bab ii laporan akhir studio proses desa gapuk

28
II.1 Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013 BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Pengertian Desa Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada daerah yang secara struktur dan administrasinya memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan suatu negara, sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani, namun sebenarnya mata pencahariian penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang ada. Terdapat beberapa pengertian atau definisi tentang desa antara lain : - Desa merupakan suatu daerah yang memiliki system kemasyarakatan yang erat dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dibidang agraris (warpani, 1984). Permukiman manusia yang letaknya diluar kota dan penduduknya agraris (Bintarto, 1987). - Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal- usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan pedesaan atau yang disebut desa adalah kawasan yang mempunyai Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Upload: ichymaru-otsuky-yukimura

Post on 20-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

BAB II STUDIO PROSES PERENCANAAN DESA GAPUK KECAMATAN GERUNG KAB. LOMBOK BARAT

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.1Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Pengertian Desa

Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada daerah yang secara

struktur dan administrasinya memiliki peranan yang sangat penting bagi

perkembangan suatu negara, sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian

sebagai petani, namun sebenarnya mata pencahariian penduduk sangat

dipengaruhi oleh faktor alam yang ada. Terdapat beberapa pengertian atau definisi

tentang desa antara lain :

- Desa merupakan suatu daerah yang memiliki system kemasyarakatan yang

erat dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian dibidang

agraris (warpani, 1984). Permukiman manusia yang letaknya diluar kota

dan penduduknya agraris (Bintarto, 1987).

- Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desa,

disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan pedesaan atau yang disebut desa

adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk

pengelolaan SDA, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

pemukiman, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan social, dan kegiatan

ekonomi.

2.2. Karakter Umum Desa

2.2.1 Karakteristik permukiman desa

Karakteristik permukiman didesa (UPI Direktori, 2010):

Fisik lingkungan desa yang mencerminkan pola kehidupan dan

kebudayaan masyarakat setempatJalan masuk lingkungan yang tidak

mempunyai pembatas antara pejalan kaki dan lalu lintas kendaraanAda

identitas tertentu

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 2: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.2Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

2.2.2 Karakteristik fisik desa

Karakteristik Desa dibagi menjadi dua (UPI Direktori, 2010):

Karakteristik Fisik Dasar

i. Letak Geografis dan Administratif

ii. Klimatologi

iii. Topografi dan Kemiringan Lereng

iv. Geologi dan Tanah

v. Sumber Daya Air Permukaan dan Air Tanah

vi. Sumber Daya Alam Lainnya

Karakteristik Fisik Binaan

i. Bangunan-bangunan

ii. Tata guna lahan

iii. Infrastruktur Desa

2.2.3 Karakteristik sosial desa

Karakteristik sosial menurut Soerjono (1990):

o Hubungan masyarakat yang erat dan mendalam

o Cara bertani masyarakat desa yang masih sangat tradisional dan

tidak efisien

o Golongan orang tua pada masyarakat memegang peranan penting

o Pengaruh tokoh masyarakat lebih besar dari penguasa

2.2.4 Karakteristik ekonomi desa

Karakteristik ekonomi masyarakat pedesaan (Bintarto, 1977):

o Ketergantungan kepada kota dalam hal pemasaran dan modal

o Lapangan kerja utama disektor pertanian dan pengolahan hasil dari

pertanian

o Teknologi sederhana, skala kecil dan menengah, permasalahan

modal dan pemasaran.

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 3: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.3Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

2.3 Karakteristik sarana dan prasarana desa

Untuk dapat menjalankan aktifitas sehari-hari, masyarakat

pedesaan memerlukan sarana prasarana yang menunjang aktifitas

mereka (UPI- Perencanaan Desa, 2010) meliputi:

2.3.1 Fasilitas pendidikan.

Standart prasarana pendidikan pedesaan yang tersedia hanya dari Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar (Jayadinata, 1992), sebagai berikut:

o Satu ruang untuk 20-25 murid Taman Kanak-kanak (TK) dan

seorang guru untuk satu ruang TK;

o Satu Sekolah Dasar (SD) untuk 1500 penduduk, satu ruang untuk

40 murid;

o Satu Sekolah Menengah untuk tiga sampai lima SD.

2.3.2 Fasilitas rekreasi, yang bersifat indoor maupun outdoor.

2.3.3 Fasilitas kesehatan

Tabel 2.l. Sarana Prasarana Kawasan Pedesaan

No.

Jenis Minimal Penduduk Pendukung (orang)

Lokasi Luas Tanah (m2)

1. Balai pengobatan

3000 Di tengah kelompok perumahan tidak menyebrang jalan lingkungan

3000

2. Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak dan Rumah Bersalin (BKIA dan Rumah Bersalin)

10000 Di tengah kelompok perumahan tidak menyeberang jalan

1600

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 4: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.4Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

3. Puskesmas 30000 Di pusat lingkungan, mengelompok dengan pelayanan pemerintah dan sosial

1200

4. Puskesmas dan Balai pengobatan

120000 Di pusat kecamatan

2400

5. Rumah Sakit Wilayah

240000 Di tempat yang tenang, tidak terdapat sumber penyakit

26400

6. Tempat dokter praktek

5000 Di tengah kelompok perumahan, tidak menyebrang jalan lingkungan

Bersatu dengan tempat tinggal

7. Apotek 10000 Di pusat RW atau Lingkungan

350

Sumber : Jayadinanti, 1992

2.3.1 Fasilitas keagamaan

Fasilitas ini diadakan untuk menunjang kegiatan keagamaan di

desa (Jayadinata, 1992), seperti:

1. Satu langgar (mushola) untuk 50-500 penduduk;

2. Satu masjid untuk 200-2500 penduduk (tiap RW atau RK: 1

masjid)

2.3.2 Fasilitas/bangunan umum seperti kantor desa, balai desa, kantor

koperasi dan lain-lain.

2.3.3 Fasilitas ekonomi (Jayadinata, 1992), meliputi:

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 5: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.5Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

1. Pasar, 2 petak jualan untuk tiap 1000 orang penduduk dengan luas

minimal 200 m2 untuk 1000 orang penduduk;

2. Toko, 2 toko untuk tiap 1000 orang penduduk dengan luas minimal

400 m2 untuk tiap 1000 orang penduduk

2.3.4 Fasilitas jaringan

Fasilitas jaringan meliputi sanitasi, transport dan komunikasi.

Standart Perencanaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum ada

dalam UU tahun 2011-01-11 pada paragraph ke-tiga.

Untuk standart jalan di kawasan pedesaan mengacu pada Petunjuk

Perencanaan Teknis Jalan Desa No.007/T/Bt/1995 dari Direktorat Jendral Bina

Marga diketahui standart kriteria perencanaan geometri jalan desa dan jenis

perkerasan jalan, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria Perencanaan Jalan

Jenis Perkerasan Krikil/Teflon/Tanah

Kemiringan Medan (Terrain) Datar Bukit

Kelandaian (%) 8 10

Lebar Perkerasan (m)

3,5 3,5

Lebar Bahu Jalan (m)

Disarankan 1,5 1,5

Minimum 1 1

Lebar Badan Jalan (m)

6,5 6,5

Daerah Milik Jalan (m)

Disarankan 8

Minimum 6,5

Sumber: Direktorat Jendral Bina Marga,1995

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 6: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.6Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

Untuk sanitasi pedesaan secara umum terdapat tiga saluran mulai dari hulu

sampai hilir dimana saluran-saluran tersebut nantinya akan membentuk suatu

Daerah Aliran Sungai (DAS).

Dirunut dari hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran saluran

pengumpul (collector drain), saluran pembawa (convenyor drain), saluran induk

(main drain). (Suripin, 2004). Dimana penjelasannya dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Collector Drain (Drainase Tersier) adalah saluran yang berfungsi sebagai

pengumpul debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan

akhirnya dibuang ke saluran Conveyor (pembawa). Collector Drain ini

berasal dari limbah rumah tangga.

2. Conveyor Drain (Drainase Sekunder) adalah saluran yang berfungsi

sebagai saluran pembawa air buangan dari suatu daerah ke lokasi

pembuangan tanpa membahayakan daerah yang dilalui. Conveyor Drain

merupakan penghubung antara Collector Drain dengan Main Drains.

3. Main Drains adalah saluran berupa anak sungai yang membawa seluruh

air buangan ke tempat pembuangan akhir (sungai).

2.4 Pola Permukiman Desa

Faktor-faktor yang memepengaruhi pola persebaran permukiman menurut Singh

(1969) adalah sebagai berikut:

Faktor fisik mencakup relief, sumber air, jalur drainase, dan kondisi

tanah

Faktor sosial ekonomi meliputi tata guns lahan, penyakapan tanah,

rotasi tanaman, transportasi dan komunikasi, serta kepadatan penduduk

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 7: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.7Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

Faktor sejarah dan tradisi seperti sejarah terbentuknya permukiman,

kebiasaan penduduk melakukan migrasi, maupun kebiasaan penduduk

yang mengacu kepada adat dalam kaitannya dengan membangun tempat

tinggal.

Berikut ini merupakan pola permukiman desa Dilihat dari tingkat penyebaran

penduduknya menurut S. D. Misra dalam UPI Direktori, 2001.

1. Compact Settlements (pemukiman yang mengelompok): Adanya

permukiman yang mengelompok disebabkan beberapa faktor yang

menyebabkan manusia bermukim secara mengelompok.

2. Fragmented Settlements (pemukiman yang tersebar): Pemukiman yang

tersebar disuatu desa disebabkan oleh beberapa faktor.

2.5 Penggunaan Lahan di wilayah Pedesaan

Menurut Direktur Jenderal Pembangunan Desa, wilayah pedesaan mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut :

Perbandingan tanah dengan manusia (man land ratio) yang besar

Lapangan kerja agraris

Hubungan penduduk yang akrab

Sifat yang menurut tradisi atau tradisional

2.5.1 Pertanian

Sistem pertanian dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

1. System Ladang: Merupakan sistem pertanian yang paling primitif. Suatu

sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam.

2. System tegal pekarangan: Berkembang di lahan-lahan kering, yang jauh

dari sumber-sumber air yang cukup.

3. System sawah: Merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam

pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi

yang tinggi, sehingga kesuburan tanah dapat dipertahankan.

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 8: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.8Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

4. System perkebunan: Terdiri dari perkebunan rakyat maupun perkebunan

besar (estate) yang dulu milik swasta asing dan sekarang kebanyakan

perusahaan negara, berkembang karena kebutuhan tanaman ekspor.

2.5.2 Peternakan

Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan

hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.

Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan

peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan

adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen pada

faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara optimum.

2.9.3 Kehutanan

Umumnya kehutanan yang meliputi tanah yang luas adalah milik negara. Macam

– macam hutn terdiri dari:

1. Cagar alam

2. Hutan lindung

3. Hutan produksi

4. Hutan rekreasi

2.5.4 Industri

Industri adalah areal tanah yang digunakan untuk kegiatan ekonomi

berupa pengelolaan barang baku menjadi barang jadi atau setengah jadi dan atau

barang setengah jadi menjadi barang industry manufaktur.

2.6 Rencana Spasial Pedesaan

Pedesaan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk rendah

dengan kegiatan utama adalah agraris (usaha tani). Kehidupan di desa identik

dengan sifat tradisional berbeda dengan kota yang bersifat modern. Segala

kegiatan dilakukan dengan tradisional bahkan di dalamnya terdapat unsure budaya

yang masih diterapkan dati masa ke masa. (Bintarto, 1987)

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 9: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.9Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

Tetapi kesan tradisional yang terdapat di pedesaan, belum tentu

pencemaran lingkungan dan exploitasi sumber daya alamnya lebih rendah

daripada perkotaan. Hal ini dapat disebabkan beberapa factor, seperti kurangnya

informasi dan pengetahuan mengenai limbah pestisida yang berlebih. Untuk

menghindari hal tersebut, perlu adanya perencanaan desa yang dapat

mensejahterakan masyarakat, ikut berkembang sesuai peradaban, meningkatkan

ekonomi pedesaan, dan memperbaiki infrastruktur desa tanpa merusak

kebudayaan desa yang telah ada dan tetap melestarikan sumber daya alam yang

dimiliki. Sehingga perencanaan tersebut dapat menyeimbangkan antara

pembangunan, interaksi masyarakat (budaya), dan pertumbuhan lingkungan

pedesaan menjadisuistanable development. Perencanaan spasial pedesaan

tersebut:

2.6.1 Esensi penataan ruang wilayah pedesaan

Kawasan pedesaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama

pertanian, termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi

kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan,

pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. (UU No.26 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 23,

Penataan Ruang)

Penataan ruang kawasan desa merupakan salah satu jenis penataan ruang

yang didasari kegiatan kawasannya karena kegiatan kawasan ini merupakan

pertanian.

Rencana tata ruang kawasan pedesaan yang merupakan bagian wilayah

kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten. Rencana tata

ruang kawasan pedesaan diselenggarakan pada :

1. Kawasan pedesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten;

2. Kawasan yang secara fungsional bercirikan pedesaan yang

mencangkup dua atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih

wilayah propinsi.

Dimana Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota memiliki wewenang dalam

penyelenggaraan penataan ruang meliputi: pengaturan, pembinaan, dan

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 10: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.10Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

pengawasan terhadap pelaksanaan penataan rauang wilayah kabupaten/kota dan

kawasan strategis kabepaten/kota; pelaksanaan penataan ruang wilayah

kabupaten/kota; pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota;

dan kerjasama penataan ruang antarkabupaten/kota.

Tujuan penyelenggaraan perencanaan desa yang sesuai dengan UU No. 26

Tahun 2007 Pasal 48 :

1. Pemberdayaan masyarakat pedesaan;

2. Pertahanan kualitas lingkungan setempat dan wilayah yang

didukung;

3. Konservasi sumber daya alam;

4. Pelestarian warisan buada lokal;

5. Pertahanan kawasan lahan abadi pertanianpangan untuk ketahanan

pangan

6. Penjagaan keseimbangan pembangunan pedesaan perkotaan.

2.6.2 Sistem penataan ruang wilayah pedesaan

Berdasarkan UU no. 26 tahun 2007, tingkatan penataan ruang dari yang

tingkatan global hingga tingkatan lokal, yaitu Penataan Ruang Wilayah Nasional,

Penataan Ruang Wilayah Propinsi, Penataan Ruang Wilayah Kota/Kabupaten, dan

Penataan Ruang Wilayah Desa. Penataan ruang wilayah desa mengarah pada

pemataan ruang wilayah kabupaten/kota dan Rencana Umum Tata Ruang Desa

(RUTR) dan berlandaskan pada Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Desa untuk

merencakan wilayah pedesaan yang lebih detail. Rencana Tata Lingkungan (RTL)

Desa yang mengarah pada RDTR Desa sebagai pedoman perencanaan secara

arsitektural.

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGIPENATAAN RUANG

Bagian Kesatu

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 1

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 11: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.11Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang

wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sebagai kawasan

pengembangan agroindustri dan pariwisata untuk meningkatkan daya saing

daerah.

Bagian Kedua

Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 2

(1) Untuk menjadikan tujuan penataan ruang wilayah kabupaten tercapai perlu

disusun kebijakan penataan ruang kabupaten.

(2) Kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. pengembangan wilayah yang berbasis pertanian tanaman pangan dan

holtikultura;

b. peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep

agroindustri;

c. pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan

budaya;

d. pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan

ramah lingkungan, berkelanjutan, dan menerapkan prinsip-prinsip

pertambangan yang baik dan benar;

e. penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan yang

menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, wisata dan potensi

sumber daya lainnya;

f. pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung pemasaran

hasil pertanian, wisata dan potensi sumber daya lainnya;

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 12: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.12Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

g. pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan

lahan, daya tampung lahan dan aspek konservasi;

h. pengembangan kawasan budi daya dengan memperhatikan aspek

keberlanjutan dan lingkungan hidup; dan

i. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Bagian Ketiga

Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten

Pasal 3

(1) Strategi pengembangan wilayah yang berbasis pertanian tanaman pangan

dan holtikultura sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a

meliputi :

a. mengembangkan wilayah dengan potensi unggulan pertanian dan

holtikultura sebagai daerah produksi; dan

b. meningkatkan kuantitas dan kualitas pada sarana dan prasarana

penunjang produksi.

(2) Strategi peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan

konsep agroindustri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b

meliputi:

a. meningkatkan kualitas dan produktifitas kawasan pertanian dengan

melakukan teknologi tepat guna;

b. meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang

kawasan agrobisnis dan agroindustri; dan

c. meningkatkan kelembagaan pengelolaan kawasan agroindustri.

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 13: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.13Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

(3) Strategi pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan

budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat(2) huruf c meliputi :

a.mengembangkan kawasan pariwisata dengan obyek wisata unggulan;

b. mengelola, mengembangkan dan melestarikan peninggalan sejarah

purbakala;

c.merevitalisasi nilai-nilai budaya serta situs/cagar budaya yang bernilai

historis;

d. meningkatkan sarana dan prasarana penunjang kepariwisataan;

e.meningkatkan kelembagaan dan pengelolaan pariwisata; dan

f. mengembangkan objek-objek wisata potensial.

(4) Strategi pengembangan kawasan potensi pertambangan dengan berwawasan

ramah lingkungan, berkelanjutan, dan menerapkan prinsip-prinsip

pertambangan yang baik dan benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (2) huruf d meliputi:

a. menetapkan kawasan pertambangan;

b. menata dan menertibkan pengelolaan kegiatan pertambangan;

c. menerapkan kegiatan pertambangan dengan berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan dengan prinsip pertambangan yang baik dan benar; dan

d. meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pertambangan.

(5) Strategi penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan

yang menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, wisata dan potensi

sumber daya lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf e

meliputi:

a. menetapkan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi wilayah;

b. memantapkan fungsi simpul-simpul wilayah;

c. memantapkan keterkaitan antar simpul-simpul wilayah dan interaksi

antara simpul wilayah dengan kawasan perdesaan sebagai hinterlandnya;

d. menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan

dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di

sekitarnya;

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 14: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.14Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

e. mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum

terlayani oleh pusat pertumbuhan; dan

f. mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih

kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya.

(6) Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah yang mendukung

pemasaran hasil pertanian, wisata dan potensi sumber daya lainnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf f meliputi:

a. meningkatkankualitasdankuantitasinfrastrukturjalanmenujukawasanperta

nian, pariwisata, dankawasan yang memilikipotensisumberdayalainnya;

b. mengembangkan sistem jaringan infrastruktur dalam mewujudkan

keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut, dan udara;

c. mengembangkan dan meningkatkan jalan lingkar perkotaan dan jalan

lingkar utara-selatan bagian barat wilayah kabupaten;

d. mendorong pengembangan jaringan telekomunikasi dan informasi

terutama di kawasan terisolir; dan

e. meningkatkan jaringan energi dankelistrikandengan memanfaatkan

energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan

keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik.

(7) Strategi pengelolaan pemanfaatan lahan dengan memperhatikan peruntukan

lahan, daya tampung lahan dan aspek konservasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (2) huruf g meliputi:

a. mempertahankan luas kawasan lindung;

b. mempertahankan luasan hutan lindung dan mengembangkan luas

kawasan hutan minimal 30% dari luasan daerah aliran sungai;

c. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah

menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka

mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah;

d. menyelenggarakan upaya terpadu untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas fungsi kawasan lindung;

e. melestarikan sumber air dan mengembangkan sistem cadangan air untuk

musim kemarau;

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 15: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.15Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

f. memelihara kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan

dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap

mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;

dan

g. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak

langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang

mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang

pembangunan yang berkelanjutan.

(8) Strategi pengembangan kawasan budi daya dengan memperhatikan aspek

keberlanjutan dan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

ayat (2) huruf h meliputi:

a. mendukung kebijakan mempertahankan fungsi hutandalam kawasan

hutan serta mendorong berlangsungnya investasi bidang kehutanan yang

diawali dengan kegiatan penanaman/rehabilitasi hutan;

b. mengembangkan produksi hasil hutan kayu dari hasil kegiatan budi daya

tanaman hutan dalam kawasan hutan produksi;

c. memelihara kawasan peninggalan sejarah dan situs budaya sebagai objek

penelitian dan pariwisata;

d. mengembangkan ruang terbuka hijau dengan luas paling sedikit 30%

(tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan;

e. mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya

dukung dan daya tampung kawasan;

f. mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan

kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

g. membatasi perkembangan kawasan terbangun pada kawasan perkotaan

dengan mengoptimalkan pemanfaaatan ruang secara vertikal dan tidak

sporadis untuk mengefektifkan tingkat pelayanan infrastruktur dan

sarana kawasan perkotaan serta mempertahankan fungsi kawasan

perdesaan;

h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk

menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; dan

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 16: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.16Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

i. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin

pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan

untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.

(9) Strategi peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf i, meliputi :

a. mendukung penetapan KSN dengan fungsi khusus pertahanan dan

keamanan;

b. mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di

sekitar KSN untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;

c. mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budi daya tak

terbangun di sekitar KSN sebagai zona penyangga yang memisahkan

KSN dengan kawasan budi daya terbangun; dan

d. turut serta memelihara dan menjaga aset – aset pertahanan/TNI.

BAB I

RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 4

(1) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten meliputi :

a. pusat-pusat kegiatan;

b. sistem prasarana utama; dan

c. sistem prasarana lainnya.

(2) Rencana struktur wilayah digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian

1:50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 17: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.17Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

Bagian Kedua

Pusat-pusat Kegiatan

Pasal 5

Pusat-pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a terdiri

atas :

a. PKWp ditetapkan di Kota Gerung;

b. PKL meliputi Kecamatan Lembar dan Narmada;

c. PKLp meliputi Kecamatan Gunung Sari, Kediri dan Sekotong;

d. PPK meliputi Kecamatan Batulayar, Lingsar, Labuapi, Kuripan, dan Desa

Pelangan; dan

e. PPL meliputi Kedaro, Sekotong Barat, Batu Putih, Buwun Mas, Sekotong

Timur, Mareje, Kebon Ayu, Tempos, Rumak, Gelogor, Banyumulek, Kuripan

Utara, Karangbongkot, Bengkel, Dasan Tereng, Keru, Lebah Sempage,

Batukumbung, Sigerongan, Duman, Penimbung, Mambalan dan Senggigi.

Bagian Ketiga

Sistem Prasarana Utama

Pasal 6

Sistem prasarana utama kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1)

huruf b meliputi:

a.sistem jaringan transportasi darat;

b.sistem jaringan transportasi laut; dan

c.sistem jaringan transportasi udara.

Paragraf 1

Sistem Jaringan Transportasi Darat

Pasal 7

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 18: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.18Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

(1) Sistem jaringan transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

huruf a terdiri atas:

a. jaringan jalan; dan

b. jaringan penyeberangan.

(2) Jaringan jalan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :

a. jaringan jalan nasional terdiri dari jaringan arteri dan kolektor 1(satu);

b. pengembangan jaringan jalan nasional berupa By Pass Bandar Udara

Lombok Baru;

c. mengembangkan sarana prasarana transportasi laut pendukung ALKI II

(Alur Laut Kepulauan Indonesia) yang melintasi Selat Lombok;

d. jaringan jalan provinsi terdiri dari jaringan kolektor 2 (dua) dan 3(tiga);

e. jaringan jalan kabupaten terdiri dari :

1. jaringan jalan kolektor primer meliputi :

a) jalan penghubung Rembiga – Gunung Sari – Pusuk;

b) jalan penghubung Meninting – Senggigi – Kerandangan;

c) jalan penghubung Rumak – Kediri;

d) jalan penghubung Tanjung Karang – Kebon Ayu – Lembar;

e) jalan penghubung Sekotong – Pelangan; dan

f) jalan penghubung Pelangan – Sepi Pengantap.

2. jaringan jalan kolektor sekunder meliputi :

a) jalan penghubung Labuapi – Perampuan – Kota Mataram;

b) jalan penghubung Gerung – Kuripan – Kediri; dan

c) jalan penghubung Narmada – Lingsar – Gunung Sari.

3. jaringan jalan lokal primer meliputi :

a) ruas jalan yang menghubungkan ibukota kecamatan (PKL/PPK)

dengan desa-desa sekitar dalam suatu wilayah kecamatan; dan

b) jalan akses baru Tanak Beak – Dasan Tereng, dan Sidemen –

Melase.

f. pembangunan Terminal Tipe A berada di Kecamatan Gerung;

g. pembangunan Terminal Tipe B tersebar di Kecamatan Narmada, Kediri,

dan Sekotong; dan

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM

Page 19: BAB II LAPORAN AKHIR STUDIO PROSES DESA GAPUK

II.19Studio Proses Perencanaan Desa Gapuk, Kec. Gerung, Kab. Lombok Barat 2013

h. pembangunan Terminal Tipe C tersebar di Kecamatan Batulayar,

Gunung Sari, Lingsar, Labuapi, Kuripan dan Lembar.

(3) Rincian jaringan jalan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) tercantum

dalam lampiran 1.1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

(4) Jaringan penyeberangan yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi :

a. Pelabuhan penyeberangan lintas provinsi yaitu Pelabuhan Lembar;

b. Pelabuhan penyeberangan dalam kabupaten yaitu

1. Pelabuhan Senggigi yang menghubungkan Senggigi – Lembar dan

Senggigi – Tawun;

2. Pelabuhan Tawun yang menghubungkan Tawun – ke pulau-pulau

kecil antara lain Gili Sudak, Gili Nangu, Gili Tangkong, Gili Kedis,

Gili Poh, Gili Lontar, Gili Genting, Gili Amben, Gili Gede,Gili

Rengit, Gili Layar, Gili Asahan, Gili Batu Bata, Gili Sarang, Gili

Wayang, Gili Daeng, Gili Pulau Tiga, Gili Kao, Gili Kere, Gili

Geneng-Geneng, Gili Anak Ewok, Gili Wayang, Gili Tepong, Gili

Batu Nyangkong, dan Gili Malang; dan

3. Pelabuhan Tembowong yang menghubungkan Tembowong – Gili

Gede, Tembowong – Gili Asahan, Tembowong – Gili Layar, dan

Tembowong – Gili Rengit.

|UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MATARAM