bab ii landasan teori · dengan bahasa pemrograman khususnya dalam pemrograman berbasis web antara...
TRANSCRIPT
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Web
Untuk membangun sebuah sistem berbasis web, pengembang setidaknya
harus memahami teori-teori yang berkaitan dengan teknologi web. Dengan
memahami teori-teori tersebut, sistem yang dibangun tentunya akan berjalan
dengan baik, mudah diimplementasikan dan mudah dalam perawatan.
A. Website
Menurut Sibero (2013:11) menyebutkan bahwa, “World Wide Web atau
dikenal juga dengan istilah web adalah sistem yang berkaitan dengan dokumen
digunakan sebagai media untuk menampilkan teks, gambar, multimedia dan lainnya
pada jaringan internet”. Sedangkan menurut Simarmata (2010:47) menyebutkan
bahwa:
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun
dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait
dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman
(hyperlink).
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa web merupakan sebuah aplikasi
yang dapat diakses melalui suatu jaringan yang dikenal dengan istilah jaringan
internet. Berikut ini beberapa istilah yang berkaitan dengan teknologi web antara
lain:
11
1. Internet (Interconnected Network)
Menurut Sibero (2013:10) menyebutkan bahwa, “Internet (Interconnected
Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan antar jaringan
secara global, internet dapat juga disebut jaringan dalam suatu jaringan yang
luas”. Jaringan-jaringan ini terhubung satu sama lain menggunakan berbagai
macam standar atau protokol. Salah satu protokol yang digunakan adalah
protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol).
2. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
Menurut Kustiyahningsih dan Anamisa (2011:7) menyebutkan bahwa,
“HTTP (Hypertext Transfer Protocol) adalah sekumpulan protokol yang
menentukan aturan yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau
mengambil suatu dokumen dan menyediakan dokumen yang diminta oleh
browser”.
3. URL (Uniform Resource Locator)
Dalam situs www.pengertianku.net dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
URL (Uniform Resource Locator) adalah rangkaian karakter menurut format
standar tertentu yang digunakan untuk menunjukan alamat dari suatu
dokumen yang ada di internet. Secara umum, URL dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
a. Absolute URL, yaitu URL yang penulisan lokasi dokumennya dituliskan
secara lengkap dengan menyertakan nama dari domain. Contoh:
http://www.domain.com/images/logo.jpg.
b. Relative URL, yaitu URL yang penulisan alamatnya bersifat relatif
terhadap alamat URL yang sedang aktif. Contoh: images/logo.jpg.
12
4. Web Browser
Menurut Kustiyahningsih dan Anamisa (2011:8) menyebutkan bahwa, “Web
Browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan informasi dari
server web”. Beberapa contoh web browser antara lain Internet Expolorer
(IE), Google Chrome, Mozilla Firefox dan Opera.
5. Web Server
Menurut Kustiyahningsih dan Anamisa (2011:4) menyebutkan bahwa, “Web
Server (server web) adalah komputer yang digunakan untuk menyimpan
dokumen-dokumen, komputer ini akan melayani permintaan dokumen web
dari kliennya”. Web Browser seperti Internet Explorer berkomunikasi melalui
jaringan internet dengan server web menggunakan protokol HTTP.
B. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah bahasa komputer untuk yang digunakan dalam
menulis program” (Munir, 2011:13). Beberapa teori dan teknologi yang berkaitan
dengan bahasa pemrograman khususnya dalam pemrograman berbasis web antara
lain:
1. HTML (Hypertext Markup Language)
HTML merupakan bahasa yang digunakan untuk membuat website. Bahasa
ini menggunakan tag-tag yang mendeklarasikan dan memerintahkan browser
untuk menampilkan dokumen website. Lebih jelas Simarmata (2010:52)
menyebutkan bahwa, “HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa
markup untuk menyebarkan informasi pada web”. Sedangkan menurut
13
Kustiyahningsih dan Rosa Anamisa (2011:13) menjelaskan bahwa, “HTML
merupakan file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang”.
2. CSS (Cascading Style Sheets)
Menurut Kustiyahningsih dan Anamisa (2011:47) menyatakan bahwa, “CSS
(Cascading Style Sheets) adalah kumpulan kode-kode yang berurutan dan
saling berhubungan untuk mengatur format atau tampilan suatu halaman
HTML”.
3. Javascript
Menurut Kustiyahningsih dan Anamisa (2011:65) menjelaskan bahwa,
“Javascript adalah bahasa pemrograman untuk memberikan kemampuan
tambahan terhadap bahasa HTML dengan mengijinkan pengeksekusian
perintah-perintah di sisi user artinya di sisi browser bukan di sisi server web”.
Umumnya, Javascript digunakan untuk memanipulasi elemen-elemen
HTML, melakukan mengambil data dari server dan dapat juga digunakan
untuk mengolah kode-kode CSS.
4. PHP (Personal Home Page)
PHP (Personal Home Page) merupakan bahasa pemrograman yang befungsi
untuk menciptakan operasi dinamis. Maksud dinamis di sini bisa berupa
perhitungan logika, tambah data, tampil, sunting dan hapus data (Saputra:
2011:44).
5. SQL (Structure Query Language)
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2014:46) menyebutkan bahwa, “SQL
(Structure Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengelola
data pada RDBMS”. RDBMS (Relational Database Management System)
14
merupakan sebuah aplikasi yang melayani sistem basis data yang di dalam
nya terdapat tabel-tabel yang saling berelasi satu sama lain. Beberapa aplikasi
basis data yang sering digunakan dalam pengolahan data antara lain MySQL,
MariaDB, SQL Server, Oracle dan PostgreSQL.
6. XAMPP
Menurut Prasetya (2013:4) menjelaskan bahwa, “XAMPP adalah sebuah
aplikasi atau perangkat lunak yang dapat menjadikan komputer kita menjadi
sebuah web server”. Kegunaan XAMPP ini untuk membuat jaringan hosting
lokal sendiri. XAMPP terdiri dari aplikasi penunjang seperti PhpMyAdmin
dan Apache.
7. Adobe Dreamweaver
Dalam situs www.plimbi.com disebutkan bahwa Adobe Dreamweaver
merupakan perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Adobe Systems yang dapat
digunakan sebagai aplikasi untuk merancang serta mengembangkan website
berbasis WYSIWYG (What You See Is What You Get).
8. Adobe Photoshop
Adobe Photoshop atau yang biasa disebut Photoshop adalah perangkat lunak
pengolah citra yang dikembangkan oleh Adobe Systems yang dikhususkan
untuk pengeditan foto atau gambar dan pembuatan efek (Azis, 2013).
Pemanfaatan perangkat lunak ini dalam pengembangan web terutama untuk
menyunting gambar latar belakang, membuat logo website dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya.
15
9. CodeIgniter
Dalam situs www.ucoepoe.com dijelaskan bahwa CodeIgniter adalah sebuah
framework berbasis PHP yang kuat dengan footprint yang sangat kecil,
dibangun untuk pengembang yang membutuhkan toolkit sederhana dan
elegan untuk membangun aplikasi web dengan fitur lengkap. Masih dalam
situs yang sama dijelaskan juga bahwa CodeIgniter pertama kali ditulis oleh
Rick Ellis seorang musisi rock yang beralih profesi menjadi programmer
dalam riset kecil-kecilannya dan menghasilkan suatu framework PHP yang
berukuran kecil, ringan serta memenuhi fitur umum aplikasi PHP.
10. jQuery
Dalam situs ekajogja.com dijelaskan bahwa jQuery adalah pustaka Javascript
multiplatform yang dirancang untuk memudahkan penyusunan client-side
scripting pada file HTML. jQuery merupakan pustaka Javascript paling
populer saat ini, digunakan oleh 60% dari 10.000 website. Sintak jQuery
dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan pengembang website dalam
menavigasi dokumen, menyeleksi elemen-elemen DOM, menerapkan
animasi, mengaplikasikan events serta membangun aplikasi AJAX.
11. AngularJS
Dalam situs www.yudana.id disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
AngularJS adalah framework Javascript terstruktur untuk aplikasi web yang
dinamis. Framework ini mendukung penggunaan HTML sebagai bahasa
template dan memberikan keleluasaan pada pengembangan sintak HTML
untuk mengekspresikan komponen dari aplikasi secara baik dan ringkas. Data
16
binding dan dependency injection dapat mengeliminasi banyak kode yang
harus ditulis.
12. Google Maps API
Google Maps API (Application Program Interface) terdiri dari sekumpulan
kode-kode blok yang nantinya dapat digunakan untuk memodifikasi peta
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Google Maps API berisi seperangkat
rutin dan protokol untuk berinteraksi dengan perangkat lunak satu sama lain
(Akandi dalam Prabowo, dkk, 2014). Untuk dapat menggunakan Google
Maps Api, pengembang aplikasi harus sudah memiliki akun Google yang
akan digunakan untuk mendapatkan kode akses dari Google dalam bentuk
token.
C. Basis Data
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2014:43) menyebutkan bahwa “Sistem basis
data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data
yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.
Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan basis data.
Kebutuhan basis data dalam sistem informasi menurut Shalahuddin dan Rosa
(2014:44) meliputi:
1. Memasukan, menyimpan dan mengambil data.
2. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan.
Bentuk dari basis data dapat berupa suatu file teks maupun dalam bentuk
DBMS (Database Management System). DBMS adalah sebuah aplikasi yang
digunakan untuk menyimpan, mengelola dan menampilkan data. Suatu sistem
17
DBMS harus memenuhi beberapa persyaratan (Shalahuddin dan Rosa, 2014:45)
antara lain:
1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data.
2. Mampu menangani integritas data.
3. Mampu menangani akses data.
4. Mampu menangani backup data.
Aplikasi database (DBMS) yang digunakan dalam rancang bangun sistem ini
adalah MySQL. Menurut Kadir (2009:14) menyebutkan bahwa, “MySQL
merupakan salah satu database sever, yaitu sebuah program yang berfungsi untuk
mengolah, menyimpan dan memanipulasi data”. MySQL merupakan multiuser
database yang menggunakan SQL (Structure Query Language). MySQL memiliki
beberapa kelebihan seperti gratis, stabil, fleksibel, security yang baik dan mudah
digunakan.
D. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Menurut Shalahuddin dan Rosa (2014: 34) menyebutkan bahwa “Rapid
Application Development (RAD) adalah model proses pengembangan perangkat
lunak yang bersifat inkremental terutama untuk waktu pengerjaan yang pendek”.
RAD menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat.
Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini. Rapid
Application Development menggunakan metode iteratif (berulang) dalam
mengembangkan sistem dimana working model (model kerja) sistem
dikonstruksikan di awal tahap pengembangan dengan tujuan menetapkan
kebutuhan (requipment) pengguna.
18
Rapid Application Development (RAD) adalah metodologi pengembangan
perangkat lunak yang berfokus pada membangun aplikasi dalam waktu yang sangat
singkat. Istilah ini menjadi kata kunci pemasaran yang umum menjelaskan aplikasi
yang dapat dirancang dan dikembangkan dalam waktu 6090 hari, tapi itu awalnya
ditujukan untuk menggambarkan suatu proses pembangunan yang melibatkan
application prototyping dan iterative development.
Ada lima tahapan pengembangan dalam model RAD (Shalahuddin dan Rosa,
2014:35) yaitu:
1. Pemodelan Bisnis
Pemodelan bisnis dilakukan untuk memodelkan fungsi bisnis untuk
mengetahui informasi apa saja yang terkait proses bisnis, informasi apa saja
yang harus dibuat, siapa yang harus membuat informasi itu, bagaimana alur
informasi itu, proses apa saja yang terkait informasi itu.
2. Pemodelan Data
Memodelkan data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan pemodelan basis
bisnis dan mendefinisikan atribut-atributnya beserta relasinya dengan data-
data yang lain.
3. Pemodelan Proses
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinisikan terkait dengan
pendefinisian data.
4. Pembuatan Aplikasi
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data menjadi program. Model
RAD sangat menganjurkan pemakaian komponen yang sudah ada jika
dimungkinkan.
19
5. Pengujian dan Penggantian
Menguji komponen-komponen yang dibuat. Jika sudah teruji maka tim
pengembang komponen dapat beranjak untuk mengembangkan komponen
berikutnya.
Sumber: Shalahuddin dan Rosa (2014:35)
Gambar II.1. Ilustrasi Model RAD
2.2. Teori Pendukung
Selain memahami tentang konsep dasar web secara umum, pengembang juga
harus memahami teori-teori yang lebih spesifik berkaitan dengan sistem yang akan
dibangun dalam hal ini sistem informasi geografis rute angkutan umum.
A. Use Case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.
20
Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang akan ada
di dalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-
fungsi itu (Shalahuddin dan Rosa, 2014:155).
B. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada
perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa diagram aktivitas
menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas
yang dapat dilakukan oleh sistem (Shalahuddin dan Rosa, 2014:161).
C. ERD (Entity Relationship Diagram)
Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan
berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD memiliki beberapa
aliran notasi seperti notasi Chen yang dikembangkan oleh Peter Chen, notasi
Barker yang dikembangkan oleh Richard Barker, Ian Palmer dan Harry Ellis,
notasi Crow’s Foot dan beberapa notasi lain. Namun yang lebih banyak digunakan
adalah notasi dari Chen (Shalahuddin dan Rosa, 2014:50).
1. Komponen ERD
Yakub (2008:25) memberikan batasan bahwa ERD terbagi atas tiga
komponen yaitu:
21
a. Entitas (Entity)
Yaitu sesuatu yang nyata atau abstrak dimana kita akan menyimpan
data. Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang dan
penamaannya menggunakan kata benda tunggal.
b. Atribut (Attribute)
Yaitu ciri umum semua atau sebagian besar instan pada entitas tertentu.
Sebutan lain dari atribut adalah properti, elemen data dan field. Sebuah
atribut atau kombinasi atribut yang mengidentifikasikan satu atau hanya
satu instan pada entitas disebut kunci utama (primary key). Atribut
dinyatakan menggunakan simbol ellipse dan dihubungkan dengan
entitas yang bersangkutan menggunakan garis. Penamaan atribut
menggunakan kata benda tunggal dan dituliskan di dalam simbol ellipse
tersebut.
c. Relasi (Relationship)
Yaitu hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas.
Kardinalitas menentukan kejadian suatu entitas untuk satu kejadian
pada entitas yang berhubungan. Relasi dinyatakan dengan simbol belah
ketupat (diamond). Penamaan relasi dengan kata kerja aktif tunggal dan
dituliskan di dalam simbol belah ketupat.
2. Kardinalitas (Cardinality)
Pemetaan kardinalitas relasi menyatakan jumlah entitas dimana entitas yang
lain dapat dihubungkan ke entitas tersebut melalui sebuah himpunan relasi.
Untuk suatu himpunan relasi biner R antara entitas A dan B, pemetaan
kardinalitasnya harus salah satu dari kardinalitas berikut:
22
a. One to One (satu ke satu)
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada B dan sebuah entitas pada B berhubungan dengan paling banyak
satu entitas pada A.
b. One to Many (satu ke banyak)
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada
B. Sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan paling banyak satu
entitas pada A.
c. Many to One (banyak ke satu)
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan paling banyak satu entitas
pada B. Sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau lebih
entitas pada A.
d. Many to Many (banyak ke banyak)
Sebuah entitas pada A berhubungan dengan nol atau lebih entitas pada
B dan sebuah entitas pada B dapat dihubungkan dengan nol atau lebih
entitas pada A.
3. Derajat Relasi (Relationship Degree)
Derajat relasi adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relasi
(relationship). Derajat relasi yang sering digunakan dalam ERD antara lain:
a. Unary Relationship
Yaitu model relasi yang terjadi diantara entitas yang berasal dari
himpunan entitas yang sama. Model ini disebut sebagai Recursive
Relationship.
23
b. Binary Relationship
Yaitu model relasi antara instan-instan dari suatu tipe entitas (dua
entitas yang berasal dari himpunan yang sama). Model ini paling umum
digunakan dalam pembuatan model data.
c. Ternary Relationship
Yaitu model relasi antara instan-instan dari tiga tipe entitas secara
sepihak. Relasi ini tidak sama dengan tiga relasi biner.
D. LRS (Logical Record Structure)
LRS (Logical Record Structure) adalah representasi dari struktur record-
record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas. LRS
dibentuk dengan nomor dari tipe record dan terdiri dari link-link diantara tipe
record. Link ini menunjukan arah dari satu tipe record lainnya.
Beberapa ketentuan dalam membentuk skema database atau LRS (Logical
Record Structure) berdasarkan ERD (Simarmata, 2007:115) antara lain:
1. Jika relasinya One to One, maka foreign key diletakan pada salah satu dari
dua entitas yang ada atau menyatukan kedua entitas tersebut.
2. Jika relasinya One to Many, maka foreign key diletakan pada entitas many.
3. Jika relasinya Many to Many, maka dibuat file penghubung atau intermediate
file yang berisi dua foreign key yang berasal dari kedua entitas.
24
E. Struktur Navigasi
Menurut Binanto (2010:268) menyebutkan bahwa, “Struktur navigasi adalah
susunan menu atau hirarki dari suatu situs yang menggambarkan isi dari setiap
halaman dan link atau navigasi tiap halaman pada suatu situs web”.
Ada empat macam bentuk dasar dari struktur navigasi yang bisa digunakan
dalam perancangan sebuah aplikasi berbasis web (Binanto, 2010:269) yaitu:
1. Struktur Navigasi Linear
Dalam struktur navigasi ini, pengguna akan melakukan navigasi secara
berurutan dari frame atau byte informasi ke informasi lainnya.
Sumber: Binanto (2010:269)
Gambar II.2. Struktur Navigasi Linear
2. Struktur Navigasi Hirarki
Struktur navigasi ini disebut juga dengan struktur linear dengan percabangan.
Pengguna akan melakukan navigasi di sepanjang cabang pohon struktur yang
terbentuk oleh logika isi.
Sumber: Binanto (2010:269)
Gambar II.3. Struktur Navigasi Hirarki
25
3. Struktur Navigasi Non-Linear
Dalam struktur navigasi ini, pengguna akan melakukan navigasi dengan
bebas melalui isi proyek dengan tidak terkait dengan jalur yang sudah
ditentukan sebelumnya.
Sumber: Binanto (2010:269)
Gambar II.4. Struktur Navigasi Non-Linear
4. Struktur Navigasi Campuran (Composite)
Dalam struktur navigasi ini, pengguna akan melakukan navigasi dengan
bebas (secara non-linear), tetapi terkadang dibatasi presentasi linear film atau
informasi penting dan atau pada data yang paling terorganisasi secara logis
pada suatu hirarki.
Sumber: Binanto (2010:270)
Gambar II.5. Struktur Navigasi Campuran (Composite)
26
F. Pengujian Web
Menurut Rizky (2011:237) menyebutkan bahwa, “Testing adalah sebuah
proses yang diejawantahkan sebagai siklus hidup dan merupakan bagian dari proses
rekayasa perangkat lunak secara terintegrasi demi memastikan kualitas dari
perangkat lunak serta memenuhi kebutuhan teknis yang telah disepakati dari awal”.
Salah satu teknik pengujian yang bisa diterapkan dalam rekayasa perangkat lunak
adalah black box testing.
Masih menurut Rizky (2011:264) menyebutkan bahwa, “Black box testing
adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui
kinerja internalnya”. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti
layaknya “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tetapi cukup dikenal
proses testing dibagian luar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari jenis testing
ini (Rizky, 2011:264) antara lain:
1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan
teknis dibidang pemrograman.
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug seringkali ditemukan oleh
komponen tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan
yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
4. Proses testing dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan white box
testing.
Beberapa teknik testing yang dapat dikategorikan sebagai black box testing
(Rizky, 2011:265) antara lain:
27
1. Equivalence Partitioning
Dalam teknik ini, tiap inputan data dikelompokan ke dalam group tertentu
yang kemudian dibandingkan output-nya.
2. Boundary Value Analysis
Teknik ini merupakan teknik yang sangat umum digunakan pada saat awal
sebuah perangkat lunak selesai dikerjakan. Dalam teknik ini dilakukan
inputan yang melebihi batasan sebuah data.
3. Cause Effect Graph
Dalam teknik ini dilakukan proses testing yang menghubungkan sebab dari
sebuah inputan dan akibatnya pada output yang dihasilkan.
4. Random Data Selection
Dalam teknik ini dilakukan proses inputan dengan menggunakan nilai acak.
Dari hasil inputan tersebut kemudian dibuat sebuah tabel yang menyatakan
validitas dari output yang dihasilkan.
5. Feature Test
Dalam teknik ini dilakukan proses testing terhadap spesifikasi dari perangkat
lunak yang telah selesai dikerjakan.
G. Sistem Informasi Geografis
Sistem berasal dari bahasa Latin systema dan bahasa Yunani sustema adalah
satu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama
untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu
tujuan (Kumaat, dkk, 2016:81).
28
Informasi adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi data,
sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang
membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan (Kumaat, dkk, 2016:81). Informasi juga dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-
kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Hartono dalam
Kumaat, dkk, 2016:81).
Sistem Informasi merupakan gabungan yang terorganisasi dari manusia,
perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi (Kumaat,
dkk, 2016:81).
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)
adalah suatu sistem yang berbasis komputer untuk menangkap, menyimpan,
mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan data dengan peta
digital (Turban dalam Kumaat, dkk, 2016:82). Sistem ini khusus mengelola data
yang memiliki informasi spasial atau informasi berbasis ruang.
Sistem Informasi Geografis (SIG) terdiri dari beberapa komponen antara lain
sistem komputer, data spasial dan pengguna (Durriah dalam Sunjaya, 2016).
WebGIS merupakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dikembangkan
dengan memanfaatkan jaringan internet sebagai media komunikasi yang berfungsi
mendistribusikan, mempublikasikan dan mengintegrasikan informasi dalam bentuk
teks, peta digital serta mampu menjalankan fungsi analisis dan query (Prahasta
29
dalam Kurniawan dan Indra Setiaji, 2016). Karena berbasis web, maka aplikasi
WebGIS dapat diakses menggunakan web browser atau tanpa aplikasi desktop.
Kelebihan dari penerapan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
berbasis web antara lain:
1. Data terpusat.
2. Biaya lebih murah untuk hardware dan software.
3. Penggunaan lebih mudah.
4. Pengaksesan yang lebih luas terhadap data dan fungsi-fungsinya.
Sedangkan kekurangan dari penerapan teknologi Sistem Informasi Geografis
(SIG) berbasis web antara lain:
1. Waktu akses sangat bergantung pada komputer server, komputer client,
koneksi internet, traffic website dan efisiensi data.
2. Resolusi dan ukuran tampilan perlu diperbaiki.
3. Banyak versi teknologi baru yang kadang tidak kompatibel.
4. Tidak terlalu tangguh untuk menangani informasi yang komplek.
H. Transportasi Angkutan Umum
Beberapa teori yang berkaitan dengan angkutan umum dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Angkutan Umum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 Tahun 2003
dijelaskan bahwa angkutan umum adalah pemindahan orang dan atau barang
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan (Sunjaya,
2016). Sedangkan definisi angkutan umum menurut Peraturan Pemerintah
30
No. 41 Tahun 1993 adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu
tempat ke tempat lain menggunakan kendaraan bermotor yang disediakan
untuk dipergunakan untuk umum dengan dipungut biaya (Sunjaya, 2016).
Secara struktural, angkutan umum dipisahkan ke dalam tiga kepentingan
yaitu masyarakat sebagai pengguna, operator angkutan sebagai
penyelenggara dan pemerintah sebagai regulator.
2. Trayek Angkutan Umum
Pada pengoperasian angkutan umum, istilah trayek dan lintasan memiliki
perbedaan yang mendasar. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun
1993 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan trayek adalah lintasan
kendaraan umum untuk jasa angkutan orang dengan mobil bus yang
mempunyai asal dan tujuan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun
tidak terjadwal (Rithoma, 2013:68). Sedangkan lintasan atau rute merujuk
pada ruas jalan yang dilalui oleh kendaraan umum yang melayani trayek
bersangkutan. Oleh karena itu, satu trayek dapat melayani lebih dari satu rute
(Warpani dalam Rithoma, 2013:68).
3. Rute Angkutan Umum.
Menurut Santoso dalam Rhitoma (2013:67) mengemukakan bahwa, “rute
angkutan adalah sekumpulan lintasan, titik pemberhentian dan terminal yang
memungkinkan terjadinya pergerakan penumpang secara aman, efisien dan
efektif”. Dalam sistem rute angkutan umum, apsek yang berkaitan dengan
jarak merupakan aspek yang sangat penting karena jarak rute berpengaruh
langsung terhadap penumpang dan operator.
31
I. Tinjauan Studi
Berikut ini adalah daftar beberapa jurnal penelitian yang digunakan sebagai
landasan teori serta pembanding dalam penelitian yang dilakukan penulis.
Tabel II.1.
Daftar Tinjuan Studi
Judul dan Penulis Jurnal Metode Keterangan
Judul:
Rancang Bangun
Sistem Informasi
Geografis Jalur
Angkutan Dalam
Kota di Kota Manado
Berbasis Web
Penulis:
Monica Kumaat,
Steven R. Sentinuwo
dan Agustinus
Jacobus
E-Journal
Teknik Elektro
dan Komputer,
Vol. 5, No. 4,
Tahun 2016
Waterfall a. Masalah yang diangkat
adalah belum adanya
website sistem
informasi geografis
jalur angkutan dalam
kota di Kota Manado.
b. Sistem yang dirancang
hanya menampilkan
informasi jalur dan
trayek angkutan yang
disajikan secara statis
(hanya berupa daftar
trayek), sehingga
pengguna tidak dapat
melakukan pencarian
ataupun berinteraksi
dengan aplikasi.
c. Informasi jalur
angkutan ditampilkan
dalam bentuk peta
digital menggunakan
Google Maps.
d. Penggunaan metode
waterfall dalam
perancangan sistem
akan mempersulit
pemeliharaan sistem
jika terjadi perubahan
teknologi di sisi
Goolge Maps maupun
terjadi kesalahan (bug)
32
karena setiap tahapan
harus dirombak
kembali dan tahap
berikutnya menunggu
tahap sebelumnya
selesai dikerjakan.
e. Untuk aplikasi yang
hanya menyajikan
informasi sederhana,
penggunaan metode
waterfall dapat
memakan lebih banyak
sumber daya waktu dan
biaya.
Judul:
Sistem Informasi
Jalur Transportasi
dan Trayek Angkutan
Umum di Kota
Medan Berbasis
WebGIS
Penulis:
Handri Sunjaya
Jurnal Ilmiah
Research Sains,
Vol. 2, No. 1,
Tahun 2016
Traditional
SDLC
(Software
Development
Life Cycle)
a. Masalah yang diangkat
adalah banyaknya
trayek yang tumpang
tindih pada jalur yang
sama.
b. Sistem yang dirancang
menitikberatkan pada
pencarian jalur
berdasarkan nama jalan
dan kode angkutan.
Hasil pencarian
kemudian ditampilkan
dalam bentuk peta
lengkap dengan
informasi spasial
maupun non-spasial.
c. Server GIS dibangun
secara mandiri
menggunakan Map
Server, sehingga
infrastruktur
aplikasinya menjadi
cukup rumit.
Keuntunganya, aplikasi
ini dapat dijalankan
tanpa koneksi internet
sekalipun (pada
jaringan vpn).
33
d. Penggunaan metode
SDLC ini cocok untuk
sistem yang rumit,
akan tetapi
penerapannya menjadi
tidak efektif karena
sistem yang dirancang
sebenarnya cukup
sederhana (hanya
pencarian jalur),
sehingga
pengembangan sistem
dapat menghabiskan
banyak waktu, sumber
daya manusia dan
biaya.
Judul:
Aplikasi Peta Jalur
Angkutan Umum
Kota Manado
Berbasis Mobile Web
Penulis:
Rigen Richo Gito
Onsu, Yaulie D.Y
Rindengan dan Feisy
D. Kambey
E-Journal
Teknik
Informatika,
Vol. 9, No. 1,
Tahun 2016
RAD (Rapid
Application
Development)
a. Masalah yang diangkat
adalah tidak adanya
informasi mengenai
jalur yang dilalui
angkutan di Kota
Manado.
b. Sistem dirancang
memungkinkan
pengguna untuk
memilik trayek ada di
sekitar posisi
pengguna, jumlah
trayek yang beroperasi,
jalur terdekat dan tarif
yang dikenakan.
c. Penggunaan metode
RAD dalam
pengembangan sistem
memungkinkan
pemeliharaan sistem
menjadi lebih efisien.
d. Penyajian aplikasi
masih terkesan rumit
dan perlu ditambahkan
informasi lintasan yang
dilalui oleh angkutan
agar aplikasi menjadi
34
lebih informatif (tidak
hanya peta jalur saja).