas nama seluruh anggota SPN

PT.AGB yang beranggotakan 1.942 karyawan

PT.AGB;

Termohon mengakui adanya utang-utang kepada

Pemohon Pailit dalam Surat Termohon Pailit No :

01/PSL-BLS/D02008 tertanggal 2 September 2008.

Dalam pertimbangan hakim pada Pengadilan Niaga

tidak memaparkan terkait kedudukan serikat pekerja.

Akan tetapi dalam amar putusan mengabulkan

permohonan pemohon pailit. Dengan demikian dapat

disimpulkan kedudukan serikat pekerja sebagai

pemohon pailit diakui oleh hakim yang memutus

perkara.

Pada tingkat kasasi juga tidak memaparkan terkait

kedudukan serikat pekerja. Akan tetapi dalam amar

putusan menolak permohonan kasasi dari perusahaan

oleh karena tidak terdapat kesalahan dalam

Page 67: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

88

penerapan hukum. Sehingga kedudukan serikat

pekerja sebagai pemohon pailit tetap diakui oleh

hakim yang memutus perkara.

Sedangkan pada tingkat Peninjauan Kembali

menolak keberatan dari Pemohon PK atas status

serikat pekerja sebagai kreditor yang

mengatasnamakan kepentingan seluruh karyawan.

Artinya MA mengakui bahwa serikat pekerja PT.

AGB sebagai pemohon pailit memiliki kedudukan

hukum (legal standing) untuk mengajukan

permohonan pailit yakni sebagai kreditor Preferen

Umum.

2) PT. Unggul

Summit Particle

Board Industry

melawan Dewan

Pengurus

Serikat Pekerja

Indonesia PT.

USPBI

Pemohon pailit adalah Dewan Pengurus Serikat

Pekerja Indonesia PT. USPBI yang bertindak untuk

dan atas nama diri sendiri dan 69 orang karyawan

PT. USPBI;

Adanya Surat Perjanjian Bersama antara pemohon

dan termohonr tanggal 14 Mei 2013 yang

menyepakati kewajiban termohon untuk membayar

uang pesangon, uang penggantian hak dan upah

terakhir yang belum terbayar yang keseluruhannya

berjumlah Rp. 3.826.929.250,- dan pembayarannya

ditentukan paling lambat tanggal 14 Agustus 2013;

Termohon membenarkan telah menandatangani

surat perjanjian bersama dan juga membenarkan

mempunyai hutang kepada kreditur lain.

Dalam pertimbangan hakim, permohonan pernyataan

pailit dari pemohon berasalan hukum karena telah

memenuhi syarat dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8

ayat (4) UU Kepailitan.

Dari uraian kasus di atas untuk dapat mengajukan permohonan pailit oleh

pekerja (pemohon pailit) sehingga dapat dikabulkan, tidak hanya memenuhi syarat

formil dan materil sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan akan tetapi permohonan memenuhi syarat/ketentuan lain yaitu:

Page 68: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

89

1) Pemohon pailit adalah Pimpinan Serikat Pekerja atau Dewan Pengurus

Serikat Pekerja.

Dari hasil penelitian penulis, pekerja yang dapat mengajukan

permohonan pailit adalah pekerja yang memiliki status sebagai pengurus atau

pimpinan dalam satu organisasi yang disebut serikat pekerja. Hal ini

dikarenakan serikat pekerja memiliki tujuan yaitu untuk memperjuangkan,

membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya (Pasal 1 angka 1 UU No. 21

Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja / Serikat Buruh). Untuk dapat mencapai

tujuan tersebut apabila pekerja merasa dirugikan salah satunya dengan adanya

Pemutusan Hubungan Kerja dari perusahaan tempat mereka bekerja, maka

Serikat Pekerja memiliki kewenangan untuk mewakili kepentingan atau

bertindak untuk dan atas nama seluruh pekerja yang menjadi anggota Serikat

Pekerja.

Apabila Serikat Pekerja yang mengajukan permohonan pailit,

kemungkinan dikabulkannya permohonan menjadi besar. Sebaliknya, jika

permohonan diajukan oleh pekerja yang bertindak untuk dan atas nama sendiri

atau untuk kepentingan sendiri, kemungkinan dikabulkannya permohonan

menjadi kecil. Prinsipnya, perusahaan yang diajukan permohonan pailit adalah

perusahaan yang mempunyai banyak tenaga kerja. Apabila yang mengajukan

permohonan pailit adalah sebagian kecil dari jumlah seluruh tenaga kerja yang

ada (baik yang masih bekerja maupun yang telah di PHK oleh perusahaan) dan

permohonan pailit diterima hingga berkekuatan hukum tetap, maka akan

menimbulkan dampak yang besar. Dampak yang dimaksud adalah:

Page 69: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

90

a) Meningkatnya tingkat pengangguran di Indonesia. Oleh karena kepailitan

memiliki esensi sita umum terhadap seluruh boedel pailit, maka secara

otomatis seluruh pekerja yang ada harus diberhentikan atau dilakukannya

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan.

b) Aset perusahaan tidak sebanding dengan utang. Jika suatu perusahaan

dipailitkan, maka demi hukum perusahaan/badan hukum tersebut menjadi

tidak cakap melakukan perbuatan hukum. Hal ini berdampak pada

pembagian aset perusahaan. Jika aset telah digunakan untuk membayar

utang dan memiliki sisa, sedangkan badan hukum memiliki kekhususan

yaitu terjadi pemisahan harta kekayaan maka sisa aset tersebut dapat

digunakan untuk membuat perusahaan baru. Jika hal ini terjadi, maka sama

saja dengan membuat perusahaan baru yang organ PT sama akan tetapi

menimbulkan ketidakefisiensi dan membutuhkan waktu yang lama.

Hal ini berbeda jika pemohon pailitnya adalah serikat pekerja. Serikat

pekerja mewakili seluruh kepentingan anggota yang tergabung didalamnya.

Apabila perusahaan tidak mampu untuk membayar gaji/upah karyawan oleh

karena kinerja perusahaan yang menurun, maka kepailitan adalah salah satu

pranata hukum yang dapat digunakan untuk melindungi kepentingan para

pekerja sehingga tidak memberikan kerugian yang lebih besar kepada para

pekerja tersebut.

Page 70: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

91

2) Pengakuan oleh Perusahaan adanya utang kepada pekerja (pemohon

pailit) dan/ atau kepada kreditor lain di depan persidangan.

Dari kedua kasus yang dikabulkan sebagaimana telah diuraikan di atas,

perusahaan (termohon pailit) mengakui atau membenarkan adanya utang

kepada pekerja dan/atau kreditor lainnya. Hal ini salah satu yang menjadi

esensi kepailitan yaitu terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara

sederhana. Apabila perusahaan sebagai termohon pailit tidak mengakui adanya

utang, maka seperti pada kasus PT. Welltekindo Nusantara melawan Sendy

Nainggolan, dkk. dimana perusahaan tidak mengakui sisa pembayaran maka

majelis hakim dalam pertimbangan hukumnya menyimpulkan bahwa adanya

utang yang didalilkan oleh pemohon tidak dapat dibuktikan secara sederhana.

3) Adanya Surat Perjanjian bersama antara Pekerja/Serikat Pekerja dan

Perusahaan sehingga dapat membuktikan adanya utang.

Pada kasus PT. Unggul Summit Particle Board Industry melawan Dewan

Pengurus Serikat Pekerja Indonesia PT. USPBI, dengan adanya surat

Perjanjian Bersama antara pemohon dan termohon tanggal 14 Mei 2013 yang

menyepakati kewajiban termohon untuk membayar uang pesangon, uang

penggantian hak dan upah terakhir yang belum terbayar yang keseluruhannya

berjumlah Rp. 3.826.929.250,- dan pembayarannya ditentukan paling lambat

tanggal 14 Agustus 2013. Surat Perjanjian Bersama42

memiliki kekuatan

42

Perjanjian Kerja Bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak (Pasal 1 angka 21 UU No. 13 Tahun 2003).

Page 71: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

92

pembuktian yang kuat untuk mendukung dalil pemohon bahwa adanya utang.

Hal ini seperti tercantum pada Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004 yakni:

Utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat

dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata uang

Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung

maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen,

yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan

yang wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi

memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya

dari harta kekayaan debitor.

Selain itu, dalam Surat Perjanjian Bersama juga berisi kesepakatan

mengenai jangka waktu pembayaran hak normatif sebagai kewajiban

perusahaan (termohon pailit) contohnya pada kasus di atas tanggal 14 Agustus

2013. Apabila sampai pada tanggal 14 Agustus 2013 perusahaan (termohon

pailit) tidak membayar, maka sejak tanggal 15 agustus 2013 utang atau

kewajiban termohon disebut sebagai hutang yang telah jatuh tempo.

Berdasarkan uraian di atas dalam 2 (dua) kasus kepailitan yang mana

pemohonnya adalah pekerja, terdapat fakta bahwa adanya ketentuan khusus bagi

pekerja untuk memenuhi syarat formil dan materil dalam proses kepailitan.

Ketentuan khusus pada syarat formil dan syarat materil yaitu :

(a) Menjadi kompetensi Pengadilan Niaga apabila adanya perjanjian bersama

antara perusahaan dan pekerja sebagai bukti utang (memuat hak normatif

pekerja dalam bentuk sejumlah uang);

Perjanjian Bersama yang dimaksud dalam penulisan ini bukanlah PKB. Akan tetapi perjanjian

bersama yang notabene adalah perjanjian perdamaian antara pekerja/serikat pekerja dan perusahaan yang memuat kewajiban perusahaan untuk membayar hak-hak normatif pekerja dalam bentuk sejumlah uang akibat adanya PHK dengan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Sehingga apabila perusahaan tidak membayar sebagaimana isi perjanjian, maka dapat menjadi bukti adanya utang yang jatuh waktu dalam proses kepaillitan.

Page 72: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

93

(b) Dapat dibuktikan secara sederhana dengan adanya pengakuan utang oleh

perusahaan kepada pekerja atau kreditor lain;

(c) Subjek yang menjadi pemohon pailit bukanlah pekerja (orang perorangan)

melainkan serikat pekerja yang mengatasnamakan seluruh pekerja;

(d) Apabila perjanjian yang memuat kewajiban perusahaan tidak dilaksanakan

dalam jangka waktu tertentu, utang tersebut menjadi utang yang telah

jatuh tempo dan dapat ditagih.

(e) memenuhi syarat lain pada Pasal 2 ayat (1) UU No. 37 Tahun 2004 dan

memperhatikan kekhususan Pasal 2 ayat (2) sampai dengan Pasal 2 ayat

(5) UU Kepailitan.

b. Kasus kepailitan yang ditolak

Tabel 4.

Delapan kasus kepailitan yang ditolak

No. Kasus Alasan ditolaknya permohonan

1) PT. Dirgantara

Indonesia (Persero),

PT. Perusahaan

Pengelola Aset

(Persero) melawan

Heryono, Nugroho

dan Sayudi

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan. Akan tetapi, oleh karena PT. DI

adalah BUMN yang bergerak di bidang

kepentingan publik maka yang bisa mengajukan

permohonan pailit adalah Menteri Keuangan

(Pasal 2 ayat (5) UU Kepailitan).

2) PT. Lidi Manunggal

Perkasa melawan

Slamet Riyadi, dkk

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan. Akan tetapi, tuntutan tentang

tidak dibayarnya upah para pemohon pailit

selaku karyawan dari termohon pailit adalah

merupakan sengketa/perselisihan hubungan

industrial yang termasuk kompetensi dari

Pengadilan Hubungan Industrial/bukan

wewenang Pengadilan Niaga.

3) PT. Ata Surya Wood Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

Page 73: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

94

Working Mantuil

melawan Letti, dkk

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan. Akan tetapi, dalam amar putusan

PHI pada PN Banjarmasin tanggal 14 April

2007 menghukum termohon untuk membayar

kepada para pemohon masing-masing sebesar

Rp. 17.806.401. Kewajiban timbul dari

Putusan PHI dan bukan timbul karena

perjanjian atau UU, sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004.

Putusan dimaksudkan segera dieksekusi dan

bukan dengan mengajukan permohonan

pernyataan pailit.

Aanmaning dalam rangka eksekusi bukan

sebagai dasar utang “telah jatuh waktu” dan

tidak didasarkan atas kesepakatan para pihak

dalam perjanjian.

4) PT. Rasico Industry

(dalam likuidasi)

melawan Andreas

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan. Akan tetapi dengan adanya

pelaksanaan putusan perdamaian yang telah

berkekuatan hukum tetap, maka mekanisme

yang harus ditempuh jika ingin mempailitkan

PT. Rasico Industry adalah dengan mengajukan

permohonan pembatalan perdamaian (Pasal

170, 171 dan 291 UU Kepailitan.

5) PT. Welltekindo

Nusantara melawan

Sendy Nainggolan,

dkk.

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan.

Akan tetapi, termohon pailit menyangkal sisa

pembayaran atas remunerasi akibat PHK

antara para pemohon pailit dengan termohon

pailit sehingga masih memerlukan pembuktian

lebih lanjut sehingga pembuktian dalam

perkara ini tidak bersifat sederhana

sebagaimana dimaksud Pasal 8 ayat (4) UUK.

Tuntutan para pemohon pailit untuk menuntut

hak berupa sisa pembayaran atas remunerasi

akibat PHK harus diajukan pada PHI atau

bukan merupakan kewenangan Pengadilan

Niaga.

6) PT. Alogics Mandiri

Coal melawan Ko Ik

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan.

Page 74: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

95

Whan, dkk. Akan tetapi, besarnya gaji dan pinjaman para

pemohon pailit kepada termohon tidak dapat

dibuktikan secara sederhana.

Surat teguran/somasi yang ditujukan ke alamat

termohon, ternyata termohon pailit sudah tidak

berada lagi dialamat tersebut dan tidak sampai

kepada termohon pailit, sehingga somasi yang

dilakukan belum sempurna oleh karena itu

maka tenggang waktu jatuh temponya hutang

belum dapat diketahui.

7) PT. Indah Pontjan

melawan Rohani,

dkk.

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan.

Adanya putusan PHI dan pihak perusahaan tidak

mau melaksanakan putusan secara sukarela,

dapat meminta pelaksanaan putusan dengan

cara eksekusi kepada Ketua Pengadilan

Negeri yang memutuskan perkara. (Pasal 57

UU No. 2 Tahun 2004 Jo. Pasal 197 ayat (1)

HIR).

Proses eksekusi dari Pengadilan Negeri

belum selesai, maka Termohon Kasasi belumlah

melakukan prosedur pelaksanaan putusan

sebagaimana yang ditentukan UU.

Putusan PHI yang mengabulkan gugatan tidak

berarti mereka secara otomatis Termohon

Kasasi menjadi kreditur terhadap perusahaan

sebagaimana diatur UU Kepailitan.

Tidak dapat dibuktikan secara sederhana.

8) PT. Merpati

Nusantara Airlines

(Persero) melawan

Sudiyarto

Terpenuhinya syarat pengajuan permohonan

pailit dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4)

UU Kepailitan. Akan tetapi oleh karena PT.

MNA adalah BUMN yang bergerak di bidang

kepentingan publik maka yang bisa mengajukan

permohonan pailit adalah Menteri Keuangan

(Pasal 2 ayat (5) UU Kepailitan).

Pokok perkara adalah mengenai perselisihan

hubungan industrial, maka gugatan mengenai

perselisihan hubungan industrial diperiksa dan

diadili oleh PHI (Pasal 1 angka 1 Jo. Angka 17

UU No. 2 Tahun 2004).

Page 75: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

96

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan penolakan

permohonan pailit bervariasi, untuk itu penulis menguraikan alasan penolakan

dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam membaca uraian bahwa satu kasus

kepailitan memiliki alasan penolakan yang lebih dari satu pertimbangan :

Tabel 5.

Alasan penolakan permohonan pailit

No Kasus

Alasan Penolakan

PT.

adalah

BUMN

Bukan

kompetensi

Pengadilan

Niaga

Kewajiban

timbul

karena

putusan PHI

Eksekusi

Pengadilan

Negeri

Adanya

pelaksanaan

putusan

perdamaian

Tidak dapat

dibuktikan

secara

sederhana

1. PT. Dirgantara

Indonesia

(Persero)

2. PT. Lidi

Manunggal

Perkasa

3. PT. Ata Surya

Wood

Working

Mantuil

4. PT. Rasico

Industry

5. PT.

Welltekindo

Nusantara

6. PT. Alogics

Mandiri Coal

7. PT. Indah

Pontjan

8. PT. Merpati

Nusantara

Airlines

Dari uraian 8 (delapan) kasus permohonan pailit yang ditolak, penulis

menggolongkan alasan penolakan berdasarkan pertimbangan hukum dari hakim

terbagi menjadi 6 (enam) alasan yaitu:

Page 76: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

97

1) Perusahaan (Termohon Pailit) adalah BUMN yang bergerak di bidang

kepentingan publik

Pada kasus PT. Dirgantara Indonesia (Persero) dan kasus PT. Merpati

Nusantara Airlines (Persero), permohonan kepailitan ditolak dengan

pertimbangan hakim di tingkat kasasi yang membenarkan bahwa PT.

Dirgantara Indonesia (PT. DI) dan PT. Merpati Nusantara Airlines (PT. MNA)

adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang

kepentingan publik. Alasan penolakkannya oleh karena PT. DI dan PT. MNA

adalah BUMN maka yang dapat mengajukan permohonan pailit adalah Menteri

Keuangan. Alasan penolakan bukan karena PT.DI dan PT. MNA tidak

mempunyai hutang atau bukan tidak terpenuhinya syarat formil dan syarat

materil di Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 8 ayat (4) UU Kepailitan. Hal ini dapat

dilihat dalam amar putusan pada Pengadilan Niaga

No.41/Pailit/2007/PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal 4 September 2007 dan Putusan

Pengadilan Niaga No. 04/Pdt.Sus/2016/PN Niaga Jkt Pst tanggal 7 April 2016

yang mengabulkan permohonan pailit dari pemohon pailit (pekerja) dengan

kata lain terpenuhinya syarat formil dan syarat materil. Akan tetapi oleh

karena adanya ketentuan khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (5) UU

Kepailitan, maka permohonan pernyataan pailit yang diajukan oleh pekerja

tidak dapat dikabulkan.

Jika dicermati pada kasus PT. DI dan PT. MNA, alasan penolakan

permohonan pailit dengan pertimbangan hukum telah terbukti PT. DI dan PT.

MNA adalah perusahaan jenis BUMN yang bergerak di bidang kepentingan

publik adalah keliru. Hal ini karena hakim tidak memperhatikan adanya

Page 77: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

98

ketentuan pada penjelasan Pasal 2 ayat (5) UU No. 37 Tahun 2004 yang

menyatakan bahwa: “Yang dimaksud dengan “Badan Usaha Milik Negara

yang bergerak di bidang kepentingan publik” adalah badan usaha milik

negara yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham.”

Memang benar PT. DI dan PT. MNA adalah BUMN yang seluruh modalnya

dimiliki oleh negara. Akan tetapi tidak terpenuhinya ketentuan tidak terbagi

atas saham, karena faktanya diakui adanya status Menteri Keuangan dan

Menteri Negara BUMN sebagai pemegang saham. Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa PT. DI dan PT. MNA bukanlah BUMN yang bergerak di

bidang kepentingan publik oleh karena modal terbagi atas saham yang mana

pemegang saham adalah Menteri Keuangan dan Menteri Negara BUMN.

Sehingga amar putusan pada Pengadilan Niaga

No.41/Pailit/2007/PN.Niaga/Jkt.Pst tanggal 4 September 2007 dan Putusan

Pengadilan Niaga No. 04/Pdt.Sus/2016/PN Niaga Jkt Pst tanggal 7 April 2016

yang mengabulkan permohonan pailit dari pemohon pailit (pekerja) sudah tepat

karena telah terpenuhinya syarat formil dan syarat materil dalam UU

Kepailitan.

2) Pokok perkara adalah perselisihan hubungan industrial sehingga menjadi

kompetensi PHI atau bukan kewanangan/kompetensi Pengadilan Niaga

Pada kasus PT. Lidi Manunggal Perkasa dam PT. PT. Welltekindo

Nusantara permohonan kepailitan ditolak dengan pertimbangan hakim di

tingkat kasasi pokok perkara adalah sengketa/perselisihan hubungan industrial

sehingga menjadi kompetensi Pengadilan Hubungan Industrial atau bukan

Page 78: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

99

kewenangan Pengadilan Niaga sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 1 Jo.

Angka 17 UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial. Pertimbangan hukum tersebut juga terdapat pada kasus PT. Merpati

Nusantara Airlines dimana selain PT. MNA adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang kepentingan publik, dasar penolakannya

adalah pokok perkara merupakan perselisihan hubungan industrial yang

seharusnya diperiksa dan diadili oleh PHI.

Memang benar bahwa sengketa perselisihan hubungan indutrial adalah

kewenangan PHI. Akan tetapi, perselisihan hak atau perselisihan PHK juga

dapat menjadi kewenangan Pengadilan Niaga (Vide: Bab II Kompetensi

Pengadilan Niaga). Hal ini dikarenakan perselisihan hak atau perselisihan PHK

jika telah ditentukan besarnya dalam bentuk sejumlah uang, maka dapat

dikategorikan utang dalam arti luas dalam hukum kepailitan. Hal ini dapat

dilihat pada kasus PT. Arta Glory Buana dan PT. Unggul Summit Particle

Board Industry dimana pemohon pailit adalah pekerja dan pokok perkara

termasuk perselisihan PHK, akan tetapi permohonan tetap dikabulkan. Dengan

demikian dapat disimpulkan walaupun terjadi tumpang tindih kewenangan

Pengadilan Niaga dan PHI, apabila pada fakta persidangan terbukti memenuhi

syarat formil dan materil pada pranata hukum kepailitan maka permohonan

pailit akan diterima.

Page 79: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

100

3) Kewajiban timbul dari Putusan PHI dan bukan timbul karena perjanjian

atau UU

Pada kasus PT. Ata Surya Wood Working Mantuil permohonan

kepailitan ditolak dalam pertimbangan hakim di tingkat kasasi yang

menyatakan bahwa kewajiban pembayaran timbul dari Putusan PHI dan bukan

timbul karena perjanjian atau UU sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka

6 UU No. 37 Tahun 2004. Pertimbangan hukum di tingkat kasasi untuk

menyatakan permohonan pailit ditolak adalah keliru. Hal ini dikarenakan

pertimbangan tidak memperhatikan adanya ketentuan pada penjelasan Pasal 2

UU No. 37 Tahun 2004 yang menyatakan:

Yang dimaksud dengan “utang yang telah jatuh waktu dan

dapat ditagih” adalah kewajiban untuk membayar utang yang

telah jatuh waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena

percepatan waktu penagihannya sebagaimana diperjanjikan,

karena pengenaan sanksi atau denda oleh instansi yang

berwenang, maupun karena putusan pengadilan, arbiter atau

majelis arbiter.

Dengan kata lain, putusan pengadilan termasuk putusan Pengadilan

Hubungan Industrial yang memuat kewajiban perusahaan kepada pekerja

merupakan dasar atau bukti adanya utang yang telah jatuh waktu. Oleh sebab

itu, Putusan PHI pada PN Banjarmasin tanggal 14 April 2007 yang

menghukum termohon pailit membayar kewajiban kepada para pemohon

sebesar Rp. 17.806.401 sebagai bukti adanya utang yang telah jatuh waktu dan

dapat ditagih telah tepat. Hal ini dapat dilihat pada amar putusan Pengadilan

Niaga No. 03/Pailit/2010/PN-NIAGA SBY yang mengabulkan permohon dari

para pemohon pailit (pekerja) atau terpenuhinya syarat-syarat permohonan

kepailitan.

Page 80: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

101

4) Pengajuan permohonan Eksekusi Pengadilan Negeri

Permohonan pailit pada kasus PT. Ata Surya Wood Working Mantuil

ditolak oleh karena putusan PHI dimaksudkan segera eksekusi bahkan

aanmaning juga dalam rangka eksekusi. Pertimbangan hukum ini juga ada pada

kasus PT. Indah Pontjan yang permohonan pailit oleh pemohon (pekerja)

ditolak dengan pertimbangan adanya putusan PHI dan pihak perusahaan tidak

mau melaksanakan putusan secara sukarela, dapat meminta pelaksanaan

putusan dengan cara eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri yang

memutuskan perkara.

Bagan 5.

Skema pengajuan permohonan eksekusi Pengadilan Negeri

Putusan PHI yang berisi

kewajiban pembayaran

perusahaan kepada pekerja

Perusahaan

melaksanakan

putusan

Perusahaan tidak

melaksanakan

putusan

Pekerja meminta

pelaksanaan

putusan

Terpenuhinya

hak pekerja

EKSEKUSI

Dilaksanakan

perusahaan

Tidak dilaksanakan

perusahaan

Teguran/Aanmaning

oleh ketua Pengadilan

Hubungan Idustrial

Berapa lama

jangka waktu

eksekusi dari

Pengadilan

Negeri?

Page 81: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

102

Dari kedua kasus ini, yang menjadi permasalahan adalah berapa lama

jangka waktu eksekusi dari Pengadilan Negeri? Anmaning yang ditetapkan

oleh Pengadilan dalam rangka eksekusi putusan bukanlah termasuk dalam

pengertian “telah jatuh waktu” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)

UU No. 37 Tahun 2004 sebab aanmaning tersebut tidak didasarkan atas

kesepakatan antara pemohon dan termohon dalam perjanjian. Pertimbangan

hukum ini pun adalah keliru, karena bagaimana mungkin aanmaning harus

berdasarkan kesepakatan? Aanmaning sebagai perintah dari Ketua Pengadilan

Hubungan Industrial oleh karena dikeluarkannya putusan PHI bahkan hingga

adanya eksekusi perusahaan tidak mau membayar kewajibannya tersebut.

Aanmaning dapat dikatakan sebagai utang yang telah jatuh waktu karena

aanmaning menentukan hari dan tanggal pelaksanaan isi putusan PHI.

Sehingga jika setelah jangka waktu dalam surat tegoran/aanmaning dalam

rangka eksekusi tidak dilaksanakan, maka seyogianya dapat dikatakan telah

jatuh waktu. Oleh sebab itu, jika jangka waktu eksekusi tidak diketahui dan

dengan aanmaning tidak dilaksanakan oleh perusahaan, maka hal ini

menimbulkan ketidakpastian bagi hak para pekerja.

5) Adanya pelaksanaan putusan perdamaian sehingga harus mengajukan

permohonan pembatalan perdamaian

Pada kasus PT. Rasico Industry (dalam likuidasi) permohonan kepailitan

ditolak dalam pertimbangan hakim di tingkat kasasi yang menyatakan bahwa

dengan adanya pelaksanaan putusan perdamaian yang telah berkekuatan

hukum tetap, maka mekanisme yang harus ditempuh jika ingin mempailitkan

Page 82: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

103

PT. Rasico Industry adalah dengan mengajukan permohonan pembatalan

perdamaian (Pasal 170, 171 dan 291 UU Kepailitan).

Dalam pertimbangan hukum dari hakim terhadap kasus ini adalah tepat.

Latar belakang harus mengajukan permohonan pembatalan perdamaian43

karena sejak pengesahan perdamaian telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

kepailitan berakhir (Pasal 166 ayat (1) UU Kepailitan). Karena perdamaian

adalah perjanjian antara debitor pailit dengan semua kreditornya untuk

membayar utang sesuai presentasi pelunasan yang disepakati. Sehingga apabila

perusahaan (debitor pailit) lalai memenuhi isi perdamaian kepada pekerja,

pekerja (kreditor pailit) dapat menuntut pembatalan suatu perdamaian yang

telah disahkan. Sehingga dengan adanya putusan pembatalan perdamaian,

pekerja dapat mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga (Pasal 170

ayat (1) Jo. Pasal 172 ayat (1) UU Kepailitan).

6) Tidak dapat dibuktikan secara sederhana

Pada kasus PT. Welltekindo Nusantara, PT. Alogics Mandiri Coal dan

PT. Indah Pontjan alasan penolakan permohonan pailit adalah karena perkara

tidak dapat dibuktikan secara sederhana. Pokok perkara yang dapat disebut

sebagai perkara yang tidak bersifat sederhana adalah sebagai berikut.

43

Perdamaian yang dimaksud dalam kasus ini bukanlah perdamaian yang termasuk dalam siklus kepailitan. Akan tetapi, kesepakatan perusahaan untuk membayar kewajiban berupa uang pesangon kepada pekerja sejumlah Rp. 194.832.000,- berdasarkan putusan No. 371/K/TUN/2001. Sehingga harus dilakukan permohonan pembatalan perdamaian agar dapat mengajukan permohonan pailit.

Page 83: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

104

a) Penyangkalan sisa pembayaran atas remunerasi akibat PHK oleh

termohon pailit (perusahaan)

Pengakuan adanya utang dari termohon pailit adalah dasar yang

menentukan perkara bersifat sederhana atau tidak. Jika dilihat Kasus PT.

Arta Glory Buana dan kasus PT. Unggul Summit Particle Board Industry,

permohonan dikabulkan karena adanya pengakuan utang oleh perusahaan.

Maka pada kasus PT. Welltekindo Nusantara pun berlaku demikian, yaitu

tidak bersifat sederhana karena utang/ sisa pembayaran atas remunerasi

akibat PHK tidak diakui oleh perusahaan sebagai debitor pailit (termohon

pailit).

b) Tidak terdapat adanya bukti yang nyata besarnya gaji dan pinjaman

perusahaan kepada pekerja

Pada kasus PT. Alogics Mandiri Coal, pekerja hanya memiliki bukti

berupa hasil audit laporan keuangan termohon tidak ada penjelasan gaji

siapakah yang belum dibayarkan tersebut, kapan adanya hutang dan kapan

tanggal jatuh tempo pembayarannya. Selain itu, bukti lampiran auditor juga

tidak dibubuhi tanda tangan penanggung jawab sehingga tidak jelas

pertanggungjawabannya. Selain itu, surat teguran/somasi tidak sampai

kepada termohon pailit, sehingga somasi yang dilakukan belum sempurna

oleh karena itu maka tenggang waktu jatuh temponya hutang belum dapat

diketahui. Pertimbangan hukum dari hakim untuk menolak permohonan

pailit adalah tepat. Hal ini karena bukti yang diajukan tidak memenuhi

Page 84: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

105

syarat Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan sehingga perkara tidak dapat

dibuktikan secara sederhana.

c) Pekerja sebagai pemohon pailit adalah sebagian kecil dari tenaga kerja

perusahaan

Alasan ini tidak memiliki hubungan dengan pembuktian tidak bersifat

sederhana. Hal ini dikarenakan syarat dalam Pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan

tidak memberikan persyaratan atas jumlah tenaga kerja yang dapat

mengajukan permohonan pailit, karena 2 (dua) orang pekerja apabila

memiliki hak atas pembayaran dari perusahaan yang tidak dibayarkan juga

tetap dikatakan sebagai kreditor. Selain itu pada pertimbangan hakim juga

menguraikan dengan adanya putusan PHI tidak berarti mekera secara

otomatis menjadi kreditor terhadap perusahaan. Pertimbangan hakim ini pun

keliru. Putusan PHI memuat kewajiban pembayaran perusahaan kepada

pekerja sehingga apabila tidak dilaksanakan maka dapat menjadi utang yang

telah jatuh waktu (Pasal 2 UU Kepailitan).

Berdasarkan uraian di atas, maka problematika terhadap pekerja

dalam proses kepailitan dapat disimpulkan dalam skema di bawah ini.

Page 85: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

106

Bagan 6.

Skema sepuluh kasus kepailitan yang dikabulkan dan ditolak

Pekerja

Eksekusi Pengadilan

Negeri

PT

(BUMN)

No. 897 K/Pdt.Sus/2009

No. 106 K/Pdt.Sus/2012

No. 195 PK/Pdt.Sus/2012

No. 469 K/Pdt.Sus/2012

No. 246 K/Pdt.Sus/2012

No. 584 K/Pdt.Sus/2010

Kompetensi Penyelesaian

Hubungan Industrial

Pengadilan Niaga

Menteri

Keuangan

No. 075 K/Pdt.Sus/2007

No. 447 K/Pdt.Sus/2016

No. 80 PK/Pdt.Sus/2009 No.

17/Pailit/2015/PN-Niaga-

SBY

Pemohon: SERIKAT PEKERJA

Pemohon melengkapi bukti:

Adanya Perjanjian Bersama

(untuk membuktikan bahwa

perjanjian sebagai bukti

utang dan menjadi

kompetensi Pengadilan

Niaga)

Terpenuhinya Syarat Formil

dan Syarat Materil

Memperhatikan

kekhususan Pasal 2

ayat (5) UU

Kepailitan.

Perkara tidak dapat

dibuktikan secara

sederhana

Meminta pelaksanaan

putusan PHI dengan

cara eksekusi kepada

Ketua Pengadilan

Negeri yang

memutuskan perkara

PT. DI dan PT. MNA

adalah BUMN yang

bergerak di bidang

kepentingan publik

Bukan kompetensi

Pengadilan Niaga

Adanya putusan

perdamaian

Pembatalan perdamaian

Page 86: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

107

Skema di atas memberikan gambaran bahwa dari 10 (sepuluh) kasus

kepailitan dimana pemohonnya adalah pekerja, hanya 2 (dua) kasus saja yang

dikabulkan karena memenuhi ketentuan khusus yaitu pemohonnya adalah serikat

pekerja. Sedangkan 8 kasus ditolak karena subjek yang menjadi pemohon pailit

adalah pekerja (orang perorangan). Dengan demikian dapat disimpulkan pekerja

perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan khusus dalam hukum kepailitan agar

supaya tidak merugikan pekerja dalam memenuhi hak-hak normatifnya.

2. Penetapan PHI yang menentukan besarnya hak normatif yang diterima

pekerja akibat PHK

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa pada kasus PT. Ata Surya Wood

Working Mantuil, permohonan kepailitan ditolak karena kewajiban perusahaan

kepada pekerja timbul dari putusan PHI bukan karena perjanjian atau UU.

Dengan kata lain dalam mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga tidak

perlu mendapatkan penetapan PHI yang menentukan besarnya hak normatif yang

diterima pekerja akibat PHK. Karena cukup dengan adanya perjanjian bersama

antara pekerja dan perusahaan yang memuat kewajiban pembayaran perusahaan

dapat menjadi bukti utang. Selain itu, pada kasus PT. Ata Surya Wood Working

Mantuil dan kasus PT. Indah Pontjan ditolak karena seharusnya pekerja

mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Negeri. Pada kedua

kasus ini, pekerja telah mendapatkan putusan PHI yang memuat kewajiban

perusahaan untuk membayar hak normatif pekerja. Bahkan pada kasus PT. Indah

Pontjan, telah dikeluarkan aanmaning oleh karena perusahaan tidak mau

melaksanakan isi putusan PHI. Akan tetapi, perusahaan tetap tidak membayar hak

Page 87: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

108

normatif pekerja tersebut. Permasalahannya apabila pekerja telah mengajukan

permohonan eksekusi dan diterima oleh Ketua Pengadilan Negeri, berapa lama

jangka waktu eksekusi yang dibutuhkan pekerja agar supaya hak-hak normatif

mereka dapat terbayarkan? Oleh karena ketidakpastian melalui gugatan ke PHI,

maka kepailitan juga dapat digunakan sebagai pranata hukum penyelesaian utang-

piutang antara pekerja dan perusahaan. Dengan demikian, maka sengketa yang

terjadi antara pekerja dan perusahaan tidak hanya menjadi kompetensi Pengadilan

Hubungan Industrial, tetapi juga menjadi kompetensi Pengadilan Niaga.

3. Variasi yang dapat dilakukan oleh pekerja agar permohonan kepailitan

dapat dikabulkan

Pekerja memiliki kedudukan hukum untuk menggunakan kepailitan sebagai

pranata hukum penyelesaian sengketa hutang-piutang terhadap perusahaan. Akan

tetapi dalam proses kepailitan pekerja harus memenuhi ketentuan-ketentuan

khusus seperti pada 2 (dua) kasus kepailitan yang dikabulkan sebagaimana telah

diuraikan di atas. Selain itu, jika dilihat dari 8 (delapan) kasus kepailitan yang

ditolak terdapat fakta bahwa pekerja tidak mendapatkan pemenuhan atas hak-hak

normatif oleh karena tidak melalui proses yang telah ditetapkan oleh UU maupun

karena tidak memperhatikan ketentuan khusus yang telah ditetapkan dalam UU

No. 37 Tahun 2004. Oleh sebab itu, untuk menjawab problematika pekerja dalam

proses kepailitan ini, maka penulis menguraikan variasi yang dapat dilakukan

pekerja agar permohonan kepailitan dapat dikabulkan. Variasi tersebut diuraikan

dalam skema berikut ini.

Page 88: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

109

Bagan 7.

Variasi agar supaya permohonan pailit dapat dikabulkan

Dari skema di atas, perlu diperhatikan bahwa yang harus menjadi pemohon

pailit adalah serikat pekerja bukanlah pekerja (orang perorangan). Dari 8

(delapan) kasus kepailitan, dapat disimpulkan menjadi tiga persoalan yang

menjadi dasar penolakan permohonan pailit, yaitu :

a. Adanya perjanjian perdamaian;

Perlu diperhatikan adanya perjanjian perdamaian atau tidak. Apabila ada

perjanjian perdamaian maka pekerja sebelum mengajukan permohonan pailit,

SERIKAT PEKERJA

(PEMOHON PAILIT)

PERUSAHAAN

(TERMOHON PAILIT)

Adanya Perjanjian

Perdamaian

Kompetensi Penyelesaian Hubungan Industrial

Pelaksanaan putusan PHI

Mengajukan

permohonan

pembatalan putusan

perdamaian kepada

termohon

Membuat Perjanjian

Bersama (sebagai bukti

adanya utang, jangka

waktu jatuh tempo

sehingga menjadi

kompetensi Pengadilan

Niaga)

Meminta pelaksanaan

putusan PHI dengan cara

eksekusi kepada Ketua

Pengadilan Negeri yang

memutuskan perkara

Mencantumkan jangka

waktu pelaksanaan eksekusi

PENGADILAN

NIAGA

Page 89: BAB II PEMBAHASAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16062/2/T1_312014067_BAB II... · Niaga dan pembuktian sederhana. Sedangkan syarat materil terdiri dari

110

perlu mengajukan permohonan pembatalan putusan perdamaian kepada

termohon (perusahaan).

b. Kompetensi PHI;

Agar supaya permohonan kepailitan dikabulkan, sebelumnya pekerja membuat

Perjanjian Bersama dengan perusahaan, karena perjanjian bersama menjadi

bukti adanya utang. Selain itu dalam perjanjian menentukan jangka waktu

pelaksanaan kewajiban perusahaan sehingga apabila melewati jangka waktu

perjanjian menjadi utang yang telah jatuh tempo. Walaupun isi perjanjian

adalah memuat hak-hak normatif pekerja, apabila telah dinyatakan dalam

bentuk perjanjian menjadi kompetensi dari Pengadilan Niaga sehingga tidak

menjadi alasan bahwa sengketa tersebut adalah kompetensi PHI.

c. Pelaksanaan Putusan PHI;

Apabila pekerja telah mengajukan upaya hukum melalui gugatan ke

Pengadilan Hubungan Industrial, maka apabila putusan PHI yang telah

mengabulkan (memuat hak normatif dalam bentuk sejumlah uang) memuat

kewajiban perusahaan tidak dilaksanakan secara sukarela, maka yang dapat

dilakukan adalah mengajukan permohonan eksekusi pada Pengadilan Negeri.

Dalam permohonan pekerja meminta untuk mencantumkan jangka waktu

pelaksanaan eksekusi. Hal ini dimaksudkan agar supaya memiliki kepastian

kapan akan terpenuhinya hak-hak pekerja. Sehingga apabila perusahaan tetap

tidak melaksanakan, bahkan dengan dikeluarkannya aanmaning tidak

dilaksanakan oleh perusahaan, maka pekerja dapat menjadikan dasar

permohonan pailit ke Pengadilan Niaga oleh karena tidak terlindunginya hak-

hak pekerja melalui lembaga PHI itu sendiri.