bab ii landasan teori -...

45
15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK 2.1.1 Pengertian Evaluasi Program BK ( Education Expo) Menurut Gysbers dan Henderson (2006) bahwa program BK mencakup tiga hal yaitu dari perencanaan program, pelaksanaan program, dan hasil program. Ketiganya saling berkaitan. Hasil program akan terlihat jika proses evaluasinya berjalan baik. Program education expo yang merupakan salah satu program BK, yang dilaksanakan setiap tahun oleh SMA Karangturi Semarang sejak tahun 1997. Program education expo perlu diadakan evaluasi. Evaluasi program mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi proses pelaksanaan dan evaluasi hasil, atau dapat dikatakan evaluasi secara menyeluruh. Berdasarkan pandangan Gysbers dan Henderson (2006) dapat dinterpretasikan bahwa evaluasi program merupakan evaluasi secara menyeluruh dari evaluasi perencana- an, evaluasi pelaksanaan hingga evaluasi hasil dari program. Program yang dibuat perlu dievaluasi (evalu- asi perencanaan program) sejauh mana dapat dilaksa- nakan (evaluasi proses/pelaksanaan) dan bermanfaat untuk mencapai hasil yang diinginkan (evaluasi hasil),

Upload: nguyencong

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

15

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Evaluasi Program BK

2.1.1 Pengertian Evaluasi Program BK (Education

Expo)

Menurut Gysbers dan Henderson (2006) bahwa

program BK mencakup tiga hal yaitu dari perencanaan

program, pelaksanaan program, dan hasil program.

Ketiganya saling berkaitan. Hasil program akan

terlihat jika proses evaluasinya berjalan baik. Program

education expo yang merupakan salah satu program

BK, yang dilaksanakan setiap tahun oleh SMA

Karangturi Semarang sejak tahun 1997. Program

education expo perlu diadakan evaluasi. Evaluasi

program mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi

proses pelaksanaan dan evaluasi hasil, atau dapat

dikatakan evaluasi secara menyeluruh. Berdasarkan

pandangan Gysbers dan Henderson (2006) dapat

dinterpretasikan bahwa evaluasi program merupakan

evaluasi secara menyeluruh dari evaluasi perencana-

an, evaluasi pelaksanaan hingga evaluasi hasil dari

program. Program yang dibuat perlu dievaluasi (evalu-

asi perencanaan program) sejauh mana dapat dilaksa-

nakan (evaluasi proses/pelaksanaan) dan bermanfaat

untuk mencapai hasil yang diinginkan (evaluasi hasil),

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

16

sehingga jika terdapat kelemahan program dapat

segera diperbaiki dan dikembangkan.

Evaluasi program juga merupakan suatu

proses penilaian terhadap penyusunan, pelaksanaan,

analisis hasil serta tindak lanjut kegiatan program.

Pernyataan tentang evaluasi program ini sejalan

dengan Sugiyo (2011) yang menyatakan bahwa evalu-

asi program merupakan sebuah proses penilaian ter-

hadap penyusunan program, pelaksanaan program,

penilaian dan analisis hasil serta tindak lanjut kegiat-

an yang dilaksanakan. Badrujaman (2011) menyata-

kan bahwa evaluasi program bimbingan & konseling

merupakan sebuah proses pemberian penilaian

terhadap keberhargaan dan keberhasilan program BK,

salah satunya program BK yaitu education expo yang

dilaksanakan melalui pengumpulan, pengolahan, dan

analisis data yang akan dijadikan dasar untuk mem-

buat keputusan. Evaluator melakukan kegiatan

evaluasi melalui prosedur-prosedur atau tahapan-

tahapan tertentu dalam mengumpulkan data. Tahapan

evaluasi dimulai dengan menentukan tujuan evaluasi

program.

2.1.2 Tujuan Evaluasi Program BK

Evaluasi program BK (salah satunya education

expo) sangat penting dilaksanakan oleh guru BK

karena dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan

program education expo mencapai tujuan yang dite-

tapkan. Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

17

bahwa diadakannya evaluasi program bertujuan untuk

mengetahui kelemahan program dan dapat segera

melakukan perbaikan serta pengembangan program.

Pernyataan Gysbers dan Henderson didukung oleh

Badrujaman (2011) yang menyatakan bahwa tujuan

dari evaluasi program adalah:

Pertama, dengan adanya evaluasi kita dapat

mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan

pelaksanaan program BK yang diselenggarakan. Kedua, dengan adanya evaluasi kita dapat

mengetahui efektivitas program. Ketiga, dengan

adanya evaluasi dapat meningkatkan akunta-

bilitas program BK dimata stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, terutama siswa.

Keempat, dengan adanya evaluasi kita dapat

mengetahui kelemahan program. Kelima, dengan

adanya evaluasi kita dapat melakukan perbaikan dan pengembangan program BK.

Berdasarkan pernyataan Gysbers dan

Henderson (2006), serta Badrujaman (2011) dapat

diinterpretasikan bahwa tujuan dilaksanakannya eva-

luasi program adalah untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaan program mencapai tujuan yang ditetap-

kan, dengan kata lain dapat mengetahui keberhasilan

pelaksanaan program education expo di SMA

Karangturi. Selain itu dapat memperbaiki praktek

penyelenggaraan program education expo dan dapat

meningkatkan akuntabilitas program education expo di

mata stakeholder sekolah. Evaluasi program juga

dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan program. Ketika kelebihan

dan kekurangan program dapat terdeteksi, program

akan bisa dikembangkan. Perbaikan dan pengem-

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

18

bangan program akan meningkatkan kepercayaan

stakeholder. Program yang akuntabel dapat memberi-

kan informasi yang memadai mengapa sebuah

program dapat atau tidak dapat dilaksanakan. Infor-

masi akurat hanya bisa disampaikan jika ada pelak-

sanaan evaluasi program oleh guru BK.

Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhati-

kan dalam mengevaluasi secara menyeluruh program

BK. Pertama, evaluasi perencanaan program dilakukan

untuk mengetahui apakah perencanaan program

sudah baik atau belum. Kedua, evaluasi proses/

pelaksanaan program dilakukan untuk mediagnosis

kelebihan dan kelemahan program. Ketiga, evaluasi

hasil dilakukan untuk mengukur sejauh mana capai-

an tujuan yang telah ditetapkan dalam program BK

(Badrujaman, 2011).

2.1.3 Prinsip Dasar Evaluasi Program BK

Evaluasi program BK merupakan proses pem-

berian skor pada suatu program dalam rangka meng-

ambil keputusan. Pengambilan keputusan digunakan

untuk perbaikan dan pengembangan program. Meski

terlihat mudah pelaksanaannya, evaluasi program

sering terjadi pengulangan setiap tahun atau belum

sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan

kata lain evaluasi program masih terdapat kelemahan

program.

Dalam menjaga tujuannya untuk melakukan

perbaikan program, maka ketika evaluasi dilakukan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

19

evaluator harus memegang erat prinsip dasar dalam

mengevaluasi program. Seperti yang dikemukakan

oleh Badrujaman (2011) terdapat tujuh prinsip dasar

dalam mengevaluasi program. Ketujuh prinsip dasar

evaluasi harus menjadi pedoman bagi evaluator dalam

melaksanakan evaluasi program. Ketujuh prinsip

dasar evaluasi meliputi: (1) evaluasi yang efektif

membutuhkan pengenalan atas tujuan program, (2)

evaluasi yang efektif membutuhkan kriteria pengu-

kuran yang valid, (3) evaluasi yang efektif tergantung

pada pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap

kriteria, (4) program evaluasi harus melibatkan semua

yang berpengaruh, (5) evaluasi yang bermakna mem-

butuhkan umpan balik, (6) evaluasi harus direnca-

nakan dan terus menerus sebagai sebuah proses,

(7) evaluasi menekankan pada kepositifan.

2.1.4 Kriteria Evaluasi Program BK

Program BK dikatakan berhasil dan sukses

manakala program BK dapat memenuhi kriteria

keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan

tidak terlepas dengan standar dan indikator. Ketiganya

saling keterkaitan. Menurut Winkel & Hastuti (2006),

kriteria merupakan patokan dalam evaluasi program.

Kriteria dapat ditentukan berdasarkan ciri yang mele-

kat dalam program baik internal maupun eksternal.

Menurut Badrujaman (2011), kriteria merupakan

karakteristik program yang dianggap sebagai basis

relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

20

Pemberian skor pada kriteria didasarkan pada keya-

kinan, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain,

dan hasil kajian teoritik.

Berbeda dengan kriteria, standar memiliki

penekanannya pada pertanyaan ”seberapa banyak

kriteria penting telah mencukupi?”. Menurut Gysbers

dan Henderson (2006), standar program cukup men-

jamin keputusan yang dibuat, melengkapi program BK

komprehensif, dan aktualisasinya bermanfaat bagi

murid, orang tua, guru, dan komunitas lainnnya.

Menentukan standar siswa dalam program BK

(program education expo) harus mempertimbangkan

pengetahuan apa yang seharusnya siswa peroleh,

ketrampilan apa yang seharusnya siswa kembangkan,

dan sikap apa yang seharusnya terbentuk pada siswa

setelah berpartisipasi dalam program education expo.

Karena pada akhir program, standar siswa harus

diukur tingkat pencapaiannya, maka standar sejak

awal harus dirancang sedemikian sehingga bisa

diukur pada akhirnya, tanpa lepas dari visi, misi, dan

tujuan program. Sedangkan indikator merujuk pada

ukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data

sehubungan dengan performansi nilai kriteria.

Menetapkan kriteria sebagai patokan dalam

evaluasi memang tidak mudah. Menurut Schmidt

(1999), penetapan kriteria dapat dilakukan dengan

menggunakan pencapaian melalui persentase, mem-

bandingkan pencapaian siswa yang mengikuti program

dan yang tidak mengikuti program, menanyakannya

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

21

kepada siswa, orang tua, atau guru, serta memban-

dingkan skor pre-test dan post-test.

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Program

BK

Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi evaluasi adalah kedudukan

layanan dan fasilitas yang ada, serta sikap anggota

staf sekolah terhadap layanan. Di samping itu,

kebijakan sekolah juga merupakan faktor penting yang

mempengaruhi evaluasi manajemen program. Seperti

yang dikemukakan oleh Gysbers dan Henderson

(2006) bahwa kebijakan sekolah merupakan faktor

penting dalam rangka pelaksanaan evaluasi program

BK di sekolah. Kebijakan yang dimaksud adalah

dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam

penyenggaraan program BK salah satunya adalah

program education expo di sekolah. Dukungan kepada

program education expo dapat berupa pemberian ijin

untuk melakukan kegiatan serta peran guru BK di

sekolah. Selain kebijakan, anggaran juga merupakan

faktor yang mempengaruhi evaluasi manajemen

program. Dengan anggaran yang baik maka evaluasi

manajemen program dapat terlaksana. Menurut

Myrick, 2005 (dalam Badrujaman 2011) menyatakan

bahwa waktu juga merupakan faktor penting yang

mempengaruhi evaluasi program. Dengan adanya

waktu yang cukup, maka evaluasi program dapat

dilaksanakan dengan baik. Seringnya ada tekanan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

22

dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada, membuat

guru BK mengabaikan kegiatan evaluasi program .

Gysbers dan Henderson (2006) juga menge-

mukakan bahwa dalam membantu pendekatan yang

berorientasi pada perbaikan dalam evaluasi manaje-

men program ada empat hal penting untuk dipahami

yaitu:

1) Konselor sekolah harus terlibat secara personal

dalam mengevaluasi program mereka, yaitu

program.

2) Pentingnya dilakukan evaluasi manajemen

program untuk menentukan sasaran yang sesuai

dan adanya kompetensi siswa.

3) Evaluasi manajemen program dalam prosesnya

akan melibatkan observasi terhadap perilaku, wa-

wancara, menelaah produksi media dan rekaman

lain, focus group discussion (FGD), forum terbuka,

survei, pengukuran yang terstandar, penilaian ahli,

serta telaah teman.

4) Evaluasi manajemen program akan sukses apabila

didukung oleh administrator, diadakan oleh kon-

selor sekolah, berkolaborasi dengan lainnya yang

menjadi customer.

Seperti dikemukakan sebelumnya oleh Gysbers

dan Henderson (2006) bahwa evaluasi manajemen

program meliputi evaluasi terhadap perencanaan,

pelaksanaan dan hasil dari program. Ketiga evaluasi

tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

23

2.1.6 Evaluasi Perencanaan Program (Education

Expo)

Evaluasi perencanaan program merupakan

evaluasi tentang penentuan tujuan yang hendak

dicapai dari kegiatan pemilihan strategi, serta teknik

yang tepat untuk mencapai tujuan kegiatan.

Badrujaman (2011) menyatakan bahwa tujuan dari

evaluasi perencanaan program adalah untuk

mengetahui apakah perencanaan yang dibuat sudah

baik atau belum. Pandangan Badrujaman (2011) ini

dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi perencanaan

program merupakan evaluasi yang dilakukan oleh

guru BK untuk mengetahui apakah perencanaan yang

dibuat sudah sesuai dengan kriteria perencanaan atau

bisa dikatakan perencanaan sudah baik atau belum.

Perencanaan program merupakan sebuah proses

asesmen terhadap program yang ada saat ini dengan

cara mengkaji program dari berbagai sudut. Asesmen

ini merupakan suatu proses untuk memperoleh

gambaran yang konkret dan detail mengenai program.

Dengan menilai program yang ada, guru BK akan

mampu menentukan apa yang benar-benar dibutuh-

kan dalam menyusun sebuah program BK, salah

satunya adalah program education expo . Gysbers dan

Henderson (2006).

Menurut Badrujaman (2011), secara garis besar

evaluasi perencanaan program BK dibagi menjadi dua

yaitu evaluasi tujuan program dan evaluasi input

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

24

program. Dalam hal ini salah satu program BK adalah

program education expo.

2.1.6.1. Evaluasi Tujuan Program

Terdapat 3 hal yang harus dilakukan dalam

mengevaluasi tujuan program, yaitu memahami

konsep, prosedur pelaksanaan, dan penyusunan

laporan evaluasi tujuan program. Badrujaman (2011).

a. Konsep Evaluasi Tujuan Program

Menurut Stufflebeam (dalam Badrujaman 2011)

mengemukakan bahwa objektivitas utama dari tipe ini

adalah menelaah status objek secara keseluruhan,

mengidentifikasi kekurangan, mengidentifikasi

kekuatan untuk memperbaiki kekurangan,

mendiagnosis masalah sehingga ditemukan solusi

memperbaikinya, dan memberikan gambaran

karakteristik lingkungan/setting program. Sejalan

dengan Stufflebeam (dalam Badrujaman, 2011)

menyatakan bahwa evaluasi pada aspek tujuan ini

merupakan kesesuaian antara tujuan yang telah

ditetapkan dengan kebutuhan siswa. Orientasinya

untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan peserta

didik, menyediakan arahan perbaikan, dan membantu

guru BK memformulasikan tujuan program dan

kompetensi siswa yang diharapkan. Gysbers dan

Henderson (2006) menyatakan bahwa dibutuhkan

informasi mengenai siswa dan komunitas. Informasi

mengenai siswa berupa apa yang mereka ketahui,

mereka pelajari, dan mereka butuhkan. Informasi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

25

komunitas yang dimaksud adalah konteks dimana

siswa tinggal seperti etnisitas, bahasa, status sosio-

ekonomi, dan latar belakang keluarga. Informasi siswa

dan komunitas penting untuk menentukan tujuan

layanan BK. Ini merupakan langkah awal dalam

menyusun program BK, salah satunya yaitu program

education expo.

b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Tujuan

Menurut Badrujaman (2011), prosedur

pelaksanaan evaluasi tujuan meliputi enam tahap,

yaitu:

(1) Menentukan tujuan evaluasi: penentuan tujuan

ini sangat penting karena berdasarkan tujuan ini,

guru BK akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan 2 hal

yaitu aspek yang akan dievaluasi dengan objek

evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi tujuan memiliki tujuan untuk mengetahui ketepatan tujuan yang

ditetapkan dalam program. (2) Menentukan kriteria

evaluasi: sebuah program dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan.

Menurut Winkel & Hastuti (2006), kriteria

merupakan patokan dalam evaluasi program.

Kriteria dapat ditentukan berdasarkan ciri yang melekat dalam program baik internal maupun

eksternal. Menurut Badrujaman (2011), kriteria

merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk

melakukan riset evaluasi. Pada aspek tujuan,

kriteria yang dapat digunakan dalam evaluasi program adalah tujuan bersumber pada

kebutuhan yang realistis. Sesuai dengan pendapat

Gysbers (2006), kebutuhan yang dimaksud adalah sesuai dengan tugas perkembangan dan

permasalahan siswa. (3) Memilih desain evaluasi

untuk meyakinkan bahwa evaluasi yang dilakukan sesuai organisasi teratur atau sesuai aturan

evaluasi yang baik. Agar dapat diketahui hasil

suatu program, maka diperlukan desain yang

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

26

sesuai dengan karakteristik program tersebut. (4)

Menyusun tabel perencanaan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi yang sudah

ditetapkan. Komponen atau aspek evaluasi terdiri

atas satu komponen yaitu tujuan. Dari komponen, kita dapat menjabarkan indikator-indikatornya,

kemudian menentukan sumber data dan cara

mengumpulkan data tersebut. (5) Menentukan

instrumen evaluasi: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi tergantung dari

jenis penelitian yang dilakukan. Jika penelitiannya

kuantitatif, biasanya dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Jika penelitiannya kualitatif,

biasanya dengan observasi, wawancara ataupun

dokumentasi. (6) Menentukan teknik analisa data: Teknik analisa ini dilakukan tergantung dari jenis

penelitiannya, kualitatif atau kuantitatif. Pertama

dilakukan penelaahan terhadap permasalahan siswa akan kebutuhan, kemudian dianalisa sesuai

indikator. Setelah tujuan ditentukan, kemudian

membandingkan tujuan yang dihasilkan melalui

evaluasi konteks dengan tujuan yang ditetapkan dalam program.

c. Penyusunan Laporan Evaluasi Tujuan Program

Kegiatan akhir dalam kegiatan evaluasi yang

dilakukan adalah membuat laporan hasil evaluasi.

Setiap bagian dalam laporan hasil evaluasi

perencanaan hendaknya dimulai dengan deskripsi

data, kemudian menuliskan hasil analisis data

evaluasi, dan terakhir menuliskan keputusan.

2.1.6.2. Evaluasi Input Program

a. Konsep Evaluasi Input Program

Menurut Stufflebeam & Shinkfield (dalam

Badrujaman 2011), orientasi utama evaluasi input

adalah membantu menentukan program yang

membawa pada perubahan yang dibutuhkan.

Evaluasi input mempermasalahkan apakah strategi

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

27

yang dipilih untuk mencapai tujuan program sudah

tepat. Evaluasi input dilakukan dengan menelaah

dan menilai secara kritis pendekatan yang relevan

yang tepat digunakan.

Menurut Badrujaman (2011), tujuan evaluasi

input adalah:

Untuk mengidentifikasikan dan menelaah

kapabilitas sistem, alternatif strategi program,

desain prosedur dimana strategi akan diimplementasikan. Evaluasi dapat menggunakan

metode menginventarisasi dan menganalisis sumber-

sumber yang tersedia, baik guru BK ataupun

material, strategi solusi, relevansi desain prosedur, kepraktisan dan biaya, kemudian dibandingkan

dengan kriteria yang ditetapkan

Pernyataan Badrujaman (2011) sejalan

dengan yang dikemukakan Gysbers dan

Henderson (2006),

Efisiensi program BK dapat diukur berdasarkan

keberadaan sumber yang dimiliki oleh sekolah. Dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang

dimiliki, strategi akan lebih realistis dan didukung

dengan kemampuan yang ada.

Evaluasi program pada aspek input perlu

diarahkan untuk melihat sejauh mana strategi yang

ditetapkan untuk mencapai tujuan program,

termasuk di dalamnya menelaah sumber-sumber

yang mendukungnya. Terdapat tiga sumber yang

semestinya ada dalam program, yaitu sumber

berupa personel, keuangan, dan kebijakan. Gysbers

dan Henderson (2006). Jadi dapat interpretasikan

bahwa tiga sumber yang seharusnya ada dalam

program meliputi: (1)personel yang terlibat dalam

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

28

kegiatan (2) keuangan, yang merupakan biaya

anggaran kegiatan (dari sumber hingga

pengelolaannya), (3) kebijakan sekolah demi

terselenggaranya kegiatan

Ketiga sumber pendukung ini, dijelaskan

sebagai berikut:

(1) Personel yang terlibat dalam kegiatan

Menurut Gysbers dan Henderson (2006),

pada dasarnya personel BK yang dimaksud adalah

administrator BK itu sendiri. Dalam kegiatan

education expo, guru BK terlibat sebagai panitia

kegiatan education expo. Guru BK mengkoordinir,

memiliki kewenangan presentasi dari perguruan

tinggi dan memberi bimbingan ke siswa sesuai

dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa,

mengurusi penempatan dan penyaluran siswa

selepas lulus, mencatat dan mengevaluasi seluruh

kegiatan program, sehingga diperlukan guru BK

yang profesional.

(2) Keuangan Gysbers dan Henderson (2006)

mengemukakan sumber keuangan yang menunjang

program BK adalah penetapan anggaran. Penetapan

anggaran sangat diperlukan untuk menunjang

program kegiatan ( untuk education expo). Kategori

anggaran meliputi bahan (material), perlengkapan

(equipment), dan fasilitas (facilities). Memilih strategi

yang tepat untuk mencapai tujuan program untuk

education expo memerlukan analisis terhadap

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

29

anggaran yang dimiliki. Anggaran education expo

digunakan untuk membiayai kelengkapan (sarana

dan prasarana), diantaranya biaya sewa gedung,

konsumsi, sound sistem dan sarana lainnya.

Strategi yang dipilih harus menyesuaikan anggaran

yang dimiliki. Tanpa adanya pertimbangan

anggaran, maka hanya akan menjadi angan-angan

yang mungkin sulit untuk mencapai tujuan program

(Badrujaman, 2011). Salah satu tidak terlaksananya

evaluasi program, kebanyakan pembimbing tidak

memiliki anggaran yang baik untuk melaksanakan

evaluasi program serta tidak memiliki anggaran

yang baik untuk program BK. Schimdt (dalam

Badrujaman, 2011).

(3) Kebijakan Sekolah

Menurut Gysbers dan Henderson (2006)

mengemukakan bahwa kebijakan sekolah

merupakan faktor penting dalam rangka

pelaksanaan program BK di sekolah. Jadi,

kebijakan dari pihak sekolah juga merupakan faktor

penting dalam pelaksanaan program education expo

SMA. Kebijakan yang dimaksud adalah dukungan

yang diberikan oleh kepala sekolah dalam

penyenggaraan program education expo di sekolah

ataupun di luar sekolah. Dukungan pada program

education expo dapat berupa pemberian ijin untuk

melakukan kegiatan serta peran guru BK dalam

kegiatan education expo di sekolah ataupun di luar

sekolah.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

30

b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Input Program

Menurut Badrujaman (2011), terdapat enam

tahapan dalam prosedur pelaksanaan evaluasi input

program yaitu:

(1) Menentukan tujuan evaluasi untuk mengetahui

ketepatan strategi (termasuk di dalamnya sumber-

sumber) yang ditetapkan guru BK dalam mencapai tujuan program. (2) Menentukan kriteria evaluasi

untuk menentukan efektivitas program BK. Pada

aspek input program ini, yang menjadi kriteria adalah terdapatnya ahli bimbingan, kualifikasi

yang memadai dari staf BK, terdapat rencana

anggaran, waktu yang disediakan, terdapat ruangan/ tempat penyelenggaraan, terdapat

peralatan yang memadai, materi yang ingin

disampaikan, media yang bervariasi dan menarik,

metode penyampaian, dan kebijakan dari sekolah. (3) Memilih desain evaluasi yang sesuai dengan

karakteristik program yang diselenggarakan. Dari

kriteria yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan studi dokumentasi dan observasi

ataupun survey dibandingkan dengan kajian

literatur, sehingga bisa diambil suatu keputusan. (4) Menyusun tabel perencanaan evaluasi untuk

memudahkan kita memahami evaluasi yang

dilakukan. Pada aspek evaluasi ini terdiri atas komponen input, kemudian bisa dijabarkan

indikator-indikatornya, sumber data serta teknik

pengumpulan datanya. (5) Menentukan instrumen

yang digunakan. Pengumpulan data menggunakan teknik diantaranya: wawancara, angket, review

ahli/kajian literatur, studi dokumentasi,

memberikan tes/survey, serta observasi. (6) Menentukan teknik analisa data tergantung dari

jenis penelitian. Teknik analisa data yang

digunakan dalam evaluasi program kegiatan pada aspek input adalah analisa data kualitatif, yaitu

dengan melakukan analisis perbandingan antara

strategi yang digunakan dengan kajian literatur yang ada.

c. Penyusunan Laporan Evaluasi Input Program

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

31

Evaluasi input merupakan evaluasi yang

dilakukan untuk mengetahui ketepatan strategi yang

digunakan dengan capaian tujuan. Strategi yang

dimaksud adalah kualifikasi guru BK, fasilitas

pendukung, dukungan keuangan, materi, metode,

serta media yang ditetapkan dalam program dapat

mencapai tujuan program. Setelah data dipaparkan,

kemudian menuliskan hasil analisis, dan terakhir

menyusun laporan dan menuliskan keputusan.

(Badrujaman, 2011).

2.1.7. Evaluasi Proses Program untuk Education

Expo

Menurut Badrujaman (2011), evaluasi program

BK pada aspek proses merupakan evaluasi yang

berorientasi pada diagnosis kelebihan dan kelemahan

program. Dari pernyataan Badrujaman dapat

dinterpretasikan bahwa melalui evaluasi proses

diharapkan kelemahan yang ada pada saat

pelaksanaan program kegiatan education expo dapat

segera diperbaiki. Untuk melakukan evaluasi program

education expo pada aspek proses, maka perlu

memahami konsep evaluasi program education expo

pada aspek proses dan prosedur pelaksanaannya.

a. Konsep Evaluasi Proses untuk Education Expo

Menurut Stufflebeam (dalam Badrujaman,

2011), evaluasi proses merupakan pengecekan yang

berkelanjutan atas implementasi perencanaan. Hal

ini dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi proses

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

32

bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprediksi

dalam proses pelaksanaan, seperti cacat dalam

desain prosedur atau implementasinya. Bagian

terpenting yang harus dipahami dalam evaluasi

proses program adalah penekanannya pada usaha

perbaikan yang dapat dilakukan berkenaan dengan

aspek program. Gysbers menggunakan istilah

program evaluation untuk evaluasi terhadap aspek

proses dalam program. Menurut Adelman dan Taylor

(dalam Gysbers dan Henderson, 2006) menyatakan

bahwa ada dua mekanisme dalam menetapkan

infrastruktur dan rencana kegiatan untuk

melaksanakan perubahan/perbaikan, yaitu:

(1) Mempunyai staf pembangun yang komitmen

terhadap rencana perbaikan dan pengembangan

program untuk menyelesaikan tujuan program. Cara ini untuk memperbaiki adanya antara

rancangan program umum dan rancangan

program yang diinginkan dan untuk merubah aktivitas yang dilakukan dalam program. (2)

Mempunyai staf pembangun yang

mengembangkan transisi dan implementasi dari

rencana program atau pengembangan peningkatan distrik. Cara ini untuk merubah

sumber-sumber program BK.

Gysbers dan Henderson (2006) juga menyatakan

bahwa

untuk memperbaiki aktivitas program perlunya

membandingkan program umum dengan program

yang dimaksud, mengidentifikasi rancangan

program yang sama dan yang berlainan, membuat aktivitas program secara spesifik

Ciri aktivitas program itu efektif, efisien, serta

berkualitas tinggi adalah moral staff nya bagus,

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

33

menjamin banyak program yang dilaksanakan.

Pentingnya menjamin perubahan yang dibuat, staf

konsul sukses membuat perubahan, mengerjakan

perubahan dengan baik, membantu anggota lainnya

melakukan perubahan. Hal ini berarti dibutuhkan

skill untuk melakukan aktivitas dengan baik,

perencanaan aktivitas dengan cermat, dan

kesemuanya dipengaruhi oleh perubahan proses

perencanaan. Dalam memperbaiki aktivitas program,

ada 4 hal yang harus dilakukan yaitu: (1) Mengganti

aktivitas diluar program, (2) Membatasi konselor

yang terkait dengan aktivitas di luar program, (3)

Menambah aktivitas baru, (4) Memperbesar

keberadaan aktivitas. Gysbers dan Henderson

(2006).

Evaluasi program sangat dibutuhkan terutama

dalam memaparkan secara sistematis dan detail,

untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu

program itu telah berjalan. Berikut ada empat faktor

pendorong atau kecenderungan yang menyebabkan

evaluasi dibutuhkan.

1. Akuntabilitas, merujuk pada justifikasi untuk

pencapaian hasil yang realistis suatu program.

2. Pelaporan perihal dana. Jika suatu program akan

dipertanggungjawabkan, tentu dibutuhkan rincian

secara detail penggunaan dananya secara

transparan.

3. Kegiatan untuk mengetahui sampai sejauh mana

performa dan hasil kerja yang sedang atau telah

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

34

dilakukan baik dalam tahap proses, hasil, dan

dampak.

4. Pengambilan keputusan suatu program

pendidikan. Untuk memutuskan apakah program

dapat terus dilaksanakan, direvisi dan

dikembangkan, atau dihentikan. (Roswati, 2008).

Keberadaan evaluasi proses yang dilakukan

oleh guru BK sesungguhnya memberikan jaminan

bahwa pelaksanaan program (education expo) secara

berkelanjutan mengalami perbaikan terus-menerus.

Usaha perbaikan (di dalamnya terdapat identifikasi

kelebihan, kelemahan, hambatan) tersebut tentunya

dapat dilakukan apabila guru BK memiliki cukup

informasi / data berkenaan dengan kelebihan dan

kelemahan program yang dilakukan.

b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pada Aspek Proses

Menurut Badrujaman (2011), prosedur

melaksanakan evaluasi pada aspek proses ini

meliputi:

(1) Menentukan tujuan evaluasi yaitu untuk

menggambarkan analisis masalah yang berkaitan

dengan komponen proses, meliputi: kesesuaian antara perencanaan program dengan

pelaksanaan. (2) Menentukan kriteria evaluasi

yaitu terlaksananya program sesuai dengan waktu yang direncanakan, kepuasan siswa

dengan materi yang disampaikan, ketertarikan

siswa dan pengunjung lain terhadap media yang

digunakan, keterlibatan siswa dalam kegiatan, pemahaman siswa terhadap materi yang

disampaikan. (3) Memilih desain evaluasi. Dari

kriteria yang telah ditetapkan, dilakukan survey, disesuaikan dengan hasil yang didapat, sehingga

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

35

diketahui terdapat kelebihan dan kelemahan dari

program kegiatan yang diselenggarakan. Jika terdapat kelemahan atau adanya hambatan,

maka bisa dilakukan perbaikan/perubahan. (4)

Menyusun tabel perencanaan evaluasi agar mempermudah memahaminya. Tabel

perencanaan evauasi terdiri atas komponen

proses, kemudian bisa dijabarkan indikator-

indikatornya, sumber data serta teknik pengumpulan datanya. (5) Menentukan

instrumen evaluasi tergantung dari jenis

penelitiannya. Instrumen evaluasi pada aspek proses dapat berpedoman pada observasi, studi

dokumen, wawancara, angket. (6) Menentukan

teknik analisa data tergantung dari jenis penelitian yang dipakai. Untuk capaian materi

program, tanggapan siswa terhadap materi,

metode, serta media, data analisis dengan menggunakan statistik deskriptif untuk melihat

persentase. Sedangkan untuk keterlaksanaan

program dan waktu pelaksanaan, data dianalisis

dengan analisa kualitatif.

c. Menyusun Laporan Evaluasi Program ( Education

Expo) Pada Aspek Proses

Badrujaman (2011), evaluasi proses

merupakan evaluasi yang dilakukan untuk

mengetahui apakah pelaksanaan program sudah

sesuai dengan perencanaan, sehingga evaluasi

diarahkan untuk mengumpulkan data mengenai

pelaksanaan program tersebut. Dari pernyataan

Badrujaman (2011) dapat diinterpretasikan bahwa

evaluasi proses program education expo

dilaksanakan untuk mengetahui apakah dari

pelaksanaan program education expo sudah sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat dan

dilakukan pengumpulan data pelaksanaan program

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

36

education expo. Evaluasi program pada aspek proses

menggunakan beberapa alat pengumpul data, yaitu:

catatan guru bimbingan konseling, pedoman

observasi, angket tanggapan, serta tes. Dari hasil

pengumpulan data kemudian dikelompokkan

berdasarkan kategori yang telah ditetapkan

sebelumnya. Setelah melakukan evaluasi proses,

langkah berikutnya adalah menyusun laporan.

Laporan evaluasi proses program education expo

harus memuat keputusan yang diambil oleh guru

BK berkenaan dengan kegiatan program yang

dilaksanakan sekolah.

2.1.8. Evaluasi Hasil Program Untuk Program untuk

Education Expo

Badrujaman (2011) menyatakan bahwa

evaluasi program BK dalam aspek hasil merupakan

evaluasi yang mengukur sejauh mana capaian tujuan

yang telah ditetapkan dalam program BK. Dari

pernyataan Badrujaman (2011) dapat diterapkan

dalam kegiatan education expo, yang juga merupakan

salah satu terapan dari program BK. Jadi, evaluasi

hasil program education expo dilakukan untuk

mengetahui apakah hasil yang diperoleh sesuai

dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Informasi hasil dapat memberikan informasi kepada

guru BK / konselor dan juga stakeholder, apakah

program yang diselenggarakan memberikan dampak

positif pada siswa. Untuk melakukan evaluasi

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

37

program education expo pada aspek hasil, perlu

memahami konsep evaluasi hasil program dan

prosedur pelaksanaannya.

a. Konsep Evaluasi Hasil Program untuk Education

Expo

Evaluasi hasil bertujuan untuk mengumpulkan

deskripsi dan penilaian terhadap luaran dan

menghubungkannya dengan objektif, tujuan input,

dan informasi proses, serta untuk

menginterptretasikan kelayakan dan keberhargaan

program. Evaluasi hasil untuk program education

expo dapat dilakukan dengan membuat definisi

operasional dan mengukur kriteria objektif, melalui

pengumpulan data dari personel yang terlibat dalam

kegiatan education expo. Evaluasi hasil program

untuk education expo merupakan prosedur yang

digunakan untuk mengetahui dampak dari program

kegiatan education expo dan pelaksanaannya

terhadap siswa terutama dan masyarakat secara

umum. Evaluasi hasil program ditujukan untuk

melihat sejauh mana tanggapan siswa terhadap

program kegiatan yang dilaksanakan. (Badrujaman,

2011).

b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Hasil untuk

Program Edu Expo

Dalam melaksanakan evaluasi hasil untuk

program education expo, perlu dilakukan prosedur /

tahapan pelaksanaan. Secara garis besar diuraikan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

38

oleh Badrujaman (2011), prosedur pelaksanaan

evaluasi hasil program BK yaitu:

(1) Menentukan tujuan evaluasi yang berkaitan

dengan aspek yang akan dievaluasi dan objek

evaluasi. Aspek hasil menandakan bahwa guru BK ingin mengetahui dampak dari program.

Objek evaluasi mengarahkan bahwa hasil yang

dimaksud terbatas pada lingkup bimbingan. Sehingga tujuan dari evaluasi hasil program

memberikan pengaruh pada pencapaian

kompetensi / tujuan yang ditetapkan.(2) Menentukan kriteria evaluasi untuk menentukan

efektivitas program. Biasanya ditunjukkan

dengan adanya perbedaan pencapaian kompetensi/tujuan sebelum dan sesudah

diberikan program kegiatan. Data yang telah

terkumpul dan tersedia di sekolah digunakan sebagai hasil untuk mengukur efektivitas

program BK. Data diproses, kemudian

dipersepsikan. Persepsi data dari murid, orang

tua, guru, administrator, dan lainnya tentang tanggapan aktivitas dan pelayanan guru BK atau

konselor sekolah. Setelah ditanggapi,

dikumpulkan menjadi data hasil. Data hasil ini ditunjukkan dalam skore/nilai tes, yang nantinya

menjadi rujukan perbaikan program (Gysbers

dan Henderson, 2006). (3) Memilih desain evaluasi yang merupakan suatu rencana yang

menunjukkan waktu evaluasi akan dilakukan,

dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain dibuat untuk meyakinkan

bahwa evaluasi akan dilakukan menurut

organisasi yang teratur dan menurut aturan

evaluasi yang baik. Desain yang sesuai dengan karakteristik program, akan menentukan hasil

program. (4) Menyusun tabel perencanaaan

evaluasi yang terdiri atas: kolom komponen, indikator, sumber data, dan teknik pengumpulan

data. Komponen atau aspek evaluasi terdiri atas

4 komponen yaitu: konteks, input, proses dan produk. Berdasarkan keempat komponen

tersebut, kita dapat menjabarkan indikator-

indikator. Kemudian dari indikator itu kita dapat menentukan sumber data dan cara

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

39

mengumpulkan data. (5) Menentukan instrumen

evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan data evaluasi. Instrumen evaluasi biasanya

berupa angket, kuesioner, hasil wawancara, hasil

pengamatan dan lain-lain. (6) Menentukan teknik analisa data tergantung jenis penelitiannya, jika

data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau

bilangan) dianalisis menggunakan teknik

perhitungan matematika/statistik. Data ini dapat diperoleh dari interview, kuesioner/angket,

observasi. Data kualitatif (data yang berbentuk

kata-kata) diperoleh dari teknik pengumpulan data misalnya observasi, wawancara mendalam,

analisis dokumen, focus group discussion (FGD)

dan studi kasus.

Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan

bahwa program BK adalah program yang

diselenggarakan untuk membantu siswa mencapai

tugas perkembangannya. Ada beberapa tahapan

untuk mengembangkan rencana evaluasi hasil

yaitu: 1) mengidentifikasi luaran siswa, 2)

mempertimbangkan penggunaan jenis data, 3)

menyeleksi rancangan evaluasi. Pada program BK

untuk education expo diselenggarakan untuk

membantu siswa memilih perguruan tinggi yang

diinginkan sesuai dengan minat, bakat dan

kemampuan siswa, maka diperlukan

pengembangan rencana evaluasi hasil.

c. Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil

Badrujaman (2011). Evaluasi hasil program

merupakan evaluasi yang mempunyai dua manfaat,

yaitu: (1) evaluasi memberikan informasi capaian

tujuan program secara umum, sehingga dapat

menjadi dasar menentukan efektifitas program, (2)

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

40

evaluasi dapat dijadikan dasar untuk membuat

laporan perkembangan siswa. Dalam mengevaluasi

hasil program untuk education expo yaitu untuk

mengetahui seberapa besar siswa yang masuk

perguruan tinggi atau sebuah universitas.

Kemudian dari data yang terkumpul, dianalisis,

kemudian disusun laporannya.

2.1.9. Cara Mengevaluasi Program untuk Education

Expo

Menurut Badrujaman (2011) bahwa dalam

implementasinya ternyata evaluasi dapat berbeda satu

sama lain, hal ini tergantung dari maksud dan tujuan

dari evaluasi tersebut dilaksanakan. Seperti evaluasi

program pembelajaran tidak akan sama dengan

evaluasi kinerja pegawai. Evaluasi program

pembelajaran dilakukan untuk melihat sejauh mana

hasil belajar telah tercapai dengan optimal sesuai

dengan target dan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Sedangkan evaluasi kinerja pegawai dilakukan dengan

tujuan untuk melihat kualitas, loyalitas, atau motivasi

kerja pegawai, sehingga akan menentukan hasil

produksi. Dengan adanya perbedaan tersebut lahirlah

beberapa model evaluasi yang dapat menjadi

pertimbangan evaluator dalam melakukan evaluasi.

Dari beberapa model evaluasi yang ada, secara khusus

dalam konteks penelitian ini, penulis menggunakan

model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam

dalam Sugiyo (2011), yaitu model evaluasi CIPP

(Context, Input, Process, Product). Model ini

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

41

mengandung empat komponen yaitu: kontek, input,

proses dan produk, dan masing-masing perlu

penilaian sendiri. Model CIPP berorientasi pada suatu

keputusan (a decision oriented evaluation approach

structured). Tujuannya adalah untuk membantu

administrator (kepala sekolah dan guru) didalam

membuat keputusan. Menurut Stufflebeam (dalam

Widoyoko 2011) mengungkapkan bahwa, “the CIPP

approach is based on the view that the most important

purpose of evaluation is not to prove but improve.”

Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan

pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah

bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hernandez

(2003) dengan judul Preliminary Evaluation of the

Educational Program For Career and Vocational

Development, “Making up My Mind...” Program

bimbingan karir “Making up My Mind...” dievaluasi

dengan mengadopsi model evaluasi CIPP Stufflebeam

(1993). Tiga tujuan dari penelitian ini menunjukkan

hasil yang positif yakni: buku siswa yang

menunjukkan kualitas intrinsik, begitu juga dengan

panduan guru yang menunjukkan kualitas intrinsik,

dan program yang layak untuk dilanjutkan.

Berikut ini akan di bahas komponen atau

dimensi model CIPP yang meliputi, context, input,

process, product.

a. Evaluasi Konteks ( Contexs Evaluation )

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

42

Dilakukan untuk mengetahui apakah program

yang disusun sudah sesuai dengan kebutuhan. Di

dalam evaluasi konteks ini dilakukan untuk

mendefinisikan konteks program yang dilaksanakan,

mengidentifikasi kebutuhan semua individu yang

terlibat dalam program, mendiagnosis hal-hal yang

mendasari kebutuhan dan mendesain tujuan

program. Pelaksanaan evaluasi konteks dapat

dilakukan dengan menggunakan metode survey,

wawancara, analisis dokumen dan tes diagnostik.

Keputusan penting yang dapat diambil sebagai hasil

dari evaluasi konteks adalah tujuan program yang

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan individu,

memecahkan masalah dan bentuk perubahan yang

diinginkan (Sugiyo, 2011).

b. Evaluasi Input (Input Evaluation)

Dilaksanakan untuk mempertimbangkan

sumber daya yang ada, mengidentifikasi dan mencari

tahu kemampuan atau daya dukung sistem,

alternatif strategi program, desain prosedur

implementasi program, pengelolaan anggaran dan

penjadwalan program. Metode evaluasi input

diantaranya menginventarisir dan menganalisis

sumber daya manusia dan material, studi literatur,

studi banding dan tim advokat. Evaluasi input dapat

menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan

pemilihan sumber daya pendukung, strategi

pemecahan masalah, desain prosedur dan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

43

memberikan landasan informasi implementasi

program (Sugiyo, 2011).

c. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Dilakukan untuk mengetahui apakah proses

dalam pelaksanaan program sudah sesuai dengan

tujuan dalam program. Di dalam evaluasi proses ini

yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi atau

memprediksi proses-proses yang menghambat desain

prosedur atau implementasinya, merekam dan

menilai keterlaksanaan prosedur kegiatan dan

menyediakan bahan-bahan informasi untuk

penyusunan program di masa depan. Metode yang

dapat digunakan untuk evaluasi program

diantaranya memantau potensi-potensi penghambat

pelaksanaan prosedur, mengantisipasi situasi yang

tidak terduga, pendiskripsian proses implementasi

program dan observasi. Keputusan yang dapat

diambil dari evaluasi proses diantaranya

perbaikan/revisi dan implementasi desain program

serta prosedur, catatan lapangan implementasi

program guna menginterpretasi keberhasilan

program (Sugiyo, 2011).

d. Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Diselenggarakan untuk mengetahui apakah

produk sudah sesuai dengan tujuan program. Yang

perlu dilakukan yaitu mengumpulkan deskripsi dan

penilaian mengenai hasil dicapai dan

membandingkannya dengan tujuan; informasi

tentang konteks, input, proses; menginterpretasi nilai

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

44

unggul dari program. Metode yang dapat digunakan

dalam evaluasi produk diantaranya: pendefinisian

kriteria hasil yang hendak dicapai, pengumpulan

penilaian hasil program dari stakeholder dan analisis

kuantitatif serta kualitatif. Berbagai keputusan yang

dapat diambil dari evaluasi produk diantaranya

melanjutkan, menghentikan, memodifikasi atau

melakukan pemfokusan ulang desain program.

(Sugiyo, 2011)

Gambar 2.1. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process dan Product ). Sumber : Wirawan (2012)

2.2 Education Expo

2.2.1 Pengertian Education Expo

Pameran pendidikan (education expo)

merupakan sarana/jembatan antara masyarakat

dengan institusi pendidikan. Seperti yang

Context

Evaluation Berupaya

mencari

jawaban atas

pertanyaan: Apa yang perlu

dilakukan?

Waktu:

pelaksanaan sebelum

program

diterima.

Keputusan: perencanaan

program

Product

Evaluation

Berupaya

mencari jawaban atas

pertanyaan:

apakah

program sukses?

Waktu:

Pelaksanaan

ketika program

selesai

dilaksanakan

Keputusan: Ya atau tidak,

program hrs

recycle

Input

Evaluation

Berupaya

mencari

jawaban atas pertanyaan: Apa

yang harus

dilakukan?

Waktu pelaksanaan:

sebelum

program

dimulai Keputusan:

Penstrukturan

program

Process

Evaluation

Berupaya

mencari jawaban atas

pertanyaan:

Apakah

program

sedang

dilaksanakan?

Waktu pelaksanaan ketika

program

sedang

dilaksanakan Keputusan:

Pelaksanaan

program

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

45

dikemukakan oleh Kepala Sekolah SMA Karangturi,

Irawan Nirwanto (2011) bahwa kegiatan education expo

untuk menjembatani siswa yang berkeinginan mencari

referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi dan membantu orang tua mempersiapkan

kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di PT yang

mereka inginkan, dan juga membantu perguruan

tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program

unggulan mereka kepada calon mahasiswa. Nirwanto

(dalam Arind, 2011).

Ungkapan pernyataan ini sejalan dengan

pernyataan Gębarowski (2012) dalam “Educational

Fairs As A Form Of Promotion Of Higher Education

Institution” bahwa pameran pendidikan (education

expo) adalah salah satu kegiatan yang memungkinkan

untuk komunikasi yang efektif dengan para calon

mahasiswa. Kemudian, Graha Pena Manado Pos (2013)

menjelaskan pula bahwa pameran pendidikan

(education expo) dari sejumlah universitas di Indonesia

maupun luar negeri yang dipamerkan oleh universitas

tersebut bernilai edukasi. Sedangkan Sulton Masyhud

(2014) menyatakan bahwa education expo

mengundang personil dari berbagai Perguruan Tinggi

(PT) untuk memberikan penjelasan dan berdiskusi

tentang keadaan dari Perguruan Tinggi yang

bersangkutan.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

46

2.2.2. Alasan Diadakan Education Expo

Informasi pendidikan kian dibutuhkan

masyarakat. Pameran pendidikan (education expo)

semakin sering diadakan SMA di Kota Semarang.

Semakin banyak sekolah mengadakan pameran untuk

memfasilitasi kebutuhan informasi siswa dan orang

tua tentang studi lanjut ke perguruan tinggi (PT).

Menariknya, pameran tersebut selalu ramai diserbu

pengunjung, baik pelajar maupun masyarakat umum.

Pameran pendidikan (education expo) ini diselengga-

rakan karena tiga alasan yaitu: (1) Banyaknya siswa

SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, baik

di dalam negeri maupun luar negeri, (2) Banyaknya

pendidikan tinggi yang muncul, baik formal maupun

nonformal, (3) Dalam kompleksitas jenis dan

spesifikasi perguruan tinggi beserta fakultas dan

jurusannya seringkali membuat seorang tamatan SMA

mengalami kebingungan untuk menentukan pilihan

jenis dan spesifikasi pendidikan perguruan tinggi.

(Proposal SMA Karangturi, 2011-2013).

Education expo ini mempunyai visi misi, salah

satunya adalah mengenalkan semua produk

pendidikan yang meliputi jurusan, biaya pendidikan,

biaya hidup, dan prospek lapangan kerja sehingga

akan diperoleh informasi aktual mengenai jurusan dan

prospek kerja di masa yang akan datang, informasi

beasiswa serta media untuk membandingkan mutu

suatu universitas. Dari kegiatan ini akan

menimbulkan persepsi siswa terhadap program

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

47

education expo. Dengan adanya persepsi siswa /calon

mahasiswa akan diketahui minat atau ketertarikan

siswa terhadap kegiatan education expo yang

diselenggarakan. Untuk itu perlunya mempersiapkan

kegiatan tersebut dengan matang, baik dari sekolah

ataupun Perguruan Tinggi yang mengikuti pameran

pendidikan ini.

2.2.3. Ruang Lingkup Education Expo

Dalam education expo, biasanya departemen

pemasaran suatu Universitas atau Perguruan Tinggi

akan memberikan informasi yang meliputi:

a. Informasi administratif seperti syarat-syarat

pendaftaran, kelengkapan dokumen, visa belajar,

biaya pendidikan, biaya hidup, dll.

b. Informasi pendidikan seperti jurusan, lama

pendidikan, lapangan pekerjaan, kualitas lulusan,

kapasitas, dan daya saing masuk ke suatu jurusan.

c. Fasilitas seperti gedung administrasi, perpustakaan,

asrama, gedung kuliah, dll.

d. Informasi lain seperti kerjasama antar Universitas

top dunia. (Anon, 2009)

2.2.4. Tujuan Kegiatan Education Expo

Menurut Graha Pena Manado Pos (2013)

Education Expo dapat menjadi sarana untuk

mengetahui universitas yang terbaik dan sesuai

dengan keinginan serta bakat dan minat siswa. Marcin

(2012) menjelaskan tujuan education expo adalah

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

48

sebagai kondisi yang efektif untuk berkomunikasi

dengan para lulusan sekolah menengah atas dan

untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tipikal

yang dibuat oleh para personil pameran. Dalam

Proposal DE BRITTO Education fair (2010) dijelaskan

tujuan education expo yaitu menyediakan kesempatan

yang terbuka bagi Perguruan Tinggi untuk memberi

informasi yang akurat, jelas dan lengkap mengenai

lokasi, mutu pendidikan, program-program studi yang

ditawarkan, keunggulan-keunggulannya, biaya

pendidikan, dan kesempatan peluang kerja di masa

yang akan datang. Kegiatan ini juga merupakan wadah

interaksi langsung antara orang tua calon mahasiswa

dengan pihak penyelenggara pendidikan sehingga

didapatkan informasi pendidikan yang lengkap.

Pemberian informasi mengenai Perguruan Tinggi dari

sumbernya secara langsung akan memberikan

gambaran yang utuh bagi siswa sehingga dapat

memilih Perguruan Tinggi dan jurusan sesuai dengan

talenta. Tujuan secara rinci untuk siswa di SMA

Karangturi adalah:

a. Bagi siswa kelas XII

1) Siswa dapat memilih pendidikan tinggi (Perguruan

Tinggi dan jurusan) yang diminati dengan alasan

yang tepat dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi.

2) Siswa dapat memperoleh informasi yang benar

tentang Perguruan Tnggi serta lembaga-lembaga

pendidikan yang diinginkan sesuai dengan bakat

dan minatnya.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

49

b. Bagi siswa kelas X dan XI

1)Siswa dapat memperoleh informasi awal mengenai

Perguruan Tinggi dan pemantapan pemilihan

jurusan di SMA

2)Siswa dapat merencanakan perkuliahan dalam

penentuan jurusan di Perguruan Tinggi.

2.2.5. Manfaat Education Expo

Menurut Jusuf (2013) dalam “Analisis efektifitas

education expo dan open house serta minat siswa

Indonesia dan Asing Pada English First di Malang”,

Jurnal JIBEKA Volume 7, No 3 Agustus 2013: 33 - 40

berpendapat bahwa manfaat Education expo terlihat

lebih efektif dan banyak mendapatkan murid saat

diadakan event dibandingkan dengan open house.

Dalam education expo juga bisa didapatkan

keuntungan yaitu bisa lebih dekat dengan calon

customer dan mendapatkan respon yang lebih bagus

dibandingkan dengan pendekatan menggunakan email

atau telepon.

Dalam httpwww.library.usd.ac.id untuk

memantapkan pilihan jurusan studi siswa yang sudah

ada sebelumnya. Peranan lain adalah memberi

informasi tambahan tentang macam-macam jurusan,

syarat-syarat pendaftaran, biaya studi, lama studi,

strategi belajar di perguruan tinggi, lokasi, mutu

pendidikan, cara mencari beasiswa, pekerjaan yang

akan digeluti setelah lulus dan gambaran tentang

studi di luar negeri kepada siswa maupun orangtua

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

50

siswa. Disamping memberi informasi, education expo

sebagia media yang bermanfaat untuk siswa yaitu:

a. Memotivasi siswa untuk berhasil meraih beasiswa

internasional, karena biasanya para siswa dan

orang tua akan semakin sadar dengan biaya kuliah

yang mahal, sehingga jalur beasiswa merupakan

salah satu jalan menggapai impian belajar di negeri

orang.

b. Memotivasi siswa untuk belajar giat untuk

mencapai hasil belajar yang optimal, karena salah

satu beasiswa adalah nilai akademik harus baik.

c. Memotivasi siswa untuk belajar mengambil

keputusan akan jurusan yang dipilih sesuai dengan

minat dan kemampuannya, serta arahan orang tua

sebagai pendamping pada saat melakukan

konsultasi pendidikan.

d. Memilih Universitas terbaik dengan jurusan yang

tepat karena para siswa dan orang tua dapat

mendiskusikan semua informasi yang diperoleh

selama pameran.

e. Mendapatkan layanan konsultasi gratis secara

langsung, hampir seluruh Universitas top dunia

terutama perkembangan ilmu pengetahuan terkini

dan prospek jurusan yang paling aktual (Anon,

2009).

2.2.6. Kegiatan-kegiatan Education Expo

Dalam education expo terdapat kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

51

a. Ceramah oleh narasumber, wawancara oleh siswa

dengan narasumber, tanya jawab, serta diskusi

terkait seputar topik yang diangkat dalam

pelaksanaan education expo. Pembicara

(narasumber) menjadi kunci dari inti acara

education expo. Seyogyanya sebelum kegiatan, siswa

sebelumnya perlu melakukan persiapan misalnya

membaca bahan-bahan informasi perguruan tinggi

yang diundang dan yang diminati dari sumber-

sumber yang tersedia. Dengan begitu mereka akan

lebih siap mengikuti acara: mendengarkan ceramah,

mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan juga

menyusun pertanyaan untuk wawancara (Patty,

2014).

b. Pameran pendidikan tinggi

Melalui setiap stan pameran pendidikan yang

ada, diharapkan dapat terjadi komunikasi dua arah,

tanya jawab dan diskusi yang baik antara Perguruan

Tinggi dengan civitas akademika dan para orang tua

siswa sebagai calon pengguna jasa pendidikan.

Tanya jawab antara pihak perguruan tinggi dengan

calon pengguna jasa pendidikan dilakukan di stand-

stand pameran pendidikan. Adapun model dan

bentuk komunikasi yang berlangsung pada setiap

stand, seperti: melayani para konsumen yang

bertandang ke stand guna bertanya, mencari

informasi, dan atau membeli formulir pendaftaran

sepenuhnya dipercayakan dan dikelola secara

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

52

mandiri oleh perguruan tinggi selaku peserta

pameran pendidikan (Patty, 2014).

Dalam proposal education expo di SMA

Karangturi terdapat jenis kegiatan yang

dilaksanakan, yaitu meliputi: pameran pendidikan

tinggi dalam dan luar negeri, presentasi Perguruan

Tinggi, Simulasi TOEFL-IELTS, serta kegiatan yang

mendukung yaitu bazar dan lomba-lomba akademik.

2.2.7. Menyiapkan Perlengkapan Pameran

Penyelenggaraan pameran memerlukan

perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan,

meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil

(penyekat ruangan). lampu sorot, sound system,

poster, selebaran (Cahyono, 2002).

a. Ruang Pameran

Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan

pameran di sekolah bisa menggunakan aula atau

ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan

dengan menggunakan meja, panel, kursi.

b. Meja

Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu

dan tempat komputer dan dokumen dari Perguruan

Tinggi.

c. Buku tamu

Bukti tamu (berisi: nomor, nama, alamat/asal,

kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat

digunakan untuk mengetahui berapa orang yang

mengunjungi pameran.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

53

d. Buku kesan dan pesan

Buku kesan dan pesan (berisi: tanggal, tanggapan

pribadi pengunjung, identitas seperlunya) berguna

sebagai masukan terhadap penyelenggaan pameran.

e. Panil

Berfungsi untuk menempelkan karya dua dimensi

seperti: gambar profil Perguruan Tinggi dan piagam

penghargaan yang didapat dan sebagainya. Panil

juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan.

f. Poster atau brosur

Media ini digunakan untuk menginformasikan

kegiatan pameran yang akan dilaksanakan. Dengan

demikian sebelum pelaksanaan pameran dilakukan,

poster dan brosur sudah digunakan sebagai media

informasi.

g. Lampu penerangan

Lampu ini digunakan untuk memperjelas ruangan

atau karya yang dipamerkan. Lampu ini dipasang

di setiap papan pameran, di plafon, agar tidak

menyilaukan.

h. Sound system (tape dan kaset instrumentalia).

Berfungsi untuk menambah suasana santai dan

mendukung suasana pameran.

2.2.8. Langkah-langkah Pelaksanaan Education

Expo

Gębarowski (2012) menjelaskan secara umum

ada 8 langkah dalam menyiapkan dan mengadakan

sebuah acara pameran yaitu :

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

54

a. Identifikasi tujuan aktifitas pameran

b. Memilih pameran yang memungkinkan tercapainya

tujuan

c. Mengatur anggaran acara pameran

d. Menyempurnakan konsep presentasi penawaran

sekaligus desain dan penyampaian stand

pameran.

e. Memilih dan melatih anggota tim pameran

f. Menyiapkan bahan promosi

g. Berpartisipasi dalam pameran

h. Menindaklanjuti segala kegiatan

Namun untuk sekolah menengah dan perguruan

tinggi, proses diatas disederhanakan menjadi 6 tahap

yaitu (1) memilih pameran, (2) mengatur anggaran, (3)

membentuk tim pameran, (4) menyiapkan bahan

materi, (5) berpartisipasi dalam pameran, (6)

mengevaluasi penampilan pameran (Gebarowski,

2012).

2.2.9. Komunikasi dengan Pengunjung education

expo

Dari segi marketing, memulai interaksi dengan

pengunjung stand sangatlah penting. Para exhibitor

perlu membuat kontak aktif dengan penonton seperti

mengadakan amal, kompetisi atau pertunjukan

interaktif yang melibatkan penonton. Beberapa

exhibitor dapat menggunakan stand dengan komputer

yang memudahkan siswa untuk melihat presentasi

dari masing-masing sekolah atau memberikan siswa

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

55

kesempatan untuk mengenal software yang digunakan

dalam kegiatan belajar. Salah satu faktor penting

untuk berkomunikasi dengan siswa secara efektif

adalah kemampuan menggunakan open-style

communication yang mempunyai ciri:

a. Toleransi dan bersikap ramah terhadap pengunjung,

yang mungkin bersikap tidak disiplin.

b. Sabar dalam menjawab pertanyaan termasuk

pertanyaan yang jawabannya sudah sangat jelas.

c. Hindari menggunakan nada seperti mentor, yang

biasanya digunakan dalam kelas akademik.

d. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan

diterima anak muda, informal dan bebas dari jargon

akademik (Gebarowski, 2012).

2.3. Penelitian yang Relevan

Penelitian Arif Unwanullah (2006) tentang “

Evaluasi Program Penjurusan Sekolah Menengah Atas

di Kabupaten Tuban” menunjukkan bahwa (1)

persiapan program penjurusan dapat berjalan dengan

baik artinya informasi yang disampaikan oleh guru

bimbingan konseling dapat diterima dengan sangat

baik (96,67%), persepsi tentang data pribadi siswa

yang digunakan sangat penting (95,56%) selain itu

peran guru bimbingan konseling juga sangat baik

(98,89%); (2) proses pelaksanaan penjurusan berjalan

sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi; (3)

hasil program penjurusan menunjukkan kondisi siswa

sangat baik (96,39%), prestasi belajar siswa sangat

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

56

baik (96,67%), dukungan keluarga sangat baik

(94,72%), keyakinan siswa dalam memilih jurusan

sangat baik (86,66%), motivasi belajar siswa setelah

baik (76,95%) dan minat belajar siswa sangat baik

(99,44%).

Penelitian Sartana (2006) tentang “Evaluasi

Pelaksanaan Program Rintisan Sekolah Menengah

Atas Bertaraf Internasional di Provinsi Lampung”

menunjukkan bahwa pada aspek konteks, di ke-tiga

RSMABI memulai program Rintisan sekolah bertaraf

internasional setelah ditunjuk oleh pemerintah pusat

melalui surat resmi. Pada aspek Input ke-tiga sekolah

rintisan SBI melakukan sistem seleksi siswa baru

secara bertahap. Aspek Proses di ke-tiga RSMA-BI

telah menerapkan pembelajaran berbasis TIK,

pembelajaran bilingual, adaptasi kurikulum

Cambridge. Pada aspek Produk /Output

menunjukkan lulusan di ke-tiga R-SMA-BI memiliki

nilai Ujian Nasional rata-rata di atas 7,5 dan lulusan

dapat diterima di perguruan tinggi favorit, dua R-SMA-

BI mencapai diatas 80 % dan satu RSMA-BI baru

mencapai 74,71 %.

Penelitian Sukoco (2011) tentang “Keefektifan

Pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan

Konseling Sekolah Menengah Umum Kota Tegal”,

dapat ditemukan bahwa dari evaluasi input, kegiatan

yang dibutuhkan oleh siswa belum relevan,

ketertarikan siswa mengikuti layanan BK cukup dan

juga tingkat pemahaman proses layanan BK belum

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

57

efektif. Sehingga perlu adanya kesiapan pembimbing

dalam melakasanakan layanan BK. Kesiapan

pembimbing akan mempengaruhi proses pelaksanaan

layanan, selain itu perencanaan yang lebih baik seperti

menyususn jadwal kegiatan, menyiapakan tempat

kegiatan dan saran penunjang,akan membuat

pelaksanaan lebih efektif.

Penelitian Rachmawati, Ulvina (2013.

“Manajemen Bimbingan dan Konseling Tanpa Alokasi

Jam Pembelajaran di SMA Negeri 3 Semarang”,

menjelaskan bahwa manajemen BK tanpa alokasi jam

pembelajaran di SMA Negeri 3 Semarang berjalan

kurang baik dimana perencanaan BK berjalan cukup

baik ditunjukkan dengan adanya program BK.

Pelaksanaan BK tidak sesuai dengan program yang

telah dibuat. Evaluasi hanya cukup ditunjukkan

dengan adanya laporan BK yang menyatakan ada

kegiatan evaluasi dan tindak lanjut. Perlu adanya

ketegasan kegiatan BK dalam pengembangan diri di

SMA Negeri 3 Semarang atau adanya alokasi waktu di

dalam jam pembelajaran agar kegiatan bimbingan dan

konseling dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Berdasarkan keempat penelitian tersebut,

hampir semua penelitian menyarankan guru

bimbingan untuk senantiasa meningkatkan

kemampuannya dalam membuat perencanaan

program, melaksanakan proses program, dan menilai

hasil program melalui pelatihan, seminar, workshop.

Selain itu konselor juga harus memiliki komitmen

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

58

untuk mengimplementasikan pelaksanaan program

BK, melalui perencanaan program BK, proses program

BK, dan evaluasi hasil program.

Pada kontek kesesuaian dengan tema

penelitian bahwa sampai saat ini belum banyak

penelitian tentang evaluasi manajemen program

educational expo. Ketertarikan peneliti lebih kepada

penelitian-penelitian model manajemen BK secara

umum. Terkait dengan hal ini maka penelitian yang

penulis jalankan ini akan berkontribusi penting dalam

khasanah manajemen bimbingan dan konseling.

2.4. Kerangka Pikir

Sekolah mempunyai tanggungjawab dalam

memenuhi kebutuhan siswa dalam hal pilihan dan

minat pendidikan setelah lulus. Maka program

education expo menjadi penting disediakan oleh

layanan sekolah untuk memfasilitasi kebutuhan

tersebut. Evaluasi manajemen program education expo

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan program

secara menyeluruh perlu dijalankan secara terencana.

Berdasarkan kepentingan dan urgensi tersebut,

penulis melakukan penelitian evaluasi manajemen

program education expo menggunakan pendekatan

model evaluasi CIPP. Pendekatan ini menitikberatkan

pada analisis kritis variabel contexts, input, process

dan product. Sehingga dengan demikian dapat

diketahui capaian tujuan baik dari proses dan hasil

program education expo mulai dari perencanaan,

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6023/2/T2_942012070_BAB II.pdf · LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK. 2.1.1 Pengertian Evaluasi

59

pelaksanaan dan hasil program. Setelah itu dapat

dilihat prioritas-prioritas seperti apa yang dibutuhkan

bagi perbaikan manajemen program education expo ke

depan, baik oleh konselor maupun kebijakan sekolah.

Berikut bagan kerangka pikir CIPP

Gambar 2.2. Kerangka Pikir CIPP

Evaluasi Program education

expo

CIPP

Perencanaan, proses dan

hasil program education

expo

Hasil evaluasi program

education expo sesuai

tujuan