bab ii landasan teori ii.1 sistem informasi akuntansi ii.1...

50
9 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan Gelinas dan Oram (1996), “Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang bertujuan yang mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan” (p.16). Menurut Bodnar yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2000), “Sistem informasi akuntasi didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi” (p.1). Sedangkan menurut Moscove, dkk (2001), “Sistem informasi akuntansi adalah subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari berbagai subsistem suatu entitas dan mengkomunikasikannya kepada subsistem pengolah informasi organisasi” (p.7). Berdasarkan informasi diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi akuntasi adalah kombinasi dari berbagai sumber daya yag dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh manajemen.

Upload: phamkien

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

9

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Sistem Informasi Akuntansi

II.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Berdasarkan Gelinas dan Oram (1996), “Sistem informasi akuntansi adalah

suatu subsistem khusus dari sistem informasi manajemen yang bertujuan yang

mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan

transaksi-transaksi keuangan” (p.16).

Menurut Bodnar yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2000), “Sistem

informasi akuntasi didefinisikan sebagai kumpulan sumber daya, seperti manusia dan

peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi” (p.1).

Sedangkan menurut Moscove, dkk (2001), “Sistem informasi akuntansi adalah

subsistem informasi dalam sebuah organisasi yang mengumpulkan informasi dari

berbagai subsistem suatu entitas dan mengkomunikasikannya kepada subsistem

pengolah informasi organisasi” (p.7).

Berdasarkan informasi diatas, maka dapat disimpulkan sistem informasi

akuntasi adalah kombinasi dari berbagai sumber daya yag dirancang untuk

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oleh

manajemen.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

10

II.1.2 Subsistem Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Hall (2001), “Sistem informasi akuntasi terdiri atas tiga subsistem

utama antara lain sebagai berikut :

1. Sistem pemrosesan transaksi (SPT) / transaction processing system (TPS)

merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi informasi dengan:

a. Mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan.

b. Mencatat transaksi keuangan dalam record akuntansi (jurnal dan buku besar).

c. Mendistribusikan informasi keunagan yang utama ke personel operasi untuk

mendukung kegiatan operasional harian mereka.

2. Sistem pelaporan buku besar/keuangan (SBB/PK) / General Ledger / Financial

Reporting System (GL/FRS).

Sistem buku besar (SBB) dan sistem pelaporan keuangan (SPK) adalah

subsistem yang saling erat terkait. Namun demikian, karena interdependensi

operasional mereka, keduanya dipandang sebagai suatu sistem tunggal yang

integratif-SBB/PK. Besarnya input ke sistem BB datang dari siklus transaksi.

Rangkuman aktivitas siklus transaksi ini diproses oleh SBB untuk

memperbaharui akun-akun kontrol buku besar.

Sedangkan sistem pelaporan keuangan mengukur dan melaporkan status

sumber daya keuangan dan perubahan dalam sumber daya-sumber daya tersebut,

informasi ini dikomunikasikan terutama bagi pemakai eksternal.

3. Sistem Pelaporan Manajemen (Management Reporting System).

Menyediakan informasi keuangan internal yang diperlukan untuk

memanajemen sebuah bisnis. Para manajer memerlukan informasi yang berbeda

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

11

untuk berbagai jenis keputusan yang harus dilakukan. Laporan yang dihasilkan

meliputi anggaran, laporan varians, analisis biaya-volume-laba, dan laporan yang

menggunakan data biaya lancar (bukan yang historis)” (p.12).

II.1.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan Steinbart (2003) menyatakan. “Sistem Informasi Akuntansi terdiri

dari lima komponen, yaitu :”

1. People, yang mengoperasikan sistem dan melakukan berbagai fungsi.

2. Procedures, baik yang manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan

pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.

3. Data, tentang kegiatan / proses bisnis organisasi.

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi.

5. Information, technology, infrastructure, termasuk didalamnya komputer,

peralatan komunikasi jaringan (p.2).

II.1.4. Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Boockholdt (1999), “siklus transaksi akuntansi dibagi menjadi empat

bagian, yaitu :

1. Financial Cycle. Consists of those accounting transactions that record the

acquisition of capital from owner and creditor, the use of that capital to acquire

productive assets, and the reporting to owners and creditors on how is used.

Dapat diartikan Siklus keuangan terdiri dari transaksi akuntansi yang mencatat

akuisisi modal dari pemilik dan kreditur, yang penggunaannya untuk

memperoleh asset produktif yang dilaporkan kepada pemilik dan kreditur.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

12

2. Expenditure Cycle. Consist of those transactions incurred to acquire material

and overhead items for the conversion proses of the bussiness. Dapat diartikan

siklus pengeluaran terdiri dari transaksi yang terjadi untuk memperoleh bahan

baku dan barang overhead yang digunakan dalam proses konversi.

3. Conversion Cycle. Contains those transaction incurred when input are converted

into salable goods or services. Dapat diartikan siklus konversi terdiri dari

transaksi yang terjadi pada saat input dikonversi menjadi barang yang dapat

dijual atau jasa.

4. Revenue Cycle. Includes the accounting transactions that record the generation

of revenue from the output of the conversion proses.” . Dapat diartikan siklus

pendapatan termasuk dalam transaksi akuntansi yang mencatat generasi

pendapatan dari otput yang dihasilkan dalam proses konversi (p.520-523).

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.1 dibawah ini :

Expenditure Cycle

Inventory

Inventory

Property

Cash

Cash

Vendors

Owner Creditor

Customers

EmployeesConvertion Cycle

Revenue CycleFinancial Cycle

Gambar 2.1 Siklus Sistem Informasi Akuntansi

Sumber : Boockholdt (1999,p)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

13

II.2 Sistem Informasi Akuntansi Umum / Sistem Buku Besar Umum / Pelaporan

Keuangan (General Ledger/Financial Report System-GL/FRS)

II.2.1 Record (Catatan) Akuntansi

II.2.1.1 Sistem Manual

Mengacu pendapat Hall (2001), catatan-catatan akuntansi tradisional yang

digunakan dalam sistem informasi akuntansi manual diantaranya sebagai berikut:

1. Dokumen

Sebuah dokumen menyediakan bukti dari peristiwa ekonomi dan dapat

digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Ada tiga jenis dokumen yang

digunakan: dokumen sumber, dokumen produk, dan dokumen turnaround.

a. Dokumen Sumber.

Peristiwa-peristiwa ekonomi menimbulkan dokumen-dokumen yang

diciptakan pada awal (sumber) transaksi. Dokumen sumber digunakan untuk

menangkap dan memformalisasi data transaksi yang diperlukan untuk

memproses siklus transaksi. Misalnya, pesanan penjualan multipartai yang

merupakan bukti formal bahwa suatu penjualan terjadi. Salinan dokumen

sumber ini memasuki sistem penjualan dan digunakan untuk membawa

informasi ke berbagai fungsi, seperti penagihan, pengiriman, dan piutang

dagang.

b. Dokumen Produk.

Dokumen produk adalah hasil transaksi pemrosesan, bukan dokumen yang

memicu mekanisme proses. Misalnya, suatu cek pembayaran gaji yang

diberikan kepada pegawai adalah sebuah dokumen produk dari sistem gaji.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

14

c. Dokumen Turnaround (Berbalik).

Dokumen turnaround adalah dokumen produk dari satu sistem yang menjadi

dokumen sumber dari sistem lainnya. Misalnya, surat tagihan yang dihasilkan

oleh sistem penjualan akan dikirimkan kepada pelanggan. Pada saat

pelanggan membayar tagihan tersebut, pelanggan akan memberikan cek yang

disertai dengan surat tagihan, surat tagihan tersebut akan kemudian menjadi

dokumen sumber bagi bagian kasir untuk mencatat penerimaan kas.

2. Jurnal

Sebuah jurnal adalah sebuah record ayat-ayat (jurnal) yang dicatat secara

kronologis. Pada titik tertentu dalam proses transaksi ketika semua fakta yang

relevan tentang transaksi diketahui, peristiwa dicatat dalam sebuah jurnal dalam

urutan kronologis. Dokumen-dokumen adalah sumber data primer bagi jurnal.

Terdapat dua jenis jurnal:

a. Jurnal Khusus. Jurnal khusus digunakan untuk mencatat kelas transaksi

spesifik yang muncul dalam volume tinggi. Yang termasuk dalam jurnal

khusus antara lain: jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas

dan jurnal pengeluaran kas.

b. Jurnal Umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk mencatat

transaksi yang jarang terjadi atau tidak termasuk dalam jurnal-jurnal khusus

yang ada.

Register. Istilah register merujuk ke jenis-jenis tertentu dari jurnal khusus.

Misalnya, jurnal pembayaran gaji sering disebut sebagai register gaji.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

15

3. Buku Besar (Ledger)

Buku besar adalah sebuah buku akun-akun keuangan, yang mencerminkan efek-

efek keuangan dari transaksi perusahaan setelah mereka diposkan dari berbagai

jurnal. Sebuah buku besar menunjukkan kenaikan, penurunan, dan saldo lancar dari

setiap akun. Terdapat dua jenis buku besar dasar:

a. Buku besar umum (general ledger), yang berisi informasi akun-akun

perusahaan dalam bentuk rangkuman dari akun-akun kontrol.

b. Buku besar pembantu (subsidiary ledger), yang berisi rincian akun

individual yang membentuk akun kontrol partikular. Pemisahan ini

memungkinkan kontrol dan dukungan ke kegiatan operasi dengan lebih baik

(p.58).

II.2.1.2 Sistem Komputerisasi Akuntansi

Mengacu pendapat Hall (2001), record akuntansi dalam sistem yang

berdasarkan komputer disajikan dalam empat jenis file magnetis yang berbeda, yaitu:

1. File Induk

Sebuah file secara umum berisi data-data akun. Buku besar umum dan buku

besar pembantu adalah contoh dari file induk. Nilai data-data dalam file induk

diperbaharui dari transaksi.

2. File Transaksi

Sebuah file transaksi adalah file sementara yang menyimpn record transaksi

yang akan digunakan untuk mengubah atau memperbaharui data dalam file induk.

Pesanan penjulan, penerimaan persediaan, dan penerimaan kas adalah contoh-contoh

dari file transaksi.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

16

3. File Referensi

Sebuah file referensi menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk

memproses transaksi. Contoh file referensi adalah tabel pajak, daftar harga, dan file

kredit pelanggan.

4. File Arsip

Sebuah file arsip berisi record-record tentang transaksi masa lalu yang

dipertahankan untuk referensi yang akan datang. File arsip meliputi jurnal-jurnal,

informasi pembayaran gaji periode sebelumnya, daftar nama pegawai sebelumnya,

dan buku besar periode sebelumnya (p.66).

II.2.2 Skema Pengkodean Data

II.2.2.1 Pengertian dan Tujuan Pengkodean

Mengacu pendapat Mulyadi (1997), kode adalah suatu rerangka (framework)

yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi

tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.

Dalam sistem pengolahan data akuntansi, kode memiliki berbagai tujuan berikut ini:

1. mengidentifikasi data akuntansi secara unik;

2. meringkas data;

3. mengklasifikasi rekening atau transaksi; dan

4. menyampaikan makna tertentu (p.127).

Sedangkan mengacu pendapat Hall (2001), tujuan penggunaan kode yang

umum adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

17

1. dengan tepat mewakili sejumlah informasi yang kompleks yang jika tidak dikode

akan berantakan;

2. menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang diproses;

3. mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file;

4. mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif. (p.432).]

II.2.2.2 Skema Pengkodean Numerik dan Alfabetis

Mengacu pendapat Hall (2001), skema pengkodean numerik dan alfabetis adalah

sebagai berikut:

1. Kode Sekuensial (sequential code)

Kode sekuensial mewakili item-item dalam tatanan yang berurutan (menurun

atau menaik). Suatu aplikasi yang umum dari kode sekuensial numerik adalah

dokumen sumber yang sudah diberi nomor sebelumnya.

2. Kode Blok (block code)

Kode blok numerik merupakan variasi dari pengkodean sekuensial yang

dirancang untuk mengatasi sebagaian dari kelemahannya. Pendekatan ini dapat

mewakili seluruh item-item kelas dengan membatasi setiap kelas ke kisaran

spesifik dalam skema pengkodean. Aplikasi umum dari pengkodean blok adalah

pembuatan chart of account (daftar akun). Semakin luas daftar akunnya, semakin

tepat perusahaan dapat mengklasifikasikan transaksinya dan semakin besar

kisaran informasi yang dapat disediakan untuk pemakai internal dan eksternal.

3. Kode Grup (group code)

Kode grup numerik digunakan untuk mewakili item-item atau peristiwa yang

kompleks yang melibatkan dua atau lebihdata yang saling berkaitan. Kodenya

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

18

terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki makna spesifik. Misalnya,

sautu departemen toko berantai dapat mengkodekan transaksi pesanan penjualan

dari toko-toko cabangnya sebagai berikut:

Nomor Toko Nomor Dept. Nomor Item Petugas Penjualan

04 09 476214 99

4. Kode Alfabetis (alphabetic code)

Kode alfabetis dapat digunakan untuk banyak tujuan yang samas eperti kode

numerik. Karakter alfabet dapat ditempatkan secara berurutan (dalam urutan

alfabetis) atau dapat digunakan dalam teknik pengkodean blok atau grup.

5. Kode Mnemonik (mnemonic code)

Kode mnemonik adalah karakter alfabetis dalam bentuk akronim dan

kombinasi lainnya yang bermakna. Misalnya, seorang siswa yang mendaftar di

kursus sekolahnya dapat memasukkan kode kursus berikut ini di dalam formulir

pendaftaran (p432) :

Jenis Kursus Nomor Kursus

Acctg 101

Pysc 110

Mgt 270

II.2.3 General Ledger

II.2.3.1 Pengertian General Ledger

Menurut pendapat Mulyadi (1997), “General ledger merupakan kumpulan

rekening-rekening yang digunkan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah

dicatat dalam jurnal. Sedangkan rekening adalah judul suatu catatan akuntansi yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

19

umumnya berbentuk T, yang dibagi menjadi dua bagian, sebelah kiri disebut debit dan

sebelah kanan disebut kredit, sebagai alat untuk mengklasifikasikan dan mencatat

transaksi berdasar prinsip tata buku berpasangan (double entry bookkeeping)” (p.120).

Proses sortasi dan pemindahan data ke dalam buku besar dan buku pembantu

disebut dengan pembukuan (posting). Dalam sistem manual, kegiatan posting ini

memerlukan empat tahap sebagai berikut ini :

1. Pembuatan rekapitulasi jurnal.

2. Penyortasian rekening yang akan diisi dengan data rekapitulasi.

3. Pencatatan data rekapitulasi dalam rekening yang bersangkutan.

4. Pengembalian rekening ke dalam arsip pada urutan semula.

II.2.3.2 Aplikasi General Ledger

Berdasarkan pendapat Fitria D.A (1994), dalam sistem komputerisasi akunting,

dikenal adanya aplikasi yang bernama General Ledger. “Fungsi General Ledger adalah

untuk menampilkan laporan-laporan keuangan utama, yang berupa neraca (balance

sheet), laba-rugi (profit-loss statement), buku-besar (ledger), dan aliran dana (cashflow)”

(p.3).

Mengacu pendapat Leman-Eko Pranoto (1998), program ini akan sangat

membantu dalam menyelesaikan siklus akuntansi dengan hanya memasukkan data jurnal

harian, seterusnya komputer yang akan mengolah data mulai dari memposting ke buku

besar, buku pembantu, dan mencetak laporan keuangan beserta analisanya dengan hanya

menekan keyboard saja. Dengan dimanfaatkannya program ini, sangat diharapkan segala

informasi (laporan) yang dibutuhkan dapat diperoleh secara cepat, tepat, dan lengkap

tanpa harus melalui proses pencatatan (pengisian) yang berulang kali (p.7).

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

20

II.2.4 Sistem Buku Besar Umum (General Ledger System)

Menurut Hall (2001), “GLS sebagai suatu pusat yang terhubung ke sistem-

sistem lainnya dalam perusahaan melalui arus informasi. Siklus transaksi memproses

peristiwa individual yang dicatat di dalam jurnal khusus dan akun buku besar pembantu.

Rangkuman transaksi-transaksi ini mengalir ke dalam GLS dan menjadi sumber input

untuk sistem pelaporan manajemen dan pelaporan keuangan” (p.436).

II.2.4.1 Voucher Jurnal

Menurut Hall (2001), “Voucher jurnal merupakan input bagi buku besar

umum. Voucher jurnal dapat digunakan untuk mewakili rangkuman transaksi yang

serupa atau satu transaksi yang unik, mengidentfikasi jumlah keuangan dan akun buku

besar umum yang dipengaruhi. Transaksi rutin, jurnal penyesuaian, dan jurnal penutup,

semuanya dimasukkan ke buku besar umum dari voucher jurnal” (p.436).

II.2.4.2 Database Sistem Buku Besar Umum (General Ledger System-GLS)

Mengacu pendapat Hall (2001), database GLS terdiri atas sejumlah file

transaksi, file induk, dan file arsip. File-file ini bervariasi antara satu perusahaan dengan

perusahaan lainnya (p.436).

File induk buku besar umum merupakan file utama dalam database GLS. Basis

dari file ini adalah kode daftar akun perusahaan. Setiap record dalam file induk buku

besar umum bisa merupakan akun GL yang terpisah atau akun kontrol untuk file buku

besar pembantu korespondennya dalam sistem pemrosesan transaksi. Sistem pelaporan

keuangan mengambil dari induk GLS untuk menghasilkan laporan keuangan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

21

perusahaan. Sistem pelaporan manajemen juga menggunakan file ini untuk mendukung

kebutuhan informasi internal.

File sejarah buku besar umum mewakili format yang sama dengan induk GL.

Tujuan utama file ini adalah untuk mewakili laporan keuangan komparatif dengan basis

hsitoris.

File voucher jurnal adalah total voucher jurnal yang diproses pada periode saat

ini. File voucher jurnal historis berisi voucher jurnal untuk periode masa lalu. Baik file

voucher jurnal saat ini maupun historis merupakan jaringan yang penting dalam jejak

audit perusahaan.

File pusat pertanggungjawaban berisi data pendapatan, pengeluaran, dan utilisasi

sumber daya lainnya untuk setiap pusat pertanggungjawaban dalam organisasi. Sistem

pelaporan manajemen mengambil data-data ini untuk dimasukkan dalam persiapan

laporan pertanggungjawaban manajemen.

File anggaran induk berisi jumlah anggaran untuk pendapatan, biaya, dan sumber

daya lainnya untuk pusat pertanggungjawaban. Data-data ini, dalam kaitannya dengan

file pusat pertanggungjawaban, merupakan basis dari akuntansi pertanggungjawaban.

II.2.5 Sistem Pelaporan Keuangan (Financial Reporting System / FRS)

Mengacu pendapat Hall (2001), sumber-sumber input untuk FRS terdiri atas

file induk buku besar umum saat ini, file historis buku besar umum, dan input langsung

(jurnal penyesuaian dan jurnal penutup) dari kelompok pelaporan keuangan. Output

yang paling umum dari FRS adalah laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba

rugi, dan laporan arus kas (p.439).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

22

II.2.5.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan

Mengacu pendapat Larson, dkk (2002), laporan keuangan (financial statement)

melaporkan kinerja keuangan dan kondisi dari suatu organisasi (p.36). Jenis-jenis

laporan keuangan menurut Larson, dkk (2002), adalah sebagai berikut:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) adalah suatu laporan yang

melaporkan pendapatan yang diperoleh dikurangi beban-beban yang terjadi

dalam suatu bisnis selama periode tertentu.

Pendapatan adalah pemasukan atas aktiva atau modal pemilik sebagai

hasil dari perubahan atas produk atau jasa yang disediakan untuk pelanggan

sebagai bagian dari operasi perusahaan.

Biaya adalah aliran ke luar atas penggunaan lebih aktiva dalam proses

penyediaan produk atau jasa kepada pelanggan.

2. Laporan Perubahan Modal Pemilik (The Statement of Changes in

Owner’s Equity/SCOE). Laporan perubahan modal pemilik menunjukkan pada

tuntutan pemilik atas aktiva. Laporan perubahan modal pemilik melaporkan

perubahan modal dalam suatu periode laporan.

3. Neraca (Balance Sheet) atau yang dikenal juga sebagai statement of

financial positions adalah suatu laporan yang melaporkan posisi keuangan dari

suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, biasanya pada akhir bulan, kuartar,

atau tahun.

Aktiva adalah sumber daya yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan,

yang menyediakan keuntungan atau manfaat akan datang yang diharapkan

untuk perusahaan.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

23

Hutang adalah kewajiban dari suatu perusahaan yang menunjukkan klaim

dari pihak lain terhadap aktiva perusahaan.

Ekuitas adalah tuntutan (klaim) dari pemilik atas aktiva perusahaan.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah suatu laporan yang

mendeskripsikan sumber-sumber (arus masuk) dan penggunaan-penggunaan

(arus keluar) dari kas untuk suatu periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari

3 (tiga) aktivitas utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan (p.37).

II.2.5.2 Proses Akuntansi Keuangan

Mengacu pendapat Hall (2001), sistem pelaporan keuangan pada kenyataannya

merupakan langkah terakhir dalam seluruh proses akuntansi keuangan yang dimulai dari

siklus akuntansi. Proses akuntansi keuangan dimulai dari status bersih di awal tahun

fiskal yang baru, hanya akun-akun (permanen) neraca yang merupakan kelanjutan dari

tahun sebelumnya. Dari titik ini, prosesnya dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut

ini:

1. Mencatat transaksi pada dokumen sumber yang tepat.

2. Mencatat di jurnal khusus atau umum.

3. Memposkan ke buku besar pembantu.

4. Memposkan ke buku besar umum.

5. Menyiapkan neraca percobaan sebelum penyesuaian.

6. Melakukan jurnal penyesuaian.

7. Menjurnal dan memposkan ayat jurnal persediaan.

8. Menyiapkan neraca percobaan yang telah disesuaikan.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

24

9. Menyiapkan laporan keuangan.

10. Menjurnal dan memposkan ayat jurnal penutup.

11. Menyiapkan neraca percobaan pasca penutupan.

Proses akuntansi keuangan yang disebutkan di atas memiliki tiga tahap yang

berbeda, setiap tahap melibatkan elemen-elemen dari satu atau lebih subsistem

informasi.

Tahap 1 - Prosedur harian. Subsistem pemrosesan transaksi mencatat transaksi

harian di dokumen sumber, kemudian mencatatnya di jurnal khusus, memposkan

transaksi individual ke buku besar pembantu, dan menyiapkan voucher jurnal.

Tahap 2 – Prosedur akhir periode. Voucher jurnal dimasukkan ke buku besar

umum secara periodik. Hal ini melibatkan sistem pemrosesan transaksi dan buku besar

umum.

Tahap 3 – Prosedur pelaporan keuangan. Analisis akun-akun buku besar umum

dan langkah-langkah yang mengarah ke produksi laporan keuangan (persiapan neraca

percobaan, ayat jurnal penyesuaian, ayat juranal penutup, dan sebagainya) melibatkan

sistem pelaporan keuangan maupun buku besar umum (p.439).

II.2.6 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p164), unsur- unsur yang mendukung adanya sistem

pengendalian manajemen :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

25

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan

biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

II.2.7 Analisis Sistem

II.2.7.1 Pengertian Analisis Sistem

Menurut Cushing (1991), “Analisis sistem adalah sebagai proses penyelidikan

kebutuhan informasi pemakai didalam suatu organisasi agar dapat menetapkan tujuan

dan spesifikasi rancangan suatu sistem informasi” (p.327).

Di lain pihak, menurut Zwass (1992), “Analisis sistem adalah sebuah fase awal

dalam proses perkembangan, yang mengilustrasikan dengan baik pendekatan sistem

dalam memecahkan masalah” (p.402).

Sedangkan menurut Laudon, dkk (2004), “Analisis sistem adalah analisis

masalah yang akan dipecahkan oleh perusahaan dengan sistem informasi (p.389).

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan analisis sistem adalah proses

awal perkembangan untuk menentukkan kekurangan dalam prosedur, proses data dan

kebutuhan agar dapat merancang spesifikasi sistem informasi yang baru dalam rangka

memecahkan masalah perusahaan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

26

II.2.7.2 Tahapan Analisis Sistem

Menurut Mulyadi (1997), “Analisis sistem dibagi menjadi empat tahap :

Analisis pendahuluan.

Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem.

Pelaksanaan analisis sistem.

Penyusunan laporan hasil analisis sistem” (p.41).

Mengacu pendapat Mcleod (2001), tahapan analisis sistem terdiri dari :

Mengumumkan penelitian sistem.

Mengorganisasikan tim proyek.

Mendefinisikan kebutuhan informasi.

Mendefinisikan kriteria kinerja sistem.

Menyiapkan usulan rancangan.

Menyetujui atau menolak rancangan proyek (p.138 – 140).

II.2.8 Perancangan Sistem

II.2.8.1 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Mulyadi (1997), “Perancangan adalah proses penerjemah kebutuhan

pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan sistem informasi yang diajukan pada

pemakai informasi untuk mempertimbangkan (p.169).

Mengacu pendapat Larman (1998), perancangan menekankan sebuah solusi

logika, bagaimana sistem memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (p.6).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

27

Ditambahkan pula oleh pendapat Cushing (1991), selain itu perancangan

sistem juga merupakan proses penyiapan spesifikasi yang terperinci untuk

pengembangan suatu sistem baru (p.438).

Dari ketiga definisi, dapat disimpulkan perancangan sistem adalah proses

penyiapan spsefikasi yang terinci untuk menghilangkan kekurangan dan meningkatkan

kelebihan sistem yang sedang berjalan, yang berguna untuk memberikan gambaran yang

jelas serta rancang bangun yang lengkap bagi kebutuhan pemakainya.

II.2.8.2 Tahapan Perancangan Sistem

Mengacu pendapat Mcleod (2001), langkah-langkah tahap perancangan sistem

sebagai berikut :

1. Menyiapkan rancangan sistem yang rinci.

2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem.

3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

4. Memilih konfigurasi yang terbaik.

5. Menyiapkan usulan penerapan.

6. Menyetujui atau menolak penerapan system (p.140-143).

Mengacu pendapat Mulyadi (1997), tahapan perancangan sistem dibagi

menjadi enam tahapan, antara lain :

1. Perancangan sistem secara garis besar.

2. Penyusunan usulan perancangan sistem secara garis besar.

3. Evaluasi sistem.

4. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara garis besar.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

28

5. Perancangan sistem secara rinci.

6. Penyusunan laporan final perancangan sistem secara rinci (p.51).

II.2.9 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

II.2.9.1 Objek

Menurut Jacobson (1992), “Objek adalah sebuah entitas yang dapat

menyimpan informasi (state) dan menawarkan sejumlah operasi (behaviour) untuk

mengevaluasi maupun mempengaruhi keadaan entitas tadi. Sebuah objek ditandai

dengan sejumlah operasi dan sebuah state atau informasi yang mengingat akibat/efek

dari operasi tersebut” (p.44).

Mengacu pendapat definisi lain yang serupa, Lau (2001), Objek juga

merupakan abstraksi baik untuk hal-hal konseptual maupun fisik. Objek memiliki

keadaan dan identitas yang melekat. Objek mencapai tingkah laku tertentu melalui suatu

kumpulan operasi yang didefinisikan di awal, yang mana dapat masuk atau merubah

keadaaannya (p.1).

Menurut Mathiassen (2000), “Objek adalah suatu entitas dengan identitas,

keadaan (tingkatan hidup) dan tingkah laku. Objek merupakan dasar dalam Object

Oriented Analysis and Design (OOA&D). Setiap objek digambarkan secara

berkelompok (kumpulan) karana ada beberapa objek yang memiliki sifat atau fungsi

yang sama yang dikenal dengan istilah kelas. Sedangkan class adalah suatu deskripsi

atas kumpulan objek yang saling menggunakan struktur, pola tingkah laku, dan attribut

secara bersama-sama” (p.4).

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

29

ProblemDomainAnalysis

ApplicationDomainAnalysis

ComponentDesign

text

ArchitecturalDesign

Model

Specifications ofcomponents

Specificationsof

Architecture

Requirementsfor use

Gambar 2.2 Aktivitas Utama dalam OOAD (Mathiassen (2000, p.15))

Dapat disimpulkan model yang berorientasi objek terdiri dari sejumlah objek-

objek yang umumnya berkorespondensi dengan objek pada dunia nyata. Contohnya

sebuah objek dapat berupa nota pembelian, mobil atau telepon seluler. Karakteristik

yang dimiliki objek antara lain :

1. Tiap objek dapat memiliki satu atau lebih informasi individual yang unik. Inilah

yang disebut attribute dimana tiap attribute mempunyai nilai. Contohnya sebuah

mobil memiliki attribute warna biru, kuning dan sebagainya.

2. Objek dapat melakukan suatu operasi yang disebut dengan behaviour. Operasi

ini dapat dipicu oleh stimulus dari luar maupun dalam objek.

3. Objek dapat dikomposisikan menjadi bagian-bagian terpartisi yang dinyatakan

dengan hubungan consist of atau aggregate.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

30

II.2.9.2 System Definition

Menurut Mathiassen (2000), “System definition adalah “ a concise description

of a computerized system expressed in natural language” (p.24). Definisi sistem

merupakan suatu gambaran secara umum bagaimana suatu sistem berjalan dalam

perusahaan tersebut, dalam skripsi ini adalah sistem persediaan.

Rich Picture

Menurut Mathiassen (2000), ”Rich picture adalah an informal drawing that

presents the illustrator’s understanding of a situation” (p.26). Rich picture juga dapat

digunakan sebagai alat yang berguna untuk memfasilitasi dan menggambarkan

komunikasi yang baik antara pengguna dengan sistem.

Rich picture difokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem tersebut, yang

ditentukan oleh pengembang dengan mengunjungi perusahaan untu kemihat bagaimana

perusahaan itu beroperasi, berbicara dengan orang-orang yang mengerti apa yang terjadi

atau seharusnya terjadi, dan mungkin melakukan beberapa wawancara informal maupun

formal.

II.2.9.3 Analisis Problem – Domain

Mengacu pada Mathiassen (2000), “Problem-domain adalah bagian dari

konteks yang diatur, dimonitor, atau dikendalikan oleh sistem. Analisis problem-domain

memfokuskan pada informasi apa yang harus ditangani oleh sistem dan dapat

menghasilkan sautu model yang merupakan gambaran dari kelas, objek, struktur dan

perilaku (behaviour) yang ada di dalam problem-domain. Problem-domain analysis

dibagi menjadi tiga kegiatan, antara lain Class, behaviour, dan structure” (p.46).

Kegiatan dari problem-domain analysis dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

31

Classes

Behavior

Structure

Model

System Definition

Gambar 2.3 Kegiatan pada Problem-Domain Modeling (Mathiassen (2000, p.46))

II.2.9.3.1 Class

Menurut Mathiassen (2000), “Class merupakan “a description of collection of

objects sharing structure, behavioural pattern, and attribute” (p.53). Class merupakan

kegiatan yang pertama dilakukan didalam analisis problem-domain. Ada beberapa tugas

utama yang dilakukan di dalam kegiatan ini yaitu : abstaksi fenomena dari problem-

domain dalam objek dan event; klasifikasi objek dan event; memilih kelas dan event

yang akan dipelihara informasinya oleh sistem.

Pemilihan kelas bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi problem

domain, sedangkan pemilihan event bertujuan untuk membedakan tiap-tiap kelas dalam

problem domain. Menurut Mathiassen (2000), “Event adalah “an instantaneous incident

involving one or more object.” (p.51).

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

32

Kegiatan kelas akan menghasilkan suatu tabel event. Dimensi horizontal dari

tabel event menggambarkan kelas-kelas yang dipilih, sementara dimensi vertikal

menggambarkan event-event yang terpilih, tanda cek digunakan untuk mengindikasikan

objek-objek dari kelas yang berhubungan dalam event tertentu.

Tabel 2.1 Contoh event table (Mathiassen (2000, p.50))

II.2.9.3.2 Structure

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), kegiatan structure pada analisis

problem-domain bertujuan untuk mencari hubungan struktural yang abstrak dan umum

antara kelas-kelas dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik antara objek-objek

dalam problem- domain.

Terdapat dua tipe struktur antar kelas yaitu generalisasi dan cluster. Menurut

Mathiassen (2000), “Generalisasi adalah a general class (the super class) describes

properties common to a grup of specialized classes (the subclasses)” (p.72). Hubungan

spesialisasi ditandai dengan rumusan “is-a”.

Classes Events

Customer Assistant Apprentice Appointment

Reserved √ √ √

Cancelled √ √ √

Treated √

Employed √ √

Resigned √ √

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

33

Menurut Mathiassen (2000), “Cluster adalah “a collection of related class”

(p.74). Cluster adalah kumpulan kelas yang saling berhubungan yang dapat membantu

memperoleh dan menyediakan ringkasan problem-domain. Contohnya, cluster “mobil”

berisi semua kelas yang berhubungan dengan jenis kelas dan komponen-komponennya.

Terdapat dua jenis hubungan antar objek yaitu : aggregation dan association.

Aggregation adalah hubungan antara sejumlah objek inferior yang merupakan bagian

(the parts) dari sebuah objek superior yang merupakan dasar (the whole) bagi beberapa

objek inferior tersebut. Hubungan tersebut dinyatakan dengan rumus “has-a”.

Association adalah hubungan antara sejumlah objek yang memiliki arti dimana objek-

objek saling berhubungan tersebut tidak merupakan bagian dari objek yang lainnya.

Hasil dari kegiatan structure adalah class diagram. Class diagram

menggambarkan seluruh struktur hubungan statik antar kelas maupun antar objek yang

ada didalam model.

Customer

Appointment

10..*

Employee Day Schedule

Apprentice Assistant

1 0..*

1 1..*

Time Period

11..*

Work Free Other

1

1

Gambar 2.4 Class diagram (Mathiassen (2000, p.90))

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

34

II.2.9.3.3 Behaviour

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), Kegiatan behaviour bertujuan untuk

memodelkan apa yang terjadi (prilaku dinamis) dalam problem-domain sistem sepanjang

waktu (p.89). Tugas utama dari kegiatan ini adalah menggambarkan pola prilaku

(behavioral pattern) dan attribut dari setiap kelas. Hasil dari kegiataan ini adalah

statechart diagram.

Open

/ Account opened (date)

/ Amount deposited (date, amount)

/ Account Closed

/ Amount withdrawn (date, amount)

Gambar 2.5 Contoh statechart diagram (Mathiassen (2000, p.90))

Prilaku dari suatu objek ditentukan oleh urutan-urutan event (event trace) yang

harus dilewati oleh objek tertentu tersebut sepanjang waktu. Contohnya, kelas customer,

harus melalui event trace sepanjang masa hidupnya yaitu : account opened – amount

deposited – amount withdrawn – amount deposited – account closed.

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), ada tiga jenis notasi untuk behavioral

pattern yaitu :

1. Sequence : Events in a set occur one by one.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

35

2. Selection : Exactly one out of set of event occurs.

3. Iteration : An event occurs zero or more times (p.93).

II.2.9.3.4 Application Domain Analysis

Mengacu Mathiassen (2000), “Application domain adalah suatu organisasi

yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem-domain. Application domain

analysis memfokuskan pada bagaimana target system akan digunakan dengan

menentukan kebutuhan function dan interface” (p.117). Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan pada application domain dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

Kegiatan Isi Konsep

Usage

Function

Interface

Bagaimana system berinteraksi

dengan orang lain dalam konteks.

Bagaimana kemampuan system dalam

memproses informasi

Kebutuhan antarmuka dari system

target

Use case dan

actor

Function

Interface, user

interface, dan

system interface.

Tabel 2.2 Kegiatan Application Domain Analysis (Mathiassen (2000, p.117))

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

36

usage

Functions

Interfaces

Gambar 2.6 Kegiatan pada Application Domain (Mathiassen (2000, p.117))

II.2.9.3.4.1 Usage

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), tujuan dari kegiatan usage adalah untuk

menentukan bagaimana aktor-aktor yang merupakan pengguna atau sistem lain

berinteraksi dengan sistem yang dituju. Interaksi antara aktor dan sistem dinyatakan

dalam use case. Mathiassen (2000) menyatakan, “Use case is a pattern for interaction

between the system and actor in application domain” (p.120). Sedangkan “Actor adalah

an abstraction of user or other systems that interact with target system” (p.199).

Hasil dari kegiatan usage adalah deskripsi lengkap dari semua use case dan

aktor yang ada, yang digambarkan dalam tabel aktor dan use case diagram. Use case

diagram adalah diagram yang menggambarkan fungsi dari sebuah sistem dan berbagai

macam pengguna yang akan berinteraksi dengan sistem.

Untuk mengidentifikasi aktor adalah dengan menentukan bagian dan tugas dari

bagian apa saja yang berhubungan atau terlibat langsung dengan konteks sistem yang

dituju. Masing-masing aktor memiliki peranan yang berbeda-beda. Aktor dapat

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

37

digambarkan dalam actor specification yang memiliki tiga bagian, yaitu tujuan,

karakteristik, dan contoh. Tujuan menunjukan peranan dari aktor dalam sistem target.

Sementara karakteristik menggambarkan aspek-aspek yang penting dari aktor.

Use case dapat dikatakan gambaran suatu interaksi antara sistem dengan aktor.

Untuk menggambarkan suatu use case dapat menggunakan statechart diagram, use case

specification atau keduanya. use case specification terdiri dari tiga bagian, yaitu use

case, objects dan function. Use case menjelaskan urutan dari sistem yang berjalan,

objects menunjukan aktor – aktor apa saja yang berhubungan dengan aktifitas use case

tersebut, dan function akan dijelaskan setelah usage.

Sequence Diagram

Sequence diagram membantu seorang analis mengindentifikasikan rincian dari

kegiatan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dari sebuah use case. Tidak ada

suatu sequence diagram yang benar untuk use case tertentu, melainkan ada sejumlah

kemungkinan sequence diagram yang masing – masing digram tersebut dapat lebih atau

kurang memenuhi kebutuhan dari use case. Sequence diagram menunjukan urutan dari

suatu kegiatan, event atau fungsi pada suatu use case.

II.2.9.3.4.2 Function

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), kegiatan function memfokuskan pada

bagaimana cara sebuah sistem dapat membantu aktor dalam melaksanakan perkerjaan

mereka. Mathiassen (2000) menyatakan, “Function is a facility for making a model

useful for actors” (p.138). Function memiliki empat tipe yang berbeda, yaitu:

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

38

1. Update, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh event dari problem-

domain, dan menghasilkan perubahan dalam state dari model tersebut.

2. Signal, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh perubahan keadaan

atau state dari model dan dapat menghasilkan reaksi pada konteks. Reaksi ini

dapat berupa tampilan untuk aktor dalam application domain, atau intervensi

langsung dalam problem domain.

3. Read, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan informasi

dalam perkerjaan kantor dan mengakibatkan sistem menampilkan bagian yang

berhubungan dengan informasi dalam model.

4. Compute, function ini menjadi berjalan (aktif) disebabkan oleh kebutuhan

informasi dalam perkerjaan aktor dan berisi perhitungan yang melibatkan

informasi yang disediakan oleh aktor atau model.

Hasil dari kegiatan function adalah daftar dari function (function list) yang

lengkap, yang merinci function-function yang kompleks. Function list dibuat

berdasarkan dari use case description. Kompleksitas dari function list dimulai dari yang

simple sampai dengan yang very complex. Untuk mengidentifikasikan function adalah

melihat deskripsi problem domain yang dinyatakan dalam kelas dan event yang dapat

menyebabkan munculnya function read dan update, dan melihat deskripsi application

domain yang dinyatakan use case yang dapat menimbulkan segala macam tipe function.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

39

Planning

Make schedule very complex Update

calculate schedule consequences Complex Signal

Find working hours form previous priod Medium Read

enter contents into schedule Complex Update

erase shedule Simple Update

Tabel 2.3 contoh dari function list (Mathiassen (2000, p.145))

II.2.9.3.4.3 Interface

Interface digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem. Mathiassen

(2000) menyatakan, “ Interface is facilities that make a system’s model and functions

available to actor” (p.151). Ada dua jenis dari interface antar muka, yaitu : user

interface, dan system interface.

User interface adalah interface untuk pengguna atau users, sedangkan system

interface adalah interface yang digunakan oleh sistem lain untuk berinteraksi dengan

sistem yang dibangun. Suatu user interface harus dapat menanggani berbagai macam

user atau pengguna yang memiliki tingkat kemampuan dan kapabilitas yang berbeda.

User interface sangat sulit untuk dikembangkan apabila tidak menerima umpan balik

berupa ide atau masukan yang berarti dari pengguna. Suatu sistem interface tidak hanya

dapat digunakan untuk sistem administrasi tetapi dapat digunakan pada sistem-sistem

lainnya. Sistem interface lebih banyak digunakan pada monitoring system dan control

systems.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

40

Ada empat jenis pola dialog yang penting dalam menentukan interface

pengguna, yaitu :

1. Menu – selection. Suatu jenis dialog yang terdiri dari daftar pilihan-pilihan

yang dapat atau mungkin dilakukan dalam user interface.

2. Form filling. Merupakan pola klasik yang digunakan untuk entri data.

3. Command language. Merupakan suatu jenis dialog yang memungkinkan

pengguna memasukkan dan memulai format printah sendiri.

4. Direct manipulation. User memilih objek dan melaksanakan function atas

objek dan melihat hasil dari interaksi mereka tersebut.

Kegiatan dari interface didasarkan atas hasil dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya yang dilakukan, problem domain, functional dan use case. Hasil dari

kegiatan ini adalah sebuah deskripsi dari elemen-elemen user interface maupun system

interface yang lengkap, dimana elemen-elemen tersebut menunjukan kebutuhan dari

user secara lengkap. Interface element harus juga dilengkapi dengan suatu navigation

diagram yang menyediakan sebuah ringkasan dari elemen-elemen user interface dan

perubahan antara elemen-elemen tersebut.

II.2.9.3.5 Architecture Design

Tujuan dari kegiatan desain arsitektur adalah untuk membangun sistem yang

terkomputerisasi. Arsitekur membentuk sistem sesuai dengan fungsi sistem tersebut dan

dengan memenuhi kriteria desain tertentu. Mengacu pendapat Mathiassen (2000), Di

dalam desain arsitektur, terdapat tiga dasar prinsip, yaitu define and prioritize criteria,

bridge criteria and technical platform, and evaluate designs early (p.175). Kegiatan-

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

41

kegiatan yang dilakukan didalam architecture design dapat dilihat pada tabel dan gambar

berikut ini.

Criteria

ComponentArchitecture

ProcessArchitecture

AnalysisDocument

Architecturalspecialication

Gambar 2.7 Aktivitas pada Architecture Design (Mathiassen (2000, p.176))

Kegiatan Isi Kondisi

Criteria

Komponen

Proses

Kondisi dan criteria untuk pendesainan

Bagaimana system dibentuk menjadi

komponen-komponen

Bagaimana proses system didistribusikan

dan dikoordinasi

Criterion

Arsitektur

komponen

Arsitektur

proses

Tabel 2.4 Kegiatan Architecture Design (Mathiassen (2000, p.176))

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

42

II.2.9.3.5.1 Criteria

Mathiassen (2000) menyatakan, ”Criterion is a preferred property of an

architecture” (p.177). Ada beberapa prinsip yang digunakan untuk menentukan sebuah

desain, yaitu :

1. Sebuah desain yang baik tidak memiliki kelemahan.

Prinsip ini memperlihatkan tujuan utama atau yang paling mendasar dari object-

oriented design. Prinsip ini menimbulkan penekanan pada evaluasi kualitas

berdasarkan review dan eksperimen dan membantu dalam menentukan prioritas dari

kriteria. Ada beberapa kriteria umum yang digunakan dalam kegiatan desain yang

berorientasi objek, yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Criterion Measure of

Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks,

organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis.

Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak

terotorisasi terhadap data dan fasilitas.

Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis.

Correct Pemenuhan dari kebutuhan.

Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan

fungsi.

Maintanable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan.

Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

melaksanakan fungsi yang diinginkan.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

43

Fleksible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk.

Comprhensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman

terhadap sistem.

Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem

lain yang berhubungan.

Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang

berbeda.

Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain

Tabel 2.5 Classical criteria for software quality (Mathiassen (2000, p.178))

2. Sebuah desain yang baik memiliki beberapa criteria yang seimbang.

Tidak semua kriteria memiliki prioritas. Beberapa kriteria dapat menunjukan

objektivitas secara keseluruhan, sehingga dapat mewakili kriteria lainnya.

3. Usable, flexible, dan comprehensible.

Kriteria-kriteria diatas ini bersifat universal dan dapat digunakan pada hampir setiap

proyek pengembangan sistem, bagaimanapun mengorganisasikannya, menunjukan

tiga kriteria ideal pada proyek pengembangan sistem.

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), sebuah desain yang baik diperlukan

pertimbangan mengenai kondisi dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan

desain, antara lain :

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

44

a) Technical, yang terdiri dari pertimbangan penggunaan hardware, software dan

sistem lain yang telah dimiliki dan dikembangkan; pengaruh kemungkinan

penggabungan pola-pola umum dan komponen yang telah ada terhadap arsitektur

dan kemungkinan pembelian komponen standar.

b) Conceptual, yang terdiri dari pertimbangan perjanjian kontrak, rencana untuk

pengembangan lanjutan, dan pembagian kerja antara pengembang

c) Human, yang terdiri dari pertimbangan keahlian dan pengalaman orang yang

terlibat dalam kegiatan pengembangan dengan sistem yang serupa dan dengan

platform teknis yang akan didesain.

II.2.9.3.5.2 Component Architecture

Arsitektur komponen mendefinisikan secara keseluruhan dari struktur sistem

yang dibangun. Menurut Mathiassen (2000), “Component architecture adalah sebuah

struktur sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan”

(p.190). Component merupakan kumpulan dari bagian-bagian program yang membentuk

suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas.

Mengacu pendapat Mathiassen (2000), suatu arsitektur komponen yang baik

menunjukan beberapa prinsip, yaitu mengurangi kompleksitas dengan membagi menjadi

beberapa tugas, menggambarkan stabilitas dari konteks sistem, dan memungkinkan

suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain (p.191).

Beberapa pola umum yang ada dalam component architecture :

1. Layered architecture. Bentuk yang paling umum dalam software, yaitu terdiri

dari beberapa komponen yang dibentuk menjadi beberapa lapisan-lapisan

yang mirip dengan prinsip OSI layer pada model jaringan, dimana lapisan

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

45

yang berada diatas bergantung pada lapisan yang berada dibawahnya, begitu

juga dengan sebaliknya.

2. A generic architecture. Model ini dibuat berdasarkan model function

interface framework. Digunakan untuk merinci sistem dasar yang terdiri dari

interface, function dan model component. Komponen model terletak pada

lapisan paling bawah, dan diikuti dengan function sistem dan interface pada

bagian atasnya.

3. Client-server architecture. Komponen adalah server dan beberapa dari client,

server memberikan kumpulan operasi, database dan resouce pada client,

client menggunakan server secara independent dengan menyediakan local

interface untuk setiap penggunanya. Bentuk distibusi dari bagian sistem

harus diputuskan antara client dan server.

Berikut ini adalah beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server

dimana U adalah user interface, F adalah function, M adalah model.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

46

Tabel 2.6 Client-server architecture (Mathiassen (2000, p.200))

Hasil dari suatu componet architecture adalah suatu component diagram yang

menunjukan hubungan antara komponen (dalam hal ini adalah beberapa client dan

server).

II.2.9.3.5.3 Process Architecture

Mathiassen (2000) mendefinisikan, “Process architecture adalah struktur

eksekusi sistem yang terdiri dari proses yang saling bergantungan (interdependent).

Processor adalah suatu alat yang digunakan untuk mengeksekusi atau menjalankan

suatu sistem. Sedangkan external device adalah processor khusus yang tidak dapat

menjalankan program” (p.209).

Kegiatan arsitektur proses bermula dari komponen logik yang dihasilkan oleh

kegiatan komponen dan bertujuan untuk menentukan struktur fisik dari sebuah sistem

dengan mendistribusikan komponen program ke processor yang akan digunakan untuk

eksekusi sistem, aktif objek digunakan untuk mengkoordinasikan pembagian sumber

Client Server Architecture

U

U

U+F

U+F

U+F+M

U+F+M

F+M

F+M

M

M

Distributed presentation

Local presentation

Distributed functionality

Centralized Data

Distributed Data

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

47

daya dan menghasilkan arsitektur yang tidak memiliki hambatan (bottlenecks), hasil dari

proses architecture adalah deployment diagram.

Mathiassen (2000) menyatakan, “Sumber daya yang biasanya digunakan secara

bersamaan (shared resouce) adalah :

1. Processor. Penggunaan processor secara bersamaan terjadi apabila dua atau

lebih proses dieksekusi secara bersamaan pada satu processor.

2. Program component. Program component digunakan secara bersamaan bila

terdapat dua atau lebih proses yang secara bersamaan memanggil operasi

pada komponen.

3. External device. External device digunakan secara bersamaan pada saat

terjadi pemrosesan dua atau lebih pada suatu peralatan. Contohnya, pada

penggunaan printer yang terhubung melalui jaringan.” (p.220-222).

II.2.10 Delapan Diagram dalam Analisis dan Perancangan Berorientasi Object

II.2.10.1 Rich Picture

Rich Picture berisi sebuah pandangan menyeluruh dari people object, process,

structure, dan problem dalam system problem dan application domain. People dapat

berupa system developer, user, pelanggan, atau pemain lain. Object dapat berupa banyak

benda seperti mesin, dokumen, lokasi, departemen, dan yang lainnya. Process

menguraikan aspek dari sebuah situasi yang berubah, tidak stabil, atau di bawah

pengembangan.

Secara grafik, process dugambarkan dengan simbol anak panah. Structure

menguraikan aspek dari sebuah situasi yang terlihat stabil atau sulit untuk diubah. Secara

grafik, structure diuraikan dalam satu dua cara, yaitu : menggambarkan garis antara

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

48

elemen-elemen atau menempatkan elemen-elemen yang berhubungan dalam sebuah

figur umum seperti segiempat atau lingkaran.

Nasabah

Penyimpan

Kasir

Barang lelang

Barang jaminan

Peserta lelang

Panitia Lelang

menyerahkan suratbukti kredit (SBK)

memberikan informasi mengenai kredit yang dapat diberikan berdasarkan nilai barangjaminan

menyerahkan uang dan SBK asli

Penaksir

Staf Pelunasan

Kuasa Pemutus Kredit(Manajer Cabang)

Rich PictureMasalah terjadi jika nasabah tidaksetuju dengan jumlah kerdit yang

diberikan

Mengalami masalah jikapenaksir melakukan salah

taksir kredit terhadap barangjaminan

Masalah terjadi padaperbedaan perhitungan

dengan nasabah terhadapjumlah sewa modal yang

dikenakanMasalah terkadang terjadi

jika saat pengambilanbarang hilang atau rusak

Masalah terjadi jika peserta lelangmengajukan harga lelang yang

dinilai masih dibawah harga yangditentukan

melakukan negosiasi bila harga pelanggan tidak setuju dengan niali yang diberikan menyerahkan SBK danbarang jaminan yang

kreditnya tidak disetujui olehnasabah

menyerahkan SBK

menyerahkan SBK untuk pembayaranoleh nasabah

membayar uang pelunasan

menyerahkan SBK dan memberitahukan masalah perhitungan yang tidak sesuai

mengembalikan SBK dan memberikan informasi mengenai jumlah perhitungan yang benar

menyerahkan SBK untuk mengambil barang jaminan

menyerahkan kembali SBK yang sudah dicocokkan dengan barang jaminan

melakukan pengecekan sesuai dengan SBKmenyerahkan barang jaminan sesuai dengan pemiliknya

barang jaminan yang tidak dilunasi

memintainformasimengenai

barangyang tidakdilunasiinfo

barangyang

diminta

melakukan pendataan barang yang tidak dilunasi

melakukan pengecekan ulang

menyelenggarakan lelang dan negosiasi harga lelang

menyerahkan uang sesuai dengan harga yang disetujui

memberikan form pengajuan kredit (FPK) yang telah terisi besertabarang yang dianggunkan

Gambar 2.8 Rich Picture

II.2.10.2 Class Diagram

Class diagram berisi kumpulan dari class dan hubungan strukturalnya yang

saling timbal balik. Class adalah uraian dari kumpulan object yang saling berbagi

structure, behavior pattern, dan attribute.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

49

+Menghasilkan_laporan()+Membagi_data()

-KdCabang-NamaCabang-Lokasi

Cabang-KdKaryawan-Golongan-Nama-Alamat-No.Telp

Karyawan

+Membuat_laporan_ke_pusat()

-Cabang-Divisi

Manajer_Cabang

+Memasukkan_lembaran_voucher_baru()+Mencatat_stock_voucher()+Membuat_lap_berkala()+Mengecek_stock_voucher()

-Shift-Spesialisasi

Petugas_Operasional

+Mencatat_pembelian_CG_Card()+Mengisi_ulang_voucher()+Menerima_pembayaran()+Membuat_laporan_berkala()

-ShiftKasir

+Ditambah()+Dibeli()+Dicatat_stocknya()+Dimasukkan_dalam_mesin()

-Jenis-Jumlah

Voucher

+Diaktifkan_di_mesin_game()+Diisi_ulang()+Dibeli_pengunjung()

-KdKartu-Jenis-Nilai

CG Card

+Membeli_CG_Card()+Menukarkan_voucher()+Mengisi_ulang_CG_Car()+Mengajukan_keluhan()+Menggesek_kartu()+Dicatat_data_pembelian()+Melakukan_pembayaran()+Dicatat_data_pengisian_ulang()

-KdKartu-Nama-Alamat-No.Telp-Jenis_kelamin

Pengunjung

+Tidak_dapat_diisi_ulang()

-Harga-Nilai_nominal

Silver_Card

+Diisi_ulang()

-Harga-Nilai_nominal

Gold_Card

+Diisi_ulang()+Diganti_kartunya()+Dilakukan_pencatatan_user_id()

-Harga-Nilai_nominal-User_id

Platinum_Card

+Pembelian()+Pengisian_ulang_CR_Card()+Pembayaran_pengisian_CG_Card()+Pembuatan_laporan_ke_manajer_cabang()+Pembuatan_laporan_ke_pusat()+Penukaran_hadiah()

-Nama_karyawan-Shift_karyawan-KdKaryawan

Transaksi

+Ditukar()+Ditambah_stocknya()

-KdHadiah-Jenis

Hadiah

1

1..*

1 10..* 1 1..*

1..*

1

1..*

1..*

0..*

1..* 1..*

Gambar 2.9 Class Diagram

II.2.10.3 Statechart Diagram

Statechart diagram berisi behavioral pattern yang sah untuk semua object

dalam sebah class, diuraikan oleh state dan event yang berpartisipasi. Statechart diagram

dapat juga menguraikan use case, yang transitionnya menyimbolkan action.

Active/ Dibeli

/ Diaktifkan_di_mesin_game

/ Diisi_ulang

/ End

Card

Gambar 2.10 Statechart Diagram

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

50

II.2.10.4 Use-case Diagram

Use case adalah sebuah model untuk interaksi antara sistem dan actor dalam

application domain. Use case diagram berisi actor eksternal dalam sebuah system

context, use case dimana sistem mendukung, dan hubungan strukturalnya saling timbal

balik. Setiap use case menetukan berapa urutan yang penting dalam interaksi antara

actor dan system, yang diuraikan secara rinci menggunakan use case specification atau

statechart diagram.

Sistem Informasi CG Zone

Kasir.

Petugas operasional

Manajer cabang

Mencatat_pembelian_CG_Card

Mencatat_pengisian_ulang_CG_Card

Mencatat_stock_voucher

Membuat_laporan_ke_pusat

Gambar 2.11 Use Case Diagram

II.2.10.5 Sequence Diagram

Sequence diagram berisi interaksi dari waktu ke waktu antara kumpulan object.

Sequence diagram dapat menggambarkan perincian tentang sebuah situasi dinamis,

kompleks yang melibatkan beberapa dari banyak object yang dihasilkan dari class dalam

class diagram.

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

51

Dalam sequence diagram, poros horizotal menunjukkan object yang

berpartisipasi dan poros vertikal menggambarkan urutan waktu, dimana interaksi yang

diekspresikan oleh pesan yang dikirim antara object.

Mencatat pembelian Cg Card

Object1 : Kasir. Object2 : Pengunjung Object3 : CG Card

Dibeli_pengunjung()

Melakukan_pembayaran()

Dicatat_data_pembelian()

Gambar 2.12 Sequence Diagram

II.2.10.6 Navigation Diagram

Navigation diagram berisi semua window user interface, dan hubungan

dinamisnya. Navigation diagram adalah sebuah statechart diagram khusus yang

memfokuskan pada keseluruhan user interface yang dinamis. Sebuah window

digambarkan sebagai sebuah state. State tersebut memiliki nama dan mengamdung icon

(sebuah miniatur window).

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

52

II.2.10.7 Component Diagram

Component adalah sekumpulan dari bagian program yang mewakili

keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang dirumuskan dengan baik. Componen

architecture adalah sebuah structure sistem yang disusun dari komponen yang saling

berhubungan.

Subsystem A Subsystem B

Server

Customer Service

Function

Kasir

function

Function.

Model

Distributed Functionality

Gambar 2.13 Component Diagram

II.2.10.8 Deployment Diagram

Deployment diagram berisi komponen sistem program, external device, dan

hubungan struktural timbal baliknya. Deployment diagram menguraikan sebuah

konfigurasi sistem dalam bentuk processor dan object yang dihubungkan ke processor.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

53

: Client

: Server

User Interface Sistem Interface

Function

Model

System Interface

: Client2

User Interface2 Sistem Interface2

Function2

Model2

Distributed Functionaliy

Gambar 2.14 Deployment Diagram

II.2.11 Konsep Dasar Object Oriented dan Metode Tradisional

Mengacu pada pendapat Mathiassen (2000), dalam metode analisis dan

perancangan tradisional, fungsi, data dan aliran data adalah kunci dari konsepnya.

Konsep ini cocok untuk mendeskripsikan kejadian di kantor dan sistem komputerisasi.

Di lain pihak, objek, keadaan (state) dan tingkah laku (behavior), merupakan konsep

yang lebih umum dan cocok untuk mendeskripsikan kejadian yang dapat diungkapkan

dengan bahasa yang alamiah (natural). Objek serupa dengan kata benda (noun),

merancang sesuatu sebagai orang atau inventaris. Atribut atau state objek, seperti kata

sifat (adjectives), karakteristik dari sifat/ciri objek. Tingkah laku objek (behavior),

seperti kata kerja (verbs), menggambarkan aksi atau pengaruh dari tindakannya.

Dasar kekuatan metode object oriented adalah menyediakan informasi yang

jelas mengenai konteks/keadaan sistem. Metode tradisional sangat efektif di awal sistem

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

54

dirancang, yang biasanya bertujuan untuk mengotomatisasi proses pekerjaan informasi

yang sering terjadi. Tetapi kini banyak sistem yang harus dikembangkan, dengan sistem

baru dapat mendukung individu atau perorangan dalam memecahkan masalah,

berkomunikasi, dan koordinasi. Fungsi akan sistem baru ini tidak hanya menangani

sejumlah besar data yang sama, tapi juga untuk membagikan data khusus ke seluruh

organisasi.

Satu lagi kekuatan metode object oriented adalah hubungannya yang dekat

diantara analisis object oriented, perancangan object oriented, antar muka (user

interface) object oriented dan pemograman object oriented. Dalam tahap analisis,

programmer menggunakan objek untuk menentukkan kebutuhan sistem.

Objek menyediakan hubungan bahan/materi (material) di dalam struktur

(structure) sistem. Objek menawarkan programmer cara pemikiran yang alamiah

(natural) mengenai masalah yang mendukung abstraksi.

II.2.11.1 Kaitan Analisis dan Perancangan dengan Orientasi Objek

Mengacu pada pendapat Larman (1998), Untuk merancang suatu aplikasi

piranti lunak, pada tahap awal diperlukan deskripsi dari permasalahan dan spesifikasi

aplikasi yang dibutuhkan. Apa saja persoalan yang ada dan apa yang harus dilakukan

oleh sistem.

Analisis menekankan pada proses investigasi atas permasalahan yang dihadapi

tanpa memikirkan definisi solusinya terlebih dahulu. Jadi dalam tahap analisis,

dikumpulkan informasi mengenai permasalahan, spesifikasi sistem berjalan serta

spesifikasi sistem yang diinginkan.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

55

Untuk merancang aplikasi membutuhkan solusi logika level tinggi dan detail,

bagaimana memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan dengan batasan yang ada. Inti dari

analisis dan perancangan berorientasi objek adalah untuk menekankan pertimbangan

atas domain permasalahan beserta solusinya dari sudut pandang objek (benda, konsep

ataupun entitas).

Tahap analsis berorientasi objek, lebih ditekankan untuk mencari dan

mendefinisikan objek atau konsep yang ada dalam domain atau wilayah lingkup

permasalahan. Dalam tahapan perancangan berbasiskan objek, penekanan terletak pada

bagaimana mendifinisikan objek-objek logika dalam aplikasi (objek software) yang akan

diimplementasikan kedalam bahasa pemograman berorientasi objek. Object software

tersebut juga memiliki attribute-attribute dan method-method.

II.2.11.2 Penerapan Object Oriented dalam Programming

Mengacu pendapat Larman (1998), bagian perancangan atau desain dilanjutkan

dengan tahapan construction atau object oriented programming, yakni

mengimplementasikan perancangan komponen ke dalam bahasa pemograman. (p.6)

Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan konsep berorientasi objek

dapat diaplikasikan ke berbagai bidang termasuk analisis dan perancangan sistem.

Dalam perancangan aplikasi juga dapat diimplementasikan konsep berorientasi objek

yang sering disebut sebagai pemograman yang menggunakan berorientasi objek (object

oriented programming/OOP). Jadi OOP adalah cara pemograman yang menggunakan

konsep object oriented dan bahasa pemograman yang disebut bahasa OOP adalah bahasa

pemograman yang mendukung implementasi konsep object oriented.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

56

II.2.12 Sistem Basis Data (Database)

II.2.12.1 Definisi Database

Menurut Robert A. Szymanski, Donald P. Szymanski, Donna M. Pulschen

(1995) database adalah kumpulan dari data yang berhubungan dan mempunyai referensi

silang yang menciptakan perulangan yang minimal serta dapat untuk memanipulasi data.

(p.374).Data dalam database disimpan dalam satu dari 3 tipe struktur data yaitu file,

tabel, dan objek. Keuntungan database adalah :

• Database dapat mengurangi redundansi data.

• Database meningkatkan integritas data.

• Database menjaga independensi data.

• Database meningkatkan keamanan data.

• Database menjaga konsistensi data.

• Database dapat menyediakan manipulasi data yang baik.

• Dengan database data lebih mudah untuk diakses dan digunakan.

Sistem database adalah tidak lebih dari sistem komputerisasi penyimpanan

record-record. Database sendiri dapat diumpamakan sebagai lemari penyimpanan

elektronik, dengan kata lain adalah tempat penyimpanan kumpulan dari file data

terkomputerisasi. Pengguna dari sistem akan diberikan fasilitas untuk melakukan

berbagai aksi pada file termasuk :

• Menambah file baru yang kosong ke database.

• Menyisipkan data baru ke file yang sudah ada.

• Memperoleh kembali data dari file yang sudah ada.

• Meng-update data di file yang sudah ada.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

57

• Menghapus data dari file yang sudah ada.

• Memindah file yang ada dari database.

Jadi sistem database pada dasarnya adalah sistem komputerisasi penyimpanan

record-record, dimana merupakan sistem komputerisasi yang tujuan utamanya adalah

menjaga informasi dan untuk membuat informasi tersedia jika dibutuhkan.

Menurut C.J.Date (1995, p112), relational databases adalah database yang

dilihat oleh pengguna tidak lain hanya sebagai kumpulan tabel-tabel.

II.2.12.2 Sistem Manajemen Database

Menurut Robert A. Szymanski, Donald P. Szymanski, Donna M. Pulschen

(1995), sistem manajemen database (database management system/DBMS) adalah

perangkat lunak yang mengatur ciptaan, penyimpanan, jalan masuk (access),

memperbaharui, menghapus dan penggunaan basisdata. Sebuah DBMS dapat akses dan

mengatur lebih dari satu file, table atau objek di dalam waktu yang bersamaan,

berhubungan seluruhnya jika dibutuhkan. (p.376).

Menurut Mcleod yang diterjemahkan oleh Hendra Teguh (2001), perangkat

lunak yang mengelola database adalah sistem manajemen database (database

management system-DBMS). Semua DBMS memiliki pengolah bahasa deskripsi data

(data description language processor) yang digunakan untuk menciptakan database,

serta pengelola database yang menyediakan isi database bagi pemakai. Pemakai

menggunakan manipulasi data dan query language. Orang yang bertanggungjawab atas

database dan DBMS adalah pengelola database (database administrator), atau disingkat

DBA. (p.250).

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Sistem Informasi Akuntansi II.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2006-2-00976-aksi-bab 2.pdf · 18 terdiri atas wilayah-wilayah atau fields yang memiliki

58

DBMS menyediakan keuntungan yang nyata bagi perusahaan yang

menggunakan komputer sebagai suatu sistem informasi.

II.3 Sistem Proses Pesanan Penjualan

Menurut Hall (2001), Logika aktivitas yang menggambarkan sistem proses

pesanan penjualan, adalah sebagai berikut :

1. Proses penjualan dimulai dari pelanggan menghubungi departemen penjualan.

2. Langkah pertama dari proses penjualan adalah melakukan pengesahan

transaksi dengan melalui proses persetujuan kredit untuk pelanggan.

3. Saat kredit tersebut sudah disetujui, informasi penjualan akan diteruskan ke

departemen penagihan, pergudangan dan pengiriman.

4. Langkah selanjutnya adalah mengirimkan barang dagangan, yang harus

dilakukan segera setelah persetujuan kredit diperoleh.

5. Proses penagihan akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan

dengan transaksi tersebut (produk, harga, biaya pengurusan, angkutan, pajak

dan syarat-syarat potongan harga) dan menagihnya ke pelanggan.

6. Bagian piutang menerima informasi penagihan dan mencatatnya ke dalam

catatan/laporan pelanggan.

7. Demikian juga, bagian pengendalian persediaan menggunakan informasi dari

berbagai penagihan untuk menyesuaikan data persediaan untuk

menggambarkan penurunan persediaan.

8. Secara berkala (setiap batch, harian, mingguan, bulanan dan seterusnya) proses

penagihan piutang, dan pengendalian persediaan melakukan perhitungan

rekapitulasi dan meneruskan informasi ini ke proses buku besar umum.