bab ii landasan teori a. motivasi 1....

15
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak ( move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, da membantu mereka dalam menyelesaikan tugas tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku ( pilihan ), intensitas perilaku ( usaha berkelanjutan ), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya ( Pintrich, 2003 ). Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah, dan bertahan lama ( Santrock, 2007 ). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai ( Sardiman, 2006 ). Menurut Sardiman ( 2006 : 84 ) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan ( energi ) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dalam melakukan sesuatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri ( motivasi intrinsik ) maupun dari luar individu ( motivasi ekstrinsik ). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang

Upload: ngolien

Post on 30-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Motivasi

1. Pengertian

Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergerak (

move ). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu,

membuat mereka tetap melakukannya, da membantu mereka dalam menyelesaikan

tugas – tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan

keinginan berperilaku, arah perilaku ( pilihan ), intensitas perilaku ( usaha

berkelanjutan ), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya ( Pintrich, 2003 ).

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan

kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang

penuh energy, terarah, dan bertahan lama ( Santrock, 2007 ). Dalam kegiatan belajar,

maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar itu dapat tercapai ( Sardiman, 2006 ).

Menurut Sardiman ( 2006 : 84 ) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (

energi ) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dalam melakukan

sesuatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri ( motivasi

intrinsik ) maupun dari luar individu ( motivasi ekstrinsik ). Seberapa kuat motivasi

yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

8

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan

lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi

kalangan pendidik dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya

pencapaian prestasi seseorang.

Motivasi adalah fokus yang melatar belakangi individu untuk berbuat dalam

mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya motivasi adalah suatu kemauan dan

keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang. Tanpa kemauan dan keinginan

seseorang tidak akan melakukan sesuatu, sehingga tujuan tidak akan dapat diraihnya.

Demikian juga dalam pembelajaran, setiap siswa akan melaksanakan tugas

pembelajaran dari guru dengan baik apabila mereka mempunyai suatu keinginan dan

kemauan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan tersebut. Dorongan kemauan dan

keinginan inilah yang sangat menentukan semangat belajar siswa.

Motivasi merupakan dasar - dasar untuk melaksanakan suatu kegiatan yang

dalam usahanya akan mendapatkan pengalaman dan kemampuan. Adapun

pengalaman dan kemampuan tersebut akan menghasilkan kinerja yang akan berfungsi

sebagai motivator. Adanya motivator tersebut harapan individu ataupun kelompok

dapat terpacu serta memberi peluang agar dapat menunjukan potensi dan kemampuan

yang dimilikinya.

2. Teori Motivasi

Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori

tentang motivasi antara lain :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

9

a. Teori Abraham H. Maslow ( Teori Kebutuhan )

Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow (Sondang

Siagian, 1995 : 146 –158) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia

mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :

Gambar 2.1 Hierarki kebutuhan Abraham H. Maslow

1) Kebutuhan fisiologikal ( physiological needs ), kebutuhan untuk menunjang

kehidupan manusia. Menurut maslow apabila kebutuhan fisiologikal belum

terpenuhi secukupnya maka kebutuhan lain akan memotovasi manusia, seperti

: rasa lapar, haus,istirahat.

2) Kebutuhan rasa aman ( safety needs ), tidak dalam arti fisik semata, akan

tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual. Kebutuhan bebas dari bahaya

fisik dan rasa takut akan kehilangan pekerjaan, harta benda da kebutuhan

jaminan social.

3) Kebutuhan akan Afliasi ( akseptasi ), kebutuhan untuk bergaul dengan orang

lain dan untuk diterima sebagai bagian dari orang lain.

Ke lima Kebutuhan Aktualisasi

Diri Ke empat Kebutuhan Penghargaan

Ke tiga Kebutuhan Afliasi / Akseptasi

Ke dua Kebutuhan Rasa Aman

Pertama Kebutuhan Fisiologis

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

10

4) Kebutuhan akan harga diri ( esteem needs ), yang pada umumnya tercermin

dalam berbagai symbol – symbol status. Kebutuhan untuk dihargai dan

berharga bagi orang lain, kebutuhan ini menghasilkan kepuasa seperti kuasa,

prestos, keyakinan akan diri sendiri.

5) Aktualisasi diri ( self actualization ), dalam arti tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya

sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Kebutuhan yang menjadi orang

yang dicita – citakan dan di rasakan mampu mewujudkannya memaksimalkan

potensi dan mencapai sesuatu yang didambakan.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua

(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal

pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat

klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan

intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena

manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu

tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual

dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang

tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman

tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori “klasik” Maslow

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

11

semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami “koreksi”. Penyempurnaan

atau “koreksi” tersebut terutama diarahkan pada konsep “hierarki kebutuhan “

yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah “hierarki” dapat diartikan sebagai

tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa

menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua,

ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan

kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan

tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu

sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan

pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan

manusia makin mendalam penyempurnaan dan “koreksi” dirasakan bukan hanya

tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan

bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.

Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang

bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta

ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai

kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki.

Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

12

a) Kebutuhan yang suatu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul

lagi di waktu yang akan datang.

b) Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa

bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam

pemuasannya.

c) Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti

tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat

sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu

Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat

teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan

teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih

bersifat aplikatif.

b. Teori David Mc Clelland

Menurut Mc. Clelland timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi oleh

kebutuhan –kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Dalam konsepnya mengenai

motivasi terdapat tiga kebutuhan pokok yang mendorong tingkah laku.

1. Kebutuhan berprestasi ( need achievement )

Tercermin pada orang – orang yang dengan kebutuhan tinggi untuk

berprestasi, memiliki keinginan besar untuk berhasil dan juga memiliki

rasa kuatir akan kegagalan, lebih suka bertanggung jawab secara pribadi

untuk menyelesaikan pekerjaan, menentukan tujuan yang wajar dengan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

13

memperhitungkan resikonya, menyukai umpan balik yang spesifik dan

segera atas prestasi mereka serta melakukan segala sesuatu kreatif dan

inovatif.

2. Kebutuhan berafiliasi ( need for affiliation )

Kebutuhan ini ditujukan dengan adanya untuk memperoleh

kesenangan dan kasih sayang dan cenderung menghindari dari

kekecewaan karena ditolak oleh suatu kelompok social, secara individu,

mereka cenderung berusaha membina hubungan social yang

menyenangkan, rasa intim dan pengertian, siap menghibur dan membantu

orang lain yang berada dalam kesusahan serta menyukai berinteraksi,

bersahabat dengan orang lain.

3. Kebutuhan kekuasaan ( need of power )

Kebutuhan ini tercermein pada orang – orang yang memiliki

kebutuhan tinggi untuk berkuasa, menaruh perhatian besar untuk dapat

mempengaruhi orang lain. Orang seperti ini umumnya mencari posisi

pemimpin, penuh daya, keras kepala dan sangat menuntut serta senang

mengajar dan berbicara di depan umum, mencoba membantu orang lain

walaupun tidak diminta, mencoba menguasai orang lain denagn mengatur

orang lain terkesan padanya serta selalu menjaga reputasi dan

kedudukannya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

14

Teori motivasi berprestasi dari Mc Clelland (Sondang Siagian, 1995 : 167 –

170) merupakan teori yang sangat penting, dimana kebutuhan berprestasi tersebut

dapat dikembangkan melebihi karakteristik sebagai berikut :

1. Suka mengambil resiko yang layak sebagai fungsi ketrampilan

berkesempatan, menyukai tantangan dan menginginkan tanggung jawab

pribadi bagi hasil yang dicapainya.

2. Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan prestasi yang layak

dan menghadapi resiko yang sudah diperhitungkan.

3. Mempunyai kebutuhan yang sangat kuat akan umpan balik tentang apa

yang telah dikerjakan.

4. Mempunyai ketrampilan dalam perencaaan jangka panjang da memiliki

kemampuan – kemampuan organisasi.

Nampak dalam teori motivasi Mc. Clelland bahwa kebutuhan antar individu

sangat bervariasi, antara satu dengan yang lain mempunyai kebutuhan yang

berbeda.

3. Fungsi Motivasi

Menurut Sardiman ( 2006 : 85 ) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai

pendorong usaha da pencapaian juga berfungsi sebagai berikut :

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energy.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rah tujuan yang telah dicapai.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

15

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan mana yang

akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan

perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Motivasi merupakan suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan,

mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar dapat terdorong bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Setiap motivasi itu

berkaitan dengan suatu tujuan atau ciri – ciri. Makin berharga tujuan itu bagi yang

bersangkutan, semakin kuat pula motivasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi

tindakan atau perbuatan seseorang.

4. Jenis Motivasi

Menurut Sardiman ( 2006 : 89 ) ada berbagai jenis motivasi, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik adalah motif – motif yang aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakukan sesuatu. Contoh dari motivasi instrinsik adalah

kemauan, kesenangan, dan keuletan. Faktor – faktor tersebut adalah bagian

dari motivasi instrinsik karena faktor – faktor tersebut timbul dari diri

individu itu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain. Berdasarkan teori dari

Gottried ( Nana Sudjana, 2006 : 60 ) Gottried berpendapat bahwa kemauan

dan kesenangan memberikan minat dan perhatian terhadap kegiatan –

kegiatan yang dilakukan pada saat belajar, sehingga siswa merasa senang

dalam melakukan tugas – tugas sekolah. Keuletan dalam belajar merupakan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

16

kegiatan yang dilakukan siswa untuk menyelesaikan tugas tanpa putus asa dan

terus berusaha. Menurut E. B. Hurlock ( Lester 1984 : 363 ) tumbuhnya

keuletan pada diri siswa dapat membangkitkan semangat siswa untuk lebih

maju dalam belajarnya.

b. Motivasi Ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsinya karena

adanya perangsang dari luar. Menurut B.F Skiner seorang pakar pendidikan

mengemukakan bahwa motivasi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan

dorongan dari orang lain ( http://www.oocities.org/usrafidi/motivasi.html 11 ).

Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di

dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar

yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar misalnya ajakan,

suruhan dan lingkungan yang mendukung.

5. Ciri – Ciri Motivasi

Untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori tentang motivasi, perlu

dikemukakan adanya beberapa ciri – ciri motivasi. Menurut Sardiman ( 2006 : 90 )

motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang

lama, tidak berhenti sebelum selesai )

b. Ulet dalam belajar. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi

sebaik mungkin ( tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapai )

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

17

c. Cepat bosan pada tugas – tugas yang rutin ( hal – hal yang bersifat mekanis,

berulang – ulang begitu saja )

d. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu )

e. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu

f. Senang mencari dan memecahkan tugas – tugas sekolah

B. Memanfaatkan Internet Dalam Belajar

1. Memanfaatkan Internet dalam Belajar

Teknologi internet hadir sebagai sumber belajar yang multifungsi, yang

memungkinkan palajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas

bila dibandingkan dengan hanya menggunakan sumber – sumber belajar lain secara

visual. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan

waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Siswa dapat berperan sebagai

seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya berperan sebagai konsumen

informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan tujuan

pembelajaran, siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik dikelas karena siswa dapat

mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas – tugas belajar serta ujian dengan cara

mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online.

Berikut adalah beberapa manfaat internet dalam belajar :

a. Arus informasi pendidikan mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu

dan tempat

b. Kemudahan mendapatkan sumber belajar yang lengkap

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

18

c. Aktifitas belajar meningkat

d. Daya tampung meningkat

e. Adanya standarisasi belajar

f. Meningkatkan baik kuantitas maupun kualitas pendidikan

Berdasarkan uraian diatas dapat, dapat dikatakan bahwa internet bukanlah

pengganti system pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer atau

pelengkap saja. Metode konvensional seperti visual tetap diperlukan, hanya saja dapat

di ubah dalam bentuk lain ( http://re-searchengines.com/mangkoes6-04.html).

2. Kelebihan dan kelemahan memanfaatkan internet dalam belajar

Pemanfaatan internet sebagai sistem dalam pembelajaran memiliki kelebihan

sebagai berikut :

a. Di mungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air

dan kapasitas daya tamping yang tidak terbatas karena tidak memerlukan

ruang kelas.

b. Proses belajar tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa.

c. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan masing – masing.

d. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing – masing

pelajar / siswa.

e. Adanya keakuratan dan kekinian materi pelajaran.

f. Belajar dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pelajar / siswa.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

19

g. Memungkinkan pihak berkepentingan ( orang tua siswa maupun guru ) dapat

turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan mengecek tugas –

tugas yang dikerjakan siswa secara online.

Selain beberapa kelebihan di atas, ada kelemahan yang mungkin timbul dalam

sistem e-learning ini, yaitu tingginya kemungkinan gangguan belajar; sebab sistem

tersebut mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri, sehingga faktor motivasi

belajar menjadi lebih signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk itu

diperlukan adanya semacam penasehat (counsellor) yang memantau dan memotivasi

belajar siswa agar prestasi belajarnya tidak menurun, dengan cara mengerjakan tugas-

tugas belajar sebaik-baiknya dan secara tepat waktu. Di samping itu juga agar siswa

tidak mengakses hal-hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pelajaran atau

hal-hal yang bersifat negatif.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Hasugian ( 2011 ) mahasiswa jurusan teknik

sipil universitas negeri malang dengan judul pemanfaatan internet sebagai sumber

belajar. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian besar mahasiswa

menggunakan internet sejak mereka belum kuliah dengan intensitas 1 – 2 hari dalam

seminggu. Faktor yang memotivasi mahasiswa memanfaatkan internet sebagai

sumber belajar karena dosen menganjurkan untuk mencari tugas. Faktor

penghambatnya yaitu bahwa akses internet sekarang ini masih sangat mahal. Hasil

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

20

penelitian ini dapat disarankan agar mahasiswa lebih mengenal teknologi informasi

dan giat memanfaatkan internet sebagai sumber pembelajaran.

D. Kerangka Dasar Penelitian

Menurut Sardiman ( 2006 : 84 ) motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (

energi ) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dalam melakukan

sesuatu kegiatan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri ( motivasi

intrinsik ) maupun dari luar individu ( motivasi ekstrinsik ). Motivasi siswa dalam

memanfaatkan internet sebagai sumber belajar muncul karena adanya faktor – faktor

instrinsik dan ekstrinsik.

1. Motivasi siswa

Motivasi siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada

penelitian ini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar

yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimaliasi hasil belajar.

Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan

berbagai macam sumber yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan

mempercepat pemahaman dan penguasaan.

2. Faktor – faktor dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar

Faktor – faktor yang memotivasi siswa dalam memanfaatkan internet,

maksudnya adalah untuk mengidentifikasi apakah faktor instrinsik maupun ekstrinsik

dalam penelitian ini dapat memotivasi siswa dalam memanfaatkan internet secara

maksimal. Memanfaatkan internet sangat bermanfaat bagi siswa karena setiap saat

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/571/12/T1_162007008_BAB II.pdfUntuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa

21

kita bisa melihat sumber – sumber informasi yang akurat, terbaru dan luas. Faktor

instrinsik dalam penelitian ini adalah faktor yang timbul dari diri kita sendiri seperti

keuletan, kemauan, dan kesenangan untuk memanfaatkan internet dalam belajar.

Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang timbul dari luar seperti adanya ajakan

orang lain, adanya suruhan, dan faktor lingkungan dalam memanfaatkan internet.

Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan suatu kerangka dasar penelitian

yang memuat suatu konsep. Maka dari itu kerangka berpikir dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.2 Identifikasi motivasi siswa dalam memanfaatkan internet sebagai sumber

belajar

Motivasi memanfaatkan

internet sebagai sumber

belajar

Instrinsik :

- Kemauan

- Kesenangan

- Keuletan

Ekstrinsik :

- Ajakan dari orang lain

- Suruhan

- Lingkungan