bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id · dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Rekrutmen
2.1.1. Pengertian Rekrutmen
Secara umum pengertian rekrutmen adalah proses penarikan sejumlah calon
yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. Proses ini dilakukan dengan
mendorong atau merangsang calon yang mempunyai potensi untuk mengajukan
lamaran dan berakhir dengan didapatkannya sejumlah calon. Perekrutan menjadi
salah satu kegiatan yang sangat penting dalam manajemen sumber daya manusia
sebab sebagai awal dari kegiatan untuk mendapatkan pegawai yang tepat untuk
mengisi jabatan yang kosong.
Rekrutmen menurut Veithzal Rivai (2009:147) adalah “Serangkaian yang
dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan
membutuhkan lowongan kerja sampai mendapatkan calon karyawan yang
diinginkan atau kualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada, yang
mana pada hakikatnya rekrutmen merupakan proses menentukan dan menarik
pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan”.
Proses ini dimulai ketika pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-
lamaran mereka diserahkan atau dikumpulkan. Hasil dari proses tersebut adalah
merupakan sekumpulan pelamar calon karyawan baru untuk diseleksi dan dipilih.
Rekrutmen juga dapat dikatakan sebagai proses untuk mendapatkan sejumlah
sumber daya manusia (karyawan) yang berkualitas untuk menduduki suatu
pekerjaan atau jabatan dalam suatu perusahaan.
Rekrutmen menurut Malaya Hasibuan (2009:40),“Penarikan (Recruitment)
adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja jika penarikan berhasil
artinya banyak pelamar yang memasukkan lamaran-lamarannya, peluang untuk
8
mendapatkan karyawan yang baik terbuka lebar, karena perusahaan dapat memilih
terbaik dari yang baik”.
Rekrutmen menurut Henry Simamora Rekrutmen (Recruitment) merupakan
“Serangkaian aktivitas untuk mencari dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi
kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diartikan bahwa rekrutmen
adalah proses penarikan karyawan untuk mengisi kekosongan pada bagian divisi
yang sedang dibutuhkan pada suatu organisasi atau perusahaan tersebut..
2.1.2. Tujuan Rekrutmen
Dalam Rekrutmen mempunyai tujuan yaitu menerima pelamar sebanyak
banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan organisasi dari berbagai sumber
sehingga memungkinkan akan terjaring calon pegawai dengan kualitas tertinggi
dari yang terbaik (Rivai dan Sagala, 2011).
Aktivitas rekrutmen menyisihkan pelamar yang tidak tepat dan
memfokuskan upayanya pada calon yang akan dipanggil kembali (Simamora,
2001). Aktivitas rekrutmen dapat membangun opini publik yang menguntungkan
dengan cara mempengaruhi sikap para pelamar sedemikian rupa terlepas mereka
diangkat atau tidak. Program rekrutmen yang baik perlu melayani banyak tujuan
yang terkadang bertentangan. Tujuan utama rekrutmen adalah menemukan
pelamar-pelamar berkualitas yang akan tetap bersama organisasi dengan biaya
yang paling minim.
Menurut Henry Simamora (2014) proses rekrutmen memiliki beberapa
tujuan, antara lain:
9
1. Menemukan pelamar-pelamar berkualifikasi yang akan tetap bersama
perusahaan dengan biaya paling sedikit.
2. Tujuan pascapengangkatan (posthiring goals) perlu pula dipikirkan proses
rekrutmen harus menghasilkan karyawan yang merupakan pelaksana yang
baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang
wajar.
3. Tujuan yang mempunyai efek luberan (spillovers effects) yakni citra umum
organisasi harus menanjak dan bahkan pelamar yang gagal haruslah
mempunyai kesan positif terhadap perusahaan dan produk-produknya.
2.1.3. Proses Rekrutmen
Proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, Menurut Simamora
(2014:179) :
1. Penyusunan strategi untuk merekrut
Didalam penyusunan strategi ini departemen sumber daya manusia
bertanggung jawab didalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan,
bagaimana karyawan akan direkrut, di mana, dan kapan.
2. Pencarian pelamar-pelamar kerja
Setelah rencana dan strategi perekrutan disusun, aktivitas perekrutan
sesungguhnya bisa berlangsung, melalui sumber-sumber perekrutan yang
ada.Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak
perekrut di dalam menginformasikan lowongan, slaah satunya adanya ikatan
kerjasama yang baik antara perusahaan dengan sumber-sumber perekrutan
eksternal seperti sekolah, universitas.
10
3. Penyisihan pelamar-pelamar yang tidak cocok / penyaringan
Setelah lamaran-lamaran diterima, haruslah disaring guna menyisihkan
individu yang tidak memenuhi syarat berdasarkan kualifikasi-kualifikasi
pekerjaan. Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya
untuk membendung diskualifikasi karena alas an yang tidak tepat, sehingga
di dalam proses ini dibutuhkan kecermatan dari pihak penyaring.
4. Pembuatan kumpulan pelamar
Kelompok pelamar (applicant pool) terdiri atas individu-individu yang telah
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh perekrut dan merupakan
kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.
2.1.4. Metode Rekrutmen
Metode yang biasa digunakan oleh organisasi dalam merekrut pegawai
disajikan dalam Tabel 2.1.
TABEL II.1
Metode Rekrutmen
No. Metode Penjelasan
1. Teori Deret Menentukan jumlah pegawai yang bekerja atas bervariasi
setiap harinya. Misalnya, berapa jumlah pewawancara yang
diperlukan apabila datangnya pelamar tidak teratur atau
tidak dapat dipastikan.
2. Sampel Pengontrolan daftar inventaris pembukuan, kesimpulan ciri-
ciri populasi pegawai dan tingkat reliabilitas yang khusus.
3. Program Linear Menetapkan sumber-sumber yang jarang dalam kebiasaan
yang umum dalam suatu organisasi. Memilah-milah calon
pegawai melalui simbol-simbol atau variabel-variabel yang
diterima untuk menjadi linear.
4 Teori Keputusan Badan eksekutif yang menetapkan langsung calon mana
yang akan direkrut dan berapa banayk jumlah pekerja yng
dibutuhkan.
11
5 Korelasi Membandingkan korelasi fungsional departemen, terisi satu
apakah menyebabkan terganggunya departemen yang lain.
6 Teori Permainan Metode ini menyajikan rekrutmen melalui persaingan antara
pelamar kerja.
7 Metode Nomor
Indeks
Ukuran dari turun naiknya harga, jumlah kegiatan organisasi
dikaitkan dengan suatu produk, disajikan dalam nomor
variabel.
8 Analisis Rentetan
Waktu
Penafsiran penarikan pegawai, biaya pelatihan, dan
produksi, dalam suatu periode tertentu.
9 Simulasi Pengetesan pekerja melalui suatu simulasi proses pekerjaan
rutin dalam jangka pendek atau pada waktu tes.
10 Teknik Review
Program Evaluasi
Memberi gambaran kepada calon pegawai yang diterima
tentang jaringan kejadian dan kegiatan kerja, penetapan
sumber-sumber, pertimbangan waktu dan ongkos, menyusun
jaringan, dan saluran kritik dari prosedur rekrutmen.
11 Statistik Chart
Kontrol Kualitas
Menentukan kelas-kelas departemen dengan kualifikasi
syarat pekerja untuk dapat memasukinya sehingga dapat
mengontrol dan menentukan pekerja.
12 Model Inventori Menentukan pegawai dihubungkan dengan inventaris
organisasi.
13 Metode Integrasi
Produksi
Mengurangi sekecil mungkin biaya pekerja, produksi, dan
inventaris.
Sumber: Donni Juni Priansa, Perencanaan & Pengembangan SDM, Bandung: Alfabeta, 2014.
2.1.5. Sumber – Sumber Rekrutmen
Ada dua sumber utama rekrutmen,Menurut Simamora (2014:185) yang
dapat digunakan sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal ( internal
sources) berkenaan dengan karyawan-karyawan yang ada saat ini dalam
organisasi. Sumber eksternal (external sources) adalah individu yang saat ini tidak
dikaryakan oleh organisasi.Perusahaan dapat memperoleh orang yang direkrut
dari kedua sumber ini.
Kebijakan sumber daya manusia juga mempengaruhi keputusan untuk
merekrut dari sumber internal dan eksternal. Sekiranya manajemen menganggap
sumber daya manusia sebagai aset untuk dikembangkan dan dipelihara, mereka
12
akan menggunakan penarikan internal sekiranya dimungkinkan. Atau, jikalau
manajemen memandang karyawan sebagai biaya yang harus dikendalikan dan
dikurangi, mereka kemungkinan akan merekrut secara eksternal.
1. Sumber Internal
Saat perusahaan atau organisai terdapat kekosongan jabatan, tempat pertama
yang harus dilirik oleh perusahaan untuk penggantian adalah di dalam
dirinya sendiri.Melalui kebijakan rekrutmen internal, karyawan dari dalam
perusahaan diberi kesempatan pertama untuk mengisi jabatan yang kosong.
Karyawan yang ada saat ini merupakan sumber rekrutmen yang sangat
efektif. Hal ini disebabkan karena kalangan karyawan yang ada sekarang
mengetahui ekspektasi perusahaan menyangkut kinerja, keahlian dan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk berbagai pekerjaan, dan sikap yang
diperlukan bagi keanggotaan organisasional mereka dapat mengidentifikasi
individu (termasuk mereka sendiri) yang akan memberikan kontribusi secara
efektif.
Kebijakan rekrutemen dari sumber internal direkomendasikan sepanjang
tersedia karyawan yang berkualifikasi baik.Tetapi jikalau keahlian khusus
diperlukan, perusahaan harus menggunakan sumber rekrutmen eksternal
untuk mengisi posisi.Sekiranya dianggap perlu, hal ini harus dijelaskan
kepada setiap karyawan yang mungkin terlibat atau berkepentingan
dengannya.
2. Sumber Ekternal
Dalam sumber rekrutmen eksternal meliputi individu-individu yang saat ini
bukan merupakan anggota organisasi.Manfaat terbesar rekrutmen dari
13
sumber eksternal adalah bahwa jumlah pelamar yang lebih banyak dapat
direkrut.Hal ini tentunya mengaruh kepada kelompok pelamar yang lebih
besar dan lebih kompeten daripada yang normalnya dapat direkrut secara
Internal. Pelamar dari luar sudah tentu membawa ide, teknik kerja, metode
produksi, atau pelatihan yang baru ke dalam organisasi yang nantinya akan
menghasilkan wawasan baru ke dalam profitabilitas.
Kebijakan rekrutmen eksternal mempunyai beberapa kelebihan:
a. Orang-orang yang direkrut dari luar membawa beragam ide dan
wawasan baru ke dalam perusahaan. Mereka juga mampu
mengadakan perubahan di dalam organisasi tanpa harus
menyenangkan kepentingan kelompok.
b. Rekrutmen pelamar dari luar untuk lapisan menengah dan yang di
atasnya akan mengurangi pertikaian di antara kalangan karyawan
karena perebutan promosi. Tatkala pertikaian kian tajam, organisasi
mulai lebih banyak merekrut dari sumber eksternal guna
meredakan perselisihan internal.
c. Tidak banyak mengubah hierarki organisasional yang ada sekarang.
Kebijakan rekrutmen eksternal juga mempunyai beberapa kelemahan
yaitu :
a. Perusahaan menanggung risiko dalam mengangkat seseorang dari
luar organisasi karena kecakapan dan kompetensi orang itu tidak
dinilai dari tangan pertama.
14
b. Perusahaan menanggung biaya kesempatan karena kehilangan
waktu yang terjadi pada saat orang tersebut diorientasikan pada
pekerjaan yang baru.
c. Seandainya pengangkatan dari luar sering terjadi karyawan-
karyawan yang ada sekarang dapat menjadi tidak puas karena
mereka tidak mendapat kesempatan promosi.
d. Tidak ada informasi yang tersedia mengenai kemampuan individu
dalam menyesuaikan diri dengan organisasi yang baru.
2.1.6. Kendala Rekrutmen
Menurut Simamora (2014:174) Perekrut yang sukses harus peka terhadap
kendala rekrutmen.Kendala ini muncul dari organisasi, perekrut, dan lingkungan
eksternal. Kendala yang lazim dijumpai dalam rekrutmen meliputi:
1. Karakteristik Organisasional mempengaruhi desain dan implementasi sistem
rekrutmen. Sebagai contoh, organisasi yang menekankan pengambilan
keputusan secara terdesentralisasi lebih siap menerima keputusan manajer
seputar aktivitas rekrutmen dan pemilihan kelompok pelamar. Organisasi di
mana komunikasi lateral adalah lumrah dapat lebih bergantung pada
perpindahan internal karyawan untuk mengisi posisi yang kosong.
Organisasi yang mengecilkan arti promosi dari dalam hierarki haruslah lebih
bergantung pada iklan, penggunaan agen tenaga kerja, dan perekrutan dari
kampus sebagai jalur untuk mengembangkan kelompok pelamar.
2. Citra Organisasi yaitu pelamar kerja biasanya tidak berminat dalam mencari
lapangan kerja di dalam organisasi tertentu. Citra organisasi, dengan
15
demikian hendaknya dipertimbangkan pula sebagai kendala potensial.
Sekiranya citra organisasi dianggap rendah, kemungkinan untuk memikat
banyak pelamar akan berkurang. Perusahaan yang mempunyai citra sangat
positif di kalangan pelamar tidak akan mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan banyak calon pelamar.
3. Kebiijakan Organisasional adalah Informasi analisis pekerjaan dan
perencanaan kepegawaian mengarahkan perekrut dalam mengambil
keputusan mengenai sumber dan saluran rekrutmen yang tepat serta
mengevaluasi proses rekrutmen. Sungguhpun demikian, kebijakan
rekrutmen organisasi juga mengarahkan perekrut dalam membuat keputusan
penarikan.
4. Rencana Strategik dan Rencana Sumber Daya Manusia yaitu Rencana
strategic (strategic plans) menunjukkan arah perusahaan dan menetapkan
jenis tugas dan pekerjaan yang perlu dilaksanakan. Rencana sumber daya
manusia menguraikan pekerjaan mana yang harus diisi dengan merekrut
secara eksternal, dan yang mana yang akan diisi secara internal. Penempatan
Internal jauh lebih murah dan lebih cepat daripada rekrutmen eksternal,
meskipun kumpulan calon yang tersedia terbatas.
5. Kebiasaan Perekrut Kesuksesan perekrut di masa lalu dapat berubah
menjadi kebiasaan. Memang, kebiasaan dapat menghilangkan keputusan
yang memakan waktu yang membuahkan jawaban yang sama. Sekalipun
demikian, kebiasaan dapat pula meneruskan kesalahan di masa lalu atau
menghindari alternative yang lebih efektif.
16
6. Kondisi Eksternal Kondisi pasar tenaga kerja merupakan faktor utama
dalam lingkungan eksternal yang mempengaruhi penarikan. Pasar tenaga
kerja mempengaruhi rekrutmen melalui cara yaitu apabila terdapat surplus
tenaga kerja tatkala berlangsung rekrutmen, bahkan usaha informal
perekrutan pun akan menarik lebih dari cukup pelamar. Tetapi selama
periode lapangan kerja penuh (full employment), rekrutmen yang cekatan
dan melelahkan barangkali diperlukan untuk memikat setiap pelamar yang
memenuhi pengharapan perusahaan.
7. Daya Tarik Pekerjaan Seandainya posisi yang akan diisi bukanlah pekerjaan
yang menarik, pererkrutan sejumlah pelamar yang yang berbobot akan
menjadi tugas yang sulit. Banyak perusahaan yang mengeluh tentang
sulitnya menemukan individu yang memenuhi syarat untuk mengisi posisi
kesekretaritan. Biasanya pekerjaan seperti ini bagi kalangan wanita. Namun,
karena samakin meluasnya kesempatan kerja untuk kaum wanita, pekerjaan
ini lambat-laun menjadi kurang diminati. Setiap pekerjaan yang dianggap
membosankan, berbahaya, menimbulkan kegelisahan, bergaji rendah, atau
tidak memiliki potensi promosi jarang yang mampu memikat banyak
pelamar.
8. Persyaratan Pekerjaan Perusahaan menawarkan sebuah pekerjaan dengan
imbalan dan persyaratan tertentu, dan memiliki ekspektasi tertentu pula
mengenai tipe orang-orang yang sedang dicari.
17
2.2. Seleksi
2.2.1. Pengertian Seleksi
Proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang teramat penting
dalam keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian
karean apakah dalam organisasi terdapat sekelompok pegawai yang memenuhi
tuntutan oranisasional atau tidak sangat tergantung pada cermat tidaknya proses
seleksi itu dilakukan.
Menurut Simamora (2014:202) Seleksi adalah proses pemilihan dari
sekelompok pelamar, orang atau orang-orang yang paling memenuhi kriteria
seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada saat ini yang
dilakukan oleh perusahaan. Definisi ini menekankan aspek efektivitas
seleksi.Meskipun demikian, keputusan seleksi mestilah juga efisien.Seleksi harus
meningkatkan proporsi karyawan sukses yang terpilih dari sekelompok pelamar
dengan biaya semurah mungkin.
2.2.2. Tujuan Seleksi
Seleksi merupakan fungsi yang penting karena berbagai macam keahlian
yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya diperoleh melalui
proses seleksi.
Tujuan proses seleksi adalah untuk mencocokan orang dengan pekerjaannya
secara benar, sedangkan tujuan utamanya adalah untuk membuat prediksi yang
akurat tentang pelamar.
Adapun tujuan seleksi penerimaan karyawan menurut Hasibuan (2008:49)
adalah :
18
1. Karyawan yang qualified dan potensial.
2. Karyawan yang jujur dan berdisiplin.
3. Karyawan yang cakap dengan penempatannya yang tepat.
4. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.
5. Karyawan yang memenuhi persyaratan undang-undang perburuhan.
6. Karyawan yang dapat bekerja sama baik secara vertical maupun horizontal.
7. Karyawan yang dinamis dan kreatif.
8. Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab sepenuhnya.
9. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
10. Mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan.
11. Karyawan yang mudah dikembangkan pada masa depan.
12. Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri.
13. Karyawan yang mempunyai perilaku dan budaya malu.
2.2.3. Faktor – Faktor yang harus Diperhitungkan dalam Seleksi
Umum dimaklumi bahwa proses seleksi bukanlah kegiatan yang berdiri
sendiri. Artinya dalam melakukan kegiatan seleksi berbagai masukan perlu pula
diperhitungkan dan dipertimbangkan.
Hasil rekrutmen juga merupakan faktor yang tidak bisa tidak harus
diperhitungkan. Artinya jenis dan sifat berbagai langkah yang harus diambil
dalam proses seleksi tergantung pada hasil rekrutmen.
Disamping itu, dalam menentukan jenis dan langkah-langkah dalam proses
seleksi, Menurut H, Septian (2015) empat macam tantangan perlu diperhatikan
dan dihadapi oleh para petugas seleksi, yaitu :
19
a. Penawaran tenaga kerja.
b. Tantangan etis.
c. Tantangan organisional dan
d. Kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan.
2.2.4. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Seleksi
Menurut Simamora (2014:221) Prosedur seleksi dibuat dan disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan kepegawaian organisasi. Kecermatan proses seleksi
tergantung beberapa faktor, yaitu :
1. Pertimbangan Pertama, Konsekuensi seleksi yang salah haruslah
diperhitungkan.
2. Pertimbangan Kedua yang mempengaruhi kecermatan proses seleksi adalah
kebijakan perusahaan dan sikap manajemen puncak.
3. Pertimbangan Ketiga, menyangkut waktu yang tersedia untuk mengambil
keputusan seleksi.
4. Pertimbangan Keempat, pendekatan seleksi yang berbeda umumnya
digunakan untuk mengisi posisi-posisi di jenjang yang berbeda di dalam
organisasi.
5. Pertimbangan Kelima, sector ekonomi dimana individu akan dikaryakan
swasta, pemerintahan, atau organisasi nirlaba dapat juga mempengaruhi
proses seleksi.
20
2.2.5. Langkah – Langkah Proses Seleksi
Dalam suatu proses seleksi banyaknya tahapan dalam proses seleksi dan
urut-urutannya bervariasi tidak hanya pada organisasi, tetapi juga pada tipe dan
tingkat pekerjaan yang akan diisi, biaya pelaksanaan fungsi tertentu di setiap
tahap, dan efektivitas setiap tahap dalam menyaring kandidat yang tidak
memenuhi syarat. Menurut Simamora (2014:222) Tahap-tahap dalam proses
seleksi yang biasanya digunakan terdiri atas :
1. Tahap Pertama : Wawancara Saringan Pendahuluan
2. Tahap Kedua : Pengisian Formulir Lamaran
3. Tahap Ketiga : Wawancara Kerja
4. Tahap Keempat : Tes Seleksi
5. Tahap Kelima : Pemeriksaan Referensi dan Latar Belakang
6. Tahap Keenam : Pemeriksaan Fisik
7. Tahap Ketujuh : Wawancara Dengan Penyelia
8. Tahap Kedelapan : Keputusan Pengangkatan
2.2.6. Karakteristik Tes Dalam Seleksi
Karakteristik tes dalam seleksi menurut Marwansyah (2010:133) adalah
sebagai berikut :
1. Standarisasi yaitu sebuah tes yang baik harus memiliki keseragaman
prosedur dan kondisi bagi semua peserta.
2. Obyektivitas yaitu untuk setiap jawaban yang sama, harus diberikan hasil/
nilai yang sama. Hasil atau nilai tes tidak boleh didasarkan atas
subyektivitas terhadap aspek-aspek tertentu dari peserta tes.
21
3. Norma yaitu setiap tes harus memiliki, yakni kerangka acuan untuk
membandingkan prestasi seorang pelamar dengan pelamar yang lain.
4. Reliabilitas yaitu sebuah alat seleksi yang memberikan hasil yang konsisten
setiap kali seseorang menempuh tes tersebut.
5. Validitas yaitu alat seleksi yang berhubungan secara signifikan dengan
kinerja atau dengan kriteria lain yang relavan.
2.2.7. Kendala Seleksi
Menurut Hasibuan (2012), kendala seleksi sebagai berikut:
1. Tolak ukur yaitu kesulitan untuk menentukan standar yang akan digunakan
mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif. Misalnya :
kejujuran, kesetian, dan prakarsa dari pelamar mengalami kesulitan. Bobot
nilai yang diberikan didasarkan pada pertimbangan yang subjektif.
2. Penyeleksi, yaitu kesulitan mendapatkan penyeleksi yang tepat, jujur dan
objektif penilaiannya. Penyeleksi sering memberikan nilai atas
pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirannya, bahkan pengaruh dari
efek “halo” sulit dihindarkan.
3. Pelamar, yaitu kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari
pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal
yang baik-baik saja tentang dirinya, sedangkan yang negatif disembunyikan.
4. Untuk mengurangi kendala-kendala ini, diperlukan kebijaksanaan seleksi
secara bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan
semakin cermat dan teliti penerimaan karyawan.