bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id filesistem, yang ter diri atas, sasis, dua roda, pedal,...

27
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Sistem Menurut Tantra (2012:1) sistem adalah entitas atau satuan yang terdiri dari dau atau lebih komponen atau subsistem (sistem yang lebih kecil) yang salin berhubungan dan terkait untuk mancapai suatu tujuan.Menurut Enger yang dikutip oleh Sutabri (2012, 7) sistem terdiri atas kegiatan kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan tujuan perusahaan seperti pengendalian produksi atau penjadwalanDefinisi sistem menurut Sutabri (2012, 6) sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo yang dikutip Sutabri (2012, 7) suatu sistem terdiri atas objek objek atau unsur unsur atau komponen komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu. Banyak hal yang kita temui sehari hari adalah sistem. Sepada adalah sistem, yang ter diri atas, sasis, dua roda, pedal, rantai, roda gigi, setang dan rem dengan tujuan digunakan sebagai alat teransportasi. Demikian juga dengan

Upload: others

Post on 21-Sep-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Definisi Sistem

Menurut Tantra (2012:1) sistem adalah “entitas atau satuan yang terdiri

dari dau atau lebih komponen atau subsistem (sistem yang lebih kecil) yang salin

berhubungan dan terkait untuk mancapai suatu tujuan.”

Menurut Enger yang dikutip oleh Sutabri (2012, 7) “sistem terdiri atas

kegiatan – kegiatan yang berhubungan guna mencapai tujuan – tujuan perusahaan

seperti pengendalian produksi atau penjadwalan”

Definisi sistem menurut Sutabri (2012, 6) sistem adalah sekelompok

unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-

sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo yang dikutip Sutabri

(2012, 7) suatu sistem terdiri atas objek – objek atau unsur – unsur atau komponen

– komponen yang berkaitan dan berhubungan satu sama lain sedemikian rupa

sehingga unsur – unsur tersebut merupakan suatu kesatuan pemrosesan atau

pengolahan yang tertentu.

Banyak hal yang kita temui sehari – hari adalah sistem. Sepada adalah

sistem, yang ter diri atas, sasis, dua roda, pedal, rantai, roda gigi, setang dan rem

dengan tujuan digunakan sebagai alat teransportasi. Demikian juga dengan

9

mobil, termometer, instalasi listrik, sokalah, dan bank. Rumah sakit dapat

dikatakan sebagai sebuah sistem. Sebagai contoh dalam sebuah sistem instalasi

rawat inap dengan sussistem didalamnya dokter, perawat, bagian administrasi,

rekam medik, farmasi, gizi, dan manajemen.

Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu ; Perangkat keras

atau hardware (CPU, disk, printer, tape).Perangkat lunak atau software (sistem

operasi, sistem database, program pengontrol komunikasi, program

aplikasi).Personil atau brainware (yang mengoperasikan sistem, menyediakan

masukan, mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang

mendukung sistem).Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka

waktu tertentu). Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).

Sistem terotomasi yang cocok dengan sistem infomasi manajemen rumah

sakit (SIMRS) adalah Decision support system strategic planning system. Sistem

yang memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer

mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi.

Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan

sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll. Sistem

ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-fungsi

matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik

(tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan mengenai sistem. Sistem

yaitu suatu kumpulan dari bagian-bagian yang saling berhubungan membentuk

satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

10

2.1.2 Definisi Informasi

Informasi merupakan proses yang lebih lanjut dari data yang sudah

memiliki nilai. Informasi seringkali tidak tepat pemakaiannya, informasi dapat

merujuk kesuaru data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi

dan lainnya. Suatu sistem yang kekurangan informasi akan menjadi kerdil dan

akhirnya berkahir.

Menurut Tantra (2012 :1) informasi dapat dipahami sebagai pemrosesan

yang terorganisir, memiliki arti, dan berguna bagi orang yang

menerimanya.Informasi harus memiliki arti sehingga dapat dimanfaatkan. Agar

memiliki arti, informasi harus memeliki beberapa karekteristik, yaitu dapat

diandalkan

Menurut Sutabri (2012, 22) informasi adalah data yang telah diklarifikasi

atau diolah atau diintrpretasikan untuk digunakan dalam proses pengembilan

keputusan.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi (System Information) menurut C. Laudon dan P Laudon

(2007 : 15) secara teknis dapat difenisikan sebagai sekumpulan komponen yang

saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses,

menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang keputusan dan

pengawasan dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga dapat membantu

manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal – hal

yang rumit dan menciptakan produk baru.

11

Menurut Alter yang dikutip oleh Kadir (2014, 9) sistem informasi

adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi

yg diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Sistem Informasi menurut Bodnar dan Hopwood yang dikutip oleh

Kadir (2014, 9) merupakan kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang

di rancang untuk mentransformasikan data kedalam bentuk informasi yang

berguna.

Menurut Celinas, Oram, dan Wiggins yang dikutip oleh Kadir (2014,

9) sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri

atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk

menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi

keluaran kepada para pemakai.

Menurut Wilkinson yang dikutip oleh Kadir (2014, 9) sistem informasi

adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya(manusia, komputer)

untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai

sasaran – sasaran perusahaan.

Sistem informasi menurut Sutabri (2012, 38) adalah suatu sistem didalam

suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian

yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan

kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan – laporan

yang diperlukan oleh pihak tertentu.

12

2.1.4 Definisi Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno “ managemen “ yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Kata manajemen juga berasal dari

bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti mengendalika, terutama dalam

konteks mengendalikan kuda yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti

tangan. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi

management yang memiliki arti seni melaksanakandan mengatur.

Manajemen juga berasal dari bahasa inggris yaitu manage, atau dalam

bahasa Indonesia bisa diartikan yaitu mengendalikan atau mengelola. Sedangkan,

definisi manajemen adalah suatu seni mengarahkan orang lain untuk mencapai

tujuan utama dalam suatu organisasi melalui proses perencanaan (Planning),

pengorganisasian (Organizing), dan mengelola (Controlling) sumber daya

manusia dengan cara efektif dan efisien. Manajemen merupakan seni

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Menurut George R. Tery yang dikutip oleh Rosidah (2009 : 8)

“Management is the accomplishing of the predetermined, objective through the

efforts of other people.” (Manajemen adalah melakukan pencapaian tujuan /

organisasi yang sudah ditentukan sebelumnya dengan mempergunakan bantuan

orang lain).

Manajemen menurut Koontz dan Donnel yang dikutip Rosidah (2009 :

8 ) “Management is getting thing doe, through other people.” (manajemen adalah

penyelesaian pegawai melalui orang lain).

Menurut John M. Pfifner yang dikutip Rosidah (2009 : 8 ) “

Management is concerned with the direction of these individuals and functions to

13

achieve ends previously determined.” (Manajemen berhubungan dengan

pengarahan orang dan tugas – tugasnya untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan).

Manajemen menurut Stoner dan Freeman yang dikutip Rosidah (2009 :

8 ) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan

pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua lain – lain

sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah di

tetapkan.

2.1.5 Definisi Sistem Informasi Manajemen

Dalam kurun waktu setengah abad sejak komputer digital untuk tujuan

umum pertama kali dipasang disebuah organisasi bisnis, piranti keras telah

mengalami berlipat – lipat kali kenaikkan kecepatan dan kapasitas yng juga

disertai dengan pengurangan ukuran secara dramatis. Dalam waktu yang sama

aplikasi komputer juga telah mengalami evolusi dari yang sebelumnya digunakan

untuk mengolah transaksi akuntansi secara sederhana.

Aplikasi bisnis pertama melibatkan pengolahan transaksi – transaksi

akuntasi. Sistem ini merupakan sistem virtual dimana ia mengolah dan

menyimpan data yang mencerminkan sistem fisik perusahaan. Setelah sistem

pengolahn transaksi akuntansi terpasang, perusahaan menggeser fokus sistemnya

pada penyediaan informasi kepada manajer – manajernya untuk memecahkan

masalah.

Sistem pertama yang berorientasi pada informasi disebut sistem informasi

manajemen / SIM (Management Information System-MIS), dan sasarannya adalah

memberikan dukungan secara luas kepada seluruh manajer dari sebuah unit

14

organisasi. Langkah besar berikutnya adalah penyempurnaan konsep SIM untuk

menghasilkan satu kelas sistem yang disebut sistem pendukung pengambilan

keputusan (decision support system – DSS), yang ditujukan bagi manajer secara

spesifik dan masalah – masalah tertentu.

Menurut McLeod, jr dan P. Shell (2012, 11) Sistem Informasi

Manajemen (management information system – MIS) sebagai suatu sistem

berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang

memiliki kebutuhan serupa.

2.1.6 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit berasal dari kata yunani yaitu hospitium “Yang mempunyai

arti sebagai tempat untk menerima orang-orang asing dan pejiarah jaman dahulu.

Dalam bentuknya yang pertama rumah sakit memang hanya melayani para

pejiarah, orang-orang miskin, dan kemudian penderita penyakit pes. Seiring

dengan berjalananya waktu, rumah sakit mulai berkembang setahp demi setahap

hingga menjadi bentuk yang kompleks seperti sekarang ini. Saat ini rumah sakit

merupakan suatu institusi di mana segenap lapisan masyarakat bisa datang untuk

memperoleh upaya penyembuhan. Upaya inilah yang merupakan fungsi utama

suatu rumah sakit umumnya.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

340/MENKES/PER/III/2010 adalah:

“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat”.

15

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah

Sakit, dinyatakan bahwa :

“Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat

berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat

penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan

gangguan kesehatan”.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,

yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang

mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau

keluarga dan lingkungan rumah.

Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis pelayanan

diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,

pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat

pendidikan dan atau pelatihan medik dan para medik, sebagai tempat penelitian

dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari

risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu

adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan

persyaratan kesehatan.

16

2.1.7 Definisi Kinerja

Konsep kinerja merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang

pandanannya dalam bahasa Inggris adalah performance. Istilah performance

sering diindonesiakan sebagai performa. Peningkatan kinerja merupakan hal yang

diinginkan baik dari pihak karyawan dan pihak manajemen. Tidak jarang suatu

perusahaan gagal dalam meningkatkan produktivitas karena tidak menerapkan

sistem kinerja yang baik, yang mengakibatkan kinerja karyawan.

Menurut Bernardin dan Russel yang dikutip Rosidah (2009 : 276) kinerja

merupakan catatan out come yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau

keiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Menurut Mangkunegara (2011:67) definisi kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yg di capai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

Menurut Rosidah (2009 : 277) kinerja adalah merupakan kombinasi dari

kemampuan, usaha dan kesempatan yangdapat dinilai dari hasil kerja.

Menurut Wilson (2012 : 231) kinerja adalah hasil pekerjaan yang dicapai

seseorang berdasarkan persyaratan – persyaratan pekerjaan ( job requirement )

Kinerja menurut Wirawan (2012 : 5) adalah keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi – fungsi atau indikator – indikator pekerjaan atau suatu profesi dalam

waktu tertentu.

17

2.1.8 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)

SIMRS adalah sistem informasi komunikasi yang memproses dan

mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk

jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh

informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi

Kesehatan.

Sistem informasi ini terintegrasi untuk menangani keseluruhan proses

manajemen Rumah Sakit, mulai dari pelayanan diagnosa dan tindakan untuk

pasien, medical record, apotek, gudang farmasi, penagihan, database personalia,

penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendalian oleh

manajemen Oleh sebab itu SIRMS sangat penting dalam penyampain informasi

kepada seluruh petugas kesehatan.

2.1.9 Hipotesis

Menutur Sugiyono (2012:84) “Hipotesis dalam penelitian merupakan

jawaban sementara yang masih akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu

penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan

dua variabel atau lebih”.

Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode

pengumpulan data kontinum yang merupakan data yang diperoleh dari hasil

pengukuran seperti data Interval dan rasio maka hipotesa yang tepat dalam

penelitian ini adalah hipotesa Asosiatif.

18

Menurut Sugiyono (2012:224) hipotesa Asosiatif merupakan dugaan

tentang adanya hubungan antara variabel dalam populasi yang akan diuji melalui

hubungan antara variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut,

dengan melakukan pendekatan koefisien kolerasi.

Adanya pengaruh sistem informsi dalam hal ini SIMRS (variabel X)

terhadap kinerja karyawan (variabel Y) di instalasi rawat inap RSPAD Gatot

Soebroto. Dalam hal ini untuk menguji apakah dua variabel (X) dan (Y)

berbentuk Interval dan Rasio, dan sumber data dari dua variabel itu adalah sama

mengggunakan Koefisien Korelasi Pearson Product Moment.

2.1.10 Metode Penelitian Kuantitatif

Kuantitatif adalah sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode pengumpulan data kuantitatif dikelompokan menjadi 2 yaitu

diskrit dan kontinum. Data diskrit diperoleh dari data menghitung atau

membilang(bukan mengukur) dan ordinal. Sedangkan kontinum data yang

diperoleh dari hasil pengukuran seperti data Interval dan rasio.

19

.

Sumber : Sugiyono (2012 :24)

Gambar. II.1 Macam – Macam Data Penelitian

2.1.11 Metode Regresi Linear sederhana

Menurut Sugiyono (2013: 261) regeresi linear sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional atau kausal satu variabel independen dan satu variabel

dipenden. Hal ini dapat dijelaskan dengan persamaan umum regeresi linear

sederhana dibawh ini :

𝐘 = 𝒂 + 𝒃𝐗

𝒂 =(Ʃ𝐘) − 𝒃(Ʃ𝐗)

𝐧𝒃 =

𝐧(∑𝚾𝐘) − (∑𝚾)(∑𝐘)

𝐧(∑𝚾𝟐) − (∑𝚾)𝟐

dimana : X= Variabel Bebas b = Koefisien Regresi

Y = Variabel Terikat n = Jumlah Sampel

∑= Jumlah a= Konstanta bila X = 0

20

Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b (koefisien regresi) juga besar,

sebaliknya bila koefisien korelasi rendah maka harga b rendah atau kecil. Begitu

pula jika koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif. Dengan demikian

akan di ketahui apakah penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit

(SIMRS) dalam hal ini variabel X dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam

hal ini Variabel Y di instalasi rawat inap RSPAD Gatot Soebroto.

Menurut Sugiyono (2013,228), digunakan rumus Koefisien Korelasi

Pearson Product Moment (PPM) untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengaruh

antara variabel X (SIMRS) dengan variabel Y (Kinerja Karyawan).

𝐫 =𝐧(∑𝚾𝐘) − (∑𝚾)(∑𝐘)

√[𝐧(∑𝚾𝟐) − (∑𝚾)𝟐] [𝐧(∑𝐘𝟐) − (∑𝐘)𝟐]

Dimana : r= Koefisien Korelasi

n= JumlahSampel

∑= Jumlah

X = Variabel Bebas (SIMRS)

𝐘= Variabel Terikat (Kinerja Karyawan)

21

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka

dapat digunakan pedoman seperti yang terterap ada table dibawah ini :

Tabel II.1

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber :Sugiyono (2013, 231)

a. Koefisien Penentu Koefisien penentu atau sering disebut koefisien

determinasi adalah tolak ukur untuk menilai kontribusi atau

sumbangan variabel X terhadap naik turunnya variabel Y. Rumus

koefisien penentu adalah sebagai berikut :

KP =𝐫𝟐 x 100%

Keterangan :

KP = Koefisien Penentu

r = Koefisien Korelasi

22

Tabel II. 2

Instrumen Variabel X (Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit)

SIMRS

Variabel Indikator Pernyataan

SIMRS (X)

1. Perangkat Keras

1. Spesifikasi komputer yang

digunakan dapat

menunjang semua

pekerjaan pengguna.

2. Komputer dapat merespon

dengan cepat sesuai

dengan yang

diperintahkan.

2. Perangkat Lunak

3. Sistem menggunakan

tampilan yang user

friendly.

4. Sistem dapat memenuhi

kebutuhan pengguna

dalam menyelesaikan

pekerjaan.

3. Manusia

5. Karyawan dapat

mengoperasikan sistem

sesuai dengan prosedur.

6. Karyawan dapat

memaksimalkan sistem

untuk menyelesaikan

pekerjaan

4. Prosedur

7. Tahap pengoperasian

sistem sesuai dengan

Standart Operational

Procedure (SOP).

5. Basis Data

8. Informasi/data yang

ditampilkan sudah sesuai

dengan data yang di input.

9. Informasi/data dapat di

akses secara akurat dan

relevan.

6. Jaringan Komunikasi

10. Kemampuan sistem

digunakan lebih dari 1

(satu) orang dalam waktu

yang bersamaan.

Sumber : Darmawan dan Fauzi (2013, 13)

23

Tabel II. 3

Instrumen Variabel Y (Kinerja Karyawan)

Variabel Indikator Pernyataan

Kinerja

Karyawan (Y)

1. Jumlah Pekerjaan

1. Kemampuan sistem

dalam menampung

informasi/data yang

semakin banyak.

2. Karyawan mampu

menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan target

3. Karyawan mampu

mengerjakan pekerjaan

melebihi target yang

sudah ditentukan.

2. Kualitas Pekerjaan

4. Karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaan

dengan meminimalisir

kesalahan.

5. Karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan prosedur.

3. Ketepatan

6. Karyawan dapat

menyelesaikan pekerjaan

tepat waktu.

7. Karyawan dapat

mengatur dan

memanfaatkan waktu

kerja dengan maksimal.

4. Kehadiran

8. Dengan adanya sistem

dapat memotivasi

karyawan untuk hadir

bekerja.

5. Kemampuan Kerjasama

9. Sistem membuat

komunikasi antar

divisi/department

menjadi lebih efektif.

10. Kemampuan sistem

memotivasi karyawan

untuk saling menjaga

hasil pekerjaan.

Sumber: Wilson (2012: 233)

24

2.2. Penelitian Terkait

Berbagai macam penelitian mengenai pengaruh penerapan sistem

informasi manajemen terhadap kinerja karayawan telah banyak dilakukan oleh

para peneliti terdahu, yang dapat digunakan sebagai dasar teori dan penguat

dalam pembentukan hipotesis dalam penelitian ini. Penelitian yang telah

dilakukan antara lain :

2.2.1. Kadek Wahyu Indralesmana dan I.G.N. Agung Suaryana (ISSN:

2302-8556 / 2014 : 345-356) dalam skripsinya yang berjudul

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TERHADAP KINERJA INDIVIDU PADA USAHA KECIL DAN

MENENGAH DI NUSA PENIDA dengan Menggunakan Metode

regresi linear sederhana : Penelitian ini menganalisa tentang apakah

penerapan sistem informasi dapat berpengaruh terhadap UKM yang ada

di Nusa Penida.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terdapat kesimpulan

bahwa:

1. Setelah dilakukan penelitian terhadap 30 responden didapatkan

bahwa pada variabel sistem informasi akuntansi paling banyak

pada kategori sangat baik yaitu sebanyak 15 responden atau

sebesar 50% yang berarti sistem informasi akuntansi yang

dimiliki oleh UKM di Kecamatan Nusa Penida sangat baik.

2. Analisis terhadap 30 responden juga mendapatkan hasil bahwa

pada variabel kinerja individu secara dominan berada pada

kategori sangat baik yaitu sebanyak 20 responden atau sebesar

25

66,7% dan berarti kinerja pegawai yang dimiliki oleh UKM di

Kecamatan Nusa Penida sangat baik.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi

mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu. Variabel

sistem informasi akuntansi sebesar 34,5% berpengaruh terhadap

variabel kinerja individu pada UKM di Kecamatan Nusa Penida.

2.2.2. Ganda Sirait (ISSN 2337- 3350 Vol 2, No 2,2014 : 1-20) dalam

Tesisnya yang berjudul PENGARUH SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIFITAS KERJA PEGAWAI

PADA HOLLAND BAKERY BATAM dengan Menggunakan Metode

regresi linear sederhana : Penelitian ini menganalisa tentang apakah

penerapan sistem informasi manajemen yang relavan, tepat, waktu dan

akurat dapat berpengaruh terhadap efektifitas kerja karyawn holland

bakery.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, terdapat kesimpulan

bahwa:

1. Sistem informasi manajemen dipersepsikan sudah baik bagi

pegawai pada Holland Bakery Batam, kesimpulan ini dibuat

dengan menghitung skor rata-rata dan nilai rentang skala dapat

diklasifikasikan pada tabel rentang skala.

2. Efektifitas kerja Pegawai dipersepsikan sudah baik oleh pegawai

pada Holland Bakery Batam,kesimpulan ini dibuat dengan

menghitung skor rata-rata dan nilai rentang skala dapat

diklasifikasikan pada tabel rentang skala.

26

3. Sistem informasi manajemen berpengaruh secara signifikan

terhadap efektifitas kerja pegawai pada Holland Bakery Batam.

2.2.3. Nita Nur Fadillah (ISSN 2355-5408 Vol 5, No 1, 2017 : 79 - 92)

dalam skripsinya yang berjudul PENGARUH KOMPENSASI

TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT JIWA ATMA

HUSADA MAHAKAM KOTA SAMARINDA dengan Menggunakan

Metode regresi linear sederhana : Penelitian ini menganalisa tentang

apakah penerapan sistem informasi dapat berpengaruh terhadap kinerja

karyawan

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan maka pada

penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara kompensasi terhadap kinerja pegawai pada

Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam Kota Samarinda. Hal

ini ditunjukkan dari hasil analisis regresi linear sederhana.

Dalam kategori ini memiliki hubungan yang tinggi antara

kompensasi terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Atma

Husada Mahakam Kota Samarinda.

2. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui

pengujian nilai koefisien determinasi ternyata variabel

kompensasi memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai di

Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam Kota Samarinda, dan

sisanya ditentukan atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak disertakan di dalam penelitian. Dengan demikian H1

diterima dan H0 ditolak.

27

2.3 Tinjauan Organisasi/Objek Penelitian

2.3.1 Latar Belakang dan Sejarah RSPAD Gatot Soebroto

Pembangunan instalasi Rumah Sakit Militer di Nusantara pada awal abad

19 adalah salah satu bagian dari strategi militer Belanda dalam rangka mendukung

politik kolonialisme, untuk tetap mempertahankan tanah jajahan Nederlands Indie,

yang dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhi. Hal ini juga merupakan

salah satu alasan mengapa diperlukan adanya suatu Rumah Sakit lapangan serta

tetap dipertahankannya instalasi Rumah Sakit Militer meskipun fasilitas

pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit Umum maupun Puskesmas sudah

menyebar sampai ke pelosok pedesaan.

Untuk mengetahui lebih jauh alasan mengapa Pemerintah Kolonial

Belanda mendirikan marilah kita tengok sejenak lembaran sejarah, yang disarikan

dari tulisan yang pernah dimuat dalam buku "catur windu RSPAD Gatot Soebroto'

dan `45 tahun RSPAD Gatot Soebroto'.

Gambar II.1. RSPAD Gatot Soebroto (Hospitaalweg) Tenang dan Sunyi di jalan

dr.Abdulrachman Saleh

28

Pada akhir abad ke 18, tepatnya tahun 1789 daratan Eropa digetarkan oleh

pecahnya Revolusi Perancis dibawah Napoleon Bonaparte. Perang terus terjadi

antara Perancis melawan Inggris, Rusia, Austria, Belanda dan lain-lain. Gaung

revolusi ini sangat kuat dan sangat ditakuti, akibat lebih jauh dari revolusi ini telah

membuat catatan sejarah dimana Indonesia pernah menjadi wilayah koloni Inggris

antara tahun 1811-1816.

Pada akhir abad ke 18 ini pula Verenigde Oost-Indische Companie (VOC)

atau lebih akrab dengan sebutan Kumpeni mengalami kebangkrutan, bukan saja

karena hutang-hutangnya yang banyak, adanya miss manajemen dan korupsi

tetapi juga kalah bersaing dengan East India Company (EIC) milik orang-orang

Inggris yang didukung kekuatan angkatan laut kerajaan Inggris yang sangat kuat

dan menguasai hampir seluruh lautan, sehingga pada waktu itu tidak ada

kapal¬kapal VOC yang sampai ke Indonesia. VOC dibubarkan dan diambil alih

oleh pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1799.

Untuk meningkatkan ketahanan pemerintahannya, Gubernur Jenderal

Daendels bukan saja membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan yang selesai

dalam waktu satu tahun, tetapi juga memperkuat Militernya dan salah satu

upayanya adalah dengan membentuk Dinas Kesehatan Militer (Militaire

Geneeskundige Dients, MGD) dan mendirikan 3 Rumah Sakit Militer (Groot-

Militaire Hospitalen) masing-masing di Jakarta (bukan di lokasi RSPAD

sekarang), Semarang dan Surabaya. Selain itu juga dibangun Rumah Sakit

Garnizun di dalam atau di dekat tangsi militer.

29

Daendels dalam membangun Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Militer

dibantu oleh J.Heppener salah seorang murid Prof.Brugmans seorang organisator

ulung dan pembaharu dinas kesehatan militer di Eropa, yang memasukan fungsi

kesehatan preventif dalam dinas kesehatan militer (MGD). Rumah Sakit dibangun

menurut petunjuk Brugmans, misalnya : bangunan yang luas, sistim ventilasi yang

memudahkan sirkulasi udara. "Gangraena Nosocomialis" harus dicegah dengan

jarak penempatan tempat tidur yang cukup jauh, baju pasien dan perlengakapan

tempat tidur harus sering diganti, bangsal harus bersih, makanan harus bergizi dan

pasien dipisahkan menurut jenis penyakitnya.

Pada tanggal 8 Maret 1942, Angkatan Perang Hindia Belanda di bawah

pimpinan Letnan Jenderal H. Ter Poorten menyerah kepada tentara Jepang di

bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitosyi Imamura. Sejak saat itu berakhirlah

Pemerintahan Hindia Belanda di tanah air Indonesia tercinta dan digantikan oleh

Pemerintahan Dai Nipon Sang Saudara Tua. Namun RS Militer ini selama

pemerintahan Jepang tetap berfungsi sebagai RS Militer dibawah komando

Angkatan Darat (Rikugun) Jepang sebagai Penguasa Militer Jawa dan kemudian

dikenal sebagai Rikugun Byoin.

Jepang dipaksa menyerah kepada Tentara Sekutu pada tanggal 15 Agutus

1945 setelah Hiroshima dan Naga-saki dijatuhi Bom atom. Dan pada tanggal 17

Agustus 1945 Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan ke seluruh penjuru tanah

air. Namun dunia khususnya Belanda masih belum mengakui kedaulatan

Indonesia, akhirnya pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke

Yogyakarta dan Rikugun Byoin (RS Militer) kembali kembali dikuasi oleh KNIL

dan berubah menjadi Militaire Geneeskundige Dienst (Rumah Sakit Jawatan

30

Kesehatan Angkatan Darat) dan terkenal dengan nama lain "Leger Hospitaal

Batavia" yang terletak dijalan Hospitaal Weg, sekarang JI. dr. Abdul Rahman

Saleh.

Nama RSPAD ini berjalan sampai akhir 1970, untuk memberi kehormatan

kepada tokoh TNI Angkatan Darat yang banyak jasanya terhadap para prajurit

yang menderita sakit yaitu Jenderal TNI Gatot Soebroto mantan wakil Kepala Staf

Angkatan Darat. Maka kepala staf Angkatan Darat dengan Surat Keputusannya

Nomor SKEP-582/X/1970 tanggal 22 Oktober 1970 menetapkan nama RSPAD

menjadi Rumah Sakit Gatot Soebroto, disingkat Rumkit Gatot Soebroto. Akhirnya

untuk membuat keseragaman sebutan nama-nama rumah sakit di lingkungan TNI

Angkatan Darat, Kajankesad dengan surat edaran Nomor SE/18/VIII/1977

tanggal 4 Agustus 1977 menetapkan sebutan untuk Rumah Sakit Gatot Soebroto

menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD Gatot

Soebroto). Guna menghormati dan mengenang jasa Letjen TNI Gatot Soebrot.

Saat ini RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah sakit tingkat satu dan

menjadi rujukan tertinggi di jajaran TNI yang memberikan perawatan kesehatan

untuk prajurit TNI AD, Pegawai Negeri Sipil serta masyarakat umum. Hal ini

ditandai dengan adanya ruangan untuk perawatan umum dan pavilliun seperti

Pavilliun Kartika, Pavilliun Darmawan dan Dr. Imam Suyidi. Selain itu RSPAD

Gatot Soebroto saat ini ditunjuk pemerintah sebagai Rumah Sakit Kepresidenen

sejak 2015. Dengan demikian tugas dan tanggung jawab bukan hanya dalam

lingkup kemiliteran melainkan juga lebih luas untuk kepentingan kenegaraan.

Mayjen TNI dr. Terawan Agus Putranto,Sp Rad (K) RI adalah kepala RSPAD

Gatot Soebroto sejak 2015 – saat ini.

31

2.3.2 Visi dan Misi RS Kepresidenan RSPAD GATOT SOEBROTO

1. Visi dari RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto :

Menjadi Rumah Sakit Kepresidenan Berstandar Internasional,

Rujukan Tertinggi, dan Rumah Sakit Pendidikan Utama serta

Kebanggaan Prajurit, ASN, Keluarga dan Masyarakat.

2. Misi dari RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto:

a. Menyelenggarakan fungsi perumahsakitan tingkat pusat dan

rujukan tertinggi bagi rumah sakit TNI dalam rangka

mendukung tugas TNI AD.

b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan dukungan

kesehatan yang profesional, bermutu dan berorientasi

keselamatan pasien bagi prajurit/ASN TNI, Kemhan RI dan

keluarga serta masyarakat.

c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi Presiden, Wakil

Presiden, Pejabat Negara, Tamu Negara, dan VVIP lainnya.

d. Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan melalui

pendidikan berkelanjutan.

e. Mengembangkan keilmuan dan riset secara

berkesinambungan berdasarkan Evidence Based Practice

32

Gambar II.2. Logo RSPAD Gatot Subroto

33

2.3.3. Struktur Organisasi RSPAD GATOT SOEBROTO

Gambar II.3. Struktur Organisasi RSPAD Gatot Subroto

34

2.3.4 Penghargaan RSPAD Gatot Soebroto

1. Pengakuan WHO terhadap RSPAD Gatot Soebroto melalui adaptasi

TTX Pandemi Infleunsa Pada konferensi kesahatan Militer di Meksiko

2017

2. Sertifikat Akreditas Rumah Sakit Internasonal dari Joint Commission

International (JCI) 2014

3. Penunjukkan pemrintah kepada RSPAD Gatot Soebroto sebagai

rumah sakit kepresidenan sejak 2015

4. Rekor MURI Penemu Terapi Cuci Otak” dan “Pengerjaan DSA (

Digital Subtraction Angiogram ) terbanyak 2017