bab ii materi haji dan umrah

19
Standar Kompetensi : Memahami hukum Islam tentang Haji dan Umrah . Kompetensi Dasar : Menyebutkan pengertian dan ketentuan haji dan umrah Memperagakan pelaksanaan ibadah haji dan umrah Sumber : makah2008.wordpress.com

Upload: evaariva

Post on 22-Jan-2018

2.378 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

Standar Kompetensi :

Memahami hukum Islam tentang Haji dan Umrah

.

Kompetensi Dasar :Menyebutkan pengertian dan

ketentuan haji dan umrahMemperagakan pelaksanaan ibadah

haji dan umrah

Sum

ber

: mak

ah20

08.w

ordp

ress

.com

Page 2: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

2

Setiap umat Islam pasti menginginkan suatu saat nanti bisa melaksanakan

ibadah haji ke tanah suci Makah, bukankah kamu juga menginginkannya?

Setidaknya bagi kita yang belum berkesempatan melakukan ibadah haji, tidak ada

jeleknya kalau kita mempersiapkan diri dengan mendalami hal-hal yang berkaitan

dengan tata cara pelaksanaan ibadah haji yang baik dan benar, sehingga saatnya

kita diberi kemampuan kita dapat melakukannya dengan benar. Nah, untuk

mendapatkan gambaran apa itu ibadah haji? kapan kita diwajibkan? Amalan-

amalan apa yang harus kita kerjakan dan apa saja yang harus kita hindari agar

haji kita mabrur? Mari bersama-sama kita perhatikan penjelasan-penjelasan

berikut ini.

A. HAJI

1. Pengertian

Menurut bahasa, hajji berarti menyengaja. Sedangkan menurut istilah, haji

adalah sengaja mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lainnya dengan niat

beribadah pada waktu tertentu dengan syarat-syarat dan dengan cara-cara

tertentu pula. Sayyid Sabiq dalam fiqh sunnah menjelaskan bahwa Hajji

adalah menyengaja ke Makkah untuk menunaikan ibadah thawwaf, sa’i,

wukuf di Arafah dan menunaikan rangkaian manasik dalam rangka

memenuhi perintah Allah dan mencari ridhaNya.

Mengerjakan haji hukumnya wajib ‘ain bagi orang yang telah memenuhi

syarat-syaratnya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:

...

Artinya,“….mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;

Pembiasaan :

Ajaklah siswa membaca Al Qur'an selama 5-10 menit sebelum memulai pelajaran agama islam. Bacaan bisa dipilih dari surah-surah yang berkaitan dengan materi pelajaran atau membaca bacaan-bacaan dalam salat.

Page 3: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

3

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha

Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (QS. Ali Imran,3:97).

Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup bagi

mereka yang telah memenuhi syarat-syarat wajib haji, selebihnya hukumnya

sunah. Karena Rasulullah sendiri selama hidupnya hanya melakukan ibadah

haji sekali saja.

2. Syarat wajib haji

Syarat wajib haji ialah syarat-syarat yang apabila terpenuhi, maka

wajiblah orang tersebut untuk melaksanakan haji. Sebaliknya apabila syarat-

syaratnya tidak terpenuhi, maka gugurlah kewajiban haji tersebut. Para ahli

fiqh sepakat bahwa syarat-syarat wajib seseorang untuk melaksanakan haji

adalah sebagai berikut:

a. Islam

b. Berakal sehat

c. Baligh (dewasa)

d. Merdeka, bukan hamba sahaya

e. Istitha’ah (mampu), baik biaya, kesehatan, maupun keamanan

dalam perjalanan.

3. Rukun haji

Ditinjau dari segi hukumnya, amaliah yang dilakukan dalam haji maupun

umroh dibedakan menjadi tiga, yaitu rukun, wajib, dan sunah haji yang

masing-masing sangat penting untuk dipahami oleh setiap orang yang hendak

melaksanakan haji.

Rukun Haji adalah perbuatan-perbuatan yang harus dilaksanakan

atau dikerjakan sewaktu melaksanakan ibadah haji, dan apabila ditinggalkan

ibadah hajinya tidak sah. Adapun amaliah haji yang merupakan rukun haji

itu, meliputi ihram, wukuf di Arafah, thawaf ifadah, Sa’i, tahallul dan tertib.

a. Ihram

Page 4: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

4

Ihram ialah berniat memulai mengerjakan haji atau umrah atau keduanya

sekaligus. Ihram wajib dimulai dari miqat zamani maupun miqat makani.

Sebelum memulai ihram disunnahkan mandi, membersihkan badan,

memotong kuku, mencukur kumis, dan memakai wangi-wangian pada tubuh

dan rambut. Setelah memakai pakaian ihram disunahkan shalat dua rakaat dan

selalu membaca talbiah.

1) Niat dari Miqat

Tempat niat Ihram haji adalah di miqat yang telah ditentukan. Apabila

jama’ah haji melewati miqat yang telah ditentukan (misalnya Bandara

King Abdul Aziz di Jeddah) dan tidak niat ihram maka dia wajib

membayar dam seekor kambing, atau dapat kembali lagi ke miqat yang

dilewati tadi atau mengambil miqat terdekat dari tanah haram (minimal 2

marhalah sekitar 89.04 km) apabila belum melaksanakan urutan kegiatan

dalam haji berikutnya. Adapun niat haji itu apabila dilafazkan adalah :

2) Pakaian Ihram

- Bagi pria, memakai dua helai kain yang tidak terjahit, satu

diselendangkan dan satu lagi sarungkan. Pakaian ihram disunatkan yang

berwarna putih. Boleh memakai ikat pinggang yang tidak disimpul

mati, tetapi tidak boleh memakai baju dan celana dalam.

- Bagi wanita, memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali

muka dan kedua telapak tangan.

3) Larangan selama Ihram

a. Bagi Pria, dilarang: memakai pakaian yang berjahit /pakaian biasa,

memakai sepatu yang menutupi mata kaki, dan menutup kepala yang

melekat seperti topi, tetapi kalau tidak melekat seperti payung boleh.

b. Bagi wanita dilarang: berkaus tangan dan menutup muka (memakai

cadar)

c. Bagi Pria dan wanita dilarang: memakai wangi-wangian, kecuali yang

dipakai sebelum ihram, memotong kuku, mencukur / mencabut rambut

atau bulu badan, memburu /membunuh binatang dengan cara apapun,

Page 5: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

5

meminang wanita untuk dinikahi, menikah, bercumbu atau bersetubuh,

mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor, dan

memotong/mencabut pepohonan di tanah haram.

4) Dam/Fidyah

Ketentuan dam bagi yang melanggar larangan ihram adalah sebagai

berikut :

a. Jika melanggar larangan ihram berupa mencabut atau memotong

rambut , memotong kuku, memakai pakaian yang berjahit bagi laki-

laki, menutup muka atau memakai sarung tangan bagi wanita, memakai

wangi-wangian bagi laki-laki /wanita maka wajib membayar

dam/fidyah dengan jalan memilih diantara menyembelih seekor

kambing, bersadaqah setengah sha’ (=2 mud kurang lebih 1 1/2 kg

beras/makanan yang mengenyangkan) atau berpuasa 3 hari.

b. Jika melanggar larangan ihram berupa membunuh hewan kecuali ular,

tikus dan lain-lain yang membahayakan maka wajib membayar

dam/fidyah menyembelih hewan yang persamaannya, atau bersedekah

dengan makanan seharga hewan tersebut . Apabila tidak mampu boleh

diganti dengan puasa. Bilangan puasanya disesuaikan menurut

banyaknya makanan yang mesti disediakan, yaitu satu hari puasa sama

dengan satu mud makanan (kurang ¾ kg)

c. Jika suami istri nelanggar ihram dengan bersetubuh sebelum tahallul

awal maka batal hajinya dan wajib membayar kafarat menyembelih

seeokor unta atau sapi.

d. Jika suami istri melanggar larangan ihram dengan bersetubuh setelah

tahallul awal maka tidak batal hajinya tetapi wjaib membayar dam yaitu

menyembelih seekor unta atau sapi.

e. Jika mengadakan akad nikah di waktu ihram maka pernikahannya itu

batal, yang bersangkutan tidak membayar dam.

Page 6: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

6

b. Wukuf di Arafah

Wukuf adalah hadir dan berada di padang Arafah yang dilakukan pada

waktu yang telah ditentukan, yaitu mulai tergelincirnya matahari tanggal 9

Dzulhijjah sampai terbitnya fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Artinya orang yang

sedang mengerjakan haji wajib berada di padang Arafah pada waktu tersebut.

Hal ini didasarkan pada sabda rasulullah SAW

)

Artinya,”Dari Abdurrahman bin Ya’mur, bahwasannya Rasulullah SAW

bersabda: Haji itu wukuf di Arafah. Barang siapa yang datang pada

tanggal 10 Dzulhijjah sebelum terbit fajar, sesungguhnya ia telah

mendapatkan waktu yang sah (haji). (HR. Ahmad dan ashhabus

Sunan).

Wukuf dilakukan setelah shalat jama’ taqdim zhuhur dan ashar.

Wukuf dapat dilaksanakan dengan berjamaah atau sendiri-sendiri, dengan

memperbanyak dzikir, istighfar, dan do’a. Sesuai dengan sunnah Rasul,

wukuf dilakukan dengan berjamaah kemudian diberikan khutbah. Dalam

wukuf, jama’ah haji tidak disyaratkan suci dari hadats. Oleh karena itu

wanita-wanita yang sedang haid atau nifas boleh melakukan wukuf.

Pelaksanaan wukuf jamaah yang sakit dilakukan dengan pelayanan khusus

sesuai dengan kondisi kesehatannya, yang penting berada di Arafah

sebagaimana yang telah diisyaratkan Rasul. Bagi yang tidak melakukan

wukuf di Arafah -- apapun alasannya -- hajinya tidak sah. Berarti masih

berkewajiban melaksanakan haji di tahun-tahun berikutnya apabila memiliki

kemampuan.

c. Thawaf Ifadhah

Thawaf adalah perbuatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Thawaf ada empat macam yaitu thawaf rukun yang disebut thawaf ifadhah,

sehingga apabila ditinggallkan atau tidak dikerjakan hajinya tidak sah/batal.

Page 7: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

7

Sedangkan tiga yang lainnya adalah thawaf qudum (thawaf selamat datang),

thawaf wada’ (thawaf selamat tinggal) yang oleh madzhab syafi’i

dimasukkan sebagai wajib haji sehingga apabila ditinggalkan dikenakan dam,

serta thawaf Tathawwu’ atau thawaf sunah.

Adapun syarat-syarat orang yang melakukan thawaf adalah sebagai

berikut :

a. Suci dari hadats (hadats kecil maupun besar) dan najis.

b. Menurut aurat.

c. Sempurna tujuh kali putaran. Apabila ragu mengenai jumlah

putarannya maka hitunglah jumlah yang sedikit, kemudian tambah

putarannya sampai mencukupi tujuh kali.

d. Thawaf dimulai dari hajar Aswad dan diakhiri pula di hajar Aswad.

e. Ka’bah berada di sebelah kiri orang yang thawaf, apabila berada di

sebaliknya maka thawafnya tidak sah.

f. Thawaf itu di luar Ka’bah dan masih berada di dalam Masjidil

haram

d. Sa’i

Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak

tujuh kali. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW, yang artinya:” Dari

Habibah binti Abi Tajrâh – salah seorang wanita dari Bani Abdi al-Dar—ia

berkata, saya masuk ke rumah keluarga Abî Husain bersama wanita qurays,

kami melihat rasulullah sedang melakukan sa’i antara Shafa dan

Marwah......, lalu kami mendengar Rasulullah bersabda bersa’ilah kalian,

sesunggunya Allah telah mewajibkan atas kalian yaitu Sa’i (HR. Ibn Majah,

Ahmad dan Asy-Syafi’i).

Adapun syarat-syarat Sa’i adalah sebagai berikut:

a. Waktu sa’i hendaknya dilakukan setelah thawaf.

b. Sa’i hendaknya dilakukan tujuh kali.

c. Sa’i dimulai dari Shafa dan diakhiri di Marwah

Page 8: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

8

e. Tahallul (Mencukur/Memotong rambut).

Mencukur rambut adalah salah satu rukun haji yang berfungsi sebagai

bagian dari tahallul (penghalal) terhadap beberapa hal yang diharamkan

dalam haji.

Dalam mencukur rambut paling sedikit tiga helai rambut. Bagi wanita

tidak perlu mencukur rambut tetapi cukup memotong atau digunting. Hal ini

didasarkan pada hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

dan Muslim, Rasulullah bersabda ” Semoga Allah merahmati orang-orang

yang mencukur rambut (Muhallaqin), lalu para sahabat bertanya apa juga

termasuk orang yang memotong rambut ya Rasul, yang diulang-ulang

sampai tiga kali. Beliau pun mengulang jawaban sampai tiga kali, Allah

merahmati orang yang mencukur, baru beliau menjawab yang keempat

kalinya, semoga juga orang yang memotong rambut (muqashirin)”. (HR.

Bukhari dan Muslim).

Sebab dari diulang-ulangnya doa yang diucapkan Rasulullah bagi orang-

orang yang mencukur (muhallaqin), menandakan bahwa mencukur atau

memotong rambut itu wajib dilakukan, seperti hadits tersebut di atas. Hal itu

juga diisyaratkan oleh al-Qur’an dalam surat al-Fath (48) ayat 27. Adapun

orang melakukan pemotongan itu haruslah orang lain yang sudah haji atau

sudah tahalul lebih dahulu.

f. Tertib Rukun

Menertibkan rukun artinya mendahulukan rukun yang semestinya lebih

dahulu dikerjakan. Seperti mendahulukan ihram dari rukun-rukun lain,

mendahulukan wukuf di Arafah daripada thawaf, mendahulukan Sa’i daripada

bercukur (tahallul).

Page 9: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

9

4. Wajib Haji

Wajib haji adalah ketentuan-ketentuan haji baik berupa perbuatan maupun

perkataan yang wajib dilaksanakan dalam ibadah haji, jika ditinggalkan

hajinya tetap sah tetapi wajib membayar dam (denda). Wajib haji itu meliputi

Ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, melempar jumrah,

menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang selama ihram, serta thawaf wada’.

1) Ihram dari Miqat.

Disini yang menjadi wajib haji adalah dari miqat-nya dan bukan

ihramnya karena ihram sendiri termasuk rukun haji. Yang dimaksud

Miqat adalah tempat dan waktu yang ditentukan untuk mengerjakan haji.

Ihram dari miqat artinya niat haji dan atau umrah dari miqat, baik miqat

makani maupun miqat zamani. Diantara miqat makani (tempat memulai

ihram) adalah Bir Ali, Ji’ronah, Tan’im, dan Bandara King Abdul ’Aziz.

2) Mabit (bermalam) di Muzdalifah

Secara harfiah mabit berarti bermalam. Sedangkan menurut istilah, mabit

di muzdalifah adalah berada di Muzdalifah hingga lewat tengah malam,

boleh dalam kondisi jaga maupun tidur. Mabit di Muzdalifah dilakukan

setelah wukuf di Arafah, yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9

Dzulhijjah. Pada saat mabit di Muzdalifah biasanya dipergunakan untuk

mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah guna melempar

jumrah. Jamaah haji yang tidak melakukan mabit di Muzdalifah

diwajibkan membayar dam.

3) Melontar Jumrah

Melontar jumrah yaitu melontar tugu/jumroh yang telah ditentukan

sebanyak tujuh kali lontaran dengan menggunakan kerikil/batu kecil.

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, melontar jumroh yang wajib dilakukan

jamaah haji hanyalah melontar jumroh ’aqabah sebanyak tujuh kali

lontaran hingga mengenai tugu aqabah atau minimal masuk pada

Page 10: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

10

kubangan yang ada pada tugu tersebut dengan niat mengusir syaitan.

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tahallul awal yang ditandai

dengan pemotongan rambutnya oleh orang yang sudah berhaji guna

memperoleh halalnya semua larangan-larangan haji, selain larangan

bersetubuh. Adapun waktu yang syah untuk melontar dimulai setelah

lewat tengah malam sampai terbenam matahari, sedangkan waktu yang

paling utama dalam melontar jumrah Aqabah adalah waktu dhuha.

Sedangkan melontar jumroh yang disyariatkan pada tanggal 11, 12,

dan 13 Dzulhijjah, pada setiap harinya ada tiga jumroh yaitu jumroh ula,

jumroh wustha, dan jumroh ’aqabah yang utamanya dilaksanakan sesudah

tergelincir matahari (matahari mulai condong ke barat). Masing-masing

jumroh dilontar sebanyak tujuh kali, dengan setiap lontaran satu kerikil.

Melontar jumroh itu boleh hanya sampai pada tanggal 12 Dzulhijjah saja

lalu kembali ke Mekkah yang disebut nafar awal. Dan bagi orang yang

ingin menyempurnakannya sampai tanggal 13 Dzulhijjah disebut nafar

tsani.

4) Mabit (bermalam) di Mina.

Pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah diwajibkan bermalam di Mina atau

berada di Mina hingga lewat tengah malam. Bagi yang nafar awal boleh

bermalam di Mina hanya pada malam 11 dan 12 Dzulhijjah saja.

5) Menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang (muharramat).

Menjauhkan diri dari muharramat artinya meninggalkan atau

menghindarkan diri dari melakukan hal-hal yang terlarang dalam haji.

Orang yang melanggar hal-hal yang terlarang, wajib baginya membayar

denda (dam).

6) Thawaf Wada’

Thawaf Wada’ (thawaf perpisahan) dilakukan ketika akan meninggalkan

baitullah di Mekkah. Cara melakukannya sama dengan thawaf yang lain,

yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.

Page 11: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

11

5. Sunah haji

Sunah haji adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan dalam haji

guna kesempurnaan ibadah haji dan apabila ditinggalkan hajinya tetap syah.

Adapun hal-hal termasuk sunnah haji, yaitu:

1) Membaca talbiyah dengan suara nyaring bagi laki-laki dan dibaca dengan

suara pelan bagi perempuan. Waktu membacanya yaitu sejak ihram sampai

saat melempar jumrah ’aqabah pada hari raya qurban. Lafadz talbiyah

sebagai berikut:

Artinya, “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku

datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu,

aku penuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan

kebesarannya untuk-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu”.

2) Membaca shalawat dan do’a sesudah membaca talbiyah.

3) Melaksanakan thawaf qudum. Thawaf qudum disebut juga dengan thawaf

talbiyah, karena thawaf ini adalah thawaf penghormatan kepada Ka’bah.

4) Masuk ke Ka’bah (baitullah) dari Hijir Ismail. Hal ini sesuai hadits yang

diriwayatkan oleh Baihaqi.

6. Cara Mengerjakan Haji

Setiap orang yang menunaikan kewajiban rukun islam yang kelima,

sebenarnya tidak hanya wajib melaksanakan haji saja melainkan juga wajib

melaksanakan umroh, sehingga keduanya merupakan dua rangkaian ibadah

yang tak terpisahkan dalam haji.

Sedangkan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah dapat dibagi 3

macam cara pelaksanaan, yaitu :

a. Haji ifrad yaitu menunaikan haji terlebih dahulu kemudian umrah.

Page 12: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

12

b. Haji tamattu yaitu menunaikan ibadah umroh terlebih dahulu kemudian

ibadah haji sampai selesai.

c. Haji iqran yaitu menggabungkan pelaksanaan ibadah haji dan umrah

sekaligus dalam satu rangkaian amalan haji.

B. UMRAH

Secara bahasa umrah berarti ziarah. Sedang menurut istilah umrah

adalah ziarah ke ka’bah, thawaf, sa’i dan tahallul. Atau dengan pengertian

lain, bahwa umrah adalah ibadah yang dilakukan dengan ihram dari miqat,

kemudian thawaf, sa’i dan diakhiri dengan tahallul (mencukur/mengunting

rambut) serta dilakukan dengan tertib. Jika haji hanya diwajibkan sekali

dalam seumur hidup dan waktunya tertentu saja. Maka Umrah dapat

dikerjakan sewaktu-waktu di luar waktu mengerjakan haji.

Adapun syarat-syarat melakukan umrah adalah sebagai berikut :

1. Islam

2. Baligh (dewasa)

3. Berakal sehat

4. Merdeka, bukan hamba sahaya

5. Istitha’ah (mampu).

Selain syarat-syarat yang harus dipenuhi, dalam ibadah umrah juga

ada rukun dan wajib umrah. Rukun umrah meliputi:

1. Ihram

2. thawaf umrah

3. sa’i

4. bercukur

5. tertib melaksanakan

Rukun umrah tidak boleh ditinggalkan. Jika rukun umrah tidak

dipenuhi maka umrahnya tidak sah. Sedang yang menjadi wajib umrah adalah

:

Page 13: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

13

1. Ihram dari miqat

2. tidak berbuat yang diharamkan pada waktu melaksanakan ibadah

umrah.

Apabila melanggar ketentuan wajib umrah, maka ibadah umrahnya tetap sah,

tetapi yang bersangkutan diharuskan membayar dam (denda).

Hal penting yang perlu diketahui adalah tata cara pelaksanaan umrah.

Urutan pelaksaan umrah adalah sebagai berikut :

1. Ihram dari miqat, kemudian shalat sunnah ihram.

2. Menuju ke Mekkah dengan membaca talbiyah.

3. Menuju ke Masjidil Haram, mengerjakan thawaf sebanyak tujuh kali

putaran. Setelah selesai thawaf disunnahkan shalat dua raka’at di

maqam Ibrahim.

4. Setelah keluar menuju Shafa untuk mengerjakan sa’i sebayak tujuh

kali yang berakhir di bukit Marwah.

5. Setelah selesai sa’i, kemudian tahallul.

Page 14: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

14

• Ibadah Haji adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim yang mampu

(istitha’a) untuk mengunjungi Baitullah di Mekkah, sekali seumur hidup.

• Syarat-syarat haji adalah: Islam, berakal sehat, baligh (dewasa), merdeka,

bukan hamba sahaya dan Istitha’ah (mampu).

• Rukun haji meliputi: ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa’i, tahallul dan

tertib.

• Wajib haji meliputi: ihram dari miqat, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina,

melontar jumroh ula, wustha dan ’aqabah, menjauhkan diri dari larangan

(muharramat) dan thawaf wada’.

• Pelaksanaan ibadah haji dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara,

yaitu tamattu’, ifrad dan qiran.

• Dam berarti darah, maksudnya menyembelih binatang ternak sebagai

denda disebabkan melanggar larangan-larangan haji atau meninggalkan

wajib haji.

• Umrah adalah ziarah ke Mekkah dengan memenuhi syarat dan rukunnya.

Syarat umrah yaitu; Islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka, bukan

hamba sahaya dan istitha’ah (mampu. Sedang rukun meliputi: ihram,

thawaf umrah tahallul dan tertib. Sementara Wajib umrah adalah ihram

dari miqat dan tidak berbuat yang diharamkan pada waktu melaksanakan

ibadah umrah.

Page 15: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

15

• Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan

Allah dan Masjidilharam yang Telah kami jadikan untuk semua manusia,

baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang

bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan

kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.

• Dan (ingatlah), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat

Baitullah (dengan mengatakan): "Janganlah kamu memperserikatkan

sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu Ini bagi orang-orang

yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-orang yang ruku'

dan sujud.

• Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka

akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang

kurus (Unta yang kurus menggambarkan jauh dan sukarnya yang

ditempuh oleh jemaah haji yang datang dari segenap penjuru yang jauh

Haji : menyengaja berkunjung

Umrah : ziarah

Istitha’ah : mampu

Tawaf : mengelilingi ka’bah

Page 16: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

16

Haji Mabrur : haji yang diterima

Qudum : permulaan

Wada’ : perpisahan

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling

tepat !

1. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke ….

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

2. Jamaah haji yang mengerjakan ibadah haji dan umrah bersama-sama, berarti

dia mengerjakan ibadah haji dengan cara ….

a. ifrad

b. tamatu’

c. qiran

d. wada’

3. Rukun haji yang bukan merupakan rukun umrah adalah ….

a. Wukuf

b. Sa’i

c. Tahalul

d. Tawaf

Page 17: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

17

4. Perbedaan tempat yang wajib dikunjungi pada waktu pelaksanaan haji dan

umrah adalah ….

a. Marwa

b. Mina

c. Makkah

d. Arafah

5. Miqat dalam istilah haji adadua macam, yaitu .....

a. Waktu dan cara

b. Bacaan dan cara

c. Makani dan zamani

d. Makani dan lisani

6. Tawaf yang dilakukan ketika jamaah haji tiba di kota Makkah disebut tawaf

....

a. jamaah

b. Qudum

c. Wada’

d. ibadah

7. Amalan ibadah haji yang wajib dikerjakan, tetapi jika lupa dapat diganti

dengan dam disebut ....

a. rukun haji

b. wajib haji

c. sunnah haji

d. larangan haji

8. Dibawah ini yang termasuk larangan haji adalah ....

a. berbicara dengan sengaja

b. menutup kepala bagi laki-laki

c. menutup kepala bagi wanita

d. tidak melakukan wudlu

9. Waktu pelaksanaan ibadah umrah adalah ....

a. Bulan Dzulhijjah

b. Bulan Ramadan

Page 18: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

18

c. Bulan Syawal

d. Kapan saja

10. Kewajiban melakukan ibadah haji dan umrah bagi umat Islam selama

hidupnya sebanyak ....

a. Satu kali

b. Dua kali

c. Tiga kali

d. Empat kali

A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

1. Kata haji menurut bahasa berarti .....

2. Niat disertai memakai pakaian ihram disebut .....

3. Shalat arba’in biasanya dikerjakan jamaah haji di masjid ....

4. Lari-lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwa disebut ....

5. Tujuan orang melakukan ibadah haji dan umrah adalah .....

B. Pasangkan kalimat di bawah sehingga menjadi benar!

1 Syarat orang berhaji A Tawaf2 Rukun haji B Mabit di Mina3 Tahalul C Istita’ah4 Wajib haji D Memotong rambut5 Larangan haji E Membaca talbiyah

C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. Jelaskan pengertian haji dan umrah!

2. Apa yang dimaksud dengan rukun haji itu? Apa saja yang termasuk

rukun haji?

3. Jelaskan perbedaan antara rukun haji dan wajib haji!

4. Jelaskan cara-cara yang dibenarkan dalam melakukan ibadah haji dan

umrah!

5. Sebutkan perbedaan antara ibadah haji dan umrah itu!

TUGAS INDIVIDU

Buatlah denah atau rute perjalanan ibadah haji mulai berangkat dari Indonesia

sampai kembali ke tanah air, beserta ibadah apa yang dikerjakan di masing-

masing tempat yang dilalui

Page 19: BAB II MATERI HAJI DAN UMRAH

19

TUGAS KELOMPOK

Buatlah kelompok, dan cobalah praktekkan tata cara pelaksanaan ibadah haji

di masjid/mushallla sekolah kalian dengan bimbingan Bapak/Ibu Guru