bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · menurut thoha dalam dewi (2011b:7) mengatakan bahwa...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Prosedur
Menurut Machali (2009:91) mengatakan bahwa “Prosedur adalah perbuatan
atau cara kerja dalam segala tindakan atau proses”.
Menurut Arifin dan Sumaryono (2006:20) mengatakan bahwa “Prosedur
adalah suatu urutan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam bagian atau
beberapa bagian (departemen yang saling terkait) yang dibuat untuk menjamin
transaksi yang berulang-ulang terjadi ditangani secara seragam”.
Menurut Moekijat dalam Nuraida (2008:35) mengatakan bahwa “Prosedur
adalah Metode-metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas-aktivitas yang
akan datang, untuk aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu, dan pedoman untuk
bertindak”.
Berdasarkan penjelasan diatas menurut beberapa para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa “Prosedur adalah suatu cara atau tindakan untuk mencapai
suatu tujuan yang dilakukan secara urut atau teratur atau berulang-ulang”.
2.2. Invoice
2.2.1. Pengertian Invoice
Menurut Siswosoediro (2008a:91) mengatakan bahwa “Invoice adalah
dokumen yang diterbitkan oleh penjual kepada pembeli yang mencantumkan
tanggal pengeluaran invoice, tanggal pengiriman barang, uraian barang
7
(berat,ukuran), harga, biaya-biaya lain, jumlah total yang harus dibayar pembeli,
syarat penyerahan barang dan syarat pembayaran”.
Menurut Himayati (2008:149) mengatakan bahwa “Invoice adalah fasilitas
transaksi yang digunakan untuk mengimput dan menjurnal barang/jasa yang
diterima oleh perusahaan berdasarkan atas sales order (SO) yang sudah diterima”.
Menurut Haryanto (2006:73) mengatakan bahwa “Invoice adalah suatu catatan
yang menggambarkan barang-barang yang dikirim kepada pembeli beserta harga
untuk meminta pembayaran atau hanya untuk menginformasikan tagihan apabila
pembayaran akan dilakukan dengan dasar kredit”.
Menurut Mahmudi (2007:249) mengatakan “Invoice adalah proses pengiriman
tagihan kepada pelanggan (customer). Dengan dikirimnya tagihan kepada
pelanggan tersebut maka perusahaan akan mengakui adanya piutang kepada
pelanggan yang bersangkutan”
Menurut Sutedi (2014:30) mengatakan “Invoice adalah suatu dokumen
penting daam perdagangan sebab dengan data-data dalam invoice ini dapat
diketahui berapa jumlah wesel yang akan ditarik, jumlah asuransi, dan
penyelenggara segala macam bea masuk”.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa “invoice adalah
suatu dokumen yang dibutuhkan di suatu perusahaan dagang/jasa untuk
melakukan penagihan kepada customer dengan dokumen-dokumen tertentu yang
dibutuhkan yang pembayarannya dilakukan secara tunai atau kredit”.
8
2.2.2. Jenis-jenis Invoice
Menurut Siswosoediro (2008b: 92) Jenis invoice menjadi 3 macam :
1. Proforma invoice yaitu dokumen perincian tentang keterangan barang-barang
yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut.
2. Commercial invoice yaitu dokumen perincian tentang keterangan barang-
barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut.
3. Consular invoice yaitu invoice yang dikeluarkan oleh instalasi resmi yakni
kedutaan atau konsulat.
2.3. Administrasi
2.3.1. Pengertian Administrasi
Menurut Dewi (2011a:3) mengatakan bahwa “Administrasi adalah seluruh
himpunan cacatan-catatan mengenai perusahaan untuk keperluan pimpinan dan
penyelenggaraan perusahaan”.
Menurut Thoha dalam Dewi (2011b:7) mengatakan bahwa “Administrasi
adalah proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha
pemerintah atau swasta, sipil atau militer, baik secara besar-besaran ataupun kecil-
kecilan”.
Menurut Liang Gie dalam Dewi (2011c:7) mengatakan bahwa “Administrasi
adalah segenap proses penyelenggaraan setiap usaha kerjasama sekelompok orang
untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan”.
Menurut Siagian (2011a:2) mengatakan bahwa “Administrasi adalah
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
9
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”.
Berdasarkan penjelasan menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa “Administrasi adalah proses penyelenggaraan dalam suatu perusahaan
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dilakukan antara dua orang atau lebih”.
2.3.2. Fungsi-Fungsi Administrasi
Menurut Siagian (2011b:83) dikalangan para sarjana belum terdapat satu
konsensus bulat mengenai jumlah fungsi-fungsi administrasi. Konsensus yang
telah dicapai ialah bahwa pada dasarnya keseluruhan fungsi administrasi itu dapat
dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu:
1. Fungsi Organik
Fungsi organik adalah semua fungsi yang mutlak harus dijalankan oleh
administrasi. Ketidakmampuan untuk menjalankan fungsi-fungsi itu akan
mengakibatkan lambat atau cepat matinya organisasi.
2. Fungsi Pelengkap
Fungsi pelengkap adalah semua fungsi yang meskipun tidak mutlak dijalankan
oleh organisasi, sebaiknya dilaksanakan juga dengan baik karena pelaksanaan
fungsi-fungsi itu akan meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan,
memperlancar usaha pencapaian tujuan dengan efisien, ekonomis dan efektif.
2.3.3. Unsur-Unsur Administrasi
Menurut Dewi (2011d:10) dalam kegiatan administrasi terdapat 8 unsur yang
saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya, meliputi :
10
1. Organisasi
Kegiatan mengelompokkan dan menyusun kerangka kerja, jalinan hubungan
kerjasama diantara para pekerja dalam satu wadah bagi segenap usaha
mencapai tujuan tertentu.
2. Manajemen
Kegiatan yang berfungsi merencanakan, mengorganisasikan, membina,
membimbing, mengerakkan dan mengawasi sekelompok orang, serta
mengarahkan segenap fasilitas kerja agar tujuan usaha kerjasama yang telah
ditentukan dapat tercapai dengan baik.
3. Komunikasi
Kegiatan menyampaikan berita, pemberian ide, dan gagasan dari seseorang
kepada orang lain yang bersifat timbal balik antara pimpinan dengan
pimpinan, pimpinan dengan bawahan, baik secara formal maupun nonformal
mewujudkan usaha kerjasama.
4. Informasi
Kegiatan menghimpun, mecatat, mengolah, menggandakan, menyebarkan,
dan menyimpan berbagai keterangan obyektif yang diperlukan dalam usaha
kerjasama.
5. Personalia
Kegiatan mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja yang diperlukan
dalam usaha kerjasama.
6. Keuangan
Kegiatan mengatur dan mengolah penggunaan segi pembiayaan sekaligus
pertanggungjawaban keuangan dalam usaha kerjasama.
11
7. Perbekalan
Kegiatan merencanakan, mengurus, dan mengatur penggunaan peralatan
keperluan kerja dalam usaha kerjasama.
8. Humas
Kegiatan menciptakan hubungan dan dukungan yang baik dari lingkungan
masyarakat sekitarnya terhadap usaha kerjsama perusahaan.
Menurut Siagian (2011c:3) tentang unsur-unsur administrasi memiliki bagian
yang mutlak yaitu :
a) Dua orang manusia atau lebih
b) Tujuan
c) Tugas yang hendak dilaksanakan, serta
d) Sarana dan prasarana tertentu
2.3.4. Klasifikasi Ilmu Administrasi
Dalam mengambil keptutusan dari berbagai kesamaan rumusan administrasi
yang berasal dari berbagai sumber bacaan, hasil kerja tersebut. Menurut Westra
(2009:3) administrasi diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu:
1. Administrasi sebagai tata usaha
Adalah serangkaian penataan kegiatan pencatatan yang secara tertulis dengan
maksud untuk memperoleh keterangan-keterangan secara sistematis yang
berhubungan dengan tata pencatatan, bahan-bahan keterangan fakta atau
informasi yang diperlukan dalam usaha bersama sekelompok orang yang ingin
mencapai tujuan bersama.
12
2. Administrasi sebagai proses atau kegiatan
Administrasi sebagai proses atau kegiatan adalah administrasi keseluruhan
proses yang terdiri dari kegiatan-kegiatan dari pemikiran-pemikiran
pengaturan mulai dari penentuan tujuan tersebut untuk mencapai tujuan
tertentu.
2.3.5. Wujud kegiatan Administrasi
Menurut Sutarto (2006:209) administrasi merupakan rangkaian kegiatan
yang wujudnya antara lain:
a. Mempimpin
b. Mengurus
c. Mengelola
d. Mengatur
e. Mentertibkan
f. Merapikan
g. Merumuskan tujuan
h. Menetapkan haluan
i. Membuat kebijaksanaan
j. Menganalisis kebijaksanaan
k. Menilai kebijaksanaan
l. Melaksankan kebijaksanaan
m. Menyusun struktur organisasi
n. Membentuk satuan organisasi
o. Menghapus satuan organisasi
13
p. Menggabungkan beberapa satuan organisasi menjadi satu-satuan
organisasi
q. Memisahkan satuan organisasi dari satuan induknya
r. Menetapkan jumlah jenjang
s. Menentukan luas sempit rentangan control
t. Memilih nomenklatur yang tepat sesuai bidang kegiatan satuan
u. Merinci kegiatan satuan organisasi
2.4.Penjualan
2.4.1.Pengertian penjualan
Menurut Ariefiansyah (2010:26) mengatakan bahwa “Penjualan adalah aksi
yang melibatkan interaksi antara konsumen dengan penjualan, baik itu secara
langsung ataupun tidak langsung”.
Menurut Swastha (2014a:8) mengatakan bahwa “Penjualan adalah ilmu dan
seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak
orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang ditawarkannya”.
Menurut Abdullah dan Tantri (2012:3) mengatakan bahwa “Penjualan adalah
bagian dari promosi dan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan
system pemasaran”.
Berdasarkan menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan “Penjualan
adalah suatu kegiatan transaksi jual beli antara dua orang atau lebih agar membeli
barang yang dijualnya ataau yang ditawarkan baik secara langsung maupun tidak
langsung”.
14
2.4.2. Tahap-Tahap Penjualan
Menurut Swastha (2014b:121) salah satu aspek yang ada dalam penjualan
adalah penjualan yang bertemu muka, dalam hal ini tahap-tahap yang perlu
ditempuh oleh pihak penjual meliputi :
1. Persiapan sebelum penjualan
2. Penentuan lokasi pembeli potensial
3. Pendekatan pendahuluan
4. Pelaksanaan penjualan
5. Pelayanan purna jual
2.4.3. Jenis-Jenis Penjualan
Menurut Swastha (2014c:11) jenis-jenis penjualan dikelompokkan menjadi 5
(lima) antara lain :
1. Trade Selling
Trade selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar
mempersilakan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor produk-
produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi,
peragaan, persediaan dan produksi baru. Jadi titik beratnya adalah pada
penyaluran daripada penjualan ke pembeli akhir.
2. Missionary Selling
Dalam missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong
pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Disini
wiraniaga lebih cenderung pada penjualan untuk penyalur.
15
3. Technical Selling
Technical selling berusaha meningkatkan penjualan dengan peemberian saran
dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini,
tugas utama wiraniaga adalah mengidentifikasikan daan menganalisis
masalah-masalah yang dihadapi pembeli, serta menunjukkan bagaimana
produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
4. New Business Selling
New business selling berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon
pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan
asuransi.
5. Responsive Selling
Setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan
penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan hubungan
pelanggan yang menyenangkan dapat menerus kepada pembeli ulang.
2.4.4. Tugas-Tugas Penjualan
Menurut Swastha (2014d:13) berdasarkan tugas penjualan yang dilakukan kita
mengenal ada 4 (empat) macam wiraniaga yaitu:
1. Merchandising salesman
Merchandising salesman tidak hanya menjual saja, tetapi juga membantu
penyalur dalam mempromosikan penjualan produknya
2. Detail Man
16
Ciri khusus dari detail man adalah tidak melakukan penjualan secara
langsung.
3. Sales Engineer
Sales engineer adalah penjual yang juga dapat meberikan latihan atau
demonstrasi secara teknis tentang barang-barang yang dijual. Biasanya
barang-barang yang dijual berupa barang-barang industri, seperti instalasi,
bahan mentah dan barang setengah jadi atau komponen-komponen.
4. Pioner Product salesman
Pioner product saleman mempunyai tugas pokok untuk mebuka daerah baru
atau segmen pasar yang baru bagi produk barunya. Dalam hal ini, perusahaan
juga menentukan penyalurnya. Tugas penjualan ini disebut new business
selling.
2.4.5. Tujuan Penjualan
Menurut Swastha (2014e:80), tujuan penjulan adalah sebagai berikut:
1. Berusaha mencapai volume penjualan
2. Berusaha mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Usaha untuk mencapai ketiga tujuan tersebut, tidak sepenuhnya
hanyadilakukan oleh pelaksana penjualan atau pera ahli penjualan. Dalam hal
ini perlu adanya kerjasama yang baik didalam perusahaan.
2.4.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan penjualan
Menurut Swastha (2014f : 129) faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
penjualan adalah sebagai berikut :
17
1. Kondisi dan kemampuan penjual
2. Kondisi pasar
3. Modal
4. Kondisi organisasi perusahaan
5. Faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering
mempengaruhi penjualan.
2.4.7. Pencatatan Transaksi Laporan Penjualan
Menurut Krisdiartiwi (2008a:5) mengatakan bahwa “Pencatatan transaksi
adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang penting untuk dicatat adalah
transaksi yang berhubungan dengan petty cash, pembelian tunai, penjualan tunai.
Mencatat setiap transaksi yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk
penyusunan laporan penjualan. Tanpa adanya catatan mengenai transaksi usaha,
mustahil untuk menbuat laporan penjualan. Tentunya setiap transaksi juga harus
disertai dengan bukti, sebagai penguat bahwa kegiatan ekonomi benar-benar
terjadi.
2.4.8. Faktor Utama Laporan Penjualan
Terdapat tiga faktor utama yang paling mempengaruhi dalam pembuatan
laporan penjualan menurut Krisdiartiwi (2008b:5), adalah :
1. Mencatat
Yang berhubungan dengan pencatatan atau penulisan transaksi-transaksi
dalam kejadian usaha.
2. Membukukan
18
Sebagai pencatatan transaksi dalam kejadian usaha secara sistematis dan
kronoligis. Penyusunan harus sistematis karena dipandu oleh sejumlah
peraturan serta prinsip-prinsip akunting. Tuntutan penyusunan yang
kronologis timbul karena pencatatan dilakukan menurut tanggal-tanggal
dalam pelaksanaan transaksi usaha.
3. Mengklasifikasikan
Menggolongkan dan menyortir bagian-bagian komponen kedalam nama yang
sesuai.
2.4.9. Komponen-Komponen Laporan Penjualan
Didalam laporan penjualan terdapat tujuh komponen, yaitu target penjualan
stock barang, modal, pendapat, keuntungan, dan kerugian, yang merupakan
gambaran dari transaksi keuangan yang menyebabkan perubahan dalam sumber
keuangan.
Berikut akan dijelaskan komponen-komponen laporan penjualan menurut
Krisdiartiwi (2008c:5) adalah :
1. Target Penjualan
Target penjualan adalah jumlah pendapatan usaha yang harus dicapai dalam
satu bulan. Apabila dalam satu bulan target telah ditentukan maka karyawan
usaha harus memaksimalkan penjualan barang dalam satu bulan agar
memenuhi target penjualan yang diharapkan perusahaan.
2. Stock barang
19
Stock barang adalah jumlah yang berada dalam satu usaha yang digunakan
untuk melakukan penjualan atau pembelian dengan tujuan untuk mencapai
keuntungan sebanyak-banyaknya.
3. Modal
Modal adalah hak yang dimiliki oleh karyawan, modal sering disebut juga
sebagai harta Pemilik. Investasi yang dilakukan oleh para pemilik suatu usaha
sering sekali disebut sebagai transaksi modal.
4. Pendapatan
Pedapatan adalah arus masuk harta, penyelesaian utang atau keduanya. Selama
satu periode tertentu yang disebabkan oleh penjualan barang yang diproduksi
atau jasa yang diberikan kepada para pembeli atau pengguna jasa.
Ada dua macam pendapatan yaitu :
a. Pendapatan yang timbul dari aktivitas menguntungkan yang sifatnya
berulang-ulang atau berkelanjutan, misalnya penjualan barang secara terus-
menerus.
b. Pendapatan yang berasal dari transaksi paada suatu saat tertentu, misalnya
penjualan barang yang paling mahal dalam usaha.
5. Keuntungan atau Kerugian
Keuntungan adalah pertimbahan harta bersih yang berasal dari transaksi yang
dilakukan perusahaan. Sedangkan kerugian adalah penurunan harta bersih
yang timbul dari transaksi yang dilakukan. Ada beberapa perbedaan penting
antara pendapatan dengan keuntungan, dan antara beban dan kerugian, yaitu :
20
a. Pendapatan dan beban berhubungan dengan aktivitas utama karyawan toko,
sementara keuntungan dan kerugian berhubungan dengan aktivitas yang
tidak bisa terjadi.
b. Pendapatan dan beban arus masuk dan keluar kotor, sementara keuntungan
dan kerugian menghasilkan arus masuk dan keluar bersih.
6. Laba bersih dan rugi bersih
Laba bersih atau rugi bersih menjelaskan adanya perubahan harta bersih
selama satu periode, sebagai akibat dari transaksi yang mendatangkan
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Laba bersih dan rugi bersih
meliputi seluruh perubahan dalam harta selama satu periode, kecuali investasi
dan pendistribusian hasil kepada pemilik. Perubahan lain dalam harta bersih,
laba bersih, atau rugi bersih ditentukan oleh pendapatan, beban, keuntungan
dan kerugian.