bab ii landasan teori a. pengertian...

40
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Dalam kelompok masyarakat ada interaksi yang dihubungkan dengan komunikasi. Salah satu alat yang digunakan untuk komunikasi adalah bahasa. Menurut Chaer (2007: 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Dengan demikian manusia selalu membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi agar dapat berhubungan dengan manusia yang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi berupa lambang bunyi dan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2008: 24). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer dan sebagai alat komunikasi yang utama. B. Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing 6

Upload: phamquynh

Post on 20-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia. Dalam kelompok

masyarakat ada interaksi yang dihubungkan dengan komunikasi. Salah satu alat yang

digunakan untuk komunikasi adalah bahasa.

Menurut Chaer (2007: 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang

digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

mengidentifikasikan diri.

Dengan demikian manusia selalu membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi agar

dapat berhubungan dengan manusia yang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi berupa

lambang bunyi dan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu

masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana,

2008: 24).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang arbitrer dan sebagai alat komunikasi yang utama.

B. Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing

6

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Namun sekarang ini bahasa Indonesia

yang kita gunakan sebagai bahasa nasional tidak lagi sama dengan bahasa asalnya, bahasa

Melayu. Bahasa Melayu seperti bahasa Melayu Riau kini sama kedudukannya dengan bahasa-

bahasa daerah lain di Indonesia. Bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang dengan pesat,

bukan lagi hanya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, tetapi telah tumbuh menjadi bahasa

ilmiah dan teknologi. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah digunakan untuk menulis buku,

skripsi, berpidato, kuliah, dan sebagainya. Selain itu bahasa Indonesia memperkaya dirinya

dengan mengambil unsur-unsur baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing yang disesuaikan

dengan sistem fonologi, morfologi, dan sintaksisnya. Penyerapan kata-kata asing itu kemudian

diatur dalam buku ”Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dan

”Pedoman Umum Pembentukan Istilah”.

Di dalam bahasa Indonesia, muncul bentuk-bentuk baru yang tidak dikenal dalam

bahasa Melayu atau dalam bahasa Indonesia dahulu. Bentuk-bentuk baru tersebut sebagai hasil

swadaya bahasa (Badudu, 1992: 10). Bentuk-bentuk tersebut seperti: diserahterimakan,

dibeberbentangkan, mempertanggungjawabkan, mengesampingkan, ketidakseragaman,

memberangkatkan, memberlakukan, pemersatu.

Masuknya struktur bahasa daerah dan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

memberikan pengaruh yang perlahan-lahan melembaga walaupun tidak sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia.

Misalnya: (1) Bangsa ini mau dikemanakan? Di mana kau ketemukan barang yang hilang itu?

Apa Anda yakin ia akan datang hari ini? (2) Kami adalah bangsa Indonesia.

Rumah di mana ia tinggal adalah rumah dinas. Orang dengan siapa dia bercakap-cakap adalah teman kuliahnya (Badudu,

1992: 11).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Dari contoh (1) bentuk dikemanakan, ketemukan dan penggunaan kata apa dalam

kalimat tanya yang tidak menanyakan benda adalah bentuk-bentuk yang dipengaruhi oleh

bahasa daerah. Sedangkan dari contoh (2) kata kerja gabung adalah, kata ganti penghubung di

mana dan dengan siapa benar-benar terjemahan bahasa Belanda atau Inggris.

Dengan demikian struktur asli terdesak pemakaiannya oleh struktur yang dipengaruhi

oleh bahasa asing. Dapat dikatakan bahwa sering dengan tidak sengaja pemakai bahasa yang

menguasai bahasa lain akan memasukkan pengaruh bahasa lain itu ke dalam bahasanya.

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memerlukan pengembangan

kata dan istilah dalam berbagai bidang ilmu. Kekayaan kosakata suatu bahasa dapat menjadi

indikasi kemajuan bangsa pemilik bahasa tersebut. Penggunaan kosakata bahasa asing makin

meluas sejak terjadi perubahan tatanan kehidupan baru (globalisasi) yang telah mengubah pola

pikir dan perilaku masyarakat pada berbagai sendi kehidupan.

Moeliono (Peny.) (2007: 88) menyatakan bahwa bahasa asing adalah bahasa milik

bangsa lain yang dikuasai, biasanya melalui pendidikan formal dan yang secara struktural tidak

dianggap sebagai bahasa sendiri. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada bentuk-bentuk

serapan dari bahasa asing di luar bangsa Indonesia yang meliputi: bahasa Sansekerta, Arab,

Inggris, dan Belanda.

C. Interferensi dan Integrasi

1. Interferensi

Menurut Kridalaksana (2008: 95) interferensi adalah penggunaan unsur bahasa lain

oleh bahasawan yang bilingual secara individual dalam suatu bahasa. Moeliono (Peny.)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

(2007: 438) menyatakan interferensi adalah masuknya unsur serapan ke dalam bahasa lain

yang bersifat melanggar kaidah gramatika bahasa yang menyerap.

Istilah interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich (1953) untuk menyebut

adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa

tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual (Chaer

dan Leonie Agustina, 2004: 120). Interferensi yang dimaksud oleh Weinreich (dalam Chaer

dan Leonie Agustina, 2004: 122) adalah interferensi yang tampak dalam perubahan sistem

suatu bahasa, baik mengenai sistem fonologis, morfologis, maupun sistem lainnya.

Adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan

sistem bahasa lain, yang bagi golongan puris (golongan yang mempertahankan kemurnian

bahasa) dianggap sebagai suatu kesalahan (Chaer dan Leonie Agustina, 2004: 124). Hockett

dalam Chaer dan Leonie Agustina (2004: 126) mengatakan bahwa interferensi dapat

dikatakan sebagai gejala perubahan terbesar, terpenting, dan paling dominan dalam bahasa.

Dengan demikian di satu sisi interferensi dipandang sebagai pengacauan karena

merusak sistem suatu bahasa, tetapi di sisi lain interferensi dipandang sebagai mekanisme

yang penting dan dominan untuk mengembangkan suatu bahasa. Bahasa-bahasa yang latar

belakang sosial budaya dan pemakaiannya luas (seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab)

akan memberi kontribusi kosakata kepada bahasa-bahasa yang berkembang dan yang

mempunyai kontak dengan bahasa tersebut. Dalam proses ini bahasa yang memberi atau

mempengaruhi itu disebut bahasa sumber (bahasa donor), dan bahasa yang menerima

disebut bahasa penyerap (bahasa resipien), sedangkan unsur yang diberikan disebut unsur

serapan (importasi).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Menurut Soewito dalam Chaer dan Leonie Agustina (2004: 126) interferensi dalam

bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa Nusantara berlaku bolak-balik, artinya unsur bahasa

daerah dapat memasuki bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia banyak memasuki bahasa-

bahasa daerah. Namun dengan bahasa asing, bahasa Indonesia hanya menjadi penerima dan

tidak pernah menjadi pemberi.

2. Integrasi

Telah dikatakan bahwa di satu sisi interferensi dipandang sebagai pengacauan

karena merusak sistem suatu bahasa, tetapi di sisi lain interferensi dipandang sebagai

mekanisme yang penting dan dominan untuk mengembangkan suatu bahasa. Dengan

interferensi kosakata bahasa resipien menjadi diperkaya oleh kosakata bahasa donor, yang

pada mulanya dianggap sebagai unsur pinjaman, tetapi kemudian tidak lagi karena kosakata

itu telah berintegrasi menjadi bagian dari bahasa resipien.

Mackey dalam Chaer dan Leonie Agustina (2004: 128) menjelaskan bahwa

integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan dalam bahasa tertentu dan dianggap

sudah menjadi warga bahasa tersebut dan tidak dianggap lagi sebagai unsur pinjaman atau

pungutan.

Penerimaan unsur bahasa lain dalam bahasa tertentu sampai berstatus integrasi

memerlukan waktu dan tahap yang relatif panjang. Proses penerimaan unsur bahasa asing,

khususnya unsur kosakata, di dalam bahasa (Indonesia) pada awalnya tampak banyak

dilakukan secara audial. Artinya, mula-mula penutur Indonesia mendengar butir-butir

leksikal itu dituturkan oleh penutur aslinya, lalu mencoba menggunakannya. Apa yang

terdengar oleh telinga, itulah yang dianjurkan, lalu dituliskan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Pada tahap berikutnya, terutama setelah pemerintah mengeluarkan Pedoman Umum

Pembentukan Istilah dan Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan penerimaan dan

penyerapan kata asing dilakukan secara visual. Artinya, penyerapan itu dilakukan melalui

bentuk tulisan dalam bahasa aslinya, lalu bentuk tulisan itu disesuaikan menurut aturan yang

terdapat dalam kedua dokumen kebahasaan di atas.

Kalau sebuah kata serapan sudah ada pada tingkat integrasi, maka artinya kata

serapan itu sudah disetujui dan ”Converged into the new language” (dipusatkan ke dalam

bahasa baru). Karena itu, proses yang terjadi dalam integrasi ini lazim juga disebut

konvergensi.

D. Kata Serapan

Menurut Hasanah (2005) kata serapan adalah kata-kata dari bahasa asing yang masuk

ke dalam bahasa Indonesia dan diperlukan untuk memperkaya bahasa Indonesia, serta dalam

perkembangannya menjadi milik tetap bahasa Indonesia.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2005: 55) menyebutkan bahwa jika

dalam bahasa Indonesia atau bahasa serumpun tidak ditemukan istilah yang tepat, maka bahasa

asing dapat dijadikan sumber peristilahan Indonesia. Istilah baru dapat dibentuk dengan jalan

menerjemahkan, menyerap, dan menyerap sekaligus menerjemahkan.

1. Penerjemahan

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 4-6) menyebutkan proses penerjemahan

ada dua yaitu:

a. Penerjemahan Langsung

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan kesesuaian

makna, tetapi bentuknya tidak sepadan.

Misalnya:

supermarket pasar swalayan merger gabung usaha

Penerjemahan dapat pula dilakukan berdasarkan kesesuaian bentuk dan makna.

Misalnya:

bonded zone kawasan berikat skyscraper pencakar langit

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 5) menyatakan bahwa dalam

pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan pedoman berikut.

1) Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan dengan satu kata. 2) Istilah asing dalam bentuk positif diterjemahkan ke dalam istilah Indonesia

bentuk positif, begitu pula sebaliknya. 3) Kelas kata istilah asing dalam penerjemahan sedapat-dapatnya dipertahankan

pada istilah terjemahan. 4) Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah

kejamakannya ditanggalkan pada istilah Indonesia.

b. Penerjemahan dengan Perekaan

Ada kalanya upaya pemadanan istilah asing perlu dilakukan dengan menciptakan

istilah baru. Istilah factoring, misalnya sulit diterjemahkan atau diserap secara utuh. Dalam

khazanah kosakata bahasa Indonesia atau Melayu terdapat bentuk anjak dan piutang yang

menggambarkan pengalihan hak menagih utang. Lalu, direka istilah anjak piutang sebagai

padanan istilah factoring. Begitu pula pemadanan catering menjadi jasa boga dan

invention menjadi rekacipta diperoleh lewat perekaan.

2. Penyerapan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

a. Penyerapan Istilah Asing

Badudu (1992: 38) menyebutkan beberapa syarat harus dipertimbangkan dalam

menyerap istilah asing yaitu:

1) Istilah asing yang dipilih lebih tepat karena konotasinya. Yang dimaksud dengan konotasi ialah makna sampingan yang terkandung di dalam kata itu. Kata contact (Belanda) sukar rasanya diterjemahkan ke bahasa Indonesia secara tepat. Kalau kita terjemahkan dengan ’hubungan’, maka arti kata hubungan itu terlalu luas. Hubungan yang baik antara dua keluarga, tidak sama benar artinya dengan ’kontak yang baik’.

2) Ketika kami berjabat tangan, seolah-olah ada kontak, tidak sama benar artinya dengan ’seolah-olah ada hubungan’. Oleh karena itu, kata contact kita pungut saja dengan menyesuaikan ejaannya dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi kontak.

3) Istilah asing yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kata optimistis misalnya, tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, demikian juga dalam bahasa serumpun. Kalau diterjemahkan, terlampau panjang. Orang yang optimistis ’orang yang selalu memandang masa depan dengan penuh harapan’. Karena itu, kata itu kita terima saja.

4) Istilah asing memudahkan pengalihan antarbahasa. 5) Istilah asing yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika

istilah Indonesia terlampau banyak sinonimnya. Misalnya, kata bank tidak kita jadikan bang karena kata bang dalam bahasa Indonesia banyak artinya: (1) abang; (2) ebang, yaitu warna merah di ufuk barat bila matahari akan terbenam. Lagipula kata bank bersifat internasional. Di negara-negara lain pun kata itu dituliskan (dengan huruf latin) seperti itu.

Proses penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa perubahan yang berupa

penyesuaian ejaan dan lafal. Departemen Pendidikan Nasional (2008: 6-8) menyebutkan

proses penyerapan istilah asing dengan mengutamakan bentuk visualnya, dilakukan dengan

cara berikut: penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal; penyerapan dengan

penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal; penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi

dengan penyesuain lafal; dan penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

1) Penyerapan dengan Penyesuaian Ejaan dan Lafal

Misalnya:

camera [kaməra] kamera [kamera] microphone [maikrofon] mikrofon [mikrofon] system [sistəm] sistem [sistem]

2) Penyerapan dengan Penyesuaian Ejaan Tanpa Penyesuaian Lafal

Misalnya:

design [disain] desain [desain] file [fail] fail [fail] science [sains] sains [sains] photocopy [fotokopi] fotokopi [fotokopi]

3) Penyerapan Tanpa Penyesuaian Ejaan, tetapi dengan Penyesuaian Lafal

Misalnya:

bias [baiəs] bias [bias] nasal [neǐsəl] nasal [nasal] radar [radio detecting and ranging] radar [radar]

4) Penyerapan Tanpa Penyesuaian Ejaan dan Lafal

Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika:

a) Ejaan dan lafal istilah asing itu tidak berubah dalam banyak bahasa modern. Istilah

itu dicetak dengan huruf miring.

Misalnya:

allegro moderato divide et impera aufklärung dulce et utile status quo in vitro

b) Istilah itu dipakai secara luas dalam kosakata umum. Istilah itu tidak ditulis dengan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

huruf miring (dicetak dengan huruf tegak).

Misalnya:

golf golf internet internet lift lift

b. Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing

Dalam penyerapan imbuhan dari bahasa asing perlu adanya penyesuaian meliputi:

penyesuaian ejaan prefiks dan bentuk terikat serta penyesuaian ejaan sufiks.

3. Gabungan Penerjemahan dan Penyerapan

Istilah bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan menerjemahkan dan menyerap

istilah asing sekaligus.

Misalnya:

bound morfem morfem terikat clay colloid kolid lempung subdivision subbagian

Telah disebutkan bahwa proses penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa

perubahan yang berupa penyesuaian ejaan dan lafal. Selain itu juga perlu adanya penyesuaian

huruf gugus konsonan asing.

a) Penyesuaian Ejaan

Pusat Pembinaan dan Pengembangn Bahasa (2005: 73) menyatakan berdasarkan

taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas tiga golongan

besar.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Pertama, unsur-unsur yang sudah lama terserap ke dalam bahasa Indonesia yang

tidak perlu lagi diubah ejaannya. Misalnya, sirsak, iklan, otonomi, dongkrak, pikir, paham,

aki.

Kedua, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,

seperti shuttle cook, real estate. Unsur-unsur ini dipakai di dalam konteks bahasa

Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.

Ketiga, unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah

bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar bahasa asing diubah seperlunya sehingga

bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

Kaidah penyesuaian ejaan bagi unsur serapan semacam itu sebagai berikut:

aa (Belanda) menjadi a

paal pal baal bal

c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k

vocal vokal cubic kubik

c di muka e, i, oe dan y menjadi s

central sentral cylinder silinder

cc di muka o, u, oe dan konsonan menjadi k

accomodation akomodasi acculturation akulturasi

cc di muka e dan i menjadi ks

accen aksent vaccine vaksin

ch dan cch di muka a, o, i dan konsonan menjadi k

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

cholera kolera saccharin sakarin

e yang tidak diucapkan, ditanggalkan

phoneme fonem zygote zigot

ie menjadi i jika lafalnya i

politiek politik riem rim

ph menjadi f

phase fase physiology fisiologi

q menjadi k

frequenty frekuensi quantity kuantitas

t di muka i menjadi s jika lafalnya s

action aksi ratio rasio

th menjadi t

orthography ortografi theocracy teokrasi

uu menjadi u

prematuur prematur vacuum vakum

x pada posisi lain menjadi ks

executive eksekutif taxi taksi

y menjadi i jika lafalnya i

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

ecology ekologi synonym sinonim

Konsonan kembar menjadi satu huruf konsonan, kecuali jika terdapat pasangan yang

dapat menimbulkan kekeliruan makna.

commission komisi effect efek

dan seterusnya.

b) Penyesuaian Huruf Gugus Konsonan Asing

1) Huruf gugus konsonan di awal atau tengah

dr- : drama menjadi dr- : drama fr- : frequency fr- : frekuensi ps- : psychology ps- : psikologi sch- : schema sk- : skema th- : theology t- : teologi dan seterusnya.

2) Huruf gugus konsonan akhir

-ck : block menjadi -k : blok -ct : contract -k : kontrak -nt : president -n : presiden -pt : concept -p : konsep -rt : introvertt -t : introvet -st : contrast -s : kontras -xt : context -ks : konteks dan seterusnya.

3) Huruf gugus konsonan akhir yang memperoleh a

-ct : fact menjadi -kta : fakta -ns : lens -nsa : lensa -rb : verb -rba : verba -rm : norm -rma : norma -sm : plasm -sma : plasma dan seterusnya.

E. Morfologi

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

1. Pengertian Morfologi

Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau mempelajari

seluk beluk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti

kata. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk kata serta

fungsi perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik (Ramlan,

1997: 21).

Menurut Kridalaksana (2008: 159) morfologi adalah bidang linguistik yang

mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang

mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi

adalah bidang linguistik yang mempelajari seluk beluk kata, bentuk kata, dan morfem serta

pengaruh perubahan-perubahan terhadap bentuk kata tersebut.

2. Morf, Morfem, Alomorf, dan Kata

Satuan-satuan rumah, sepeda, jalan, ber-, meN-, di-, maha-, juang, -lah, dan

sebagainya merupakan satu morfem. Jadi, yang dimaksud morfem ialah satuan gramatik

yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya (Ramlan, 1997: 32).

Morfem meN- mempunyai struktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-,

dan me-, yang masing-masing itu disebut morf yang semuanya itu merupakan alomorf dari

morfem meN-.

Kridalaksana (2008: 158) menyebutkan morfem adalah satuan bahasa terkecil yang

maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih

kecil; misalnya ter-, di-, pensil, dan sebagainya adalah morfem. Sedangkan alomorf adalah

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

anggota morfem yang telah ditentukan posisinya; misal ber-, be-, dan bel- adalah alomorf

darimorfem ber-.

Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya; sedangkan

alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya (Chaer,

2007: 150).

Selain istilah morf, morfem, dan alomorf terdapat istilah kata. Yang dimaksud kata

ialah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas

merupakan kata (Ramlan, 1997: 33).

Menurut Kridalaksana (2008: 110) kata adalah morfem atau kombinasi morfem

yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk

yang bebas.

3. Proses Morfologis

Yang disebut dengan proses morfologis ialah cara pembentukan kata-kata dengan

menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain (Samsuri, 1985: 190).

Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang

merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 1997: 51).

Menurut Kridalaksana (2008: 180) proses morfologis adalah proses yang mengubah

leksem menjadi kata. Dalam hal ini leksem merupakan input (pemakaian) dan kata

merupakam out put (hasil). Leksem adalah satuan leksikal dasar yang abstrak yang

mendasari pelbagai bentuk inflektif suatu kata; satuan bermakna yang membentuk kata;

satuan terkecil dari leksikon (Kridalaksana, 2008: 141).

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Ramlan (1997: 52) menyebutkan bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat tiga

proses morfologis yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan, dan proses

pemajemukan. Sedangkan menurut Chaer (2007: 177) proses morfologis meliputi afiksasi,

reduplikasi, komposisi, konversi, modifikasi intern, dan pemendekan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses morfologis

adalah proses pembentukan kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem

yang lain sehingga menghasilkan bentuk baru. Proses morfologis meliputi: proses

pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), proses pemajemukan

(komposisi), konversi, modifikasi intern, dan pemendekan.

a. Afiksasi

Sebelum membahas mengenai afiksasi, terlebih dahulu harus mengetahui

pengertian afiks itu sendiri. Afiks adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat,

yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam pembentukan kata (Chaer, 2007: 177).

Menurut Ramlan (1997: 55) afiks ialah suatu satuan gramatik yang terikat yang di

dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki

kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.

Selanjutnya dijelaskan oleh Ramlan (1997: 54) bahwa proses pembubuhan afiks

ialah pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun

bentuk kompleks, untuk membentuk kata. Dalam proses pembubuhan afiks, bentuk dasar

merupakan salah satu dari unsur yang bukan afiks. Bentuk dasar di sini adalah bentuk yang

dijadikan landasan untuk tahap pembentukan berikutnya.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Menurut Chaer (2007: 177) pengertian afiksasi adalah proses pembubuhan afiks

pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (a) dasar atau

bentuk dasar, (b) afiks, dan (c) makna gramatikal yang dihasilkan.

Dijelaskan oleh Soegijo (1989: 19) afiksasi adalah proses morfologis dalam

rangka pembentukan kata-kata kompleks. Afiksasi tersebut digolongkan menjadi empat

macam yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.

Menurut Chaer (2007: 178) dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar,

afiksasi meliputi prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah proses

pembubuhan afiks pada bentuk dasar baik bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk

membentuk kata.

Soegijo (1989: 22) menyatakan bahwa suatu bentuk dapat digolongkan afiks

apabila mengandung ciri-ciri sebagai berikut:

1) afiks berupa bentuk terikat, 2) makna afiks secara relatif tidak tetap, 3) afiks tidak mempunyai makna leksikal, 4) afiks tidak pernah bertindak sebagai bentuk dasar, 5) hubungan afiks dengan bentuk dasarnya secara gramatikal terikat, 6) fungsi afiks membentuk kata kompleks, 7) mempunyai kesanggupan yang besar untuk berkombinasi dengan bentuk-

bentuk dasar yang lain, 8) biasanya bentuk singkat, terdiri atas satu silabe.

Afiksasi tersebut meliputi: prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.

1) Prefiks

Prefiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian depan pangkal

(Kridalaksana, 2008: 199). Contoh: me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe-, per-, se-.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Menurut Chaer (2007: 178) prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka

bentuk dasar. Jadi, prefiks adalah afiks yang ditambahkan atau diimbuhkan di depan atau

di muka bentuk dasar atau pangkal.

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 8-14) menyebutkan bahwa prefiks

asing yang bersumber dari bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya di

dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya. Prefiks asing yang disebutkan

di bawah ini disesuaikan dengan data penelitian, yaitu:

a-, ab-, abs- (dari, menyimpang dari, menjauhkan dari) tetap a-, ab-, abs-

amoral amoral abnormal abnormal abstract abstrak

anti-, ant- (bertentangan dengan) tetap anti-, ant-

anticatalyst antikatalis antacid antasid

bi- (pada kedua sisi, dua) tetap bi-

biconvex bikonveks bisexual biseksual

contra- (menentang, berlawanan) menjadi kontra-

contradiction kontradiksi contraindication kontraindikasi

de- (memindahkan, mengurangi) tetap de-

dehydration dehidrasi devaluation devaluasi

dis- (ketiadaan, tidak) tetap dis-

disequilibrium disekuilibrium disharmony disharmoni

eco- (lingkungan) menjadi eco-

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

ecology ekologi ecospecies ekospesies

ex- (sebelah luar) menjadi eks-

ecology ekologi ecospecies ekospesies

im-, in-, il- (tidak, di dalam, ke dalam) tetap im-, in-, il-

immigration imigrasi induction induksi illegal ilegal

inter- (antara, saling) tetap inter-

interference interferensi international internasional

pre- (sebelum, sebelumnya, di muka) tetap pre-

preference preferensi premature prematur

re- (lagi, kembali) tetap re-

reflection refleksi regeneration regenerasi

super-, sur- (lebih dari, berada di atas) tetap super-, sur-

supersonic supersonik surrealism surealisme

dan seterusnya.

2) Infiks

Infiks adalah afiks yang diselipkan di dalam dasar (Kridalaksana, 2008: 93).

Menurut Chaer (2007: 178) infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar.

Contoh: -el-, -er-, -um-. Jadi, infiks adalah afiks yang diselipkan atau diimbuhkan di

dalam atau di tengah bentuk dasar.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

3) Sufiks

Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian belakang pangkal; misalnya

–an pada ajaran (Kridalaksana, 2008: 230). Contoh: -an, -kan, -i. Menurut Chaer (2007:

178) sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Jadi, sufiks

adalah afiks yang ditambahkan atau diimbuhkan pada bagian belakang atau akhir pangkal

atau bentuk dasar.

Departemen Pendidikan Nasioanal (2008: 14) menyebutkan bahwa sufiks asing

dalam bahasa Indonesia dianggap sebagai bagian dari kata berafiks yang utuh. Kata

seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata

standar, implemen, dan objek. Sufiks asing yang disebutkan di bawah ini disesuaikan

dengan data penelitian, yaitu:

-aat (Belanda) menjadi –at

advocaat advokat

-able, -ble (Inggris) menjadi –bel

variable variabel

-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi –er

primair, primary primer

-al (Inggris) menjadi –al

minimal minimal

-ance, -ence (Inggris) menjadi –ans, -ens

ambulance ambulans

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

-ancy, -ency (Inggris) menjadi –ansi, -ensi

efficiency efisiensi relevancy relevansi

-archy (Inggris), -archie (Belanda) menjadi -arki

anarchy, anarchie anarki

-ate (Inggris) menjadi –at

private privat

-(a)tion (Inggris), -(a)tie (Belanda) menjadi –(a)si

action, actie aksi

-cy (Inggris) menjadi –asi, -si

accountancy akuntansi

-al (Inggris), -eel, -aal (Belanda) menjadi –al

formal, formeel formal ideal, ideaal ideal

-et, -ette (Inggris) menjadi –et

cassette kaset

-or (Inggris), -eur (Belanda) menjadi –ur

director, directeur direktur

-fication (Inggris), -ficatie (Belanda) menjadi –fikasi

specification, specificatie spesifikasi

-ic, -ique (Inggris), -iek (Belanda) menjadi –ik

numeric, numeriek numerik unique, uniek unik

-icle (Inggris) menjadi –ikel

article artikel

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

-ic, -ical (Inggris), -isch (Belanda) menjadi –ik,

optimistic, optimistisch optimistis symbolical, symbolisch simbolis

-ics (Inggris), -ica (Belanda) menjadi –is

mechanica, mechanics mekanik

-ive (Inggris), -ief (Belanda) menjadi –if

descriptive, descriptief deskriptif

-ite (Inggris), -iet (Belanda) menjadi –it

favorite, favoriet favorit

-ization (Inggris), -isatie (Belanda) menjadi –isasi

socialization, socialisatie sosialisasi

-ism (Inggris), -isme (Belanda) menjadi –isme

modernism, modernisme modernisme

-ist (Belanda, Inggris) menjadi -is

receptionist resepsionis

-ty (Inggris), -teit (Belanda) menjadi -tas

quality, qualiteit kwalitas

-logy (Inggris), -logie (Belanda) menjadi -logi

technology, technologie teknologi

-logue (Inggris), -loog (Belanda) menjadi -log

dialogue, dialoog dialog

-lysis (Inggris), -lyse (Belanda) menjadi -lisis

analysis, analyse analisis

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

-or (Inggris) tetap -or

corrector korektor

-ure (Inggris), -uur (Belanda) menjadi -ur

structure, structuur struktur

-y (Inggris) menjadi -i

philosophy filosofi

dan seterusnya.

Selain menyerap kosakata dari bahasa asing, untuk memperkaya bentuk

gramatikalnya bahasa Indonesia juga menyerap sejumlah imbuhan asing dari bahasa

Arab, Sansekerta, dan bahasa barat (bahasa Inggris dan bahasa Belanda). Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2005: 110) menyebutkan imbuhan tersebut

antara lain:

a) Dari bahasa Arab: -i, -iah, -wi, sebagai pembentuk atau penanda kata sifat, dengan

makna ’berhubungan dengan, mengenai, bersifat, memenuhi syarat’.

Contoh: alami, rohaniah, manusiawi.

b) Dari bahasa Sansekerta: -man, -wan, -wati sebagai pembentuk atau penanda kata

benda.

Contoh: wartawan, budiman, seniwati.

c) Dari bahasa Barat: -is, -if, -al untuk membentuk kata sifat dengan makna ‘mempunyai

ciri atau sifat seperti kata dasar’.

Contoh: egois, deskriptif, formal.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Untuk membentuk kata benda diserap imbuhan –tas, -or, -is, -isme yang

berturut-turut mengandung makna ’hal, pelaku, ahli, paham’. Contoh: aktivitas,

proklamator, liberalisme, pianis.

a) Akhiran dari Bahasa Sansekerta

Berdasarkan bentuk kata-kata yang sudah lama digunakan dalam bahasa

Indonesia, dapat dilihat bahwa bentuk –wan muncul apabila morfem dasar yang

dilekatinya berakhir dengan vokal /a/; misalnya, hartawan, bangsawan, rupawan,

sedangkan bentuk –man muncul bila morfem dasar yang dilekatinya berakhir dengan

vokal /i/; misalnya, budiman (Badudu, 1992: 85).

Melihat kenyataan bahwa akhiran –man tidak produktif, kita gunakan saja

akhiran –wan walaupun bentuk dasarnya berakhir vokal /i/ (Badudu, 1992: 87).

Contohnya: ilmuwan bukan ilmiawan, rohaniwan bukan rohaniawan, geologiwan

bukan geologiawan.

Selain akhiran –wan dan –man, ada pula akhiran –wati sebagai lawan akhiran

–wan atau –man. Akhiran –wan dan –man menunjuk pada pria sedangkan akhiran –

wati menunjuk pada wanita.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (2005: 110), menyatakan ketiga

imbuhan tersebut memiliki makna berikut:

(1) Menyatakan orang yang ahli Contoh: ilmuwan, negarawan

(2) Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan Contoh: usahawan, wartawan

(3) Menyatakan orang yang memiliki sifat Contoh: rupawan, budiman

b) Akhiran dari Bahasa Arab

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Badudu (1992: 88-92) menyebutkan akhiran dari bahasa Arab meliputi:

akhiran –i, –wi, –in, –at, dan –ah.

(1) Akhiran –i dan –wi

Akhiran –i dari bahasa Arab mempunyai alomorf –wi. Alomorf –wi muncul

bila bentuk dasar berakhir dengan vokal /a/; misalnya, duniawi dari duniawiyyun,

samawi dari samawiyyun; artinya ’bersifat dunia’ dan ’bersifat langit’.

(2) Akhiran –in dan –at

Akhiran –in dan –at dipungut dari kata bentukannya secara utuh dari bahasa

Arab; misalnya pada kata muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat. Akhiran

–in dalam bahasa Arab merujuk kepada bentuk jamak perempuan.

Di samping contoh tersebut dalam bahasa Indonesia digunakan bentuk

hadirin, tetapi bentuk hadirat tidak dipungut. Kata hadirin dalam bahasa Indonesia

mengalami perubahan arti. Jika dalam bahasa Arab artinya terbatas pada laki-laki

saja, dalam bahasa Indonesia berarti ’semua yang hadir’ baik laki-laki atau

perempuan.

(3) Akhiran -ah

Seperti akhiran –in dan –at, akhiran –ah sangat terbatas pemakaiannya.

Contoh: almarhum menunjukkan kepada ’yang telah meninggal laki-laki’, sedangkan

almarhumah berarti ’yang telah meninggal perempuan’; qari artinya ’pembaca laki-

laki’ dan qariah ’pembaca perempuan’.

c) Akhiran dari Bahasa Inggris dan Belanda

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Menurut Badudu (1992: 92-102) imbuhan yang berasal dari bahasa Inggris

atau Belanda yang terdapat pada kata-kata bahasa Indonesia meliputi: -is, -isme, -isasi,

-ir, -ur, -if, -al, -logi, dan –oir atau –oire.

(1) Akhiran –is

Dalam bahasa Indonesia mengenal kata-kata ekonomis, praktis, logis yang

dipungut dari bahasa Belanda economisch, praktisch, logisch. Dalam bahasa Inggris

bentuknya economical, practical, logical. Jika dipungut ke dalam bahasa Indonesia

menjadi ekonomikal, praktikal, logikal. Akan tetapi bentuk tersebut tidak ditemukan

dalam bahasa Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bentuk yang dipakai dalam

bahasa Indonesia adalah bentuk bahasa Belanda.

Akhiran Belanda –isch dalam bahasa Indonesia menjadi –is. Kata-kata

dengan akhiran –isch dalam bahasa Belanda dan –is dalam bahasa Indonesia serta –

ical dalam bahasa Inggris merupakan kata sifat.

Dalam perkembangan bahasa Indonesia akhir-akhir ini, akhiran –is mulai

dipakai pada bentuk-bentuk dasar lain. Contohnya dalam bahasa Indonesia dijumpai

kata Pancasilais ’orang yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam tingkah lakunya

sehari-hari’, Maois ’pengikut Mao (Tse Tung)’, dan sebagainya. Jika terdapat banyak

kata dalam bahasa Indonesia yang diberi akhiran –is, maka akhiran –is dapat

dimasukkan dalam sufiks bahasa Indonesia dan diakui sebagai akhiran bahasa

Indonesia.

Selain itu di dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata publisis, idealis,

egois. Dalam bahasa Belandanya publisist, idealist, egoist. Kata-kata tersebut

dipungut dari bahasa Belanda secara utuh kemudian disesuaikan ejaannya dengan

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

ejaan bahasa Indonesia. Akhiran –is yang kedua ini berasal dari akhiran –ist dalam

bahasa Belanda yang merupakan kata benda bukan kata sifat.

(2) Akhiran –isme

Dalam bahasa Indonesia ditemukan kata-kata kolonialisme, modernisme,

komunisme, dan lain-lain. Dalam bahasa Belandanya kolonialisme, modernisme,

communisme. Sedangkan dalam bahasa Inggrisnya colonialism, modernism,

communism. Melihat bentuk bahasa Indonesianya bentuk-bentuk tersebut diambil dari

bahasa Belanda bukan dari bahasa Inggris karena bentuk bahasa Belanda lebih dekat

dengan bentuk bahasa Indonesia.

Ramlan (1997: 57) menyatakan bahwa –isme bukan merupakan afiks,

melainkan termasuk golongan klitik karena morfem tersebut mempunyai arti leksikal,

sedangkan afiks tidak. –Isme mengandung makna ’ajaran, paham, aliran’.

Dalam bahasa Indonesia dewasa ini dijumpai pemakaian akhiran –isme pada

bentuk-bentuk dasar yang bukan kata-kata bahasa Belanda atau bahasa Inggris.

Pemakaian tersebut seperti pada kata wadamisme, bapakisme, Durnoisme.

(3) Akhiran –isasi

Akhiran –isasi dijumpai pada kata bentukan seperti: spesialisasi, netralisasi,

modernisasi, liberalisasi. Bentuk dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggrisnya

adalah specialisatie/ specialization, neutralisatie/ neutralization, modernisatie/

modernization. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bentuk bahasa Belandalah

yang masuk ke dalam bahasa Indonesia sebab bentuk dan lafalnya sangat dekat

dengan bentuk dan lafal bahasa Belanda. Selain itu dijumpai akhiran –isasi pada kata-

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

kata yang bentuk dasarnya bahasa Indonesia seperti turinisasi, pompanisasi,

Indonesianisasi.

Akhiran –isasi tidak sama dengan akhiran –asi atau –si seperti pada bentuk

publikasi, aksi, produksi, proklamasi. Dalam bahasa asingnya sebagai berikut

Inggris : publication, action, production, proclamation Belanda : publicatie, actie, productie, proclamatie Indonesia : publikasi, aksi, produksi, proklamasi

Dari contoh tersebut, bentuk -(a)tie dari bahasa Belanda dan -(a)tion dari

bahasa Inggris, menjadi –asi atau –si dalam bahasa Indonesia. Selain itu huruf c

dalam ejaan asing yang dilafalkan /k/, dalam bahasa Indonesia ditulis dengan k.

(4) Akhiran –ir

Dalam bahasa Indonesia dijumpai bentu-bentuk bersaing seperti:

dipublisir → dipublikasikan diprodusir → diproduksikan direalisir → direalisasikan

Bentuk dipublisir diambil dari bentuk bahasa Belanda gepubliceerd;

sedangkan diprodusir diambil dari geproduceerd. Publiceren dan produceren dalam

bahasa Belanda adalah bentuk kata kerja, sedangkan publicatie dan productie adalah

bentuk kata benda.

Jika mengambil bentuk dipublisir, maka diambil bentuk kata kerja publisir

sebagai bentuk dasarnya, lalu dibentuk sekali lagi menjadi kata kerja dalam bahasa

Indonesia dengan awalan di-. Sedangkan jika mengambil bentuk kata bendanya

publikasi, kita membentuknya menjadi kata kerja dengan memberinya awalan di- atau

me- dengan atau tanpa akhiran –kan sebagai imbuhan pembentuk kata kerja dalam

bahasa Indonesia.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

publikasi (kata benda) → dipublikasi atau dipublikasikan (kata kerja) produksi (kata benda) → diproduksi

atau diproduksikan (kata kerja) Dengan cara itu, hanya diambil satu bentuk dari bahasa asing yaitu bentuk

kata bendanya, kemudian dibentuk menjadi kata kerja dengan awalan di-, me- atau

dengan di-kan, me-kan.

(5) Akhiran –ur

Dalam bahasa Indonesia dijumpai pemakaian kata-kata seperti: direktur,

inspektur, kondektur. Kata-kata itu berasal dari bahasa Belanda: directeur, inspecteur,

conducteur, yang kemudian disesuaikan dengan ejaan dan lafal bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Inggrisnya: director, inspector, conductor. Jadi, jelas bahwa bentuk

bahasa Indonesia dipengaruhi oleh bentuk bahasa Belanda; bunyi –eur dijadikan –ur.

Jika kata-kata itu dipungut dari bahasa Inggris, akhirannya bukan –ur melainkan

menjadi –or.

Dalam pengindonesiaan kata-kata asing ternyata terjadi penyimpangan.

Misalnya kata dalam bahasa Belanda importeur, exporteur, amateur, dalam bahasa

Indonesia tidak dijadikan importur, eksportur, amatur, melainkan importir, eksportir,

amatir.

Dalam bahasa Indonesia juga dijumpai kata-kata seperti: struktur, faktur,

miniatur yang diambil dari bahasa Belanda: structuur, factuur, miniatuur. Bahasa

Inggrisnya: structure, miniature. Jadi bentuk –ur (yang kedua) dalam bahasa

Indonesia berdasar dari bentuk –uur dalam bahasa Belanda.

(6) Akhiran –if

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Seperti yang tertera di buku ”Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Yang Disempurnakan”

descriptive, descriptief → deskriptif demonstrative, demonstratief → demonstratif

Jadi, kata dari bahasa Inggris yang berakhir –ive yang sejalan atau semakna

dengan bahasa Belanda yang berakhir –ief, dalam bahasa Indonesia menjadi kata

dengan bentuk –if. V dan f yang dilafalkan /f/ itu ditulis dalam bahasa Indonesia

dengan huruf f.

(7) Akhiran -al

Dalam bahasa Indonesia dijumpai kata-kata yang berasal dari bahasa asing.

Contohnya: strukturil → struktural formil → formal rasionil → rasional

Sebelum ejaan yang disempurnakan, kata-kata itu dibentuk dari bahasa

Belanda: structureel, formeel, rationaal. Bunyi akhir –eel (-aal) yang cenderung ke

bunyi –il itu kita jadikan –il sehingga bentuk kata yang sudah diindonesiakan

ejaannya menjadi: strukturil, formil, rasionil.

Dalam buku Pedoman EYD, ditetapkan bahwa untuk bentuk ini mengacu

pada bahasa Inggris. Kata-kata itu dalam bahasa Inggris: structural, formal, rational.

Karena akhir kata-kata itu berbunyi –al dan agar mendekati ejaan bahasa asalnya,

kata-kata itu dalam bahasa Indonesia menjadi: struktural, formal, rasional.

Ada perkecualian, bentuk yang berbeda (-il dan -al) yang masing-masing

mempunyai makna sendiri-sendiri keduanya tidak perlu dijadikan -al. Misalnya, kata

moril berbeda maknanya dengan kata moral. Kata moril dalam bahasa Indonesia

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

dipungut dari bahasa Belanda moreel (dalam bahasa Inggris moral atau morally;

morale). Sedangkan moral dalam bahasa Indonesia dipungut dari bahasa Belanda

moraal (dalam bahasa Inggris moral). Bantuan moril tidak dapat diubah menjadi

bantuan moral. Pendidikan moral ’pendidikan akhlak’ tidak dapat diubah menjadi

pendidikan moril. Kata idiil (dari bahasa Belanda ideёel) tidak dapat diubah menjadi

ideal (dari bahasa Belanda ideaal; bahasa Inggrisnya ideal). Seorang suami yang

ideal ’suami yang diidam-idamkan wanita’ tidak dapat dikatakan Seorang suami yang

idiil. Landasan idiil negara kita adalah Pancasila, tidak dapat diubah menjadi

Landasan ideal negara kita adalah Pancasila.

(8) Akhiran –logi

Dalam bahasa Indonesia dijumpai kata-kata yang berakhiran –logi. Dalam

bahasa Belanda –logie dan dalam bahasa Inggris –logy.

Inggris : technology, physiology, analogy Belanda : technologie, physiologie, analogie Indonesia : teknologi, fisiologi, analogi

Dalam bahasa Indonesia, g pada –logi harus dilafalkan sebagai bunyi /g/,

tidak seperti dalam bahasa Belanda bunyi /g/ cenderung pada bunyi /kh/.

(9) Akhiran –oir atau –oire → -oar

Dalam bahasa Indonesia dijumpai beberapa kata yang berakhir dengan

bunyi –oar: dresoar, trotoar, repertoar. Kata-kata itu dipungut dari bahasa Prancis

melalui bahasa Belanda. Ejaan aslinya: dressoir, trottoir, repertoire. Memang ditulis

dengan –oir atau –oire tetapi ucapannya –oar. Dalam bahasa Indonesia kata-kata itu

ditulis dengan –oar karena dalam bahasa Indonesia tidak terdapat huruf i yang dibaca

a.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

4) Konfiks

Konfiks adalah afiks tunggal yang terjadi dari dua bagian yang terpisah

(Kridalaksana, 2008: 130). Contoh: ke-an, pe-an, per-an, dan ber-an.

Menurut Chaer (2007: 179), konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi,

yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan yang bagian kedua berposisi

pada akhir bentuk dasar. Jadi, konfiks adalah afiks yang melekat di depan dan di

belakang bentuk dasar.

5) Interfiks

Interfiks yaitu jenis afiks yang muncul di antara dua dasar (Kridalaksana, 2008:

95). Dalam bahasa Indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya

interfiks –n- dan –o- pada gabungan Indonesianologi; Jawa dan logi menjadi Jawanologi.

Menurut Chaer (2007: 181) interfiks adalah sejenis infiks atau elemen

penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur. Jadi, interfiks

adalah sejenis infiks yang muncul di antara penggabungan dua unsur.

6) Transfiks

Transfiks yaitu jenis afiks yang terbagi yang muncul tersebar dalam dasar;

misalnya Ar. a-a-a, a-i-a, a-u-a ’persona ketiga, jantan, perfektum’; muncul dalam

leksem k-t-b, sy-r-b, h-s-n, menjadi kataba ’ia menulis’, syariba ’ia minum’, hasuna ’ia

bagus’ (Kridalaksana, 2008: 245). Bentuk ini terdapat dalam bahasa-bahasa Afro-

Asiatika, antara lain dalam bahasa Arab; misalnya akar ktb dapat diberi transfiks a-a, i-ā,

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

ā-i, dan sebagainya menjadi katab ’ia menulis’, kitāb ’buku’, kātib ’penulis’, dan

sebagainya.

b. Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses dan hasil pengulangan satuan bahasa sebagai alat

fonologis atau gramatikal (Kridalaksana, 2008: 208).

Menurut Chaer (2007: 182-183) reduplikasi adalah proses morfemis yang

mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun

dengan perubahan bunyi. Oleh karena itu lazim dibedakan adanya reduplikasi penuh,

seperti meja-meja (dari dasar meja), reduplikasi sebagian seperti lelaki (dari dasar laki),

dan reduplikasi dengan perubahan bunyi seperti bolak-balik (dari dasar balik).

Menurut Ramlan (1997: 63) proses pengulangan atau reduplikasi ialah

pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi

fonem maupun tidak. Hasil pengulangan itu disebut kata ulang, sedangkan satuan yang

diulang merupakan bentuk dasar.

Jadi, reduplikasi adalah proses morfemis dan hasil pengulangan suatu kata secara

keseluruhan atau sebagian, baik dengan variasi fonem atau tidak.

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 27) menyatakan bahwa istilah bentuk

ulang dapat berupa ulangan bentuk dasar seutuhnya atau sebagian dengan atau tanpa

pengimbuhan dan perubahan bunyi. Pengulangan tersebut meliputi: bentuk ulang utuh,

bentuk ulang suku awal, bentuk ulang berafiks, dan bentuk ulang berubah bunyi.

c. Komposisi

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Yang dimaksud dengan perpaduan atau pemajemukan atau komposisi ialah proses

penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata (Kridalaksana, 2007: 104).

Menurut Chaer (2007: 185) komposisi adalah hasil dan proses penggabungan

morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga

terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda, atau yang baru.

Komposisi terdapat dalam banyak bahasa. Misalnya, lalu lintas, daya juang, rumah sakit

dalam bahasa Indonesia; akhirulkalam, malaikulmaut, hajarulaswad dalam bahasa Arab;

dan blackboard, bluebird, greenhouse dalam bahasa Inggris.

Dalam bahasa Indonesia kerap kali didapati gabungan dua kata yang

menimbulkan suatu kata baru. Kata yang terjadi dari gabungan dua kata itu lazim disebut

kata majemuk (Ramlan, 1997: 76).

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 28-32) menyatakan istilah bentuk

majemuk atau kompositum merupakan hasil penggabungan dua bentuk atau lebih, yang

menjadi satuan leksikal baru. Gabungan kata itu berupa (1) gabungan bentuk bebas dengan

bentuk bebas, (2) bentuk bebas dengan bentuk terikat, atau (3) bentuk terikat dengan

bentuk terikat.

1) Gabungan Bentuk Bebas

Istilah majemuk bentuk bebas merupakan penggabungan dua unsur atau lebih

yang unsur-unsurnya dapat berdiri sendiri sebagai bentuk bebas. Gabungan bentuk bebas

tersebut meliputi: gabungan bentuk dasar dengan bentuk dasar, gabungan bentuk dasar

dengan bentuk berafiks, dan gabungan bentuk berafiks dengan bentuk berafiks.

(a) Gabungan bentuk dasar dengan bentuk dasar

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Contoh: garis lintang rawat jalan

(b) Gabungan bentuk dasar dengan bentuk berafiks

Contoh: proses berdaur sistem pencemaran

(c) Gabungan bentuk berafiks dengan bentuk berafiks

Contoh: kesehatan lingkungan perawatan kecelakaan

2) Gabungan Bentuk Bebas dan Bentuk Terikat

Istilah majemuk bentuk ini merupakan penggabungan dua bentuk, yang salah

satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri. Ada sejumlah bentuk terikat yang dapat

digunakan dalam pembentukan istilah yang berasal dari bahasa Jawa Kuno dan Melayu.

Misalnya:

adi- adikarya masterpiece adikuasa superpower

catur- caturwulan quarter caturlarik quatrain pasca- pascapanen postharvest pascasarjana postgraduate pra- prasejarah prehistory prasangka prejudice swa- swasembada self-reliance swalayan self-service dan lain-lain.

Sementara itu, bentuk terikat yang berasal dari bahasa asing Barat dengan

beberapa perkecualian, langsung diserap bersama-sama dengan kata lain yang

mengikutinya. Contoh gabungan bentuk asing Barat dengan kata Melayu-Indonesia

adalah sebagai berikut:

globalization globalisasi modernisation modernisasi

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Gabungan bentuk bebas dan bentuk terikat seperti –wan dan –wati dapat dilihat

pada contoh berikut:

ilmuwan scientist seniwati woman artist

3) Gabungan Bentuk Terikat

Istilah majemuk bentuk ini merupakan penggabungan bentuk terikat, dan bentuk

terikat unsur itu ditulis serangkai, tidak diberi tanda hubung. Misalnya:

dasawarsa decade swatantra selfgovernment

d. Konversi, Modifikasi Intern, dan Suplesi

Konversi, sering juga disebut derivasi zero, transmutasi dan transposisi adalah

proses pembentukan kata dari sebuah kata menjadi kata lain tanpa perubahan unsur

segmental (Chaer, 2007: 188). Contohnya kata cangkul adalah nomina dalam kalimat Ayah

membeli cangkul baru; tetapi dalam kalimat Cangkul dulu tanah itu sampai selesai adalah

sebuah verba.

Modifikasi internal (sering juga disebut penambahan internal atau perubahan

internal) adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang biasanya

berupa vokal) ke dalam morfem yang berkerangka tetap (yang biasanya berupa konsonan)

(Chaer, 2007: 189). Contoh dalam bahasa Arab kita:b ’buku’, ka:tib ’penulis’; dalam

bahasa Inggris foot-feet, mouse (singular) –mice (plural); dalam bahasa Indonesia beras,

beres, boros.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

Suplesi merupakan jenis modifikasi internal yang lain. Dalam proses suplesi

perubahannya sangat ekstrem karena ciri-ciri bentuk dasar tidak atau hampir tidak tampak

lagi (Chaer, 2007: 190). Contoh dalam bahasa Inggris go menjadi went, atau verba be

menjadi was dan were, must menjadi had to.

e. Pemendekan (Abreviasi)

Pemendekan adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem atau gabungan

leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi maknanya tetap sama dengan

makna bentuk utuhnya (Chaer, 2007: 191).

Menurut Kridalaksana (2007: 59) abreviasi adalah proses penanggalan satu atau

beberapa bagian leksem atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga

jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain untuk abreviasi ialah pemendekan,

sedangkan untuk hasil prosesnya disebut kependekan.

Kridalaksana (2007: 162-163) menjelaskan bahwa jenis-jenis kependekan itu ada

lima yaitu: singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf.

1) Singkatan

Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau

gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi

huruf. Contoh: AC (Air Conditioner), KKN (Kuliah Kerja Nyata), dst (dan seterusnya),

dan lain-lain.

2) Penggalan

Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari

leksem. Contoh: Prof (Profesor), Bu (Ibu), Pak (Bapak), dan lain-lain.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

3) Akronim

Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata

atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak

memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia. Contoh: ABRI (Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia), PRAMUKA (Praja Muda Karana), OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah),

dan lain-lain.

4) Kontraksi

Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau

gabungan leksem. Contoh: tak dari tidak, takkan dari tidak akan, sendratari dari seni

drama dan tari, dan lain-lain.

5) Lambang huruf

Lambang huruf yaitu proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau

lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur. Contoh: g (gram),

cm (sentimeter), Au (aurum), dan lain-lain.

F. Surat Kabar, Rubrik, dan Opini

Surat kabar berasal dari kata surat dan kabar. Surat menurut Moeliono (Peny.)

(2007: 1108) adalah kertas dan sebagainya yang bertulis (berbagai isi, maksudnya); secarik

kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan; kartu. Sedangkan kabar menurut

Moeliono (Peny.) (2007: 484) adalah laporan tentang peristiwa yang biasanya belum lama

terjadi; berita; warta.

Surat kabar menurut Moeliono (Peny.) (2007: 1109) adalah lembaran-lembaran

kertas bertuliskan berita dan sebagainya; koran. Rubrik menurut Moeliono (Peny.) (2007:

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

965) adalah kepala karangan (ruangan tetap) dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.

Sedangkan pengertian opini menurut Moeliono (Peny.) (2007: 800) adalah pendapat; pikiran;

pendirian.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa opini merupakan salah satu

isi dari rubrik yang mempunyai ruangan tersendiri yang ada pada surat kabar (Kompas) yang

terbit setiap hari.

G. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan gambaran dari apa yang menjadi patokan dan teori

dalam penelitian. Kerangka pikir ini dibuat agar terlihat sistematis sesuai dengan penelitian

yang dilakukan.

Penjelasan dari kerangka pikir ini sebagai berikut: bahwa bahasa (bahasa Indonesia)

itu menyerap unsur-unsur dari bahasa asing dan bahasa daerah. Penyerapan bahasa asing ke

dalam bahasa Indonesia melalui penerjemahan, penyerapan, serta gabungan penerjemahan

dan penyerapan. Penerjemahan meliputi penerjemahan langsung dan penerjemahan dengan

perekaan. Penyerapan meliputi penyerapan istilah asing serta penyerapan afiks dan bentuk

terikat istilah asing. Penyerapan istilah asing dilakukan dengan cara penyesuaian ejaan dan

lafal, penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal, tanpa penyesuaian ejaan tetapi dengan

penyesuaian lafal, dan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal. Sementara penyerapan afiks dan

bentuk terikat istilah asing meliputi penyesuaian ejaan prefiks dan bentuk terikat serta

penyesuaian ejaan sufiks.

Dari proses penerjemahan, penyerapan, dan gabungan penerjemahan dan

penyerapan tersebut menghasilkan bentuk baru yaitu kata serapan. Kata serapan dalam

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasadigilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-sitisumiat-272-2-babii.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan alat

penelitian ini diambil dari wacana Opini dalam harian Kompas. Kata-kata serapan tersebut

kemudian dicari interferensi dan integrasinya serta dianalisis secara morfologis. Dalam

analisis morfologis yaitu mengenai proses morfologisnya meliputi: afiksasi, reduplikasi,

komposisi, konversi, modifikasi intern, suplesi, dan pemendekan (abreviasi). Afiksasi

meliputi: prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks. Reduplikasi meliputi: bentuk

ulang utuh, bentuk ulang suku awal, bentuk ulang berafiks, dan bentuk ulang berubah bunyi.

Komposisi meliputi: gabungan bentuk bebas, gabungan bentuk bebas dan terikat, dan

gabungan bentuk terikat. Sedangkan pemendekan meliputi: singkatan, akronim, penggalan,

kontraksi, dan lambang huruf.