bab ii landasan teori ii.1 turbin angin
TRANSCRIPT
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Turbin Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan
energi listrik. Awal nya turbin angin dibuat untuk kebutuhan pertanian. Kini
turbin angin banyak digunakan untuk kebutuhan masyarakat. Dengan
menggunkan konversi energi dari energi alam yaitu angin.
Turbin angin terbagi dua menurut prinsip arah putarannya, yang pertama
yaitu turbin angin yang berputar pada poros horizontal atau disebut HWAT
(Horizontal Axis Wind Tuebine ). Kedua yang berputar pada poros vertikal atau
disebut VAWT (Vertical Axis Wind Turbine).
Turbin angin horizontal adalah model umum turbin angin. Desain nya
sama dengan kincir angin, memiliki blade yang sama dengan propeller dan
berputar pada sumbu vertikal. Turbin angin horisontal memiliki generator dan
shaft rotor dipuncak tower dan harus diarahkan ke arah angin.
Gambar 0-1 Turbin Angin Horizontal
(Sumber :mothernature )
Kelebihan turbin angin horizontal adalah towernya yang tinggi, maka
akan mendapatkan angin dengan kekuatan yang besar, setiap 10 meter ketinggian,
dapat berpengaruh pada peningkatan kekuatan angin sebesar 20% dan
II-2
peningkatan daya 34%. Kekurangan turbin angin horizontal adalah dibutuhkanya
tower yang sangat besar guna mensupport beban gearbox, blade,, dan generator.
Sedangkan turbin angin vertikal memiliki shaft rotor vertikal.
Kegunaanya dari shaft rotor vertikal adalah turbin angin tidak perlu diarahkan ke
arah angin bertiup. Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen lainya bisa
diletakan dipermukaan tanah. Hal ini memudahkan untuk perawatan komponen-
komponen.
Gambar 0-2 Turbin Angin Vertikal
(Sumber :tecnologygreenenergy )
Kekurangan dari turbin angina vertikal adalah sulit untuk memasang
turbin angin di tower, sehingga jenis tower biasanya di pasang dipermukaan.
Kebanyakan turbin vertikal memiliki penurunan efisiensi dibanding horizontal.
Kebanyakan kekurangan dari semua turbin angin adalah kecepatan angin
yang tidak konstan. Kecepatan angin yang tidak dapat diperkirakan ini dapat
mempengaruhi energi listrik yang dihasilkan tidak konstan juga. Putaran pada
generator akan mengikuti putaran turbin angin. Generator adalah komponen
penting dalam turbin angin untuk membangkitkan listrik.
II.2 Generator
Generator adalah komponen terpenting bagi turbin angin untuk
membangkitkan listrik. generator dapat mengubah energi gerak menjadi energi
II-3
listrik. Prinsip kerja dari generator dasarnya berlandaskan hukum faraday.
Menyatakan bahwa bila ada penghantar dipotong oleh medan magnet yang
berubah setiap saatnya, maka pada penghantar akan timbul gaya gerak listik atau
GGL induksi. Penghantar stasioner (tidak bergerak) sedangkan medan magnet
akan bergerak atau berputar, atau bisa sebaliknya mangnet yang menjadi stasioner
(tidak bergerak) dan penghantarnya yang bergerak atau berputar.
Medan magnet bisa diperoleh dari magnet buatan maupun magnet
permanen. Generator akan membangkitkan tegangan bila rotor pada generator
diputar dan diberi arus eksitasi pada belitan kutubnya.
Gambar 0-3 Prinsip Pembangkitan Tegangan Pada Generator
(Sumber :mesin-mesin listrik )
Kecepatan putaran rotor dan frekuensi tegangan yang dibangkitkan
mempunyai hubungan langsung. Dengan memutar rotor satu putaran penuh akan
membangkitkan satu siklus bentuk gelombang tegangan. Rotor yang diputar
dalam satu putaran satu detik memberikan siklus per detik atau 1 Hz yang menjadi
acuan frekuensi. Memutar rotor dua putaran dalam satu detik menghasilkan dua
siklus, dan frekuensinya adalah 2 Hz. Maka jumlah silkus per detik atau frekuensi
berbanding lurus dengan kecepatan rotor. Jika kecepatanya 60 putaran per menit
(rpm) dengan frekuensi 1 Hz, maka bila frekuensi 60 Hz maka rotor berputar 3600
putaran permenit.
Untuk membangkitkan tegangan sinusoidal dengan frekuensi tertentu,
maka rotor harus diputar dengan kecepatan yang sesuai dengan frekuensi itu
II-4
sendiri. Rotor dikatakan berputar pada kecepatan sinkron jika kecepatanya sesuai
dengan n r/min dalam persamaan ;
Di mana:
f =frekuensi yang dibangkitkan, Hz
n =kecepatan rotor, rpm
p= jumlah pasang kutub pada rotor.
Sebelum generator dapat mencatu suatu beban listrik, generator tersebut
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Generator harus beroprasi dengan kecepatan yang benar dan
sesuai. Ini dikarenakan kecepatan menentukan frekuensi.
Harus ada eksitasi dc pada kumparan medan (untuk jenis magnet
buatan).
Generator harus memiliki tegangan keluran yang benar, yang
dapat diatur dengan mengatur arus eksitasi medan.
Tegangan induksi rata-rata pada masing-masing belitan jangkar yang
dihasikan dari adanya medan rotor yang memotongnya berdasarkan hukum
Faraday. Tegangan rata-rata yang dibangkitkan adalah:
dimana :
II-5
( )
dimana :
(
)
(
)
√
( )
√
(
)
dimana : E = ggl induksi (Volt) N = Jumlah belitan
C = Konstanta p = Jumlah kutub
n = Putaran (rpm) f = Frekuensi (Hz)
= Fluks magnetik (webber)
untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
diletakan pada stator yang disusun dalam berbagai bentuk tertentu, sehingga
susunan kumparan jangkar akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga
kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120o satu sama lain.
Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk
menghasilkan energi listrik.
II-6
Pada turbin angin, magnet yang digunakan untuk generator adalah magnet
permanent. Salah satu generator magnet permanen dan dapat bekerja baik untuk
turbin angin yang putaranya terkadang berubah-ubah adalah generator AFPM
(axial flux permanent magnet).
II.3 Rectifier
Rectifier atau disebut penyearah adalah suatu bagian dari rangkaian catu
daya power supply yang berfungsi sebagai pengubah sinyal AC menjadi sinyal
DC. Komponen umum penyearah adalah diode, diode memiliki karakteristik yang
hanya melewatkan arus listrik ke satu arah dan tidak melewatkan arus listrik dari
arah sebaliknya.
Dioda adalah komponen elektronika daya yang mempunyai dua kutub
dan bersifat semikonduktor. Cara kerja dari diode adalah memperbolehkan arus
listrik mengalir ke satu arah dan menghambat arus dari arah sebaliknya. Diode
berfungsi sama seperti fungsi katup di dalam bidang elektronika.
Jika sebuah diode dialiri arus bolak balik (AC), maka diode tersebut
hanya akan melewatkan setengah gelombang, sedangkan setengah gelombangnya
lagi akan di blokir.
Gambar 0-4 Simbol Dioda dan cara kerja dioda
(Sumber :teknik elektronika. 2014 )
II-7
II.4. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang memiliki polaritas Anoda dan
Katoda, sehingga arus yang mengalir pada dioda hanya bersifat satu arah saja
yaitu forward bias jika anoda diberi bias positif dan katoda bias negatif. Tetapi
pada kondisi reverse bias yaitu anoda diberi tegangan negatif dan katoda diberi
positif arus tidak mengalir atau di blok.
Gambar 0-5 Bentuk Dioda
(Sumber :teknik elektronika. 2014 )
Cara kerja dioda dapat digambarkan seperti sebuah saklar atau switch,
ketika kondisi forward bias maka diode akan berkerja seperti saklar tertutup (ON),
arus akan mengalir melewati diode. Namun pada kondisi reverse bias maka saklar
akan terbuka (OFF) dan arus tidak akan bias melewati dioda. Kondisi ini adalah
kondisi kerja ideal sebuah dioda.
II-8
Gambar 0-6 Karakteristik Dioda
(Sumber :teknik elektronika. 2014 )
Ketika dioda dipasang dalam keadaan forward bias dioda memiliki
tegangan drop sebesar 0,7 Volt untuk bahan dari silicon dan 0,3 Volt. Sehingga
arus yang mengalir terpotong sebesar drop tegangan pada dioda. Pada kondisi
reverse bias dioda memiliki batas tegangan breakdown, dimana tegangan yang
dibeikan dioda melebihi batas maksimum tegangan breakdown akan terjadi
kebocoran arus, bahkan bisa merusak dioda. Batas tegangan breakdown pada
dioda dapat di lihat dari datasheet dioda.
II.5. Penyearah tiga fasa gelombang penuh
Umumnya catu daya arus searah dengan daya besar yang digunakan
adalah penyearah tiga fasa gelombang penuh. Simbol dari penyearah tiga fasa
gelombang penuh adalah sebagai berikut.
Gambar 0-7 Simbol penyearah tiga fasa gelombang penuh
II-9
(Sumber : elektronika daya. 2016 )
Keuntungan menggunakan penyearah tiga fasa gelombang penuh ini
adalah tegangan yang dihasilkan besar dan rippel teganganya kecil dan juga
memiliki efisiensi yang tinggi
Penyearah ini terdiri dari 6 buah diode yang masing-masing fasa terdiri
dari dua diode.
Gambar 0-8 Rangkaian penyearah 3 fasa gelombang penuh
(Sumber : elektronika daya. 2016 )
Dengan konfigurasi rangkaian diode seperti pada gambar di atas dapat
memberi keuntungan yaitu beberapa diode yang tidak bekerja akan dimanfaatkan
sebagai jalan balik arus dari beban-beban.
II-10
Gambar 0-9 Gambar bentuk gelombang tegangan penyearah tiga fasa
(Sumber : elektronika daya. 2016 )
Dari buku ajar kuliah elektronika daya Djafar Shodiq Politeknik Negeri
Bandung, cara kerja penyearah tiga fasa gelombang penuh adalah sebagai berikut.
1. Penghantar netral (N) pada penyearah ini tidak diperlukan.
2. Pada saat t0-t1 ( t1 sam dengan sudut 30°) tegangan fasa T lebih tinggi dari
tegangan fasa lainya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainya.
Sehingga kaki anoda pada diode 3 (D3) dan diode 5 (D5) teganganya lebih
tinggi dari kaki katoda. Maka kondisi D3 dan D5 adalah kondisi konduksi
(Forward biased) sehingga arus mengalir dari fasa T ke beban menuju ke
fasa S. Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada sistem
tegangan tiga fasa.
3. Pada saat t1-t2 (ditinjau pada sudut 60°) tegangan fasa R lebih tinggi dari
tegangan fasa lainya dan tegangan fasa S lebih rendah dari fasa lainya,
sehingga kaki anoda pada diode 1 (D1) dan diode 5 (D5) pada kondisi
II-11
konduksi sehingga arus mengalir dari fasa R ke beban menuju ke fasa S.
Tegangan pada beban sama dengan tegangan line pada sistem tegangan tiga
fasa.
4. Pada saat t2-t3 teganga fasa R lebih tinggi dari tegangan fasa lainya dan
tegangan fasa T lebih dari fasa lainya, sehingga kaki anoda diode 1 (D1)
dan diode 6 (D6) tegangannya lebih tinggi dari kaki katoda. Dengan
demikian diode 1 (D1) dan diode 6 (D6) pada kondusi konduksi sehingga
arus mengalir dari fasa R ke beban menuju ke fasa T. Tegangan pada beban
sama dengan tegangan line pada sistem tegangan tiga fasa. Demikian
peninjauan bentuk gelombang output dari penyearah akan berulang setiap
saat.
II.6.. Persamaan yang digunakan pada penyearah
Mencari nilai Vdc
Vdc = 1/T ∫ ( )
Mencari nilai Arus beban
Idc = Vdc/R
Mencari nilai Vrms
Vrms = [1/T∫ ( ) ( )
Mencari nilia Irms
Irms = Vrms/R
Efisiensi
II-12
Pdc = Vdc x Idc
Pac = Vrms x Irms
II.7. Konverter DC to DC ( DC Chopper )
Konverter DC to DC atau DC Chopper atau juga disebut saklar yang
dapat diatur. Dinamakan seperti itu karena prinsip kerja dari DC konverter ini
adalah mengubah-ubah tegangan input DC konstan menjadi tegangan DC variable
dengan cara mencacah tegangan masukan.
Gambar 0-10 Rangkaian sederhana DC Chopper
(Sumber : Rashid. 2011 )
DC Chopper menggunakan PWM (Pulse Widht Modulation) sebagai
pembangkit pulsa pada sistem kontrol. Tegangan keluaran DC Chopper dapat
dikontrol dengan cara mengatur waktu ON dari switch dengan mengaturan lebar
pulsa tegangan output.
II-13
Gambar 0-11 Bentuk gelombang keluaran DC Chooper
(Sumber : Rashid. 2011 )
II.8. Buck-Boost Konverter
Dari buku power electronic karangan Muhammad H. Rashid, dijelaskan
tentang dc chooper topologi buck-boost sebagai salah satu regulator saklar yang
menghasilkan tegangan keluaran yang lebih kecil atau lebih besar dari tegangan
masukanya.
Gambar 0-12 Gambar rangkaian Buck-boost converter
(Sumber : Rashid. 2011 )
Prinsip kerja dari Buck-boost dibagi menjadi dua mode. Mode yang
pertama pada saat saklar dalam keadaan ON, arus input akan mengalir ke induktor
(L), pada iduktor akan terjadi pengisian energi, maka arus pada induktor akan
naik, dan karena diode (Dm) dalam keadaan bias mundur, arus tidak akan
mengalir pada beban. Mode kedua yaitu saat saklar dalam keadaan OFF. Arus
pada induktor (L) akan mengalir ke kapasitor (C) kemudian ke kapasitor lalu
beban, dan mengalir lagi ke diode (Dm) terus secara continue hingga saklar dalam
II-14
mode ON. Dalam hal ini energi yang tersimpan di induktor (L) akan di mengalir
ke baban sehingga arus induktor berkurang sampai saklar kembali ke mode ON.
Gambar 0-13 Gambar rangkaian Buck-boost converter analisa tertutup
(Sumber : Rashid. 2011 )
Pada gambar II.-XIII menunjukan rangkaian Buck-boost keadaan saklar
ON. Diode bekerja reverse sehingga arus akan mengalir ke induktor (L). Dengan
adanya arus mengalir ke induktor maka terjadi pengisian arus pada induktor
sehingga arus pada induktor naik.
Gambar 0-14 Gambar rangkaian Buck-boost converter analisa terbuka
(Sumber : Rashid. 2011 )
Pada gambar II.-XIV menunjukan rangkaian Buck-boost dengan keadaan
saklar dalam keadaan OFF. Diode bekerja forward sehingga arus mengalir dari
induktor (L), kapasitor (C), beban, dan diode (Dm). Energi yang tersimpan di
induktor mengalami discharging. Buck-boost converter menghasilkan tegangan
keluaran yang terbalik. Regulator ini juga memiliki efisiensi yang tinggi.
Buck-boost converter dapat menghasilkan tegangan keluaran lebih kecil
ataupun lebih besar dari tegangan masukanya. Dengan catatan, bila Duty Cycle
PWM sebagai penyulut Switch lebih dari 50%, maka tegangan keluaran akan lebih
II-15
tinggi dari tegangan masukan. Dan bila Duty Cycle PWM kurang dari 50%, maka
tegangan keluaran akan lebih rendah dari tegangan masukan.
Pada buck-bost converter memerlukan tapis induktor dan kapasitor karena
konverter ini menghasilkan riak arus tinggi. Tegangan keluaran pada buck-bost
konverter berkebalikan dengan sumber tegangan masukan.
( )
Gambar 0-15 Gambar bentuk tegangan keluaran buck-boost converter
(Sumber : Rashid. 2011 )
II.9. Persamaan yang digunakan untuk menentukan komponen Buck-Boost
Converter
Menentukan besaran pada Induktor
Lmin = ( )
x R
L = Lmin x 10
Menentukan arus pada Induktor
IL =
Menentukan besaran pada Kapasitor
II-16
∆Vo =
II.10. MOSFET
Pada rangkaian Buck-boost ada komponen penyaklaran. Komponen yang
digunakan untuk penyaklaran Buck-boost adalah MOSFET. MOSFET (Metal
Oxide Semiconductor Field Effect Transistor ) merupakan salah satu jenis
transistor yang memiliki impedansi masukan (gate) sangat tinggi. Maka
penggunaan MOSFET sebagai saklar elektronika memungkinkan
menghubungkanya dengan semua jenis gerbang logika.
Dengan menggunakan MOSFET sebagai saklar, maka dapat digunakan
untuk mengendalikan beban dengan arus yang tinggi dengan biaya yang lebih
murah dibandingkan dengan transistor bipolar. Agar membuat MOSFET sebagai
saklar maka hanya menggunakan MOSFET pada kondisi saturasi (ON) dan
kondisi cut-off (OFF).
Gambar 0-16 Gambar Kurva Karakteristik MOSFET
(Sumber : Elektronika dasar. 2013 )
Pada daerah cut-off MOSFET tidak mendapatkan tegangan masukan
(Vin=0V) sehingga tidak ada arus pada Id. Pada kondisi ini tegangan Vds = Vdd.
Dengan kondisi daerah cut-off ini MOSFET dikatan OFF ( full-off ). Kondisi cut-
II-17
off dapat diperoleh dengan menghubungkan jalur input (gate) ke ground, sehingga
tidak ada tegangan dari input yang masuk ke rangkaian saklar MOSFET.
Gambar 0-17 Gambar Rangkaian MOSFET Kondisi Cut-Off
(Sumber : Elektronika dasar. 2013 )
Pada saat saturasi MOSFET mendapatkan bias input (Vgs) secara
maksimum sehingga arus drain pada MOSFET juga akan maksimum dan
membuat tegangan Vds = 0V. Pada kondisi ini MOSFET dalam kondisi ON
secara penuh (fully-on).
Gambar 0-18 Gambar Rangkaian MOSFET Kondisi saturasi
(Sumber : Elektronika dasar. 2013 )
Ada dua tipe MOSFET, kedua tipe dapat berada dalam satu jenis channel
P atau N. Pada beberapa jenis MOSFET impedansi sangat tinggi, dapat mencapai
triliunan Ohm. MOSFET tipe N biasanya disebut dengan NMOSFET atau nMOS.
II-18
Gambar 0-19 Gambar bentuk struktur dan simbol MOSFET tipe N
(Sumber : Elektronika dasar. 2013 )
Dan MOSFET tipe P biasanya disebut dengan PMOSFET atau pMOS dengan
struktur yang tidak jauh berbeda dengan MOSFET tipe N
Gambar 0-20 Gambar bentuk struktur dan simbol MOSFET tipe P
(Sumber : Elektronika dasar. 2013 )
II.11. Aduino Uno
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmgea328.
Mikrokotroler ini mempunyai 14 pin dari output digital, dimana 6 pin input
tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, sebuah
osilator Kristal, koneksi USB, Jack Power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk
menggunakan mikrokontroler dapat didukung dengan menghubungkan board
arduino uno ke computer dengan menggunakan kabel USB, atau listrik AC di
adaptor ke DC.
II-19
Gambar 0-21 Gambar Arduino Uno
(Sumber : Data sheet arduino uno )
Arduino Uno dapat diaktifkan dengan koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal. Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board arduino uno
adalah 7 Volt sampai 12 Volt, jika diberi kurang dari 7 Volt kemungkinan pin 5
Volt uno dapat beroprasi tetapi tidak stabil, kemudian jika diberi daya lebih dari
12 Volt, regulator tegangan bias panas dan dapat merusak arduino.
Masing-masing dari 14 pin digital di uno dapat digunakan sebagai input
atau output dengan menggunakan fungsi pinMode (), digital digitalWrite (), dan
digitalRead (), beroprasi dengan daya 5 Volt. Setiap pin dapat memberikan atau
menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki pull-up resistor dari 20 – 50
kOhm. Selain itu beberapa pin dapat memiliki fungsi khusus, seperti :
Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin chip serial
ATmega8U2 USB to TTL.
Eksternal menyala : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau
perubahan nilai.
II-20
PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan
fungsi analogWrite ().
SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan SPI library.
LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai
nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off.
Arduino memiliki 6 masukan analog to digital converter ( ADC ) yang
mana ditunjukan pada gambar dengan A0, A1, A2, A3, A4, dan A5. A0 sampai
A3 hanya digunakan untuk masukan ADC saja yang memiliki resolusi sebesar 10
bit ( 0 – 1023 ) yang berarti masukan tegangan sebesar 0 Volt maka ADC
menghasilkan bilangan 0 dan masukan tegangan sebesar 5 Volt akan
menghasilkan bilangan 1023.
ADC Output =
X 1023
Dengan nilai Vinput adalah tegangan masukan ( 0V – 5 V ), Vreff
adalah tegangan referensi arduino sebesar 5 Volt. ADC memiliki tipe bilangan
integer atau bilangan bulat. Sehingga bila ada nilai bilangan decimal akan
dibulatkan. Bila tegangan yang masukan lebih dari 5 Volt maka ADC akan tetap
menghasilkan bilangan 1023 dan jika terjadi terus menerus maka fitur ADC pada
arduino akan mengalami kerusakan. Tipe ADC pada arduino adalah successive
approximation. Sedangkan untuk A4 dan A5 bisa digunakan sebagai komunikasi
wire atau yang dikenal dengan istilah serial clock and serial data.
Arduino Uno dapat diprogram dengan menggunakan software aruidino,
software dapat didownload di http://arduino.cc/. Pilih “Arduino Uno dari menu>
Peralatan Board yang sesuai dengan mikrokontroler. Salah satu software arduino
adalah Arduino IDE.
II-21
II.12. Aduino IDE
Saat ini arduino adalah Prototypig board yang paling popular di dunia,
dengan kepopuleranya tersebut tidak heran banyak proyek-proyek elektronik
elektronika yang dibuat dengan basis arduino.
Board arduino sendiri hanyalah Prototypig board yang terdiri dari
mikrokontroler AVR ATmega yang telah diisi dengan bootloader dan sebuah
serial converter sehingga tidak memerlukan perangkat keras lain untuk
memasukan program ke dalam mikrokontroler.
IDE dapat memprogram box receiver dengan menggunakan board yang
sudah dirancang sesuai dengan spesifikasi dari board arduino pada umunya yang
biasanya menggunakan software arduino IDE maka kita juga bias dengan mudah
menggunakan pustaka software arduino yang cukup banyak bertebaran di internet.
Gambar 0-22 Gambar tampilan software Arduino IDE
(Sumber : Arduino IDE )
Bahasa yang digunakan dalam arduino IDE adalah bahasa C dan C++
turunan dari AVR-GCC yang telah dirancang untuk berjalan pada board keluaran
arduino. IDE dapat juga digunakan untuk memprogram board buatan sendiri.
Arduino IDE juga mudah untuk digunakan karena memiliki contoh-contoh
software yang cukup banyak.
II-22
II.13. PWM
Pulse Width Modulation atau biasa disebut PWM adalah salah satu jenis
modulasi, dengan mengubah lebar pulsa (duty cyle) dengan nilai amplitudo dan
frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada
di zona transisi ke kondisi low.
Gambar 0-23 Gambar Sinyal PWM dengan Duty Cycle 50%
(Sumber : Rashid. 2011 )
Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang
belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari kondisi logika high
dalam suatu periode sinyal dengan bentuk (%) dan range 0% sampai 100%.
Sebagai contoh jika sinyal berada dalam kondis high terus dalam satu periode,
maka artinya Duty Cycle = 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan
keadaan low maka sinyal mempunyai Duty Cycle sebesar 50%.
II.14 Baterai
Baterai adalah suatu alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpan oleh baterai menjadi energi listrik. Baterai dapat menyimpan energi
listrik dan dapat digunakan oleh perangkat elektronik. Hampir semua perangkat
elektronik yang digunakan sehari-hari menggunakan baterai untuk sumber energi
listriknya agar dengan mudah dibawa kemanapun dalam kehidupan sehari-
hari.Baterai terbagi menjadi dua jenis yaitu, baterai sekali pakai (single use) dan
baterai sekunder yang dapat di isi ulang (rechargeable battery).
II-23
Baterai primer atau baterai sekali pakai merupakan baterai yang sering
dijumpai dipasaran. Baterai jenis ini umumnya memberikan tegangan sebesar 1,5
Volt dan terdiri dari jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), dan C
(medium), dan D (besar). Disamping itu ada juga baterai jenis ini yang berbentuk
kotak dengan tegangan 6 Volt dan 9 Volt.
Gambar 0-24Bateri jenis Primer atau sekali pakai
(Sumber : Sanford. 2013 )
Sedangkan jenis baterai yang kedua adalah baterai sekunder adalah
baterai yang dapat di isi ulang atau rechargeable battery. Pada prinsip kerja cara
baterai sekunder menghasilkan arus listrik sama dengan baterai primer. Hanya
saja, reaksi kimia pada baterai sekunder ini dapat berbalik (reversible). Pada saat
baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal baterai
(discharge) elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan pada saat
sumber energi dari luar (charger) dihubungkan ke baterai, elektron akan mengalir
dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai.
Gambar 0-25 Baterai jenis sekunder atau dapat diisi ulang
(Sumber : Sanford. 2013 )
II-24
II.14.1 Prinsip Kerja Baterai
Baterai dapat dipakai dan disi kembali. Kerja baterai untuk
menghasilkan arus listrik dengan berdasarkan reaksi elektrokimia. Cara kerja
baterai ada dalam tahapan keadaan penuh (charged), mengalirkan arus
(discharging), baterai kosong (discharged), dan pengisian (charging).
Saat beterai berisikan air asam sulfat dan sudah dalam keadaan arus
penuh pada temperatur 20°C. bahan aktif pelat positif adalah timbel dioksida
(PbO₂) kondisi ini akan membuat pelat berwarna coklat, sedangkan pada pelat
negatif timbel (Pb) berwarna abu-abu. Ini disebut kondisi charged atau keadaan
baterai terisi penuh.
Gambar 0-26 Baterai kondisi charged
(Sumber : Dasar teknik otomotif. 2014 )
Saat baterai dalam keadaan mengalirkan arus, maka oksigen (0₂) yang
berada di pelat positif akan membentuk air (H₂O) dimana oksigen akan bereaksi
dengan hydrogen (H). timbel Pb pada pelat positif akan bereaksi dengan sisa
asam (SO₄) sehingga menjadi timbel sulfat (PbSO₄). Sedangkan pada pelat
negatif mengalami reaksi dengan sisa asam (SO₄) juga, sehingga akan berubah
menjadi timbel sulfat (PbSO₄).
II-25
Gambar 0-27 Baterai keadaan discharging
(Sumber : Dasar teknik otomotif. 2014 )
Bila reaksi berlangsung terus menerus akan membuat arus listrik
habis sehingga asam sulfat terbagi menjadi dua bagian, satu membentuk air
(H₂O) dan bagian lain bereaksi dengan bahan pelat dan membentuk timbel
sulfat (PbO₄).
Gambar 0-28 Baterai keadaan discharged
(Sumber : Dasar teknik otomotif. 2014 )
Saat baterai mengisi arus listrik membuat keadaan akan terbalik. Ini
dikarenakan oksigen dalam asam baterai akan bereaksi dengan timbel pada
pelat positif sehingga sisa asam akan terurai dari pelat – pelat dan bereaksi
dengan hidrogen. Hal ini menambah berat jenis air baterai yang mana
penambahan ini berlangsung selama pengisian hingga penuh.
II-26
Gambar 0-29 Baterai keadaan charging
(Sumber : Dasar teknik otomotif. 2014 )
II.14.2. Karakteristik Baterai
Kinerja sel dapat berubah terhadap suhu. Pada suhu yang sangat rendah,
air elektrolit pada baterai bisa membeku. Pada suhu yang rendah bisa
menyebabkan penurunan kapasitas pada baterai. Pada suhu yang sangat tinggi,
bahan kimia aktif dapat rusak. Kinerja sel umumnya meningkat beserta suhu.
Gambar 0-30 Kurva life time baterai terhadap suhu
(Sumber : Data Sheet Yuasa baterai )
II-27
Grafik diatas menunjukan bagaimana kinerja baterai rusak ketika suhu
operasi turun. Semakin jauh rendah suhu operasi dari suhu ruang semakin besar
terjadinya penurunan hidup baterai.
Ada juga impedansi internal, Ketika arus mengalir melalui sel, terjadi
penurunan tegangan pada hambatan internal sel. Hal ini mengakibatkan
penurunan kapasitas efektif dan efisiensi pengisian/pemakaian.
Laju pemakaian yang lebih tinggi menyebabkan penurunan tegangan
internal yang besar. yang dapat dipengaruhi oleh karakteristik fisik elektrolit.
Semakin kecil ukuran bahan elektrolit maka semakin rendah impedansi sel.
Hambatan internal sel tergantung suhu.
Gambar 0-31 Kurva resistansi internal terhadap temperatur
(Sumber : Data Sheet Yuasa baterai )
Sel bisa sangat tidak efisien pada suhu rendah, namun efisiensinya
membaik di suhu yang lebih tinggi, karena impedansi internal yang lebih kecil.
Namun, hambatan internal yang kecil juga menyebabkan laju pemakaian sendiri
meningkat. Lebih lanjut, umur siklus menurun pada suhu tinggi. Hambatan
internal juga mempengaruhi kapasitas efektif sel. Semakin besar hambatan
internal maka semakin besar reruginya ketika dipakai dan diisi ulang, khususnya
pada arus yang tinggi. Ini berarti untuk laju pemakaian tinggi, kapasitas sel jadi
lebih rendah. Sebaliknya, jika dipakai pada periode waktu yang lama, kapasitas
Ah lebih tinggi.