bab ii landasan teori a. penelitian yang relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/indri - bab ii.pdf ·...

18
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah, karena pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal akan tetapi berasal dari acuan yang mendasarinya. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini dipaparkan beberapa penelitian yang relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi, ditunjukkan pula persamaan dan perbedaan serta keunggulan penelitian ini dengan penelitian terdahulu: Pertama, penelitian berjudul “Motivasi Berprestasi Tokoh Utama dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro Kajian Psikologi Sastra” yang ditulis oleh Anisa Nur Fitria pada tahun 2012. Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi tokoh utama dalam penelitian ini meliputi: pertama, deskripsi kepribadian tokoh utama dalam cerita, yaitu memiliki watak yang ambisius dalam mengerjakan skripsi, penyayang terhadap kedua orang tua dan kawan-kawannya, sabar dalam menghadapi cobaan, dan pantang menyerah untuk segera menyelesaikan skripsinya dan mencapai puncak gunung Mahameru meskipun banyak rintangan. Kedua, deskripsi motivasi berprestasi diuraikan dengan tiga teori, yaitu teori Abraham Maslow, teori David McClelland, dan teori Herzberg yang diuraikan melalui motivasi tokoh utama. Motivasi berprestasi yang mendominasi dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro berdasarkan tiga teori tersebut antara lain kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan prestasi, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik. Masing-masing motivasi berprestasi tersebut mempunyai implementasi dalam cerita. 6 KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Upload: trinhphuc

Post on 10-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah,

karena pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari awal akan tetapi berasal

dari acuan yang mendasarinya. Untuk mengetahui keaslian penelitian ini dipaparkan

beberapa penelitian yang relevan yang telah dimuat dalam bentuk skripsi,

ditunjukkan pula persamaan dan perbedaan serta keunggulan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu:

Pertama, penelitian berjudul “Motivasi Berprestasi Tokoh Utama dalam

Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro Kajian Psikologi Sastra” yang ditulis oleh

Anisa Nur Fitria pada tahun 2012. Hasil penelitian terhadap motivasi berprestasi

tokoh utama dalam penelitian ini meliputi: pertama, deskripsi kepribadian tokoh

utama dalam cerita, yaitu memiliki watak yang ambisius dalam mengerjakan skripsi,

penyayang terhadap kedua orang tua dan kawan-kawannya, sabar dalam menghadapi

cobaan, dan pantang menyerah untuk segera menyelesaikan skripsinya dan mencapai

puncak gunung Mahameru meskipun banyak rintangan. Kedua, deskripsi motivasi

berprestasi diuraikan dengan tiga teori, yaitu teori Abraham Maslow, teori David

McClelland, dan teori Herzberg yang diuraikan melalui motivasi tokoh utama.

Motivasi berprestasi yang mendominasi dalam novel 5 cm karya Donny Dhirgantoro

berdasarkan tiga teori tersebut antara lain kebutuhan penghargaan, kebutuhan

aktualisasi diri, kebutuhan prestasi, motivasi intrinsik, dan motivasi ekstrinsik.

Masing-masing motivasi berprestasi tersebut mempunyai implementasi dalam cerita.

6

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

7

Misalnya motivasi berprestasi yang dilakukan tokoh utama yaitu karena adanya rasa

percaya diri, kerja keras, dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama

mengkaji sifat dan sikap tokoh utama di dalam karya sastra (novel). Perbedaannya

selain kedua penelitian menggunakan sumber data yang berbeda, pada penelitian

sebelumnya aspek yang dikaji berupa motivasi berprestasi tokoh utama, sedangkan

penelitian yang akan dilakukan peneliti menganalisis kepribadian tokoh utama yang

memiliki karakter sebagai seorang pendidik.

Kedua, penelitian berjudul “Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel

Postcard From Neverland karya Rina Suryakusuma (Kajian Psikologi Humanistik)”

yang ditulis oleh Diatri Ratih Khoerul Jannah pada tahun 2012. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tokoh utama dalam novel Postcard From Neverland karya Rina

Suryakusuma memiliki kepribadian yang bertanggung jawab, pekerja keras, kuat,

pemberani, mandiri, dan cerdas. Aktualisasi diri tokoh utama dalam novel Postcard

From Neverland karya Rina Suryakusuma dapat tercapaikan setelah ia mampu

melewati kebutuhan-kebutuhan dasar dalam teori hirarki kebutuhan – Abraham

Maslow, yakni kebutuhan fisiologis : rasa aman, cinta dan memiliki, harga diri, dan

aktualisasi diri, kebutuhan kognitif, serta kebutuhan estetika. Bentuk atau wujud

aktualisasi diri tokoh utama dalam novel Postcard From Neverland karya Rina

Suryakusuma berupa berhasilnya mendapatkan beasiswa di University of Washington

dan menyelesaikan kuliahnya selama dua tahun dengan nilai yang cum laude hingga

menjadi thegonfalonieres sesuai impiannya. Tokoh utama yang mewujudkan potensi

yang ia miliki itu menjadi seorang ekonom di sebuah firma akuntan publik di Seattle

yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

8

Kedua penelitian sama-sama menganalisis kepribadian yang dimiliki oleh

tokoh utama di dalam novel. Perbedaannya selain pada sumber data yang berbeda,

pada penelitian sebelumnya peneliti menganalisis bentuk aktualisasi diri yang

dimiliki oleh tokoh utama. Namun, penelitian yang akan dilakukan peneliti

menganalisis bagaimana sikap dan sifat yang dimiliki oleh tokoh utama yang

mencerminkan karakter yang baik sebagai seorang pendidik.

B. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari bahasa Italia novella, yang dalam bahasa Jerman

novelle, dan dalam bahasa Yunani novellus yang berarti „sebuah kisah atau sepotong

berita‟. Istilah tersebut kemudian masuk dan dikenal di Indonesia dengan sebutan

novel yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu

panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Selain itu, ada yang berpendapat bahwa

novel berasal dari bahasa latin novellas yang kemudian diturunkan menjadi novies

yang berarti „baru‟. Dikatakan baru karena dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel

merupakan jenis cerita fiksiyang baru muncul setelah adanya cerita cerita pendek dan

roman (Nurgiyantoro, 2013: 11-12).

Menurut Nurgiyantoro (2013: 13), hampir berkebalikan dengan cerpen yang

bersifat memadatkan, novel cenderung bersifat expands “meluas”. Jika cerpen lebih

mengutamakan intensitas, novel yang baik cenderung meniktikberatkan munculnya

complexity “kompleksitas”. Sebuah novel jelas tidak akan dapat selesai dibaca dalam

sekali duduk. Karena panjangnya, sebuah novel secara khusus memiliki peluang

yang cukup untuk mempermasalahkan karakter tokoh dalam sebuah perjalanan

waktu, kronologi, dan hal ini tidak mudah dilakukan pengarang dalam dan melalui

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

9

cerpen. Jadi, salah satu efek perjalanan waktu dalam novel ialah pengembangan

karakter tokoh. Novel memungkinkan kita untuk menangkap perkembangan itu,

misalnya pengarang menceritakan pertumbuhan tokoh sejak anak-anak hingga

dewasa, bahkan seringkali dalam novel tradisional, hingga akhir hayatnya.

Sementara itu, Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2013: 13) berpendapat bahwa

sebuah novel juga memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai

tampat atau ruang tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi

manusia dalam masyarakat menjadi pokok permasalahan yang selalu menarik

perhatian para novelis. Hal ini terjadi karena kehidupan di dalam masyarakat itu

sendiri memiliki dimensi ruang dan waktu. Sebuah masyarakat jelas berhubungan

dengan dimensi tempat, tetapi peranan seseorang (tokoh) dalam masyarakat berubah

dan berkembang dalam waktu. Karena panjangnya, novel memungkinkan untuk itu.

Jadi, yang dimaksud dengan novel adalah karangan yang panjang dan

berbentuk prosa serta mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan

orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel

adalah media penuangan pikiran, perasaan, dan gagasan pengarang dalam merespon

kehidupan di sekitarnya. Di dalam novel mengandung nilai-nilai kehidupan yang

dapat menjadi pelajaran bagi manusia. Nilai-nilai tersebut antara lain seperti nilai

budaya, sosial, moral dan pendidikan. Sebagai bentuk karya sastra tengah (bukan

cerpen atau roman) novel sangat ideal untuk mengangkat peristiwa-peristiwa penting

dalam kehidupan manusia.

C. Tokoh dan Penokohan

1. Pengertian Tokoh

Tokoh adalah salah satu unsur yang penting dalam suatu novel atau cerita

rekaan. Menurut Nurgiyantoro istilah tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

10

Sedangkan Baldic berpendapat bahwa tokoh adalah orang yang menjadi pelaku

dalam cerita fiksi atau drama. Sementara itu, Abrams menjelaskan bahwa tokoh

cerita merupakan orang-orang yang dilukiskan atau ditampilkan dalam suatu karya

naratif atau drama oleh pembaca kualitas moral dan kecenderungan-kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan

(Nurgiyantoro, 2013: 247).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

individu rekaan yang mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang

ditampilkan dan mengalami peristiwa dalam cerita.

2. Jenis Tokoh

Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita fiksi dapat dibedakan ke dalam beberapa

jenis penamaan berdasarkan sudut pandang mana penamaan itu dilakukan. Menurut

Nurgiyantoro (2013: 258-275), tokoh dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

(1) Dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dibagi menjadi tokoh utama dan

tokoh tambahan. Tokoh utama merupakan tokoh yang sering muncul dalam sebuah

cerita dan sering mendapatkan komentar, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh

yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita dan mendapat komentar

seadanya saja. (2) Dari segi fungsi penampilan tokoh dibedakan menjadi tokoh

protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis merupakan tokoh yang

memperjuangkan kebenaran dan kejujuran serta memiliki watak yang baik,

sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang melawan kebenaran dan kejujuran

serta memiliki watak yang buruk. (3) Dari segi perwatakan berupa tokoh sederhana

dan tokoh bulat. Tokoh sedehana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

11

pribadi atau satu watak tertentu saja, bersifat datar dan monoton, sedangkan tokoh

bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya serta kelebihan

dan kelemahannya, sehingga ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. (4)

Dilihat dari segipencerminan tokoh, dibagi menjadi tokoh tipikal dan tokoh netral.

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya

dan lebih ditonjolkan kualitas kebangsaannya, pekerjaannya, atau sesuatu yang lain

yang bersifat mewakili, sedangkan tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi

dalam cerita itu sendiri yaitu tokoh imajiner yang hanya hidup dalam dunia fiksi.

3. Pengertian Penokohan

Watak atau karakteristik tokoh disebut penokohan. Watak, perwatakan,

karakter dan karakterisasi, sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh

pembaca lebih merujuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan

karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan. Seperti

yang dikatakan Jones bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas

tentang seseorang yang ditampilkan dalam cerita.Sementara itu, menurut pendapat

Nurgiyantoro, penokohan atau perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh

tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Lain halnya dengan

Stanton yang berpendapat bahwapenokohan disebut sebagai sikap ketertarikan,

keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut

(Nurgiyantoro, 2013: 247).

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah

proses penampilan tokoh dengan pemberian watak, sifat, atau tabiat (kebiasaan)

tokoh atau pemeran dalam cerita. Penokohan adalah karakter yang dimiliki oleh

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

12

tokoh dalam cerita yang dapat menjadi ciri-ciri, watak,sifat, dan juga kepribadian

antara tokoh satu dengan yang lain.

4. Teknik Penokohan

Teknik pelukisan tokoh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu teknik ekspositori

dan teknik dramatik. Teknik ekspositori menggambarkan pelukisan penokohan yang

dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian atau penjelasan secara langsung.

Tokoh cerita dihadirkan oleh pengarang ke hadapan pembaca begitu saja. Teknik ini

menghadirkan tokoh secara langsung disertai deskripsikediriannya, yang mungkin

berupa sikap, sifat, watak, tingkah laku, atau bahkan ciri fisiknya (Nurgiyantoro,

2013: 279-280).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam teknik ekspositori watak

tokoh dihadirkan secara langsung oleh pengarang. Dalam hal ini berarti pengarang

menyebutkan langsung perwatakan dari tokoh tersebut. Misalnya seorang tokoh

memiliki perwatakan yang baik, maka pengarang akan secara langsung menuliskan

bahwa tokoh itu baik. Penghadiran watak tokoh menggunakan teknik ekspositori

tidak dengan perantara. Pelukisan watak tokoh tidak dihadirkan dengan komentar

tokoh lain, maupun melalui tingkah laku dari tokoh tersebut melainkan disebut

langsung oleh pengarang.

Sementara itu, penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik dilakukan

secara tidak langsung. Dimana pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit

sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan atau menyiasati para

tokoh cerita untuk menunjukkan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang

dilakukan. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas verbal lewat kata maupun non-

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

13

verbal lewat tindakan atau tingkah laku. Wujud penggambaran teknik dramatik dapat

dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain : teknik cakapan, teknik tingkah

laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik

reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik (Nurgiyantoro,

2013: 283).

Jadi, dalam teknik dramatik pengarang tidak menyebutkan secara langsung

bagaimana sikap dan tingkah laku tokohnya, sehingga pembaca dapat menafsirkan

sendiri melalui gambaran-gambaran yang dikemukakan oleh pengarang.

Tokoh dalam novel diciptakan oleh pengarang dengan berbagai sifat dan

sikap khas masing-masing. Individu rekaan dalam fiksi ini adalah cerminan dari

sikap hidup manusia di alam nyata. Tokoh dengan perilaku yang baik dapat dijadikan

teladan bagi pembaca atau pun penikmat sastra. Salah satu tokoh yang dapat menjadi

cerminan bagi masyarakat adalah seorang pendidik, dalam hal ini adalah guru.

D. Karakter Seorang Pendidik

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

latihan. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, salah satunya adalah guru.

Kepribadian merupakan faktor yang sangat penting dalam kesuksesan seorang guru

sebagai agen dalam pembelajaran. Sikap dan sifat seorang guru akan menentukan

sukses atau tidaknya peran seorang guru dalam menjadi pendidik dan pembina bagi

anak didiknya. Karakter seorang guru adalah cerminan bagi siswa dan juga bagi

masyarakat di lingkungan sekitar.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

14

Darmadi (2010: 54-56) berpendapat bahwa keberhasilan mengajar guru

dalam kaitannya dengan fungsi dan peran guru dalam menciptakan kemampuan

dasar mengajar diimplementasikan dalam pengembangan kepribadian guru yang

mantap dan dinamis yang meliputi: (1) Kemantapan dan integrasi pribadi; (2) Peka

terhadap perubahan dan pembaharuan; (3) Berpikir alternatif; (4) Adil, jujur, dan

objektif; (5) Disiplin dalam melaksanakan tugas; (6) Ulet dan tekun bekerja; (7)

Berusaha memperoleh hasil kerja yang baik; (8) Simpatik, menarik, luwes, bijaksana,

dan sederhana; (9) Bersifat terbuka; (10) Kreatif; serta (11) Berwibawa.

Menurut Saondi dan Suherman, (2010:15-16), karakteristik atau sifat-sifat

guru yang baik dalam pandangan siswa meliputi: (1) Demokratis; (2) Suka bekerja

sama; (3) Baik hati; (4) Sabar; (5) Adil; (6) Konsisten, (7) Bersifat terbuka; (8) Suka

menolong; (9) Ramah tamah; (10) Suka humor; (11) Memiliki bermacam ragam

minat; (12) Menguasai bahan pelajaran; (13) Fleksibel; (14) Menaruh minat yang

baik terhadap siswa.

Sementara itu Purwanto (2007: 143-148) berpendapat bahwa ada beberapa

sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sikap dan sifat ini penting

dimiliki oleh seorang pendidik dalam menjalani profesinya. Karakter-karakter

tersebut antara lain: (1) Adil; (2) Percaya dan menyayangi siswanya; (3) Sabar dan

rela berkorban; (4) Berwibawa; (5) Penggembira atau humoris; (6) Bersikap baik

terhadap teman sejawat; (7) Bersikap baik terhadap masyarakat (berjiwa sosial); (8)

Menguasai materi pelajaran; (9) Suka kepada mata pelajaran yang diberikan; serta

(10) Memiliki pengetahuan yang luas. Berikut ini adalah penjabaran mengenai

masing-masing karakter pendidik:

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

15

1. Adil

Adil adalah suatu sikap yang bertanggung jawab secara pribadi untuk

mempertahankan apa yang murni dan benar serta menundukkan segala sesuatu

secara proporsional. Adil artinya menempatkan sesuatu pada tempatnya,

menjalankan aturan yang telah ditetapkan tanpa pilih kasih (Samani dan Hariyanto,

2012: 125; Darmadi, 2010: 55).

Seorang guru harus memiliki sikap adil dalam menjalankan tugasnya.

Bersikap adil bagi setiap guru bukan persoalan yang mudah, tetapi membutuhkan

pembiasaan perilaku maupun pembiasaan berpikir positif yang mengarah kepada

sikap netral, yaitu sikap tidak memihak satu orang, dalam hal ini siswa. Guru yang

adil dalam hidup pribadi dan dalam mendidik siswa pada suatu proses pembelajaran

senantiasa berpegang pada keyakinan semua manusia sebagai mahluk Tuhan adalah

sama martabat dan haknya, sehingga tidak membedakan status antara siswa yang

satu dengan siswa yang lainnya (Lanani, 2013:68).

Menurut Purwanto (2007: 143), perlakuan adil itu perlu bagi guru saat

menjalankan perannya sebagai seorang pendidik, misalnya dalam hal memberi nilai

dan menghukum siswa. Istilah tidak adilnya guru biasanya disebut dengan pilih

kasih, misal guru laki-laki lebih memperhatikan anak perempuan yang cantik atau

yang lebih pandai. Hal ini jelas tidak baik, karena ketidakadilan menggangu

hubungan anak didik dengan guru serta dengan siswa atau temannya sendiri. Guru

juga perlu belajar memberikan catatan tentang kejadian atau situasi, apakah eksternal

atau internal, senetral mungkin, yaitu dengan tanpa penjelasan justifikasi, dengan

mempertimbangkan berbagai bentuk perasaan. Dengan demikian berlaku adil tidak

hanya pada pemberian nilai dan hukuman pada siswa saja, melainkan juga pada

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

16

perilaku guru dalam memberikan catatan tentang kejadian dan senantiasa

mempertimbangkan berbagai bentuk perasaan baik lisan maupun tertulis, dan semua

hal yang berkaitan dengan kegiatan di sekolah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, sikap adil bagi seorang guru merupakan

tuntutan yang perlu diterapkan dalam setiap pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar

dalam menjalankan tugas mengajar, mendidik, dan membimbingnya terciptanya

interaksi harmonis baik antar guru dengan siswa, maupun antar siswa dengan siswa.

Netralnya sikap guru terhadap semua siswa akan menimbulkan nuansa positif dan

motivasi yang kuat bagi peserta didik untuk belajar.

2. Percaya dan Menyayangi Siswanya

Kepercayaan adalah pandangan bahwa orang lain mempunyai karakter yang

baik dan akan dapat berjalan ke jalan kebenaran yang utama sebagi pribadi yang

lebih baik. Cinta atau suka adalah suatu perasaan yang diwujudkan dalam sikap dan

perilaku yang mencerminkan kasih sayang yang dalam dan penuh kelembutan

terhadap orang lain, sehingga timbul perasaan memiliki satu sama lain (Samani dan

Hariyanto, 2012: 125-127).

Seorang guru harus percaya kepada siswanya. Ini berarti bahwa guru harus

mengakui bahwa siswa adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata

hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan

kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk. Guru harus berkeyakinan bahwa

siswanya adalah manusia baik yang perlu dididik agar menjadi manusia yang lebih

baik dan bermoral. Tugas guru adalah membentuk kemauan dan kata hati siswa ke

arah yang baik dengan syarat guru harus percaya kepada siswanya. Dengan adanya

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

17

kepercayaan yang diberikan oleh guru kepada siswanya, maka siswa akan menjadi

lebih termotivasi (Purwanto, 2007: 143-144).

Jan Lighthart (dalam Purwanto, 2007:144),seorang ahli didik yang terkenal,

pernah berkata:

“Semua pendidikan haruslah didasarkan atas keyakinan bahwa anak itu

mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada, tak perlulah orang

mendidik. Orang yang lemah dapat dijadikan kuat; orang yang bodoh dapat

dijadikan pandai; tetapi orang yang tidak punya kata hati tak mungkin

diperbaiki.”

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, seorang guru harus percaya dan

menyayangi siswanya. Sebab dengan adanya kepercayaan dan rasa kasih sayang

kepada siswa, guru dapat melaksanakan tugas mendidiknya dengan perasaan tenang

dan nyaman. Hanya pendidik yang percaya dan mencintai siswanya yang dapat

mendidik anak-anak itu dengan hasil yang lebih baik. Guru harus memiliki

pandangan dan pemikiran bahwa siswanya adalah generasi yang memiliki sikap dan

sifat yang baik. Tugas guru adalah mengajarkan materi dan juga mendidik moral

siswanya agar menjadi manusia yang berpendidikan.

3. Sabar dan Rela Berkorban

Menurut Samani dan Hariyanto (2012: 127), sabar adalah sikap dimana

seseorang mau menerima situasi sulit tanpa harus memberikan batas akhir atau

mencoba untuk menghindarinya. Orang yang memiliki sikap sabar selalu bertindak

sesuai dengan aturan, tidak tergesa-gesa, dan tidak bertindak ceroboh dalam

menghadapi suatu permasalahan.

Sabar adalah sikap dan perilaku yang menunjukkan kemampuan dalam

mengendalikan gejolak diri. Sementara itu, rela berkorban merupakan suatu tindakan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

18

yang dilakukan dengan ikhlas hati dan sesuai dengan kehendak diri sendiri.

Sementara itu, rela berkorban adalah sikap dan perilaku menunjukkan suatu

pengorbanan yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas hati dan sesuai dengan

kemauan dan kehendak dari diri sendiri (Zuriah, 2008: 84).

Sifat sabar dan rela berkorban perlu dipunyai oleh guru, baik dalam

melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti hasil dari jerih payahnya. Hasil

pekerjaan tiap-tiap guru dalam mendidik seorang anak tidak dapat ditunjukkan dan

tidak dapat dilihat dengan seketika. Usaha dan jerih payah guru baru dapat dipetik

buahnya setelah anak didik menjadi dewasa dan berdiri sendiri dalam masyarakat.

Semua itu memerlukan kesabaran dan kerelaan berkorban dari guru (Purwanto, 2007:

144-145).

Jadi, seorang guru harus memiliki sifat sabar dan rela berkorban. Sifat sabar

perlu dimiliki guru dalam menghadapi berbagai macam karakter yang dimiliki

siswanya. Sementara itu, kerelaan hati untuk terus berjuang dalam ruang lingkup

pendidikan menjadi modal bagi guru agar ia senantiasa ikhlas dalam menjalani

perannya dalam mendidik siswa-siswinya.

4. Berwibawa

Menurut Susanna (2014: 390), wibawa adalah pembawaan untuk dapat

menguasai dan mempengaruhi orang lain. Sikap ini dimiliki oleh seseorang yang

memiliki pembawaan tegas yang diwujudkan melalui sikap dan tingkah laku yang

mengandung kepemimpinan dan penuh daya tarik.

Sementara itu Henry Fayol (dalam Susanna, 2014: 390-391), berpendapat

bahwa kewibawaan berarti hak memerintah dan kekuasaaan untuk membuat kita

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

19

dipatuhi dan ditaati. Ada juga orang mengartikan kewibawaan dengan sikap dan

penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan rasa hormat, sehingga dengan

kewibawaan orang lain dapat memperoleh pengayoman dan perlindungan.

Seorang guru harus berwibawa. Dengan adanya kewibawaan, proses belajar

mengajar akan dapat terlaksana dengan baik, siswa mematuhi apa yang ditugaskan

oleh guru. Jika guru tidak memiliki kewibawaan dalam dirinya, maka ia akan

diremehkan oleh siswa dan tidak dihormati oleh siswa, sehingga proses pembelajaran

tidak akan berjalan maksimal (Darmadi, 2010: 56).

Sikap berwibawa sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik. Tanpa

adanya kewibawaan pada diri seorang pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat

masuk ke dalam hati sanubari siswa. Tanpa kewibawaan, siswa hanya akan menuruti

kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan, jadi bukan karena

karena kesadaran di dalam dirinya (Purwanto, 2007: 145).

Jadi kewibawaan harus dimiliki oleh setiap guru, sebab dengan kewibawaan

proses belajar mengajar akan terlaksana dengan baik, berdisiplin, dan tertib.

Kewibawaan guru tidak diwujudkan dengan kondisi negatif atau kekerasan, akan

tetapi bagaimana seorang guru dapat menguasai sesuatu dengan baik serta dapat

mengendalikan diri untuk tidak berbuat negatif atau menyalahi aturan. Menjadi

seorang guru harus memiliki wibawa yang sesungguhnya. Dia tidak akan takut

dicerca orang, bahkan selalu menampilkan perbuatan yang baik. Karena sikapnya itu

orang akan selalu tunduk dan malu untuk melecehkannya serta selalu

menghormatinya. Hal ini berdampak kepada siswa yang merasa nyaman dan bahagia

ketika dengannya karena mereka merasa diarahkan oleh guru yang berwibawa

tersebut. Kewibawaan yang dimiliki oleh seorang guru akan membawa dan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

20

mengantarkan siswa ke arah kedewasaaan serta menumbuhkan kesadaran dalam

proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

5. Penggembira/ Humoris

Menurut Purwanto (2007: 145), seorang guru hendaklah memiliki sifat suka

tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada siswanya. Guru juga harus

memiliki sifat humoris.Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain ia

akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas

bosan atau merasa lelah. Humor dapat mendekatkan guru dengan siswanya. Humor

hendaklah jangan digunakan untuk menjajah atau menguasai kelas sehingga dengan

humor itu guru menjadi bertele-tele, melantur, lupa akan apa yang seharusnya

diberikan dalam pelajaran itu. Dalam hal ini berarti, sifat humor seorang guru harus

dipergunakan sesuai dengan tempat dan waktunya.

Jadi, guru harus memiliki sifat humor, ramah, dekat dengan siswa, dan suka

memberikan kesempatan kepada siswanya untuk tertawa. Guru yang humoris tidak

akan mudah kecewa, mengerti dengan kemampuan siswanya, serta berusaha

menerangkan pelajaran sampai siswa dapat memahaminya.

6. Bersikap Baik terhadap Teman Sejawat

Setiap guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya.

Bertindak bijaksana apabila ada anak didik yang mengadukan kekurangan atau

keburukan seorang guru kepada guru lain. Demikian pula, sifat seorang guru yang

suka mengejek atau menjelekkan guru lain di depan siswanya merupakan suatu sikap

yang tidak dapat dibenarkan. Suasana baik di antara guru-guru nyata dari pergaualan

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

21

ramah tamah mereka di dalam dan di luar sekolah. Mereka salingmenolong dan

kunjung-mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan satu

keluarga besar, keluarga sekolah (Purwanto, 2007: 146).

Dapat disimpulkan bahwa sesama guru harus saling menjaga hubungan yang

harmonis, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Di hadapan siswa, guru

harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya, tidak saling

menjelekkan, serta bertindak bijaksana jika murid yang mengajukan kekurangan atau

keburukan seorang guru kepada guru lain.

7. Bersikap Baik terhadap Masyarakat

Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasai oleh

masyarakat bahwa sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan

mereka. Sekolah akan tetap asing bagi rakyat jika guru-gurunya mengucilkan diri

seperti siput dalam rumahnya, tidak suka bergaul atau mengunjungi orang tua murid-

murid, memasuki perkumpulan-perkumpulan, atau turut membantu kegiatan

masyarakat yang penting dalam lingkungannya (Purwanto, 2007: 146-147).

Jadi, guru harus bersikap baik terhadap masyarakat. Sebagai seorang yang

dijadikan teladan bagi masyarakat, guru perlu memiliki jiwa sosial yang tinggi. Guru

harus pandai bergaul dengan semua golongan dalam lapisan masyarakat agar dikenal

dan tidak terpencil. Guru semestinya harus mampu menjalin silaturahmi dan turut

serta membantu kegiatan di dalam lingkungan masyarakat. Tugas dan peran guru

tidak hanya sekadar bersosialisasi dengan siswa di sekolah, namun juga berinteraksi

dengan masyarakat di lingkungan sekitar.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

22

8. Menguasai Materi Pelajaran

Menurut Purwanto (2007: 147), guru harus selalu menambah

pengetahuannya. Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan dan kecakapan

kepada siswanya tidak mungkin akan berhasil jika guru itu sendiri tidak selalu

berusaha menambah ilmunya. Seorang guru harus berpikiran maju dalam rangka

meningkatkan ilmu pengetahuan, sebab seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan tekhnologi tantangan menjadi seorang guru semakin besar.

Sebaliknya, seorang guru yang selalu memperlihatkan gerak-gerik bahwa ia sendiri

tidak menguasai mata pelajaran yang diberikannya, maka guru tersebut tidak akan

mampu menjelaskan materi dengan baik di hadapan siswanya, dampaknya akan

mematikan semangat belajar siswa.

Dapat disimpulkan bahwa, seorang guru harus menguasai pelajaran yang ia

sampaikan kepada siswanya. Apabila guru tidak menguasai materi pelajaran, maka ia

tidak dapat menyampaikan materi dengan baik. Apabila tidak menguasai pelajaran

yang diberikan, maka guru akan gugup dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh siwanya.

9. Suka kepada Mata Pelajaran yang Diberikan

Di sekolah menengah, umumnya tiap guru memegang satu atau dua mata

pelajaran yang disukainya. Tetapi, di sekolah tingkat dasar seorang guru harus

mengajarkan berbagai macam mata pelajaran di kelas. Biarpun demikian, tiap-tiap

guru hendaklah berusaha supaya menyukai pelajaran-pelajaran yang diberikan

kepada siswanya. Mengajarkan mata pelajaran yang disukainya hasilnya lebih baik

dan mendatangkan kegembiraan bagi guru (Purwanto, 2007: 147-148).

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevanrepository.ump.ac.id/4210/3/INDRI - BAB II.pdf · yang berpusat di New York sesuai kemampuannya yakni di bidang ekonomi. KARAKTER PENDIDIK

23

Jadi, seorang guru harus menyukai mata pelajaran yang ia sampaikan.

Melalui rasa suka dan kecintaannya kepada pelajaran tersebut maka guru akan lebih

mudah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswanya. Apabila guru tidak suka

dengan mata pelajaran yang disampaikan kepada muridnya, maka ia tidak akan

mampu menyampaikan materi pelajaran dengan hati yang tenang. Jika guru

menyukai pelajaran yang diberikan maka akan mendatangkan kebahagiaan.

10. Berpengetahuan Luas

Guru haruslah seorang yang mempunyai perhatian intelektual yang luas dan

yang tidak kunjung padam. Para guru hendaknya dapat melihat lebih banyak lagi,

memikirkan lebih banyak lagi, dan mengerti lebih banyak daripada orang-orang lain

di dalam masyarakat tempat ia hidup. Pendeknya, ia harus mengetahui lebih banyak

tentang dunia ini (Purwanto, 2007: 148).

Darmadi (2010: 54), berpendapat bahwa guru harus berwawasan luas.

Seorang guru dituntut agar mampu berpikir secara alternatif, berpandangan ke depan,

dan berwawasan luas agar diperoleh ketenangan dan aktivitas belajar mengajar

berlangsung dengan tertib, aman, menyenangkan, dan harmonis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus memilki pengetahuan yang

luas. Seorang guru harus senantiasa menambah pengetahuan dan wawasannya. Guru

juga harus mengetahui tentang segala sesuatu hal yang penting, terutama yang ada

hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat.

KARAKTER PENDIDIK DALAM... INDRI MAWARSARI,PBSI FKIP, UMP 2017