bab ii landasan teori - bina nusantara | library ... (harga) daftar harga, rabat / diskon, potongan...
TRANSCRIPT
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Ayam
Ayam merupakan binatang yang termasuk dalam kelas aves
dengan ordo galiformes. (Yuliadi, 2014) hewan ini umumnya dapat
ditemui di dareah pedesaan. Namun saat ini di daerah perkotaan
hewan ini juga banyak dijumpai baik yang dipelihara oleh pihak
tertentu maupun yang hidup secara liar. Daging dan telur ayam
umumnya dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi hidup sehari hari. Selain daging dan telurnya, bulu ayam
dapat dimanfaatkan untuk membuat kemoceng, sedangkan kotoran
ayam dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang menyuburkan tanah.
Berdasarkan dengan hasil interview dengan Bp Ade selaku
Ketua HIMPULI (Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia),
berikut merupakan pembagian unggas lokal yang ada di Indonesia,
yaitu sebagai berikut :
13
Tabel 2.1 Unggas Lokal Indonesia
Unggas Lokal Jenis
Ayam Asli Indonesia Cemani, Kedu Hitam, Kedu Putih,
Kampung, Sentul, Pelung, Kokok
Balenggek, Ketawa, Jantur, Tukong,
Olagan, Tolaki, Burgo, Ayunai, Sedayu,
Lamba, Ciparage, Sumatera, Maleo
Ayam Pendatang
(Domestikasi)
Nunukan, Merawang, Wareng dan Arab
(Braekel)
Itik Indonesia Asli Cihateup, Tegal, Magelang, Rambon,
Mojosari, Alabio dan Kerinci
Sumber : (Zulkarnain, 2014)
2.2. Ayam Kampung
Jenis Ayam yang penulis angkat dalam pembentukan Business
Model Creation ini adalah ayam kampung. Ayam kampung
merupakan jenis ayam yang dipelihara tanpa melalui metode atau
penanganan khusus. Ayam jenis ini hanya dipelihara secara sederhana,
baik dalam hal pemberian makanan atau juga dalam penempatan
14
kandangnya. Ayam jenis ini lebih banyak dibiarkan bebas berkeliaran
dan mencari makanan tambahan dari berbagai jenis makanan yang ada
di sekitar mereka (Yuliadi, 2014). Berdasarkan hasil interview dengan
ketua HIMPULI (Salah satu kelebihan ayam kampung yang menjadi
point lebih dibandingkan ayam jenis lain berdasarkan hasil interview
dengan penulis (Zulkarnain, 2014) adalah sebagai berikut :
1. Sumber daya genetika asli Indonesia
2. Menghemat devisa karena tidak perlu impor bibit
3. Memiliki kelebihan citarasa daging yang khas
4. Lebih resisten terhadap Flu Burung (LIPI & Balitnak)
5. Pasar Segmented (menengah ke atas)
6. Harga Premium
7. Permintaan lebih tinggi dari pasokan
8. Pelaku usaha adalah peternakan rakyat
9. Peternak sebagai pemegang kendali harga
10.Kandungan kolesterol & lemak terendah serta zero residu antibiotika
kimiawi (BPMPP Kementan)
2.3. Model Bisnis
Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang
bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap
nilai. (Osterwalder & Pigneur, 2010) Model bisnis dapat dijelaskan
dengan sangat baik melalui Sembilan blok bangunan dasar yang
15
memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana menghasilkan uang.
Kesembilan Blok tersebut adalah sebagai berikut :
2.3.1. Customer Segments (Segmen Pelanggan)
Menggambarkan sekelompok orang atau organisasi
berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh
perusahaan.Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis,
tanpa adanya pelanggan tidak ada perusahaan yang dapat
bertahan lama. Ada beberapa jenis segmen pelanggan yang
berbeda, berikut beberapa contohnya :
2.3.1.1. Mass Market (Pasar Massa)
Model bisnis yang berfokus pada massa yang
tidak membeda-bedakan antara segmen – segmen
pelanggan yang berbeda. Proporsisi Nilai, Saluran
Distribusi, dan Hubungan Pelanggan yang berfokus
pada satu kelompok besar pelanggan dengan kebutuhan
dan masalah yang sebagian besar sama.
2.3.1.2. Niche Market (Pasar Ceruk )
Model bisnis yang memiliki target melayani
pasar ceruk menyasar Segmen Pelanggan yang spesifik
dan terspesialisasi. Proporsisi Nilai, Saluran Distribusi,
16
dan Hubungan Pelanggan dibuat khusus untuk
kebutuhan spesifik pasar ceruk.
2.3.1.3. Segmented (Tersegmentasi)
Beberapa model bisnis membedakan segmen
pasar dari kebutuhan dan masalahnya masing-masing.
Kekuatan ritel sebuah bank semacam Suisse, misalnya,
dapat membedakan kelompok pelanggan besar (yang
memiliki aset lebih dari US$100,000) dan kelompok
klien makmur yang lebih kecil, yang memiliki
kekayaan bersih lebih dari US$500,000) Kedua segmen
ini memiliki kebutuhan dan masalah yang serupa tetapi
bervariasi.
2.3.1.4. Diversified (Terdiversifikasi)
Organisasi dengan model bisnis pelanggan
terdiversifikasi melayani dua Segmen Pelanggan yang
tidak terkait satu sama lain dengan kebutuhan dan
masalah yang sangat berbeda.
- Multi-sided platforms for multi-sided markets (Platform banyak
sisi atau pasar banyak sisi)
Beberapa organisasi melayani dua atau lebih Segmen Pelanggan
yang saling bergantung. Sebuah perusahaan kartu kredit, misalnya
17
, memerlukan banyak pemegang kartu kredit dan pedagang yang
bersedia menerima pembelian dengan kartu kredit tersebut.
2.3.2. Value Propositions (Proporsisi Nilai)
Gabungan antara produk dan layanan yang
menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik. Nilai
dapat bersifat kuantitatif (misalnya harga dan kecepatan
layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman
pelanggan).
Proporsisi nilai menciptakan nilai untuk segmen
pelanggan melalui perpaduan elemen –elemen yang berbeda
yang melayani kebutuhan segmen tersebut.
2.3.3. Channels (Saluran)
Menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk
memberikan Proposisi Nilai. Menemukan paduan saluran yang tepat ,
melalui salurannya sendiri atau melalui mitra kerja untuk memenuhi
bagaimana pelanggan ingin dijangkau sangat penting untuk membawa
Proporsisi Nilai ke pasar. Jenis – jenis saluran :
18
1. Saluran Sendiri
Saluran sendiri dapat bekerja secara langsung,
seperti tenaga penjual in – house atau situs Web. Saluran
sendiri memiliki margin lebih besar, tetapi mungkin sangat
mahal untuk direalisasikan dan dijalankan.
2. Saluran Mitra
Saluran Mitra bersifat tidak langsung dan memiliki
berbagai pilihan, seperti : distribusi penjualan dalam
jumlah besar, ritel, atau situs web. Saluran mitra
menghasilkan margin lebih kecil, tetapi memungkinkan
organisasi mengembangkan jangkauannya dan
memanfaatkan kekuatan mitra.
2.4.4. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)
Menggambarkan berbagai jenis hubungan yang
dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang
spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan
yang ingin dibangunnya bersama Segmen Pelanggan. Kita
dapat membedakan beberapa kategori hubungan pelanggan
sebagai berikut :
19
1. Personal Assistant (Bantuan Personal)
Hubungan ini didasarkan pada interaksi
antarmanusia. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan
petugas pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan
selama proses penjualan atau setelah pembelian selesai.
2. Dedicated Personal Assistant (Bantuan Personal yang
khusus)
Dalam hubungan jenis ini, Perusahaan menugaskan
petugas pelayanan yang khusus diperuntukan bagi klien
individu.
3. Self Service (Swalayan)
Dalam hubungan jenis ini, perusahaan tidak
melakukan hubungan langsung dengan pelanggan, tetapi
menyediakan semua sarana yang diperlukan pelangganagar
dapat membantu dirinya sendiri.
4. Automated Service (Layanan Otomatis)
Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan
mandiri yang lebih canggih dengan proses otomatis
5. Communities (Komunitas)
Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan
komunitas pengguna agar lebih terlibat dengan pelanggan /
prospek dan dapat memfasilitasi hubungan antar anggota
komunitas.
20
6. Co-Creation (Kokreasi)
Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih
dari sekedar hubungan konvensional pelanggan – vendor
untuk menciptakan nilai bersama pelanggan.
2.4.5. Revenue Streams (Arus Pendapatan)
Menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan
dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus
mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Ada
beberapa cara untuk membangun arus pendapatan, yaitu :
1. Penjualan Aset
2. Biaya Penggunaan
3. Biaya Berlangganan
4. Pinjaman / Penyewaan / Leasing
5. Lisensi
6. Biaya komisi
7. Periklanan
2.4.6. Key Resources (Sumber Daya Utama)
Menggambarkan aset – aset terpenting yang diperlukan
agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis
21
memerlukan Sumber Daya Utama. Sumber daya ini
memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan
Proporsisi Nilai, menjangkau pasar, mempertahankan
hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh
pendapatan. Sumber Daya Utama dapat dikategorikan sebagai
berikut :
1. Fisik
Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti
fasilitas pabrikan, bangunan, kendaraan, mesin, sistem,
sistem titik penjualan, dan jaringan distribusi.
2. Intelektual
Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan
yang dilindungi, paten, dan hak cipta, kemitraan, dan
database pelanggan merupakan komponen – komponen
yang semakin penting dalam model bisnis yang kuat.
3. Manusia
Setiap perusahaan memerlukan sumber daya
manusia, tetapi orang – orang akan menonjol dalam model
bisnis tertentu.
22
4. Finansial
Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya
finansial dan / atau jaminan finansial, seperti : uang tunai,
kredit, atau opsi saham untuk merekrut karyawan andalan.
2.4.7. Key Activities(Aktivitas Kunci)
Menggambarkan hal – hal yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Setiap model
bisnis memerlukan sejumlah aktivitas kunci, yaitu tindakan –
tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat
beroperasi dengan suskes. Aktivitas – Aktivitas kunci tersebut
dikategorikan sebagai berikut :
1. Produksi
Aktivitas ini terkait dengan perancangan,
pembuatan, dan penyampaian produk dalam jumlah
besar dan / atau kualitas unggul.
2. Pemecahan Masalah
Aktivitas – Aktivitas kunci jenis ini terkait dengan
penawaran solusi baru untuk masalah – masalah
pelanggan individu. Kegiatan konsultan, rumah sakit,
dan organisasi jasa biasanya didominasi oleh aktivitas
pemecahan masalah.
23
3. Platform / Jaringan
Model bisnis yang dirancang dengan platform
sebagi Sumber Daya Utama didominasi oleh platform
atau Aktivitas Kunci yang terkait dengan jaringan.
Jaringan, platform matchmaking, software, dan bahkan
merek dapat berfungsi sebagai platform.
2.4.8. Key Partnerships (Kemitraan Utama)
Menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis dapat bekerja.Perusahaan menciptakan
aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis, mengurangi
risiko, atau memperoleh sumber daya mereka. Kita dapat
membedakan empat jenis kemitraan yang berbeda :
1. Aliansi strategis antara non – pesaing
2. Coopetition : Kemitraan strategis antarpersaing
3. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru
4. Hubungan pembeli – pemasok untuk menjamin
pasokan yang dapat diandalkan.
24
2.4.9. Cost Structure (Struktur Biaya)
Menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan bisnis. Adalah biasa bila setiap model bisnis
harus meminimalkan biaya. Akan tetapi, Struktur biaya yang
rendah lebih penting bagi beberapa model bisnis lainnya.
Struktur biaya model bisnis dibedakan dalam dua kelas :
1. Terpacu biaya (Cost - Driven)
Model bisnis ini berfokus pada peminimalan
biaya. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan
dan mempertahankan struktur biaya seramping
mungkin, menggunakan proposisi nilai dengan
harga rendah, otomatisasi maksimum, dan
outsourcing seara ekstensif.
2. Terpacu Nilai (Value- Driven)
Beberapa perusahaan kurang peduli
terhadap implikasi biaya desain model bisnis
tertentu, dan berfokus pada penciptaan nilai.
Struktur biaya dapat memiliki karakter sebagai berikut :
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Semua biaya yang tetap sama meskipun volume barang
atau jasa yang dihasilkan berbeda beda. (Contoh : gaji,
uang sewa, fasilitas pabrik)
25
2. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya yang bervariasi secara proporsional
dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan.
(Contoh : festival musik, memiliki ciri proporsi
biaya variable yang tinggi)
3. Skala Ekonomi (Economic of Scale)
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu
bisnis ketika produksinya berkembang.
4. Lingkup Ekonomi (Economic of Scope)
Keunggulan biaya yang dinikmati bisnis
terkait dengan lingkup operasional yang lebih besar.
26
Gambar 2.1 Nine Building Blocks
Sumber : (Osterwalder & Pigneur, 2010)
Kesembilan Blok bangunan model bisnis di atas menjadi dasar
bagi alat bantu yang ringkas, yang disebut Kanvas Model Bisnis.
Kanvas Model Bisnis merupakan bahasa yang sama untuk
menggambarkan, memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model
bisnis. Alat bantu ini mirip dengan kanvas pelukis (diformat
sebelumnya dengan Sembilan blok) yang memungkinkan anda
membuat lukisan dari model bisnis yang baru atau yang sudah ada.
27
Gambar 2.2 Kanvas Model Bisnis
Sumber : (Osterwalder & Pigneur, 2010)
Kanvas Model Bisnis akan berfungsi dengan baik jika dicetak
diatas permukaan yang luas sehingga kelompok orang dapat
bekerjasama membuat sketsa dan mendiskusikan elemen - elemen
model bisnis dengan catatan – catatan Post – It atau spidol. Inilah alat
bantu yang dapat menumbuhkan pemahaman, diskusi, kreativitas, dan
analisis.
2.5. Marketing Mix
Salah satu lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran
adalah dari segi bauran pemasaran, yang telah didefinisikan sebagai
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mengejar tujuan pemasarannya (Kotler & Keller, Manajemen
28
Pemasaran, 2007). Kotler dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Pemasaran mengutip bahwa McCarthy mengklasifikasikan alat-alat ini
menjadi empat kelompok besar yang disebut 4P, yaitu :
1. Product (Produk)
Keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek,
kemasan, ukuran pelayanan, garansi, imbalan.
2. Price (Harga)
Daftar harga, rabat / diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran, syarat kredit.
3. Promotion (Promosi)
Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjualan, kehumasan /
Public Relation, pemasaran langsung.
4. Place (Distribusi)
Saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompokan, lokasi,
persediaan, transportasi.
29
Gambar 2.3 Marketing Mix
Sumber : (Kotler & Keller, Manajemen Pemasaran, 2007)
2.6. Analisis SWOT
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats)
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian maka
perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis
perusahaan (Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2006)
30
1. Strength (Kekuatan )
Dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki organisasi akan
dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan
sebagai modal untuk dapat bersaing. Mengidentifikasi kelemahan
bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang
masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka
perusahaan dapat berusaha untuk memperbaiki agar menjadi lebih
baik.
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan
merugikan bagi perusahaan. Oleh karena itu dengan semakin cepat
mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat sesegera
mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut.
3. Opportunity (Peluang)
Dengan mengetahui peluang, baik peluang saat ini maupun
peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat
mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut.
Berbagai strategi dapat disiapkan lebih dini dan terencana dengan
lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat
direalisasikan.
31
4. Threats (Ancaman)
Berbagai jalan untuk dapat mewujudkan
peluang/kesempatan dan mempertahankan kelangsungan bisnis
organisasi tentunya akan mengalami banyak ancaman. Ancaman
yang dapat teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga
organisasi dapat meminimalkan ancaman tersebut.
Gambar 2.4 Analisis SWOT
Sumber : (Rangkuti, 2006)
32
2.7. Matriks SWOT
Matrik SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya (Rangkuti, 2006).
Tabel 2.2 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Strength (S)
Tentukan 5-10 faktor
kekuatan internal
Weakness(W)
Faktor-faktor
kelemahan internal
Opportunities (O)
Faktor peluang
Eksternal
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
Threats (T)
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
33
ancaman menghindari ancaman
Sumber : (Rangkuti, 2006)
Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategi :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
34
2.8. Pusat Inovasi Model Bisnis
Dalam pembentukan model bisnis baru diperlukan ide kreatif
untuk memulainya. Ide untuk inovasi model bisnis dapat datang dari
manapun, dan kesembilan blok bangunan model bisnis dapat menjadi
titik awalnya (Osterwalder & Pigneur, 2010). Menurut Osterwalde &
Pigneur dalam bukunya Business Model Generation (Osterwalder &
Pigneur, 2010), Inovasi model bisnis yang transformatif
mempengaruhi lebih dari satu blok bangunan. Pusat inovasi model
bisnis dapat dibagi menjadi :
1. Terpacu Oleh Sumber Daya
Inovasi yang terpacu oleh sumber daya berasal daru
infrastruktur organisasi atau kemitraan yang ada untuk
memperluas atau mengubah model bisnis.
2. Terpacu Oleh Penawaran
Inovasi yang terpacu oleh penawaran menciptakan
proposisi nilai baru yang mempengaruhi blok bangunan model
bisnis lain.
3. Terpacu Oleh Pelanggan
Inovasi yang terpacu oleh pelanggan didasarkan pda
kebutuhan pelanggan, akses terfasilitasi atau peningkatan
35
kenyamanan, seperti semua inovasi yang muncul dari satu
sumber, inovasi mempengaruhi blok bangunan model bisnis lain.
4. Terpacu oleh Keuangan
Inovsi yang dipicu oleh arus pendapatan baru, mekanisme
penetapan harga, atau struktur biaya yang diturunkan yang
mempengaruhi blok bangunan model bisnis lain.
5. Terpacu oleh beberapa pusat
Inovasi yang dipicu oleh beberapa pusat sangat
berpengaruh bagi beberapa blok bangunan lain .
2.9. Lima Daya Porter
Menurut Porter (Ward & Peppard, 2002), persaingan dalam
suatu industri tergantung pada 5 kekuatan bersaing. Kumpulan
kekuatan-kekuatan ini menentukan potensi profit dalam industri yang
diukur berdasarkan pengembalian jangka panjang terhadap modal
yang diinvestasikan.
Lima kekuatan pesaing yang meliputi masuknya pendatang baru,
ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli,
kekuatan tawar menawar pemasok serta persaingan konvensional
diantara para pesaing yang ada merefleksikan kenyataan bahwa
pesaing dalam suatu industri tidak hanya terbatas pada pemain
konvensional yang ada. Pelanggan, pemasok, produk pengganti serta
36
pendatang baru potensial semuanya merupakan “pesaing” bagi
perusahaan dalam industri..
Kelima kekuatan pesaing tersebut secara bersama-sama menentukan
intesitas persaingan dan kemampuan dalam industri, dan kekuatan
yang paling besar akan sangat menentukan serta menjadi sesuatu yang
paling penting dari sudut pandang perumusan strategi.
Gambar 2.5 Lima Daya Porter
Sumber : (Ward & Peppard, 2002)