bab ii landasan teori ii.1. international accounting ...thesis.binus.ac.id/asli/bab2/2011-2-00102 ak...

21
8 BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) International Accounting Standards adalah standar akuntansi yang dapat diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan dari laporan keuangan konsolidasian seluruh dunia. Standar ini diluncurkan oleh IASC dari tahun 1973 sampai tahun 2001. IASB menggantikan tugas IASC pada tahun 2001. Sejak saat itu, IASB telah melakukan amandemen terhadap beberapa IAS dan telah mengusulkan untuk melakukan amandemen terhadap standar-standar yang lain, dan menggantikan beberapa IAS dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). IASB juga telah meluncurkan beberapa IFRS baru, yang belum pernah dibahas sebelumnya pada IAS/IFRS lain. Salah satu fitur penting yang membedakan antara IAS/IFRS dengan U.S. GAAP adalah penerapan konsep nilai wajar (fair value). Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s length transaction). Perbedaan penting lainnya antara IAS/IFRS dengan U.S. GAAP: IAS/IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode Last In First Out (LIFO) sebagai metode pembiayaan persediaan. IAS/IFRS menerapkan revaluasi aset dalam keadaan-keadaan tertentu.

Upload: lamanh

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial

Reporting Standards (IFRS)

International Accounting Standards adalah standar akuntansi yang dapat

diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan dari laporan

keuangan konsolidasian seluruh dunia. Standar ini diluncurkan oleh IASC dari tahun

1973 sampai tahun 2001. IASB menggantikan tugas IASC pada tahun 2001. Sejak saat

itu, IASB telah melakukan amandemen terhadap beberapa IAS dan telah mengusulkan

untuk melakukan amandemen terhadap standar-standar yang lain, dan menggantikan

beberapa IAS dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). IASB juga

telah meluncurkan beberapa IFRS baru, yang belum pernah dibahas sebelumnya pada

IAS/IFRS lain.

Salah satu fitur penting yang membedakan antara IAS/IFRS dengan U.S. GAAP

adalah penerapan konsep nilai wajar (fair value). Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai

untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki

pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm’s length transaction).

Perbedaan penting lainnya antara IAS/IFRS dengan U.S. GAAP:

• IAS/IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode Last In First Out (LIFO)

sebagai metode pembiayaan persediaan.

• IAS/IFRS menerapkan revaluasi aset dalam keadaan-keadaan tertentu.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

9  

• IAS/IFRS menggunakan single-step method untuk penghapusan penurunan

nilai (impairment).

• IFRS mensyaratkan kapitalisasi biaya pengembangan, ketika kriteria tertentu

terpenuhi.

Perbedaan terbesar lainnya antara IAS/IFRS dan U.S. GAAP adalah bahwa

IAS/IFRS menyediakan rincian (detail) keseluruhan yang lebih sedikit dan tidak

menyediakan standar industri spesifik.

II.1.1. Struktur IAS/IFRS

Pada bagian daftar istilah (glossary of terms) dari IFRS 2009, terdapat definisi

dari IFRS yaitu suatu standar dan interpretasi yang diadopsi oleh IASB yang memiliki

struktur-struktur sebagai berikut, antara lain:

• International Accounting Standards (IAS) – diterbitkan sebelum tahun 2001

• International Financial Reporting Standards (IFRS) – diterbitkan setelah tahun

2001

• Standing Interpretations Committee (SIC) – diterbitkan sebelum tahun 2001.

• Interpretasi yang dibuat oleh International Financial Reporting Interpretations

Committee (IFRIC) – diterbitkan setelah tahun 2001.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

10  

II.2. International Accounting Standard 41 – Agriculture

IAS 41 memiliki beberapa bagian. Pada bagian tujuan (objective) dari IAS 41,

dijelaskan bahwa IAS 41 Agriculture bertujuan untuk menentukan perlakuan dan

penyajian akuntansi yang terkait dengan aktivitas agrikultural. Adapun pada bagian

lainnya dijelaskan mengenai ruang lingkup, definisi, pengakuan dan pengukuran, hibah

pemerintah, dan penyajian dari standar ini.

Subbab ini akan menjelaskan bagian-bagian tersebut secara runtut dan sistematis,

sehingga akan memudahkan dalam pemahaman dan pembelajaran dari IAS 41 ini.

Adapun struktur dan isi dari pembahasan IAS 41 pada penelitian ini berasal dari dua

sumber, yaitu:

1. IFRS Learning yang dimiliki oleh Deloitte, yang bisa didapatkan di

www.deloitteifrslearning.com, dan

2. International Accounting Standard 41 Agriculture (revisi 2009).

II.2.1. Ruang Lingkup

International Accounting Standard 41 adalah standar akuntansi yang bertujuan

untuk menentukan perlakuan dan pengungkapan akuntansi yang berkaitan dengan

aktivitas agrikultural, yaitu:

1. Aset biolojik.

2. Produk agrikultural pada titik panen.

3. Hibah dari pemerintah yang berkaitan dengan aset biolojik.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

11  

Menurut definisi yang tercantum di dalam IAS 41, agricultural activity (aktivitas

agrikultural) adalah manajemen transformasi biolojik dan pemanenan dari aset biolojik

oleh entitas untuk dijual maupun untuk dikonversikan menjadi produk agrikultural

maupun menjadi aset biolojik tambahan. Aktivitas ini mencakup seluruh proses

transformasi biolojik, yaitu proses pertumbuhan, degenerasi, produksi dan prokreasi

yang menyebabkan perubahan kualitatif maupun kuantitatif dari sebuah aset biolojik.

Biological asset (aset biolojik) adalah hewan atau tumbuhan yang masih hidup.

Secara umum, aset biolojik dapat dibagi menjadi dua kategori, antara lain: (1)

Consumable dan (2) Bearer. Aset biolojik yang dapat dikonsumsi (consumable

biological asset) adalah aset biolojik yang dimana hewan atau tumbuhan itu sendiri turut

di panen (menjadi produk agrikultural), contohnya adalah pohon yang ditebang untuk

dijadikan kayu gelondongan. Kemudian, yang dimaksud dengan aset biolojik pengusung

(bearer biological asset) adalah hewan atau tumbuhan yang menghasilkan produk

agrikultural. Sebagai contoh adalah pohon buah anggur yang menghasilkan buah anggur,

namun pohon anggur-nya itu sendiri tidak akan menjadi produk agrikultural. Lalu, agar

dapat dikategorikan sebagai aset, hewan dan tumbuhan ini haruslah yang memenuhi

seluruh kriteria dari aset biolojik (dan produk agrikultural), yaitu:

- Perusahaan mengendalikan aset sebagai akibat dari kejadian di masa lalu.

- Memiliki kemungkinan bahwa manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang

terkait dengan aset tersebut akan mengalir ke perusahaan.

- Fair value (nilai wajar) atau biaya dari aset dapat diukur dengan andal.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

12  

Agricultural produce (produk agrikultural) adalah produk yang telah dipanen

dari aset biolojik milik perusahaan. Perlakuan dan pengungkapan akuntansi terhadap

hasil panen ini akan merujuk kepada IAS 41 hanya sampai pada titik panen (point of

harvest). Maka dari itu, setiap hal lain yang berkaitan dengan pemrosesan produk

agrikultural setelah titik panen, akan merujuk kepada IAS 2 Inventory (persediaan) atau

standar lain yang dapat diaplikasikan.

Sebagai contoh, buah nanas di kebun nanas sampai pada titik panen akan

merujuk kepada IAS 41, sedangkan proses pengolahan buah nanas tersebut menjadi selai

nanas (setelah titik panen) tidak dapat menggunakan IAS 41. Dalam industri peternakan,

seekor domba melahirkan anak domba yang tumbuh besar dan menghasilkan wol (bulu

domba). Anak domba dengan wol yang ada ditubuhnya termasuk dalam IAS 41. Saat

wol dicukur dari domba tersebut, maka wol tersebut akan termasuk ke dalam ruang

lingkup IAS 2 Inventory.

Sedangkan, yang dimaksud dengan government grants (hibah pemerintah) adalah

bantuan yang diberikan oleh pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya kepada

sebuah perusahaan sebagai imbalan atas pemenuhan suatu kondisi tertentu yang terkait

dengan aktivitas operasi perusahaan baik di masa yang lalu maupun di masa yang akan

datang.

Dalam ruang lingkup IAS 41, dijelaskan bahwa standar ini tidak diaplikasikan

kepada hal-hal berikut, antara lain:

- Lahan tanah yang terkait dengan aktivitas agrikultural.

- Aset tak berwujud yang berkaitan dengan aktivitas agrikultural.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

13  

- Segala sesuatu mengenai produk atau proses produksi setelah titik panen.

Mengenai kategorisasi dari produk, sebagai contoh sebuah telur. Apakah sebuah

telur akan dikategorikan sebagai sebuah produk (sebagai produk hasil panen dari ayam)

atau aset biolojik (yang akan di-inkubasi agar dapat menetas menjadi anak ayam)?

Jawabannya akan tergantung kepada maksud dari manajemen terhadap produk tersebut.

Manajemen akan menentukan sendiri maksud yang ingin dicapainya atas telur tersebut.

Lebih lanjut mengenai agricultural activity (aktivitas agrikultural), bahwa ada

tiga ciri utama dalam membedakan aktivitas agrikultural dengan aktivitas lainnya, yaitu:

- Kapabilitas untuk berubah.

- Pengukuran dari perubahan tersebut.

- Manajemen dari perubahan tersebut.

Dari ketiga ciri tersebut, poin terakhir adalah salah satu yang paling utama.

Sebagai contoh, memburu ayam liar di hutan bukanlah termasuk aktivitas agrikultural,

karena aktivitas tersebut tidak melibatkan manajemen sumber daya oleh perusahaan.

Aktivitas agrikultural juga tidak termasuk hal-hal berikut, antara lain:

- Investasi dalam hutan sebagai tempat penampungan karbon yang akan

meningkatkan kredit karbon yang dapat dijual atau dapat juga digunakan untuk

menutup kerugian polusi yang disebabkan oleh perusahaan.

- Kuda, burung merpati, maupun anjing yang dipelihara untuk perlombaan pacuan.

- Hewan yang dipelihara untuk pementasan yang diadakan di taman hiburan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

14  

- Aset hidup yang bukan hewan maupun tumbuhan, seperti virus, bakteri, sel darah

yang digunakan dalam riset, dan lain-lain.

Untuk lebih jelas dalam membedakan aset biolojik, produk agrikultural, dan

produk yang telah diproses, berikut disajikan tabel dengan ragam contoh dari masing-

masing variabel:

Tabel II.1

PERBEDAAN ASET BIOLOJIK, PRODUK AGRIKULTURAL DAN PRODUK

YANG TELAH DIPROSES

Aset Biolojik Produk Agrikultural Produk yang Telah Diproses

Domba Wol Karpet, pakaian

Pepohonan di hutan Pohon yg sdh dirobohkan Kayu gelondongan

Tumbuhan Katun Baju

Kapuk Bantal

Sapi Susu sapi Keju

Ayam Daging, telur Sosis, telur asin

Tanaman stroberi Buah stroberi Selai stroberi, sirup stroberi

II.2.2. Kriteria Pengakuan

Dalam IAS 41 paragraf 10, dijelaskan bahwa sebuah entitas dapat mengakui

suatu aset biolojik atau produk agrikultural saat dan hanya saat:

- Perusahaan mengontrol aset sebagai akibat dari kejadian di masa lalu.

- Memiliki kemungkinan bahwa manfaat ekonomis di masa yang akan datang yang

terkait dengan aset tersebut akan mengalir ke perusahaan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

15  

- Fair value (nilai wajar) atau biaya dari aset dapat diukur dengan andal.

Dijelaskan juga bahwa dalam aktivitas agrikultural, kendali atas suatu aset dapat

dibuktikan dengan adanya kepemilikan legal dari ternak, pemberian tanda dengan cap

atau menandai ternak tersebut pada saat akuisisi, kelahiran, atau penyembelihan.

Manfaat ekonomis di masa yang akan datang biasanya ditentukan dengan mengukur

atribut fisikal yang signifikan.

Dalam aplikasi IAS 41, kita harus memisahkan antara aset biolojik dengan

produk agrikultural yang dikandungnya. Sampai pada masa panen tiba, produk

agrikultural yang masih terkandung pada aset biolojik harus diukur secara

keseluruhan. Sebagai contoh adalah pohon buah apel (aset biolojik) yang masih

memiliki banyak buah apel (produk agrikultural) akan memiliki nilai yang lebih tinggi

daripada pohon apel yang sudah tidak ada buah apel-nya lagi. Begitu juga dengan seekor

domba yang masih memiliki wol ditubuhnya, akan memiliki nilai yang lebih tinggi

daripada domba yang wol-nya sudah dicukur.

II.2.2.1. Pengukuran Aset

Ada semacam anggapan yang inheren dalam IAS 41, bahwa nilai wajar dapat

diukur dengan andal terhadap sebuah aset biolojik. Namun, anggapan itu dapat disangkal

hanya pada saat pengakuan awal (initial recognition) untuk sebuah aset biolojik, yaitu

bilamana:

- Harga atau nilai yang ditentukan oleh pasar tidak tersedia

- Estimasi alternatif dari nilai wajar dipastikan secara jelas tidak andal

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

16  

Dalam kasus aset biolojik dengan kondisi seperti yang disebutkan diatas, aset

harus diukur pada biaya dikurang segala akumulasi depresiasi dan akumulasi kerugian

penurunan nilai (impairment loss). Namun, saat nilai wajar dari aset biolojik dapat

diukur dengan andal, perusahaan harus mengukurnya pada nilai wajar dikurang biaya

untuk menjual (cost to sell). Ada pernyataan lain bahwa nilai wajar untuk segala jenis

aset tidak lancar yang direklasifikasi menjadi dimiliki untuk dijual (held for sale)

dalam ruang lingkup IFRS 5 Non-current Asset Held for Sale and Discontinued

Operations, dapat selalu diukur dengan andal.

Berikutnya, ada anggapan yang tidak bisa disangkal mengenai pengukuran

produk agrikultural pada titik panen. Bahwa dalam semua kasus pengukuran produk

agrikultural, perusahaan akan mengukurnya hanya pada nilai wajar dikurang biaya untuk

menjual (tidak ada alternatif lain). Standar ini mencerminkan suatu sudut pandang

bahwa nilai wajar dari produk agrikultural pada titik panen selalu bisa diukur dengan

andal. Apabila suatu perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar dengan andal dan

tidak juga menganggap bahwa pengukuran menggunakan biaya adalah alternatif yang

lebih baik, maka perusahaan tersebut menentukan nilai wajar dengan mengumpulkan

informasi-informasi lain yang relevan dari berbagai sumber (seperti yang ditunjukkan

pada halaman 18). Perusahaan kemudian harus memilih salah satu dari alternatif yang

paling relevan sebagai acuan dalam menentukan nilai wajar dengan menyertakan alasan

pemilihannya.

Lebih jauh mengenai biaya untuk menjual, IAS 41 dalam paragraf 5

mendefinisikan biaya untuk menjual sebagai biaya-biaya tambahan yang secara langsung

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

17  

berasal dari pelepasan (disposal) sebuah aset, tidak termasuk biaya-biaya keuangan dan

pajak penghasilan.

II.2.3. Kriteria Pengukuran

Dalam IAS 41 paragraf 13, dinyatakan bahwa aset biolojik harus diukur pada

saat awal aset tersebut diakui dan pada saat akhir dari suatu periode pelaporan, yaitu

pada nilai wajar dikurang biaya untuk menjual. Kriteria ini digunakan apabila nilai

wajar dari aset biolojik tersebut bisa diukur dengan andal.

Produk agrikultural yang dipanen dari aset biolojik juga diukur pada nilai

wajar dikurang biaya untuk menjual pada titik panen. Hasil dari perhitungan pada titik

panen itulah yang akan digunakan dalam penerapan IAS 2 Inventory, atau IFRS lain

yang bisa diaplikasikan.

Beberapa perusahaan memilih untuk menjual aset biolojik atau produk

agrikultural mereka pada suatu tanggal yang sudah disetujui di masa yang akan datang

atas dasar kontrak, dengan suatu tingkat harga yang telah disetujui. Dalam IAS 41,

pengukuran tidak dapat dilakukan dengan menggunakan harga yang ada pada suatu

kontrak. Hal ini dikarenakan bahwa harga pada kontrak tersebut bukanlah sesuatu yang

relevan dalam menentukan nilai wajar dari suatu aset biolojik atau produk agrikultural.

Nilai wajar haruslah menggambarkan harga pasar pada saat ini, yang merupakan

pertemuan kesepakatan antara pembeli dan penjual. Namun, apabila kondisi yang terjadi

adalah kontrak memberatkan (onerous contract), dimana harga eksekusi kontrak yang

disetujui lebih rendah dari nilai wajar dikurang biaya untuk menjual pada saat eksekusi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

18  

kontrak, maka nilai yang dicatat adalah nilai dari kontrak yang telah disetujui tersebut,

hal ini dilakukan demi terpenuhinya prinsip konservatisme.

II.2.3.1. Pasar Aktif

Dalam menentukan nilai wajar dari suatu aset biolojik atau produk agrikultural,

IAS 41 dalam paragraf 8 mengenal istilah pasar aktif (active market) yang didefinisikan

sebagai sebuah pasar yang memenuhi semua kondisi-kondisi dibawah ini, yaitu:

- Barang-barang diperdagangkan dalam pasar tersebut bersifat homogen;

- Pembeli dan penjual yang ingin bertransaksi dapat ditemukan kapan saja;

- Harga-harga tersedia bagi publik.

Apabila ada pasar yang memenuhi semua kondisi diatas, maka harga dari pasar

tersebut terhadap aset biolojik atau produk agrikultural pada kondisi dan lokasi saat ini,

dapat menjadi acuan dalam menentukan nilai wajar. Apabila perusahaan menemukan

pasar aktif yang lain, maka perusahaan harus menentukan salah satu pasar yang paling

relevan untuk digunakan sebagai acuan.

Namun, apabila pasar aktif tidak dapat ditemukan oleh perusahaan, IAS 41

paragraf 18 mensyaratkan acuan lain yang bisa digunakan sebagai alternatif dalam

menentukan nilai wajar produk atau aset, yaitu:

- Harga transaksi pasar terkini, yang disyaratkan dengan tidak adanya perubahan

keadaan ekonomi yang signifikan antara tanggal transaksi dan masa akhir dari

periode pelaporan;

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

19  

- Harga pasar untuk aset yg mirip, dengan penyesuaian untuk mencerminkan

perbedaan;

- Benchmark terhadap sektor, seperti nilai dari sebuah kebun buah yang dinyatakan

per hektar, atau seekor sapi yang dinyatakan per kilogram dari berat.

Kemudian dinyatakan dalam IAS 41 paragraf 19, apabila dari alternatif-alternatif

tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang berbeda-beda, maka perusahaan harus

mempertimbangkan alasan-alasan dari setiap perbedaan tersebut, untuk kemudian

mencapai kesimpulan akhir mengenai estimasi nilai wajar yang paling andal diantara

beberapa pilihan dari estimasi yang layak.

Dalam IAS 41 paragraf 20-22, dijelaskan bahwa dalam beberapa kondisi,

harga/nilai yang ditentukan oleh pasar bisa jadi tidak tersedia untuk aset biolojik pada

kondisinya yang sekarang. Maka, dalam kondisi ini perusahaan menggunakan nilai

sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan (present value of expected net cash flows)

yang didiskontokan dengan menggunakan tarif yang ditentukan oleh pasar sekarang,

untuk menentukan nilai wajar dari aset biolojik. Tujuan dari perhitungan ini adalah

untuk menentukan nilai wajar dari aset biolojik pada kondisi dan lokasinya yang

sekarang. Perusahaan harus mempertimbangkan hal ini dalam menentukan tarif diskon

yang sesuai.

Dalam menentukan nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan,

perusahaan menyertakan arus kas bersih dimana aset tersebut diharapkan akan

menghasilkan di pasar yang paling relevan, oleh para peserta pasar. Arus kas yang

diharapkan tersebut tidak termasuk pembiayaan aset, perpajakan (jika digunakan tarif

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

20  

diskon sebelum pajak (pre-tax discount rate)), dan pembangunan kembali (re-

establishing) aset biolojik setelah panen (sebagai contoh, biaya penanaman kembali

pohon di lahan hutan setelah panen).

Dalam IAS 41 paragraf 23, dijelaskan bahwa dalam menentukan arus kas,

perusahaan harus mempertimbangkan variasi-variasi yang juga dapat terjadi pada nilai

wajar. Maka dari itu, perusahaan harus menghubungkan ekspektasi mengenai variasi-

variasi yang memungkinkan tersebut, baik dalam arus kas yang diharapkan, atau dalam

tarif diskon yang digunakan, atau bisa menggunakan kombinasi dari keduanya. Dalam

menentukan sebuah tarif diskon, perusahaan harus menggunakan asumsi yang konsisten

dengan yang digunakan dalam perkiraan arus kas yang diharapkan. Hal ini dilakukan

untuk menghindari efek dari beberapa asumsi yang menjadi double-counted atau double-

ignored.

II.2.3.2. Memperkirakan Nilai Wajar

Dalam beberapa keadaan dimana harga atau nilai yang ditentukan pasar tidak

tersedia bagi aset biolojik dalam kondisinya yang sekarang, maka perusahaan harus

menggunakan nilai sekarang (present value) dari arus kas yang diharapkan dari suatu

aset biolojik yang didiskontokan dengan tarif yang ditentukan pasar pada saat ini.

Adapula beberapa kondisi dimana biaya dapat memperkirakan nilai wajar dari

suatu aset biolojik, terutama disaat:

- Transformasi biolojik yang terjadi masih belum signifikan sejak biaya awal

terjadi (sebagai contoh, bibit tanaman yang baru ditanam ketika mendekati akhir

dari periode pelaporan)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

21  

- Dampak dari transformasi biolojik terhadap harga tidak diperkirakan menjadi

material (sebagai contoh, pertumbuhan awal dari siklus produksi pohon pinus

selama 30 tahun)

Aset biolojik seringkali secara fisik terikat pada tanah (sebagai contoh,

pepohonan di sebuah hutan). Maka, tidak ada pasar terpisah untuk aset biolojik yang

terikat pada tanah, namun pasar aktif masih ada untuk aset yang dikombinasikan, yaitu

aset biolojik, tanah, dan perbaikan tanah (land improvements) sebagai satu paket.

Perusahaan boleh menggunakan informasi mengenai aset yang dikombinasikan untuk

menentukan nilai wajar dari aset biolojik. Sehingga, nilai wajar dari tanah dan perbaikan

tanah, bisa dikurangkan dari nilai wajar dari suatu aset yang dikombinasikan, untuk

mendapatkan nilai wajar dari aset biolojik.

II.2.4. Entri Jurnal

Dalam melakukan entri jurnal IAS 41, terdapat tiga kejadian utama. Kejadian

yang pertama adalah saat pengukuran kembali aset biolojik sebelum panen, selanjutnya

adalah pada saat mencatat persediaan saat panen, dan yang terakhir adalah pada saat

pengukuran kembali aset biolojik saat panen.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan coklat hendak melakukan panen buah coklat.

Pohon-pohon coklat sudah cukup tua untuk menghasilkan buah coklat yang ranum. Nilai

wajar dari buah coklat yang hendak dipanen (setelah dikurangi biaya untuk menjual)

adalah sebesar Rp 500.000.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

22  

- Pengukuran kembali aset biolojik sebelum panen:

Dr: Apple trees 500.000

Cr: Gain on biological assets 500.000

- Pencatatan persediaan saat panen:

Dr: Inventory (apples) 500.000

Cr: Gain on harvest of apples 500.000

- Pengukuran kembali aset biolojik saat panen:

Dr: Loss on biological assets 500.000

Cr: Apple trees 500.000

II.2.5. Menghitung Keuntungan dan Kerugian

Dalam penghitungan keuntungan maupun kerugian, IAS 41 paragraf 26-29

mensyaratkan bahwa setiap keuntungan atau kerugian pada saat pengakuan awal dari

aset biolojik (yang diukur pada nilai wajar dikurang biaya untuk menjual), harus

dimasukkan ke dalam perhitungan rugi/laba untuk periode yang bersangkutan, dan tidak

dimasukkan ke dalam other comprehensive income. Berikut ilustrasi dari perhitungan

keuntungan dan kerugian dalam IAS 41, masing-masing untuk aset biolojik dan produk

agrikultural.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

23  

II.2.5.1. Aset Biolojik

Dalam bagian ini, akan digunakan ilustrasi peternakan ayam. Suatu perusahaan

peternakan ayam memiliki seekor ayam baru seharga Rp25.000 (nilai wajar dikurang

biaya untuk menjual). Ayam tersebut menghasilkan satu butir telur yang di-inkubasi oleh

perusahaan untuk dijadikan anak ayam. Anak ayam yang baru lahir berharga Rp5.000

(nilai wajar dikurang biaya untuk menjual). Maka, keuntungan (gain) adalah sebesar

Rp5.000 (nilai dari anak ayam).

Setelah 1 ½ tahun, ayam tersebut bernilai Rp20.000 (nilai wajar dikurang biaya

untuk menjual). Keuntungannya adalah Rp15.000 (Rp20.000 – Rp5000).

Pada pengakuan awal, seekor induk ayam berharga Rp25.000 (nilai wajar). Biaya

untuk menjual adalah Rp25.500. Maka, nilai wajar dikurang biaya untuk menjual sama

dengan rugi Rp500 (Rp25.000 – Rp25.500).

Seekor anak ayam berharga Rp5.000 setelah menetas dari telurnya (nilai wajar

dikurang biaya untuk menjual). 4 bulan kemudian anak ayam tersebut sudah tumbuh dan

dihargai Rp4.500 (nilai wajar dikurang biaya untuk menjual). Maka kerugian adalah

sebesar Rp500 (Rp5.000 – Rp4.500).

II.2.5.2. Produk Agrikultural

Seekor domba yang memiliki harga Rp25.000 (nilai wajar dikurang biaya untuk

menjual). Domba tersebut tumbuh dan memiliki wol (bulu domba) yang dihargai

Rp10.000 (nilai wajar dikurang biaya untuk menjual). Sebagai hasil, keuntungan yang

diperoleh adalah sebesar Rp 10.000 (Rp 10.000 – Rp 0).

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

24  

Pada tanggal pemotongan, wol dihargai senilai Rp15.000 (nilai wajar dikurang

biaya untuk menjual). Keuntungan sebagai hasil dari panen adalah Rp5.000 (Rp15.000 –

Rp10.000).

II.2.6. Hibah Pemerintah

Dijelaskan dalam standar pada paragraf 34-38 mengenai hibah pemerintah. Telah

dijelaskan sebelumnya dalam bagian lain dari penelitian ini, bahwa yang dimaksud

dengan hibah pemerintah (government grants) adalah bantuan yang diberikan oleh

pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya kepada sebuah perusahaan sebagai

imbalan atas suatu pemenuhan kondisi tertentu yang terkait dengan aktivitas operasi

perusahaan baik di masa yang lalu maupun di masa yang akan datang.

Hibah pemerintah dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu hibah

kondisional (conditional) dan hibah tidak kondisional (unconditional). Yang dimaksud

dengan hibah pemerintah kondisional adalah hibah dari pemerintah yang terkait

kepada sebuah aset biolojik yang diukur pada nilai wajar dikurang biaya untuk menjual,

yang dimana perusahaan diwajibkan untuk memenuhi semua kondisi tertentu yang

disyaratkan oleh pemerintah, dan perusahaan dapat mengakui hibah pemerintah dalam

rugi/laba, saat dan hanya saat, kondisi yang terkait dengan hibah pemerintah telah

dipenuhi. Sedangkan, hibah pemerintah tidak kondisional adalah hibah dari

pemerintah yang terkait dengan aset biolojik yang diukur pada nilai wajar dikurang

biaya untuk menjual yang dapat diakui dalam rugi/laba saat, dan hanya saat, hibah

pemerintah menjadi piutang (berhak untuk diterima).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

25  

Dalam keadaan tertentu, hibah pemerintah tidak dikaitkan dengan IAS 41.

Bahwa bila suatu hibah dari pemerintah terkait dengan suatu aset biolojik yang diukur

pada biaya dikurang segala akumulasi depresiasi dan akumulasi kerugian penurunan

nilai, maka perlakuan akuntansi terhadap hibah pemerintah tersebut akan terkait dengan

IAS 20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance.

II.3. Pengungkapan

Sebagaimana dimuat dalam IAS 41 paragraf 40 sampai dengan 49, secara umum

perusahaan diharuskan melakukan pengungkapan-pengungkapan sebagai berikut:

- Agregat keuntungan atau kerugian yang terjadi di periode tertentu:

a. Pada saat pengakuan awal dari aset biolojik dan produk agrikultural

b. Dari perubahan nilai wajar (dikurang biaya untuk menjual) dari aset biolojik

- Sebuah penjelasan untuk masing-masing kelompok aset biolojik

- Sifat dari aktivitas perusahaan untuk masing-masing kelompok aset biolojik

- Pengukuran atau estimasi non-keuangan dari kuantitas fisik setiap kelompok dari

aset biolojik yang dimiliki perusahaan pada akhir periode, dan keluaran produk

agrikultural selama periode tertentu

- Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam menentukan nilai wajar

untuk setiap kelompok dari produk agrikultural saat titik panen dan untuk setiap

kelompok aset biolojik

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

26  

- Nilai wajar dikurang biaya untuk menjual dari produk agrikultural yang telah

dipanen selama periode tertentu, ditentukan saat titik panen

- Keberadaan dan nilai perolehan untuk aset biolojik yang bersifat terbatas, dan

nilai perolehan dari aset biolojik yang dikaitkan sebagai jaminan hutang.

- Nilai komitmen untuk pengembangan atau akuisisi dari aset biolojik

- Strategi-strategi manajemen resiko finansial yang terkait dengan aktivitas

agrikultural

Pada IAS 41 paragraf 50, juga dinyatakan bahwa perusahaan harus menyajikan

rekonsiliasi dari perubahan nilai perolehan dari aset biolojik antara awal dan akhir dari

periode sekarang. Rekonsiliasi tersebut termasuk:

- Keuntungan/kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurang biaya

untuk menjual

- Peningkatan disebabkan oleh pembelian

- Penurunan yang berasal dari penjualan dan aset biolojik yang diklasifikasi

sebagai dimiliki untuk dijual (atau dimasukkan ke dalam sebuah kelompok

pelepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai IFRS 5

Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations

- Penurunan disebabkan oleh panen

- Peningkatan disebabkan oleh kombinasi bisnis (business combinations)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

27  

- Agregat pertukaran bersih (net) yang timbul pada translasi dari laporan

keuangan kepada satuan mata uang presentasi yang berbeda, dan pada translasi

dari operasi luar negeri kepada presentasi satuan mata uang presentasi dari entitas

pelapor

- Perubahan lainnya.

Sesuai dengan IAS 41, paragraf 54 sampai dengan 56, perusahaan juga harus

melakukan pengungkapan terhadap aset biolojik yang nilai wajarnya tidak dapat diukur

dengan andal. Pengungkapan yang harus dilakukan, antara lain:

- Penjelasan aset biolojik

- Penjelasan mengenai mengapa nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal

- Jika memungkinkan, kisaran perkiraan dimana nilai wajar sangat mungkin tidak

dapat dipercaya

- Metode depresiasi yang digunakan

- Masa manfaat atau tarif depresiasi yang digunakan

- Nilai perolehan kotor (gross) dan akumulasi depresiasi (digabungkan dengan

akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode

- Keuntungan/kerugian pada saat pelepasan (disposal) aset biolojik

- Sebuah rekonsiliasi perubahan nilai perolehan (terpisah dari yang disyaratkan

oleh paragraf 50), yang ditambahkan dengan perhitungan kerugian penurunan

nilai, jurnal pembalik dari penurunan nilai dan depresiasi (deplesi)

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting ...thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00102 AK BAB II.pdf · diaplikasikan secara internasional yang memungkinkan keterbandingan

28  

- Apabila terdapat aset biolojik (yang sebelumnya diukur pada biaya dikurang

segala akumulasi depresiasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai) yang nilai

wajarnya dapat diukur kembali dengan andal pada suatu periode, maka

perusahaan harus mengungkapkan; (1) penjelasan dari aset biolojik tersebut, (2)

penjelasan mengenai mengapa nilai wajar menjadi dapat diukur dengan andal,

dan (3) efek dari perubahan tersebut.

Sedangkan, IAS 41 pada paragraf 57 mengharuskan pengungkapan segala hibah

pemerintah yang diterima oleh perusahaan terkait dengan aset biolojik yang dimilikinya,

antara lain:

- Sifat dan jangkauan dari hibah pemerintah yang diakui di laporan keuangan

- Kondisi yang tidak terpenuhi dan kontinjensi lainnya yang terkait kepada hibah

pemerintah, dan

- Ekspektasi penurunan tingkat hibah pemerintah yang signifikan.