bab ii landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pertambangan Definisi Pertambangan berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batugamping yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang. 2.1.2. Sistem Penambangan Menurut Partanto (1990), Sistem penambangan secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: sistem tambang terbuka, sistem tambang bawah tanah dan sistem tambang bawah air. Pada sistem tambang terbuka (Surface Mining) ada beberapa jenis metoda tambang terbuka yang digunakan, yaitu sebagai berikut: a. Open pit mining 7

Upload: adeka-randy

Post on 09-Jul-2016

26 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pertambangan

Definisi Pertambangan berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 adalah sebagian

atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan

pengusahaan mineral atau batugamping yang meliputi penyelidikan umum,

eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan

pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang.

2.1.2. Sistem Penambangan

Menurut Partanto (1990), Sistem penambangan secara garis besar dapat

digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: sistem tambang terbuka, sistem

tambang bawah tanah dan sistem tambang bawah air. Pada sistem tambang

terbuka (Surface Mining) ada beberapa jenis metoda tambang terbuka yang

digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Open pit mining

b. Quarry

c. Open cast mining

d. Auger mining

e. Borehole mining

f. Dredging

g. Leaching

7

Page 2: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

8

2.1.3. Uraian Rencana Kegiatan

Berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 2009, kegiatan operasi

produksi terdiri atas :

a. Konstruksi

b. Penambangan

c. Pengolahan

d. Pengangkutan dan penjualan.

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka penelitian ini

di tetapkan dan dilakukan pada tahap penambangan. Adapun tahapan yang

dilakukan pada tahap penambangan itu adalah:

1. Land Clearing

Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas

penambangan dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan penambangan

umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan

pepohonan hutan. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas

pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai

alang-alang. Land Clering dilakukan pada area yang akan dilakukan kegiatan

penambangan, agar bebas dari vegetasi penutup. Pada pengerjaan proses land

clearing hal yang umumnya dilakukan adalah meliputi pekerjaan sebagai berikut  :

a. Underbrushing

Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada

kegiatan pembabatan pohon yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan

mempermudah pelakasanaan penumbangan pohon yang lebih besar.

Page 3: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

9

b. Felling/Cutting

Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter besar dari 30

cm , dalam sepefikasi kegiatan yang tersedia , biasanya disebutkan kegiatan

kegiatan .tertentu, seperti pohon yang ditumbangakan sampai ke bonggolnya

tanpa merusak top soil sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus dipotong

menjadi dua atau empat bagian yang nantinya dapat diperlukan untuk kegiatan

transmogran dan sebagainya.

c. Pilling

Kegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu

pada jarak jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus

searah dengan angin yang berhembus.

d. Burning

Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang

dengan tidak melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran

diharuskan untuk mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat

meningkatkan kesuburan dari tanah disketiranya.

Beberapa jenis alat yang digunakan untuk membersihkan lahan, dengan

bermacam-macam tingkatan keberhasilan, seperti:

a. Bulldozer yang dipasangkan pada traktor

b. Bilah kusus yang dipasang pada traktor

c. Garu yang dipasangkan pada traktor

d. Rantai dan kabel baja yang dipasangkan oleh traktor

Page 4: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

10

2. Pengupasan dan Pengamanan Tanah Pucuk

Tanah pucuk merupakan tanah yang masih asli dan mengandung unsur

hara, merupakan tanah yang digunakan tanaman untuk dapat tumbuh. Kegiatan

pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal

yang asli. Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan

terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan

reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai

pada batas lapisan common soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di

lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara), ketebalan tanah pucuk

sangan bervariasi dari 10-30 cm

Untuk common soil akan disimpan ke disposal sedangkan top soil yang

telah terkupas selanjutnya ditimbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang

telah ditentukan pada saat perencanaan awal. Untuk selanjutnya top soil yang

disimpan di dumping area pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis

teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahap reklamasi.

3. Penggalian dan Pemindahan Overburden

Overburden (OB) adalah lapisan tanah pucuk dari suatu bahan galian.

Pada industri pertambangan biasanya OB digali dan di pindahkan pada suatu

tempat khusus yg telah disiapkan (disposal area) untuk diambil ore nya,

Overburden berfungsi agar setelah pasca penambangan OB tersebut dapat

dimanfaatkan kembali sebagai wacana dari tahapan reklamasi dan reboisasi.

Page 5: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

11

Pengalian Overburden biasanya menggunakan back hoe dan di angkut

menggunakan dump truk.

4. Tahap Penambangan

Pada tahap penambangan sisten yang dipakai yaitu system tambang

terbuka (open pit mining). Untuk mencapai target produksi, maka untuk

memberaikan bahan galian dengan menggunakan peledakan. Peledakan bertujuan

untuk memperkecil batuan yang menjadi bahan  produksi atau memecah batuan

yang tidak dapat dibongkar oleh alat berat. Sebelum melakukakan peledakan

tentunya harus mempersiapkan lubanga ledak terlebih dahulu, pembuatan lubang

ledak dilakukan dengan proses pemboran, dalam melakukan pemboran pembutan

lubang ledak ini menggunakan crawler rock drill (CRD).

Sebelum melakukan kegitan kegiatan, adapun perlengkapan dan peralatan

yang dipakai dalam proses peledakan di antaranya adalah:

a. Anfo

b. Detonator listrik

c. Primer

d. Delay

e. Blasting Machine/Exploder

f. Pengukur tahanan (Blast ohm meter atau BOM)

g. Sirine

h. Temper

i. Shelter

j. Connecting wire

Page 6: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

12

4.1. Desain Geometri Peledakan

Richard L . Ash membuat suatu perhitungan geometri peledakan jenjangan

berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan dengan berbagai kondisi yang

berbeda jenis batuan yang berbeda. Menurut R.L. Ash , burden (B) adalah dimensi

yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan peledakan, untuk

menentukan besarnya burden perlu diketahui harga dari burden ratio (KB). Harga

KB dipengaruhi oleh jenis batuan yang diledakan dan bahan peledak yang dipakai

R.L.

a. Loading Density (de)

Loading density merupakan banyaknya bahan peledak untuk setiap

panjang kolom lubang ledak yang dinyatakan dalam kg/m.

de = 14

×3,14 (De)2 × SG× 1000

keterangan:

de = Loading Density (kg/m)

De = Diameter Lubang Ledak (inch)

SG = Spesifik Grafity (gr/cc) = 0,85gr/cc

b. Berat Isian ANFO Untuk Setiap Lubang

Page 7: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

13

Keterangan :

E = Jumlah Bahan Peledak Pada Setiap Lubang (kg)

Pc = Panjang Kolom Isian (m)

c. Perhitungan Volume Hasil Peledakan

Pada tambang terbuka atau quary, yang umumnya menerapkan peledakan

jenjang atau bench blasting, volume batuan yang akan diledakkan tergantung pada

burden, spasi kedalaman dan jumlah lubang.

Volume peledakan perlubang = B × S × H

Total peledakan perlubang = (B × S × H ) × jumlah lubang ledak

Dimana :

B =Burden (meter)

S = Spasi (meter)

H = Tinggi lubang (meter)

N = Banyak lubang

d. Powder Factor (PF)

Powder factormerupakan suatu bilangan untuk menyatakan jumlah

material yang diledakkan atau dibongkar oleh sejumlah bahan peledak yang dapat

dinyatakan dalam kg/ton.

Page 8: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

14

PF =

Pf biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena merupakan hasil dari

beberapa penelitian sebelumnya dan juga karena berbagai pertimbangan.

e. Powder Colom (pc)

Panjang kolom isian adalah kedalaman lubang ledak dikurangi stemming.

Pc = H – T

Keterangan :

Pc = Panjang kolom isian (m)

H = Kedalaman lubang (m)

T = Stemming (m)

f. Bahan Peledak ANFO

Dalam penggunaan ANFO sesuai dengan ketentuan Zero Oxygen Balance

maka perbandingan yang digunakan adalah 94,5 % Amonium Nitrat (AN) dan 5,5

% Fuel Oil (FO).

Berat AN = 94,5 %

Page 9: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

15

Berat FO = 5,5 %

2.1.4. Pendapatan Dan Biaya Dalam Proyek Mineral

Suatu endapan mineral akan dikembangkan untuk ditambang bila

perkiraan keuntungan operasi per tahun setelah pajak, setelah diperhitungkan

dengan tingkat bunga tertentu selama umur tambang, melebihi perkiraan biaya

investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan tambang tersebut. Dalam

melakukan perkiraan biaya investasi dan biaya operasi, akurasi dari perkiraan

sangat tergantung pada kualitas pengetahuan maupun taksiran secara teknis atas

kondisi tambang yang aka dibuka dan proses pengolahannya (O’Hara and

Suboleski, 1992).

2.1.4.1. Perkiraan Pendapatan

Perhitungan pendapatan dapat merupakan suatu proses yang kompleks.

Pendapatan sangat dipengaruhi oleh kadar atau kualitas bahan galian, proses

pengolahan serta perolehan (recovery) dari proses tersebut, produk yang

dihasilkan dan harga jual dari produk tersebut. Kontrak penjualan dan biaya

pengangkutan dapat berpengaruh terhadap pendapatan, tergantung dari produk

yang dihasilkan.

2.1.4.2. Perkiraan Biaya Investasi dan Biaya Operasi

Perkiraan biaya investasi dan biaya operasi dari proyek tambang biasanya

dilakukan setelah cadangan mineral ditetapkan. Perkiraan dilakukan sebelum

terjadinya pengucuran dana dalam jumlah yang besar untuk kegiatan eksplorasi

Page 10: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

16

rinci, penyusunan tata letak tambang, kajian metalurgi rinci dan perencanaan

tambang secara umum.

Biaya investasi dan operasi dari proyek mineral akan sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, dimana faktor-faktor ini harus dikenali terlebih dahulu

sebelum dapat memperkirakan biaya untuk evaluasi kelayakan awal. Beberapa

faktor utama yang berpengaruh terhadap biaya proyek mineral adalah sebagai

berikut (O’Hara and Suboleski, 1992):

a. Ukuran tambang atau tingkat produksi

b. Kebutuhan tenaga kerja

c. Kebutuhan sumber tenaga listrik

d. Pembersihan lahan

e. Pengupasan tanah penutup

f. Iklim dilokasi tambang

g. Akses menuju tambang

h. Bahan bangunan

2.1.4.2.1.Perkiraan Biaya Investasi

Dalam industri mineral, yang dimaksud dengan biaya investasi adalah

modal awal yang merupakan jumlah total dari rupiah/dollar yang dibutuhkan

untuk membuka sebuah endapan bahan galian hingga berproduksi. Total biaya

investasi terdiri dari dua komponen, yakni modal tetap dan modal kerja.

Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk

membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, infrastruktur, gedung dan

Page 11: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

17

prasarana bangunan, mesin dan peralatan utama mauoun tambahan serta fasilitas

pendukung lainnya, termasuk biaya yang dikeluarkan hingga proyek siap memulai

operasi.

Modal Kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan

operasi proyek setelah tahap pengembangan selesai. Modal kerja dapat

diestimasikan dengan berbagai cara, salah satu caranya adalahmodal kerja

diperkirakan sebesar 10-20% dari modal tetap, atau diperkirakan sebesar biaya

yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan selama 1-3 bulan. Modal kerja untuk

operasi penambangan sering pula diperhitungka sebagai berikut:

Modal Kerja = (BiayaOperasi

Ton) (

TonTertambangTahun

) ¿)

(Sumber : Haryanto, 2011)

Nilai n tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk

memasarkan produk dan menerima pembayarannya. Biasanya untuk perhitungan

digunaka periode waktu 3 (tiga) bulan, walau untuk tambang yang lokasinya

terpencil dapat dipergunakan periode sepanjang umur proyek.

2.1.4.2.2. Perkiraan Biaya Operasi

Umumnya, biaya operasi dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni: biaya

langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost) dan biaya umum

(general or overhead cost).

Biaya langsung adalah biaya yang dengan jelas dapat ditelusuri

keberadaanya untuk ‘dibebenkan kepada produk, proses atau jasa. Secara umum

yang dimasukkan kedalam biaya langsung adalah:

Page 12: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

18

a. Bahan atau material, baik bahan mentah, bahan untuk perawatan dan

perbaikan, bahan untuk proses produksi dan bahan terpakai seperti: bahan

bakar, air, listrik, bahan peledak dan lain-lain.

b. Tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan kegiatan di penambangan

seperti: pengawas lapangan, operator dan lain-lain.

c. Royalti

d. Pengembangan wilayah produksi.

Biaya tidak langsung adalah biaya bersama yang tidak dibebankan secara

langsung dengan produk, secara umum yang termasuk biaya tidak langsung

adalah:

a. Tenaga kerja yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi seperti tenaga

administrasi, keselamatan dan kesehatan kerja, pelayanan dan lain-lain.

b. Asuransi

c. Penyusutan

d. Bunga dan pajak

e. Reklamasi

f. Perjalanan, rapat, sumbangan

g. Hubungan mayarakat

Sedangkan biaya umum adalah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan

diluar daerah tambang. Umumnya yang termasuk biaya umum adalah:

a. Tenaga penjual, tim analisis pemasaran, pengawas dan lain-lain

Page 13: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

19

b. Administrasi keuangan, akunting dan auditing, penelitaian dan

pengambangan dan lain-lain.

Ada bebrapa metode untuk melakukan perkiraan biaya operasi diantaranya

yaitu: Metoda proyek serupa, metoda hubungan kapasitas dan biaya, metoda

biaya komponen dan metoda penguraian biaya secara rinci.

2.1.5. Biaya Kepemilikan Dan Pengoperasian Alat Berat

2.1.5.1. Biaya Kepemilikan

Perhitungan biaya kepemilikan pertahun dapat dilakukan dengan cara

berikut:

A= P[ i(1+i)n

(1+i)n−1 ](Sumber : Rostianti, 2008)

Ket: A = Biaya kepemilikan pertahun

P = Harga Alat ( harga beli, kirim dan rakit alat )

i = Bunga

2.1.5.2. Biaya Pengoperasian Alat

Dalam perhitungan biaya pengoperasian alat, biaya yang diperhitungkan

adalah:

a. Bahan Bakar

b. Pelumas dan gemuk

c. Roda ( bagi alat yang menggunakan roda)

d. Pemeliharaan dan perawatan alat.

Page 14: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

20

2.1.6 Analiasa Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara

mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka

menentukan layak atau tidak layak usaha tersebut dijalankan.

Dalam menentukan apakah sebuah kegiatan itu layak atau tidak untuk

dilaksanakan maka diperlukan beberapa metode untuk mengetahuinya,

diantaranya:

2.1.6.1. Metode ARR (Average Rate of Return)

Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan

cara membandingkan antara rata-rata laba setelah pajak dengan rata-rata investasi.

ARR = Rata−rata EAT ( Averange After Tax)

Rata−rata Investasi(Average investment )X 100%

(Sumber : Suliyanto, 2010)

Angka yang diperoleh dari perhitungan diatas akan dibandingkan dengan

tingkat keuntungan yang diisyaratkan, apabila lebih besar daripada tingkat

keuntungan yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila

lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan maka proyek ditolak.

2.1.6.2. Metode NPV (Net Present Value)

Page 15: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

21

Merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai

sekarang dari aliran khas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari

pengeluaran suatu investasi (outlays). analisis keuangan yang memperhatikan

adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat dinilai

sekarang (periode awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan faktor

pengurang yang dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga).

NPV = Total PV Aliran Kas Bersih – Total PV Investasi

Kriteria penilaian NPV adalah :

Jika NPV > 0, maka investasi diterima.

Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.

(Sumber : Kasmir, 2008)

2.1.6.3. Payback Periode

Metode ini mengukur seberapa cepat investasi investasi bisa kembali. Dan

untuk menghitung payback periode ini, digunakan rumus:

PP = Investasi

Kas Bersih /Tahun x 1 tahun

(Sumber : Kasmir, 2008)

Kalau proyek ini lebih dari pada yang diisyaratkan, maka proyek layak

untuk dilatjutkan, apabila lebih lama maka proyek ditolak.

2.1.6.4. Metode IRR (Internal Rate of Return)

Inteernal Rate of Return merupakan alat untuk mengukur tingkat

pengembalian hasil intern. Ada 2 cara untuk mencari IRR, yakni:

Page 16: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

22

a. Cara pertama

IRR = i1 + NPV 1

NPV 1−NPV 2 x (i2 – i1)

(Sumber : Kasmir, 2008)

Keterangan:

i1 = Tingkat bunga 1

i2 = Tingkat bunga 2

b. Cara kedua

IRR = P1 – C1 x P 2−P 1C 2−C 1

(Sumber : Kasmir, 2008)

Keterangan :

P1 = Tingkat bunga 1

P2 = Tingkat bunga 2

C1 = NPV 1

C2 = NPV 2

Dari perhitungan diatas, apabila:

IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka proyek diterima

IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka proyek ditolak

2.1.6.5. Metode PI (Profitabilitas Indeks)

Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai

sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek.

PI = Total PV Kas Bersih

Total Inve stasi

Page 17: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

23

(Sumber : Kasmir, 2008)

Kriteria untuk Profitabilitas Indeks :

Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1,00, sebaliknya

Dinilai tidak layak jika PI < 1,00

2.2. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaiakan penalitian ini, yang terdiri atas:

2.2.1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. terdiri dari:

2.2.1.1. Data primer :

a. Koordinat singkapan bahan galian industry PT Bukit Sari Investama.

b. Data gaji karyawan dengan survey ke lokasi perusahaan di sekitar.

2.2.1.2. Data sekunder :

a. Peta Topografi daerah pengembangan.

b. Peta Geologi lembar Padang skala 1:250.000.

c. Data hasil perhitungan sumberdaya batugamping wilayah yang ditentukan.

2.2.2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian

ini yang terdiri atas:

a. Membuat struktur dan langkah kegiatan operasi produksi yang akan

dilakukan atau dilaksanakan.

b. Menentukan dan menghitung jumlah biaya yang akan di keluarkan pada

setiap satuan rencana kerja yang akan dilakukan.

Page 18: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

24

2.2.3. Out put, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :

1. Mengetehui rencana kerja dan menghitung anggaran biaya yang akan

dilaksanakan oleh PT. Bukit Sari Investama.

2. Mengetahui peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan digunakan

dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan di PT. Bukit Sari Investama.

3. Mengetahui berapa satuan biaya yang akan di keluarkan pada setiap

satuan kerja yang akan dikerjakan

Page 19: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

25

Proses

a. Membuat struktur dan langkah kegiatan operasi produksi yang akan dilakukan atau dilaksanakan.

b. Menentukan dan menghitung jumlah biaya yang akan di keluarkan pada setiap satuan rencana kerja yang akan dilakukan.

Page 20: BAB II landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya

26

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual

Out Put1. Mengetehui rencana kerja dan menghitung anggaran

biaya yang akan dilaksanakan oleh PT. Bukit Sari Investama.

2. Mengetahui peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan digunakan dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di PT. Bukit Sari Investama.

3. Mengetahui berapa satuan biaya yang akan di keluarkan pada setiap satuan kerja yang akan dikerjakan

Input

Data primer :a. Koordinat singkapan bahan galian

industry PT Bukit Sari Investama.b. Data gaji karyawan dengan survey ke

lokasi perusahaan di sekitar.

Data sekunder :a. Peta Topografi daerah

pengembangan..b. Peta Geologi lembar Padang skala

1:250.000.c. Data hasil eksplorasi.