bab ii pemahaman eco resort - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada...

47
Eco-Resort di Gianyar 8 BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT Bab ini akan menjelaskan pemahaman terhadap eco resort yang meliputi pengertian resort, jenis-jenis resort, pengertian eco-resort, perencanaan eco-resort, klasifikasi resort, serta studi banding dan tinjauan proyek sejenis. 2.1 Resort 2.1.1 Pengertian Resort Resort merupakan suatu hotel yang dibangun pada daerah pariwisata. Resort memiliki tujuan untuk memfasilitasi suatu aktivitas wisata. Resort memiliki suatu karakteristik yang membedakannya dari jenis-jenis hotel lainya, antara lainya adalah konsumen yang diwadahi merupakan konsumen yang datang untuk berlibur dan berwisata. Maka dari itu resort bersifat rekreatif dan harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen untuk refreshing, mendapatkan hiburan, dan bersenang-senang. Resort biasanya terletak di daerah pariwisata yang memiliki pemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina, 2008). 2.1.2 Jenis- Jenis Resort Sesuai lokasi dan fasilitas resort dapat dibedakan menjadi: a. Beach Resort Hotel Merupakan resort yang terletak di area pantai. Fasilitas olahraga air merupakan pertimbangan utama dalam pembangungan beach resort (Marlina, 2008). Fasilitas olahraga yang difasilitasi antara lainya seperti para-sailing, wind surfing, dan scuba trails. Beach resort hotels banyak diminati oleh keluarga maupun group bisnis, yang membuat mereka merasa lebih dekat, karna teamwork yang terdapat didalamnya. Walaupun air merupakan keunggulanya, namun terdapat peraturan daerah yang mengharuskan pembangunan resort dengan jenis ini dibangun 60 hingga 80 meter dari tepi pantai. Untuk melindungi lingkungan dan view, resort dibangun pada jurang, ataupun pada area bebatuan untuk mengurangi perubahan pada kontur tanah (Lawson, 1995).

Upload: trandan

Post on 15-Jul-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

8

BAB II

PEMAHAMAN ECO RESORT

Bab ini akan menjelaskan pemahaman terhadap eco resort yang meliputi

pengertian resort, jenis-jenis resort, pengertian eco-resort, perencanaan eco-resort,

klasifikasi resort, serta studi banding dan tinjauan proyek sejenis.

2.1 Resort

2.1.1 Pengertian Resort

Resort merupakan suatu hotel yang dibangun pada daerah pariwisata.

Resort memiliki tujuan untuk memfasilitasi suatu aktivitas wisata. Resort memiliki

suatu karakteristik yang membedakannya dari jenis-jenis hotel lainya, antara

lainya adalah konsumen yang diwadahi merupakan konsumen yang datang untuk

berlibur dan berwisata. Maka dari itu resort bersifat rekreatif dan harus dapat

memenuhi kebutuhan konsumen untuk refreshing, mendapatkan hiburan, dan

bersenang-senang. Resort biasanya terletak di daerah pariwisata yang memiliki

pemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan

danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina, 2008).

2.1.2 Jenis- Jenis Resort

Sesuai lokasi dan fasilitas resort dapat dibedakan menjadi:

a. Beach Resort Hotel

Merupakan resort yang terletak di area pantai. Fasilitas olahraga air

merupakan pertimbangan utama dalam pembangungan beach resort

(Marlina, 2008). Fasilitas olahraga yang difasilitasi antara lainya seperti

para-sailing, wind surfing, dan scuba trails. Beach resort hotels banyak

diminati oleh keluarga maupun group bisnis, yang membuat mereka merasa

lebih dekat, karna teamwork yang terdapat didalamnya. Walaupun air

merupakan keunggulanya, namun terdapat peraturan daerah yang

mengharuskan pembangunan resort dengan jenis ini dibangun 60 hingga 80

meter dari tepi pantai. Untuk melindungi lingkungan dan view, resort

dibangun pada jurang, ataupun pada area bebatuan untuk mengurangi

perubahan pada kontur tanah (Lawson, 1995).

Page 2: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

9

b. Marina Resort Hotels

Marina resort hotels merupakan resort yang terletak di kawasan marina,

dilengkapi dengan fasilitas dermaga, dan dilengkapi dengan aktivitas

olahraga air (Marlina, 2008). Resort dengan jenis ini memfasilitasi

peminjaman boat, melayani pelaut, serta melayani aktivitas berlayar.

Merupakan jenis resort yang terbilang mewah, dilengkapi dengan fasilitas

penunjang seperti kolam renang, kapal pesiar, serta golf dan tenis (Rutes &

Penner , 1985). Beberapa ketentuan dari marina resort adalah, memiliki satu

atau lebih dermaga untuk sekoci, area penyimpanan kapal pesiar dan

sampan, parkir mobil dan caravan, shops (memancing, olahraga, dan butik)

dan teluk yang digunakan jika air surut. Teluk harus memiliki kedalaman

minimal 4.6 m dengan tempat berlabuh yang memiliki kedalaman minimal

2.5-3.7m (Lawson, 1995).

c. Mountain Resort

Merupakan resort yang terletak di daerah pegunungan. Pemandangan

pengunungan, lingkungan, reskreasi yang bersifat kultural serta alam

merupakan keunggulan dari resort ini. Resort jenis ini dibeberapa Negara

dengan musim dingin dilengkapi dengan wisata ski, dan hanya dibuka pada

saat musim dingin. (Marlina, 2008). Di bagian Eropa mountain resort di

bangun pada ketinggian 1500 hingga 2000m diatas permukaan laut,

memiliki kemiringan 25 hingga 35%. Pembangunan resort ini biasanya

menghadap ke orintasi matahari serta berlawanan dengan arah pergerakan

angin (Lawson, 1995).

d. Health Resort and Spa

Merupakan resort yang dibangun di daerah-daerah dengan potensi alam yang

dimamfaatkan untuk sarana penyehatan contohnya pemandian air panas.

Selain itu terdapat fasilitas berolahraga, atletis, pijat dan fitness yang diawasi

oleh profesional. Resort dengan jenis ini tidak hanya digunakan sebagai

sarana penyehatan namun juga sarana pembelajaran mengenai kesehatan.

Kebanyakan pengunjungnya merupakan kaum lansia, dan juga wanita (Rutes

& Penner , 1985). Karena merupakan resort dengan sarana penyembuhan

maka dari itu harus memfasilitasi pengunjung disable dengan jumlah kamar

Page 3: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

10

disable 5 hingga 10 % dari jumlah kamar secara keseluruhan (Lawson,

1995).

e. Rural Resort and Country Resort

Merupakan resort yang dibangun di daerah pedesaan, jauh dari kebisingan

kota. Keindahan alam, serta lingkungan yang masih asri merupakan

keunggulan dari resort ini, biasanya dilengkapi dengan fasilitas golf,

berkuda, memancing, memanah, serta fasilitas hot air balloon (Lawson,

1995). Resort dengan jenis ini banyak diminati oleh keluarga yang berlibur

untuk menikmati suasana pedesaan. Dalam designnya dilengkapi dengan

jalan setapak yang melewati landscape yang masih asri, dan patung-patung

yang clasik (Rutes & Penner , 1985).

f. Themed Resort

Merupakan jenis resort yang dirancang dengan tema tertentu contohnya

Disneyland (Marlina, 2008). Hotel ini terkait dengan taman, dan komplek

hiburan. Menawarkan objek wisata yang spesifik seperti safari, dan theme

park untuk memberikan pengalaman, dan atmosphere yang berbeda. Dalam

hal ini meliputi pembangunan bangunan yang memiliki nilai sejarah, dan

unik. Casino dan gambling area biasanya di izinkan pada resort jenis ini,

dengan berbagai syarat dan ketentuan (Lawson, 1995).

g. Condominium, time-share, and residential development.

Merupakan jenis resort yang dimana kamarnya disewa selama periode waktu

yang cukup lama, dan difasilitasi oleh beberapa kegiatan yang dapat

disediakan pada resort tersebut (Marlina, 2008). Setiap Kamarnya difasilitasi

dengan fasilitas parkir, penyimpanan barang, dan living room yang memiliki

fungsi fleksibel yang dapat dirubah menjadi kamar. Selain itu terdapat

exclusive lobby, entrance dan juga elevators yang memisahkan penghuni

condominium dengan penghuni resort jenis lainya (Lawson, 1995).

h. All Suites Hotels

Merupakan jenis resort yang dimana kamarnya merupakan kamar jenis suite,

dilengkapi dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, meja

kerja eksekutif, TV, 3 telepon dengan 2 jalur faksimili, computer pribadi,

dan lain-lain (Marlina, 2008). Semua all suite kamar dilengkapi dengan

Page 4: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

11

fasilitas mewah, tipe resort ini memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk dijual

sebagai condominium ataupun apartment (Lawson, 1995).

i. Sight-Seeing Resort Hotels

Merupakan resort yang terletak pada pusat perbelanjaan, kawasan

bersejarah, tempat hiburan, yang memiliki potensi khusus dan tempat yang

menarik (Marlina, 2008). Sight-seeing resort terletak dekat dengan

wisatanya. Beberapa jenis resort ini memiliki sistem transportasi tersendiri,

seperti penggunaan trams pada Disneyland, yang memfasilitasi kegiatan

berwisata dan tours (Rutes & Penner , 1985).

2.2 Eco-Resort

Eco-resort merupakan suatu resort yang dibangun dengan

mempertimbangkan lingkungan, penggunaan energy, dan sumber daya yang

digunakan. Design eco-resort dibangun dengan mempertimbangkan hubungan

timbal balik antara manusia dengan alam dan lingkunganya, design menjadi satu

dengan budaya lokal serta lingkungan setempat (Frick & Suskiyatno, 1998).

Design eco-resort juga harus semininimal mungkin menghasilkan polusi, limbah

pembuangan, serta kerusakan pada lingkungan setempat. Tujuan eco-resort adalah

membangun dengan dampak positif yang berkelanjutan. Pembangunannya harus

menghindari rancangan yang dapat merusak atau merubah lingkungan setempat.

Secara luas , dampak yang akan dibuat oleh resort terhadap lingkungan dapat

berasal dari pengolahan energy, sumber air, lembah pembuangan, teknologi

kontruksi, serta dampak langsung manusia terhadap lingkungan dengan aktivitas

sehari harinya. Program reduces reuse recyle dan replace dapat meminimalisir

dampak negative pada lingkungan dengan cara meminimalisir tekanan terhadap

lingkungan site, kontruksi, serta operasional dan perawatan resort. Program reduce

reuse recyle dan replace sebaiknya diterapkan disepanjang siklus kehidupan resort

(Bromberek, 2009). Berikut merupakan beberapa cara yang dapat digunakan guna

mempertahankan dan meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan

2.2.1 Energy management

Energi yang digunakan bukan merupakan energy yang berasal dari bahan

fosil, melainkan energy yang berasal dari alam, seperti energy matahari, angin,

dan geothermal yang memiliki tujuan untuk mengurangi emisi gas CO2 (Ardiani,

Page 5: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

12

2015). Perancangan dapat dibagi menjadi dua, yaitu perancangan pasif, dan

perancangan aktif.

A. Perancangan pasif.

Merupakan cara menghemat energy dengan memamfaatkan energy

matahari, contohnya adalah perletakan bukaan pada ruangan, dan perletakan

ventilasi pada ruang (Ardiani, 2015).

B. Perancangan Aktif.

Metode ini menggunakan bantuan teknologi untuk menghemat energy.

Contohnya adalah penggunaan photovoltaic cell yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan energy yang kemudian dirubah menjadi energy listrik.

Kemudian pada tempat yang luas dan memiliki pergerakan angin yang baik

menggunakan turbin angin, untuk membangkitkan energy listrik. Strategi

energy untuk arsitektur berkelanjutan meliputi:

a) Pemamfaatan terhadapat energy yang terbarukan.

b) Perancangan pasif yang bertujuan untuk mencapai kenyamana.

c) Penghematan penggunaan energy dan sumber energy.

d) Melakukan konservasi energy (Ardiani, 2015).

Berikut merupakan beberapa teknologi yang digunakan untuk menghemat energy:

a. Internal Combustion (IC) Engine Generators

Biofuels, seperti biodiesel atau ethanol dalam bentuk benda cair maupun gas

merupakan alternative penggunaan bahan bakar yang terbuat dari fosil

sebagai sumber energy pada IC generator. Penggunaanya tidak jauh beda

dengan bahan bakar fosil namun neutral terhadap carbon emisi, dan dapat

diperbaharui. Sama halnya dengan biomass, yang merupakan energy yang

berasal dari benda organik (Bromberek, 2009). Biomass dapat dihasilkan

dari pohon, jagung, tebu, serta lembah argricultur. Material ini dapat

dipanaskan digunakan sebagai bahan bakar untuk pembuatan energy ,

ataupun berbentek cair yang dapat diguakan sebagai bahan bakar untuk alat

transportasi. (Bovill, 2015).

b. Solar Generator

Generator ini dapat merubah cahaya menjadi listrik menggunakan

photovoltaic. Energy solar dikumpulkan pada kaca ataupun lensa untuk

Page 6: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

13

menhasilkan panas dengan temperature tinggi. Panas kemudian dirubah

menjadi uap, yang digunakan sebagai bahan untuk menggerakan generator

(Bromberek, 2009).

2.2.2 Water management

Menurut Bromberek (2009) dalam bukunya yang berjudul eco-resort

planning and design for the tropics menyebutkan bahwa.

“Water is an essential part of comfortable living and, for both practical and supply

reasons, it is not reasonable to rely completely on natural fresh water resources. This

must be recognised and measures have to be taken to reduce water demand increasing

beyond its natural replacement rate”.

Dapat disimpulkan bahwa air merupakan hal yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Manusia tidak seharusnya hanya tergantung pada air tawar

alami, terdapat beberapa perhitungan dan tindakan yang dapat dilakukan untuk

mengurangi kebutuhan air. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk water

management adalah mengumpulkan dan menyimpan air hujan yang akan

digunakan kembali, meminimalisir penggunaan air, melakukan pembagian air, dan

mengurangi pemborosan. Selain itu air yang berasal dari air buangan (grey water)

sebaiknya digunakan kembali. Air ini berasal dari dapur, laundry, dan shower

kemudian melalui proses pemurnian sehingga dapat digunakan kembali untuk

menyiram tanaman, serta menyiram toilet (Ardiani, 2015). Untuk mengurangi

penggunaan air dapat dilakukan dengan menggunakan low flow shower, dan low-

flush toilet yang dapat mengurangi penggunaan air sebesar 50% tanpa mengurangi

kenyamanan tamu (Bromberek, 2009). Berikut merupakan beberapa cara dalam

mengurangi penggunaan air:

A. Toilet

Menggunakan dual flush WC yang dimana di desain dengan penyiraman

secara full ataupun penyiraman setengah. Penyiraman full menggunakan 3 hingga

6-liter air, sedangkan penyiraman setengah menggunakan 1.5 hingga 4 liter.

Dengan menggunakan dual flush WC penggunaan air dapat diminimalisir karna

pengguna tidak harus selalu menggunakan penyiraman full.

Menggunakan composting toilet yang tidak memerlukan air dan hanya

memerlukan sedikit energy untuk mengolah limbah, dan menjadikanya kompos.

Page 7: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

14

Treatment terhadap tinja di lakukan pada tanki penyimpanan menggunakan

penguraian aerobic memamfaatkan bakteria, jamur, dan cacing merah.

Dekomposisi aerobic dapat dianggap sebagai kebalikan dari proses yang terjadi

melalui fotosintesis, yang dimana senyawa anorganik diubah menjadi molekul

biologis dengan menggunakan energy matahari. Panas yang berasal dari proses

dekomposisi aerobic memiliki keuntungan untuk membunuh virus serta

menghilangkan bau. Panas ini juga dikeluarkan melalui pipa ventilasi yang

terdapat pada bagian belakang composting toilet. Penyiraman dilakukan

menggunakan serbuk gergaji yang berfungsi membantu proses penghancuran.

Composting toilet terlihat sangat tradisional, dimana terdapat lubang yang

langsung mengarah pada tangki penyimpanan yang terbuat dari plastik. Tangki

penyimpanan diletakkan di ruang basement kecil yang terdapat di bawah toilet dan

memiliki akses yang mudah guna pengambilan kompos. Kompos dibiarkan satu

tahun sebelum pengambilan dilakukan.

Gambar: 2.1 Composting Toilet

B. Landskap

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan air pada landskap

adalah menggunakan penyiraman automatis yang menggunakan sensor.

Kemudian meletakkan tanaman sesuai dengan kebutuhan air yang diperlukan,

menggunakan tanaman seperti kaktus yang memerlukan sedikit pengairan, serta

memperbaiki kondisi tanah dengan menggunakan organik material (Sassi, 2006).

Page 8: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

15

2.2.3 Waste and Pollution Management

Dalam pembangunan suatu resort, penghasilan limbah dan polusi harus

dapat diminimalisir dengan beberapa cara yaitu memilih material, proses

kontruksi, dan pembongkaran yang dapat meminimalisir pembuangan gas emisi.

Kemudian mengurangi penggunaan pestisida pada taman, dan penggunaan

pembersih chemical untuk membersihkan fasilitas-fasilitas pada resort dan kolam

renang yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap tanah dan air di sekitar

resort. Limbah (Bromberek, 2009). Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk

meminimalisir limbah serta polusi adalah:

a. Mengurangi sampah dan limbah yang diproduksi.

b. Mengurangi kontaminasi yang berlebihan dengan menggunakan chemical

yang dapat merusak lingkungan.

c. Menerapkan sistem reuse dan recycle dengan mengolah kembali sampah

menjadi sumber energy biomass, dan biofuel.

d. Melakukan sistem pemurnian terhadap limbah yang akan dibuang.

e. Menerapkan sistem biodegradable waste yang dimana membuat limbah

organik menjadi kompos yang akan digunakan untuk landscape pada

sekitaran resort (Ardiani, 2015).

Menurut Suparmin (2001) terdapat dua teknologi pengolahan limbah cair

yaitu menggunakan tangki septik-filter up flow dan menggunakan proses biofilter

anaerob-aerob.

A. Tangki septik-filter up flow

Teknologi ini tidak jauh beda dengan tangki septik biasanya, teknologi ini

terdiri dari pengendap, yang dimana terdapat suatu filter yang dilengkapi dengan

kerikil atau pecahan batu. Penghancuran tinja dilakukan oleh bakteri yang disebut

dengan bakteri anaerobik. Kemudian terdapat dua ruang pada pengendap yang

memiliki fungsi berbeda. Ruang pertama berfungsi sebagai pengurai lumpur dan

penampung lumpur sedangkan ruang kedua berfungsi sebagai penampung lumpur

yang tidak dapat ditampung pada ruang pertama. Kemudian luapan air yang

berasal dari bak pengendap di alirkan menuju filter yang mengalir dari bawah ke

atas.

Page 9: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

16

Gambar 2.2: Tangki septik-filter up flow

Sumber (Suparmin, 2001:131)

B. Proses Biofilter Anaerob-Aerob

Proses ini merupakan pengembangan proses di atas. Di bagi menjadi

beberapa bagian yaitu pengendap awal, biofilter anaerob, biofilter aerob, serta

pengendap akhir. Limbah cair masuk ke dalam bak kotrol yang kemudian

dialirkan menujuk bak pengurai anaerob. Pada bak anaerob terdapat tiga ruangan

yaitu bak pengedapan, bio filter anaerob, dan bak stabilisasi. Setelah proses dalam

bak anaerob selesai limbah yang terdapat di bak stabilisasi kemudian dialirkan

menuju bak bak yang digunakan sebagai media pembiakan mikroorganisme.

Dalam prosess ini air limbah yang bergabung dengan mikroorganisme dapat

menguraikan zat organik, deterjen, serta dapat mempercepat proses nitrifikasi.

Kemudian air di arahkan ke bak pengendap akhir. Dalam proses ini lumpur yang

mengandung mikro-organisme di pompa kembali menuju inlet bak aerasi. Air

limpahan di alirkan menuju bak khlorinasi. Air yang dihasilkan oleh proses

khlorinasi kemudian dapat dibuang ke sungai, saluran umum, atau digunakan

kembali untuk menyiram tanaman maupun toilet.

Page 10: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

17

Gambar 2.3: Proses Biofilter Anaerob-Aerob

Sumber: (Suparmin, 2001:132)

2.2.4 Material dan teknologi kontruksi

Berikut merupakan kriteria material untuk eco-resort:

a. Menggunakan reuse dan recyle material yang tidak memerlukan banyak

energy.

b. Menggunakan material durabel yang memerlukan perawatan yang minim.

c. Menggunakan material yang tidak beracun, serta tidak dapat merusak

lingkungan sekitar.

d. Menggunakan material yang baik dan cocok dengan iklim setempat.

e. Menggunakan biodegradable material yang dapat diserap dalam tanah.

f. Menggunakan material yang memproduksi emisi yang minimal ke udara.

g. Menggunakan material yang berumur panjang serta dapat diperbaiki

(Ardiani, 2015).

Material yang dipilih merupakan material yang tidak memiliki dampak

negative baik bagi manusia maupun alam, dan lingkungan setempat. Material yang

tidak memakan banyak energy juga perlu diperhitungkan contohnya pada area

tropis menggunakan material yang tidak dapat menyerap panas, sehingga ruangan

akan tetap terasa dingin. Selain itu biaya transportasi untuk pengiriminan material

juga perlu dipertimbangkan. Pengiriminan dari luar negri dapat memerlukan

energy yang banyak, maka dari itu sebaiknya menggunakan material lokal

(Bromberek, 2009).

Page 11: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

18

Material bangunan yang sebaiknya digunakan adalah material yang ramah

lingkungan contohnya adalah bahan bangunan alam tradisional seperti batu alam,

bamboo, tanah liat, kayu, dan material-material yang tidak mengandung zat kimia.

Dalam arsitektur ekologis terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan, diantaranya

adalah pegaruh waktu yang dimana pembangunan harus murah dan waktu

pembangunan tidak memakan waktu yang panjang, kemudian pengaruh energy

yang dimana material harus dapat meminimalisir penggunaan energy, dan

pengaruh penyegaran udara yang dimana material tidak dapat menyerap panas

yang berlebihan. Hal-hal yang terdapat pada material yang mengakibatkan

pencemaran udara diantaranya adalah bahan bangunan yang dilem dengan fenol/

formaldehide, menggunakan kontruksi kayu yang diawetkan menggunakan ter,

pengawetan kayu menggunakan politer/melamin, Penggunaan cat menggunakan

bahan PVC- polivinylklorida, dan amoniak sebagai pencair, serta penggunaan

bahan gas radioaktf yang menguap keluar dari dalam tanah (Frick & Suskiyatno,

1998). Berikut merupakan table bahan bangunan yang ekologis menurut frick &

Suskiyatno (1998).

GOLONGAN BAHAN BANGUNAN CONTOH BAHAN

Bahan bangunan

alami

Organik

• Batu alam

• Tanah liat

• Tras

Anorganik

• Kayu

• Bambu

• Daun-daun

• batu kali, pasir, kerikil

• Batu Merah

• Batako (tras, Kapur, dan pasir)

• Jati, meranti, kamper

• Petung, ori, gading

• Rumbia, ijuk, alang-alang

Bahan Bangunan

Buatan • Dibakar

• Dilebur

• Tidak dibakar

• Teknik Kimia

• Batu merah, genting, pipa tanah

liat

• Kaca

• Pipa dan genting beton batako dan

conblok

• Plastic, bitumen, kertas, kayu

lapis, cat

Bahan bangunan

logam • Logam mulia

• Logam setengan

mulia

• Logam berat >

3.0kg/dm3

• Logam berat <

3.0 kg/dm3

• Logam campuran

• emas, perak

• Air raksa, nikel, kobalt

• Besi, plumbum

• Aluminium

• Baja, kuningan, perunggu.

Tabel 2.1: Bahan Bangunan Ekologis

Page 12: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

19

(Frick & Suskiyatno, 1998)

Dalam menggunakan material yang ekologis sebaiknya menggunakan bahan

bangunan yang dapat dibudidayakan kembali, bahan bangunan alam yang dapat

digunakan kembali, bangunan buatan yang dapat di daur ulang, bahan bangunan

yang mengalami perubahan transformasi sederhana, bahan bangunan yang

mengalami beberapa tingkat perubahan, serta bahan bangunan yang komposit.

Kemudinan terdapat beberapa syarat yang membuat suatu material disebut dengan

material yang ekologis, diantaranya adalah proses pembuatan material yang

menggunakan sedikit energy, dapat dikembalikan pada alam dan tidak mengalami

perubahan, bahan bangunan yang sedikit mugkin mencemari lingkungan setmpat,

serta bahan bangunan local.

2.2.5 Dampak kehadiran tourist

Dalam bukunya eco-resort planning and design for the tropics Bromberek

(2009) menyatakan bahwa

“Beyond simply reducing the local impacts, resorts can also seek

opportunities that benefit biodiversity and nature conservation by im-

proving the state of the environment at a regional or national level”.

Pembangunan eco resort dapat memberi keuntungan bagi keanekaragaman

dan konservasi alam dalam tingkatan daerah maupun nasional, selain itu memiliki

koneksi terhadap orang-orang lokal dan organisasi merupakan hal yang penting.

Hubungan social ini banyak berkaitan dengan arsitektur yang berkelanjutan.

Komunikasi ini dapat memotivasi dalam upaya menjaga lingkunan bersama-sama.

Tidak hanya pada masyarakat lokal, pada eco-resort, kerusakan pada linkungan

akan memberikan dampak yang buruk bagi nilai ekonomi. Hal-hal yang dapat

dilakukan antara lainya adalah konservasi dan melindungi lingkungan pada

tingkatan daerah maupun nasional, preservasi terhadap warisan budaya pada

daerah tersebut, konservasi terhadap bangunan arsitektural daerah tersebut,

mengkontrol pembangunan dan kontruksi pada area tersebut, serta menghindari

peningkatan, dan keramaian pada area pengembangan (Bromberek, 2009).

Page 13: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

20

2.3 Perenanaan Eco-Resort

2.3.1 Pencahayaan dan warna

Kenyaman dapat dipengaruhi oleh pencahayaan dan warna. Pada

perencanaan suatu ruang plafond yang tinggi dapat diturunkan dengan penggunaan

warna yang hangat dan agak gelap. Plafond yang rendah dapat terlihat tinggi

dengan penggunaan warna yang terang. Permainan warna yang tepat dapat

membuat seseorang merasa nyaman pada ruang tersebut (Frick & Suskiyatno,

1998). Kemudian penggunaan pencahayaan buatan sebaiknya mempertimbangkan

energy yang akan digunakan, dengan menggunakan lampu dengan energy yang

efisien, contohnya dengan menggunakan lampu LED, menggunakan lampu

Fluorescent, serta menggunakan sensor pemakaian cahaya. Cahaya alami yang

masuk melalui jendela dapat berasal dari sinar matahari langsung, langit yang

cerah maupun melalui pantulan cahaya (Lechner, 2001). Berikut merupakan

strategi dalam menggunakan pencahayaan alami:

A. Orientasi

Orientasi kearah selatan dan utara merupakan orintasi yang disarankan,

karena pada sisi selatan sebuah bangunan mendapatkan sinar matahari yang

konsisten, cahaya yang masuk juga bukan merupakan cahaya matahari

secara langsung, begitu juga dengan orintasi utara yang memberikan cahaya

konstant. Selain itu pada sisi utara tidak memerlukan pengendali matahari

yang bergerak, yang harus di jaga agar selalu efektif (Frick & Suskiyatno,

1998).

B. Perencanaan ruang

Menggunakan warna ringan pada ruang luar maupun ruang dalam agar dapat

memantulkan lebih banyak cahaya ke dalam ruang interior. Kemudian

interior dengan warna terang tidak hanya dapat memantulkan cahaya namun

juga menyebarkan dan mengurangi bayangan gelap, silau, dan penerangan

secara berlebihan. Kemudian plafond lantai dan furniture harus dapat

memantulkan cahaya semaksimal mungkin. Menggunakan jendela yang

tinggi untuk memaksimalkan pencahayaan alami, serta menggunakan

glazing yang selektif terhadap spectrum yang masuk. Jendela sebaiknya

diletakkan pada dua sisi dinding, agar cahaya dapat menyebar. Kemudian

Page 14: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

21

menempatkan jendela dekat dengan dinding interior yang dimaksudkan agar

cahaya langsung dapat dipantulkan (Lechner, 2001).

C. Perencanaan bangunan

Ruang terbuka merupakan cara yang tepat untuk membawa cahaya ke dalam

interior bangunan. Jika pada ruang terbuka di perlukan privasi maka dapat

menggunakan tirai, kerai atapun partisi kaca (Lechner, 2001). Cahaya yang

dapat menyebabkan panas dapat diatasi dengan penggunaan kontruksi atap

yang tinggi,serta menggunakan roof garden. selain itu bangunan juga dapat

dilindungi oleh pohon, dan menggunakan overhang sebagai pemantul

cahaya. Penggunaan louver yang dicat dengan warna terang juga dapat

digunakan untuk memantulkan sinar matahari yang masuk secara langsung

(Frick & Suskiyatno, 1998).

D. Pencahayaan atas

Pencahayaan atas memiliki keuntungan keseragaman dan iluminasi tinggi.

Selain itu dapat meminimalisir kesilauan. Berikut merupakan beberapa

bukaan pada atap yang digunakan untuk pencahayaan alami:

1. Clerestory

Merupakan suatu ruang besar yang diangkat ke atas pada atap bertujuan

untuk memasukkan cahaya dan juga sebagai ventilasi. Sistem ini memiliki

keuntungan menyebarkan cahaya alami ke dalam ruangan dengan cara

memantulkan cahaya ke plafond. Sebaiknya warna yang digunakan adalah

warna putih agar cahaya dapat dipantulkan secara merata. Selain itu hal yang

dapat dilakukan adalah memberikan ruang penghalang yang dapat mencegah

sinar matahari langsung masuk ke dalam ruangan dan meminimalisir silau

(Lechner, 2001).

Page 15: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

22

Gambar 2.4 Penggunaan Clerestory

Sumber (Lechner, 2001: 442)

Gambar 2.5 Pemantulan cahaya terhadap plafond

Sumber (Lechner, 2001: 443)

2. Skylight

Skylight merupakan bukaan berlapis kaca horizontal atau miring pada atap.

Cara ini dapat memancarkan iluminasi yang sangat tinggi, untuk

menghindari hal tersebut maka masuknya sinar matahari harus disebar dalam

berbagai cara. Untuk skylight, translucent glazing dapat digunakan sebagai

pertimbangan karna tidak ada pandangan yang dihalangi dan cara ini dapat

menghindari silau. Adapun stategi dalam menggunakan skylight, yaitu:

skylight dapat ditempatkan jauh dari perimeter jika ruangan memiliki jendela

(Gambar 2.6), meletakkan skylight tinggi dalam ruang, menempatkan

skylight di dekat dinding, menggunakan pemantul interior untuk

menyebarkan sinar matahari, dan menggunakan skylight yang memiliki

kemiringan yang curam khusunya yang menghadap ke Utara atau Selatan

dikarenakan Utara dan Selatan dapat menyediakan banyak cahaya yang

seragam sepanjang tahunya.

Page 16: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

23

Gambar 2.6 Jarak skylight dan jendela

Sumber (Lechner, 2001: 437)

E. Pencahayaan samping

Penggunaan jendela menyebabkan pandangan ke langit sering menjadi

sumber silau, serta matahari dapat masuk secara langsung yang dimana

menyebabkan panas, dan meningkatkat terang berlebih. Adapun beberapa

strategi yang dapat dilakukan guna mengatasi karakter negative jendela biasa

adalah:

1. Jendela dinding harus tinggi, tersebar merata dan pada area yang optimal.

Ketinggian plafond sebaiknya dinaikkan agar jendela dapat menjadi lebih

tinggi. Selain itu menggunakan jendela vertikal, karna jendela horizontal

membuat cahaya alami lebih tidak seragam dalam ruang, serta menggunakan

jendela yang terkonsentrasi dibandingkan dengan jendela yang tersebar.

Area jendela yang digunakan untuk pencahayaan alami minimal memiliki

besaran 20 persen dari besaran lantai.

2. Menempatkan jendela lebih dari satu dinding yang dapat menyebabkan

penyebaran cahaya yang jauh lebih baik dan mengurangi silau, serta dapat

mengurangi kontras antara setiap jendela.

3. Menempatkan jendela dekat dinding interior. Dalam hal ini dinding

bertindak sebagai pemantul, yang dapat menghindari cahaya masuk secara

langsung.

4. Memperbesar dinding untuk mengurangi kontras antar jendela. Bila dinding

terdekat tidak terlalu gelap maka jendela dapat menghasilkan silau yang

lebih sedikit. Kemudian menggunakan jendela dengan tepi yang bulat karna

dapat menghasilkan tingkat terang yang nyaman (Gambar 2.7).

Page 17: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

24

5. Saring cahaya alami dengan menggunakan pohon maupun benda seperti

teralis dan pembatas tembus pandang.

6. Melindungi Jendela dengan penggunaan overhang yang dapat menghalangi

cahaya yang berlebihan.

7. Menggunakan peneduh yang bergerak seperti tirai yang dapat memantulkan

cahaya dengan baik ataupun penggunaan garden (Lechner, 2001).

Gambar 2.7 bentuk jendela

Sumber (Lechner, 2001: 428)

2.3.2 Penghawaan

Udara yang bergerak menghasilkan kesegaran yang terbaik karna dapat

menurunkan suhu. Udara bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.

Di dalam suatu ruang, udara bergerak setinggi tubuh manusia. Kecepatan

pergerakan udara dapat terjadi bila lubang keluar udara lebih besar dibandingkan

lubang masuk udara. Selain itu penggunaan pohon merupakan cara lain untuk

mengalirkan udara ke dalam ruang (Frick & Suskiyatno, 1998). Ada beberapa hal

yang dapat dilakukan untuk mengontrol pergerakan udara yaitu dengan merubah

temperature, merubah tekanan udara, serta mengarahkan pergerakan udara yang

ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan ventilasi yang memiliki

lebar dan ketinggian yang sesuai (Bromberek, 2009). Menurut Norbert Lechner

(2001: 282) terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan suhu yang

nyaman dengan cara yang berkelanjutan yaitu :

a) Pada stage utama harus terdapat sistem penghindaran panas seperti

menggunakan bayangan, orientasi, warna, vegetasi, penyekatan, serta

mengendalikan sumber panas internal. Pendinginan menggunakan matahari

Page 18: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

25

dapat dilakukan melalui struktur atap bangunan dengan cara memberikan

radiasi pada langit pada malam hari. Selain itu bangunan yang langsung

terhubung oleh tanah akan memiliki suhu yang rendah karna panas yang

turun langsung ke bumi.

b) Pada stage kedua menggunakan sistem pendinginan pasif. Dalam sistem ini

hal yang dapat dilakukan adalah penggunaan ventilasi untuk membuat suhu

nyaman menjadi suhu yang lebih tinggi. Plafond yang dibuat tinggi juga

merupakan salah satu cara dimana udara dapat bergerak dengan baik, selain

itu cara ini juga dapat mengeluarkan udara panas. Penggunaan unsur air juga

dapat menurunkan suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara.

c) Pada stage ketiga adalah penggunaan alat mekanis, stage ini hanya akan

digunakan bila stage pertama dan kedua tidak dapat digunakan. Dalam hal

ini akan memerlukan energy.

Penggunaan atap yang berbentuk gable juga merupakan bentuk dari tabung

venturi, yang dimana merupakan suatu efek dimana bila kecepatan udara

meningkat maka tekanan statitiknya akan menurun Dengan menggunakan atap

berbentuk gable udara terisap keluar melalui lubang udara yang terletak dekat

dengan bubungan. Selain itu penggunaan efek cerobong asap juga dapat

membuang panas keluar, faktor seperti faktor efek cerobong asap, stratifikasi,

kecepatan angin, dan bentuk atap dapat digunakan untuk mengalirkan udara di

dalam bangunan secara alami.

Gambar 2.8 Pada effect venture udara mengalir melalui lubang atap

Sumber (Lechner, 2001: 296)

Page 19: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

26

Gambar 2.9 Tabung venture sebagai ventilator atap

Sumber (Lechner, 2001: 296)

Menurut Lechner (2001) Terdapat faktor-faktor yang menentukan pola

aliran udara saat melewati bangunan, diantaranya adalah proses distribusi pada

tekanan di sekitar bangunan, ukuran, detail jendela, lokasi, partisi ruang, serta arah

angin.

1. Arah angin dan orintasi jendela

Angin dengan tekanan maksimal terjadi saat posisinya tegak lurus,

sementara angin yang posisinya miring sekitar 45 derajat tekananya

berkurang sekitar 50%. Namun angin miring ini dapat di mamfaatkan pada

ventilasi ruang dalam karna dapat menghasilkan turbulensi ruang dalam

yang besar. Dengan kata lain aliran udara miring dapat mengisi suatu ruang.

2. Lokasi jendela

Ventilasi silang merupakan rancangan yang ideal untuk udara dapat

mengalir dengan baik.

3. Sirip Dinding

Cara lain untuk meningkatkan aliran udara adalah dengan penggunaan sirip

dinding yang terpasang pada suatu jendela. Jendela yang dapat dibuka dan

memiliki engsel dapat digunakan sebagai sirip dinding. Pemasangan sirip

dinding sebaiknya dilakukan pada jendela di dinding yang sama (Gambar

2.10), bila pemasangan sirip dinding dilakukan di sisi yang sama pada tiap

jendela atau pemasangan 2 sirip dinding pada satu jendela dapat

menyebabkan aliran udara yang buruk. Dengan penggunaan sirip dinding ini

aliran udara yang mengalir dengan sudut 45 derajat dapat masuk melalui

bangunan dengan baik.

Page 20: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

27

Gambar 2.10 Sirip dinding

Sumber (Lechner, 2001: 299)

4. Overhang horizontal

Penggunaan overhang horizontal juga dapat digunakan untuk membantu

mengalirkan udara masuk ke dalam bangunan. Overhang horizontal dengan

bentuk solid membantu memantulkan udara keatas serta membuat udara

mengalir lurus keluar (gambar 2.11). Selain itu overhang yang tinggi juga

dapat membuat udara mengalir ke arah penghuni bangunan.

Gambar 2.11 Overhang Horizontal

Sumber (Lechner, 2001: 299)

2.3.3 Penggunaan Matahari Sebagai Sumber Energi

Photovoltaic merupakan suatu teknologi yang dapat merubah sinar matahari

menjadi listrik. Memiliki keuntungan yang diantaranya adalah berkelanjutan, tidak

menghasilkan polusi, ramah lingkungan, dan tidak memerlukan pengangkut

energy. Pada kondisi yang berawan photovoltaic masih tetap dapat digunakan

karna PV dapat memamfaatkan cahaya yang menyebar dengan baik. PV

merupakan solar sel yang terbuat dari wafer. Wafer ini yang merubah cahaya

menjadi listrik, terbuat dari bahan semi konduktor seperti silicon (Lechner, 2001).

Selain dapat menghasilkan listrik untuk pembangungan eco-resort PV juga

merupakan sistem yang ramah lingkungan. Listrik yang dihasilkan oleh PV dapat

mengurangi lebih dari 2-ton gas emisi carbon dioxida di udara. Selain dapat

digunakan untuk menghemat dan mensuply energi pada eco-resort, PV juga

Page 21: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

28

berdampak baik bagi lingkungan sekitar karna menghasilkan CO2, NOx, dan SO2

yang minim. Selain itu biaya perawatan PV terbilang rendah, walaupun biaya

awalnya tinggi. PV dapat digunakan sebagai sistem pemanas air, kolam, dan

aktivitas lainya yang memerlukan listrik. PV dapat digunakan untuk menggantikan

lapisan atap, dinding, kaca, kanopi, ataupun teritisan. Adapun keuntungannya

adalah pengurangan biaya pengangkutan listrik ke bangunan sebesar 50 persen,

dan mengurangi biaya lapisan bangunan karna telah digantikan oleh module PV

yang kini memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam. (Roaf, 2001).

1. Orintasi dan kemiringan

Pengumpulan matahari yang maksimum terjadi saat PV berada pada posisi

tegak terhadap sinar matahari. Menggunakan orintasi serta kemiringan

dengan urutan yang menurun dan memilih PV optimal yang menghadap ke

Selatan. Hal ini disebabkan oleh Selatan memiliki garis lintang untuk

menghasilkan energy maksimal per tahunya. Kemiringan atap yang

disarankan adalah 20 derajat. Untuk orintasi dengan kemiringan dan orintasi

yang cukup di tambahkan 25 persen luasan pengumpul, sementara untuk

orintasi dan kemiringan yang kurang di tambahkan 50 persen luasan

pengumupul. Menggunakan garis lintang -15 derajat. PV yang menghadap

Selatan dapat berupa semitransparan agar clerestory dapat mengumpulkan

cahaya. Selain itu penggunaan atap miring, clerestory gigi gergaji dapat

memberi pencahayaan alami yang baik untuk Building-integrated

photovoltaics. Ventilasi pada bagian bawah PV juga diperlukan agar dapat

mempertahankan sel-sel dari panas berlebihan (Gambar 2.12) (Lechner,

2001).

Page 22: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

29

Gambar 2.12 Pemasangan PV pada atap

Sumber (Lechner, 2001: 207)

2.4 Mendesain eco-resort

Berikut merupakan hal-hal yang perlu di pertimbangkan dalam merancang

eco-resort.

2.4.1 Site

Site yang digunakan untuk membangun eco-resort adalah site yang dapat

mempertahankan area terbuka dan margasatwa sekitar. Diutamakan untuk mencari

site yang sebelumnya telah dirusak dibandingkan mencari site yang murni dan

masih asri. Disarankan untuk memilih site dengan topography yang mendukung

pergerakan udara yang dapat mengalirkan udara pada area yang panas dan lembab.

Banyak arsitek yang lebih suka menggunakan site dengan kemiringan yang sedang

untuk perancangan resort karna view dan estetika dapat terlihat maksimal. Selain

itu site yang bertransis juga dapat merubah kekuatan dan arah angin. Kecepatan

angin tertinggi terdapat pada puncak bukit, dan area dekat puncak. Pada udara

yang panas, area ini merupakan area yang akan mengalami peningkatan suhu

terendah. Area timur dan Barat site akan menerima radiasi tertinggi. Bangunan-

bangunan pada resort yang akan didirikan sebaiknya memiliki jarak yang

renggang agar dapat memaksimalkan pergerakan udara. Dalam perencanaan pola

masa pola masa parallel lebih di sarankan, namun harus tetap mempertimbangkan

arah angin dan matahari (Bromberek, 2009).

2.4.2 Landscape

Taman dapat digunakan sebagai suatu cara alami untuk mengurangi panas,

melakukan pendinginan serta meminimalisir kebisingan. Penggunaan vegetasi

sebaiknya menggunakan vegetasi lokal agar tidak menganggu ekosistem

margasatwa setempat. Upaya penghijauan juga merupakan upaya untuk

meningkatkan kualitas hidup, bukan hanya itu vegetasi juga dapat membantu

pencegahan longsor, dan penyerapan air hujan (Frick & Suskiyatno, 1998).

Vegetasi juga dapat digunakan sebagai peneduh bangunan tanpa menghalangi

gerakan udara. Vegetasi yang rendah dapat digunakan sebagai dinding penyalur

udara, dan dapat diletakkan di area pejalan kaki (Bromberek, 2009). Merupakan

teknik landskap untuk daerah beriklim panas dan lembab yang disarankan oleh

Page 23: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

30

Lechner (2011). Selain itu menurutnya penggunaan kolam air dan air mancur

dapat digunakan untuk megurangi suhu udara. Pada daerah panas dan lembab

kolam dan air mancur harus ditempatkan sesuai dengan arah angina agar tidak

menambah kelembaban udara.

Menurut Synder dan Catanese (1989) terdapat tiga pembagian yang dapat

digunakan yaitu, Pohon dapat digunakan sebagai pagar untuk menutupi area yang

tidak diinginkan, dan untuk melindungi privacy. Penggunaan semak belukar

sebagai tekstur, warna , dan keragaman pada pagar. Penggunaan rerumputan

sebagai tanda yang menyatakan sifat ruang dengan warna dan teksturnya.

Penebangan pohon dan pembangunan resort dapat membahayakan ekosistem yang

ada, maka dari itu dalam pembangunan resort kebutuhan-kebutuhan dan upaya

untuk melestarikan lingkungan serta ekosistem satwa harus dilakukan, dengan

upaya memberikan mereka tempat.

Gambar 2.13 Teknik- teknik Landskap untuk daerah beriklim panas dan lembab 1.

Sumber (Lechner, 2001: 361)

Page 24: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

31

Gambar 2.14 Penggunaan pohon

Sumber: (Lechner, 2001: 362)

Gambar 2.15 Teknik- teknik Landskap untuk daerah beriklim panas dan lembab 2.

Sumber (Lechner, 2001: 361)

2.5 Klasifikasi Resort Berbintang

Klasifikasi resort berbintang tidak kalah jauh dengan klasifikasi hotel

berbintang. Berikut merupakan klasifikasi yang digunakan secara umum dan

khususnya di Indonesia. Menurut Marlina (2008) Terdapat beberapa pertimbangan

dalam menklasifikasikan resort seperti jumlah kamar, fasilitas dan peralatan yang

disediakan, model sistem pengelolaan, dan bermotto pelayanan. Klasifikasi sebuah

resort dilatar belakangi oleh beberapa faktor yang kemudian di nyatakan dengan

bintang. Berikut merupakan faktor-faktor tersebut :

1. Persyaratan fisik bangunan yang meliputi luasan, entrance, fasilitas listrik

darurat, lift, telepon, tangga, dan konstruksi

2. Kamar yang meliputi tipe kamar, fasilitas yang terdapat pada ruang, service

ruang, dan finishing ruang.

3. Kamar mandi yang meliputi fasilitas yang terdapat dalam kamar mandi,

ukuran, dan jumlah kamar mandi.

Page 25: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

32

4. Area publik yang meliputi taman (area hijau) ball room, koridor, parkir, dan

toilet umum.

5. Service makanan yang meliputi bar, restaurant, room service, lounge,

entertaintment dan rekreasi.

6. Servise yang meliputi service bahasa, service tourist information and travel,

service medical, service kasir, dan service retail.

Berikut merupakan klasifikasi resort sesuai dengan klasifikasi yang telah di

jabarkan di atas.

1. Resort bintang 2

a. Umum

Lokasi dapat dijangkau dengan mudah, bebas polusi, nuansa arsitektur

Indonesia tercerminkan pada lobby, bangunan dengan kondisi yang baik,

terawat rapi dan bersih, sirkulasi yang mudah.

b. Bedroom

Memiliki jumlah kamar minimal 20 kamar dengan luasan masing-masing

22m2. Terdapat minimal 1 kamar suite dengan luas 44 m

2.. Memiliki

ketinggian lantai minimum 2,6 m. Tenang, aman, dan terdapat penghawaan

buatan, serta terdapat tirai sebagai penghalang sinar matahari. Minimal

terdapat 1 stop kontak pada kamar dan kamar mandi. Dinding kamar mandi

harus kedap air.

c. Dining room

Memiliki standar luas 1,5 m2

di setiap tempat duduk, memiliki ketinggian

ruang lebih dari 2,6m. Memiliki akses langsung menuju dapur, dan

menggunakan penghawaan alami atau buatan.

d. Bar

Memiliki standar luas 1.1 m2

di setiap tempat duduk, terdapat 1 buah bar

terpisah dari restoran, dilengkapi dengan wastafel yang digunakan untuk

mencuci baik menggunakan air panas maupun dingin

e. Lobby

Menggunakan penghawaan buatan maupun alami. Memiliki penerangan

dengan kapasitas minimum 150 lux.

f. Sarana olah raga dan rekreasi

Page 26: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

33

Minimum terdapat 1 sarana olahraga dan rekreasi.

g. Utilitas penunjang

Terdapat transportasi vertical, memiliki kapasitas air sebesar

300/liter/orang/hari. Memiliki daya listrik yang cukup. Menggunakan

penghawaan alami maupun buatan. Memiliki ruang mekanik. Terdapat

sistem komunikasi lokal dan interlokal. Terdapat fasilitas sentral radio dan

carcall. Memiliki alat pendeteksi kebakaran, memiliki fasilitas pemadam

kebakaran seperti fire extinguisher, fire hydrant, dan pintu kamar yang tahan

terhadap api. Memiliki minimum 1 ruang kemanan. Memiliki tempat untuk

menampung sampah, dan memiliki pembuangan air kotor.

2. Resort bintang 3

Berikut merupakan klasifikasi yang terdapat pada resort bintang 3.

a. Umum

Memiliki nuansa arsitektur Indonesia yang tercerminkan pada lobby, kamar

tidur, restoran dan function room.

b. Kamar tidur

Memiliki jumlah kamar minimum 20 kamar standar yang memiliki luas

masing-masing 22 m2. Memiliki kamar tipe suite minimal 2 kamar dengan

masing-masing luas 44 m2, dan memiliki ketinggian lantai minimum 2,6m.

c. Dining room

Memiliki fasilitas toilet bila dining room tidak terletak berdampingan

dengan lobby.

d. Bar

Menggunakan penghawaan buatan bila terdapat pada ruang tertutup, dan

memiliki meja bartender minimal 1m.

e. Ruang Fungsional

Memiliki entrance yang terpisah dari lobby, dengan kapasitas 2,5 kali

jumlah kamar, memiliki toilet bila lantai terpisah dengan lobby, dan ruang

pre function.

f. Lobby

Memiliki luas minimum 30 m2. Terdapat lounge, minimum 1 toilet umum,

dan memiliki lebar koridor minimum 1,6m.

Page 27: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

34

g. Drug store

Menyediakan apotik, poliklinik, paramedic, serta minimum terdapat bank,

money changer, travel agent, souvernir shop, butik dan salon.

h. Sarana rekreasi dan olahraga

Minimum terdapat satu sarana rekreasi dan olahraga, terdapat kolam renang

dewasa dan anak-anak. Resort yang terletak di dekat pantai memfasilitasi

sarana rekreasi seperti berperahu, menyelam, dan selancar. Resort yang

terletak di daerah pegunungan memfasilitasi sarana rekreasi seperti hiking,

berkuda, dan bersepeda.

i. Utilitas Penunjang

Memiliki fasilitas transportasi vertical mekanik. Memiliki kapasitas air 500

liter/orang/hari. Memiliki instalasi air panas ataupun dingin, memiliki

fasilitas telepon lokal dan interlokal. Terdapat PABX, serta dilengkapi

dengan sentral video/TV, radio, paging dan carcall.

3. Resort bintang 4

Berikut merupakan klasifikasi yang terdapat pada resort bintang 4.

a. Umum

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 3

b. Bedroom

Memiliki minimum 50 kamar tipe standar yang masing-masing memiliki

luas 24 m2. Memiliki minimum 3 kamar dengan tipe suite masing-masing

memiliki luas 48 m2. Memiliki ketinggian lantai minimum 2,6m, dan

ruangan masing-masing dilengkapi dengan penghawaan buatan.

c. Dining room

Memiliki dining room minimal 2, yang dimana salah satu dining room

merupakan coffee shop.

d. Bar

Minimum memiliki fasilitas yang sama dengan resort bintang 3.

e. Ruang Fungsional

Minimum memiliki fasilitas yang sama dengan resort bintang 3.

f. Lobby

Page 28: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

35

Luasan lobby minimum 100 m2.

, yang dilengkapi dengan 2 toilet umum

untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita.

g. Drug Store

Minimum memiliki fasilitas yang sama dengan resort bintang 3.

h. Sarana rekreasi dan olahraga

Minimum memiliki fasilitas yang sama dengan resort bintang 3 dengan

penambahan fasilitas night club.

i. Utilitas penunjang

Minimum memiliki fasilitas yang sama dengan resort bintang 3. Namun

memiliki kapasitas air sebanyak 700 liter/orang/hari.

4. Resort bintang 5

Berikut merupakan klasifikasi yang terdapat pada resort bintang 5.

a. Umum

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

b. Kamar Tidur

Terdapat minimum 100 kamar tipe standar masing-masing dengan luas 26

m2.

. Terdapat minimum 4 kamar tipe suite masing-masing dengan luas 52

m2.

. Memiliki ketinggian lantai minimal 2,6m. Masing-masing kamar

dilengkapi penghawaan buatan.

c. Dining room

Minimal memiliki 3 dining room, yang dimana lebih menspesialisasi

masakan contohnya masakan Jepang, Eropa, dan Indonesia.

d. Bar

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

e. Ruang Fungsional

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

f. Lobby

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

g. Drug Store

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

h. Sarana rekreasi dan olah raga

Page 29: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

36

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4

dengan tambahan playground.

i. Utilitas penunjang

Memiliki fasilitas minimum seperti yang terdapat pada resort bintang 4.

j. Business center

Ruang ini merupakan suatu ruang yang dimana tamu dapat melakukan

komunikasi dengan kantor pusat, maupun relasi bisnis. Pada business center

terdapat staff yang bertindak sebagai co-secretary. Pada ruang ini terdapat

fasilitas faksimili, mecanograf, dan internet.

k. Restoran

Restoran pada resort berbintang 5 dapat dibagi menjadi:

a) Main dining room yang menyediakan makanan internasional

b) Coffee shop yang menyediakan makan pagi, dan menu yang sederhana.

c) Restoran dengan tipe makanan yang spesifik contohnya grill-room, pizzarea,

dan Japanese.

d) Room service yang menyediakan hidangan makanan dan minimum yang

diantarkan ke kamar tamu.

e) Take out service dan out side catering yang menyediakan catering makanan

keluar resort.

2.6 Studi Banding

Studi banding merupakan observasi terhadap proyek sejenis yang dilakukan

sebagai perbandingan, contoh, dan acuan untuk membangun eco-resort yang baik,

benar. Object observasi akan menjadi refrensi bagi eco-resort yang akan di

bangun. Berikut merupakan studi banding yang telah di lakukan.

2.6.1 The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa

Resort berbintang 5 The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa terletak di

Keliki, Ubud. Di design dengan tujuan untuk mengapresiasi kesenian lokal serta

keindahan alam sekitar. Menurut nara sumber (Suwitha , 2016) selaku HRD, The

Lokha Ubud Resort, Villas and Spa dilengkapi dengan tropical landscape yang

terbentang hingga tepian sungai Wos. View pada The Lokha Ubud Resort, Villas

and Spa mengarah ke bukit yang terkenal dengan nama Bukit Cinta. Resort ini

merupakan tujuan bagi tourist yang ingin merasakan ketenangan dan menyatu

Page 30: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

37

dengan alam (The Lokha ubud , 2013). Berikut merupakan fasilitas-fasilitas yang

terdapat pada The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa:

N FASILITAS NO FASILITAS

1 52 unit kamar suite 11 Kid’s club

2 14 unit luxury pool villa 12 Library

3 2 Presedential villa 13 Bukit cinta restaurant

4 Banquet room 14 Wos river spa

5 Splash bar 15 Swimming pool

6 Bar 187 dan lounge 16 Outside shower

7 Business center 17 Wedding chapel

8 Gym room 18 Hut for yoga

9 Gallery 19 Wine cellar

10 Guest Activities center 20 Meering room

Tabel 2.2: Fasilitas pada The Lokha Ubud Resort, Villas dan Spa

Sumber: Hasil Observasi 27 Oktober 2016

Selain mengkaji fasilitas-fasilitas yang terdapat pada The Lokha Ubud

Resort, Villas and Spa perencanaan resort ekologis menjadi hal utama yang perlu

diperhatikan. Berikut merupakan penjabaranya:

a. Pencahayaan

Pencahayaan yang terdapat pada The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa

diantaranya adalah pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami

dimaksimalkan pada ruangan yang terbuka seperti pada lobby, restaurant,

dan wedding chapel. Area yang terbuka ini dapat memaksimalkan

pencahayaan alami yang masuk pada area tersebut. lobby memiliki teritisan

atap yang berfungsi sebagai penghalang cahaya matahari yang masuk secara

langsung. Selain itu penggunaan tirai bambu pada restaurant sebagai

pencegah cahaya masuk secara langsung dan pencegah air hujan masuk

secara langsung. Pencahayaan yang digunakan pada ruangan menggunakan

pencahayaan alami dan buatan. Penggunaan jendela dan pintu dengan

material kaca memaksimalkan pencahayaan yang masuk ke dalam ruangan

dapat Selain itu penggunaan lampu-lampu LED di terapkan diseluruh

bangunan untuk menghemat energy.

b. Penghawaan

Penghawaan yang digunakan pada The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa

merupakan penghawaan buatan dan alami. Sama hal nya dengan

pencahayaan, penghawaan alami yang maksimal terdapat pada ruangan yang

Page 31: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

38

terbuka. Plafond pada ruangan di buat tinggi guna memaksimalkan

pergerakan udara di dalam ruangan (Gambar 2.16). Tanah yang bertransis

membuat udara mengalir dengan baik ke dalam ruangan. Penggunaan unsur

air seperti kolam dan vegetasi digunakan di beberapa area resort ini sebagai

penetralisir suhu (Gambar 2.17). Pada setiap kamar hotel di fasilitasi dengan

penghawaan buatan yang berupa AC.

c. Sumber energy

Sumber energy pada resort ini masih di dapat dari sumber energy PLN, dan

menggunakan genset sebagai cadangan energy. Penghematan energy pada

resort ini dilakukan dengan cara menggunakan lampu-lampu LED, serta

mematikan penggunaan listrik yang tidak diperlukan.

d. Air & Limbah

Hasil wawancara dengan duty engineer I Wayan suwitha (2016). Sistem

pengolahan air bekas dan air hujan yang diterapkan pada resort ini adalah

dengan sistem pengolan STP, yang dimana limbah dan air bekas digabung

dan kemudian di olah agar terpisah dari zat-zat kimia yang berbahaya.

Limbah dan air bekas yang telah di filter kemudian dialihkan melalui pipa-

pipa yang menuju ke sungai. Untuk sistem pengolahan sampah pada resort

ini, sampah di pilah dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya, kemudian warga

lokal yang berkerja sebagai petugas sampah mengangkut sampah tersebut

dan di olah diluar resort.

e. Material Bangunan

The Lokha Ubud Resort, Villas and Spa menggunakan design modern,

namun tetap terlihat nuansa dan arsitektur Bali dari penggunaan ornamen,

seperti hiasan dinding, dan patung. Pada dinding bagian luar menggunakan

paras (Gambar 2.19). Material –material yang digunakan pada pembangunan

resort ini menggunakan material yang ramah lingkungan. Material yang

banyak digunakan adalah paras, kayu, dan batu alam. Pada gambar (2.17)

terdapat atap yang terbuat dari alang-alang, pada Gambar (2.18) terdapat

penggunaan material bambu pada plafond. Material-material ini tidak

memiliki dampak yang negatif terhadap lingkungan sekitar, bahkan material

Page 32: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

39

ini membuat resort terlihat hangat, dan cocok digabungkan dengan

keindahan alam yang terdapat pada site tersebut.

Gambar 2.16 Lobby, Lounge dan Bar

Sumber : Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Gambar 2.17 Presedential villa

Sumber : Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Gambar 2.18 Penggunaan material bambu pada plafond lobby dan restaurant

Page 33: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

40

Sumber: Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Gambar 2.19 Unsur air dan vegetasi sebagai penetralisir suhu

Sumber: Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Gambar 2.20 Penggunaan material dinding ramah lingkungan

Sumber: Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Gambar 2.21 Kamar tipe Suite

Sumber: Observasi pribadi 27 Oktober 2016

Page 34: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

41

Melalui observasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa The

Lokha Ubud Resort, Villas and Spa dalam beberapa penerapanya, menerapkan

resort yang ekologis, contohnya pada upaya penghematan energy, pengolahan

limbah, upaya menggunakan pencahayaan, dan penghawaan alami, serta

penggunaan material pada bangunan. Maka dari itu dapat digunakan sebagai acuan

dan contoh dalam pembangunan eco-resort.

2.6.2 Bagus Jati- Health and Wellbeing Resort

Menurut Seki (2009) Resort ini merupakan resort berbintang 4 yang di

peruntunkan untuk kesehatan dan kesejahteraan. Memiliki luas 5 hektar dan

terletak di antara hutan tropis yang terletak di perbukitan Bali. Bagus jati hanya

memiliki 22 kamar dan difokuskan pada arsitektur alam serta therapy yang

diperuntukan untuk tamu yang menginap. Resort ini berbeda dari resort lainya

karna keasrianya. Terdapat kebun sayur, buah, dan tanaman obat-obatan yang

ditanam disekitaran bangunan digunakan untuk spa treatment, dan bahan makanan

(Gambar 2.27). Pengelolaan kebun-kebun ini dibantu oleh petani lokal. Menurut

nara sumber (Saryawa, 2016) selaku property manager adapapun fasilitas-fasilitas

yang terdapat di dalamnya adalah :

No Fasilitas No Fasilitas

1 Superior villa luas 70 m2 7 Fitness center

2 Deluxe spa villa 8 Balinese compound wedding

ceremony

3 2 unit 2 bedroom pool villa 9 Paon bali

4 Spa by sejati spa 10 Organic farm

5 Yoga & meditation pavilion 11 Surya restaurant & bar

6 Kolam renang 12 Iswari poolside cafe

Tabel 2.3 : Fasilitas pada Bagus Jati- Health and Wellbeing Resort

Sumber: Hasil Observasi 27 Oktober 2016

Selain mengkaji fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Bagus Jati- Health

and Wellbeing Resort perencanaan resort ekologis menjadi hal utama yang perlu

diperhatikan. Berikut merupakan penjabaranya:

f. Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan pada Bagus Jati- Health and Wellbeing

Resort adalah pencahayaan alami dan buatan. Pada siang hari pencahayaan yang

digunakan adalah pencahayaan alami. Bukaan yang terdapat pada bangunan dan

penggunaan material kaca memaksimalkan cahaya yang masuk ke dalam ruangan,

Page 35: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

42

sehingga tidak di perlukan pencahayaan buatan pada siang hari. Gambar 2.22

menunjukkan cahaya yang masuk secara maksimal pada guest room, kemudian

pada gambar 2.23 pada lobby dan salon, dan pada gambar 2.24 pada yoga

meditation area. Hal ini dikarenakan penggunaan dinding kaca, dan penggunaan

bukaan-bukaan pada ruangan.

g. Penghawaan

Menurut nara sumber (Saryawa, 2016) sebagai property manager Bagus

Jati- Health and Wellbeing Resort, resort ini tidak menggunakan bantuan

penghawaan buatan. Udara yang mengalir pada ruangan terbilang sangat baik,

plafond yang tinggi membantu udara mengalir dengan baik. Terlihat pada gambar

2.23 pada lobby dan salon merupakan area yang terbuka sehingga udara dapat

mengalir dengan baik. Guest room dan yoga meditation area memiliki bukaan

yang fleksibel dapat dibuka dan ditutup bila sesuai kebutuhan. Bagus Gede

Saryawa selaku property manager mengakatakan:

“Disini kita tidak menggunakan AC sebagai penghawaan buatan dikarekan suhu

yang rendah. Namun bila diperlukan kami menyediakan AC portable”.

Selain menggunakan bukaan dan plafond yang tinggi, unsur air dan vegetasi juga

membantu menetralisir suhu, dapat dilihat pada gambar 2. 25.

h. Sumber energy

Sumber energy pada resort ini masih di dapat dari sumber energy PLN.

Ruangan terbuka, serta upaya penggunaan pencahayaan dan penghawaan alami

merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan sumber energy

secara berlebihan. Selain itu lampu-lampu yang digunakan merupakan lampu-

lampu LED yang hemat akan penggunaan energy. Penggunaan Solar hut juga

digunakan untuk penyediaan energy yang digunakan untuk memanaskan air

(Gambar 2.28). Penyiraman taman yang dilakukan menggunakan cara manual

untuk menghemat energy. Selain itu lampu-lampu taman menggunakan timer

sehingga pada malam hari pada area tertentu lampu dimatikan.

i. Air & Limbah

Page 36: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

43

Sumber air didapat dari air tanah yang terdapat pada permukaan tanah di

sekitaran resort. Sumber air yang terdapat pada bagian bawah site dibawa naik

menggunakan pompa air yang digerakkan oleh turbin. Kemudian untuk air hujan

resort ini banyak memiliki kebun dan vegetasi yang dapat menyerap air hujan

dengan baik. Dengan adanya kebun berupa kebun bunga, sayuran, buah-buahan,

serta kebun obat-obatan yang terdapat disekitar bangunan dan site membuat air

hujan tidak tergenang. Kemudian sistem pengolahan sampah pada resort ini

dibedakan menjadi sampah organik dan non-organik. Sampah organik yang

dihasilkan oleh resort ini di olah dan kemudian digunakan sebagai kompos untuk

tanaman-tanaman pada resort. Untuk sampah non-organik diambil oleh petugas

sampah lokal dan di olah diluar resort. Limbah yang dihasilkan pada resort ini

semua di tampung pada septintank.

j. Material Bangunan

Bangunan ini banyak menggunakan material kayu, yang dimana

merupakan material yang ramah lingkungan, dan tidak memiliki dampak negatif

bagi lingkungan sekitar. Penggunaan paras,bambu, dan batu alam juga merupakan

material bahan yang tidak dapat merusak lingkungan.

Bangunan ini menggunakan nuansa arsitektur tropis, yang dilengkapi dengan

penggunaan ornamen Bali, seperti pada hiasan dinding, dan pintu.

Page 37: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

44

Gambar 2.22-bedroom pool villa

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Gambar 2.23 lobby dan salon

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Gambar 2.24 Yoga Meditation Area

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Page 38: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

45

Gambar 2.25 Unsur air dan vegetasi

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Gambar 2.26 Landscape

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Gambar 2.27 Kebun sayuran dan plafond yang tinggi

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Page 39: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

46

Gambar 2.28 Penggunaan solar hut dan pura yang terdapat pada resort

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Gambar 2.29 Transis pada resort

Sumber: Observasi Pribadi 3 November 2016

Melalui informasi yang telah didapat pada Bagus Jati- Health and

Wellbeing Resort dapat disimpulkan bahwa resort ini menggunakan beberapa

kriteria mengenai arsitektur yang ekologis, diantaranya adalah upaya penggunaan

penghawaan, dan pencahayaan alami, penggunaan material ramah lingkungan,

penanaman tanaman yang ramah lingkungan, serta penerapan arsitektur tropis

pada ilklim tropis. Selain itu resort ini juga tidak hanya menunjukkan hubungan

yang baik terhadap linkungan namun juga terhadap masyarakat setempat. Terdapat

suatu pura yang terletak pada resort tersebut. Masyarkat lokal dapat dengan leluasa

Page 40: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

47

masuk dan melakukan persembahyangan. Pembangunan resort ini juga membawa

dampak yang positif terhadap masyarakat lokal mulai dari ketersediaan energy

listrik, telfon, dan juga dari segi perekonomian.

2.7 Tinjauan Proyek Sejenis

Tinjauan proyek merupakan studi banding yang dilakukan dengan cara

mencari informasi melalui media cetak maupun media internet.

2.7.1 Daintree Eco-Lodge & Spa

Menurut world travel awards pemenang dari world leading eco-resort &

Spa pada tahun 2002 adalah Daintree Eco-Lodge. Selain itu telah memenangkan

world leading eco-lodge 2009, Australasias leading green hotel 2009, dan worlds

leading eco lodge 2007. Daintree Eco-lodge terletak di bagian utara Queensland

yang terletak di Australia. Resort ini terletak di site yang telah berusia 110 juta

tahun yang dulu merupakan rumah bagi suku Aboriginal Kuku Yalanji. Resort ini

memamfaatkan hutan yang alami sebagai penyembuhan dan ketenangan. Daintree

menjadi satu dengan budaya lokal serta alam sekitar untuk memberikan

pengalaman “kembali ke alam” pada pengunjung. Tercatat terdapat 135 spesies

burung di sekitar site dengan luas 12 hektar (Henry dan Taylor, 2005). Berikut

merupakan fasilitas yang terdapat di dalamnya:

No Fasilitas No Fasilitas

1 Restaurant 5 Art class

2 Bayan tree house 6 Crocodile spotting

3 Wedding Venue 7 Bird Watching

4 Aboriginal walk 8 Wellness Spa

Tabel 2.4 : Fasilitas pada Daintree Eco-Lodge & Spa

Sumber: Situs resmi Daintree Eco-Lodge & Spa di akses 28 Oktober 2016

Selain mengkaji fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Daintree Eco-Lodge

& Spa perencanaan resort ekologis menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.

Berikut merupakan penjabaranya:

a. Pencahayaan

Pencahayaan yang digunakan adalah pencahayaan alami dan buatan.

Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan cara menggunakan bukaan dan

menggunakan material kaca agar cahaya dapat dengan mudah masuk ke dalam

ruangan. Penggunaan skylight juga digunakan untuk memaksilkan cahaya yang

masuk serta dapat melihat keindahan hutan dan bintang pada malam hari.

Page 41: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

48

b. Penghawaan

Penghawaan yang digunakan adalah penghawaan buatan dan alami.

Penghawaan alami dimaksimalkan menggunakan bukaan-bukaan pada ruangan,

serta unsur air dan vegetasi yang terdapat di sekitar site membantu menetralisir

suhu. Suhu yang terdapat di sekitar lodge terbilang sejuk, karna dikelilingi oleh

hutan dan alam.

c. Sumber Energi

Area yang terletak di sebelah utara sungai Daintree tidak memiliki akses

tenaga listrik maka dari itu lodge ini menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh

pembangkit listrik. Resort ini merupakan satu-satunya resort yang menggunakan

energy kombinasi antara pembangkit listrik dan battery power. Hal ini membuat

tamu untuk dapat tidur dengan nyenyak tanpa diganggu oleh suara mesin dan

mengurangi karbon emisi ke udara. Resort ini juga menggunakan tegangan rendah

serta lampu yang memiliki hidup yang panjang untuk dapat menghemat energy.

d. Air dan Limbah

Air didapat dari sumber air yang terdapat pada sekitaran hutan yang

kemudian disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air pada resort tersebut. Air

langsung dapat diminium dan telah di test keselamatanya. Untuk limbah diolah

menggunakan system biocycle yang dimana limbah dihancurkan oleh bakteria,

tamu yang menginap di resort ini dilarang keras menggunakan bahan-bahan

chemical yang berbahaya seperti dilarang menggunakan detergent, bleach, dan

pewarna rambut. Selain itu seluruh penggunaan pembersih merupakan chemical

yang tidak berbahaya, bersifat biodegradable dan tidak mengandung

phetrochemicals dan phospates.

e. Material Bangunan

Material bangunan yang digunakan adalah material ramah lingkungan, dan

lokal seperti penggunaan kayu. Resort ini tidak menggunakan material yang dapat

merusak lingkungan karna merupakan suatu hal yang penting untuk menjaga

siklus hidup satwa dan lingkungan sekitar. Pembangunan terhadap resort ini tidak

menggunakan alat berat, dan hanya menggunakan bantuan linggis dan sekop.

Vegetasi existing juga dipertahankan, keseluruhan hanya 2 pohon yang

Page 42: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

49

dipindahkan dalam pembangunan resort ini. Dimaksudkan agar pembangunan

tidak merusak alam setempat (Daintree Wilderness Lodge, 2013).

Gambar 2.30 Banyan Tree House

Sumber: Website Resmi Daintree Wilderness Lodge di unduh 28 Oktober 2016

Gambar 2.31 Banyan Tree House Exterior

Sumber: Website Resmi Daintree Wilderness Lodge di unduh 28 Oktober 2016

Page 43: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

50

Gambar 2.32 Guest Room

Sumber: Website Resmi Daintree Wilderness Lodge di unduh 28 Oktober 2016

Gambar 2.33 Canopy Bayan

Page 44: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

51

Sumber: Website Resmi Daintree Wilderness Lodge di unduh 28 Oktober 2016

Gambar 2.34 Alam sekitar resort

Sumber: Website Resmi Daintree Wilderness Lodge di unduh 28 Oktober 2016

Dalam kesimpulan Daintree Eco-Lodge & Spa dinobatkan sebagai world

leading eco-resort & Spa pada tahun 2002, yang dimana pembangunan resort

tersebut mulai dari proses pembangunan hingga maintenance melakukan segala

upaya untuk tidak merusak lingkungan setempat. Pembangunan yang tidak

menggunakan alat berat, energy yang diperoleh melalui tenaga listrik, site existing

dan vegetasi existing yang tidak dirubah, penggunaan alat pembersih tidak

berbahaya, material ramah lingkungan, penghawaan dan pencahayaan alami, serta

menyediakan rumah bagi satwa yang tinggal pada hutan Daintree tersebut. Dalam

pembangunannya resort tidak hanya sebagai wadah untuk memfasilitasi tamu,

namun juga sebagai rumah bagi satwa setempat.

2.8 Kesimpulan Studi Banding dan Tinjauan Proyek Sejenis

Berikut merupakan kesimpulan terhadap studi banding dan tinjauan proyek

sejenis yang telah di jabarkan di atas yang dimana akan digunakan sebagai

perbandingan dan acuan dalam merancang eco-resort:

1. Guest room lebih dari satu tipe, mulai dari standar hingga suite.

Page 45: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

52

2. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di dalamnya menunjang fungsi utama guest

yaitu menginap. Fasilitas-fasilitas ini diantaranya adalah restaurant, bar,

recreational activity, yoga meditation area, pool, gym, spa, dan salon.

3. Pencahayaan yang digunakan pada ketiga object menggunakan pencahayaan

alami, dan buatan, dengan memaksimalkan penggunaan bukaan-bukaan dan

ruang terbuka. Hal ini dilakukan dengan merancang bukaan sesuai dengan

orintasi matahari. Menggunakan material kaca dan skylight untuk

memasukkan cahaya ke dalam ruangan.

4. Penghawaan yang digunakan adalah penghawaan alami dan buatan. Untuk

Bagus Jati sendiri tidak terdapat penghawaan buatan berupa AC maupun

kipas angin. Hal ini dikarenakan suhu pada daerah Tegallalang yang

terbilang rendah. Hal ini dapat menjadi contoh pada bangunan yang terletak

di daerah dataran tinggi.

5. Ketiga object melakukan upaya-upaya untuk menghemat energy. The Lokha

Resort menggunakan lampu LED, Bagus Jati Health and Wellbeing Resort

menggunakan solar panel, serta Daintree Eco-Lodge & Spa menggunakan

pembangkit listrik.

6. Pengolahan sampah pada Bagus Jati Health and Wellbeing Resort dilakukan

di area resort yang dimana sampah organik di olah untuk dijadikan kompos.

Pengolahan limbah pada The Lokha Resort dan Daintree Eco-Lodge & Spa

menggunakan bakteria yang dapat menghancurkan limbah tersebut, yang

kemudian dijadikan bahan yang bebas terhadap chemical yang berbahaya.

7. Pembangunan Daintree Eco-Lodge & Spa sama sekali tidak menggunakan

bantuan alat berat yang dapat merusak ke adaan site setempat. Pembangunan

dilakukan di atas tanah, sehingga satwa, tanah, maupun tumbuhan tetap

alami dan terjaga.

8. Material bangunan yang digunakan pada ketiga object merupakan bahan

bangunan ramah lingkungan, yang juga sesuai dengan kondisi setempat.

2.9 Spesifikasi umum

Berdasarkan penjabaran informasi di atas, spesifikasi umum akan dirancang

sesuai dengan kriteria dan spesifikasi proyek secara umum yang akan dibangun,

dengan mengutamakan konsep resort yang ekologis. Perancangan bangunan yang

Page 46: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

53

ramah lingkungan serta memenuhi kriteria-kriteria arsitektur ekologis akan di

tonjolkan pada pembangunan proyek ini.

1. Tujuan

Adapaun tujuan dalam perancangan eco-resort adalah untuk memenuhi

persyaratan guna mencapai gelar sarjanan teknik arsitektur pada Universitas

Udayana. Selain itu perancangan eco-resort ini merupakan tahapan awal

dalam penyusunan desain yang akan dilanjutkan pada mata kuliah Studio

Perancangan Tugas Akhir pada semester selanjutnya. Selain itu tidak hanya

untuk memenuhi kebutuhan akomodasi tamu yang datang ke Bali ataupun

Gianyar pada khusunya, perancangan resort ini juga bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap desain yang ramah lingkungan,

dan tidak memiliki dampak yang buruk pada lingkungan. Perancangan eco-

resort ini dapat digunakan sebagai acuan untuk contoh pembangunan

kedepanya. Tidak hanya untuk itu tapi peranangan ini juga bertujuan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

2. Resort Villa dengan pendekatan arsitektur ekologis

Gianyar merupakan Kabupaten yang memiliki keindahan alam yang

menakjubkan. Keindahan alam ini harus dilestarikan. Pembangunan di masa

sekarang harus dapat mempertahankan kelestarian tersebut. Hal ini membuat

Gianyar cocok digunakan sebagai lokasi pembangunan eco-resort. Selain itu

Gianyar memiliki potensi yang sangat baik bagi pembangunan akomodasi

wisata. Pembangunan eco-resort akan menerapkan arsitektur ekologis pada

bangunan dan landskap.

3. Fungsi

Eco-resort ini akan memiliki fungsi sebagai wadah akomodasi wisata bagi

wisatawan, sebagai pusat rekreasi, dan sebagai contoh bangunan arsitektur

yang ekologis.

4. Ruang lingkup sasaran wisatawan

Sasaran target wisatawan pada eco-resort ini adalah wisatawan domestik dan

internasional.

5. Fasilitas

Page 47: BAB II PEMAHAMAN ECO RESORT - sinta.unud.ac.id filepemandangan yang indah seperti contohnya, pada pantai, pegunungan, sungai dan danau yang terletak jauh dari kebisingan kota (Marlina,

Eco-Resort di Gianyar

54

Fasilitas yang terdapat pada eco-resort ini adalah fasilitas utama, fasilitas

penunjang, dan fasilitas pendukung.

6. Lokasi

Berdasarkan judul yang diangkat lokasi akan dipusatkan pada Kabupaten

Gianyar yang dimana memiliki potensi alam yang sangat baik.