bab ii pembahasan haki

27
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) A. PENGERTIAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual Property Rights (IPR). Istilah tersebut terdiri dari tiga kata kunci yaitu: “Hak”, “Kekayaan”, “Intelektual”. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun dijual. Sedangkan “Kekayaan Intelektual” merupakan kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir “Hak atas Kekayaan Intelektual” (HAKI) merupakan hak-hak (wewenang / kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas Kekayaan Intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. “Hak” itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang pertama “Hak Dasar (Azasi)”, yang merupakan hak mutlak yang tidak dapat diganggugugat. Misalnya, hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan keadilan, dan sebagainya. Kedua “Hak Amanat / Peraturan”, sehingga masyarakatlah yang menentukan, seberapa besar HAKI yang diberikan kepada individu dan kelompok. Sesuai dengan hakekatnya pula, HAKI dikelompokan

Upload: sunagara

Post on 24-Jan-2015

233 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii pembahasan haki

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

A. PENGERTIAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.) merupakan terjemahan dari Intellectual

Property Rights (IPR). Istilah tersebut terdiri dari tiga kata kunci yaitu: “Hak”,

“Kekayaan”, “Intelektual”. Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki,

dialihkan, dibeli, maupun dijual. Sedangkan “Kekayaan Intelektual” merupakan

kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan,

seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan seterusnya. Terakhir “Hak atas

Kekayaan Intelektual” (HAKI) merupakan hak-hak (wewenang / kekuasaan) untuk

berbuat sesuatu atas Kekayaan Intelektual tersebut, yang diatur oleh norma-norma atau

hukum-hukum yang berlaku. “Hak” itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang

pertama “Hak Dasar (Azasi)”, yang merupakan hak mutlak yang tidak dapat

diganggugugat. Misalnya, hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan keadilan, dan

sebagainya. Kedua “Hak Amanat / Peraturan”, sehingga masyarakatlah yang

menentukan, seberapa besar HAKI yang diberikan kepada individu dan kelompok. Sesuai

dengan hakekatnya pula, HAKI dikelompokan sebagai hak milik perorangan yang

sifatnya tidak berwujud (intangible).

Terlihat bahwa HAKI merupakan Hak Pemberian dari Umum (Publik) yang

dijamin oleh Undang-undang. HAKI bukan merupakan hak azasi, sehingga kriteria

pemberian HAKI merupakan hal yang dapat diperdebatkan oleh publik. Dari hal uraian di

atas bisa disimpulkan H.A.K.I. adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu

kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khalayak umum dalam

berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan

manusia, juga mempunyai nilai ekonomis.

Hukum mengatur beberapa macam kekayaan yang dapat dimiliki oleh seseorang

atau suatu badan hukum.

Page 2: Bab ii pembahasan haki

Terdapat tiga jenis benda yang dapat dijadikan kekayaan atau hak milik, yaitu :

(1) Benda bergerak, seperti emas, perak, kopi, teh, alat-alat elektronik, peralatan

telekominukasi dan informasi, dan sebagainya;

(2) Benda tidak bergerak, seperti tanah, rumah, toko, dan pabrik;

(3) Benda tidak berwujud, seperti paten, merek, dan hak cipta.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda

tak berwujud. Berbeda dengan hak-hak kelompok pertama dan kedua yang sifatnya

berwujud, Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebaginya yang tidak mempunyai

bentuk tertentu.

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Hak Milik Intelektual (HMI) atau

harta intelek (di Malaysia) ini merupakan padanan dari bahasa Inggris intellectual

property right. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan intelektual tersebut

adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the creations of the

human mind) (WIPO, 1988:3).

Kekayaan Intelektual adalah pengakuan hukum yang memberikan pemegang hak

atas kekayaan intelektual (HAKI) untuk mengatur penggunaan gagasan-gagasan dan

ekspresi yang diciptakannya untuk jangka waktu tertentu. Istilah 'kekayaan intelektual'

mencerminkan bahwa hal tersebut merupakan hasil pikiran atau intelektualitas, dan

bahwa hak kekayaan intelektual dapat dilindungi oleh hukum sebagaimana bentuk hak

milik lainnya.

Hukum yang mengatur kekayaan intelektual biasanya bersifat teritorial;

pendaftaran ataupun penegakan hak kekayaan intelektual harus dilakukan secara terpisah

di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. Namun, hukum yang berbeda-beda tersebut

semakin diselaraskan dengan diberlakukannya perjanjian-perjanjian internasional seperti

Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual Organisasi

Page 3: Bab ii pembahasan haki

Perdagangan Dunia (WTO), sementara perjanjian-perjanjian lain memungkinkan

pendaftaran kekayaan intelektual pada lebih dari satu yurisdiksi sekaligus.

Hukum yang mengatur kekayaan intelektual di Indonesia mencakup Hak Cipta

dan Hak Kekayaan Industri, yang terdiri atas Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata

Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Perlindungan Varietas Tanaman.

Organisasi Internasional yang mewadahi bidang H.K.I. yaitu WIPO (World

Intellectual Property Organization). Istilah yang sering digunakan dalam berbagai

literatur untuk Hak Kekayaan Intelektual:

Hak Kekayaan Intelektual (H.K.I.)

Intellectual Property Rights (IPR)

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

Hak Milik Intelektual

B. ISI, RUANG LINGKUP, DAN ANEKA RAGAM HAK KEKAYAAN

INTELEKTUAL

Ruang lingkup H.K.I.:

Hak Cipta

o Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak cipta

untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan

ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

o Dasar hukum: UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

o Hak cipta mengandung:

Hak moral contohnya: lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang diakui

menjadi ciptaan saya.

Page 4: Bab ii pembahasan haki

hak ekonomi, hak ekomoni berhubungan dengan bisnis atau nilai

ekonomis.

contohnya: mp3, vcd, dvd bajakan.

o Sifat hak cipta:

hak cipta dianggap sebagai benda bergerak dan tidak berwujud

hak cipta dapat dialihkan seluruhnya atau sebagian, bila dialihkan

harus tertulis (bisa di notaris atau di bawah tangan)

hak cipta tidak dapat disita, kecuali jika diperoleh secara melawan

hukum

o Ciptaan tidak wajib didaftarkan karena pendaftaran hanya alat bukti bila

ada pihak lain ingin mengakui hasil ciptaannya di kemudian hari.

o Jangka waktu perlindungan hak cipta:

Selama hidup pencipta dan terus berlangsung hingga 50 tahun

setelah pencipta meninggal dunia.

50 tahun sejak diumumkan/diterbitkan untuk program komputer,

sinematografi, fotografi, data base dan karya hasil

pengalihwujudan, perwajahan karya tulis, buku pamflet, dan hasil

karya tulis yang dipegang oleh badan hukum.

Tanpa batas waktu: untuk pencantuman dan perubahan nama atau

nama samaran pencipta.

Hak Atas Kekayaan Industri

o Patent (Hak Paten)

Hak paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada

inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk

selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut

atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

melaksanakannya.

Dasar hukum: UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten.

Jangka waktu paten: 20 tahun, paten sederhana: 10 tahun.

Paten tidak diberikan untuk invensi:

Page 5: Bab ii pembahasan haki

bertentangan dengan UU, moralitas agama, ketertiban

umum, kesusilaan.

metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan/atau

pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau

hewan.

teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan

matematika.

makhluk hidup dan proses biologis yang esensial untuk

memproduksi tanaman atau hewan.

contohnya: Ballpoint, untuk masalah teknologi tinta.

o Trademark (Hak Merek)

contohnya: Ballpoint, untuk tulisan (misalnya) Parker.

o Industrial Design (Hak Produk Industri)

contohnya: Ballpoint, untuk desain atau bentuk.

o Represion Of Unfair Competition Practices (Penanggulangan Praktik

Persaingan Curang)

Aneka Ragam HAKI

●Hak Cipta (Copyright)  berdasarkan pasal 1 ayat 1 UndangUndang  Nomor  19 Tahun 

2002  Tentang Hak Cipta: ''Hak Cipta adalah hak eksklusif  bagi Pencipta atau  penerima

hak untuk mengumumkan atau memperbanyak  ciptaannya atau memberikan  izin  untuk

itu  dengan  tidak  mengurangi  pembatasan pembatasan  menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku.''

●Paten (Patent)  berdasarkan  Pasal  1 ayat 1 Undang Undang Nomor 14 Tahun 2001

Tentang Paten: ''Paten  adalah  hak  eksklusif  yang  diberikan  oleh Negara kepada

Inventor  atas  hasil  Invensinya  di  bidang  teknologi, yang untuk selama waktu tertentu

melaksanakan  sendiri  Invensinya  tersebut atau  memberikan  persetujuannya  kepada

pihak lain untuk melaksanakannya.'' Berbeda  dengan  hak  cipta yang melindungi sebuah

karya,  paten melindungi  sebuah ide,  bukan  ekspresi dari ide tersebut.  Pada hak  cipta,

seseorang  lain berhak  membuat karya  lain  yang  fungsinya  sama asalkan tidak dibuat

berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Sedangkan pada paten, seseorang

Page 6: Bab ii pembahasan haki

tidak  berhak  untuk  membuat  sebuah  karya  yang  cara  bekerjanya  sama  dengan 

sebuah  ide yang dipatenkan.

●Merk  Dagang (Trademark) berdasarkan pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15

Tahun 2001 Tentang Merek: “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,

huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari  unsure-unsur tersebut

yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa.'' Contoh: Kacang Atom cap “Ayam Jantan”.

●Rahasia Dagang (Trade Secret) menurut pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30

Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang: ''Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak

diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis.'' Contoh: rahasia dari formula

Parfum.

●Service Mark  adalah kata,  prase,  logo,  simbol,  warna,  suara,  bau  yang  digunakan 

oleh  sebuah  bisnis  untuk  mengindentifikasi  sebuah  layanan  dan membedakannya 

dari  kompetitornya.  Pada  prakteknya  perlindungan  hukum  untuk merek  dagang 

sedang  service mark untuk identitasnya.  

Contoh: “Pegadaian: menyelesaikan masalah tanpa masalah”.

●Desain Industri   berdasarkan  pasal  1  ayat  1  UndangUndang Nomor  31  Tahun 

2000  Tentang  Desain  Industri:  ''Desain  Industri  adalah  suatu  kreasi  tentang 

bentuk,  konfigurasi,  atau  komposisi  garis  atau  warna,  atau  garis  dan  warna,  atau

gabungan dari padanya  yang berbentuk  tiga  dimensi  atau  dua  dimensi  yang 

memberikan  kesan  estetis  dan  dapat  diwujudkan  dalam  pola  tiga  dimensi  atau 

dua  dimensi  serta  dapat  dipakai  untuk  menghasilkan  suatu  produk,  barang, 

komoditas  industri, atau kerajinan tangan.''

●Desain  Tata  Letak  Sirkuit  Terpadu  berdasarkan  pasal  1  Undang Undang  Nomor 

32  Tahun  2000  tentang  Desain  Tata  Letak  Sirkuit  Terpadu; (ayat 1): ''Sirkuit 

Terpadu  adalah  suatu  produk  dalam  bentuk  jadi  atau  setengah  jadi,  yang  di 

dalamnya  terdapat  berbagai  elemen  dan  sekurang-kurangnya satu  dari  elemen 

tersebut  adalah  elemen  aktif,  yang  sebagian  atau  seluruhnya  saling  berkaitan 

serta  dibentuk  secara  terpadu  di  dalam  sebuah  bahan  semikonduktor yang

dimaksudkan untu  menghasilkan fungsi elektronik.''; (ayat 2): ''Desain Tata

Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen,

Page 7: Bab ii pembahasan haki

sekurang-kurangnya  satu  dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau

semua  interkoneksi dalam suatu Sirkuit Terpadu dan peletakan tiga dimensi  tersebut

dimaksudkan untuk persiapan pembuatan Sirkuit Terpadu.''

● Indikasi Geografis berdasarkan pasal 56 ayat 1 Undang-Undang No. 15  Tahun 2001

Tentang Merek: ''Indikasi geografis dilindungi sebagai suatu  Tanda yang menunjukkan

daerah asal suatu barang yang karena  faktor  lingkungan geografis termasuk faktor

alam, fakto  manusia,  atau kombinasi  dari kedua  fakto  tersebut  memberikan ciri dan

kualitas tertent  pada  barang yang dihasilkan.''

Pembagian lainnya yang dilakukan oleh para ahli adalah dengan mengelompokkan Hak

Atas Kekayaan Intelektual sebagai induknya yang memiliki dua cabang besar yaitu :

1. hak milik perindustrian/hak atas kekayaan perindustrian (industrial property right);

2. hak cipta (copyright) beserta hak-hak berkaitan dengan hak cipta (neighboring rights).

Beberapa konvensi Internasional yang telah diratifikasi Indonesia:

TRIP’S (Trade Related Aspecs of Intelectual Property Rights) (UU No. 7 Tahun

1994)

Paris Convention for Protection of Industrial Property (KEPPRES No. 15

TAHUN 1997)

PCT (Patent Cooperation Treaty) and Regulation Under the PCT (KEPPRES No.

16 TAHUN 1997)

Trademark Law Treaty (KEPPRES No. 16 TAHUN 1997)

Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works (KEPPRES

No. 18 TAHUN 1997)

WIPO Copyrigths Treaty (KEPPRES No. 19 TAHUN 1997)

Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,

kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,

yaitu "seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir

Page 8: Bab ii pembahasan haki

suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang

dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi".

Perbedaan antara hak cipta (copyright) dengan hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta

(neighboring rights) terletak pada subyek haknya.

Pada hak cipta subyek haknya adalah pencipta sedangkan pada hak-hak yang berkaitan

dengan hak cipta subyek haknya adalah artis pertunjukan terhadap penampilannya,

produser rekaman terhadap rekaman yang dihasilkannya, dan organisasi penyiaran

terhadap program radio dan televisinya. Baik hak cipta maupun hak-hak yang berkaitan

dengan hak cipta di Indonesia diatur dalam satu undang-undang, yaitu Undang-Undang

Hak Cipta (UUHC) UU .

Paten diberikan dalam ruang lingkup bidang teknologi, yaitu ilmu pengetahuan yang

diterapkan dalam proses industri. Di samping paten, dikenal pula paten sederhana (utility

models) yang hampir sama dengan paten, tetapi memiliki syarat-syarat perlindungan

yang lebih sederhana. Paten dan paten sederhana di Indonesia diatur dalam Undang-

Undang Paten (UUP).

Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan atau

jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga

kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen. Indikasi geographis merupakan tanda

yang menunjukkan daerah asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis,

termasuk alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang

memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan. Jadi, disamping tanda

berupa merek juga dikenal tanda berupa indikasi geografis berkaitan dengan faktor

tertentu. Merek dan indikasi geografis di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Merek

(UUM).

1. HAK CIPTA

Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau

memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi

Page 9: Bab ii pembahasan haki

pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2

ayat 1 UUHC). Dikatakan hak khusus atau sering juga disebut hak eksklusif yang berarti

hak tersebut hanya diberikan kepada pencipta dan tentunya tidak untuk orang lain selain

pencipta.

Hak khusus meliputi :

a. hak untuk mengumumkan;

b. hak untuk memperbanyak.

Pengaturan hak cipta diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun

1982 tentang Hak Cipta telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

7 Tahun 1987 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6

tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1982 tentang Hak Cipta. Untuk mempermudah

penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 jo

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 jo Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997.

Pendaftaran hak cipta. Pendaftaran hak cipta bukanlah merupakan persyaratan untuk

memperoleh perlindungan hak cipta (pasal 5 dan pasal 38 UUHC). Artinya, seorang

pencipta yang tidak mendaftarkan hak cipta juga mendapatkan perlindungan, asalkan ia

benar-benar sebagai pencipta suatu ciptaan tertentu. Pendaftaran bukanlah jaminan

mutlak bahwa pendaftar sebagai pencipta yang dilindungi hukum. Dengan kata lain

Undang-Undang Hak Cipta melindungi pencipta, terlepas apakah ia mendaftarkan

ciptaannya atau tidak.

2. PATEN

Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang

teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau

Page 10: Bab ii pembahasan haki

memberikan persetujuan kepada orang lain untuk melaksanakannya (Pasal 1 Undang-

undang Paten).

Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu penemuan

(baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah kegiatan

pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa :

a. proses;

b. hasil produksi;

c. penyempurnaan dan pengembangan proses;

d. penyempurnaan dan pengembangan hasil produksi.

Pengaturan Paten diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989

tentang Paten telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun

1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1989

tentang Paten. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 1989. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 atau Undang-

Undang Paten (UUP) saja.

Pemberian Paten.

Penemuan diberikan Paten oleh negara apabila telah melewati suatu proses pengajuan

permintaan paten pada Kantor Paten (Departemen Kehakiman Republik Indonesia di

Jakarta).

Penemuan yang tidak dapat dipatenkan sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Undang-

Undang Paten, yaitu :

Page 11: Bab ii pembahasan haki

a. Penemuan tentang proses atau hasil produksi yang pengumuman dan penggunaan atau

pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

ketertiban umum, dan kesusilaan.

b. Penemuan tentang metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan pembedahan

yang diterapkan terhadap manusia dan hewan, tetapi tidak menjangkau produk apapun

yang digunakan atau berkaitan dengan metode tersebut.

c. Penemuan tentang teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.

3. MEREK

Tanda yang berupa gambar, nama,kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam

kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal 1 Undang-undang Merek). Merek dagang

adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau

beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan

barang-barang sejenis lainnya. Sedangkan Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada

jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau

badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Merek kolektif

adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama

yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk

membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

Pengaturan Merek diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

1992 tentang Merek telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 1997 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19

tahun 1992 tentang Merek. Untuk mempermudah penyebutannya dapat disingkat menjadi

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 atau

dapat juga disingkat Undang-Undang Merek (UUM).

Pendaftaran Merek diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Kantor

Merek.

Page 12: Bab ii pembahasan haki

Unsur-unsur yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek menurut Pasal 5 Undang-

Undang Merek yaitu :

a. Tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.

b. Tanda yang tidak memiliki daya pembeda.

c. Tanda yang telah menjadi milik umum.

d. Tanda yang merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang

dimintakan pendaftaran.

C. UNDANG-UNDANG TENTANG HAK CIPTA

UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha

Tidak  Sehat

UU No. 29 tahun 2000 tentang Varietas Tanaman

UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten

UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek

UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

Undang-undang di bidang HaKI yang dikeluarkan pada tahun l997, yaitu :

1. Undang Undang Nomor 12 Tahun l997 Tentang Perubahan atas Undang Undang

Nomor 6 Tahun l982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang

Undang nomor 7 Tahun l987

2. Undang Undang nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang Undang nomor

6 Tahun l989 tentang Paten

3. Undang Undang nomor 14 Tahun l997 tentang Perubahan atas Undang Undang nomor

19 Tahun l992

Page 13: Bab ii pembahasan haki

Dan ada 3 (tiga) Undang Undang lagi yang dikeluarkan pada akhir Tahun 2000, yaitu :

1. Undang Undang nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

2. Undang Undang nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Produk

3. Undang Undang nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit

D. HAKI PERANGKAT LUNAK (HAKI BERHUBUNGAN DENGAN

TEKNOLOGI INFORMASI)

Di Indonesia, HaKI Perangkat Lunak termasuk ke dalam kategori Hak Cipta

(Copyright). Beberapa negara, mengizinkan pematenan perangkat lunak. Pada industri

perangkat lunak, sangat umum perusahaan besar memiliki portfolio paten yang berjumlah

ratusan, bahkan ribuan. Sebagian besar perusahaan-perusahaan ini memiliki perjanjian

cross licensing, artinya ''Saya izinkan anda menggunakan paten saya asalkan saya boleh

menggunakan paten anda''. Akibatnya hukum paten pada industri perangkat lunak sangat

merugikan perusahaan-perusahaan kecil yang cenderung tidak memiliki paten. Tetapi ada

juga perusahaan kecil yang menyalahgunakan hal ini. Banyak pihak tidak setuju terhadap

paten perangkat lunak karena sangat merugikan industri perangkat lunak. Sebuah paten

berlaku di sebuah negara. Jika sebuah  perusahaan ingin patennya berlaku di negara lain,

maka perusahaan tersebut harus mendaftarkan patennya di negara lain tersebut. Tidak

seperti hak cipta, paten harus didaftarkan terlebih dahulu sebelum berlaku.

Perangkat Lunak Berpemilik

Perangkat lunak berpemilik ialah perangkat lunak yang tidak bebas atau

pun semi bebas. Seseorang dapat dilarang, atau harus meminta izin, atau akan dikenakan

pembatasan lainnya sehingga menyulitkan – jika menggunakan, mengedarkan, atau

memodifikasinya.

Perangkat Lunak Komersial

Perangkat lunak komersial adalah perangkat lunak yang dikembangkan oleh

kalangan bisnis untuk memperoleh keuntungan dari penggunaannya. “Komersial” dan

“kepemilikan” adalah dua hal yang berbeda. Kebanyakan perangkat lunak  komersial

adalah berpemilik, tapi ada perangkat lunak bebas komersial, dan ada  perangkat lunak

Page 14: Bab ii pembahasan haki

tidak bebas dan tidak komersial. Harap sebarkan ke khalayak,  perangkat lunak bebas

komersial merupakan sesuatu yang mungkin. Sebaiknya,  anda jangan mengatakan

“komersial“ ketika maksud anda ialah “berpemilik”.

Perangkat Lunak SemiBebas

Perangkat lunak semi bebas adalah perangkat lunak yang tidak bebas, tapi 

mengizinkan setiap orang untuk menggunakan, menyalin, mendistribusikan, dan

memodifikasinya (termasuk distribusi dari versi yang telah dimodifikasi) untuk  tujuan

tertentu (Umpama nirlaba). PGP adalah salah satu contoh dari program semi

bebas. Perangkat lunak  semi bebas jauh lebih baik dari perangkat lunak berpemilik,

namun masih ada masalah, dan seorang tidak dapat menggunakannya pada system

operasi yang bebas.

Public Domain

Perangkat lunak public domain ialah perangkat unak yang tanpa hak cipta. Ini

merupakan kasus khusus dari perangkat lunak bebas noncopyleft, yang berarti bahwa

beberapa salinan atau versi yang telah dimodifikasi bisa jadi tidak bebas sama sekali.

Terkadang ada yang menggunakan istilah “public domain '' secara bebas yang berarti

“cumacuma'' atau “tersedia gratis". Namun “public domain'' merupakan istilah hokum

yang artinya “tidak memiliki hak cipta''. Untuk jelasnya, kami menganjurkan untuk

menggunakan istilah “public domain'' dalam arti tersebut, serta menggunakan istilah

lain untuk mengartikan pengertian yang lain. Sebuah karya adalah public domain jika

pemilik hak ciptanya menghendaki demikian. Selain itu, hak cipta memiliki waktu

kadauwarsa.  Sebagai  contoh,  lagu-lagu  klasik  sebagian besar  adalah  public domain

karena sudah melewati jangka waktu kadaluwarsa hak cipta.

Freeware

Istilah “freeware” tidak terdefinisi dengan jelas, tapi biasanya digunakan untuk

paket paket yang mengizinkan redistribusi tetapi bukan pemodifikasian (dan kode 

programnya tidak tersedia).

Page 15: Bab ii pembahasan haki

Shareware

Shareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang-orang untuk

meredistribusikan salinannya, tetapi mereka yang terus menggunakannya diminta

untuk membayar biaya lisensi.

Perangkat Lunak Bebas (Free Software)

Perangkat lunak bebas ialah perangkat lunak yang mengizinkan siapa pun untuk

menggunakan, menyalin, dan mendistribusikan, baik dimodifikasi atau pun tidak, secara

gratis atau pun dengan biaya. Perlu ditekankan, bahwa kode sumber dari program harus

tersedia. Jika tidak ada kode program, berarti bukan perangkat lunak. Perangkat Lunak

Bebas mengacu pada kebebasan para penggunanya untuk menjalankan, menggandakan,

menyebarluaskan, mempelajari, mengubah dan meningkatkan kinerja perangkat lunak.

Tepatnya, mengacu pada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak:

• Kebebasan 0: Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja.

• Kebebasan 1: Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat

disesuaikan dengan kebutuhan anda. Akses pada kode program merupakan suatu

prasyarat.

• Kebebasan 2: Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak

tersebut sehingga dapat membantu sesama anda.

• Kebebasan 3: Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat

menyebarkanya ke khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya. Akses

pada kode programmerupakan suatu prasyarat juga. Suatu program merupakan perangkat

lunak bebas, jika setiap pengguna memiliki semua dari kebebasan tersebut. Dengan

demikian, anda seharusnya bebas untuk menyebarluaskan salinan program itu, dengan

atau tanpa modifikasi (perubahan), secara gratis atau pun dengan memungut biaya

penyebarluasan, kepada siapa pun dimana pun. Kebebasan untuk melakukan semua hal di

atas berarti anda tidak harus meminta atau pun membayar untuk izin tersebut. Perangkat

lunak bebas bukan berarti “tidak komersial”. Program bebas harus boleh digunakan untuk

keperluan komersial. Pengembangan perangkat lunak bebas secara komersial pun tidak

merupakan hal yang aneh; dan produknya ialah perangkat lunak bebas yang komersial.

Copylefted/NonCopylefted

Page 16: Bab ii pembahasan haki

Perangkat lunak copylefted merupakan perangkat lunak bebas yang ketentuan 

pendistribusinya tidak memperbolehkan untuk menambah batasanbatasan  tambahan –

jika mendistribusikan atau memodifikasi perangkat lunak tersebut.  Artinya, setiap

salinan dari perangkat lunak, walaupun telah dimodifikasi, haruslah merupakan perangkat

lunak bebas. Perangkat lunak bebas noncopyleft dibuat oleh pembuatnya yang

mengizinkan seseorang untuk mendistribusikan dan memodifikasi, dan untuk

menambahkan batasan-batasan tambahan dalamnya. Jika suatu program bebas tapi tidak

copyleft, maka beberapa salinan atau versi yang dimodifikasi bisa jadi tidak bebas sama

sekali. Perusahaan perangkat lunak dapat mengkompilasi programnya, dengan atau  tanpa

modifikasi, dan mendistribusikan file tereksekusi sebagai produk perangkat  lunak yang

berpemilik. Sistem X Window menggambarkan hal ini. 

Perangkat Lunak Kode Terbuka (Open Source Software)

Konsep open source  pada intinya adalah membuka kode sumber (source code)

dari  sebuah perangkat lunak. Sistem pengembanganya tidak dikoordinasi oleh suatu

orang/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan

kode sumber yang tersebar dan tersedia bebas. OSS tidak harus gratis: dapat saja

membuat perangkat lunak dibuka kodesumbernya, mempatenkan algoritmanya,

medaftarkan hak cipta, dan tetap menjual perangkat lunak tersebut. Definisi open source

yang asli seperti tertuang dalam OSD (Open Source Definition) yaitu:

●Free Redistribution.

●Source Code.

●Derived Works.

●Integrity of the Authors Source Code.

●No Discrimination Against Persons or Groups.

●No Discrimination Against Fields of Endeavor.

●Open Source Software.

●Distribution of License.

●License Must Not Be Specific to a Product.

●License Must Not Contaminate Other Software.

Page 17: Bab ii pembahasan haki

Pergerakan perangkat lunak bebas dan open source saat ini membagi pergerakann

ya dengan pandangan dan tujuan yang berbeda. Open source adalah pengembangan secar

a metodelogy, perangkat lunak tidak bebas adalah solusi suboptimal. Untuk pergerakan p

erangkatlunak bebas, perangkat lunak tidak bebas adalah masalah sosial dan perangkat lu

nak bebas adalah solusi.

GNU General Public License (GNU/GPL)

GNU/GPL merupakan sebuah kumpulan ketentuan pendistribusian tertentu untuk

mengcopyleft-kan sebuah program. Proyek GNU menggunakannya sebagai perjanjian

distribusi untuk sebagian besar perangkat lunak GNU. Sebagai contoh adalah lisensi GPL

yang umum digunakan pada perangkat lunak Open Source. GPL memberikan hak kepada

orang lain untuk menggunakan sebuah ciptaan asalkan modifikasi atau produk derivasi

dari ciptaan tersebut memiliki lisensi yang sama. Kebalikan dari hak cipta adalah public

domain. Ciptaan dalam public domain dapat digunakan sekehendaknya oleh pihak lain

4.Komersialisasi Perangkat Lunak

Bebas pada kata perangkat lunak bebas tepatnya adalah bahwa para pengguna be

as untuk menjalankan suatu program, mengubah suatu program, dan mendistribusi ulang 

suatu program dengan atau tanpa mengubahnya. Berhubung perangkat lunak bebas bukan 

perihal harga, harga yang murah tidak menjadikannya menjadi lebih bebas, atau mendeka

ti bebas. Jadi jika anda mendistribusi ulang salinan dari perangkat lunak bebas, anda dapa

t saja menarik biaya dan mendapatkan uang. Mendistribusi ulang perangkat lunak bebas 

merupakan kegiatan yang baik dan sah; jika anda melakukannya, silakan juga menarik ke

untungan. Beberapa bentuk model bisnis yang dapat dilakukan dengan Open Source:

●Support/seller, pendapatan diperoleh dari penjualan media distribusi, branding, pelatihan

,jasa konsultasi, pengembangan custom, dan dukungan setelah penjualan.

●Loss leader, suatu produk Open Source gratis digunakan untuk menggantikan perangkat 

lunak komersial.

●Widget Frosting, perusahaan pada dasarnya menjual perangkat keras yang menggunakan 

program Open Source untuk menjalankan perangkat keras seperti sebagai driver atau lain

nya.

●Accecorizing, perusahaan mendistribusikan buku, perangkat keras, atau barang fisik lain

nya yang berkaitan dengan produk Open Source, misal penerbitan buku O Reilly.

Page 18: Bab ii pembahasan haki

●Service Enabler, perangkat lunak Open Source dibuat dan didistribusikan untuk menduk

ung ke arah penjualan service lainnya yang menghasilkan uang.

●Brand Licensing, Suatu perusahaan mendapatkan penghasilan dengan penggunaan nama 

dagangnya.

●Sell it, Free it, suatu perusahaan memulai siklus produksinya sebagai suatu produk kome

rsial dan lalu mengubahnya menjadi produk open Source.

●Software Franchising, ini merupakan model kombinasi antara brand licensing dan suppo

rt/seller.

5. Ancaman dan Tantangan

Perangkat Keras Rahasia

Para pembuat perangkat keras cenderung untuk menjaga kerahasiaan spesifikasi

perangkat mereka. Walau pun kita telah memiliki sistem bebas yang lengkap dewasa ini,

namun mungkin saja tidak di masa mendatang, jika kita tidak dapat mendukung

komputer yang akan datang.

Pustaka tidak bebas

Pustaka tidak bebas yang berjalan pada perangkat lunak bebas dapat menjadi

perangkap bagi pengembang perangkat lunak bebas. 

Paten Perangkat Lunak

Ancaman terburuk yang perlu dihadapi berasal dari paten perangkat lunak, yang

dapat berakibat pembatasan fitur perangkat lunak bebas lebih dari dua puluh tahun. Paten

algoritma kompresi LZW diterapkan 1983, serta hingga kini kita tidak dapat membuat

perangkat lunak bebas untuk kompresi GIF. Tahun 1998 yang lalu, sebuah program bebas

yang menghasilkan suara MP3 terkompresi terpaksa dihapus dari distro akibat ancaman

penuntutan paten.