bab ii landasan teori - usm
TRANSCRIPT
5
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Generator [8]
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis
menjadi tenaga listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator
memperoleh energi mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik
(AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator diharapkan dapat
mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut
digunakan untuk beban prioritas.
Genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset
merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Genset atau sistem generator penyaluran adalah suatu
generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat kincir
angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset berperan penting
dalam operasional kereta api, tidak hanya sebagai suplai cadangan yang
terdapat pada gedung-gedung, rumah sakit, ataupun pada tempat-tempat
umum lainnya.
Genset pada kereta api menjadi suplai energi listrik satu-satunya
karena kereta api tidak mendapat suplai energi listrik dari PLN.Generator
terpasang satu poros dengan motor diesel, biasanya menggunakan
generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator
sinkron terdiri dari dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet
dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar, medan magnetnya berputar
karena terletak pada rotor.
6
2.1.1 Konstruksi Generator Arus Bolak-Balik[8]
1. Rangka Stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator merupakan rumah dari
bagian-bagian generator yang lain.
2. Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan
stator. Lilitan stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.
3. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat
kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah,
melewati cincin geser dan sikat-sikat.
4. Cincin Geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada
poros dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar
bersama-sama dengan poros dan rotor.
5. Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang
dipakai sebagai sumber arus. Umumnya generator AC ini
dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat terjadinya
GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan
menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu disebut
dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar
berikut :
7
Gambar 2.1 Konstruksi Generator Berkutub Dalam
Keuntungan generator kutub dalam untuk mengambil
arus tidak dibutuhkan cincin geser dan sikat arang, karena
lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar.
Generator sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan
tegangan tinggi dan arus yang besar. Secara umum kutub
magnet generator sinkron dibedakan atas:
a. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol
(salient pole). Konstruksi seperti ini digunakan untuk
putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.
Diameter rotornya besar dan berporos pendek.
b. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak
menonjol (non salient pole). Konstruksi seperti ini
digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000
rpm), dengan jumlah kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3
dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk
tempat lilitan penguat, yang 1/3 bagian lagi merupakan
bagian yang utuh berfungsi sebagai inti kutub.
8
2.1.2 Prinsip Kerja Generator[8]
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu
arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen
elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor sehingga
menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan EMF ini akan
menghasilkan suatu arus jangkar. Prime mover akan memutar rotor
generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan
medan magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Dua kutub yang berbeda antara
utara dan selatan, maka tegangan yang dihasilkan pada stator adalah
tegangan bolak-balik.
Generator AC bekerja dengan prinsip induksi
elektromagnetik. Generator AC terdiri dari stator yang merupakan
elemen diam dan rotor yang merupakan elemen berputar dan terdiri
dari belitan-belitan medan. Generator AC jangkarnya diam
sedangkan medan utamanya berputar dan lilitan jangkarnya
dihubungkan dengan dua cincin geser.
2.1.3 Sinkronisasi Genset[8]
Proses memasukkan satu generator untuk kerja pararel
dengan generator AC yang lain disebut sinkronisasi. Umumnya
generator sinkron yang bekerja untuk suatu sistem tenaga bekerja
pararel dengan banyak generator yang lain atau dengan sistem
tegangan dari PLN. Generator dihubungkan dengan sistem yang
hidup atau dengan tegangan dan frekuensi yang konstan. Sistem
9
generator yang dihubungkan sudah mempunyai banyak generator
dan beban yang terpasang, sehingga berapapun daya yang
diberikan oleh generator yang baru masuk tidak mempengaruhi
tegangan dan frekuensi dari sistem. Hal ini generator dikatakan
terhubung dalam sistem yang kuat sekali ( infinite bus-bar ).
Mesin sinkron dalam keadaan diam tidak boleh
dihubungkan pada jala-jala (sistem) karena pada saat diam emf yang
terinduksi pada stator adalah nol, maka bila dihubungkan ke sistem
akan terjadi hubung singkat. Untuk dapat mensinkronkan generator
pada sistem perlu dipenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tegangan efektif terminal generator harus sama besar dan
berlawanan arah dengan harga efektif tegangan jala-jala, atau
harga sesaat ggl generator harus sama besar dan berlawanan
arah.
b. Frekuensi masing-masing generator atau frekuensi generator
dengan jala- jala harus sama dengan sistem.
c. Tegangan generator harus memiliki urutan fasa yang sama
dengan sistem. Generator 3 fasa yang harus disinkronkan
cukup 1 fasa saja sedangkan 2 fasa yang lain akan sinkron
secara otomatis. Untuk mengetahui generator sudah sinkron
atau belum, digunakan 3 buah lampu indicator.
10
2.1.4 Efisiensi Genset[8]
Mutu sebuah generator sangat ditentukan oleh besarnya
efisiensi generator tersebut. Makin besar efisiensi sebuah
generator, maka dikatakan generator tersebut makin bagus.
Efiensi generator ini dihitung berdasarkan perbandingan antara
daya keluaran generator terhadap daya masukan awal generator.
2.1.5 Sistem-sistem Pendukung Pada Generator[8]
Pengoperasian suatu instalasi genset memerlukan sistem
pendukung agar dapat bekerja dengan baik dan tanpa
mengalami gangguan. Secara umum sistem-sistem pendukung
tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Sistem Pelumasan
Bertujuan untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang
bergerak dan untuk membuang panas, maka semua bearing dan
dinding dalam dari tabung-tabung silinder diberi minyak
pelumas.
b. Sistem Bahan Bakar
Semua jenis genset pasti mempunyai sistem pendukung
bahan bakar untuk menunjang kinerja mesin genset, dalam 2 kali
putaran dan ini bahan bakar dialirkan ke dalam ruang silinder
dalam mesin genset. Penyemprotan bahan bakar ini dilakukan
dengan proses penyaringan terlebih dahulu oleh saringan bahan
bakar, jika terjadi kelebihan bahan bakar, maka bahan bakar
11
yang tersisa akan dikembalikan ke tangki bahan bakar melalui
pipa pengembalian bahan bakar.
c. Sistem Pendinginan
Mesin genset ternyata hanya sebagian dari energi yang ada
dalam bahan bakar yang diberikan kepada mesin. Bahan bakar
tersebut sebagian bisa dijadikan menjadi tenaga mekanik dan
bagian yang tersisi sebagai panas. Udara panas tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding tabung
silinder yang membentuk sebuah ruang pembakaran sendiri.
2.2 Mesin Diesel[8]
Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau
disebut dengan motor bakar ditinjau dari cara memperoleh energi
termalnya. Pembangkitan listrik sebuah mesin diesel menggunakan
generator dengan sistem penggerak tenaga diesel atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Genset (Generator Set). Ada 2 komponen
utama dalam genset yaitu: Prime mover atau pengerak mula, dalam
hal ini mesin diesel/engine, dan Generator.
Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :
a. Design dan instalasi sederhana
b. Auxilary equipment sederhana
c. Waktu pembebanan relatif singkat
d. Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat
Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover :
12
a. Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran
serta kompresi yang tinggi.
b. Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.
c. Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin
besar pula, hal tersebut menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya
sangat besar.
2.2.1 Cara Kerja Mesin Diesel[8]
Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor
generator. Mesin diesel / engine terjadi penyalaan sendiri, karena
proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di
dalam silinder pada tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga
temperatur di dalam silinder naik, pada saat itu bahan bakar
disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala
secara otomatis.
Penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada
tekanan yang konstan, piston melakukan 2 langkah pendek menuju
kepala silinder pada setiap langkah daya.
a. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah
pemasukan dan penghisapan, di sini udara dan bahan bakar
masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.
b. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol
13
terus berputar menyebabkan torak naik dan menekan bahan
bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2)
termasuk proses pembakaran.
c. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di
sini kedua katup yaitu katup isap dan buang tertutup
sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali
torak ke bawah.
d. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini
katup buang terbuka dan menyebabkan gas akibat sisa
pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena pada
proses keempat ini torak kembali bergerak naik ke atas dan
menyebabkan gas dapat keluar. Kedua proses terakhir ini (3
dan 4) termasuk proses pembuangan.
e. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan
mengulang kembali proses yang pertama, dimana udara dan
bahan bakar masuk kembali.
Gambar 2.2 Cara kerja Mesin Diesel
14
2.2.2 Sistem Starting[8]
Sistem starting adalah proses untuk menghidupkan
atau menjalankan mesin diesel. Ada 3 macam sistem starting
yaitu:
a. Sistem start manual
Sistem start ini dipakai untuk mesin diesel dengan daya
yang relatif kecil yaitu < 30 PK. Cara untuk
menghidupkan mesin diesel pada sistem ini adalah dengan
menggunakan penggerak engkol start pada poros engkol
atau poros hubung yang akan digerakkan oleh tenaga
manusia, jadi sistem start ini sangat bergantung pada faktor
manusia sebagai operatornya.
b. Sistem start elektrik
Sistem ini dipakai oleh mesin diesel yang memiliki daya
sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor DC
dengan suplai listrik dari aterai accu 12 atau 24 volt untuk
menstart diesel. Saat start, motor DC mendapat suplai
listrik dari baterai atau accu dan menghasilkan torsi yang
dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai putaran
tertentu.
c. Sistem start kompresi
Sistem start ini dipakai oleh diesel yang memiliki daya besar
yaitu > 500 PK. Sistem ini memakai motor dengan udara
bertekanan tinggi untuk start dari mesin diesel. Cara kerjanya
15
yaitu dengan menyimpan udara ke dalam suatu botol udara,
kemudian udara tersebut dikompresi sehingga menjadi udara
panas dan bahan bakar solar dimasukkan ke dalam Fuel
Injection Pump serta disemprotkan lewat nozzle dengan
tekanan tinggi, akibatnya akan terjadi pengkabutan dan
pembakaran di ruang bakar. Tekanan di dalam tabung turun
sampai batas minimum yang ditentukan, maka kompressor
akan secara otomatis menaikkan tekanan udara di dalam
tabung hingga tekanan dalam tabung mencukupi dan siap
dipakai untuk melakukan starting mesin diesel.
2.3 Komponen Utama Sistem Genset[8]
2.3.1 Battery[8]
Battery merupakan kumpulan beberapa sel-sel listrik yang
digabungkan secara seri maupun paralel dan merupakan suatu alat
yang di dalamnya berlangsung proses eletrokimia yang
berkebalikan yaitu suatu proses dari pengubahan energi kimia
menjadi energi listrik (proses pengosongan) dan sebaliknya (proses
pengisian). Battery pada dasarnya suatu sel listrik terdiri dari dua
buah logam atau konduktor-konduktor yang tidak sama yang
dicelupkan ke dalam cairan penghantar, apabila konduktor yang
tidak sama tersebut ditempatkan di dalam larutan maka akan
bereaksi secara kimia dengan salah satu konduktor dan
menghasilkan gaya gerak listrik antara kedua konduktor tersebut
16
(konduktor dua plat / elektroda). Elektroda tersebut dihubungkan
oleh konduktor maka arus akan mengalir dari elektroda lainnya
melalui konduktor dan kemudian akan melalui elektrolit.
Elektroda di mana arus meninggalkan sel disebut elektroda positif
dan lainnya disebut elektroda negatif.
Proses pengisian battery adalah dengan cara mengalirkan
arus melalui sel-sel battery dengan arah yang berlawanan dengan
aliran arus dalam proses pengosongan sehingga sel battery akan
dikembalikan dalam keadaan semula. Battery yang digunakan pada
sistem otomatis genset berfungsi sebagai sumber arus DC pada
starting diesel.
Gambar 2.3 Battery
2.3.2 Relay[5]
Relay pada sistem ini berfungsi sebagai penggerak /
pemberi signal atau tanda pada kontaktor yang dituju, jika relay
ini mendapatkan suplai tegangan dan arus maka relay tersebut
akan bekerja dan akan menggerakkan kontaktor baik untuk posisi
membuka (NO) maupun untuk posisi menutup (NC) dari relay
tersebut terhadap catu daya listrik sehingga kontaktor tersebut
bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan baik untuk membuka
17
maupun menutup.
Relay pada sistem ini ada dua macam yaitu relay biasa dan
relay dengan timer. Kedua jenis relay tersebut digunakan sesuai
dengan fungsi dan keperluannya. Relay biasa berfungsi untuk
menghubungkan lampu- lampu indikator tanpa penundaan waktu,
sedangkan relay dengan penundaan waktu digunakan pada saat
start diesel. Hal ini diperlukan karena bila start pertama maka
dibutuhkan selang waktu tertentu untuk start berikutnya sampai
mesin diesel dapat beroperasi.
Gambar 2.4 Relay
2.4 Pengaman Untuk Peralatan[5]
2.4.1 Sekering[5]
Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse.
Fungsi sekering adalah mengamankan peralatan atau instalasi listrik
dari gangguan hubung singkat. Pemasangannya sekering
dihubungkan pada hantaran phasa yang tidak diketanahkan (R, S, T).
Pengaman lebur ini mempunyai karakteristik pemutusan lebih cepat
18
dibandingkan dengan MCB. Pengaman ini hanya dapat dipakai satu
kali dan tidak bisa dioperasikan kembali.
Gambar 2.5 Simbol Sekering
a. Cara kerja sekering[5]
Sekering adalah pengaman lebur yang fungsinya untuk
mengamankan instalasi dari gangguan hubung singkat. Suatu
sekering dilewati arus di atas arus kerjanya, maka pada waktu
tertentu sekering tersebut akan lebur (putus). Besarnya arus
yang dapat meleburkan suatu sekering dalam waktu 4 jam
dibagi arus kerja disebut faktor peleburan berkisar 1 hingga 1,5.
b. Karakteristik sekering[5]
Karakteristik sekering menunjukan hubungan antara
arus dan waktu putus berbanding terbalik, artinya bila arus
yang melalui patron lebur makin besar maka waktu
pemutusann semakin singkat, sehingga patron lebur ini
merupakan gawai proteksi arus lebih ( GPAL ) dengan
karakteristik waktu terbalik (invers).
Arus penguat sebuah pengaman lebur tidak sama dengan
arus yang menyebabkan pengaman putus. Proteksi harus dapat
dibebani dengan arus nominalnya secara kontinyu tanpa batas
19
waktu. Arus nominalnya kira-kira 70 % dari batas arus
maksimalnya (Ig).
Gambar 2.6 Karakteristik Sekering
2.4.2 MCB[5]
MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi
dengan komponen thermis (bimetal) untuk pengaman beban
lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat.
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu
fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :
MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan
tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu:
a. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun
terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.
b. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki
akibat hubung singkat atau beban lebih.
c. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung
singkat atau beban lebih.
MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis
dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk
20
mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi
hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip
yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua
buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara
thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya
arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman
elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat
menarik sebuah angker dari besi lunak.
MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk
pengaman satu fasa, sedangkan untuk pengaman tiga fasa
biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang disatukan,
sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka
kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
2.4.2.1 Jenis-Jenis MCB[5]
Berdasarkan waktu pemutusannya, pengaman-
pengaman otomatis dapat terbagi atas Otomat-L,
Otoma-H, dan Otomat-G.
a. Otomat - L
Otomat jenis ini pengaman termisnya
disesuaikan dengan meningkatnya suhu hantaran,
apabila terjadi beban lebih dan suhu hantarannya
melebihi suatu nilai tertentu, elemen dwi logamnya
akan memutuskan arusnya. Saat terjadi hubung
21
singkat, arusnya diputuskan oleh pengaman
elekromagnetiknya. Untuk arus bolak- balik yang
sama dengan 4 In-6 In dan arus searah yang
sama dengan 8 In pemutusan arusnya berlangsug
dalam waktu 0.2 sekon.
b. Otomat - H
Secara termis jenis ini sama dengan
Otomat-L, tetapi pengaman elektromagnetiknya
memutuskan dalam waktu 0,2 sekon, jika
arusnya sama dengan 2,5 In–3 In untuk arus bolak-
balik atau sama dengan 4 In untuk arus searah. Jenis
Otomat ini digunakan untuk instalasi rumah. Pada
instalasi rumah, arus gangguan yang rendah pun
harus diputuskan dengan cepat, jika terjadi
gangguan tanah, bagian-bagian yang terbuat dari
logam tidak akan lama bertegangan.
c. Otomat – G
Jenis Otomat ini digunakan untuk
mengamankan motor-motor listrik kecil untuk arus
bolak-balik atau arus searah, alat-alat listrik dan
juga rangkaian akhir besar untuk penerangan,
misalnya penerangan pabrik. Pengaman
elektromagnetiknya berfungsi pada 8 In - 11 In
untuk arus bolak-balik atau pada 14 In untuk
22
arus searah. Kontak-kontak sakelarnya dan
ruang pemadam busur apinya memiliki
konstruksi khusus. Otomat ini dapat memutuskan
arus hubung singkat yang besar, yaitu hingga
1500A.
2.4.2.2 Cara kerja MCB[5]
a. Thermis; prinsip kerjanya berdasarkan pada
pemuaian atau pemutusan dua jenis logam yang
koefisien jenisnya berbeda. Kedua jenis logam
tersebut dilas jadi satu keping (bimetal) dan
dihubungkan dengan kawat arus. Arus yang
melalui bimetal tersebut melebihi arus nominal
yang diperkenankan maka bimetal tersebut akan
melengkung dan memutuskan aliran listrik.
b. Magnetik; prinsip kerjanya adalah memanfaatkan
arus hubung singkat yang cukup besar untuk
menarik sakelar mekanik dengan prinsip induksi
elektromagnetis. Semakin besar arus hubung
singkat, maka semakin besar gaya yang
menggerakkan sakelar tersebut sehingga lebih
cepat memutuskan rangkaian listrik dan gagang
operasi akan kembali ke posisi off. Busur api yang
terjadi masuk ke dalam ruangan yang berbentuk
23
pelat-pelat, tempat busur api dipisahkan,
didinginkan dan dipadamkan dengan cepat.
Gambar 2.7 Konstruksi MCB
2.4.3 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) [5]
MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang
dalam proses operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
pengaman dan sebagai alat untuk penghubung. MCCB dapat
berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan
arus beban lebih. Jenis tertentu pengaman ini mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang
diinginkan.
Gambar 2.8 Konstruksi MCCB
2.4.4 TOLR (Thermal Overload Relay) [5]
Thermal Over Load Relay (TOLR) adalah suatu
pengaman beban lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu
24
proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk
melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap
pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai
akibat motor tak dapat diasut. Beban lebih atau arus lebih pada
waktu motor berjalan bila bertahan cukup lama akan
mengakibatkan kerusakan atau pemanasan yang berbahaya pada
motor tersebut. TOLR memiliki rating yang berbeda-beda
tergantung dari kebutuhan biasanya tiap-tiap TOLR batas
ratingnya dapat diatur.
TOLR pada prinsipnya terdiri dari 2 buah macam logam
yang berbeda tingkat pemuaian yang ber beda pula. Kedua
logam tersebut dilekatkan menjadi satu yang disebut
bimetal. Saat bimetal tersebut dipanasi maka akan
membengkak karena perbedaan tingkat pemuaian kedua
logamnya. Bimetal tersebut diletakan didekat sebuah elemen
pemanas yang dilalui oleh arus menuju beban ujung yang satu
dipasang tetap sedangkan yang lainnya dipasang bebas
bergerak dan membengkok dan dapat membukakan kontak-
kontaknya dengan demikian rangkaian beban atau motor akan
terputus.
Besarnya arus yang diperlukan untuk mengerjakan
bimetal sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan untuk
membuat alat pengaman terputus. Penggunaanya sesuai
dengan PUIL 2000 pasal 5.5.4.3 bahwa gawai proteksi
25
beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nlai
pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari
yang diperlukan untuk mengasut motor pada beban penuh.
Waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh
lebih lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor
diasut dan dipercepat pada beban penuh.
Gambar 2.9 Konstruksi TOLR
2.4.5 Kontaktor[5]
Kontaktor adalah gawai gai penyambung dan pemutus
rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan
kontak-kontaknya terjadi karena adanya gaya elektromagnet.
Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan, artinya bekerja bila ada gaya kemagnetan.
Magnet berfungsi sebagai penarik dan pelepas kontak kontak.
Arus kerja normal adalah arus yang mengalir selama pemutaran
tidak terjadi. Kumparan / belitan magnet (coil) suatu kontaktor
magnet dirancang untuk arus searah (DC) saja atau arus bolak-
balik (AC) saja.
Kontaktor untuk arus searah digunakan pada arus
26
bolak-balik, maka kemagnetannya akan timbul dan hilang
setiapa saat mengikuti bentuk gelombang arus bolak-balik.
Sebaliknya jika kontaktor yang dirancang untuk arus bolak-balik
digunakan pada arus searah, maka pada kumparan itu tidak
timbul induksi listrik, sehingga kumparan menjadi panas.
Kontaktor yang dirancang untuk arus searah, digunakan untuk
arus searah saja, juga untuk arus bolak-balik.
Umumnya kontaktor magnet akan bekerja normal bila
tegangannya mencapai 85% tegangan kerjanya, bila tegangan
turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor
ditentukan oleh batas kemampuan arusnya. Kontak-kontak
pada kontaktor ada dua macam yaitu kontak utama dan kontak
bantu, sedangkan menurut kerjanya kontak-kontak dibedakan
menjadi dua yaitu Normally Open (NO) dan Normally Close
(NC).
Kontak NO adalah pada saat kontaktor tidak mendapat
masukan listrik kontak terbuka, sedangkan pada saat kontaktor
mendapat masukan listrik maka kontak akan tertutup. Kontak
NC adalah pada saat kontaktor tidak mendapat masukan listrik,
kontak tertutup sedangkan pada saat kontaktor mendapat
masukan listrik, kontak terbuka.
27
Gambar 2.13 Simbol Kontak-kontak
Penandaan kontak-kontak mempunyai aturan sebagai berikut:
a. Penomoran kontak utama adalah 1, 3, 5 dan 2, 4, 6.
b. Penomoran kontak bantu adalah :
a. *1 - *2 untuk NC, contoh 11-12, 21-22, 31-32
dan seterusnya.
b. *3 - *4 untuk NO, contoh 13-14, 23-24, 33-34
dan seterusnya.
Kode terminasi kontaktor :
A dan B : terminal koil kontaktor
1, 3, 5 : terminal kontak utama (input)
2, 4, 6 : terminal kontak utama (output)
31, 41 : terminal kontak bantu NC (input)
32, 42 : terminal kontak antu NC (output)
13, 23 : terminal kontak bantu NO (input)
14, 24 : terminal kontak bantu NO (output)
28
Gambar 2.10 Konstruksi Kontaktor
2.5 Sistem Pengaman[6]
2.5.1 Pengaman Alarm[6]
Bertujuan memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu
yang tidak normal dalam operasi mesin generator dan agar operator
segera bertindak.
2.5.2 Pengaman trip[6]
Berfungsi untuk menghindarkan mesin generator dari
kemungkinan kerusakan karena ada sistem yang berfungsi tidak
normal maka mesin akan stop secara otomatis.
2.6 Automatic Voltage Regulator (AVR) [6]
AVR (Automatic Voltage Regulator ) adalah peralatan kontrol
otomatis yang mengatur tegangan eksitasi generator sehingga mampu
menjaga tegangan keluaran generator tersebut berada dekat dengan nilai
tegangan yang sudah ditentukan. Sistem pengoperasian unit AVR
29
(Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk menjaga agar tegangan
generator tetap konstan, dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada
perubahan beban yang selalu berubah- ubah, dikarenakan beban sangat
mempengaruhi tegangan output generator. Prinsip kerja dari AVR adalah
mengatur arus penguatan (excitacy) pada exciter. Saat tegangan output
generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR akan
memperbesar arus penguatan (excitacy) pada exciter. Sebaliknya apabila
tegangan output generator melebihi tegangan nominal generator maka
AVR akan mengurangi arus penguatan (excitacy) pada exciter.
Gambar 2.11 AVR
2.7 Penghantar[6]
Penghantar yang digunakan adalah berupa kabel yang memiliki
bermacam - macam jenis. Penghantar untuk instalasi lisrik telah diatur
dalam PUIL 2000. Menurut PUIL 2000 pasal 7.1.1 Persyaratan umum
penghantar, bahwa “semua penghantar yang digunakan harus dibuat
dari bahan yang memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya,
serta telah diperiksa dan diuji menurut standar penghantar yang
dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang berwenang”[1]
.
Ada dua macam penghantar listrik yaitu :
2.7.1 Kawat
30
Penghantar tanpa isolasi (telanjang) yang dibuat dari Cu, AL,
sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.
2.7.2 Kabel
Penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggal
atau banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di
udara atau ndi dalam tanah, dan masing-masing digunakan
sesuai dengan kondisi pemasangannya. Jenis kabel yang biasa
dipakai dalam instalasi listrik :
a. Kabel NYA[6]
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC,
untuk instalasi luar atau kabel udara. Kode warna isolasi ada
warna merah, kuning, biru dan hitam sesuai dengan peraturan
PUIL. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah
cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan
mudah digigit tikus. Penggunaan aman memakai kabel tipe ini,
kabel harus dipasang dalam pipa / conduit jenis PVC atau
saluran tertutup, sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan
tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh
langsung oleh orang.
Gambar 2.12 Kabel NYA
31
b. Kabel NYM[6]
Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel
NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih
mahal dari NYA). Kabel ini dapat dipergunakan
dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam. Penggunaan kabel NYM berlaku ketentuan-ketentuan
berikut ini :
1) NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran
atau kayu atau ditanam langsung dalam plesteran, juga
diruang lembab atau basah, di tempat kerja atau gudang
dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
2) NYM juga boleh dipasang langsung pada bagian-bagian
lain dari bangunan, konstruksi, rangka dan sebagainya,
asalkan cara pemasangannya tidak merusak selubung luar
kabelnya.
3) NYM tidak boleh dipasang di dalam tanah.
Gambar 2.13 Kabel NYM
32
Tabel 2.1. Kemampuan Hantar Arus NYM
c. Kabel NYAF[6]
Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan
penghantar tembaga serabut berisolasi PVC, digunakan untuk
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi.
Gambar 2.14 Kabel NYAF
d. Kabel NYY[6]
Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya
berwarna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Prinsipnya
susunan NYY ini sama dengan susunan NYM, hanya tebal
isolasi dan selubung luarnya, serta jenis kompon PVC yang
digunakan berbeda. Warna selubung luarnya hitam. Untuk kabel
33
tegangan rendah, tegangan nominalnya 0,6/1 kV, di mana 0,6 kV
adalah tegangan nominal terhadap tanah dan 1 kV adalah
tegangan nominal antar penghantar.
Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel
tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel
NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel NYY memiliki
isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
Pemasangan kabel tanah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1) Kabel tanah yang dipasang dalam tanah harus
dilindungi terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
mekanis dan kimiawi.
2) Perlindungan terhadap gangguan mekanis pada umumnya
dapat diatasi dengan cara :
a) Minimum 80 cm di bawah permukaan tanah pada
jalan yang dilalui kendaraan.
b) Minimum 60 cm di bawah permukaan tanah pada jalan
yang tidak dilalui kendaraan.
c) Kabel harus dipasang di dalam pasir atau tanah yang
lembut yang bebas dari bebatuan. Lapisan pasir atau
tanah lembut harus sekurang-kurangnya 5 cm di
sekelilingi kabel.
d) Sebagai pelindung tambahan di atas timbunan pasir atau
tanah lembut dapat dipasang beton, batu, atau bata
34
pelindung.
Konstruksi NYY dan kemampuan hantar arus
NYY tercantum dalam tabel berikut ini :
Gambar 2.15 Kabel NYY
Tabel 2.2. Kemampuan Hantar Arus NYY
e. Kabel NYFGBY[6]
Kabel NYFGBY ini digunakan untuk
instalasi bawah tanah, di dalam ruangan di dalam
saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang
terbuka dimana perlindungan terhadap gangguan
35
mekanis dibutuhkan, atau untuk tekanan rentangan
yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.
Gambar 2.16 Kabel NYFGBY
f. Kabel ACSR (Aluminum Conduct Steel Reinforced) [6]
Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang
terdiri dari aluminium berinti kawat baja. Kabel ini
digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan
tinggi, dimana jarak antara menara atau tiang
berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan
kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.
Gambar 2.17 Kabel ACSR
36
2.8 Pemilihan Luas Penampang Penghantar[6]
Pemilihan luas penampang penghantar harus mempertimbangkan
hal-hal berikut ini:
2.8.1 Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Menurut PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 bahwa “Penghantar sirkit akhir yang
menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari 125 % arus
pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu digunakan
penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang
berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat
menyimpang dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar serta
pemasangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut.”
Untuk Arus Searah : In = P/V (A) ............................... (2.2)
Untuk Arus Bolak-balik Satu Fasa : In = P/(V.Cos φ) (A)…. (2.3)
Untuk Arus Bolak-balik tiga Fasa : In = P/( 1,73.V.Cos φ) (A) (2.4)
Sehingga :
KHA = 125% X In ................................................. (2.5)
Dimana :
I = Arus Nominal Beban Penuh (A)
P = Daya Aktif (W)
V = Tegangan (V)
Cos φ = Faktor Daya
37
2.8.2 Drop Voltage
Drop voltage atau disebut dengan susut tegangan merupakan
perbedaan antara tegangan sumber dengan tegangan di beban, karena
tegangan di beban tidak sama dengan tegangan sumber yaitu
tegangan di beban lebih kecil dari tegangan sumber, dapat disebabkan
oleh faktor arus dan impedansi saluran.
2.8.3 Sifat Lingkungan
Sifat lingkungan merupakan kondisi dimana penghantar itu
dipasang. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
a. Penghantar dapat dipasang atau ditanam dalam tanah dengan
memperhatikan kondisi tanah yang basah, kering atau lembab.
Ini akan berhubungan dengan pertimbangan bahan isolasi
penghantar yang digunakan.
b. Suhu lingkungan seperti suhu kamar dan suhu tinggi, penghantar
yang digunakan akan berbeda.
c. Kekuatan mekanis, misalnya: pemasangan penghantar di jalan
raya berbeda dengan di dalam ruangan atau tempat tinggal.
Penghantar yang terkena beban mekanis, harus dipasang di
dalam pipa baja atau pipa beton sebagai pelindungnya.
d.
2.8.4 Kemungkinan Lainnya
Kemungkinan lainnnya merupakan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Penambahan beban yang
38
akan mengacu pada kenaikan arus beban sehingga
perhitungan KHA penghantar untuk memilih luas penampang
penghantar akan berbeda. Drop tegangan maksimum yang di
izinkan adalah dua persen untuk penerangan dan lima persen untuk
instalasi daya.
2.9 Ecodial Advance Calculation 4.7
Ecodial adalah software yang dimiliki oleh Schneider Electric
yang digunakan untuk mensimulasikan instalasi listrik tegangan
rendah pada bangunan ( baik bengkel, gedung perkantoran, hingga
hunian rumah tangga). Ecodial digunakan untuk menghitung berapa
kapasitas Circuit Breaker (MCB) yang seharusnya digunakan pada
setiap jaringan instalasi saat perencanaan.
Ecodial dapat berfungsi untuk menghitung nilai power factor
tiap beban, arus hubung singkat yang mungkin terjadi, serta
pengkabelan sistem. Ecodial juga menyediakan kurva grafik tiap
MCB yang kita pergunakan, sehingga dengan mudah dapat
mengetahui tegangan dan arus hubung singkat maksimum dari tiap
circuitbreakeryangdipasang.
Simulasi dari Ecodial tidak dapat langsung digunakan di
lapangan melainkan harus mengeceknya terlebih dahulu dengan para
ahli yang berwenang.
Ecodial 4.7 menghitung :
39
o Kabel, berdasarkan :
Pengaturan proteksi sisi tegangan
menengah, maksimum penurunan tegangan dan
proteksi melawan sentuh tak langsung.
o Arus hubung pendek, berdasarkan :
Tipe dari hubung pendek
o Peralatan proteksi, berdasarkan :
Arus hubung pendek, beban yang direncanakan.
Ecodial 4.7 saat ini hasil perhitungan dalam tiga lembar biaya:
o Alarm :
Analisa ecodial dan sinyal perhitungan tidak
cocok atau tidak mungkin, atau sinyal bahwa
ecodial memutuskan untuk memindahkan
parameter dari perhitungan.
o Hasil :
Ecodial menghadirkan perhitungan pokok dari
tiap tipe komponen.
o Detail :
Ecodial menghadirkan informasi detail dari
hasil untuk setiap kepentingan.
Layar pada Ecodial 4.7 terbagi menjadi tiga
40
bagian :
1). Project parameters
2). Design and Sizing
3). Report
Langkah Utama Dalam Menggunakan
Ecodial 4.7
Penggunakan Software Ecodial 4.7 ada beberapa
langkah dasar yang harus dilakukan, seperti yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
o Karakteristik umum.
Definisi dari parameter secara keseluruhan
(tegangan, sistem pembumian, dan lain-lain).
o Single-line diagram.
Definisi dari prinsip umum mengenai instalasi.
o Definisi dari sirkit parameter.
Definisi dari beban terakhir dan panjang kabel.
o Penjumlahan daya listrik.
Perhitungan dari daya listrik yang diperlukan
dan arus pada sirkit.