bab ii landasan teoritis a. pengertian financial...

Download BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Financial …digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-3104-BAB II.pdf · sebagai perolehan aktiva dengan dana yang di ... yang lebih

If you can't read please download the document

Upload: dangngoc

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORITIS

    A. Pengertian Financial Leverage

    Financial leverage merupakan pengunaan dana dari aset perusahaan

    dengan suratsurat berharga dengan tingkat pengambilan yang tetap

    (terbatas), yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan bagi pemegang

    saham.6

    Kebijakan perusahaan mendapat modal pinjaman dari luar ditinjau dari

    bidang manajemen keuangan, merupakan penerapan kebijakan financial

    leverage, dimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya dengan

    menggunakan modal asing/hutang serta menanggung suatu beban tetap yang

    bertujuan untuk meningkatkan laba per lembar saham. Masalah financial

    leverage baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan beban

    tetap. Signalling theory menjelaskan proses yang memakan biaya berupa

    deadweight costing, bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai

    perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan

    lain yang memiiliki nilai lebih redah, karena faktor biaya.7

    Salah satu contoh yang diberikan oleh Ross adalah tingkat laveragge

    perusahaan, yaitu perusahaan yang besar akan membuat insentif yang

    mendorong mereka mengambil leveragge tinggi. Hal ini tidak akan dapat

    diikuti oleh perusahaaan yang lebih kecil, karena mereka akan lebih rentan

    3Harmono, op.cit,.p.2 7 Ibid, hlm. 28

  • 12

    mengalami kebangkrutan. Hal ini akan menciptakan separating equilibrium

    yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahan yang lebih tinggi

    akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai

    yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.

    Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara

    perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai

    rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta

    menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium

    stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang

    lebih tinggi.

    Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi

    peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial

    leverage. Kelemahan dari model ini adalah ketidakmampuan dalam

    menjelaskan hubungan kebalikan antara profitabilitas dan laveragge.

    Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang

    memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible asset tinggi harus

    menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature

    (tangible asset tinngi) yang tidak menggunakan hutang, akan tetapi didalam

    teori diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.

    Financial leverage adalah penggunaan dana dengan beban tetap adalah

    dengan tujuan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa atau

    dikenal dengan istilah EPS = Earning per Share.8 Financial leverage juga

    8Bambang Riyanto. Dasar-dasar pembelajaran, Edisi 4.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.2008

  • 13

    sebagai perolehan aktiva dengan dana yang di peroleh dari kreditur atau

    pemegang saham preferen dengan tingkat pengembalian tertentu. the higher

    use of fixed-income securities (in this case debt) will have higher financial

    leverage, on the contrary the lower the use of fixed-income securities, the

    financial leverage will also be lower.9

    Jadi kesimpulannya Financial leverage menunjukkan penggunaan hutang

    dalam membiayai perusahaan yang dapat mengakibatkan timbulnya resiko

    keuangan, semakin besar biaya tetap finansial yang ditambahkan pada biaya

    tetap opersasi (Operating Fixed Cost). Penambahan fixed cost yang lebih

    besar akan mengurangi keuntungan bersih pemegang saham, dan

    pengurangan keuntungan ini berarti resiko bagi para pemegang saham biasa.

    Walaupun penggunaan financial leverage memiliki resiko yang cukup besar ,

    perusahaan tetap cenderung memilih financial leverage yang tinggi karena :

    1. Jika pengusaha menginvestasikan sebagian kecil saja dari keseluruhan

    dana yang dibutuhkan perusahaan, maka resiko perusahaan ditanggung

    kreditur.

    2. Dengan menambah pendanaan yang berasal dari hutang, pemegang saham

    dapat mengontrol perusahaan dengan jumlah investasi yang lebih kecil.

    3. Jika perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atas penggunaan hutang

    yang dibebani bunga, pengembalian atas modal (ROE) dapat bertambah

    atau meningkat.10

    9 Weston, J.F and Brigham, Eugene F., Basics of Finance Management, 8th, American Finance Association, University Michigan.2001. 10 Brigham dan Houston. Dasar-dasar manajemen keuangan Edisi kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat .2007

  • 14

    B. Alasan pengunaan Financial leverage

    Dengan menerapkan kebijakan financial leverage, perusahaan

    memutuskan mengikutsertakan modal pinjaman dan struktur modalnya.

    Mengunakan pinjaman berarti membuka kesempatan bagi manejemen untuk

    memaksimalkan kemakmuran para pemilik atau pemegang saham, tercermin

    pada meningkatkan Return On Equity ( ROE).

    Pengunaan financial leverage dalam struktur modal mepunyai dampak

    yaitu dapat memperbesar pengambilan modal pemilik perusahaan. Hal

    tersebut dapat terjadi apabila perusahaan mampu mengelola dana yang

    berasal dari hutang.

    Perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan hasil

    lebih besar daripada bungga yang dibayarkan. Maka pengambilan dari modal

    pemilik akan diperbesar, atau diungkit(leverage).11

    Dalam keadaan ada pajak, keputusan pendanaan menjadi relevan. Hal ini

    disebabkan oleh karena pada umumnya bunga dibayarkan bisa dipergunakan

    untuk mengurangi penghasilan yang dikenai pajak atau bersifat Tax

    Deductible . Dengan kata lain, apabila ada dua perusahaan yang

    memperboleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang

    sedangkan satunya tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan

    merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka tentunya nilai perusahaan

    yang mengunakan hutang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak

    menggunakan hutang.

    11 Ibid

  • 15

    C. Dampak pengunaan financial leverage

    1. Rate of return lebih besar daripada tingkat bunga (rate of return > rate of

    interest) berarti terdapat keuntungan bagi pemegang saham yang

    merupakan selisih antara rate of return yang dicapai dengan tingkat

    bunga.keadaan ini disebut Favourable Financial leverage.

    2. Rate of return sama dengan tingkat bunga (rate of return = rate of

    interest) berarti pendapatan bagi pemegang saham sama dengan bunga

    yang harus dibayarkan.

    3. Rate of return lebih kecil dari tingkat bunga ( rate of return < rate of

    interest ) berate perusahaan menderita kerugian akibat pengunaan modal

    pinjaman dapat pula disebut Unfavorable Financial leverage.

    D. Sumber-sumber Financial leverage

    Sumber-sumber financial leverage dapat berasal dari modal asing (modal

    yang berasal dari luar perusahaan) yaitu berupa hutang kepada supplier,

    hutang kepada pegawai, hutang kepada perusahaan lain hutang kepada bank

    dan hutang kepada investor dalam bentuk obligasi, serta dapat berasal dari

    modal sendiri (modal yang berasal dari dalam perusahaan) tepatnya pada

    saham preferen.

    Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang

    sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang

    bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus

    dibayar kembali. Modal asing atau hutang terbagi dalam tiga golongan, yaitu :

  • 16

    1. Modal asing / utang jangka pendek (Short-term Debt). Yaitu hutang yang

    jangka waktunya pendek (kurang dari satu tahun). Meliputi kredit rekening

    koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.

    2. Modal asing / utang jangka menengah (Intermediate-term Debt). Yaitu

    hutang yang jangka waktunya antara satu sampai sepuluh tahun. Meliputi

    term loan dan lease financing.

    3. Modal asing / utang jangka panjang (Long-term Debt). Yaitu hutang yang

    jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. Meliputi pinjaman obligasi

    (Bonds-payables) dan pinjaman hipotik (Mortgage).

    Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan

    yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya.

    Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas

    (P.T.) terdiri dari :

    1. Modal Saham

    a. Saham biasa (Commond Stock)

    b. Saham preferen (Preferred Stock)

    c. Saham kumulatif preferen (Cummulative Preferred Stock)

    2. Cadangan

    3. Keuntungan

  • 17

    Penggunaan dana yang berasal dari modal asing mengharuskan

    perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga, begitu pula jika

    perusahaan menggunakan dana dari modal sendiri yaitu saham preferen maka

    perusahaan mengeluarkan beban tetap berupa dividen.12

    E. Komponen Laporan Keuangan dan Kaitannya dengan financial leverage

    Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

    1. Laporan posisi keuangan

    Neraca merupakan elemen dari laporan keuangan yang memberikan

    informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Neraca

    pada umumnya memiliki tiga unsur, dengan penjabaran sebagai berikut :

    a. Aset

    b. Liabilitas

    c. Ekuitas

    2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

    Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai penentuan

    profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan

    perusahaan melunasi pinjaman yang diperlukan investor dan kreditor

    untuk membantu memprediksi jumlah, penetapan waktu dan kepastian dari

    arus kas masa depan.

    12 Bambang,loc.cit.,p.4

  • 18

    3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

    Laporan perubahan ekuitas menyajikan informasi mengenai

    perubahan ekuitas perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi

    dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu, operasi, investasi

    dan pendanaan.

    4. Laporan arus kas selama periode

    Laporan arus kas memberikan informasi tentang kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas selama satu periode

    tertentu. Laporan arus kas terdiri atas tiga bagian, yaitu :

    a. Laporan arus kas investasi

    b. Laporan arus kas pendanaan

    c. Laporan arus kas

    5. Catatan atas laporan keuangan

    Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.

    Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus

    berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan

    keuangan.13

    F. Ukuran Financial leverage

    Ukuran financial leverage adalah Debt to equity ratio yang merupakan

    perbandingan total utang dengan total modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

    maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat

    13 www.google.com tgl 07 April 2013

  • 19

    keuntungan yang tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal

    sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Selain itu kreditur juga

    mengasumsikan terdapat risiko yang besar dari perusahaan sehingga kreditur

    dapat saja memberikan bunga yang cukup besar, sehingga kemampuan

    perusahaan untuk mendapatkan uang dari sumber-sumber luar terbatas dan

    akan mepengaruhi nilai perusahaan.14

    DER = Total Hutang

    Total Modal

    G. Kebijakan Deviden

    Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah

    dividen. Deviden adalah pembagian laba kepada pemegang saham

    berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi

    laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi keuntungan

    kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis.

    Kebijakan deviden merupakan suatu kebijakan yang dilakukan dengan

    pengeluaran biaya yang cukup mahal, karena perusahaan harus menyediakan

    dana dalam jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan

    umumnya melakukan pembayaran dividen yang stabil dan menolak untuk

    mengurangi pembayaran dividen. Hanya perusahaan dengan tingkat

    kemampuan laba yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah, yang mampu

    untuk membagikan dividen.

    14Sartono, Agus, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi 4, BPFE Yogyakarta,

    Yogyakarta, 2010

  • 20

    a dividend is a cash payment made on a quarterly or semi annual basis by

    company to its shareholders, it is a distribution of after tax profit.15

    Signalling theory menjelaskan proses yang memakan biaya berupa

    deadweight costing, bertujuan untuk menyakinkan investor tentang nilai

    perusahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan

    lain yang memiiliki nilai lebih redah, karena faktor biaya.16

    Salah satu contoh yang diberikan oleh Ross adalah tingkat laveragge

    perusahaan, yaitu perusahaan yang besar akan membuat insentif yang

    mendorong mereka mengambil leveragge tinggi. Hal ini tidak akan dapat

    diikuti oleh perusahaaan yang lebih kecil, karena mereka akan lebih rentan

    mengalami kebangkrutan. Hal ini akan menciptakan separating equilibrium

    yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahan yang lebih tinggi

    akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki nilai

    yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.

    Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara

    perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai

    rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta

    menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium

    stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang

    lebih tinggi.

    Kelebihan teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi

    peningkatan harga saham sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial 15 Watson Denzil and Head Antony, Coorporate Finance Principles and Practice, 3 th Edition, Prentice Hall, England.2004 16 Ibid, hlm. 28

  • 21

    leverage. Kelemahan dari model ini adalah ketidakmampuan dalam

    menjelaskan hubungan kebalikan antara profitabilitas dan laveragge.

    Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang

    memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible asset tinggi harus

    menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature

    (tangible asset tinngi) yang tidak menggunakan hutang, akan tetapi didalam

    teori diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.

    Banyak perusahaan yang selalu mengkomunikasikan bahwa

    perusahaannya memiliki prospektif dan menghadapi masalah keuangan sudah

    tentu akan kesulitan untuk membayar dividen. Hal ini berdampak pada

    perusahaan yang membagikan dividen, memberikan tanda pada pasar bahwa

    perusahaan tersebut memiliki prospek kedepan yang cerah dan mampu untuk

    mempertahankan tingkat kebijakan dividen yang telah ditetapkan pada

    periode sebelumnya. Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah, akan

    memiliki harga saham yang semakin tinggi.17

    Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

    penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

    Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dividen

    merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang

    dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan. 18

    17 Gitosudarmo, indriyo dan Basri. Manajemen keuangan.. Edisi keempat. Yogyakarta : BFE. 2008 18 Sunariyah. Pengantar pengetahuan pasar modal. Edisi keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. 2007

  • 22

    Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan deviden :

    DPR = Deviden per lembar saham Laba per lembar saham (LPS)

    Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bisa berupa :

    1. Dividen Tunai (cash dividend)

    Dividen Tunai adalah dividen yang dibayar oleh emiten kepada para

    pemegang saham secara tunai setiap lembarnya.

    2. Dividen Saham (stock dividend)

    Dividen saham merupakan pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu

    berupa pemberian tambahan saham kepada pemegang saham dalam

    jumlah yang sebanding dengan saham-saham yang dimiliki.

    H. Kontroversi Deviden

    Kebijakan dividen masih merupakan masalah yang mengundang

    perdebatan, karena terdapat lebih dari satu pendapat. Dividen dikelompokkan

    menjadi tiga yaitu :

    1. Dividen dibagi sebesar-besarnya

    Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi

    oleh dividen yang dibayarkan. Argumentasi ini mempunyai kesalahan

    dalam hal bahwa peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan

    apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan

    tidak bisa membagikan dividen yang makin besar apabila laba yang

    diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu

    meningkatkan pembayaran dividen karena peningkatan laba, harga saham

  • 23

    akan naik. Harga saham tersebut disebabkan karena kenaikan laba dan

    bukan kenaikan pembayaran dividen.

    2. Dividen tidak relevan

    Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan

    bisa saja membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan

    dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern, jadi yang

    penting adalah apakah investasi yang tersedia diharapkan akan

    memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang

    dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam perusahaan (menahan

    laba) ataukah dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru). Dampak

    pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal, atau

    keputusan dividen adalah tidak relevan (the irrelevant of dividend).

    3. Dividen dibagikan sekecil-kecilnya

    Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan sekecil-

    kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi (floatation cost). Apabila

    perusahaan menerbitkan saham baru, perusahaan akan menanggung

    berbagai biaya ( yang disebut sebagai floatation cost ), seperti fee untuk

    underwriter, biaya notaris, akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham

    saham, dan sebagainya, yang berkisar antara 2 4 %.19

    19Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.2008

  • 24

    I. Faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden

    Faktor-Faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen :

    1. Peraturan Hukum

    Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat

    dibayar dari laba yang terdahulu dan laba sekarang. Peraturan mengenai

    tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditor dengan

    melarang pembayaran dividen yang menyedot membagikan

    investasinya bukan membagikan keuntungan Peraturan mengenai tak

    mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak

    mampu (bangkrutjumlah hutang lebih besar dari jumlah harta).

    2. Faktor keuangan dan ekonomi

    a. Posisi Likuiditas

    Laba ditahan biasanya di investasikan dalam bentuk aktiva yang

    diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun

    terdahulu sudah di investasikan dalam bentuk mesin dan peralatan,

    persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk

    uang tunai. Suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin

    saja tidak membayar dividen karena keadaan likuiditasnya.

    b. Perlunya membayar kembali pinjaman

    Jika perusahaan telah membuat penjaman untuk memperluas

    usahanya atau untuk pembiayaan lainnya, maka ia dapat melunasi

    penjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan

    cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya,

  • 25

    diputuskannya bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya

    harus ada laba ditahan.

    c. Keterbatasan karena kontrak pinjaman

    Kontrak pinjaman apalagi jika menyangkut pinjaman jangka

    panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk

    membayar dividen tunai. Pembatasan-pembatasan itu dimaksudkan

    untuk melindungi para kreditur.

    d. Tingkat penjualan aktiva

    Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin banyak dana

    yang dibutuhkan di kemudian hari dan semakin banyak laba yang

    harus ditahan dan tidak dibayarkan.

    e. Tingkat laba

    Laba dibagikan kepada para pemegang saham atau tetap ditahan

    di perusahaan untuk digunakan kembali.

    f. Stabilitas laba

    Perusahaan yang labanya relatif teratur seringkali dapat

    memperkirakan bagaimana laba di kemudian hari. Perusahaan seperti

    itu kemungkinan besar akan membagikan labanya dalam bentuk

    dividen dengan presentasi yang lebih besar dibandingkan dengan

    perusahaan yang labanya berfluktuasi.

    g. Keputusan kebijakan dividen

    Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per

    lembar saham pada tingkat yang konstan. Nilai dividen selalu

  • 26

    terlambat dibandingkan dengan nilai keuntungan, artinya dividen itu

    baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya laba itu

    benar-benar mantap dan nampak cukup permanen. Sekali dividen

    naik, maka segala daya dan upaya yang akan dikerahkan supaya

    tingkatan yang baru itu dapat terus dipertahankan. Laba akan tetap

    dipertahankan sampai betul-betul jelas bahwa labanya memang tak

    mungkin pulih kembali.

    Ada beberapa pertimbangan manajerial dalam menentukan kebijakan

    dividen adalah :

    1. Kebutuhan dana bagi perusahaan

    Semakin besar Kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil

    kemampuan untuk membayarkan dividen. Penghasilan perusahaan akan

    digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua

    proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran

    dividen.

    2. Likuiditas perusahaan

    Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam

    kebijakan dividen. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin

    besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar

    pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

  • 27

    3. Kemampuan untuk meminjam

    Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk

    mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang

    tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi.

    4. Pembatasan pembatasan dalam perjanjian utang

    Ketentuan perlindungan (protective covenant) dalam suatu perjanjian

    utang sering mencantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen.

    Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan

    perusahaan tersebut untuk membayar utangnya. Biasanya, pembatasan ini

    dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba kumulatif.

    5. Pengendalian perusahaan

    Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka

    perusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui

    penjualan sahamnya untuk membiayai kesempatan investasi yang

    menguntungkan. Bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada

    kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat

    mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai

    menjadi berkurang dari seluruh saham yang beredar. Dianggap berbahaya

    bila perusahaan terlalu besar membayar dividennya, sehingga

    pengendalian perusahaan menjadi berpindah tangan.20

    20 Harjito dan Martono. Manajemen keuangan. Yogyakarta.2007

  • 28

    J. Nilai Perusahaan

    Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang

    tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin

    tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan

    yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai

    yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.

    Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar

    dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan

    (financing) dan manajemen asset. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga

    sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli

    dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena

    harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan

    sesungguhnya.

    Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham

    sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi

    dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa

    yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan, Karena

    nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara

    maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga

    saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham, untuk mencapai

    nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya

    kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer

    ataupun komisaris.

  • 29

    Semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai

    perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab

    dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga

    tinggi. 21. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja

    perusahaannya juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga

    sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga

    baik. Sebagian besar perusahaan menginginkan nilai perusahaan yang tinggi,

    sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham

    juga tinggi.

    Harga pasar dapat terbentuk apabila ada transaksi antara pembeli dan

    penjual dan disebut sebagai nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham

    dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Aset perusahaan

    yang ada yaitu aset yang berwujud dan aset yang tidak berwujud. Nilai

    perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat

    dipengaruhi oleh peluang peluang investasi. Adanya peluang

    investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan

    dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.22

    Berdasarkan definisi nilai perusahaan yang dijelaskan di atas maka dapat

    dikaitkan dengan sebuah teori yang disebut dengan Signalling Theory, yang

    mana Signalling Theory sendiri menekankan pada pentingnya informasi yang

    dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

    21 Brigham dan Houston,op.cit.,p.6 22 Sunarsih, N.M., Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal, Denpasar, 2011,p.6.

  • 30

    perusahaan (investor). Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

    pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan

    keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif,

    maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut

    diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku

    pasar sudah menerima informasi atas perusahaan, pelaku pasar terlebih

    dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai

    signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman

    informasi tersebut menjadi signal baik bagi investor, maka akan terjadi

    peningkatan dalam volume perdagangan saham yang mengakibatkan

    tingginya harga saham di pasar modal sebagai cerminan atas nilai suatu

    perusahaan.

    Selain itu ada juga Trade Off Theory yang membahas hubungan antara

    struktur modal dengan nilai perusahaan. Model trade-off mengasumsikan

    bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan

    pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai

    akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Esensi trade-off theory

    dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan

    yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar,

    tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena

    penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak

    diperbolehkan. Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan

    meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu.

  • 31

    Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan

    (Hartono, 2003). Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan

    secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan

    kontribusi penting yaitu (Hartono, 2003);23

    1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan

    sedikit hutang.

    2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak

    menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak

    rendah.

    K. Rasio Penilaian

    Nilai perusahaan dapat diukur dengan suatu rasio yang disebut rasio

    penilaian. mendefinisikan rasio penilaian adalah suatu rasio untuk mengukur

    kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor)

    atau pada para pemegang saham. Rasio penilaian memberikan informasi

    seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan, sehingga tertarik untuk

    membeli saham dengan harga yang lebih tinggi disbanding nilai bukunya.

    Rasio penilaian terdiri atas :

    23 Hidayati, Eva Eko. Analisis Pengaruh DER, DPR, ROE dan SIZE Terhadap PBV. Thesis S2 Magister Manajemen. Universitas Diponegoro. 2010

  • 32

    1. Price Earning Ratio (PER).

    Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara harga

    saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh oleh para pemegang

    saham. Price earning ratio dapat dihitung sebagai berikut :

    PER = Harga Pasar Saham Laba per Lembar Saham

    2. Price to Book Value Ratio (PBV Ratio).

    Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di

    pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini

    semakin tinggi pula nilai perusahaan. Price to Book Value Ratio dapat

    dihitung sebagai berikut :

    PBV Ratio = Harga Pasar Saham Nilai Buku Saham Dimana Nilai Buku Saham dapat diperoleh dari :

    Nilai Buku = Jumlah Ekuitas Jumlah Lembar Saham Beredar

    Diantara kedua rasio penilaian yang telah dijelaskan, peneliti

    memutuskan untuk menggunakan price to book value (PBV) sebagai

    indikator untuk mengukur nilai perusahaan karena rasio ini berfungsi

    untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar jika

    dibandingkan dengan nilai buku sahamnya dan dapat dikatakan bahwa

    semakin tinggi price to book value (PBV) semakin tinggi pula nilai suatu

    perusahaan. Berkaitan dengan adanya teori pesignalan (Signalling Theory)

    yang dikemukakan di awal pembahasan nilai perusahaan, maka dalam

    penelitian ini peneliti melakukan analisis terhadap variabel Nilai

  • 33

    Perusahaan dengan menggunakan periode pengamatan satu tahun setelah

    variabel Financial Leverage dan kebijakan deviden. 24

    L. Pengaruh Antar Variabel

    1. Hubungan Financial Leverage (DER) dengan Nilai Perusahaan (PBV)

    Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

    merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan

    hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang

    tersebut (Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal

    adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai

    akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang

    masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang

    sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.25

    Semakin tinggi hutang (DER) maka semakin besar juga resiko yang

    ditanggung. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor

    terhadap nilai perusahaan. Sehingga DER berpengaruh Negatif terhadap

    nilai perusahaan.

    2. Hubungan Kebijakan Deviden (DPR) dengan Nilai Perusahaan (PBV)

    Signalling Theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik

    dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar dengan demikian

    pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan

    24 Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori , Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta. 2009 25Hidayati, Eva Eko,op.cit.,p 36

  • 34

    buruk. Deviden memberikan informasi atau isyarat mengenai keuntungan

    perusahaan karena pembayaran deviden akan meningkatkan keyakinan

    akan keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memiliki sasaran rasio

    pembayaran deviden yang stabil selama ini dan perusahaan dapat

    meningkatkan rasio tersebut, para investor akan percaya bahwa

    manajemen mengumumkan perubahan positif pada keuntungan yang

    diharapkan perusahaan. Isyarat yang diberikan kepada investor adalah

    bahwa manajemen dan dewan direksi sepenuhnya merasa yakin bahwa

    kondisi keuangan lebih baik daripada yang direfleksikan pada harga

    saham. Oleh karena itu, indikator kebijakan deviden yang terdiri dari

    dividend yield ratio (DYR) dan dividend payout ratio (DPR) sama-sama

    mempunyai hubungan positif terhadap nilai perusahaan. namun dalam

    penelitian ini saya menggunakan variabel DPR untuk menguji apakah

    berpengaruh positif terhadap PBV

  • 35

    Hasil Penelitian Terdahulu

    Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

    NO JUDUL PENELITI PENELITI VARIABEL

    PENELITIAN

    HASIL PENELITIAN

    1 Pengaruh Kebijakan

    Dividen, Kebijakan

    Hutang dan Profitabilitas

    terhadap Nilai Perusahaan

    manufaktur yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia

    (BEI) Periode 2005-2010

    Jurnal Riset Manajemen

    Sains Indonesia (JRMSI)

    |Vol. 3, No. 1, 2012

    Umi

    Mardiyati,

    Gatot Nazir

    Ahmad, dan

    Ria Putri

    Kebijakan

    dividen

    (Dividend payout

    ratio) Kebijakan

    hutang (Debt to

    Equity Ratio)

    Profitabilitas

    (proxy Return on

    Equity) Nilai

    Perusahaan (

    Price Book

    Value )

    Kebijakan deviden

    secara parsial memiliki

    pengaruh yang tidak

    signifikan terhadap nilai

    perusahaan,

    Kebijakan hutang

    berpengaruh positif tetapi

    tidak signifikan terhadap

    nilai perusahaan,dan

    Profitabilitas memiliki

    pengaruh yang positif

    signifikan terhadap nilai

    perusahaan.

    2 Analisis Pengaruh DER,

    DPR, ROE, dan Size

    Terhadap PBV Perusahaan

    Manufaktur yang Listing

    di BEI Periode 2005-2007

    Eva Eko

    Hidayati

    DER, DPR,

    ROE, dan Size

    Terhadap PBV

    DER, DPR , ROE dan Size

    berpengaruh signifikan

    secara bersama-sama

    (simultan) terhadap PBV,

    dan secara parsial DER

    dan DPR berhubungan

  • 36

    negatif dan tidak

    Signifikan terhadap PBV,

    sedangkan ROE dan Size

    berhubungan positif dan

    signifikan terhadap PBV

    3 Analisis Pengaruh ROE,

    DER, DPR, Growth, dan

    Firm Size Terhadap Price

    Book Value (PBV) Studi

    Kasus Pada Perusahaan

    Manufaktur yang Listed di

    BEI Periode Tahun 2007-

    2010

    Jurnal Manjemen

    Universitas Diponegoro

    Durrotun

    Nasehah

    ROE, DER,

    DPR,

    GROWTH, dan

    FIRM SIZE

    Terhadap PRICE

    BOOK VALUE

    (PBV)

    ROE, DER, DPR, Growth,

    dan Firm Size berpengaruh

    signifikan secara bersama-

    sama (simultan) terhadap

    PBV,

    dan secara parsial ROE

    dan DPR berpengaruh

    signifikan terhadap PBV,

    sedangkan DER, Growth

    dan Firm Size tidak

    berpengaruh signifikan

    terhadap PBV

  • 37

    M. Skema Kerangka Pemikiran

    Feedback

    Gambar 2.1 kerangka pemikiran

    Financial Leverage

    Kebijakan Deviden

    Nilai Perusahaan

    Bursa Efek Indonesia

    Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009 2012

    Laporan Keuangan

    1. Statistik Deskriptif 2. Uji Normalitas Data 3. Uji Asumsi Klasik 4. Uji t 5. Uji F

    Hasil Kesimpulan dan Saran

    Analisis Regresi Liner Berganda

  • 38

    N. Perumusan Hipotesis

    Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

    1. Ha1: Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh negatif dan

    signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

    2. Ha2: Devidend Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh positif dan

    signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

    3. Ha3: Debt to Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

    mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap nilai

    perusahaan (PBV).