bab ii landasan teoro rebcana kerja dan anggaran biaya
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pertambangan
Definisi Pertambangan berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
pengusahaan mineral atau batugamping yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang.
2.1.2. Sistem Penambangan
Menurut Partanto (1990), Sistem penambangan secara garis besar dapat
digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: sistem tambang terbuka, sistem
tambang bawah tanah dan sistem tambang bawah air. Pada sistem tambang
terbuka (Surface Mining) ada beberapa jenis metoda tambang terbuka yang
digunakan, yaitu sebagai berikut:
a. Open pit mining
b. Quarry
c. Open cast mining
d. Auger mining
e. Borehole mining
f. Dredging
g. Leaching
7
8
2.1.3. Uraian Rencana Kegiatan
Berdasarkan undang-undang nomor 4 tahun 2009, kegiatan operasi
produksi terdiri atas :
a. Konstruksi
b. Penambangan
c. Pengolahan
d. Pengangkutan dan penjualan.
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah maka penelitian ini
di tetapkan dan dilakukan pada tahap penambangan. Adapun tahapan yang
dilakukan pada tahap penambangan itu adalah:
1. Land Clearing
Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas
penambangan dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan penambangan
umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan
pepohonan hutan. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai
alang-alang. Land Clering dilakukan pada area yang akan dilakukan kegiatan
penambangan, agar bebas dari vegetasi penutup. Pada pengerjaan proses land
clearing hal yang umumnya dilakukan adalah meliputi pekerjaan sebagai berikut :
a. Underbrushing
Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada
kegiatan pembabatan pohon yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan
mempermudah pelakasanaan penumbangan pohon yang lebih besar.
9
b. Felling/Cutting
Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter besar dari 30
cm , dalam sepefikasi kegiatan yang tersedia , biasanya disebutkan kegiatan
kegiatan .tertentu, seperti pohon yang ditumbangakan sampai ke bonggolnya
tanpa merusak top soil sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus dipotong
menjadi dua atau empat bagian yang nantinya dapat diperlukan untuk kegiatan
transmogran dan sebagainya.
c. Pilling
Kegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu
pada jarak jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus
searah dengan angin yang berhembus.
d. Burning
Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang
dengan tidak melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran
diharuskan untuk mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat
meningkatkan kesuburan dari tanah disketiranya.
Beberapa jenis alat yang digunakan untuk membersihkan lahan, dengan
bermacam-macam tingkatan keberhasilan, seperti:
a. Bulldozer yang dipasangkan pada traktor
b. Bilah kusus yang dipasang pada traktor
c. Garu yang dipasangkan pada traktor
d. Rantai dan kabel baja yang dipasangkan oleh traktor
10
2. Pengupasan dan Pengamanan Tanah Pucuk
Tanah pucuk merupakan tanah yang masih asli dan mengandung unsur
hara, merupakan tanah yang digunakan tanaman untuk dapat tumbuh. Kegiatan
pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang digali masih berupa rona awal
yang asli. Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan ditempatkan
terpisah terhadap batuan penutup (overburden), agar pada saat pelaksanaan
reklamasi dapat dimanfaatkan kembali. Pengupasan top soil ini dilakukan sampai
pada batas lapisan common soil, yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di
lapisan batuan penutup (tidak mengandung unsur hara), ketebalan tanah pucuk
sangan bervariasi dari 10-30 cm
Untuk common soil akan disimpan ke disposal sedangkan top soil yang
telah terkupas selanjutnya ditimbun dan dikumpulkan pada lokasi tertentu yang
telah ditentukan pada saat perencanaan awal. Untuk selanjutnya top soil yang
disimpan di dumping area pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis
teratas pada lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahap reklamasi.
3. Penggalian dan Pemindahan Overburden
Overburden (OB) adalah lapisan tanah pucuk dari suatu bahan galian.
Pada industri pertambangan biasanya OB digali dan di pindahkan pada suatu
tempat khusus yg telah disiapkan (disposal area) untuk diambil ore nya,
Overburden berfungsi agar setelah pasca penambangan OB tersebut dapat
dimanfaatkan kembali sebagai wacana dari tahapan reklamasi dan reboisasi.
11
Pengalian Overburden biasanya menggunakan back hoe dan di angkut
menggunakan dump truk.
4. Tahap Penambangan
Pada tahap penambangan sisten yang dipakai yaitu system tambang
terbuka (open pit mining). Untuk mencapai target produksi, maka untuk
memberaikan bahan galian dengan menggunakan peledakan. Peledakan bertujuan
untuk memperkecil batuan yang menjadi bahan produksi atau memecah batuan
yang tidak dapat dibongkar oleh alat berat. Sebelum melakukakan peledakan
tentunya harus mempersiapkan lubanga ledak terlebih dahulu, pembuatan lubang
ledak dilakukan dengan proses pemboran, dalam melakukan pemboran pembutan
lubang ledak ini menggunakan crawler rock drill (CRD).
Sebelum melakukan kegitan kegiatan, adapun perlengkapan dan peralatan
yang dipakai dalam proses peledakan di antaranya adalah:
a. Anfo
b. Detonator listrik
c. Primer
d. Delay
e. Blasting Machine/Exploder
f. Pengukur tahanan (Blast ohm meter atau BOM)
g. Sirine
h. Temper
i. Shelter
j. Connecting wire
12
4.1. Desain Geometri Peledakan
Richard L . Ash membuat suatu perhitungan geometri peledakan jenjangan
berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan dengan berbagai kondisi yang
berbeda jenis batuan yang berbeda. Menurut R.L. Ash , burden (B) adalah dimensi
yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan peledakan, untuk
menentukan besarnya burden perlu diketahui harga dari burden ratio (KB). Harga
KB dipengaruhi oleh jenis batuan yang diledakan dan bahan peledak yang dipakai
R.L.
a. Loading Density (de)
Loading density merupakan banyaknya bahan peledak untuk setiap
panjang kolom lubang ledak yang dinyatakan dalam kg/m.
de = 14
×3,14 (De)2 × SG× 1000
keterangan:
de = Loading Density (kg/m)
De = Diameter Lubang Ledak (inch)
SG = Spesifik Grafity (gr/cc) = 0,85gr/cc
b. Berat Isian ANFO Untuk Setiap Lubang
13
Keterangan :
E = Jumlah Bahan Peledak Pada Setiap Lubang (kg)
Pc = Panjang Kolom Isian (m)
c. Perhitungan Volume Hasil Peledakan
Pada tambang terbuka atau quary, yang umumnya menerapkan peledakan
jenjang atau bench blasting, volume batuan yang akan diledakkan tergantung pada
burden, spasi kedalaman dan jumlah lubang.
Volume peledakan perlubang = B × S × H
Total peledakan perlubang = (B × S × H ) × jumlah lubang ledak
Dimana :
B =Burden (meter)
S = Spasi (meter)
H = Tinggi lubang (meter)
N = Banyak lubang
d. Powder Factor (PF)
Powder factormerupakan suatu bilangan untuk menyatakan jumlah
material yang diledakkan atau dibongkar oleh sejumlah bahan peledak yang dapat
dinyatakan dalam kg/ton.
14
PF =
Pf biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena merupakan hasil dari
beberapa penelitian sebelumnya dan juga karena berbagai pertimbangan.
e. Powder Colom (pc)
Panjang kolom isian adalah kedalaman lubang ledak dikurangi stemming.
Pc = H – T
Keterangan :
Pc = Panjang kolom isian (m)
H = Kedalaman lubang (m)
T = Stemming (m)
f. Bahan Peledak ANFO
Dalam penggunaan ANFO sesuai dengan ketentuan Zero Oxygen Balance
maka perbandingan yang digunakan adalah 94,5 % Amonium Nitrat (AN) dan 5,5
% Fuel Oil (FO).
Berat AN = 94,5 %
15
Berat FO = 5,5 %
2.1.4. Pendapatan Dan Biaya Dalam Proyek Mineral
Suatu endapan mineral akan dikembangkan untuk ditambang bila
perkiraan keuntungan operasi per tahun setelah pajak, setelah diperhitungkan
dengan tingkat bunga tertentu selama umur tambang, melebihi perkiraan biaya
investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan tambang tersebut. Dalam
melakukan perkiraan biaya investasi dan biaya operasi, akurasi dari perkiraan
sangat tergantung pada kualitas pengetahuan maupun taksiran secara teknis atas
kondisi tambang yang aka dibuka dan proses pengolahannya (O’Hara and
Suboleski, 1992).
2.1.4.1. Perkiraan Pendapatan
Perhitungan pendapatan dapat merupakan suatu proses yang kompleks.
Pendapatan sangat dipengaruhi oleh kadar atau kualitas bahan galian, proses
pengolahan serta perolehan (recovery) dari proses tersebut, produk yang
dihasilkan dan harga jual dari produk tersebut. Kontrak penjualan dan biaya
pengangkutan dapat berpengaruh terhadap pendapatan, tergantung dari produk
yang dihasilkan.
2.1.4.2. Perkiraan Biaya Investasi dan Biaya Operasi
Perkiraan biaya investasi dan biaya operasi dari proyek tambang biasanya
dilakukan setelah cadangan mineral ditetapkan. Perkiraan dilakukan sebelum
terjadinya pengucuran dana dalam jumlah yang besar untuk kegiatan eksplorasi
16
rinci, penyusunan tata letak tambang, kajian metalurgi rinci dan perencanaan
tambang secara umum.
Biaya investasi dan operasi dari proyek mineral akan sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor, dimana faktor-faktor ini harus dikenali terlebih dahulu
sebelum dapat memperkirakan biaya untuk evaluasi kelayakan awal. Beberapa
faktor utama yang berpengaruh terhadap biaya proyek mineral adalah sebagai
berikut (O’Hara and Suboleski, 1992):
a. Ukuran tambang atau tingkat produksi
b. Kebutuhan tenaga kerja
c. Kebutuhan sumber tenaga listrik
d. Pembersihan lahan
e. Pengupasan tanah penutup
f. Iklim dilokasi tambang
g. Akses menuju tambang
h. Bahan bangunan
2.1.4.2.1.Perkiraan Biaya Investasi
Dalam industri mineral, yang dimaksud dengan biaya investasi adalah
modal awal yang merupakan jumlah total dari rupiah/dollar yang dibutuhkan
untuk membuka sebuah endapan bahan galian hingga berproduksi. Total biaya
investasi terdiri dari dua komponen, yakni modal tetap dan modal kerja.
Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk
membiayai kegiatan pra-investasi, pengadaan tanah, infrastruktur, gedung dan
17
prasarana bangunan, mesin dan peralatan utama mauoun tambahan serta fasilitas
pendukung lainnya, termasuk biaya yang dikeluarkan hingga proyek siap memulai
operasi.
Modal Kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan
operasi proyek setelah tahap pengembangan selesai. Modal kerja dapat
diestimasikan dengan berbagai cara, salah satu caranya adalahmodal kerja
diperkirakan sebesar 10-20% dari modal tetap, atau diperkirakan sebesar biaya
yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan selama 1-3 bulan. Modal kerja untuk
operasi penambangan sering pula diperhitungka sebagai berikut:
Modal Kerja = (BiayaOperasi
Ton) (
TonTertambangTahun
) ¿)
(Sumber : Haryanto, 2011)
Nilai n tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
memasarkan produk dan menerima pembayarannya. Biasanya untuk perhitungan
digunaka periode waktu 3 (tiga) bulan, walau untuk tambang yang lokasinya
terpencil dapat dipergunakan periode sepanjang umur proyek.
2.1.4.2.2. Perkiraan Biaya Operasi
Umumnya, biaya operasi dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni: biaya
langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost) dan biaya umum
(general or overhead cost).
Biaya langsung adalah biaya yang dengan jelas dapat ditelusuri
keberadaanya untuk ‘dibebenkan kepada produk, proses atau jasa. Secara umum
yang dimasukkan kedalam biaya langsung adalah:
18
a. Bahan atau material, baik bahan mentah, bahan untuk perawatan dan
perbaikan, bahan untuk proses produksi dan bahan terpakai seperti: bahan
bakar, air, listrik, bahan peledak dan lain-lain.
b. Tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan kegiatan di penambangan
seperti: pengawas lapangan, operator dan lain-lain.
c. Royalti
d. Pengembangan wilayah produksi.
Biaya tidak langsung adalah biaya bersama yang tidak dibebankan secara
langsung dengan produk, secara umum yang termasuk biaya tidak langsung
adalah:
a. Tenaga kerja yang tidak berkaitan dengan kegiatan produksi seperti tenaga
administrasi, keselamatan dan kesehatan kerja, pelayanan dan lain-lain.
b. Asuransi
c. Penyusutan
d. Bunga dan pajak
e. Reklamasi
f. Perjalanan, rapat, sumbangan
g. Hubungan mayarakat
Sedangkan biaya umum adalah biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan
diluar daerah tambang. Umumnya yang termasuk biaya umum adalah:
a. Tenaga penjual, tim analisis pemasaran, pengawas dan lain-lain
19
b. Administrasi keuangan, akunting dan auditing, penelitaian dan
pengambangan dan lain-lain.
Ada bebrapa metode untuk melakukan perkiraan biaya operasi diantaranya
yaitu: Metoda proyek serupa, metoda hubungan kapasitas dan biaya, metoda
biaya komponen dan metoda penguraian biaya secara rinci.
2.1.5. Biaya Kepemilikan Dan Pengoperasian Alat Berat
2.1.5.1. Biaya Kepemilikan
Perhitungan biaya kepemilikan pertahun dapat dilakukan dengan cara
berikut:
A= P[ i(1+i)n
(1+i)n−1 ](Sumber : Rostianti, 2008)
Ket: A = Biaya kepemilikan pertahun
P = Harga Alat ( harga beli, kirim dan rakit alat )
i = Bunga
2.1.5.2. Biaya Pengoperasian Alat
Dalam perhitungan biaya pengoperasian alat, biaya yang diperhitungkan
adalah:
a. Bahan Bakar
b. Pelumas dan gemuk
c. Roda ( bagi alat yang menggunakan roda)
d. Pemeliharaan dan perawatan alat.
20
2.1.6 Analiasa Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak layak usaha tersebut dijalankan.
Dalam menentukan apakah sebuah kegiatan itu layak atau tidak untuk
dilaksanakan maka diperlukan beberapa metode untuk mengetahuinya,
diantaranya:
2.1.6.1. Metode ARR (Average Rate of Return)
Merupakan cara untuk mengukur rata-rata pengembalian bunga dengan
cara membandingkan antara rata-rata laba setelah pajak dengan rata-rata investasi.
ARR = Rata−rata EAT ( Averange After Tax)
Rata−rata Investasi(Average investment )X 100%
(Sumber : Suliyanto, 2010)
Angka yang diperoleh dari perhitungan diatas akan dibandingkan dengan
tingkat keuntungan yang diisyaratkan, apabila lebih besar daripada tingkat
keuntungan yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, apabila
lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang diisyaratkan maka proyek ditolak.
2.1.6.2. Metode NPV (Net Present Value)
21
Merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai
sekarang dari aliran khas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari
pengeluaran suatu investasi (outlays). analisis keuangan yang memperhatikan
adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat dinilai
sekarang (periode awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan faktor
pengurang yang dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga).
NPV = Total PV Aliran Kas Bersih – Total PV Investasi
Kriteria penilaian NPV adalah :
Jika NPV > 0, maka investasi diterima.
Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.
(Sumber : Kasmir, 2008)
2.1.6.3. Payback Periode
Metode ini mengukur seberapa cepat investasi investasi bisa kembali. Dan
untuk menghitung payback periode ini, digunakan rumus:
PP = Investasi
Kas Bersih /Tahun x 1 tahun
(Sumber : Kasmir, 2008)
Kalau proyek ini lebih dari pada yang diisyaratkan, maka proyek layak
untuk dilatjutkan, apabila lebih lama maka proyek ditolak.
2.1.6.4. Metode IRR (Internal Rate of Return)
Inteernal Rate of Return merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil intern. Ada 2 cara untuk mencari IRR, yakni:
22
a. Cara pertama
IRR = i1 + NPV 1
NPV 1−NPV 2 x (i2 – i1)
(Sumber : Kasmir, 2008)
Keterangan:
i1 = Tingkat bunga 1
i2 = Tingkat bunga 2
b. Cara kedua
IRR = P1 – C1 x P 2−P 1C 2−C 1
(Sumber : Kasmir, 2008)
Keterangan :
P1 = Tingkat bunga 1
P2 = Tingkat bunga 2
C1 = NPV 1
C2 = NPV 2
Dari perhitungan diatas, apabila:
IRR lebih besar (>) dari bunga pinjaman, maka proyek diterima
IRR lebih kecil (<) dari bunga pinjaman, maka proyek ditolak
2.1.6.5. Metode PI (Profitabilitas Indeks)
Indeks profitabilitas adalah rasio atau perbandingan antara jumlah nilai
sekarang arus kas selama umur ekonomisnya dan pengeluaran awal proyek.
PI = Total PV Kas Bersih
Total Inve stasi
23
(Sumber : Kasmir, 2008)
Kriteria untuk Profitabilitas Indeks :
Proyek dinilai layak jika PI > atau = 1,00, sebaliknya
Dinilai tidak layak jika PI < 1,00
2.2. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu
penulis dalam menyelesaiakan penalitian ini, yang terdiri atas:
2.2.1. Input, yaitu data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. terdiri dari:
2.2.1.1. Data primer :
a. Koordinat singkapan bahan galian industry PT Bukit Sari Investama.
b. Data gaji karyawan dengan survey ke lokasi perusahaan di sekitar.
2.2.1.2. Data sekunder :
a. Peta Topografi daerah pengembangan.
b. Peta Geologi lembar Padang skala 1:250.000.
c. Data hasil perhitungan sumberdaya batugamping wilayah yang ditentukan.
2.2.2. Proses, yaitu teknik pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian
ini yang terdiri atas:
a. Membuat struktur dan langkah kegiatan operasi produksi yang akan
dilakukan atau dilaksanakan.
b. Menentukan dan menghitung jumlah biaya yang akan di keluarkan pada
setiap satuan rencana kerja yang akan dilakukan.
24
2.2.3. Out put, yaitu hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu :
1. Mengetehui rencana kerja dan menghitung anggaran biaya yang akan
dilaksanakan oleh PT. Bukit Sari Investama.
2. Mengetahui peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan digunakan
dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan di PT. Bukit Sari Investama.
3. Mengetahui berapa satuan biaya yang akan di keluarkan pada setiap
satuan kerja yang akan dikerjakan
25
Proses
a. Membuat struktur dan langkah kegiatan operasi produksi yang akan dilakukan atau dilaksanakan.
b. Menentukan dan menghitung jumlah biaya yang akan di keluarkan pada setiap satuan rencana kerja yang akan dilakukan.
26
Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
Out Put1. Mengetehui rencana kerja dan menghitung anggaran
biaya yang akan dilaksanakan oleh PT. Bukit Sari Investama.
2. Mengetahui peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan digunakan dan berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di PT. Bukit Sari Investama.
3. Mengetahui berapa satuan biaya yang akan di keluarkan pada setiap satuan kerja yang akan dikerjakan
Input
Data primer :a. Koordinat singkapan bahan galian
industry PT Bukit Sari Investama.b. Data gaji karyawan dengan survey ke
lokasi perusahaan di sekitar.
Data sekunder :a. Peta Topografi daerah
pengembangan..b. Peta Geologi lembar Padang skala
1:250.000.c. Data hasil eksplorasi.