bab ii landasan teori -...

26
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rumah Sakit Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/MEN.KES/PER/1998 disebutkan bahwa Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatn menyelenggarakan keguatan pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Beberapa pengertian Rumah Sakit yang dikemukakan para ahli (Azrul Azwar, 1996), diantaranya : a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah Sakit adalah suatu alat pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran diselenggarakan. b. Menurut American Hospital Assosiation (1974), Rumah Sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteram yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang di derita oleh pasien. c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah Sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari pelayanan kedokteran, perawat, dan tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliahraan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 938/Menkes/SK/XI/1992, tugas Rumah Sakit Umum adalah melaksanakan

Upload: trankiet

Post on 27-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), Rumah Sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif),

dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan Undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang

dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dalam

peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/MEN.KES/PER/1998 disebutkan bahwa

Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatn menyelenggarakan keguatan pelayanan

kesehatan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

Beberapa pengertian Rumah Sakit yang dikemukakan para ahli (Azrul Azwar,

1996), diantaranya :

a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah Sakit adalah suatu alat

pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan, serta penelitian kedokteran

diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Assosiation (1974), Rumah Sakit adalah suatu alat

organisasi yang terdiri tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana

kedokteram yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan

keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

yang di derita oleh pasien.

c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah Sakit adalah tempat dimana orang

sakit mencari pelayanan kedokteran, perawat, dan tenaga profesi kesehatan

lainnya diselenggarakan.

Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk

pemeliahraan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No. 938/Menkes/SK/XI/1992, tugas Rumah Sakit Umum adalah melaksanakan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

8

upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilakukan secara serasi dan terpadu

dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta rujukan (Siregar, 2004).

Pemenkes RI No. 159b/Menkes/PER/1998 (Wijono, 1997), fungsi Rumah Sakit

adalah :

a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan medik, penunjang medik,

rehabilitasi, pencegahan dan peningkatan kesehatan.

b. Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan temaga medik dan paramedik.

c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

kesehatan.

2.2 Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo

RSUD Kabupaten Sidoarjo adalah Rumah Sakit Umum Pemerintah tipe B

Pendidikan milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Teknis Fungsional dibawah

Dinas Kesehatan dan Teknis Operasional dibawah Bupati. Dalam melakukan

kegiatannya lebih berdasarkan kepada prinsip efisiensi, efektifitas, dan

produktivitas. Luas lahan yang dimiliki RSUD Kabupaten Sidoarjo yakni seluas

±50.014 m2 (Sidoarjo, n.d.).

Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo diawali pada tahun 1956

yang ditetapkan dengan Perda oleh DPRD Swatantra Tk II. Sidoarjo tentang

pemakaian Rumah Sakit dan Poliklinik berlokasi di Jl. Dr Soetomo Sidoarjo.

Kemudian pada tahun 1959, ditetapkan dengan Perda oleh DPRD Swatantra Tk. II

Sidoarjo tentang Pemakaian Rumah Sakit Umum Daerah. Pada tahun 1979 diakui

oleh Menteri Kesehatan sebagai Rumah Sakit kelas D sebagai Unit Pelaksana

Teknis Daerah. Tahun 1972 lokasi RSUD Sidoarjo pindah ke Jl. Mojopahit 667

Sidoarjo, seperti yang ditempati sekarang. Pada tahun 1983 dengan Perda No.

29/1983 kelas C sebagai Unit Pelaksana Daerah.

Dalam perkembangan RSUD Kabupaten Sidoarjo mengalami pembenahan

fisik, peningkatan kelas dan pelayanan. Pada tahun 1998, RSUD Kabupaten

Sidoarjo menjadi Rumah Sakit Umum Daerah tipe B Non Pendidikan dengan SK

Menteri Kesehatan Nomor : 478/Menkes/SK/1997 dan Perda No. 11/1998. Selain

itu, pada tahun pada tahun yang sama, RSUD Kabupaten Sidoarjo menjalankan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

9

proses uji coba menjadi Unit Swadana yang kemudian tahun 1999 menjadi Unit

Swadana Daerah.

Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 188/1229/404.1.1.2/2008 tanggal 8

September tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo sebagai Satuan

Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah, sejak 1 Januari 2009 Rumah Sakit Umum Daerah dengan status

Badan Layanan Umum Daerah Penuh.

2.2.1 Visi dan Misi

a. Visi

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah : Menjadi Rumah Sakit

Mandiri dan Prima dalam Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, misi Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo

adalah :

• Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan

mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.

• Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan yang

bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.

• Mewujudkan tata kelola rumah Sakit yang profesional, integritas, dan

beretika.

c. Motto

Motto Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah : Kesembuhan Anda adalah

Kebahagiaan Kami.

d. Nilai Dasar

Nilai dasar yang dimiliki oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo adalah:

Profesional, Integritas, dan Beretika.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

10

2.2.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo :

Tabel 2. 1 Struktur Organisasi

Direktur dr. Atok Irawan, Sp.P.

Wakil Direktur Umum dan Keuangan Dra. Ec. Ratna Kustini

Wakil Direktur Perencanaan dan

Pendidikan

drg. Syaf Satriawan, Sp.Pros.

Wakil Direktur Pelayanan dr. Syamsu Rahmadi, Sp.S.

Kepala Bagian Umum Drs. Bambang Suryono, Sh.,MM

Kepala Bagian Keuangan Dra. Ec. Retno Utari, MM.

Kepala Bagian Perencanaan dan

Pemasaran

dr. Husen Basalamah

Kepala Bagian SDM dan Pendidikan

Penelitian

Samuel Indrayana, S.Sos., MM.

Kepala Bidang Pelayanan Medis dr. Lakhsmie Herawati Yuwanita

Kepala Bidang Penunjang Medis dan

Non Medis

Dra. Chitra Ermawaty, Apt.

Kepala Bidang pelayanan Keperawatan Puji A, A.MD. Kep., S.KM.

Kasubbag. Tata Usaha dan Rumah

Tangga

Istriningati, SH.

Kepala Sub. Bagian Perlengkapan Wahyu Herison Made, S.STP

Kepala Sub. Bagian Hukum dan

Humas

Ahmad Zainuri, SH.

Kepala Sub. Bagian Akuntansi dan

Verivikasi

Jaka Suma’aji, SE, MM.

Kepala Sub. Bagian Angaran dan

Belanja

Luluk Khaniyah D, SE

Kepala Sub. Bagian Pendapatan Lucky Budi Setiawan, SE

Kepala Sub. Bagian Perencanaan Abdul Nasir Sukartak, SE

Kepala Sub. Bagian Evaluasi dan

Pelaporan

Dewi Kartikawati Wijaya, SE

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

11

Kepala Sub. Bagian Pemasaran Sulasmijati, S.KM., M.Kes.

Kepala Sub. Bagian Administrasi SDM Dra. Ec. Ellya Agustinah

Kepala Sub. Bagian Pengembangan

SDM

Syifa Meutia, S.Psi., M.Psi.

Kepala Sub. Bagian Pendidikan dan

Penelitian

Agus Santosa, S.Kp., M.Kes.

Kepala Seksi Pelayanan Rawat Inap dr. Wasis Nupikso, Sp.OG

Kasi Pelayanan Medis Rawat Jalan dan

Khusus

dr. Prima Desi Kusuma R

Kepala Seksi Penunjang Medis Dra. Agustin Sulistiyowati, Apt

Kepala Seksi Penunjang Non Medis Akhmad Sokhib, S.Kep., Ners.

Kepala Seksi Keperawatan Rawat Inap Eka Kurnia Jonar Rina, S.ST

Kasi Pelayanan Keperawatan Rawat

Jalan dan Khusus

Titik Isbadiy, S.Kep,Ners

Komite Medik

Ketua dr. Hernowo, Sp.B.

Sekretaris dr. Judhy Eko Septiarso, Sp.PD.

Sub Komite Kredensial

dr Priyono Wibowo, Sp.OG.

dr. Liana Nurhayati, Sp.KJ.

dr. Agustina Susiati, Sp.Rad.

dr. M. Rizal, Sp.A

Sub Komite Mutu Profesi dr. Umi Syyirotin Adhiem, Sp.KFR

dr. Chandra Dwi Kusuma Wijaya, Sp.U

Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi dr. Danan Diandaru, Sp.OT

dr. Mujiharto, Sp.An

Dewan Pengawas

Ketua dr. Widodo J.P,Ms,M.PH.Dr.PH

Anggota

Drs. Widartoyo, MM.M.Si,Ak

Djoko Sartono, SH, MH

Kisworo Sidi Hariadhi, M.Sc.

Sekretaris Ratna Oktavia Ariyani, S.KM.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

12

SPI

Ketua Adhi Artono, Amd. Rad

Sekretaris Febrina Juwita Sari, S.KM

Angggota

dr. Edwin Ardiyansyah

Setyaningsih, Amd.Kep

Safuan Hadi. Amd.Kep. S.KM

Novi Wardhani, S.KM

Gugus Virianty, S. Apt. Farm

2.3 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem

informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkat manajemen di dalam

kegiatan perencanaan dan pengendalian (Hartono, 2008).

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang

menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu

mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna

meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar

kriteria mutu yang telah diterapkan (Budiman, 2001).

Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem yang terintegrasi antara

manusia dan mesin yang mampu memberikan informasi sedemikian rupa untuk

menunjang jalannya operasi, jalannya manajemen keputusan dan fungsi

pengambilan keputusan di dalam sebuah organisasi (Davis, 1989).

Sistem Informasi Manajemen adalah metode formal yang menyediakan bagi

pihak manajemen berbagai informasi yang tepat waktu, dapat dipercaya, untuk

mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan, pengawasan, dan

fungsi operasi sebuah organisasi yang lebih efektif.

2.3.1 Tujuan Sistem Informasi Manajemen

Tujuan adanya Sistem Informasi Manajemen diantaranya adalah:

a. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perhitungan

harga produk jasa, produk, serta tujuan lainnya yang diinginkan manajemen.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

13

b. Menyediakan suatu informasi yang dipergunakan di dalam suatu perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, serta juga perbaikan berkelanjutan.

c. Menyediakan suatu informasi untuk pengambilan suatu keputusan.

Tujuan adanya Sistem Informasi Manajemen adalah supaya organisasi

memiliki suatu sistem yang dapat dihandalkan dalam mengolah data menjadi

informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang

menyangkut keputusan-keputusan rutin, maupun keputusan strategis (Wahyudi K,

2001; Subondo Agus, 2001).

Dibuatnya SIMRS bertujuan untuk memudahkan pengguna menjalankan

suatu pekerjaan. Dalam SIMRS terdapat berbagai modul yang digunakan untuk

mengolah dan bermanfaat untuk manajemen rumah sakit. Dengan adanya SIMRS

pada RSUD Sidoarjo karyawan/pengguna lebih efektif dan efisien dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

2.3.2 Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Fungsi dari Sistem Informasi Manajemen adalah :

a. Mempermudah dalam perencanaan, pembagian tugas, dan pengawasan.

b. Pekerja menjadi lebih efektif dan efisien karena data yang ditampilkan lebih

akurat dan cepat.

c. Produktifitas meningkat.

d. Menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan.

e. Kualitas sumber daya manusia meningkat, karema pekerjaan utama dibantu oleh

sistem sehingga daya manusia akan berpikir lebih kreatif ke arah positif.

2.4 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo

Sistem Informasi Manajemen RSUD Kabupaten Sidoarjo telah menggunakan

21 (dua puluh satu) modul SIMRS antara lain :

2.4.1 Billing System

Billing system berfungsi untuk mengatur dan memproses semua tagihan

yang berkaitan dengan item atau jasa yang dijual, misalnya obat-obatan dan juga

tindakan-tindakan medis.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

14

Gambar 2. 1 Billing System

Gambar 2. 2 Modul Farmasi

Billing System adalah modul yang diperuntukkan untuk mencatat transaksi

keuangan, tindakan, dan juga mencakup unit pelayanan rawat jalan, rawat inap,

penunjang, dan manajemen Rumah Sakit. Pengguna billing system meliputi bagian

rekam medis pasien, transaksi keuangan, serta unit pelayanan bagi pasien.

2.4.2 Farmasi

Farmasi adalah bagian pekerjaan yang mempunyai tanggung jawab

memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat-obatan.

Farmasi berfungsi untuk pencatatan farmasi, apotek, resep, dan penjualan

obat. Pengguna modul farmasi adalah bagian farmasi, meliputi kepala farmasi,

farmasi 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan gudang farmasi.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

15

Gambar 2. 3 Modul Akuntansi

Gambar 2. 4 Modul Keuangan

2.4.3 Akuntansi

Akuntansi berfungsi sebagai pencatatan segala hal yang berhubungan

dengan akuntansi RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Pengguna modul akuntansi adalah karyawan bagian keuangan dimana

modul akuntansi berisi pencatatan dan penyajian data mengenai keuangan.

2.4.4 Keuangan

Keuangan adalah diperuntukkan pencatatan pendapatan, pengeluaran, dan

segala hal mengenai keuangan RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Modul keuangan digunakan oleh bagian keuangan dimana beisi catatan

pengeluaran dan pemasukan yang ada di dalam RSUD Sidoarjo.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

16

Gambar 2. 5 Modul Bank Darah

Gambar 2. 6 Modul Aset

2.4.5 Bank Darah

Bank darah adalah diperuntukkan pencatatan stok darah, penjualan darah, dan

darah yang masuk pada RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Modul bank darah digunakan oleh petugas pengelola stok darah, dimana di

dalamnya terdapat persediaan darah, riwayat penjualan, dan darah yang diterima

oleh RSUD Sidoarjo.

2.4.6 Aset

Aset adalah modul yang digunakan untuk pencatatan segala hal mengenai

aset yang dimiliki oleh RSUD Kabupaten Sidoarjo, diantaranya adalah meja, kursi,

tanah, tempat tidur, dll.

Modul aset adalah untuk pengelolaan aset yang dimiliki oleh RSUD, baik aset

yang sudah ada maupun aset yang baru.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

17

Gambar 2. 7 Modul Pendidikan

Gambar 2. 8 Modul SDM

2.4.7 Pendidikan

Pendidikan digunakan untuk pencatatan mahasiswa, praktek, magang, dan

penelitian yang dilakukan di RSUD Sidoarjo.

Modul pendidikan digunakan oleh bagian riset dan pendidikan, modul ini

berfungsi untuk mengetahui mahasiswa yang tengah melakukan kegiatan

pendidikan di lingkungan RSUD Sidoarjo.

2.4.8 Kepegawaian (SDM)

Modul kepegawaian adalah digunakan untuk pencatatan pewagai yang ada di

RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Modul SDM berfungsi sebagai pencatatan pegawai, berisi identitas pegawai

dan kinerja pegawai yang ada di RSUD Sidoarjo.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

18

Gambar 2. 9 Modul Asuhan Keperawatan

Gambar 2. 10 E-Office

2.4.9 Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah diperuntukkan untuk perawat, dimana di

dalamnya terdapat catatan perawat terhadap pasien yang ditangani.

Modul ini berisi perkembangan pasien yang dirawat, dari awal masuk ruang

opname sampai selesai perawatan.

2.4.10 E-Office

E-Office adalah modul mengenai surat menyurat, modul ini digunakan untuk

mengelola surat yang masuk atau keluar di RSUD Sidoarjo.

Modul ini digunakan oleh bagian Tata Usaha. Modul ini berisi pencatatan

surat masuk, surat keluar, surat elektronik, serta nota dinas.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

19

Gambar 2. 11 Modul Remics

Gambar 2. 12 Help Desk

2.4.11 Rekam Medis Elektronik

Rekam medis adalah berkas yang beirisi catatan dan dokumen antara lain

identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan

yang telah diberikan kepada pasien (PEMENKES No:

296/MENKES/PER/III/2008).

Rekam medis elektronik diperuntukkan pencatatan rekam medis. Rekam

medis elektronik adalah pengganti dokumen-dokumen dan berkas-berkas tersebut

menjadi catatan elektronik.

2.4.12 Help desk

Help desk diperuntukkan penugasan petugas IT, dimana sistemnya dengan

tiketing.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

20

Gambar 2. 13 Modul Informasi Kamar

Gambar 2. 14 Website RSUD Sidoarjo

Modul ini berfungsi sebagai pemberitahuan kepada petugas IT bilamana ada

modul SIMRS dan jaringan yang ada di RSUD Sidoarjo bermasalah atau terjadi

gangguan.

2.4.13 Informasi Kamar

Informasi kamar adalah untuk mengecek ketersediaan kamar rawat inap

yang tersedia di RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Modul ini digunakan oleh resepsionis berfungsi sebagai pengunjung yang

ingin menanyakan letak atau informasi mengenai kamar pasien. Selain itu juga

berfungsi untuk mengetahui ketersediaan kamar rawat inap untuk pasien yang akan

masuk.

2.4.14 Website

Website digunakan oleh pasien atau pegawai dan bisa diakses oleh umum

untuk mengetahui apa saja fasilitas yanga ada di Rumah Sakit Umum Daerah

Sidoarjo.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

21

Website ini bisa dikatakan penghubung antara RSUD Sidoarjo dengan

masyrakat umum, dari website tersebut masyarakat bisa mengetahui segala hal

mengenai RSUD Sidoarjo, dari profile RSUD Sidoarjo hingga fasilitas yang ada di

RSUD Sidoarjo.

2.4.15 SMS Antrian

SMS Antrian adalah sistem yang digunakan oleh pelanggan atau pasien yang

akan berobat, agar tidak mengantri ditempat digunakan SMS antrian dan akan

mendapat nomor antrian.

Dari 21 modul yang ada di Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Umum

Daerah Sidoarjo, 15 Modul sudah digunakan, dan 6 modul masih dalam proses

pengembangan, diantaranya adalah E-Tamat, Remunerasi, Manajemen HD,

Manajemen Operasi, Summary Record, E-Kios, dan Pemasaran.

2.5 Technology Acceptance Model (TAM)

Konsep TAM dikembangkan oleh (Davis, 1989), menurit Ni Luh Nyoman

Sherina Devi dan I Wayan Suartana, menawarkan sebuah teori perilaku pemakai

dalam menerima dan menggunakan sistem informasi. Menurut Lambertus P.

Warisal dan Nurkhusniyah dalam jurnal Aplikasi Manajemen, salah satu teori

tentang penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap sangat berpengaruh

dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap

penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan Technology

Acceptance Model (TAM). Menurut Jogiyanto dalam Sistem Teknologi

Keperilakuan, model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis, menjelaskan

perilaku penggunaan teknologi informasi yaitu berdasarkan pada kepercayaan

(Belief), sikap (Attitude), keinginan (Intention), dan hubungan perilaku pengguna

(User Behavioral Relationship).

Dalam jurnal aplikasi manajemen menurut Lambertus P. Warisial dan Nur

Khusniyah I, Technology Acceptance Model (TAM) yang pertama belum

dimodifikasi menggunakan lima konstruk utama. Kelima konstruk ini adalah

sebagai berikut :

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

22

Diagram 2. 1 Konstruk Technology Acceptance Model (TAM)

(Mulyani & Kurniadi, 2015)

Menurut Saomi Rizqiyanto dalam Analisis Tecnology Acceptance Model

(TAM) pada pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru. Perilaku

pengguna dalam menerima dan menggunakan teknologi baru dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu : Perceived Usefullness didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna

percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan meningkatkan perfoma kinerja

pengguna, Perceived ease of Use didefinisikan sebagai tingkat dimana pengguna

percaya bahwa menggunakan teknologi baru akan bebas dari kesulitan atau resiko.

Kedua variabel ini dapat dijelaskan keperilakuan pengguna. Kesimpulannya

adalah bahwa model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan

menentukan sikap memanfaatkan teknologi. Model ini menggambarkan

penerimaan pengguna teknologi dipengaruhi oleh kedua variabel tersebut.

Menurut Jogiyanto dalam Sistem Teknologi Keperilakuan bahwa model

TAM yang dikembangkan Fred Davis yang telah dimodifikasi dengan lima

konstruk ialah persepsi tentang kemanfaatan (Perceived Usefullness), persepsi

tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use), persepsi tentang

penggunaan (Attitude Toward Using), perilaku untuk tetap menggunakan

(Behavioral Intention to Use), dan kondisi nyata penggunaan sistem (Actual System

Usage) (Hartono, 2008).

a. Perceived Usefullness (PU)

Sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi bisa dipercaya akan

mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya. Dimensi tentang

kemanfaatan teknologi informasi meliputi :

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

23

- Kegunaan, meliputi dimensi : menjadikan pekerjaan lebih sangat mudah,

bermanfaat, dan menambah produktivitas.

- Efektifitas, mliputi dimensi : mempertimbangkan efektivitas,

pengembangan kinerja pekerja.

b. Perceived Ease of Use (PEU)

Persepsi tentang kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan

sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa teknologi komputer bisa

dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator kemudahan

penggunaan teknologi informasi, meliputi :

• Komputer mudah dipelajari

• Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna

• Komputer mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna

• Komputer mudah dioperasiakan

c. Attitude Toward Using (ATU)

Attitude Toward Using dalam TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap

penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak

bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya. Peneliti lain

menyatakan bahwa faktor sikap (Attitude) sebagai salah satu aspek yang

memperngaruhi individual. Sikap seseoarang terdiri atas unsur kognitif atau cara

pandang (Cognitive), afektif (Affective), dan komponen-komponen yang berkaitan

dengan perilaku (Behavioral Component).

d. Behavioral Intention to Use (BIU)

Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan perilaku tetap menggunakan

suatu teknologi. Tingkat penggunan sebuah teknologi komputer pada seseorang

dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi tersebut, misalnya

keinginan menambah peripheral pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan,

serta keinginan untuk memotivasi pengguna lain. Peneliti selanjutnya menyatakan

bahwa sikap perhatian untuk menggunakan adalah prediksi yang baik untuk

mengetahui Actual Use.

e. Actual System Usage (ASU)

Kondisi nyata penggunaan sistem, dikonsepkan dalam bentuk pengukuran

terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi. Seseorang akan puas

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

24

menggunakan sistem jika meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan

akan meniungkatkan produktivitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata

penggunaan.

2.6 Teknik Sampling

Sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok,

yaitu Probability sampling dan Nonprobability sampling. Adapun Probability

sampling menurut Sugiyono adalah teknik sampling yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Sedangkan Nonprobability sampling menurut Sugiyono adalah teknik yang

tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel.

1) Probability sampling Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal

peneliti telah mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang

diinginkan telah ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau

kelompok unsur harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

Adapun jenis-jenis Probability sampling adalah sebagai berikut :

a) Simple random sampling Menurut Kerlinger (2006:188), simple random

sampling adalah metode penarikan dari sebuah populasi atau semesta

dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau semesta tadi

memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil. Menurut

Sugiyono (2001:57) dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan

sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Margono (2004:126) menyatakan

bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel

yang langsung dilakukan pada unit sampling. Cara demikian dilakukan

bila anggota populasi dianggap homogen. Teknik ini dapat dipergunakan

bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu besar.

b) Proportionate stratified random sampling Margono (2004: 126)

menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada

populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berstrata. Menurut

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

25

Sugiyono (2001: 58) teknik ini digunakan bila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

c) Disproportionate stratified random sampling Sugiyono (2001: 59)

menyatakan bahwa teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel

bila populasinya berstrata tetapi kurang proporsional.

d) Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah) Teknik ini disebut juga

cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127), teknik ini

digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu,

melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik

sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang

akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu

negara, propinsi atau kabupaten.

2) Nonprobability sampling Non Probability sampling adalah sebuah teknik

sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan

sampel. Sampel-sampel dari Nonprobability Sampling juga disebut sebagai

subjek penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak

memiliki hubungan dengan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling

ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random

samplin atau probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari

materi pada populasi yang diujikan.

a) Sampling sistematis Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling

sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari

anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

b) Kuota sampling Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa

sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi

yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang

diinginkan. Menurut Margono (2004: 127) dalam teknik ini jumlah

populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam

beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau

quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan

langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi, pengumpulan

data dihentikan.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

26

c) Aksidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60).

Menurut Margono (2004: 27) menyatakan bahwa dalam teknik ini

pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung

mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.

d) Purposive sampling Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Menurut Margono (2004:128), pemilihan sekelompok subjek

dalam purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang

dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi

yang sudah diketahui sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang

dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan

berdasarkan tujuan penelitian.

e) Sampling jenuh Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah

teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,

dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f) Snowball sampling (Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah

teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel

begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola

salju yang menggelinding semakin lama semakin besar.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian terdahulu adalah beberapa referensi yang digunakan untuk

penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

27

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Siti Monalisa,

Dwi Putri Setia

(Jurnal

Rekayasa dan

Manajemen

Sistem

Informasi)

Analisis Penerimaan

Sistem Informasi

Pengolahan Data

Statistik Rutin (SISR)

Menggunakan Metode

Technology Acceptance

Model (Studi Kasus :

BKKBN Provinsi Riau)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

penerimaan pengguna

terhadap Sistem Informasi

Pengolahan Data Statistik

Rutin Sebesar 41,7%

dipengaruhi oleh faktor

manfaat (Perceived

Usefullness) dan faktor

kemudahan (Perceived Ease

of Use) dengan hubungannya

tergolong cukup berarti

sebesar 64,6%. Hal ini

membuktikan bahwa apabila

nilai dari faktor manfaat dan

kemudahan meningkat,

maka penerimaan pengguna

terhadap teknologi

informasi/sistem informasi

akan meningkat.

2. Fran Sayekti,

Pulasna Putrata

(Jurnal

Manajemen

Teori dan

Terapan)

Penerapan Technology

Acceptance Model

(TAM) Dalam

Pengujian Model

Penerimaan Sistem

Informasi Keuangan

Daerah

Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukkan

bahwa penelitian SIKPD di

instansi pemerintah wilayah

Yogyakarta dipengaruhi oleh

persepsi kemudahan

penggunaan sistem,

penerimaan SIKPD tidak

dipengaruhi oleh persepsi

kemanfaatan sistem. Secara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

28

simultan persepsi

kemudahan penggunaan dan

persepsi kemanfaatan

mempengaruhi penerimaan

SIPKD.

3. Rini

Oktafiyani,

dkk (2016)

Penerimaan Sistem E-

Learning Menggunakan

Technology Acceptance

Model (TAM) Studi

Kasus SISWA/I Kelas X

Di SMA Negeri 92

Jakarta

Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukkan

bahwa hubungan yang

terjadi antara variabel X

(Persepsi Kemudahan

Pemakaian dan Persepsi

Kemanfaatan) dengan

variabel Y (Persepsi Minat

perilaku untuk tetap

menggunakan teknologi

informasi) dalam

penerimaan sistem E-

Learning di SMA Negeri 92

Jakarta adalah 0,722. Nilai

korelasi sebesar ini

sangat kuat positif.

Hubungan bersifat positif

artinya terjadi hubungan

searah antara variabel

X dan variabel Y.

a. Analisis Penerimaan Sistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin

(SISR) Menggunakan Metode Technology Acceptance Model

Penelitian tersebut membahas penerimaan Sistem Informasi Pengolahan Data

Statistik Rutin bertujuan untuk menyediakan informasi tentang Pencapaian

Program Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Penelitian tersebut

bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor manfaat dan kemudahan terhadap

penerimaan SISR dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

29

Penelitian menggunakan 2 variabel utama, yaitu Kemanfaatan (Perceived

Usefullness), Kemudahan (Perceived Ease of Use), dan 1 variabel eksternal, yaitu

Penerimaan (Acceptance of IT). Pengujian yang dilakukan adalah uji T, uji F, dan

uji koefisien Determinasi (R2).

Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh, dengan jumlah

responden 37 orang. Untuk teknik analisis data menggunakan teknik regresi linier

berganda dengan jenis penelitian kumulatif, serta alat pengolahan data

menggunakan software SPSS 16.0.

Hasil dari penelitian menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penerimaan pengguna terhadap Sistem Informasi Pengolahan Data Statistik Rutin

Sebesar 41,7% dipengaruhi oleh faktor manfaat (Perceived Usefullness) dan faktor

kemudahan (Perceived Ease of Use) dengan hubungannya tergolong cukup berarti

sebesar 64,6%. Hal ini membuktikan bahwa apabila nilai dari faktor manfaat dan

kemudahan meningkat, maka penerimaan pengguna terhadap teknologi

informasi/sistem informasi akan meningkat (Monalisa & Setia, 2016).

b. Penerapan Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Pengujian Model

Penerimaan Sistem Informasi Keuangan Daerah

Penelitian tersebut menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi

penerimaan SIPKD oleh pengguna SIPKD di lingkungan pemerintah kota

Yogyakarta dengan pendekatan TAM (Technology Acceptance Model). Tujian

penelitian tersebut untuk mengetahui apakah dari sisi user penggunaan SIPKD

dapat diterima sebagai suatu sistem yang meningkatkan kinerja, bukan sekedar

kewajiban yang harus dijalani.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode

kuantitatif, yaitu menggambarkan kondisi yang diteliti menggunakan angka dan

pengambilan keputusan atas hasil penelitian berdasarkan pada angka-angka

statistik. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang terbagi dalam dua jenis

variabel. Yang pertama adalah variabel bebas, yaitu kegunaan teknologi (perceived

usefullness) dan kemudahan menggunakan menggunakan teknologi (perceived

ease of use). Variabel yang kedua adalah variabel dependen atau variabel terikat,

yaitu adalah variabel penerimaan teknologi dalam hal ini penerimaan SIPKD.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

30

Data yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada user/operator

SIPKD pada lembaga pemerintah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah

kuisioner yang disebar sebanyak 100 kuisioner. Analisis data melalui dua tahap,

yaitu uji kualitas data berupa uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian yang

dilakukan adalah uji T, uji F, dan Koefisien Determinasi (R2).

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian SIKPD di

instansi pemerintah wilayah Yogyakarta dipengaruhi oleh persepsi kemudahan

penggunaan sistem, penerimaan SIKPD tidak dipengaruhi oleh persepsi

kemanfaatan sistem. Secara simultan persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi

kemanfaatan mempengaruhi penerimaan SIPKD (Sayekti & Putarta, 2016).

b. Penerimaan Sistem E-Learning Menggunakan Technology Acceptance

Model (TAM)

Instrumen penelitian mengenai analisis penerimaan E-Learning dengan

menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) berupa angket dan objek

penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 92 Jakarta sebanyak 138 responden

dari siswa yang diambil. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif

dengan menggunakan skala Likert.

Penelitian tersebut menggunakan tool SPSS 16.0. Penelitian menggunakan

5 variabel, yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefullness, Attitude Toward

Using, Behavioral Intention, dan Actual Use. Pengujian yang dilakukan adalah Uji

T dan Uji F. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan yang

terjadi antara variabel X (Persepsi Kemudahan Pemakaian dan Persepsi

Kemanfaatan) dengan variabel Y (Persepsi Minat perilaku untuk tetap

menggunakan teknologi informasi) dalam penerimaan sistem E-Learning di SMA

Negeri 92 Jakarta adalah 0,722. Nilai korelasi sebesar ini sangat kuat positif.

Hubungan bersifat positif artinya terjadi hubungan searah antara variable X dan

variabel Y (Oktofiyani, Anggraeni, Studi, Informasi, & Selatan, 2016).

c. Analisis Penerimaan Teknologi Student Information Terminal (S-IT)

Dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait penerimaan

teknologi Student Information Terminal (S-IT) menggunakan kerangka model

TAM dengan variabel eksternal desain portal, organisasi e-resources, dan user

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

31

abilities and skill. Untuk tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan populasi

seluruh Mahasiswa AMIK Garut. Sampel dipilih secara random dan diperoleh 200

responden sebagai pengguna S-IT.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa desain portal berpengaruh terhadap

persepsi kemudahan penggunaan (PEOU), organisasi e-resources tidak

berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan (PEOU), kemampuan dan

skill pengguna tidak berpengaruh terhadap persepsi kemudahan penggunaan

(PEOU), organisasi e-resources berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (PU),

persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) tidak berpengaruh terhadap persepsi

kegunaan (PU), persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) tidak berpengaruh

terhadap sikap kearah penggunaan (ATU), persepsi kegunaan (PU) berpengaruh

terhadap sikap kearah penggunaan (ATU), persepsi kegunaan (Perceived

Usefulnes) berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (BITU), sikap kearah

penggunaan (ATU) tidak berpengaruh terhadap niat untuk menggunakan (BITU,

dan niat untuk menggunakan (BITU) berpengaruh terhadap penggunaan nyata

Student Information Terminal (S-IT) (Mulyani & Kurniadi, 2015).

d. Analisis Penerimaan Pengguna Pada Website Lazada Dengan

Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

Lazada adalah sebuah website yang menyediakan berbagai macam barang

dengan harga yang murah dan mempunyai banyak promo serta diskon. Akan tetapi

masih banyak komentarkomentar dari pengguna yang memberikan pesan negatif

seperti ketidak sesuaian informasi barang yang ada di Lazada dari pada positif

seperti informasi barang yang ada di Lazada dapat di percaya. Karena, dengan

banyaknya pesan negatif dari para pengguna, maka di susunlah penelitian ini

untuk mengetahui faktor-faktor penerimaan teknologi informasi yang

mempengaruhi penerimaan pengguna dalam menggunakan teknologi informasi.

Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah model yang digunakan untuk

mengukur penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi. TAM pertama kali di

temukan oleh Davis dimana pada awal mula TAM terdapat dua variabel

awal yaitu pengaruh kegunaan dan pengaruh mudah digunakan. Model TAM yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model TAM yang telah

dikembangkan oleh Pavlou yaitu sebuah model khusus yang digunakan untuk

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/37646/3/jiptummpp-gdl-ainulfithr-50712-3-babii.pdf · keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit

32

melihat factor penerimaan pengguna terhadap jual beli online,

dimana faktor-faktor yang digunakan yaitu Intention to transact (IT), Perceived

Risk (PR), Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU), Trust (T)

dan Satisfication with past transact (S).

Hasil yang di peroleh dari penelitian ini yaitu hubungan antar setiap faktor

yang mempengaruhi penerimaan seorang user ketika akan melakukan tranaksi jual

beli online, yaitu Satisfication with past transaction berpengaruh terhadap Trust,

Trust berpengaruh terhadap PU, Trust berpengaruh terhadap IT dan PU

berpengaruh terhadap IT (Chandra, n.d.).