bab ii organisasi proyek

26
  11 BAB II PRA PELAKSANAAN 2.1 METODE PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA 2.1.1 Tinjauan Umum Proyek konstruksi bukan merupakan kegiatan Instant, melainkan kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang, didalam proyek konstruksi terdapat suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkaitan. Pengadaan pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Adapun pengadaan jasa Konsultansi adalah jasa pelayanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.  Dalam pelaksanaan pembangunan gedung Fakultas MIPA UII ini pengadaan  barang/ jasa dapat dilakukan dengan metoda : 1. Pelelangan; atau 2. Pemilihan langsung; atau 3. Penunjukan langsung; atau 4. Swakelola. 2.1.2 Pelelangan Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka untuk umum dengan pegumuman secara luas melalui media cetak dan papan  pengum uman resmi untuk penerangan umum serta bilamana di mungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/ dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Bila calon penyedia barang/ jasa diketahui terbatas jumlahnya karena karakteristik, kompleksitas dan kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan  pekerjaan tersebut, pengadaan barang dan jasa tetap dilakukan dengan cara  pelelangan.

Upload: dheka-shara-pratiwi

Post on 07-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bab II Organisasi Proyek FMIPA

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    PRA PELAKSANAAN

    2.1 METODE PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA

    2.1.1 Tinjauan Umum

    Proyek konstruksi bukan merupakan kegiatan Instant, melainkan kegiatan

    yang harus melalui suatu proses yang panjang, didalam proyek konstruksi terdapat

    suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkaitan. Pengadaan pekerjaan

    konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan

    konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. Adapun pengadaan jasa

    Konsultansi adalah jasa pelayanan profesional yang membutuhkan keahlian

    tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir.

    Dalam pelaksanaan pembangunan gedung Fakultas MIPA UII ini pengadaan

    barang/ jasa dapat dilakukan dengan metoda :

    1. Pelelangan; atau

    2. Pemilihan langsung; atau

    3. Penunjukan langsung; atau

    4. Swakelola.

    2.1.2 Pelelangan

    Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka

    untuk umum dengan pegumuman secara luas melalui media cetak dan papan

    pengum uman resmi untuk penerangan umum serta bilamana di mungkinkan

    melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/ dunia usaha yang berminat

    dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

    Bila calon penyedia barang/ jasa diketahui terbatas jumlahnya karena

    karakteristik, kompleksitas dan kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan

    kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan

    pekerjaan tersebut, pengadaan barang dan jasa tetap dilakukan dengan cara

    pelelangan.

  • 12

    2.1.3 Pemilihan Langsung

    Pemilihan langsung adalah pengadaan barang/ jasa tanpa melalui pelelangan

    dan hanya diikuti oleh penyedia barang/ jasa yang memenuhi syarat, yang

    dilakukan dengan cara membandingkan penawaran dan melakukan negosiasi, baik

    teknis maupun harga. Sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis

    dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria pemilihan langsung:

    1. Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat dan

    pengadaan barang/ jasanya masih memungkinkan untuk menggunakan proses

    pemilihan langsung; dan atau

    2. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan

    keselamatan negara yang ditetapkan oleh presiden; dan atau

    3. Pengadaan barang/ jasa yang setelah dilakukan pelelangan ulang, ternyata

    jumlah penyedia barang/jasa yang lulus prakualifikasi atau yang memasukkan

    penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta.

    2.1.4 Penunjukan Langsung

    Penunjukan langsung adalah suatu proses pelelangan yang dilakukan oleh

    pemilik proyek dengan menunjuk langsung kontraktor yang sudah dianggap

    mampu untuk melaksanakan pembangunan di lapangan tanpa malalui proses

    pelelangan terlebih dahulu. Untuk penunjukan langsung ini harus dipenuhi kriteria

    sebagai berikut:

    1. Pengadaan barang/ jasa dengan nilai diatas Rp. 15.000.000,- (lima belas juta

    rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), yang

    pelaksanaannya akan dilakukan dengan Surat Perintah Kerja (SPK) atau surat

    perjanjian/ kontrak.

    2. Pemilihan langsung diadakan dengan terlebih dahulu dibandingkan sekurang-

    kurangnya tiga penawar Golongan Ekonomi Lemah (GEL) yang tercatat

    dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) pada Dati II bersangkutan.

    3. Pekerjaan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi (emergency)

    4. Pengadaan barang/ jasa yang bersifat kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi

    rekanan tertentu

  • 13

    5. Pengadaan barang/ jasa yang telah diadakan satu kali pelelangan ulang tetapi

    masih mengalami kegagalan

    6. Pelaksanaan pekerjaan yang mendesak untuk menghindari kerugian negara

    yang lebih besar

    7. Ada beberapa hal yang biasanya mendasari penunjukan langsung

    dilaksanakan, yaitu biasanya pada proyek yang bertahap dan kontraktor yang

    melaksanakan pada tahap sebelumnya merupakan kontraktor yang sama,

    kontraktor yang ditunjuk sudah terpercaya memiliki kualitas pekerjaan yang

    memuaskan.

    2.1.5 Swakelola

    Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya

    direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I yang merupakan

    singkatan dari Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi

    lainnya, adalah instansi/institiusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Negara (APBN).

    1. Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya

    tidak dapat dilakukan dengan cara pelelangan atau pemilihan langsung atau

    penunjukan langsung.

    2. Pekerjaan yang secara rinci/ detail tidak dapat dihitung/ ditentukan terlebih

    dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/ jasa akan

    menanggung resiko yang besar.

    3. Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau

    penyuluhan.

    4. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk

    pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh

    penyedia barang/ jasa.

    5. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijaksanaan

    pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan

    penelitian oleh perguruan tinggi/ lembaga ilmiah pemerintah.

  • 14

    Namun proyek pembangunan gedung Fakultas MIPA UII merupakan proyek

    yang dikelola secara swakelola sehingga perencana, pelaksana dan pengawas di

    lakukan oleh Tim Yayasan Badan Wakaf sebagai penanggung jawab anggaran,

    instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Dengan lama proyek 11

    bulan (February 2014 December 2014) dan prakiraan total anggaran kurang

    lebih Rp. 15.868.306.049,00 (lima belas milyar delapan ratus enam puluh delapan

    juta tiga ratus enam ribu empat puluh sembilan rupiah).

    1. Perencanaan Swakelola

    Tahapan perencanaan swakelola merupakan tahap persiapan yang harus

    dilakukan untuk melaksanakan swakelola. Untuk setiap pola penyelenggaraan

    swakelola yang dilaksanakan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, Instansi

    Pemerintah Lain maupun oleh Kelompok Masyarakat aktivitas, urutan tahapannya

    agak berbeda. Akan tetapi keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan

    adalah sama. Tahapan perencanaan swakelola dapat dilihat di Gambar 2.1.

    Keluaran tahap perencanaannya antara lain :

    a. Terbentuknya Tim Swakelola.

    b. Tersusunnya KAK (Kerangka Acuan Kerja).

    c. Tersusunnya Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.

    d. Tersusunnya Rincian Biaya Pekerjaan.

    e. Tersusunnya Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis.

    f. Tersusunnya Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja.

    g. Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain :

    1) Tersusunnya kesepakatan antara K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran

    dengan Instansi Pemerintah Lain dalam bentuk Naskah Kerjasama atau Nota

    Kesepahaman

    2) Kontrak antara PPK dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah

    Lain

    h. Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat :

    1) Penetapan Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola oleh PA/KPA

    (Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggran) termasuk menetapkan

    sasaran, tujuan dan besaran anggaran.

  • 15

    2) Kontrak antara PPK (Pejabat Pemberi Komitmen) dengan Penanggung

    Jawab Kelompok Masyarakat sebagai pelaksana swakelola.

    Gambar 2.1 Tahapan Perencanaan Swakelola

  • 16

    2. Pelaksanaan Swakelola

    Pengadaan Barang/jasa dengan cara swakelola terdiri dari sejumlah tahap

    seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2. Tahapan tersebut hampir sama untuk

    seluruh pelaksana swakelola. Perbedaan hanya terdapat pada cara pembayaran

    antara Swakelola yang dilaksanakan oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran

    dan instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dengan cara pembayaran

    swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola.

    Gambar 2.2 Tahapan Pelaksanaan Swakelola

  • 17

    Tahapan pelaksanaan tersebut meliputi :

    a. Pelaksanaan rencana kerja.

    Tim Pelaksana Swakelola melaksanakan pekerjaan yang telah disusun

    perencanaannya, yaitu :

    1) Melakukan kaji ulang dan pengukuran pada lokasi pekerjaan berdasarkan

    gambar rencana kerja.

    2) Mengkaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) serta jadwal kebutuhan

    bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli

    perseorangan.

    3) Mengajukan kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang

    dan/atau tenaga ahli perseorangan kepada PPK untuk diproses oleh

    ULP/Pejabat Pengadaan; Untuk pelaksana oleh Kelompok Masyarakat,

    pengajuannya kepada Penanggung jawab kelompok masyarakat.

    4) Mendatangkan dan mengatur tenaga kerja/tenaga ahli perseorangan untuk

    melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

    5) Menyusun laporan tentang penerimaan dan penggunaan bahan, Jasa

    Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan ; dan

    6) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (realisasi fisik dan keuangan).

    b. Pengadaan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli

    perseorangan :

    1) Pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli

    perseorangan dilakukan oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan)/Pejabat

    Pengadaan dengan menggunakan metode pengadaan yang sesuai.

    2) Pengiriman bahan dapat dilakukan secara bertahap atau keseluruhan sesuai

    dengan kebutuhan, lokasi pekerjaan dan kapasitas penyimpanan.

    c. Pembayaran :

    1) Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian

    berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong.

    2) Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan) dilakukan

    berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti pembayaran.

    3) Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan berdasarkan

    kontrak pengadaan barang.

  • 18

    Ketiga poin di atas berlaku untuk kegiatan swakelola untuk seluruh pola

    penyelenggaraan swakelola. Hal-hal yang berbeda terkait dengan pembayaran ini

    disajikan pada Gmbar 2.3 berikut ini.

    (Sumber : LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)

    Gambar 2.3 Tabel Mekanisme Pembayaran Pelaksanaan Swakelola

    d. Pelaporan kemajuan pekerjaan dan dokumentasi :

    1) Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan

    dilaporkan oleh Tim Pelaksana kepada PPK secara berkala.

    2) Laporan kemajuan realisasi fisik dan keuangan dilaporkan oleh PPK kepada

    PA/KPA setiap bulan.

    3) Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap minggu serta

    dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang

    dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai.

    4) Pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan.

    5) Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga

    ahli perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian.

    6) Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan.

    7) Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan

    pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang, dan

    sesudah diselesaikannya pekerjaan.

  • 19

    e. Pelaporan realisasi pekerjaan

    Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh Tim Pelaksana dan dilaporkan kepada

    PPK setelah pekerjaan

    mencapai 100%. Laporan ini berisi antara lain :

    1) Struktur organisasi pekerjaan Swakelola termasuk tugas pokok dan

    tanggung jawab masing- masing unit organisasi.

    2) Persiapan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian gambar

    pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan, Jasa

    Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan.

    3) Pelaksanaan pekerjaan Swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal

    pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan,

    penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai dengan selesai 100%

    (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-foto dokumentasi ;

    4) Penggunaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga

    ahli perseorangan.

    f. Penyerahan hasil pekerjaan :

    1) Setelah pelaksanaan pekerjaan Swakelola selesai 100% (sasaran akhir

    pekerjaan telah tercapai), Ketua Tim Pelaksana menyerahkan pekerjaan

    kepada PPK.

    2) PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan selesai kepada PA/KPA

    melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

    3) Setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses

    penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    3. Pengawasan dan Evaluasi Swakelola

    Pelaksanaan swakelola akan mendapatkan pengawasan dan evaluasi.

    Aktivitas pengawasan dan evaluasi swakelola sama untuk setiap Penyelenggara

    swakelola.

    a. Pengawasan

    Pengawasan pekerjaan Swakelola dilakukan oleh Tim Pengawas

    untuk mengawasi pekerjaan mulai dari persiapan sampai akhir

    pelaksanaan pekerjaan Swakelola meliputi :

  • 20

    1) Pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi pelaksanaan

    kegiatan dan pelaporan.

    2) Pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui

    realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi :

    a) Pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan, pemakaian dan sisa

    bahan.

    b) Pengawasan terhadap penggunaan peralatan/suku cadang untuk

    menghindari tumpang tindih pemakaian di lapangan ; dan

    c) Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli agar pelaksanaan

    pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.

    3) Pengawasan Keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efisiensi dan

    efektifitas penggunaan keuangan ; dan

    4) Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, PPK harus segera

    mengambil tindakan.

    b. Evaluasi

    Aktivitas evaluasi pelaksanaan swakelola terdiri dari :

    1) Tim Pengawas melakukan evaluasi setiap minggu terhadap pelaksanaan

    pekerjaan yang meliputi :

    a) Pengadaan dan penggunaan material/bahan;

    b) Pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli;

    c) Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang;

    d) Realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan;

    e) Pelaksanaan fisik; dan

    f) Hasil kerja setiap jenis pekerjaan.

    2) Dari hasil evaluasi tersebut, Penanggungjawab memberikan masukan dan

    rekomendasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pekerjaan

    Swakelola selanjutnya.

  • 21

    2.2 ORGANISASI PROYEK

    2.2.1 Tinjauan Umum

    Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat

    kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada

    akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanan proyek harus

    diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik,

    sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam - macam unsur dan

    komponen pendukung.

    Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup

    penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya

    terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut merupakan

    pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahaptahap pelaksanaan pekerjaan

    dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu sistem

    yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan

    serangkaian kegiatan.

    Keberadaan seorang pemimpin organisasi mutlak diperlukan untuk

    mengkoordinasikan fungsi-fungsi yang ada, sehingga dapat berjalan sesuai

    dengan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan tertentu.

    Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan harus saling

    bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban

    serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.

    Keuntungan dari adanya Organisasi dalam suatu proyek adalah :

    1. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.

    2. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya

    pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.

    3. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia

    secara maksimal.

    2.2.2 Unsur Unsur Pengelola Proyek

    Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan

    proyek Gedung Fakultas MIPA UII meliputi pemberi tugas (Owner), perencana

    dan pelaksana. Dalam pembangunan gedung Fakultas MIPA UII ini tidak

  • 22

    memiliki pengawas khusus karena merupakan swakelola sehingga quality

    controlnya dari Badan Wakaf sendiri. Ketiga unsur pengelola proyek tersebut

    mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya.

    1. Pemilik Proyek ( Owner )

    Pemilik proyek yang sering juga disebut sebagai pemberi tugas, owner atau

    bouwheer adalah suatu badan usaha atau perseorangan, baik pemerintah

    maupun swasta yang memiliki, memberikan pekerjaan serta membiayai seluruh

    proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan. Pada kegiatan

    Pembangunan gedung Fakultas MIPA UII semua anggaran dibiayai oleh

    Yayasan Badan Wakaf UII.

    Adapun wewenang, kewajiban serta hak dari pemilik proyek adalah, sebagai

    berikut :

    a. Menyediakan dana untuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

    pembangunan proyek

    b. Mengangkat wakil di proyek yang mempunyai wewenang penuh untuk

    memeriksa pelaksanaan pembangunan.

    c. Memberikan keputusan mengenai gambar kerja yang dibuat oleh pelaksana.

    d. Menerima dan memeriksa berita acara pemeriksaan proyek.

    e. Menerima laporan kemajuan proyek .

    f. Mengesahkan semua biaya pembayaran dari pelaksana.

    g. Menerima dan menyetujui pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh

    pelaksana.

    2. Pengawas (Quality Control)

    Proyek pembangunan Gedung Fakultas MIPA UII merupakan proyek yang

    dikelola secara swakelola, sehingga kontrol kualitas dilakukan sendiri oleh

    team Yayasan Badan Wakaf.

    Adapun hak dan kewajiban dari Quality Control, adalah sebagai berikut :

    a. Mengawasi pelaksana dalam menjalankan kewajibannya dengan mengacu

    pada spesifikasi teknis, jadwal, dan perencanaan proyek yang telah ada.

    b. Mengontrol dan memberikan penilaian untuk kemudian ditindaklanjuti atas

    hasil pekerjaan pelaksana.

  • 23

    c. Memeriksa dan memberikan rekomendasi tentang material yang boleh

    dipakai ataupun tidak.

    d. Mencari dan memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang

    mungkin timbul

    e. Mempelajari dan menerapkan cara -cara, teknik-teknik, urutan-urutan atau

    prosedur pelaksanaan.

    f. Mengoreksi dan menindaklanjuti laporan berkala tentang hasil prestasi

    proyek yang dibuat olek pelaksan.

    g. Berhak melakukan tindakan-tindakan atas nama pemilik, misalnya menolak

    pekerjaan yang dinilai tidak sesuai dengan dokumen kontrak.

    h. Memberikan instruksi / koreksi kepada pelaksana apabila terjadi

    penyimpangan terhadap kontrak kerja.

    3. Perencana

    Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek melalui wakilnya

    untuk bertindak sebagai perencana sesuai dengan keahliannya. Dalam hal ini

    perencanaan dilakukan oleh team perencana dari Yayasan Badan Wakaf UII.

    Adapun pihak-pihak yang merupakan perencana adalah sebagai berikut :

    a. Perencana Struktur

    Perencana Struktur merupakan badan/organisasi yang ahli dalam bidang

    perencanaan struktur bangunan secara keseluruhan.

    Tugas Perencana Struktur adalah :

    1) Membuat perhitungan seluruh proyek berdasarkan teknis yang telah

    ditetapkan sebelumnya serta membuat perhitungan terhadap data-data

    yang bersifat penunjang perhitungan struktur, misalnya perhitungan

    settlement atau penurunan tanah;

    2) Membuat perhitungan ulang apabila terjadi perubahan perencanaan awal

    setelah pengaplikasiannya di lapangan;

    3) Mengadakan pengawasan berkala sejak mulai hingga berakhirnya

    proyek;

    4) Menerima sejumlah biaya perencanaan dari pemberi tugas sesuai

    dokumen kontrak.

  • 24

    b. Perencana Arsitektur

    Perencana Arsitektur adalah pihak yang ditunjuk dan ditetapkan oleh

    pemilik proyek melalui wakilnya untuk bertindak sebagai perencana bentuk,

    dimensi, dan tata letak bangunan utama dan bangunan pelengkapnya.

    Tugas konsultan perencana arsitektur adalah :

    1) Membuat gambar desain / perencanaan meliputi dimensi bangunan

    secara keseluruhan dengan dilengkapi spesifikasi teknis, fasilitas-fasilitas

    pendukung dan konfigurasi penempatannya, beserta gambar-gambar

    ulang atau gambar-gambar revisi apabila diperlukan;

    2) Menentukan spesifikasi bahan bangunan secara keseluruhan dari awal

    pelaksanaan proyek sampai finishing, yang didasarkan pada perencanan

    struktural maupun estetika;

    3) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya

    apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan juga

    berhak menegur pengawas apabila terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai

    dengan dokumen perencanaan.

    c. Perencana Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP)

    Perencana MEP merupakan badan atau organisasi yang ahli dalam bidang

    mekanikal dan elektrikal.

    Tugas mekanikal dan elektrikal ini adalah :

    1). Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik

    serta berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan

    penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan

    sound system;

    2). Ikut serta dalam rapat untuk memberikan penjelasan mengenai

    perencanaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.

    4. Pelaksana

    Pelaksana dalam sebuah proyek, umumnya adalah berupa perorangan atau

    badan hukum, yang telah ditetapkan olek pihak pemilik proyek dan telah pula

    menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Pelaksanaan ini bekerja dengan

    mengacu pada gambar kerja (bestek), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

    yang telah disusun. Pelaksana adalah pemenang lelang atau tender, namun pada

  • 25

    proyek pembangunan gedung Fakultas MIPA UII dilakukan secara swakelola

    sehingga pelaksanaan dilakukan oleh team dari Yayasan Badan Wakaf atau

    ditunjuk langsung.

    Adapun kewajiban dan hak pelaksana adalah :

    a. Melaksanakan semua kesepakatan yang ada dalam kontrak kerja, baik

    mengenai scheduling pelaksanaan maupun masa pemeliharaannya;

    2. Mematuhi dan melaksanakan segala petunjuk yang diberikan direksi;

    3. Sebelum pekerjaan dimulai, pelaksana harus membuat dan menyerahkan

    gambar-gambar kerja (shop drawing) serta metode kerja yang nantinya akan

    dilaksanakan;

    4. Mengadakan perubahan-perubahan (revisi) yang diperlukan bilamana

    dikehendaki oleh pemberi tugas sesuai dengan kesepakatan bersama;

    5. Menyediakan tenaga kerja;

    6. Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan yang diserahkan kepada

    rapat Yayasan Badan Wakaf;

    7. Bertanggung jawab atas kualitas atau mutu pekerjaan;

    8. Membayar semua ganti rugi akibat kecelakaan yang terjadi pada waktu

    pelaksanaan pekerjaan, kecuali hal itu akibat kecelakaan pemberi tugas dan

    wakilnya;

    9. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu

    pelaksanaan apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh hal-hal

    yang bersifat diluar dugaan (force majeur) dan kemudian mempertanggung

    jawabkannya kepada pemilik proyek, antara lain adalah

    terjadinya:pemogokan, larangan kerja, bencana alam, kerusuhan-kerusuhan

    sosial, Peraturan Pemerintah dalam bidang moneter yang langsung

    mempengaruhi pekerjaan;

    10. Berhak menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi

    tugas setelah pekerjaan selesai sesuai dengan kesepakatan yang tercantum

    dalam kontrak kerja.

    11. Pelaksana menyusun sebuah struktur organisasi yang di dalamnya

    tercantum alur-alur pemberian perintah dan alur koordinasi yang

    memungkinkan masing-masing komponen untuk bekerja dengan maksimal

  • 26

    dan tidak terjadi overlaping tanggungjawab. Untuk kelancaran pelaksanaan

    pekerjaan, pelaksana dibantu oleh sub-sub pelaksana yang ditunjuk oleh

    pelaksana.

    2.2.3 Hubungan Kerja Antar Unsur Unsur Pelaksana

    Keterangan :

    : Instruksi

    : Koordinasi

    Gambar 2.4 Diagram Hubungan Kerja Unsur Proyek Konstruksi

    Hubungan kerja antar unsur unsur pelaksana proyek meliputi tiga unsur

    yaitu pemilik dengan perencana, pemilik dengan pelaksana, serta perencana

    dengan pelaksana yang akan dijelaskan di bawah ini :

    1. Pemilik dengan Perencana

    Terikat dengan suatu perjanjian kerja, pemilik berkewajiban membayar hasil

    kerja perencana, sedangkan perencana berkewajiban membuat perencanaan

    lengkap sehingga proyek dapat dilaksanakan di lapangan.

    Pemberi Tugas

    (Owner)

    Perencana Pengawas

    Pelaksana

  • 27

    2. Pemilik dengan Pengawas

    Dala proyek pembangunan gedung Fakultas MIPA UII pemilik dan pengawas

    merupakan satu kesatuan, dalam artian pemilik proyek (YBW) mengawasai

    langsung proses kerja pembangunan gedung Fakultas MIPA UII. Jika ada hal

    hal yang perlu di komonikasikan maka hal tersebut dibahas dalam rapat

    kordinasi proyek.

    3. Pemilik dengan Pelaksana

    Terikat dengan suatu perjanjian kerja, pemilik berkewajiban membayar

    pelaksana yang berupa pekerjaan fisik di lapangan. Pelaksana berkewajiban

    menyelesaikan pekerjaan sesuai rencana, baik waktu, kualitas maupun

    kuantitas.

    4. Perencana dan Pelaksana

    Tidak ada ikatan kontrak kerja, masing masing unsur berdiri sesuai dengan

    bidang kerja dan tanggung jawab. Apabila diperlukan pengawas dapat

    mengadakan konsultasi dengan perencana.

    2.2.4 Struktur Organisasi Pelaksana Pembangunan Proyek

    Dalam pembangunan suatu proyek pasti diperlukan suatu koordinasi agar

    pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai rencana, maka dari itu disusun struktur

    organisasi proyek untuk mengatur dan mengendalikan tiap pekerjaan yang ada di

    proyek tersebut. Struktur organisasi pelaksana pembangunan gedung Fakultas

    MIPA universitas Islam Indonesia dapat di lihat pada Gambar 2.4.

  • 28

    STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA

    PEMBANGUNAN PROYEK FMIPA UII

    Gambar 2.5 Struktur Organisasi Pelaksana Pembangunan Gedung FMIPA UII

  • 29

    Berikut ini adalah garis besar tugas dari masing-masing bagian organisasi

    proyek.

    a. Project Manager

    Manager proyek mempunyai tugas untuk:

    a. Bertanggung jawab terhadap masalah di proyek serta tugas dan wewenang

    yang ditetapkan perusahaan,

    b. Memimpin pelaksanaan rapat tinjauan manajemen (rtm) di proyek,

    c. Bertanggung jawab terhadap perubahan pelaksanaan (terhadap kontrak),

    d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelasaian keluhan pelanggan,

    e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rencana

    mutu proyek, dan

    f. Mengevaluasi laporan yang dibuat oleh bagian bagian yang terlibat sesuai

    ketentuan perusahaan.

    b. Site Manager

    Tugas site engineer manager adalah membantu tugas-tugas dari project

    manager, karena di dalam proyek ini site engineer manager menjadi wakil dari

    project manager.Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:

    a. Terselangaranya pelaksanaan pelaksanaan proyek.

    b. Terselenggaranya adminitrasi proyek.

    c. Terselenggaranya penendalian mutu, waktu, biaya dan kwantitas pekerjaan

    proyek.

    d. Memberi rekomendasi kepada kepala proyek tentang perubahan metode,

    alat, bahan, tenaga kerja dan kebutuhan dana.

    e. Mengadakan kesepakatan dengan konsultan proyek/pemilik proyek dalam

    kaitannya dengan Berita Acara kemajuan pekerjaan.

    f. Menolak pengajuan pembayaran biaya proyek sebatas wewenang yang di

    berikan.

    c. Administrasi Keuangan

    Tugas yang dilakukan dalam proyek ini adalah terselenggaranya kebutuhan

    pembiayaan proyek secara periodik. Wewenang dan tanggung jawabnya

    adalah:

  • 30

    a. Terselenggaranya permintaan dana serta realisasi pendistribusian dana

    proyek.

    b. Terselenggaranya pembukuan biaya proyek secara rinci dan benar.

    c. Terselenggaranya surat-menyurat yang bersifat umum dan kegiatan dalam

    lingkup rumah tangga proyek.

    d. Mendistribusikan dana proyek kepada yang berhak dengan persetujuan

    Project Manager.

    d. Administrasi Teknik

    Tugas administrasi teknik diantaranya adalah :

    a. Mengkoordinir dan mengarahkan kegiatan admistrasi surat menyurat

    dengan pihak pemberi tugas maupun Konsultan.

    b. Mengkoordinir dan mengarahkan surat surat permintaan pelaksanaan

    pekerjaan pada Konsultan / Pemberi Tugas.

    c. Mendata tiap tiap kemajuan pekerjaan untuk dijadikan laporan kemajuan

    proyek.

    d. Mempersiapkan Berita Acara kemajuan pekerjaan untuk dapat dijadikan

    tagihan.

    e. Mengurus amandemen kontrak beserta negosiasinya.

    e. Pelaksana Arsitektur

    Tugas yang dilakukan dalam proyek ini adalah bertanggung jawab atas

    terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektural.

    Wewenang dan tanggung jawabnya adalah :

    a. Memberikan instruksi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan struktur dan

    arsitektural di lapangan.

    b. Menilai hasil kerja dan berkaitan dengan pembayaran.

    c. Membuat rencana dan opname pekerjaan.

    d. Bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manager.

    f. Pelaksana Sipil

    Pelaksana sipil bertugas tugas untuk:

    a. memberikan instruksi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan struktur di

    lapangan,

    b. menilai hasil kerja dan berkaitan dengan pembayaran,

  • 31

    c. membuat rencana dan opname pekerjaan, dan

    d. bertanggungjawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manager.

    10. Pelaksana ME (Mechanical Electrical)

    Pelaksana lapangan MEE mempunyai tugas untuk:

    a. memberikan instruksi dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan MEE di

    lapangan,

    b. menilai hasil kerja dan berkaitan dengan pembayaran.,

    c. membuat rencana dan opname pekerjaan, dan

    d. bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manager.

    11. Drafter

    Juru gambar mempunyai tugas untuk:

    a. menyelesaikan gambar desain yang di printahkan site manager,

    b. memberikan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manger, dan

    c. bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manager.

    12. Surveyor

    Surveyor mempunyai tugas untuk:

    a. membuat patokan kerja dari gambar ke pelaksanaan pekerjaan,

    b. memberikan hasil pelaksanaan pekerjaan kepada site manager, dan

    c. bertanggung jawab atas posisi dan ukuran bangunan kepada site manager.

    2.2.5 Rapat Koordinasi

    Untuk menjaga keharmonisan antara Pemberi Tugas, Perencana,

    Koordinator Pengawas dan Tim Pelaksana maka diperlukan kesepakatan bersama

    dalam menangani proyek ini. Untuk menangani pekerjaan poyek ini sering terjadi

    masalah yang harus dihadapi, maka diperlukan rapat koordinasi untuk

    mengungkapkan berbagai masalah sehingga nantinya akan tercapai suatu

    kesepakatan.

    Rapat koordinasi yang dilakukan Pemberi Tugas diadakan seminggu sekali

    dimaksudkan untuk mengkoordinir, memantau serta mengevaluasi program

    pelaksanaan pekerjaan. Rapat koordinasi ini dihadiri Pemberi Tugas, Koordinator

    Pengawas, Tim Pelaksana dan Para Staf Pelaksana Lapangan. Tujuan lain dari

    rapat ini adalah untuk memberikan laporan mingguan antara pihak pelaksana dan

  • 32

    pihak konsultan pengawas. Bila terjadi perselisihan yang mungkin terjadi antara

    kedua belah pihak, akan diselesaikan dengan cara musyawarah. Selama

    perselisihan dapat diselesaikan tidak ada alasan untuk menunda pelaksanaan

    pekerjaan sesuai jadwal yang ditetapkan. Pada proyek ini rapat koordinasi

    dilaksanakan minimal sekali dalam seminggu.

    2.3 ADMINISTRASI PROYEK

    2.3.1 Tinjauan Umum

    Administrasi merupakan kegiatan penunjang proyek yang keberadaannya

    sangat diperlukan pada suatu proyek. Kegiatan administrasi proyek adalah sebagai

    berikut :

    1. Mengurus serta menyelesaikan kegiatan proyek yang bersifat administratif,

    keuangan dan umum.

    2. Menyiapkan berita acara lapangan, arsip dan menyusun dokumentasi.

    3. Mengurus tenaga kerja

    2.3.2 Fungsi dan Tujuan Administrasi Proyek

    Administrasi proyek konstruksi berfungsi menggerakan proyek dalam arti

    tata usaha atau menyelesaikan perselisihan dan pembayaran, mengurus perubahan

    pekerjaan dan klaim-klaim, serta menyelesaikan perselisihan yang mungkin

    muncul selama pelaksanaan kontrak. (Gilbreath, 1992).

    Tujuan dari administrasi proyek adalah agar proyek tersebut secara

    komersial berhasil, artinya pengguna jasa akan mendapatkan proyek yang mutu,

    biaya dan waktunya sesuai dengan kontrak. Sebaliknya, penyedia jasa

    mendapatkan hak-haknya berupa pembayaran atas hasil pekerjaannya beserta

    perubahan dan klaim-klaim sesuai ketentuan dalam kontrak.

    2.3.3 Kontrak

    Kontrak kerja merupakan suatu persetujuan yang dibuat oleh suatu pihak

    untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan

    yang telah ditentukan dan disepakati bersama.

  • 33

    Kontrak kerja konstruksi dapat dikatakan kontrak bisnis yang merupakan

    suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para

    pihak yang terikat di dalamnya. Sedangkan pengertian bisnis itu sendiri adalah

    tindakan yang mempunyai aspek komersial. Dengan demikian, kontrak kerja

    konstruksi adalah perjanjian tertulis antara dua pihak atau lebih yang mempunyai

    nilai komersial (Hikmahanto Juwana, 2001).

    Dokumen kontrak yang perlu diperhatikan adalah dokumen syarat-syarat

    perjanjian (Condition of Contract), karena dalam dokumen ini dijelaskan semua

    ketentuan tentang peraturan-peraturan yang telah disepakati pihak-pihak yang

    bersangkutan.

    2.3.4 Jenis Kontrak Proyek Pembangunan Gedung FMIPA UII

    Tahap perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan pada proyek

    pembangunan gedung Fakultas MIPA UII dilakukan oleh team dari Yayasan

    Badan Wakaf. Proyek tersebut dikelola oleh Yayasan Badan Wakaf secara

    swakelola dimana semua yang berkaitan dengan proyek pembangunan gedung

    tersebut diurus mandiri oleh Yayasan Badan Wakaf tanpa campur tangan dari

    pihak luar baik dalam perencanaan pengawasan serta pelaksanaan.

    2.3.5 Laporan Kerja

    Laporan adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada pimpinan yang

    mencakup perkembangan pekerjaan serta memuat uraian penyimpangan

    pelaksanaan di lapangan dan perkembangan baru yang timbul di lapangan.

    Fungsi laporan adalah sebagai berikut ini :

    1. Laporan disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggungjawab yang harus

    disampaikan oleh bagian administrasi.

    2. Laporan merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan oleh seorang

    pemimpin.

    Bentuk laporan ini terbagi dua macam yaitu kedalam intern dan keluar

    ekstern. Untuk laporan kedalam, bagian administrasi melaporkan pada manajer

    proyek, sedangkan untuk laporan keluar, misalnya laporan kepada rapat

    koordinasi, bagian administrasi membuat laporan progress atau presentasi kerja

  • 34

    yang kemudaian dilaporkan langsung pada saat rapat koordinasi diketahui oleh

    manajer proyek.

    2.3.6 Rencana Kerja

    Rencana kerja adalah pembagian waktu terinci yang disediakan

    untukmasing-masing bagian pekerjaan dari suatu proyek pembangunan dalam

    jumlah waktu yang sudah direncanakan. Manfaat dibuatnya rencana kerja yaitu :

    1. Untuk menentukan urutan pekerjaan.

    2. Mengetahui volume pekerjaan yang harus diselesaikan waktu tertentu.

    3. Mengendalikan waktu pelaksanaan masing-masing bagian pekerjaan.

    4. Mengetahui bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan di proyek.

    5. Mengetahui jumlah dan jenis tenaga kerja yang diperlukan.

    6. Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan.

    7. Sebagai pedoman kerja dan penilaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

    2.3.7 Tenaga Kerja

    Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam

    pelaksanaan suatu proyek, baik dari yang ahli/ profesional sampai tenaga kerja

    pemborong/ buruh. Penempatan tenaga kerja harus disesuaikan antara keahlian

    tertentu sehingga pekerjaan yang dihasilkan manjadi efisien dan efektif. Dalam

    pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut.

    1. Tenaga kerja ahli, adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek

    yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang

    penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga kerja

    lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan.

    Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana, sarjana muda

    dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing.

    2. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,

    misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan

    ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,

    menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi pekerjaan

    tenaga kerja bawahannya.

  • 35

    3. Tenaga tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara

    kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek tempat penulis kerja praktek

    dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mason),

    tukang kayu (carpenter), tukang las, dan tukang listrik (ME). Tukang besi

    mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan degan

    pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran dan

    pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala macam

    pekerjaan yang berhubungan dengan kayu baik bekesting hingga servis

    lainnya.

    4. Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan

    bahan, alat, dan lain lain.

    5. Tenaga keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek,

    prosedur penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada

    concrete mixer truck, concrete pump truck maupun truk bahan bangunan yang

    akan masuk ke lokasi proyek.

    2.3.8 Waktu dan Upah Kerja

    Pekerjaan yang dilakukan dinilai berhasil apabila telah sesuai dengan tujuan

    yang diharapkan (sesuai rencana). Setiap pekerjaan memerlukan disiplin kerja dari

    semua unsur proyek sehingga efisiensi kerja dan waktu dapat tercapai. Besarnya

    gaji yang diterima tenaga kerja harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dan

    dibayarkan tepat waktu.

    1. Waktu Kerja

    a. Waktu Kerja Biasa

    Jumlah hari kerja pada proyek pembangunan gedung Fakultas MIPA UII

    dalam 1 minggu adalah 6 hari, pada hari senin sampai sabtu. Sedangkan

    jumlah jam kerja dalam 1 hari adalah 8 jam, kelebihan jam kerja tersebut

    dianggap sebagai jam lembur dengan batasan waktu tertentu. Perincian jam

    kerja biasa adalah sebagai berikut :

    1) Jam 08.00 12.00 WIB Jam bekerja

    2) Jam 12.00 13.00 WIB Jam istirahat

    3) Jam 13.00 16.00 WIB Jam bekerja

  • 36

    b. Waktu Kerja Lembur

    Jam kerja lembur dilakukan apabila ada pekerjaan yang menuntut harus

    segera diselesaikan agar target bagian pekerjaan tersebut tercapai. Dalam

    proyek pembangunan gedung fakultas MIPA UII ini waktu kerja lemburnya

    terhitung apabila waktu kerja melebihi waktu kerja biasa (normal) yaitu dari

    setelah pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai.

    2. Upah Kerja

    Pembayaran upah tenaga kerja pada proyek pembanguanan gedung Fakultas

    MIPA UII ini adalahsebagai berikut :

    Pembayaran upah tenaga kerja adalah sebagai berikut :

    1. Tenaga kerja tetap, pembayaran upah dilaksanakan setiap akhir bulan.

    2. Tenaga kerja honorer, pembayaran upah dilaksanakan setiap minggu.

    3. Tenaga kerja harian, pembayaran upah dilaksanakan setiap satu minggu

    sekali.

    Sedangkan jam kerja lembur, pembayarannya diperhitungkan dari jumlah jam

    lembur.